PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ji Ah terjatuh dari atap gedung karena arwah yang meminta tubuhnya. Saat itu Yeon datang menyelamatkanya. Ji A tersadar kalau sudah selamat melihat Yeon yang tergeletak lalu menghampirinya.  Yeon seperti sudah tak sadarkan diri.

“Janganlah mati. Jangan mati… karena aku.” Ucap Ji Ah menangis, Air matanya jatuh dan membasahi tubuh Yeon. Akhirnya Yeon membuka mata memegang wajah Ji A.

“Aku menemukanmu. Aku juga… menunggumu.” Kata Yeon. Ji A dan Yeon seperti dikelilingi kekuatan yang selama ini diberikan Yeon saat terakhir kali pada A Eum. 


[BAB 4: AKU JUGA MENUNGGUMU]

Ji A membersihkan luka Yeon diatas tempat tidur mengaku  merasa bersalah karena terluka dan Tapi sepertinya tak akan baik pergi ke rumah sakit. Yeon seperti menahan rasa sakitnya. Ji A memberitahu kalau ibunya dokter jadi belajar  cara memberi pertolongan pertama.

“Coba "a". “ kata Ji A. Yeon bingung tapi akhirnya membuka mulutnya. Ji A pun memberikan sesuatu ke mulut Yeon.

“Permen. Waktu kecil, jika aku pergi buat disuntik, ibuku biasanya memberiku permen stroberi. Setelah itu, aku tak takut lagi pergi ke rumah sakit. Soalnya aku hanya ingat rasa manis permen stroberi.” Ucap Ji A. Yeon terus menatap Ji A dan meminta agar terus bercerita.

 “Oh.. Benar. Waktu berumur 9 tahun, aku dirawat di rumah sakit jiwa anak. Setelah orang tuaku hilang, aku memberi tahu polisi bahwa pelaku bukan manusia. Aku ingin keluar,  tapi dokter tak membolehkan.” Cerita Ji A

“Aku juga tak akan biarkan.” Kata Yeon. Ji A menceritakn kalau terus memperhatikannya.

“Setelah diperhatikan,  aku melihatnya mencuri propofol. Lalu Aku membuat kesepakatan. "Kau ingin aku berteriak  dan memanggil seseorang, atau membolehkanku pulang?" Aku tak bisa melupakan hariku dipulangkan… dan pulang dengan mobil pamanku.” Ungkap Ji A. 




Flash Back

Ji A menangis didepan rumahnya memanggil sang ibu, tapi ibunya tak ad dirumah. Tapi akhirnya melihat ada kunang-kunang yang datang menemaninya, wajahnya pun terlihat bahagia.

“Aku pulang ke rumah setelah tiga bulan. Tapi aku tak suka sendirian  tanpa ibu dan ayahku, jadi aku duduk di depan pintu depan. Dan dua kunang-kunang yang kulihatterasa seolah mereka ibu dan ayahku.” Ucap  Ji A. 


Akhirnya Ji A membalut luka dibadan Yeon dan Yeon pun tertidur. Ia mengingat saat Yeon berkata “Aku juga… menunggumu.” Ji A seperti merasakan sesuatu yang berbeda dengan Yeon.

Yeon terbangun melihat Ji A yang menemaninya, akhirnya mengeluh wajahnya. 

Disebuah kamar, seorang anak kecil duduk dikelilingi jimat. Ia seperti sangat tekun belajar IKHTISIAR ALJABAR sendirian. Shin Joo datang dengan wajah panik memanggil Yeon,  Yeon panik meminta Shin Joo agar diam karena ada Ji A yang tertidur.

“Astaga. Kau benar-benar kacau... Aku tak bisa hidup!” ucap Shin Joo. Yeon menyruuh Shin Joo agar diam.

"Diam"? Kenapa? Kenapa?” kata Shin Joo lalu tersadar ada Ji A. Ji A terbangun melihat Shin Joo si Dokter hewan… Shin Joo kaget melihat Ji A dirumah Yeon .

“Apa Kalian saling kenal?” ucap Ji A. Yeon membenarkan. Ji A panik tak percaya kalau Shin Joo adalah rubah jua.


“Apa yang kalian lakukan bersama?  Mungkinkah…” kata Shin Joo dan akhirnya hanya memeluk Yeon. Yeon menahan rasa sakitnya.

“Akhirnya berhasil! Akhirnya ditemukan setelah menunggu  seperti makhluk bodoh selama 600 tahun.” Ucap Shin Joo. Yeon tak mengerti apa yang dikatakan Shin Joo.

“Maaf... Aku membual saking tersentuh. Meski kini aku mati,  aku bisa beristirahat dengan damai.” Ucap Shin Joo

“Kau menangis?” ejek Yeon. Shin Joo menghapus air matanya mengangkal kalau menangis. Ji A pun mencoba bicara walaupun terlihat binggung. 




“Biarkan aku perkenalkan diri. Sedari dia jadi roh Gunung Baekdu, aku pengikut setianya dan kini, aku adalah dokter,  pengawal, dan pengurus rumah tangganya. Dia bahkan tak tahu cara mencuci  celana dalamnya sendiri.” Ucap Shin Joo

“Dia bisa menjalani kehidupan  yang layak berkatku.” Kata Shin Joo. Yeon mengeluh agar Tutup mulutnya saja.

“Pantas saja kau sangat paham tentang hewan. Apa Kau rubah?” ucap Ji A mencoba memastikan

“Jangan melihat terlalu dekat.” Ucap Shin Joo panik. Ji A mengaku   tak bisa memercayai siapa pun lagi bahkan  mewawancarainya berkali-kali.

“Dia sangat sombong sekarang. Dia membuat tanda tangannya sendiri  dan berlatih mengambil foto narsis.” Kata Yeon.

“Anggap saja semua itu takdir.” Ucap Shin Joo bahagia. Yeon hanya bisa menghela nafas panjang. 



Di sebuah toko jam tangan, Rang memilih jam tangan dan menunjuk salah satu jam. Pegawai memberitahu Bezel untuk jam tangan ini terbuat dari emas merah jadi sedikit mahal.  harganya 35 juta won. Rang meminta diskon. SI pegawai bingungg.

“Bercanda. Tak lucu?” ucap Rang. Si pegawai mengaku  Ini kali pertamanya melihat Rang bercanda.

“Orang macam apa aku di matamu?” tanya Rang. Si pegawai menjawab Rang adalah orang yang diinginkan tiap pria Dari kepala sampai kaki.


“Tapi di mataku, aku tampak seperti  orang yang hancur total. Aku muak bangun tiap pagi. Tak peduli apa yang aku beli atau makan,  tak ada yang pernah menggembirakanku. Aku pasti hidup terlalu lama.” Ucap Rang menatap wajahnya dicermin

“Berapa harga jam tangan itu?” tanya Rang melihat jam tangan yang dipakai pegawai.

“Yang ini sangat murah.”ucap si pegawai. Rang heran si pegawia memakai barang  yang sangat murah

“Ini milik mendiang ayahku.” Kata si pegawai. Rang yakin  Pasti sangat berharga bagimnya.

“Ya, ini barang paling berharga  di dunia bagiku.” Kata Si pegawai. Rang ingin melihatnya. Si pegawai pun melepaskan jam tanganya.

“Tulisan tangannya menggemaskan, 'kan? Ayahku tak pernah belajar membaca,  jadi aku mengajarinya.” Kata Si pegawai bangga.

Rang meminta agar memberikan jam tangan itu padanya dan akan menukar dengan jam tangannya. Si pegawai kaget merasa Rang sedang bercanda, Rang mengaku tidak bercandan tapi  penasaran mana yang dipilih., Keluarga atau. Setelah itu Rang keluar menaiki mobil dengan Yoo Ri yang sduah menunggunya. 



Ji A meminum teh sambil melihat keduanya yang ternyata saling kenal.  Shin Joo memberikan bubur ayam dan menyuruhnya makan dan memang  Agar tak panas jadi akan meniupnya. Yeon kesal dianggap seperti anak-anak dan menyuruh Shin Joo agar menjauh darinya, lalu mulutnya kepanasan.

“Kau mengobati lukanya  dengan sangat baik.” Ucap Shin Joo.  Ji A menganguk  dan bertanya apakah tak perlu melakukan hal lain

“Tingkat penyembuhannya berbeda  dari orang lain. Meski begitu, dia tetap harus  beristirahat selama 1 bulan. Mohon bantuanmu.” Kata Shin Joo

“Kau lebih baik..” ucap Ji A bingung. Shn Joo pikir Kekuatan cinta. Dan Tak ada pengobatan lebih efektif dari itu. Ji A makin bingung dengan ucapan Shin Joo

“Pak Lee…punya temperamen yang buruk,  tak bisa mengekspresikan dirinya, dan pelit tapi dia adalah paling penyayang di dunia. Dia punya properti senilai  lebih dari 30 miliar won.” Ucap Shin  Jo

“Wajahnya tampan, tak punya penyakit kronis dan harapan hidupnya sangat panjang.” Kata Shin Joo. Yeon kesal melihat Shin Joo menyuruh agar pergi saja.

“Aku pergi. Selamat tinggal.” Kata Shin Joo. Ji A mengejar Shin Joo sebelum keluar dari rumah.

“Beri dia es krim setelah buburnya habis. Jangan sampai dia merengek. Dan saat mandi, beri dia tiga bebek karet.  Dia menyukai mereka.” Ucap Shin Joo pada Ji A.

“Hei, kusuruh kau pergi!” teriak Yeon kesal. Shin Joo pun bergegas pergi.




Di dalam mobil, Rang memegang sebuah jam tangan milik mendiang si pegawai. Yoo Ri bertanya Apa itu. Rang menjawab itu Hal yang paling berharga bagi seorang pemuda  sampai beberapa saat lalu dan ia tak punya hal itu lagi Seperti dirinya.

Rang pun dengan sangat bahagia membuang jam tangan dan akhirnya terlindas mobil. Ia seperti tak ingin melihat orang lain bahagia. 


Yeon makan es krim kesukaanya, Ji A terus menatapnya. Yeon bertanya Kenapa? Ada apa?. Ji A meminta agar bisa mencicipinya. Yeon pun memberikanya. Ji A langsung mencoba es krim dan Yeon terus menatapnya sambil mengisap sendoknya dalam mulut.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya Ji A. Yeon mengaku  Hal sederhan seperti es krim bisa membuat hidup semanis ini.

“Cinta pertamam, Orang macam apa dia? Jangan mengatakan dia cantik seperti teratai.” Kata Ji A penasaran.

“Namanya A Eum, yang artinya "suara tinggi". A Eum... Itu namanya.” Kata  Yeon

“Namanya bukan nama norak  seperti orang zaman dulu. Dia pasti dari keluarga kaya. Bagaimana kalian bertemu?” kata Ji A

“Tak bisa dilupakan. Dia memperlakukanku seperti anjing.” Ucap Yeon. 



Flash Back

A Eum berani mengelus kepala Yeon. Yeon marah berpikir A Eum ingin mati ditanganya. A Eum heran karena Anjing peliharaan kmerkea menyukainya saat dielus. Yeon kesal merasa anak kecil yang tak tahu siapa dirinya.  A Eum tahu Yeon itu rubah dan langsung memperkenalkan dirinya.

“Jangan datang lagi.” Kata Yeon. A Eum ingin tahu alasanya. Yeon memberitahu kalau Ini tempat peristirahatan roh. A Eum terus bertanya.

“Apa kau bodoh?” ucap Yeon kesal. A Eum terus ingin tahu “Kenapa?” 


Akhirnya Yeon pergi ke pinggir tebing, membuat siulan saat  itu jua suara keras dan menyeramkan terdengar. A Eum hanya menutup telinganya lalu berkomentar Mereka bilang Gumiho  terbang melintasi langit dan Yeon itu sangat kuat ternyata.

“Kalau tahu, enyahlah... Kecuali jika kau ingin jadi makanan harimau.” Ucap Yeon

“Jadilah pelayanku. Aku akan memberimu nasi tiap hari. Aku akan mendandanimu dengan sutra juga. Itu Hidup mewah. Ya?” kata A Eum. Yeon tak percaya mendengarnya. 


Ji A yang mendengar ceritanya menurutnya A Eum itu menggemaskan. Yeon pikir Karena dia sangat manis,  jadi  menyentilnya dan menyuruhnya pergi. Ji A ingin tahu kelanjutanya.  Yeon bercerita A Eum turun, menangis,  dan kembali pada hari itu.

“Tapi Dia gigih.” Ucap Yeon. Ji A ingin tahu Siapa yang menang. Yeon mengaku membiarkan dia menang.

“Aku sangat murah hati saat itu.” Ucap Yeon. Ji A pikir  Tentu saja,dan Yeon itu sekarang pun masih sama. Yeon merasa kalau sangat murah hati.


Yeon sibuk makan apel dan A Eum yang masih kecil belajar memanah. Yeon memperingatkan Jika tidak tepat sasaran lagi,  maka akan memakanmnya. A Eum pun melepaskan busur panahnya tapi tak mengenai sasaranya.

“Kenapa kau tak bisa melakukan  hal semudah ini? Sudah kubilang, memanah adalah tentang  menguasai angin. Dan sudah kubilang, akulah penguasa angin itu. Ayo lakukan lagi.” Ucap Yeon. A Eum kembali mencobanya tapi tetap gagal

“Kau tak punya bakat. Manusia, menyulam saja  atau menerbangkan layang-layang, ya?”ejek Yeon

“Jangan berani-berani menyuruhku. Kau sedang menguji kesabaranku.”ucap A Eum

“Lihat anak ini.  Siapa kau yang bersabar atas diriku?” kata Yeon. A Eu menyuruh agar melemparnya. Tapi kali ini A Eum bisa mengenai sasaran.

“Bukannya aku tak bisa mengenakannya,  aku sengaja. Aku takut kau terluka.” Kata A Eum

“Memang siapa kau mengkhawatirkan aku?” kata Yeon marah. A Eum dengan senyuman mengaku menyukai Yeon.

“Manusia kecil, kau mau disambar petir?” kata Yeon kesal. A Eum hanya tersenyum. 




Akhirnya A Eum sudah dewasa kembali berlatih memanah. Yeon pikir  sudah waktunya  untuk memberitahnya Kenapa harus panah dan Jangan beri jawaban omong kosong, "karena keren." A Eum menjawab akan membunuh ayahnya. Yeon kaget mendengarnya.

“Kenapa? Siapa ayahmu?” tanya  Yeon. A Eum menjawab Dia adalah raja bangsa ini.

“Tembak. Selama aku ada,  angin adalah milikmu.” Kata Yeon akhirnya mengajarkan A Eum lebih dekat. 




“Sungguh cinta pertama yang mengesankan.” Komentar Ji A. Yeon memberitahu Ternyata dia putri ketujuh raja meski ditelantarkan.

“Tapi, kenapa dia ingin membunuh  ayahnya sendiri?”tanya Ji A. Yeon memberitahu Dia raja, tapi bukan raja. Ji A tak mengerti maksudnya.

“Jeritan terdengar setiap hari dari istana, kesulitan dan penderitaan  tak berujung di semenanjung. Makhluk jahat ada di istana  berpura-pura menjadi raja.”kata Yeon. Ji A tak percaya mendengar Makhluk jahat

“Orang zaman dulu menyebutnya naga bumi.” Ucap Yeon. Ji A baru pertama kali mendengarNaga bumi

“Naga yang terkubur di bumi…” ucap Yeon. Ji A memastikan kalau Maksudnya itu Imoogi?




Si pemilik anak bayi bertemu dengan seorang bibi yang datang ke rumahnya. Si bibi memuji si pria yang lebih tampan  secara langsung. Si pria hanya tersenyum mengucapkan terimakasih. Si bibi pikir ia yang harusnya berterima kasih.

“Kau membayar uang muka  yang sangat dermawan secara tunai.” Ucap si bibi.  Si pria bertanya Apa ada yang tahu…

“Tentu dirahasiakan. Omong-omong, anak siapa yang kau sembunyikan… Ahh.. Siapa yang peduli dia anak siapa? Semua anak adalah malaikat.” Kata si bibi melihat tatapan majikanya.

“Kamar anak ada di paling ujing lantai dua.” Kata si pria. Si bibi menganguk mengerti.

“Lalu, apa yang harus kulakukan dulu?” tanya si bibi. Pria itu memberitahu kalau Jangan lakukan apa pun.

“Cukup beri dia makan.” Kata Si pria. Si Bibi menganguk mengerti. 


Akhirnya Si bibi masuk kamar memanggil seorang anak yang sedang belajar kalau sudah waktunya makan. Si anak hanya diam saja, Si bibi mendekat tahu kalau mungkin kesulitan mendengar dan terkejut wajahnya bersisik dan pergelangan tangannya juga.

“Ini bukan penyakit menular, 'kan?” kata si bibi panik. Si anak mengaku tak tahu dan langsung memegang tangan sibibi.

Tangan sibibi langsung berubah, suara teriakan terdengar dari dalam kamar. Si anak seperti memakan manusia lalu menutup pintunya. Si pria terlihat bisa tenang karena sudah memberikan makan. 


Ji A ingin tahu Bagaimana dengan kisah selanjutnya. Yeon mengaku tak pernah mengingat lebih dari itu dan beranjak pergi. Ji A ingin tahu Bagaimana dia mati. Yeon teringat ucapan Adiknya “Obsesimu akan membawa malapetaka. Untukmu dan dia yang reinkarnasi.”

“Itu bukan urusanmu.” Kata Yeon. Ji A langsung menghadang Yeon kalau itu menurutnya urusanya jadi harus tahu.

“Kadang, lebih baik tak tahu apa pun. Kau cukup menjalani hidup sebagai orang  yang tak tahu apa pun.” Ucap Yeon

“Aku tak berniat untuk hidup sebagai versi masa lalu  dari orang yang tak aku kenal.” Kata Ji A. Yeon melepaskan perban ditubuhnya.

“Jangan disentuh!” kata Ji A. Yeon pikir sudah cukup istirahat dan memperlihatkan lukanya sudah mengerti. Ji A hanya bisa melonggo. Yeon pun mengajak Ji Ah agar keluar. 






Yoo Ri tersadar dengan luka di bahinya terbuka dan merasa kalau ini mengerikan lalu menarik bajunya. Rang mengaku  menyukainya dan Cocok untuknya. Yoo Ri mengaku tak suka. Karena Ini seperti memberi tahu dunia, berasal dari kebun binatang.

“Kata siapa?” tanya Rang. Yoo Ri menjawab Dokter hewan itu.

“Tidak seperti pria lain,  dia tak memaksaku. Dia menatapku dengan belas kasihan  dan kesedihan di matanya.” Ucap Yoo Ri

“Kalau begitu,  jangan buat dia melihatmu seperti itu.” Kata Rang. Yoo Ri ingin tahu caranya.

“Bagaimana seseorang bisa melihat  tanpa mata?” kata Yoo Ri. Tiba-tiba Rang merasakan ada sesuatu yang mengangu ditelinganya dan meminta agar Hentikan mobilnya.


Tiga orang pria melempar bola baseball, ternyata mereka sedang mensiksa seorang anjing, Mereka pun akan menaikkan taruhan  dari 5 ribu won ke 10 ribu won sampai si anjing mati.. Saat akan mulai, tangan  Rang langsung menahan tangan si anak. Si anak terlihat marah.

“Itu bukan cara menanggapi orang  yang lebih tua. Aku bertanya apa menyenangkan.” Ucap Ran marah

“Serius? Ada apa denganmu? Lepaskan... Lepaskan aku!” kata Si pria marah

“Bagaimana orang lemah mencapai puncak rantai makanan?” ucap Rang langsung memelintir tanganya. Dua temanya terlihat marah karena ada yang menganggunya.

Yoo Ri pun datang memberikan pelajaran pada dua anak lainya, mereka tak sadar kalau Yoo Ri cukup pintar. Temanya yang menahan sakit melihat kalau temanya berdarah.

“Belum saatnya menangis... Aku punya banyak waktu di dunia ini.” Ucap Rang. Si pria terlihat matanya memerah. 



[RUMAH DUKA YEONGJU HANEUL]

Yeon mengeluh pergi ke Kamar mayat menurutnya Tidak ada yang bisa mengalahkan ini  sebagai tempat tamasya. Ia merasa  Sunyi dan ada peti mati.

“Maaf, tapi aku tak pernah bisa melepaskan apa pun yang menggangguku.” Kata Ji A. Yeon bisa mengerti lalu mengetuk dinding.

“Keluar... Keluarlah.” Kata Yeon beberapa kali. Akhirnya dua arwah anak kembar pun keluar dan tahu kalau Yeon itu rubah. Yeon membenarkan.

“Ya, aku rubah... Kembar, kemarilah... Tak apa. Kemarilah.” Ucap Yeon. Keduanya sempat takut tapi akhirnya berjalan mendekat.

“Baik. Sudah cukup... Terlebih dahulu,  kalian pantas dapat ini. Roh seharusnya tak melekat pada manusia. Mengerti? Terutama si Kakak ini. Tanyakan saja.” Ucap Yeon memberikan pukulan di kepalanya. Keduanya memegang kepalanya yang sakit. 

“Siapa nama kalian?” tanya Ji A. Keduanya menjawab namanya Min Seo dan Yeon Seo.

“Min Seo dan Yeon Seo,  apa ada yang ingin kau katakan padaku? Kalian korban kecelakaan ini?” ucap Ji A menunjuk berita [PENGABAIAN ANAK HARUS DIATASI:  TRAGEDI ANAK KEMBAR] 





Di dalam rumah dua, si anak hanya bisa memeluk tas kesayanganya. Si adik datang bertanya pada kakanya apakah sudah membaca berita dengan kesal. Ia pikir kalau  Para wartawan menambahkan  minyak ke dalam api lalu mengumpat kesal keluar dari rumah duka. Si kakak terlihat hanya bisa menangis kehilangan anaknya.

[PENGABAIAN ANAK HARUS DIATASI:  TRAGEDI ANAK KEMBAR, JATUH DI BERANDA APARTEMEN SAAT BERMAIN,  AYAH ABSEN SELAMA 3 HARI] 


Akhirnya Rang pun berdiri didepan tiga anak berkomentar kalau akan memilih berandal yang mana dan akan mencari tahu. Ia memulai dengan bermain ding dong, tapi Lebih baik tak pilih ding dong. Salah soerang anak ingin tahu alasan Rang melakukan ini.

“Hobiku bukanlah urusanmu.” Kata Rang. Si anak meminta agar bisa melepaskanya. Rang menyuruh agar memilih kartunya.

“Ini buatanku sendiri... Kartu kesempatan "baik atau buruk". Kemungkinannya 50-50.” Kata Rang.


Si anak ingin tahu Apa itu. Rang meminta agar mengambil saja karena membuatnya sendiri. Si anak memilih, Tanpa Memperlihatkan kartunya, Rang melihat Pilihannya menarik yaitu DONASI BAKAT dan memberikan selamat.

“Apa bakat kalian?” tanya Rang. Si anak menjawab mereka pandai bermain bisbol karena pemain bisbol. Rang mengaku suka bisbol.

“Jika kau melepaskan kami,  kami akan mengajarimu dengan baik.” Kata si anak. Rang menganguk mengerti.

“Aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi bukan itu. Kalian tak akan bisa bermain bisbol seumur hidup. Dengan kata lain, kalian  akan menyumbangkan bakat.” Ucap Rang

“Kau bukan kidal? Dia terlihat kidal. Entahlah. Yu Ri, patahkan saja  kedua tangan mereka.” Kata Rang. Keduanya memohon agar tak melakuakan sambil menangis dan berjanji tak akan mengulangi lagi!




Si ayah masih menangsi dalam rumah duka, Ji A datang ke bertemu dengan si ayah.  Si ayah bertanya siapa Ji A. J A mengaku dekat dengan Min Seo dan Yeon Seo. Si ayah menganguk mengerti mengaku sebagai supir truk dan jarang pulang.

“Aku tahu. Aku juga tahu  bahwa pamannya merawat mereka saat kau tak di rumah.” Ucap Ji A

“Adikku kebetulan ada wawancara kerja hari itu.” Kata Si ayah. Ji A membahas kalau ada buah ceri di dalam tas, Si ayah melihat ceri yang kering

“Kau pasti sangat dekat  dengan anak-anakku. Ceri ini cukup mahal. Tapi mereka tak menyentuhnya karena tak menyukai apa pun  yang aku berikan. Bisakah ikut denganku sebentar?” kata Ji A.

***

Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar