PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 21 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di kantor polisi, Polisi bertanya Gyeong Jung Di mana tulis komentar. Nyonya Lee menegaskan pada detektif kalau bukan komentar, tapi respons dari komentar. Detektif mengeluh kalau sudah tahu dan berpikir Nyonya Lee itu istrinya?

“Detektif!”teriak Gyeong Jun. Detektif sampai kaget mendengarnya. Gyeong Jun mengeluh detektif yang sungguh keterlaluan.

“Aku dan orang ini terpaut usia sepuluh tahun lebih.” Ucap Gyeong Jun memberikan ID Cardnya. Polisi pun melihat kalau Gyeong Jun lahir tahun 92

“Ya ampun. Maafkan aku.. Kau terlihat tua.” Kata Detektif. Nyonya Lee mengeluh kalau bukan ia yang terlihat muda. Gyeong Ju menyuruh Nyonya Lee duduk saja.

“Aku tulis itu di rumah.” Kata Gyeong  Jun. detektif ingin tahu apa yang Gyeong Jun tulis dan meminta agar membacanya.

“I"Konyol sekali. Kau pacar Charlie Jung, 'kan? Beraninya melibatkan Sa Hye-jun. Dasar bajingan tak berotak." Ucap Gyeong Jun membacanya.

 “Sialan. Jika aku tak berotak, apa kau idiot? Dasar bajingan!”teriak si pelapor. Detektif meminta agar bisa tenang dan duduk. 





“Apa alasanmu menulis seperti itu?” tanya Detektif.  Gyeong Jun menjawab  Dia memfitnah dan menyebarkan pernyataan yang tak benar.

“Karena itu, dia digugat dan menulis surat permintaan maaf. Dia mau berdamai jika kau lakukan hal yang sama.” Ucap detektif.

“Aku tak melakukan kesalahan apa pun.” Ucap Gyeong Jun kesal. Si Pelapor kesal Gyeong Jun yang merasa tak lakukan kesalahan dan mengumpat Gyeong Jun itu gila.

“Kau yang sudah gila. Kau tahu apa tentang Sa Hye-jun sampai tulis itu? Aku tak akan tulis itu jika kau tak tulis mengenai Sa Hye-jun” kata Gyeong Jun marah 

“Hei, berkat siapa pesohor bisa menghasilkan uang? Berkat siapa dia menjadi populer? Uangku yang membuat mereka kaya. Namun, Apa aku tak boleh menghujat?” ucap si pelapor.

“Jika begitu, semua orang Korea saling bergantung. Semua hidup kita berkaitan.  Kenapa kejam sekali pada pesohor?” keluh Gyeong Jun.

“Apa kau pesohor? Apa Sa Hye-jun adikmu? Aku akan minta maaf dan cabut gugatan jika Sa Hye-jun adikmu... Benar. Margamu "Sa" juga. Dia adikmu, 'kan?” ucap Si pelapor

“Kenapa harus kerja jika dia adikku?  Aku pasti berhenti kerja dan bergantung padanya. Aku sedang melakukan gerakan sebagai warga yang menjunjung tinggi hubungan sosial yang sehat.” Tegas Gyeong Jun mencoba menutupi rasa gugupnya. 


“Perlawanan terhadap orang yang bersembunyi dibalik anonimitas, mengubah kekejaman menjadi kebajikan moral, dan menolak dikritik orang lain!” ucap Gyeong Jun. Nyonya Lee yang melihat tak percaya Gyeong Jun bisa berucap seperti itu.

“Astaga. Kau berlagak menjadi martir patriotik. Lakukan gerakan sesukamu. Aku tak akan berdamai denganmu.” Ejek si pelapor

“Jangan lakukan. Tinggal bayar denda.” Ucap Gyeong Jun tak peduli. Pelapor memberitahu kalau  Penyesalan pelaku komentar jahat itu penting.

“Jika korban tak mau berdamai, bisa berubah dari denda menjadi gugatan perdata. Aku akan pastikan kau masuk penjara, Bajingan.” Kata Pelapor

“Gugatan perdata tak pakai hukuman penjara.” Ucap Gyeong Jun. Si pelapor mulai mengumpat kalau Gyeong Jun berani menantang sekali.

“Maaf. Kami akan tulis surat permintaan maaf.” Kata Nyonya Lee menahan si pelapor.

“Aku takkan menulisnya! Tidak akan!” tegas Gyeong Jun dengan memalingkan wajahnya. 


Hye Jun pergi ke kantor agency melihat Nyonya Lee berbaring di sofa dan berkomentar kalau managernya itu tampak lelah. Nyonya Lee meminta Hye Jun agar tunjukkan pesannya karena dengan begitu,  bisa tentukan langkah selanjutnya.

“Sudah kubilang, tak ada yang penting.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun mengeluh kalau tak ada alasan untuk tak ditunjukkan. Hye Jun akhirnya memperlihatkan ponselnya.

“Baiklah. Kirim tangkapan layarnya padaku.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun ingin tahu alasanya. Nyonya Lee menjawab mau mengungkap ke publik.

“Jangan diungkapkan. Aku mau menjaga kehormatan Pak Jung.” Ucap Hye Jun. 


“Minoritas seksual tak kehilangan kehormatan mereka. Kau berprasangka buruk jika berpikir begitu. Pesan seperti ini manusiawi.” Ucap Nyonya Lee

“Kita cari cara lain.” Kata Hye Ju. Nyonya Lee pikir Untuk apa jika ada cara yang mudah

“Karena dia manusia. Ini bukan bisnis.” Tegas Hye Jun. Nyonya Lee menganguk mengerti.

“Aku bisa bertahan jika kau bertahan. Gyeong-jun digugatoleh salah satu penulis komentar jahat.Gyeong-jun berkeliaran membalas komentar jahatmu. Katanya dia tak mau minta maaf atau menulis surat permintaan maaf.” Ucap Nyonya Lee frustasi. 


“Aku tak tahu hubungan persaudaraan antara kau dan Gyeong-jun begitu erat.” Ungkap Nyonya Lee.

“Aku juga tak tahu.” Kata Hye Jun melonggo tak percaya mendengarnya.  Nyonya Lee melihat wajah Hye Jun yang bingung.

“Bagaimana jika para koleganya tahu?”kata Hye Jun. Nyonya Lee pikir itu yang dipikirkan juga.

“Selanjutnya kita bicara mengenai Jeong-ha.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun bingung Ada apa dengan Jeong-ha?

“Berhati-hatilah saat bertemu Jeong-ha untuk sementara waktu. Reporter itu berniat membuat berita tentang kalian.” Kata Nyonya Lee

“Jangan beri tahu Jeong-ha.” Pinta Hye Jun. Nyonya Lee mengaku Jeong-ha tahu.

“Saat menerima telepon reporter itu, dia ada di sampingku.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun terdiam mendengarnya. 


Hye Jun menaik  mobil meminta Chi-yeong agar Turunkan  di dekat rumah Jeong-ha dan memintanya pulanglah sambil mengucapkan Terima kasih untuk hari ini. Chi Yeong pikir akan dimarahi jika Min-jae tahu karena  menyuruhnya mengantar langsung ke rumah.

“Bagaimana dia bisa tahu jika kau tak beri tahu?” kata Hye Jun. Chi Yeong membenarkan. 


Hye Jun mengunakan topi dan keluar dari persembunyian saat Jeong Ha datang. Jeong Ha tersenyum melihat Hye Jun,  Hye Jun bertanya apakah Jeong Ha mencarinya dan langsung mengenggam tanganya. Jeong Ha panik kalau tak boleh seperti ini.

“Bagaimana jika ada yang lihat?” kata Jeong Ha. Hye Jun merasa tak masalah.

“Kenapa kau menjadi sangat berani?” kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku  memang seperti ini.

“Apa Kau tak tahu?” kata Hye Jun. Jeong Ha tersenyum mengaku sudah tahu. Hye Jun ingin mencium Jeong Ha tapi malah topinya mengenai wajah Jeong Ha.

Jeong Ha mengeluh sakit sambil tertawa. Hye Jun pun meminta maaf dan mereka jalan bersama. 


Hye Jun ingin tahu alasan Jeong Ha yang tak bilang dan Karena itu membahas paparazi. Jeong Ha membenarkan dan kalau Hye Jun tahu maka akan ungkap hubungan mereka jadi sengaja tak memberitahukanya.

“Kenapa kau tak marah padaku? Kenapa tak menuntut waktu bersama? Kenapa kau tak kesal?” ucap Hye Jun heran.

“Aku tak mau hidup seperti orang tuaku. Kenapa berpacaran atau hidup dengan seseorang hanya untuk kesal dan marah sepanjang waktu?” kata Jeong Ha.

“Keluargaku tetap hidup meski selalu bertengkar, kesal, dan marah. Tidakkah kau terlalu takut dengan konflik?” kata Hye Jun.

“Apa Kau balas dendam karena dibilang seperti pria kolot?” keluh Jeong Ha. 


“Konflik tak selalu buruk. Itu juga kesempatan untuk saling memahami lebih baik.” Kata Hye Jun

“Itu akhir yang bagus. Akhir yang buruk membuat kedua pihak saling membenci.” Kata Jeong Ha.

“Jika kau dan aku bertengkar, tak akan berakhir dengan kebencian. Kenapa? Karena aku mencintaimu.” Kata Hye Jun merayu. Jeong Ha terdiam mendengarnya.

“Apa Kau tersentuh?” goda Hye Jun. Jeong Ha merasa Hye Jun punya gagasan kuno bahwa dalam hubungan mereka.


“kau harus melindungi dan bertanggung jawab atas aku.” Kata Jeong Ha. Hye Jun mengeluh Jeong Ha ituperusak suasana.

“Sekarang pulang dan istirahatlah.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong ha lelah.

“Aku harus menjalani hari esok. Ada reservasi pukul 07.00. Lee Hae-ji yang dikenalkan oleh Hae-hyo mengenalkan orang lain padaku. Klienku terus bertambah.” Ucap Jeong Ha 


“Kalau begitu, aku reservasi untuk waktu setelah itu Bisa, 'kan?” kata Hye Jun. Jeong Ha pun mempersilahkan.

“Omong-omong, ada apa dengan Hae-hyo?” tanya Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak tahu. 




Flash Back

Hae Hyo mengaku  malu bahakn paling malu pada Hye Jun dan tak bisa menghadapinya karena merasa kecil di dekatnya.

Hye Jun terdiam mengingat semua ucapan Hae Hyo, menaiki bus. Beberapa anak mengenali Hye Jun langsung mengambil gambarnya. Sementara orang tua yang melihat Hye Jun hanya menatapnya saja. 


Hye Jun berjalan pulang ke arah rumahnya, sambil bergumam “Aku melewati jalan ini berkali-kali, berulang kali putus asa dan berharap.” Dan mengingat kenangan dengan ibunya.

Flash Back

Nyonya Han menyuruh Hye Jun agar Makan yang banyak karena sengaja siapkan bahan dari kemarin untuk buatkannya gimbap. Hye Jun pikir ibunya Tak perlu dilakukan jika Ibunya lelah. Nyonya Lee mangaku  tak lelah jika anaknya makan dengan lahap.

“Hye-jun, apa kau tahu? Tas kulit buaya tak boleh kena air.” Ucap Nyonya Han heran

“Buaya hidup di air, kenapa tak boleh kena air?” kata Hye Ju. Nyonya Han mengaku juga bilang begitu.

“Ibu belajar banyak hal selama kerja di rumah orang kaya.” Ucap Nyonya Han. Hye Jun bertanya Belajar apa

“Awalnya, ibu sangat iri. Ibu tak pernah tinggal di rumah orang kaya. Kau juga tak pernah.” Kata Nyonya Han. Hye Jun membenarkan kalau  tak pernah.

“Tapi ternyata tak sehebat itu. Memang nyaman jika punya banyak uang, tapi ibu paling suka tinggal bersama Hye-jun.” ucap Nyonya Han.

“Jadi, Ibu belajar apa? Apa Tak sehebat itu?” kata Hye Jun. Nyonya Han memberitahu  Bukan, bahwa mereka tak perlu merasa kecil.



Hye Jun menatap pemandangan didepanya, Hae Hyo datang menyuruh Hye Jun istirahat bukan datang ke tempatnya.  Hye Jun memberitahu kalau Rumahnya tak terlihat dari sini Tapi dari rumahnya aku bisa lihat rumahm Hae Hyo  dengan sangat jelas.

“Rumah kita di area yang sama, tapi kalian tak bisa melihat rumahku jadi, bisa hidup seakan kami tak ada. Tapi kami tak bisa seperti itu. Meski berusaha tak peduli, cahaya lampu yang sangat terang dari daerah rumahmu membuatku bermimpi.” Ucap Hye Jun

"Aku juga ingin menjadi kaya." Saat kelas tiga SMP, aku sangat malu padamu. Namun, kita jadi teman sejati saat itu, Kau tak perlu malu padaku.” Ucap Hye Jun

“Terlepas dari latar belakang, aku mau mengalahkanmu tanpa bantuan karena kau sangat hebat.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun mengucapkan Terima kasih.



“Namun, ibuku terlalu mencampuri hidupku. Aku bodoh dan sombong. Kuatur media sosialku menjadi bersifat pribadi.” Kata Hae Hyo. Hye Jun ingin tahu alasanya.

“Karena aku baru tahu itu bukan milikku seorang. Ternyata Ibu ikut campur juga. Masalah dengan ayahku belum selesai. Itu masalah terbesarku dulu. Para orang tua memusingkan. Mereka pikir mereka sempurna bagi anak-anak mereka.” Kata Hae Hyo. Hye Jun pun hanya bisa terdiam. 





Hye Jun pulang ke kamarnya melihat sekeliling kamarnya dan melihat piala [AKTOR TERBAIK, SA HYE-JUN] Lalu ucapan selamat [SA HYE-JUN, TERIMA KASIH SUDAH MENJADI AKTOR] dan boneka. Ia juga melihat foto keluarganya.

“Ini kamarku. Aku mendapatkan kamar yang selalu aku inginkan. Dulu aku memerlukan kamar untuk menangis lega.” Gumam Hye Jun duduk diatas tempat tidurnya.


Ia mengingat yang dikatakan Jeong Ha “Apa   Saat ini kau bahagia? Kau dapatkan semua keinginanmu. Kariermu melesat melebihi perkiraanmu.”

“Aku bahagia. Karena mendapatkan kamar ini, tempat tak ada yang ganggu meski menangis kencang.” Gumam Hye Jun akhirnya menangis sendirian sambil berbaring. 



Hye Jun pergi ke salon Jeong Ha dengan wajah bahagia dan melihat Tumbuhannya itu  tumbuh baik. Jeong ha mengaku selalu beri dia air meskipun ia tak makan lalu meminta Hye Jun agar duduk.

“Wajahmu sedikit bengkak. Aku akan pasang masker untuk kurangi bengkaknya.” Ucap Jeong Ha

“Kau terampil.” Puji Hye Jun. Jeong Ha pikir memang seperti itu. Sambil bergumam “Aku paling senang berbicara tentang kehidupan sehari-hari”

“Bagaimana proses gugatan?” tanya Jeong Ha. Hye Jun menjawab Min-jae sedang bertemu pengacara.


Nyonya Lee dengan ketua tim dan Jin A rapat membahas berita di OUT NEWS, SA HYE-JUN ADALAH ORANG TERAKHIR YANG BICARA DENGAN MENDIANG CHARLIE JUNG?] Ketua memberitahu sudah meninjau berita ini.

“Ini bagian yang bisa mencemarkan nama baik. Bagian yang menyebutkan Sa Hye-jun sebagai A termasuk sebagai pencemaran nama baik menurut Pasal 307 KUHP. Semua isi berita ini tak benar.” Kata Ji A


“Kita hanya bisa pakai itu untuk gugat mereka?” tanya Nyonya Lee

“Jika berita ini diterbitkan reporter dengan tujuan memfitnah, akan ada hukuman tambahan berdasarkan Pasal 309 KUHP, juga UU Informasi dan Jaringan Komunikasi. Perusahaan yang izinkan berita ini terbit lebih bermasalah.” Kata Ji A.

“Apa tak bisa digugat juga?” tanya Nyonya Lee. Ketua pikir  Tuntut reporternya saja karena Itu akan lebih berdampak pada reporternya.



Hye Jun sedang membaca naskah, Sutradara melihat Hye Jun yang datang lebih pagi. Hye Jun mengaku mau pelajari lokasi. Sutradara pun berharap rating pekan ini lebih tinggi dan membuat Hye Jun pasti Tak ada masalah, Hye Jun menganguk. Nyonya Lee pun menyapa sutradara lalu mengajak Hye Jun bicara. 


Nyonya Lee memberitahu kalau Setelah ke kantor polisi besok, surat gugatan akan dikirimkan dan bertanya apakah Sutradara tak mengatakan sesuatu. Hye Jun mengaku Dia tak bilang apa-apa.

“Banyak yang minta kau dikeluarkan di forum drama.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun bertanya apakah Karena berita itu. Nyonya Lee membenarkan.

“Ayo ungkap isi pesannya.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun pikir Seiring waktu, salah paham akan terungkap.

“Ya ampun. Kita sangat tak sepaham.. Apa Gyeong-jun tak katakan apa pun?” tanya Nyonya Lee. Hye Jun mengaku  belum bertemu dia.

“Tolong bujuk dia jika bertemu. Aku akan kosongkan jadwal awal pekan depan.” Ucap Nyonya Lee

“Ya. Aku harap begitu. Aku harus bertemu Jin-u dan berbicara dengan keluargaku.” Kata Hye Jun. Ass Sutradara memberitahu akan mulai sepuluh menit lagi.


Hye Jun mengirimkan pesan pada Jeong ha “Min-jae akan kosongkan jadwal awal pekan depan. Kau juga kosongkan. Ayo makan, jalan-jalan, dan mengobrol.” Akhirnya pagi hari, Hye Jun bertemu dengan Jin U diatap rumah.

“Apa Kau stres?” tanya Hye Jun. Jin U membenarkan menurutnya Hidup ini sulit dan tak tahu harus apa.

“Selama aku tak ada, ternyata kau bisa berpikir dan lebih dewasa.” Komentar Hye Jun.

“Cinta adalah kemewahan bagiku, tapi aku jatuh cinta.” Kata Jin U. Hye Jun pu mengaku seperti itu. 


“Aku banyak berkembang saat itu karena Jeong-ha.” Kata Hye Jun. Jin U mengeluh kalau yang dibahas Hae-na bukan Jeong-ha.

“Kurasa semua cinta membuat kita berkembang. Aku bertemu Hae-hyo. Aku mengabaikan kalian sejak mulai sibuk. Tapi Aku tak menyesal sama sekali.” ejek Hye Jun. Jin U mengeluh mendengarnya.

“Kalian temanku. Aku tahu kalian akan selalu ada di sana. Kau juga diam di sana.” Ucap Hye Jun

“Aku akan kembali setelah memutuskan pilihan untuk masa depanku.” Ungkap Jin U 


“Aku ingin mengajak orang tuamu dan Jin-ri makan.” Kata Hye Jun. Jin U yakin Ibunya pasti sangat senang.

“Aku baru ingat. Apa kau tahu? Cedera bahu ayahmu kambuh. Kata ayahku, dia tak boleh kerja.” Kata Jin U. Hye Jun hanya terdiam mendengarnya. 


Hye Jun pulang ke rumah melihat ayah dan ibunya ada didepan kamarnya, Tuan Sa ingin tahu apakah anaknya sudah bangun.  Nyonya Han tak tahu. Tuan Sa mneyuruh masuk saja. Tapi Nyonya Han pikir Jangan dibangunkan dan telepon satu jam lagi.

Hye Jun menatap sedih melihat ayahnya mengingat ucapan Jin U “Katanya ayahmu minta dirahasiakan dari keluarga. Terutama kau.” Lalu memanggil ibunya tanpa menatap ayahnya. Tuan Sa menatap anaknya seperti masih merasa tak enak hati.

“Apa Kau habis dari luar?” tanya Nyonya Han. Hye Jun memberitahu kalau baru saja bertemu dengan Jin U

“Apa menu makan siangnya?” tanya Hye Jun. Nyonya Han bertanya Hye Jun mau makan apa.

“Apa pun, asal Ibu yang masak. Apa Gyeong-jun sudah bangun?” tanya Hye Jun. Nyonya Han memberitahu Gyeong Jun cuti jadi  Pasti masih tidur.


Di kamar, Gyeong Jun melihat forum [PECAT SA HYE-JUN KENAPA DIA TAK KELUAR SENDIRI?] Ia pun mengeluh  Semuanya minta dia keluar dan ingin membalasnya, tapi ia memutuskan agar jangan pedulikan.

“Sa Gyeong-jun, ada apa denganmu? Sejak kapan kau peduli dengan Sa Hye-jun? Ya.” Ucap Gyeong Jun. Saat itu Hye Jun masuk kamarnya.

“Ada apa? Apa? Tumben sekali.” kata Gyeong Jun gugup menutup komputernya.  Hye Ju heran melihat kakaknya yang gelagapan

“Ada salah denganku? Memang aku salah apa?” kata Gyeong Jun merasa tak suka dengan tatapan adiknya.

“Ayo ke kamarku. Semua bisa dengar jika bicara di sini.” Kata Hye Jun. Gyeong Jun pun bertanya apakah Manajernya katakan sesuatu. 




Keduanya masuk ke dalam kamar Hye Jun, Gyeong Jun berkomentar Ayahnya sungguh menunjukkan kemampuannya di kamar Hye Jun padahal Harusnya merenovasi kamarnya juga. Hye Jun mengeluh kakaknya agar Jangan coba mengganti topik pembicaraan.

“Apa maksudmu?” ucap Gyeong Jun merasa tak bersalah. Hye Jun ingin tahu alasan kakaknya tak tulis surat permintaan maaf

“Aku tak lakukan kesalahan.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun menegaskan aklau Menghina seseorang itu salah.

“Apa Pernah dengar pencerminan?” kata Gyeong Jun mencoba membela diri. 


“Hentikan omong kosongmu. Bersikap baiklah padaku sehari-hari. Orang yang kau hina terus berkomentar jahat dan masuk daftar gugatan kedua.” Ucap Hye Jun. Gyeong Jun pikir itu bagus.

“Pelanggaran pertama berakhir dengan denda, tapi yang berikutnya bisa dipenjara. Karenamu, kita mungkin harus berdamai dengannya, meski harusnya tidak.” Ucap Hye Jun

“Jangan berdamai! Bajingan seperti itu harus didenda.” Kata Gyeong Jun marah

“Jika dia didenda, kau juga didenda. Aku tak mau kau didenda.” Kata Hye Jun.


Akhirnya Gyeong Jun duduk dan menuliskan surat kalau tulus menulis komentar itu lalu merasa kalau Ketulusannya menjadi kebohongan jika minta maaf. Hye Jun pun ingin tahu alasan kakaknya melakukan itu

“Apa Kau semarah itu melihat dia menghujatku? Kau juga sering meremehkanku.”ejek Hye Jun

“Aku tak pernah meremehkanmu. Aku… benci keluarga kita miskin. Belajar? Aku pintar belajar. Aku kebanggaan keluarga, tapi harga diriku sangat rendah. Aku perlu pelampiasan dan kau di sampingku saat itu.” Ucap Gyeong Jun

“Makanya, tulis surat permintaan maaf demi aku. Minta maaf untuk segala hal kasar yang kau lakukan dulu.” Ucap Hye Jun.

“Bisa kulakukan secara verbal. "Aku menulis komentar yang memalukan dan meremehkan Bapak." Selanjutnya tulis apa?” ucap Gyeong Jun

 "Emosiku meluap saat melihat komentar Bapak." Kata Hye Jun

“Ahh.. Tidak. Permintaan maaf seharusnya tidak mementingkan emosiku. "Aku bersalah. Aku menulis komentar yang menyakiti hati Bapak. Aku tak sadar bahwa menghina karakter adalah masalah yang sangat serius. Ini semua karena aku bodoh dan lamban.” Ucap Gyeong Jun lalu mengeluh kalau hatinya hancur.

 “Kau pintar menulis... Rupanya kau tahu. Poinnya adalah "bodoh". "Maaf." Kata Hye Jun pun hanya bisa tersenyum melihat sikap kakaknya.


Tuan Yoon datang ketempat Nona Kim merasa Semuanya berjalan lancar. Nona Kim pikir seperti itu. Tuan Yoon meminta Nona Kim agar jangan seperti itu menurutnya Nona Kim bisa sukses hanya dengan sedikit dorongan.

“Aku akan bertemu Pak Lee, direktur A June. Kau dan aku…”kata Tuan Yoon dan Nona Kim menerima telp dari yang tak dikenal


“Halo. Aku Sersan Han U-tae dari Kantor Polisi Seocho. Apa kau Kim Su-man?” ucap Detektif Han. Nona Kim membenarkan.

“Jika kau reporter, kau pasti sudah tahu. Kau digugat. Tolong datang untuk diselidiki.” Ucap Detektif Han.

“Siapa yang mengugatku? Karena apa?” ucap Nona Kim kaget.  Detektif Han memberitahu

“Kau digugat karena mencemarkan nama baik Sa Hye-jun.” ucap Detektif. Nona Kim kaget dan akan menelpnya kembali. 


Nona Kim memberitahu Tuan Yoon kalau Hye Jun sungguh menggugatnya. Tuan Yoon tak percaya kalau Hye Jun Berani gugat reporter. Nona Kim pun terlihat marah Hye Jun yang berani sekali. Tuan Yoon menyuruh Noan Kim harus cari pengacara bagus dan Jangan diremehkan.

“Pak Yoon, kau hanya akan pergi? Beri mereka pelajaran. Berani-beraninya dengan reporter.” Kata Nona Kim meminta pelindungan.

“Beberkan rumor asmara dengan penata rias.” Kata Tuan Yoon bersiap-siap pergi.

“Katamu tak pantas jadi berita eksklusif?” kata Nona Kim. Tuan Yoon pikir Akan jadi eksklusif jika dia dicampakkan.

“Sa Hye-jun tak mungkin terus pacaran dengan penata rias. Status sosial dia meningkat.” Kata Tuan Yoon. 


Tuan Won pulang ke rumah mengeluh istrinya Kenapa tiba-tiba mengajak makan bersama padahal bisa bertemu di restoran jadi Kenapa suruh pulang ke rumah. Nyonya Kim mengeluh tak mau bicara pada anak-anak jadi Tuan Won  saja yang katakan.

“Kau tak bisa hidup tanpa anak-anak. Ada apa? Kalian bertengkar?”ucap Tuan Won

“Tidak tepat jika disebut bertengkar. Aku sudah reservasi di hotel. Kau ajak anak-anak.” Kata Nyonya Kim

“Kenapa kau terlihat seperti marah tiap kali melihatku?” keluh Tuan Won. Nyonya Kim mengaku Karena memang marah.

“Aku ingin terlihat harmonis meski hanya formalitas. Mereka akan mengerti alasan aku lakukan itu jika ada kau.” Kata Nyonya Kim lalu berjalan pergi. 


Mereka pun makan bersama, Tuan Won membahas Belakangan drama Hae-hyo populer Namun anaknya tak dibicarakan. Hae Hyo menatap sinis. Nyonya Kim membela kalau Tak begitu karena Teman-teman kakaknya bilang Hae-hyo keren dan minta tanda tangan.

“Sekretarisku tak bilang apa-apa. Kau Harus populer di kalangan anak muda. Hae-na, bagaimana kuliahmu?” ucapTuan Won

“Aku melakukan yang terbaik, seperti biasa.” Kata Hae Na gugup.

“Aku sudah gila mengajak makan bersama.” Kata Nyonya Kim kesal makan tanpa menggunakan manner. Tuan Won mengeluh istrinya makan seperti itu.

“Mari kita minum anggur. Hae-hyo, tolong tuangkan untuk ibu.” Kata Nyonya Kim. Hae Hyo pun menuangkan untuk ibunya.

“Aku mau minum bir.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim bergumam kalau tak penasaran suaminya mau minum atau tidak.

“Sayang, kau tak mau bir?” ucap Tuan Won. Nyonya Kim menegaskan kalau Saat ini sedang minum anggur.

“Tidak sopan menawarkan bir ke orang yang sedang minum anggur.” Sindir Nyonya Kim 



Nyonya Kim pulang ke rumah dan langsung melempar jaketnya. Tuan Sa kaget karena terkena lemparan jaket.  Nyonya Kim merasa tak bisa mengharapkan apapn dari suaminya. Tuan Won heran istriya selalu marah ketika bertemu. Nyonya Kim mengeluh kalau suaminya yang membuatnya marah.

“Bagaimana jika kau lakukan konsultasi medis? Ini bisa saja depresi…” ucap Tuan Won  

“Aku akan lakukan jika kau melakukannya lebih dulu.” Kata Nyonya Kim marah 


Menu makan mewah dan lengkap ada diatas meja. Tuan Sa tahu anaknya cuti danbertanya apa tak ada tempat yang dituju. Gyeong Jun menjawab Tak ada. Hye Jun datang menolong ibunya masukan nasi ke dalam mangkuk. Nyonya Han menyuruh Hye Jun duduk saja karena pasti lelah dan menyuruh Gyeong Jun membantunya. Gyeong Jun mengumpat kesal.

“Jangan bilang "sial" saat ibumu menyuruhmu.” Kata Tuan Sa. Gyeong Jun mengeluh kalau sungguh sedih.

“Kenapa sedih? Tiba-tiba sekali.” kata Tuan Sa. Gyeong Jun pikir Tak tiba-tib karena Kamar Hye-jun dibuat menjadi bagus.

“Ayah akan renovasi kamarmu juga.” Ucap Tuan Sa. Kakek Sa ingin kamarnya juga.

“Kenapa Ayah juga?”ucap Tuan Sa. Kakek Sa pikir sudah memberikan uangnya. Tuan Sa menganguk mengerti.

“Aku sangat senang semua di sini. Sudah berapa lama?” kata Kakek Sa. Hye Jun merasa sudah lama. 


“Apa Pekerjaanmu berjalan lancar?” tanya Hye Jun.  Kakek Sa mengaku punya manajer sekarang. Hye Jun tak percaya mendengarnya.

“Siapa?” tanya Hye Jun. Tuan Sa menunjuk anaknya. Tuan Sa kaget kalau ditunjuk.

“Ikutlah dengan ayah. Ayah kesulitan. Ayah tak tahu kapan akan mati. Ayah sudah tua.” Kata Kakek Sa

“Baik. Jangan dibahas hari ini. Besok juga tak dibahas jika hari ini tak dibahas.” Kata Tuan sa

“Kakek bahkan punya manajer, berarti sudah menjadi pesohor. Ada dua orang pesohor di keluarga kita.” Kata Nyonya Han bangga.

Gyeong Jun menyuruh kakaknya agar membawakan sup, Gyeong Jun mengeluh tapi melakukanya. Akhirnay mereka makan sebagai keluarga. 


“Reporter Kim, apa yang membuatmu terlihat tak nyaman hari ini?” tanya Tuan Lee

“Apa tampak jelas bahwa aku kesal?”kata Nona Kim. Tuan Lee menjawab selalu jelas.

“Aku digugat Sa Hye-jun.” kata Nona Kim. Tuan Lee bergumam kalau Nona Kim memang keterlaluan.<

“Tahu apa yang aku lakukan?” kata Nona Kim. Tuan Lee menebak Nona Kim akan injak lebih keras

“Tidak... Tapi sebaiknya dia bersiap-siap.” Ucap Nona Kim. 


Hye Jun sudah bersiap-siap, Nyonya Lee menelp memastikan kalau mau bertemu Jeong-ha. Hye Jun kaget Nyonya Lee bisa tahu. Nyonya Lee meminta agar Nyonya Lee Jangan bertemu karena Reporter Kim Su-man baru mengungkap hubungan mereka dan Ada foto.

Jeong Ha melihat berita [AKTOR SA HYE-JUN BERPACARAN DENGAN PENATA RIAS] Lalu menelp Hye Jun agar jangan bertemu. Hye Jun pikir Apa dengan tak bertemu akan membuat beritanya hilang lalu memberitahu akan datang dengan naik sepeda.


Jeong Ha melihat tulisan [MEREKA BERPACARAN SEJAK SETAHUN LALU dan dibagian bawah [ REPORTER KIM SU-MAN -OUT NEWS] saat itu Nona Kim datang, Jeong ha memberitahu kalau Salon ini hanya melayani reservasi.

“Kau An Jeong-ha, 'kan? Aku Kim Su-man, reporter Out News Apa bisa bicara sambil minum teh?” ucap Nona Kim. Jeong Ha terlihat gugup.

“Apa Kau menunggu seseorang?” tanya Nona Kim.

Hye Jun pergi ke salon dan bingung karena salon terkunci lalu mencoba menelp Jeong Ha tapi tak diangkat. Jeong Ha mengirimkan pesan [Hari ini tak bisa bertemu. Maaf.] 

Jeong Ha berjalan di lorong dan masuk ke agency, Nyonya Lee mempersilahkan bicara.  Jeong Ha meminta maaf karena  Hanya di sini mereka bisa bicara dengan nyaman. Nyonya Lee tahu . Saat itu Hye Jun datang dengan berita yang terus membahasnya.

“Selanjutnya berita mengenai Aktor Sa Hye-jun. Sa Hye-jun tersandung masalah denda terkait pelanggaran kontrak. Perusahaan iklan meminta ganti rugiratusan juta won karena telah melanggar klausul kontrak terkait kerusakan citra. Tampaknya Aktor Sa Hye-jun harus membayar denda tersebut” 


Hye Jun datang berkomentar kalau sulit bertemu dengan Jeong Ha. Jeong Ha membenarkan. Jeong Ha meminta aaaf sudah membuatn Hye Jun menunggu hari itu. Hye Jun pikir Jeong Ha sudah minta maaf berkali-kali mengenai itu menurutnya tak masalah.

“Senang bisa bertemu dan bicara denganmu secara langsung.” Kata Jeong Ha. Hye Jun juga merasakan hal yang sama.

“Aku akan istirahat seperti katamu. Aku terus bekerja karena gelisah. Bagaimana bisa aku sampai di sini?” ucap Hye Jun

“Kau bisa sampai di sini karena berusaha keras dan tekun. Kau rasional dan tak merugikan orang lain. Kau sangat bersemangat tentang akting.” Puji Jeong Ha

“Aku senang mendengarnya Terima kasih sudah diakui.” Kata Hye Jun. Jeong ha measa Rupanya hari ini bukan "maaf", tapi "terima kasih".

“Aku mencintaimu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun tersenyum mendengarnya. Jeong ha tiba-tiba mengajak untuk putus. Hye Jun terdiam mendenagr ucapan Jeong Ha.

“Aku tak mengira…akan berakhir dalam hubungan yang sangat klise.”

Bersambung ke episode 15


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar