PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 16 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Sae Rom melihat Ji A yang datang langsung mengumpat temanya itu  jahat karena tak akan datang. Ji A melihat temanya dengan mata yang bengkak dengan megejek kalau mendengar Sae Rom tak pernah menangis, tapi ia Tak bisa dipercaya melihat temanya dengan mata yang bengkak.

“Maaf karena terlambat.” Ucap Ji A memeluk temanya dan Sae Rom pun kembali menangis. 


Keduanya duduk didepan rumah duka, Sae Rom menceritakan Ibunya yang mengajak ke toko hanbok karena mereka bilang berumur panjang. jika beli kafan sebelumnya pada tahun kabisat.

“Tapi aku terus menundanya. Dan pada akhirnya, aku tak pernah mengajaknya. Setiap kali dia menelepon, aku selalu menutup teleponnya dengan bilang aku sibuk.”cerita Sae Rom

“Minggu lalu, dia membuat dongchimi kesukaanku. Tapi aku tak pergi karena ketiduran.”ungkap Sae Rom menyesal.

“Kau benar-benar putri yang buruk.” Ucap Ji A. Sae Rom membenarkan.

“Dongchimi buatan ibuku sungguh lezat. Tapi aku tak bisa memakannya lagi.”ucap Sae Rom dan kembali menangis. Ji A pun menyurh Sae Rom menangis sepuasnya saja.

“Jika kau menahannya, itu akan meninggalkan bekas luka.” Ucap Ji A menenangkan temanya. 


Yeon bertanya Di mana kali ini meminta agar mengirimkan ketempat yang hangat jika bisa karena sudah tua, jadi mudah kedinginan. Nenek Hyun hanya diam saja, Yeon mengelu lagu ucapanya kalau mudah kedinginan.

“Berikut pesan dari para juri akhirat. "Lee Yeon, mantan roh gunung Baekdudaegan. Berdasarkan Pasal 24 hukum pidana, kau pantas dikirim ke Neraka Utama karena sudah membunuh manusia.”ucap NenekYeon.

“Namun, kami mempertimbangkan semua nyawa yang sudah kau selamatkan, jadi kau akan menjalani masa percobaan selama seminggu." Kata Nenek Yeon

“Tunggu sebentar. "Seminggu"? Itu terlalu lama.”kata Yeon yang sebelumnya bisa tersenyum.

"Namun, selama minggu itu, kau akan hidup di dalam tubuh manusia dan merasakan sakitnya hidup, usia tua, penyakit, dan kematian." Kata Nenk Yeon. Yeon hanya bisa terdiam menerimanya. 


Di dalam klinik,  Shin Joo membaca artikel [DIREKTUR KI YOO RI AKAN SEGERA MENGAMBIL ALIH TOSERBA MOZE] Saat itu Yoo Ri masuk ke dalam klinik, Shin Joo kaget melihat Yoo Ri yang datang sama seperti yang yang ada di dalam ponselnya.

“Kau adalah pencuri kalung.” Ucap Shin Joo. Yoo Ri menyapa Shin Joo dengan kalung dilehernya.

“Bagaimana kau menemukanku di sini?” kata Shin Joo ketakutan melihat Yoo Ri yang datang

“Kupikir kau akan datang untuk ini, tapi kau tidak. “ kata Yoo Ri. Shin Joo menegaskan Itu karena  Yoo Ri membawa senjata.

“Santailah. Aku tak bersenjata hari ini.” Ucap Yoo Ri berjalan mendekat. Shin Joo katekutan bertanya apa yang diinginkan

“Mari bersenang-senang.” Kata Yoo Ri mulai membuka bajunya, Shin Joo kaget dan melihat ada bekas luka ditubuh Yoo Ri. 


Ji A pergi ke ruangan pelayat, Jae Hwan bertanya Bagaimana dengan Sae Rom. Ji A mengaku membuatnya menangis seember, dan sekarang dia pusing. Ji A memberikan piring berisi makanan meminta agar Jae Hwan  bisa memastikan Yoo Ri makan ini.


“Yukgaejang di sini rasanya cukup lezat.” Ucap Rang tiba-tiba sudah duduk ditempat pelayat.

“Apa yang kau lakukan di sini?” kata Ji A kaget. Rang meminta agar Ji A Berhenti bereaksi berlebihan dan duduklah.

“Aku memberinya lebih banyak uang daripada kau untuk penghiburan.” Ucap Rang. Ji A ingin pergi

“Duduk jika kau tak ingin temanmu mati seperti ibunya.” Kata Rang mengancam. Ji A pu akhirnya terpaksa duduk

“Apa yang kau inginkan?” tanya Ji A. Rang ingi tahu Apa semuanya berjalan baik dengan Yeon

“Ya, kami benar-benar senang melihat adik laki-lakinya terus mengunjungiku seperti ini.” Ucap Ji A menyindir.

“Kau tak takut padaku?” tanya Rang. Ji A mengaku  takut karena dengar seorang pria yang punya kompleks rendah diri cukup mirip dengan bom waktu.

“Kau punya hak itu.” Ucap Rang. Ji A ingin tahu Kenapa  Rang begitu membenci kakaknya.

“Aku hanya bosan.” Ucap  Rang. Ji A tahu Rang berbohong karena yakin  Rang sangat menyukai kakaknya.



“Itulah kenapa kau menjadi seperti ini. Kau tak berbohong saat kau beri tahu dari Rusia.” Ucap Shin Joo mendekat dan langsung menarik baju Yoo Ri agar menutupnya.

“Apa yang kau lakukan?” ucap Yoo Ri heran. Shin Joo memberitahu kalau ia adalah seorang dokter hewan.

“Bekas luka di tubuhmu itu. Aku melihat yang serupa pada hewan yang dikurung di kebun binatang. Kau disiksa oleh manusia, bukan?” ucap Shin Joo merasa kasihan.

“Jangan tatap aku seperti itu. Itu membuatku kesal.” Kata Yoo Ri marah. Shin Joo meminta maaf.

“Jangan minta maaf. Aku tak akan pernah mengembalikan kalungmu.” Ucap Yoo Ri

“Itu sangat berharga bagiku.” Keluh Shin Joo. Yoo Ri pikir Itulah kenapa mengambilnya dari Shin Joo.

“Siapa? Siapa yang menyuruhmu?” tanya Shin Joo marah. Yoo Ri pun memyuruh agar Shin Joo mencoba ambil kembali kalungnya sendiri.

“Dengan begitu aku akan memperingatkanmu.” Ucap Yoo Ri dan langsung berjalan pergi. Shin Joo hanya bisa menatap sedih. 


“Dahulu kala, ada roh gunung yang meninggalkan gunungnya sendiri. Semua manusia yang biasa datang dan membuat keinginan membakar gunung untuk menyingkirkan semua rubah. Setiap jiwa yang hidup terbakar hingga mati.” Cerita Rang

“Anak anjing yang kubesarkan seperti anakku, semua berubah menjadi arang.” Ucap Rang

“Apa itu terjadi karena cinta pertamanya?” tanya Ji A. Rang memberitahu kalau  Yeon mengira Ji A adalah reinkarnasinya.

“Itulah sebabnya dia membunuh dukun itu meskipun dia sadar konsekuensi.” Kata Rang. Ji A kaget apa maksudnya "Konsekuensi"

“Di mana Yeon sekarang?”tanya Ji A kaget. Rang yakin di tempat yang buruk.


Yeon sedang ada di PENJARA GUNUNG SALJU. Ia bertelanjang dada dengan tangan diikat menerima hukuman. Ia mencoba bertanya dengan dinginya salju tanpa memakai baju. 


“Di mana dia?” tanya Ji A penasaran. Rang pikir Ji A tak perlu tahu lalu mendekatinya.

“Jika ingin hidup, sebaiknya tak tidur malam ini.” Bisik Rang dengan sengaja memegang bagian bawah baju Ji A. Tanpa sadar kacang merah bertebaran dilantai. Ji A pun hanya diam saja.

Penjaga rumah duka melihat CCTV, melihat ke kamera yang ada kamar nomor enam. Ia heran Kenapa ada begitu banyak orang di sana semalam ini dan Mereka semua terlihat seperti anak kecil.

“Kenapa kau begitu tertarik dengan urusan orang lain?”ucap Cucunya. Si kakek pun membiarkannya dan Ji A tak sadar kalau banyak anak kecil didalam ruang untuk pelayat. 


Yeon masih dihukum karena melangar hukuman, mencoba bertahan dengan dinginya diatas gunung salju.

“Waktu di Neraka berbeda dengan alam dunia. Satu hari di dunia ini adalah tujuh tahun di Neraka. Tak makan. Tak tidur. Bahkan mati pun tak bisa.


Di dalam ruanganya, Nenek Yeon membaca buku HARI ESOK YANG LEBIH BAIK. Ia teringat dengan ucapan Yeon “Demikian juga bagiku. Saat yang kusayangi menghirup udara yang sama denganku”

“Aku akan dengan senang hati menerima hukuman apa pun. Keinginanku adalah melihatnya menua, sambil merasakan kegembiaraan, kemarahan, kesedihan, dan kesenangan dalam hidup.” Ucap Yeon.

Nenek Yeon mengeluh Yeon itu bodoh merelakan semuanya demi cinta. 


Ji A yang khawatir mencoba menelp Yeon tapi ponselnya ga aktif. Ia peun berjalan dilorong dan bingung melihat lampu mati dan berpikir kalau sedang dalam pemadaman.  Ia lalu melihat sesuatu yang bergelinding ke arahnya, seperti buah yang kering, lalu melihat anak kembar didepanya.

“Hai... Kalian belum tidur. Berapa usia kalian? ” Sapa Ji A. Keduanya menjawab dengan jari mereka.

“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Ji A.  Keduanya balik bertanya apakah Ji A melihat ayah mereka.

“Apa Ayahmu hilang? Di kamar mana dia? Apa Kau ingin kakak mencarikan dia? Ayo... Tapi Apa ini? Kenapa sepatu kalian tak cocok?” ucap Ji A akan pergi. 



Saat itu Jae Hwan datang memanggil Ji A. Tanpa Ji A sadari kalau keduanya sudah meninggal ada di ruangan lainya. Jae Hwan memberitahu kalau Sae Rom sudah menghabiskan kue beras. Ji A pun memujinya. Sae Ro memberitahu kalau Sae Rom menyuruh untuk pulang.

“Dia ingin istirahat juga.” Kata Jae Hwan. Ji A mengerti dan meminta menunggu lalu bingung Ke mana anak-anak pergi. Jae Hwan bingung.

“Mereka barusan ada di sini.” Ucap Ji A. Jae Hwan pikir  Mereka mungkin pergi bersama orang tuanya. Ji A pun melangkah pergi dengan Jae Hwan tanpa curiga. 


Jae Hwan berjalan keluar dari rumah duka, Ji A bertnaya apakah akan naik taksi karena akan mengantarnya. Jae Hwan  merasa tak perlu karena hanya  lelah.Tapi ibunya menyuruh jalan-jalan sebentar untuk mengusir semua roh jahat.

“Dia pasti percaya pada kesialan.” Ucap Ji A. Jae Hwan menceritakan ibunya pergi ke gereja, tapi dia sangat percaya takhayul.

Mereka pun berpisah,  Ji A tersadar dengan kantung kacang merah yang  bolon, Ia mencoba berjalan tapi tiba-tiba lehernya seperti terkecik lehernya. Saat itu dibelakang, si hantu anak kembar menarik syalnya. Ji A akhirnya jatuh pingsan. Jae Hwan pun berteriak menghampirinya. 



Yeon yang sedang di hukum bisa mengetahui kalau Ji A kehilangan jimat yang diberikan dan menduga kalau itu kerjaan Rang. Ia memanggil Neneknya, tapi  Neneknya tak datang. Ia terus berteriak memanggil Nenek Yeon kalau ingin bicara dengannya.

“Aku tahu kau mendengarkan aku. Lepaskan aku... Nenek. Kumohon. Lepaskan aku! Lepaskan aku! Cepat! Lepaskan aku!” teriak Yeon lalu mengumpat kesal karena neneknya tidak datang.

“Kenapa berisik sekali?”ucap Nenek Yeon datang. Yeon memberitahu kalau harus keluar dari sini jadi meminta agar melepaskanya.

“Dasar bedebah! Apa Kau tak tahu di mana kau sekarang?” ucap Nenek Yeon marah

“Aku akan pergi ke Neraka Pisau.” Ucap Yeon. Nenek Yeon memberitahu kalau kesana tujuan Yeon jika hukumannya tak dikurangi.

“Kalau begitu, aku bisa keluar dalam sehari.” Ucap Yeon. Nenek Yeon menegaskan atau Yeon mungkin tak akan pernah keluar dari dalam tubuh itu. Yeon mengaku tak peduli.


Di rumah, Ji A dikompres dan akhirnya terbangun. Jae Hwan memberikan minum bertanya apakah merasa lebih baik. Ji A mengangguk dan bertanya Apa yang terjadi padanya. Jae Hwan memberithu Kalau Ji A pingsan di luar rumah duka.

“Dingin.” Ucap Ji A. Jae Hwan pun memberikan jaket untuk Ji A agar tak kedinginan.

“Apa terjadi sesuatu di sana?” tanya Jae Hwan. Ji A memberitahu kalau melihat beberapa anak kecil sebanyak Dua kali.

“Seperti apa rupa mereka?” tanay Jae Hwan. Ji  A menjawab kalau Mereka kembar.

“Mereka mengenakan gaun cantik dan sepatu yang tak serasi.” Ucap Ji A.

“Apa mereka hantu? Saat hantu meniru manusia, mereka melakukan yang berlawanan.” Ucap Jae Hwan.  

“Katanya kau tak percaya hantu.” Kata Ji A. Jae Hwan mengambil buku “KISAH ANEH JOSEON, KOLEKSI LEGENDA KOREA” dalam rak buku.

“Aku memeriksanya. Rumah duka itu dulunya adalah pemakaman anak-anak.” Kata Jae Hwan. Ji A baru tahu kalau itu Pemakaman anak-anak atau Mantan pemakaman anak-anak?

“Ya. Mereka merobohkannya dan membangun rumah duka.” Ucap Jae Hwan.

“Omong-omong, Jae Hwan.. Kenapa kau terus... memegang buku secara terbalik?” kata Ji A curiga.

Saat itu lampu di rumah Ji A seperti dimainkan untuk menyala dan hidup. Dua hantu anak kembar tiba-tiba pindah ke bawah kursi kalau mereka ketahuan. Ji A melihat sekelilin sudah tak ada lagi sihantu, sementara Yeon sudah berdiri didepan Neraka pisau. 



Ji A ketakutan di rumah, dan mendengar ada bunyi bel tapi tak ada orang yang terlihat di depan rumahnya. Yeon bersiap menyebrangi jembatan. Nenek menyuruh agar Yeon mengambil langkah pertamanya dan  tak akan bisa pergi sampai melewati jembatan.

“Bisakah aku melakukannya dalam keadaan fisik ini?”gumam Yeon karena sudah lemah setelah dicuaca dingin

Ji A memegang kantung yang diberikan Yeon sebelumnya “Pokoknya, yang bisa kau lihat, bisa melihatmu juga. Ini tas berisi kacang merah untuk menambah usiamu Jangan sampai hilang, Bawa setiap saat.”

Nenek Yeon menyuruh Yeon agar segera menyebrang. Yeon pun yakin berjalan mengucapkan sampai jumpa di ujung sana. Nenek Yeon memberitahu kalau Pendosa akan melintasi Neraka Pisau. Yeon mencoba melewati jembatan dengan banyak pisau yang akan menusuknya.

Ji A akan mengambi ponselnya tiba-tiba melihat bagian lampu depan seperti mulai hidup dan menyala.

“Siapa?.. Apa yang kau mau dari aku?” teriak Ji A. Si anak kembar tiba-tiba langsung memegang kaki Ji A.

“Serahkan tubuhmu. Kami menginginkannya.” Ucap anak kembar. Ji A mencoba melepaskan tangan anak kembar. Di atas jembatan Yeon mencoba terus berjalan dan tak bisa menghindar pisau. 








Ji A berlari menyelamatkan diri pergi ke sebuah tempat dan menutup pintu. Semua hantu mengikutinya dan mengedor-gedor pintu agar bisa menyerahkan tubuhnya. Ji A menangis karena dikejar-kejar hantu. Yeon mencoba agar tetap berjalan dengan tubuh yang sudah terluka.

Ji A pergi ke bagian atap, hantu-hantu datang dan meminta agar bisa menyerahkan tubuhnya.  Yeon sudah tak sadarkan diri lalu teringat dengan ucapan Yeon

“Terima kasih, Yeon. Aku yang berusia 9 tahun dan aku yang berusia 30 tahun...keduanya hidup berkat dirimu.”

“Kau tahu,. aku mungkin tak bisa mengalahkandan mengendalikan cuaca,. tapi aku akan membalas budi suatu hari nanti. Aku berjanji. Aku akan. melindungimu.” Ucap Ji A

“Wanitamu. tak akan berumur panjang kali ini juga.”kata Rang memperingati kakaknya. Yeon pun merangkak untuk menyerangi jembatan.

“Aku tak peduli siapa dia. Aku tak peduli apa dia orang yang kucari atau bukan. Tidak ada lagi yang penting. Aku hanya tahu satu hal.”

“ Rasa sakit yang kurasakan dari pisau yang menusuk dagingku sama sekali bukan apa-apa dibandingkan dengan rasa sakit yang akan kurasakan jika wanita itu mati.”

“Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentangmu.” Ucap Ji A. Yeon terus berusaha keluar dari Neraka

“Maka, janganlah mati. Tolong tetaplah hidup. Kumohon sampai aku tiba.” Gumam Yeon

“Aku sering mengalami mimpi buruk. Dan setiap kali aku bermimpi, tak ada siapa pun di sampingku. Aku sudah terbiasa dengan itu Tapi, sekarang...” gumam Ji A.

“Nikmatilah kenormalan dalam sisa hidupmu. Aku akan pastikan.”ucap Yeon saat datang ke rumah Ji A

“Kenapa aku menunggumu? Lee Yeon. Lee Yeon!” ucap Ji A ketakutan akan jatuh dari atap.

Ji A akhirnya jatuh dari atas gedung,Yeon tiba-tiba datang langsung menyelamatkanya. Ji A sadar kalau selamat, dan langsung memeluk Yeon yang tak sadarkan diri. Ia menangis meminta agar Yeon jangan mati. Tiba-tiba disekeliling merek berdua terbentuk lingkaran.

“Aku menemukanmu.” Ucap Yeon bisa membuka matanya mengingat saat terakhir kali mencium A Eum agar bisa bereinkarnasi dan berjanji akan menemukanya.

“Aku juga...menunggumu...” ucap Yeon memegang wajah Ji A. Di tempat lain, bungkusan kain yang diberi jimat. 

Bersambung ke episode 5


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted






Tidak ada komentar:

Posting Komentar