PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 29 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hae Na sudah menunggu didepan rumah, Jin U datang menjemputnya. Wajah Hae Na terlihat gembira dan Jin U menyuruh agar memakai sabuk pengaman. Keduanya pun pergi dengan wajah bahagia. Hae Na tahu Jin U  mau buka studio.

“Apa Tak ada yang bisa aku bantu?” tanya Hae Na. Jin U menyuruh Hae Na Belajar giat dan menjadi pengacara.

“Itu tak membantumu.” Kata Hae Na. Jin U pikir mereka K berdua akan sibuk dan Tak akan terlalu sulit jika tak bertemu.


“Kenapa tak bisa bertemu?” kata Hae Na. Jin U pikir  Kembalilah ke keseharian Hae Na.

“Kita saling mencintai. Itu cukup...Sekarang kita… tak cukup kuat untuk mengabaikan orang tua atau keadaan dan menjaga hubungan kita.” Ucap Jin U. Hae Na hanya bisa menangis.

“Jangan menangis.” Kata Jin U. Hae Na mengaku tak menangis sambil mengusap air matanya. 




Hye Jun baru saja turun dari mobilnya, suara teriakan fans mennyambutnya. Para pengawal pun mencoba menahanya, Nyonya Lee berjalan dibelakangnya. Setelah masuk ke dalam gedung, Nyonya Lee memberitahu kalau Ada wawancara dengan program OVN setelah ini.

“Para hadirin sekalian, acara akan segera dimulai. Silakan menempati tempat yang sudah disediakan.” Ucap MC

Hye Jun pun akhirnya foto di ACARA PENGANGKATAN DUTA ASOSIASI KESEJAHTERAAN SOSIAL


“Setiap drama yang kau bintangi selalu sukses besar. Apa rahasia kesuksesanmu?” tanya Reporter.

“Ini semua bisa terjadi karena para pemirsa menyukainya. Semua staf dan aktor yang terlibat juga melakukan yang terbaik. Jadi, menurutku itu alasannya.” Kata Hye Jun rendah hai.

“Baik. Terakhir, tolong beri tahu kami mengenai rencanamu ke depan” kata Reporter

“ Belum ada yang diputuskan. Aku hanya berusaha menikmati saat ini.” Ucap Hye Jun. 


Ibu Jin U datang memanggil Nyonya Han yang sedang merapihkan dapur. Nyonya Han melihat Nyonya Lee yang mengantar lauk. Nyonya Lee memberitahu kalau diminta untuk buat kalchi-jjim Jadi membawa bumbunya dan Ada sup daseulgi juga. Nyonya Han menyuruh agar menyimpanya.

“Di mana I-yeong? Aku mau kerja sampai hari ini saja.”ucap Ibu Jin U. Nyonya Han kaget berpikir kalau bosan

“Tak begitu. Jin-u terus merengek dan menyuruhku berhenti. Aku mulai kerja karena bosan. Aku tak mau memaksakan diri dan melukai perasaannya.” Ucap Nyonya Lee.

“Rupanya bukan hanya Hye-jun yang seperti itu.” Kata Nyonya Han. Nyonya Lee membenarkan. 


Nyonya Kim melihat Nyonya Lee yang sudah datang. Nyonya Le memberitahu kalau sudah menghangatkan kalchi-jjim dan sup daseulgi. Nyonya Kim berkomentar kalau Seharusnya dihangatkan nanti untuk makan malam.

“Keputusan tepat untuk berhenti kerja.” Gumam Nyonya Lee yang tak suka dengan sikap Nyonya Kim

“Kau harus mencari orang lain untuk menggantikanku. Sekarang aku tak bisa bekerja lagi.” Kata Nyonya Lee

“Tampaknya Jin-u sudah cerita.” Gumam Nyonya Kim dan langsung menyetujuinya dan mengucapkan Terima kasih untuk selama ini.

“Dia tak menahanku.” Gumam Nyonya Lee lalu mengucapkan selamat tinggal.

“Jangan terlalu sedih. Kau pasti melakukan hal yang sama jika berada di posisiku.” Ucap Nyonya Kim

“Aku tak mengerti maksudmu. Sedih? Hal yang sama apa?”  kata Nyonya Lee bingung

“Bukankah Jin-u sudah cerita?”gumam Nyonya Kim. Nyonya Lee membalas sambil berguma.

“Rupanya harga dirinya terluka karena Jin-u mau aku berhenti kerja.” Gumam Nyonya Lee.

“Namun, cara bicaranya aneh sekali.” gumam Nyonya Kim dan Nyonya Lee mengaku sudah dengar.

“Dia terlihat baik-baik saja. Apa ini?” gumam Nyonya Kim heran. Nyonya Lee pikir yang ingin mengatakan itu padanya.

“Jangan terlalu sedih. Jin-u menyuruhku berhenti karena pekerjaan ini bisa membebaniku dan dia memikirkan kesehatanku. Aku mengerti harga dirimu terluka, tapi kita harus bicara dengan benar. Kalau begitu, aku pamit.” Ucap Nyonya Lee. Nyonya Kim tak percaya dengan sikap Nyonya Lee. 



Nyonya Han memberitahu kalau matikan kompor karena kalchi-jjim sudah siap. Nyonya Kim mengucapkan  Terima kasih karena Tadi  menunggu sampai Gyeong-mi pergi. Nyonya Han ingin bicara tapi ragu. Nyonya Kim ingin tahu ada apa.

“Tidak. Nanti saja.” Kata Nyonya Han. Nyonya Kim meminta agar mengatakan saja.

“Aku menjadi lebih penasaran jika kau bicara setengah-setengah” kata Nyonya Kim

“Aku harus berhenti kerja.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim kaget dan mengeluh Nyonya Han itu tega sekali


“Aku akan beri waktu untuk cari penggantiku.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim merasa mereka sengaja merencanakan ini dengan Gyeong-mi untuk menyulitkannya.

“Meski disayangkan, aku bisa melepaskan Gyeong-mi. Namun, aku tak bisa membiarkanmu berhenti.” Ucap Nyonya Kim

“Aku berusaha untuk tetap bekerja di sini sebisa mungkin, tapi Hye-jun…” kata Nyonya Han. 


“Aku pasti kalah jika Hye-jun alasannya.” Gumam Nyonya Kim. Nyonya Han memberitahu kalau Hye Jun tak mau kelelahan dan menyuruhnya berhenti.

“Aku tahu keuanganmu tak kurang dan ditawarkan uang lebih pun tak akan mempan. Bagimu, hanya Hye-jun yang penting dan aku bukan siapa-siapa?” kata Nyonya Kim tak mau melepaskan Nyonya Han.

“Ada apa dengannya? Sudah seperti pacar saja.” Gumam Nyonya Han dan memberitahu kalau Hari ini, harus pulang lebih awal.

“Lakukan sesukamu... Asal tak berhenti kerja.” Kata Nyonya Kim. Nyonya Han tak bisa berkata-kata. 




Tuan Sa menunggu didepan gang melihat Tuan Kim akhirnya datang. Tuan Kim senang melihat temanya. Tuan Sa bertanya apakah Tuan Kim  Baru selesai kerja. Tuan Kim mengejek temanya beruntung sekali karena terlihat keren.

“Aku Tak salah mendengarkanku, 'kan? Aku setengah pengangguran. Pekerjaan ayahku belum terlalu banyak.” Kata Tuan Sa

“Pasti dia akan segera sukses. Jangan diperlakukan seperti Hye-jun dulu.” Kata Tuan Kim

“Aku Tak akan begitu. Ini untukmu. Ayah mengiklankan minuman ini dan mereka memberikannya. Aku menyisihkannya untukmu.” Kata Tuan Sa. Tuan Kim mengucapkan Terima kasih.

“Aku mau mengajakmu makan bersama di rumah, tapi ada rapat keluarga.” Kata Tuan Sa. 


Saat itu Gyeong Jun datang memanggil ayahnya, Tuan Kim langsung bertanya apakah Gyeong Jun tak menikah. Gyeong Jun menegaskan kalau Ada denda jika bertanya hal begitu pada orang yang belum menikah, Mulai dari 10.000 won.

“Aku tak akan tanya.” Kata Tuan Kim. Gyeong Jun mengejek karena sudah bertanya jadi harus bayar.  Tuan Kim pun langsung buru buru pamit pergi. 


Hye Jun keluar dari kamar mandi.  Gyeong Jun bertanya apakah Hye Jun Habis mandi. Hye Jun membenarkan. Gyeong Jun ingin tahu alasan Hye Jun a mengajak rapat keluarga hari ini dan meminta agar mengatakan padanya lebih dulu.  Hye Jun ingin tahu kenapa harus mengatakan.

“Tidak. Kau mau membelikan Kakek mobil?” kata Gyeong Jun. Hye Jun bertanya apakah Kakek minta dibelikan mobil?

“Tidak. Aku pikir… kau mengadakan rapat keluarga karena mau mengganti mobil Ayah.” Ucap Gyeong Jun

“Itu bisa langsung diganti. Kenapa harus rapat keluarga? Kau yang mau mobil, 'kan?” ejek Hye Jun 


“Ya ampun. Untuk apa? Aku hanya pegawai biasa.”ucap Gyeong Jun dan akhirnya duduk disofa mengaku suka SUV.

“Kau Beli sendiri.” Ejek Hye Jun. Gyeong Jun mengeluh sampai kapan harus menabung. Hye Jun pikir kakaknya itu kerja.

“Hye-jun. Kau membutuhkan konsultan keuangan. Kau harus pintar memutar uang. Rumah ini bukan investasi yang baik.Harusnya beli dekat rumah Hae-hyo. Entah kapan revitalisasi dilakukan.” Kata Gyeong Jun

“Aku harus ambil kredit jika beli di sana.” Kata Hye Jun. Gyeong Jun pikir Beli rumah memang seharusnya kredit.

“Aku tak mau berutang. Ayah pernah bilang, bahwa bunga terus bertambah tiap harinya.” Ucap Hye Jun.

“Apa Aku boleh sekolah lagi?” kata Gyeong Jun. Hye Jun mempersilahkan kenapa minta persetujuan karena kakaknya bisa mengatur sendiri.

“Aku tak mau kerja.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun mengeluh Apa yang sebenarnya ingin dikatakan kakaknya.

“Aku ingin diadopsi menjadi anakmu. Aku iri denganmu. Ayo ke atas, kita makan.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun hanya bisa mengeluh mendengarnya. 



Kakak Sa makan buah bersama merasa sudah lama mereka tak berkumpul dan makan bersama jadi berharap rapat keluarga sering diadakan. Tuan Sa ingin tahu Ada masalah apa. Nyonya Han ingin kenapa tiba-tiba dan sangat penasaran.

“Aku mau wajib militer.” Ucap Hye Jun. Semua melonggo kaget. Kakek Sa bertanya apakah HyeJun dapat surat panggilan. Hye Jun mengaku belum,

“Hei... Hei. Tunda sebisa mungkin. Kenapa pergi sekarang?” teriak GyeongJun. Hye Jun menegaskan kalau harus tetap pergi.

“Dia tak pergi saat disuruh dan pergi di saat yang tak tepat.” Kata Gyeong Jun.

“Tapi pada akhirnya, tak wajib militer adalah pilihan yang tepat.” Ucap Nyonya Han.

“Kau harus mendayung di saat yang tepat. Ini saatnya untuk mendayung. Kau akan kehilangan momentum jika wajib militer.” Ucap Gyeong Jun.

“Momentum apa?” tanya Tuan Sa. Gyoeng memberikan contoh Baik. Anggap Hye Jun mendadak berhenti makan jjajangmyeon


“Setelah itu kau masih mau makan jjajangmyeon nya? Tidak. Sudah tak enak.” Kata Gyeong Jun

“Kenapa memberi contoh seperti itu? Memang aku jjajangmyeon ?” keluh Hye Jun

“Kau terkenal dalam waktu singkat dan klub penggemarmu belum begitu kuat. Jika pergi sekarang, kau akan dilupakan dan harus mulai dari awal lagi.” Ucap Gyeong Jun

“Menurut ibu… kau sudah susah payah mencapai ini. Akhirnya kau diakui dan dapat banyak perhatian dari orang-orang. Kau sedang menikmati kerja kerasmu. Ibu harap kau pergi wajib militer setelah menikmati sepuasnya” Kata Nyonya Han..

“Masa mudamu akan berakhir jika pergi wajib militer.” Kata Tuan Sa.  Hye Jun merasa Masa muda tak harus berusia 20-an. Kakek Sa membenarkan. 


“Kakek berusia 70-an, tapi masih merasa muda.” Kata Kakek Sa. Gyeong Jun mengeluh pada kakeknya, begitu juga Tuan Sa.

“Apa Kau tak akan pergi jika kami tak setuju?” kata Gyeong Jun. Hye Jun menjawab tidak seperti itu. 

“Kenapa tanya jika tak didengar?” teriak Gyeong Jun. Hye Jun pikir  Kapan bertanya karena hanya bilang akan pergi.

“Kau memiliki sisi keras kepala. Dia mirip kau.” Ucap Nyonya Han pada suaminya.

“Aku diam dari tadi. Kenapa menyeretku?” kata Tuan Sa. Nyonya Han bisa melhat kalau Hye Jun Selalu mengumumkan dan buat keputusan sendiri.

Mengupload: 81920 dari 208467 byte diupload.

“Jadi, Gyeong-jun mirip ayah dan Hye-jun mirip Yeong-nam?” kata Kakek Sa. Tuan Sa dan Hye Jun langsung menjawab tidak.

“Kenapa Ayah menyangkal? Apa Tak suka mirip aku?” kata Hye Jun kesal

“Kenapa kau menyangkal? Apa Tak suka mirip ayah?” balas Tuan Sa.

“Menurutku Ayah berlebihan. Ayah seharusnya senang dibilang mirip Hye-jun. Dia paling berkuasa di rumah.” Ucap Gyeong Jun

“Kau selalu… Kenapa aku paling berkuasa? Ada Kakek.” Kata Hye Jun kesal.  Gyeong Jun menegaskan kalau Semua kekuasaan berasal dari uang.

Tuan Sa berdiri, Hye Jun bertanya ayahnya mau kemana. Tuan Sa pikir Sudah selesai,  Gyeong Jun pikir Ayah senang jika dibilang mirip denganya. Tuan Sa pikir Untuk apa mirip denganya karena  Lebih baik mirip ibumnya. Nyonya Han hanya diam saja. 



“Suasana menjadi rusak karenamu. Senang mendengarnya meski tak tulus. Apa Lebih baik mirip aku?” keluh Nyonya Han masuk kamar melihat suamiya yang berbaring.

“Aku tulus mengatakannya. Hye-jun tak mirip aku. Dia mirip Ayah dan kau.” Kata Tuan Sa

“Kalian banyak kemiripan.” Ejek Nyonya Han. Tuan Sa tak ingin membahasnya.

“Dia sukses karena tak mirip denganku. Seterusnya pun lebih baik hidup ceria seperti Ayah.” Kata Tuan Sa. 



Hye Jun dan Gyeong Jun mencuci piring. Gyeong Jun memastikan Hye Jun  tak membenci Ayah, Hye Jun pikir Kenapa membenci Ayahnya. Gyeong Jun pikir menurutanya Ayah melakukan yang terbaik dengan caranya sendiri untuk mereka. Hye Jun tak percaya dianggap "Kita"

“Bukan, tapi aku. Aku juga merasa terbebani saat Ayah memihakku. Terkadang aku iri denganmu. Kau bebas.”kata Gyeong Jun

“Jika dilihat keseluruhannya, itu mungkin terjadi. Namun, ada jarak di antara aku dan Ayah. Keakraban memerlukan waktu. Tak bisa muncul begitu saja dalam semalam.” Kata Hye Jun. Gyeong Jun hana diam saja. 


Hye Jun masih menyimpan surat kontrak JJAMPPONG ENTERTAINMEN Sementara Nyonya Lee sedang menonton video lalu menerima pesan dari Hye Jun “Ayo bahas kontrak pada Jumat depan.” Lalu dikagetkan dengan Chi Yeong yang tiba-tiba datang.

“Kenapa kau datang jam segini?” ucap Nyonya Lee. Chi Yeong menjawab Ada yang tertinggal.

“Kau bisa mengambilnya besok.” Kata Nyonya Lee. Chi Yeong memperlihatkan rantangnya dan memberitahu kalau Nanti basi.

“Chi-yeong... Apa Kau sungguh tak mau menjadi aktor lagi?” tanya Nyonya Lee. Chi Yeong menjawab tidak.

“Aku tak mau merelakan makanan dan benci menghafal dialog.” Kata Chi Yeong

“Jemput Hye-jun besok.” Ucap Nyonya Lee. Chi Yeong memberitahu kalau Hye Jun tak mau dijemput dan ingin bawa mobil sendiri.

“Hye-jun belum perbarui kontrak, 'kan? Dia sering bergerak sendiri. Kau harus waspada. Aku pamit dulu.” Kata Chi Yeong lalu berjalan pergi. Nyonya Lee terlihat gundah da nyakin kalau Banyak jalan menuju Roma.



STUDIO RIAS AN

Jeong Ha baru saja membuka salonya, tiba-tiba seorang wanita datang menghampirinya merasa datang terlalu awal lalu memberitahu kalau Lee Jin-a dan Jin Seo-u merekomendasikannya. Jeong Ha merasa tak enak hati karena Seharusnya datang lebih awal dan mengingat-ingat siapa Jin Seo-u…

“Dia membintangi Manusia Pertama” ucap Jin A. Jeong Ha pun mengingatnya lalu mengajak masuk ke salonya.

Jeong Ha pun mulai memoles wajah Jin A lalu bertanya apakah menyukainya. Jin A menganguk. Jeong Ha pun bertanya alasan Jin Seo-u merekomendasikannya. Jin A mendengarSa Hye-jun meminta tolong dan berpikir kalau mereka berpacaran

“Seingatku dia bilang kau pacarnya.” Ucap Jin A.  Jeong Ha pun mengaku bukan pacarnya. 



Hye Jun memegang kontrak JJAMPPONG ENTERTAINMENT, Nyonya Lee mnegaku akan tetap mendukungmu meski Hye Jun tak memperpanjang kontrak. Hye Jun memberitahu kalau mau wajib militer. Nyonya Lee sangat kaget mendengarnya.

“Masih bisa ditunda sampai tahun depan. Ada tujuh kontrak iklan yang akan segera diperpanjang. Sutradara Mark James akan mengirimkan naskah, kau Bisa masuk Hollywood tahun depan.” Ucap Nyonya Lee

“Tolong kau urus.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mnegelu Bagaimana bisa menghalanginya dan ingin tahu Tapi kenapa sekarang?

“Karena ini saat yang tepat. Nama Sa Hye-jun sudah dikenal.” Ucap Hye Jun.  Nyonya Lee tak percaya kalau Hye Jun akan Hiatus dua tahun

“Aku tak takut.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir mereka  bicara lagi setelah selesai wajib militer.

“Min-jae... Setelah kupikirkan lagi, lebih baik jjamppong daripada jjajang.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee melonggo bingung.

“Masa kontrak tiga tahun termasuk wajib militer. Bagaimana?” ucap Hye Jun.

“Empat tahun. Bagi hasil 30 banding 70.”kata Nyonya Lee. Hye Jun meminta Biaya ditanggung perusahaan Nyonya Lee pun langsung setuju. 



Di ruangan,  Tuan Lee baru masuk ruangan, Manager Do Ha mengeluh karena tak angkat telepon. Tuan Lee mengaku Sepertinya tak ada sinyal di lift dan ingin tahu kenapa. Manager Do Ha memberitahu Reporter Kim Su-man menelepon.

“Apa katanya?” keluh Tuan Lee. Manager Do Ha memberitahu Dia memeriksa utang ayahnya Do-ha, Ada banyak informan.

“Suruh dia tunggu dan jangan tulis berita dulu.” Kata Tuan Lee dengan tenang. Manager Do Ha menganguk mengerti. 


Do Ha sedang mengemudikan mobilnya menelp Tuan Lee  dengan wajah kesal Orang macam apa Tuan Lee, dan bertanya apakah sudah lihat berita. Tuan Lee kaget kalau Beritanya sudah muncul lalu mengumpat kesal. Nona Lee terlihat bangga dengan tulisanya [SKANDAL UTANG TERKAIT AYAH PARK DO-HA] 


“Sepertinya kau sangat suka berita yang kau tulis.” Sindir Tuan Lee saat melihat Nona Kim duduk sendirian. Nona Kim pun menyapa sudah lama tak bertemu.

“Aku selalu lihat kabarmu lewat berita, makanya terasa seperti bertemu tiap hari.” Sindir Tuan Lee

“Beritaku memang menarik perhatian publik.” Kata Nona Kim. Tuan Lee menegaskan kalau Do-ha tak ada hubungannya dengannya.

“Aku bisa pindah ke pesohor lain jika karier Do-ha hancur. Kau salah menentukan target. Aku tak ingin menyakiti Park Do-ha.” Ucap Tuan Lee

“ Kau tak merasa bersalah saat menyakiti orang lain, 'kan?” kata Nona Kim

“ Kau bukan orang sepertiku, 'kan? Apa Kau mau menjadi sepertiku?”tanya Tuan Lee. Nona Kim hanya bisa terdiam. 


Jeong Ha sedang menaiki bus menerima pesan dari Hae Hyo “Aku mau bicara. Datanglah ke perpustakaan. Aku akan baca buku sambil menunggu.” Saat sampai diperpustakaan, Jeong Ha melihat sosok Hae Hyo seperti Hye Jun yang menunggunya.

“Ayo pergi dari sini.” Kata Jeong Ha saat Hae Hyo menghampirinya. Hae Hyo bingung karena bisa Lihat-lihat dulu.

“Maaf. Aku pergi dulu.” Kata Jeong Ha tak ingin berlama-lama mengingat kenangan dengan Hye Jun. 


Keduanya berjalan keluar dari perpustakaanya, Hae Hyo bertanya apakah Ada masalah. Jeong Ha mengaku Tidak. Hae Hyo pun heran Jeong Ha Kenapa tiba-tiba mau pulang. Jeong Ha meminta maaf dan membahas kalau  Hae Hyo yang ingin membicarakan sesuatu. Hae Hyo mengaku Bukan apa-apa. Tapi Jeong Ha ingin tahu  Apa itu

“Aku akan wajib militer.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha tak kaget karena merasa Hae Hyo pernah bilang itu.

“Aku pergi besok.” Gumam Hae Hyo dan tersadar kalau sudah pernah bilang. Jeong Ha melihat busnya datang dan bergegas pamit pergi. Hae Hyo pun hanya bisa terdiam. 


Jeong Ha pulang ke rumah melihat wawancara Hye Jun seperti sangat rindu tapi tak bisa mendekatinya karena akan terlibat skandal. Ia akhirnya membuka lemari dan mengeluarkan sepatu yang diberikan Hye Jun seperti ingin dekat dengan sang mantan. 


Nyonya Kim sedang menonton TV, Hae Hyo turun membawa tasnya. Nyonya Kim bertanya Syuting apa sampai harus ke Pohang. Hae Hyo menjawab kalau beri tahu besok saat pulang. Nyonya Kim mengerti dan langsung kembali menonton dengan senyumanya.

Hae Hyo melihat ibunya merasa tak tega dan langsung memanggilnya lalu memeluknya. Nyonya Kim menepuk bahu anaknya mengaku mengerti karena sudah memutuskan untuk menghargai kepribadian anaknya.

“Aku mencintai Ibu.” Ucap Hae Hyo. Nyonya Kim mengaku ia juga mencintai anaknya.


Hye Jun terbangun dari tidurnya menerima pesan dari Hae Hyo “Aku akan masuk Korps Marinir. Aku sedang di tukang cukur.” Jin U tak pecaya kalau Dari pagi sudah pergi.  Hae Hyo menjawab “Wajib militerku lebih cepat darimu.”

“Apa kau tak bercanda? Kenapa melakukan hal seperti ini? Orang tuamu tahu?” balas Jin U

Sementara Nyonya Kim mencoba menelp Hae Hyo tapi tak diangkat, dan berpikir kalau sedang syuting. Ia pun masuk kamar anaknya melihat  Rapi sekali dan berpkir kalau Hae Hyo  bersih-bersih sebelum pergi. Ia melihat ada surat diatas tempa tidur

"Untuk Ibu"? Dia menulis ini untukku.” Gumam Nyonya Kim lalu membuka surat untuk anaknya. Sementara Hae Hyo sedang menaiki bus menuju Pohang.

“Ibu... Ibu yang mematahkan arogansiku bahwa aku bisa sukses sendiri. Kini kuakui, latar belakang orang tua adalah kekuatanku juga. Pergi wajib militer adalah keputusanku. Aku bergabung dengan Korps Marinir. Jaga diri Ibu. Dari putra Ibu, Hae-hyo.”

Nyonya Kim hanya bisa menangis dengan kepergiaan anaknya tanpa pamit dan hanya meninggalkan sebuah surat.


Hye Jun sibuk merapihkan pakaian. Jin U masuk kamar bertanya temanya sedang apa. Hye Jun menjawab merapikan baju untuk Jin U sebelum wajib militer Jin U melihta baju dengan barang bermerek. Hye Jun menyuruh Jin U agar mengenakan itu saat pembukaan studionya.

“Terima kasih, Temanku.” Kata Jin U bahagia. Hye Jun merasa Jn Un pikir hanya itu. Jin U penasaran apakah ada lagi.

“Beli keperluan studiomu.” Kata Hye Jun memberikan amplop berisi uang. Jin Ju berteriak bahagia memuji temanya sungguh bijaksana.

“Uang tunai adalah hadiah terbaik.” Ucap Jin U. Hye Jun bertanya apakah Orang tua Jin U datang. 


Di meja makan keluarga Tuan Kim dan Tuan Sa sudah duduk bersama.  Gyeong Jun mengeluh berharap dia sudah menjalaninya. Jin U pkir Seharusnya dia sudah menyelesaikannya. Gyoeng Jun mengeluh adiknya  tak pergi saat disuruh.

“Kenapa malah pergi sekarang?” keluh Gyeong Jun. Jin U yakin Dia akan baik-baik saja. Gyeong Jun pikir Seharusnya pergi saat berusia 21 tahun.

“Hye-jun, kau sangat bercahaya. Kau menerangi seluruh ruangan. Seharusnya ibuku datang.” Kata Jin Ri melihat Hye Jun akhirnya duduk membagaikan air minum.

“Jika ibumu datang, tak akan seperti ini. Pasti akan heboh dan minta foto bersama.” Kata Tuan Kim 


“Ayah. Tolong katakan sesuatu.” Kata Tuan Kim pada Kakek Sa. Kakek Sa merasa  Tak ada yang bisa dikatakan.

“Aku senang kita semua berkumpul.” Ucap Kakek Sa. Gyeong Jun pikir Status Kakeknya naik pesat dalam setahun.

“Kau harus mengatakan itu sekarang?” keluh Nyonya Han. Kakek Sa measa tak masalah karena itu memang fakta.

“Paman, bahumu baik-baik saja?” tanya Jin U. Tuan Sa gugup sambil memutar bahunya mengaku sangat sehat dan langsung menahan rasa sakitnya.

“Aku tahu bahumu tak sehat dan ada kemungkinan harus dioperasi lagi.” Kata Nyonya Han. Kakek dan Hye Jun mengaku juga sudah tahu. Tuan Kim dan keluarga pun mengaku sudah tahu.

“Sudah kubilang jangan beri tahu.” Kata Tuan Sa marah. Gyeong Jun kesal karena semua tahu kecuali dirinya. Akhirnya kakek Sa mengajak mereka semua mulai makan saja. 


“Hye-jun. Katakan sesuatu. Jika kau wajib militer, tak bisa kumpul seperti ini selama beberapa tahun.” Ucap Jin Ri

“Hei. Ada hari libur. Aku sudah wajib militer. Kenapa pura-pura tak tahu?” Jin U. Jin Ri mengeluh ingin dengar suara Hye-jun.”

“Wajib militer sekarang bisa menggunakan ponsel. Itu surga dibandingkan masaku.” Kata Gyeong Jun. Jin U membenarkan.

“Kita bertugas di pedalaman.” Kata Jin U. Tuan Sa pikir mereka tak bisa diam saja jika bicara wajib militer.

“Benar. Dulu kami wajib militer 30 bulan. Kalian hanya 18 bulan.” Kata Tuan Kim. Jin U membertahu kalau ia 21 bulan.


Hye Jun menuliskan pengumman pada SNSnya. [AKU AKAN SIARAN LANGSUNG PUKUL 22.00 PADA 7 SEPTEMBER!, ADA YANG INGIN AKU SAMPAIKAN KEPADA PARA PENGGEMARKU]

Sementara Do Ha memberitahu kalau mungkin harus wajib militer juga atau berpisah dengan Tuan Lee. Tuan Lee seperti tak peduli. Do Ha membahas Tuan Lee yang dekat dengan Reporter Kim Su-man. Namun, Nona Lee menyerangnya.

“Dia menyerangmu, bukan aku. Karena dia iri padamu.” Ucap Tuan Lee  Do Hae heran Kenapa reporter iri padanya. Tuan Lee menjawab Karena iri.


“Orang-orang tak mengakui kerja kerasku. Mereka pikir aku sukses tanpa usaha. Padahal aku sangat menderita karena ayahku. Aku kini terlibat hanya karena dia ayah kandungku.” Keluh Do Ha

“Itu karena kau tampan. Tak semua hal bisa didapat dengan usaha. Wajah tampan tak bisa didapatkan dengan usaha, 'kan? Ada beberapa hal yang tak bisa didapat meski kau bekerja sangat keras.” Kata Tuan Lee

“Itu benar. Meski operasi plastik, tak bisa terlihat sepertiku.” Ucap Do Ha. Tuan Lee pun membenarkan.

“Wajib militer harus ditunda sebisa mungkin. Kau akan berjaya jika Hye-jun wajib militer. Kesegaran citra Hye-jun akan hilang setelah wajib militer. Kau akan pergi wajib militer saat kesegaranmu hilang. Jadi, tak masalah. Ucap Tuan Lee yakin. Do Ha hanya diam saja. 




Hye Jun dengan penutup kepala dan jaketnya pergi ke perpustakaan sendirin. Ia teringat dengan sosok Jeong Ha karena mereka  bertemu di tempat yang sama. Saat itu datang seorang paman meminta maaf pada Hye Jun.

“Apa aku boleh minta tanda tangan?”ucap Si Paman. Hye Jun pikir Kenapa minta maaf

“Aku tak mau mengganggu waktu sendirimu, tapi cucuku sangat menyukaimu. Aku ingin membuat dia bahagia. Maafkan aku.” Kata si paman.

“Siapa nama cucumu?”tanya Hye Jun. Si kakek menjawab  Kim Him-chan. Hye Jun pun memberikan tanda tangan dan si kakek mengucapkan Terima kasih.

Bersambung ke Part 3


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar