PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 28 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hye Jun pergi ke STUDIO RIAS AN tapi pintu terkunci, lalu mencoba menelp Jeong Ha tapi tak diangkat. Jeong Ha sedang duduk cafe dengan Nona Kim. Nona Kim pun tahu Jeong Ha yang menelp dan bertanya apakah takkan angkat telepon

“Kita tak bisa bicara lama. Aku ada klien.” Ucap Jeong Ha tak mengangkat telp dari Hye Jun.

“Aku tak akan bertele-tele.” Ucap Nona Kim. Jeongha mengaku juga tak suka bertele-tele.

“Omong-omong, kau pintar berdandan” Komentar Jeong Ha. Nona Kim merasa  tak terlalu banyak berdandan belakangan ini.

“Dan kau cantik seperti ini? Pasti akan sangat cantik Jika lebih dirias. Tentu, sekarang pun cantik.” Ungkap Jeong Ha. Nona Kim pun mengucapkan Terima kasih.

“Kau akan sangat menawan jika pakai perona mata warna aprikot. Hari ini tak memungkinkan. Datanglah lagi di lain waktu.” Ucap Jeong Ha memuji.

“Kau sedang berbisnis?” kata Nona Kim sinis. Jeong Ha meminta agar Datang saja dan akan beri diskon sepuluh persen.

“Sudah berapa lama berpacaran dengan Sa Hye-jun?” tanya Nona Kim. Jeong ha langsung menjawab kalau tak pacaran.

“Sa Hye-jun terfoto saat keluar dari rumahmu.” Kata Nona Kim. Jeong ha ingin tahu Apa ini wawancara resmi. Nona Kim membenarkan.

“Karena saat wawancara harus direkam, aku akan merekamnya. Kita tak boleh mengatakan hal yang berbeda nantinya.” Kata Jeong Ha mengeluarkan ponselnya.

“Sa Hye-jun adalah salah satu pesohor yang aku rias. Benar, terasa seperti teman karena usia kami sama.” Akui Jeong Ha menjawa dengan santai. 




Nona Lee mengetik penyataan "Aktor Sa Hye-jun dan penata rias A tak berpacaran. Dia bekerja menjadi staf penata rias…" lalu melihat nama Gyeong Jun yang menelpnya.

“Kenapa kau tak hentikan berita ini?” keluh Gyeong Jun kesal. Nona Lee menegaskan kalau Sudah dibantah, tapi tetap diberitakan jadi tak tahu harus apa lagi yang di lakukan.

“Baiklah, tapi kau harus menanganinya.” Ucap Gyeong Jun. Nona Le mengerti dan  akan segera menyelesaikannya

“Aku sibuk…” ucap Nona Lee ingin mematikan ponselnya. Gyeong Jun memberitahu sudah tulis surat permintaan maaf. Nona Lee kaget dengan sikap Gyeong Jun.

“Aku menjadikan hidupku sebagai subjek surat permintaan maaf. Aku bersalah pada hidupku.” Ucap Gyeong Jun. Nona Lee berkomentar kalau Konyol sekali.

“Aku mengerti. Berikan padaku, nanti kuberikan ke pengacara.” Kata Noan Lee. Gyeong Jun mengerti dan akhirnya langsung mematikan ponselnya

“Tingkah lakunya sudah seperti ibu mertua.” Keluh Nona Lee dan mengetik kembali "Mereka sudah bekerja sama selama…"



Tapi telpnya kembali bergetar dari Tuan Lee, Nona Lee pun mengeluh Kenapa nomor ini meneleponnya lalu mengangkatnya. Tuan Lee mengaku sudah lihat berita Hye-jun dan mengeluh Nona Lee yang Kenapa belum ada berita bantahan

“Menyebalkan. Itu bukan urusanmu.” Ucap Nyonya Lee kesal. Tuan Lee mengaku Itu urusannya karena Hye-jun akan bergabung denganku.

“Tolong jaga dengan baik sampai dia masuk agensiku.” Kata Tuan Lee yakin

“Kau anggap aku lelucon? Bagaimana bisa mengatakan itu padaku?” ucap Nyonya Lee marah

“Kau yang terus bicara bahwa kau akan berhasil meski kelihatannya bisa dibilang mustahil. Cepat buat berita bantahan. Lebih cepat bantahan itu keluar, lebih baik bagimu.” Kata Tuan Lee

“Aku harus tanya Hye-jun.” ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir  Tak ada guna bertanya.

“Dia pasti mau ungkap hubungannya. Kau sangat memahaminya. Reporter Kim menyiapkan sesuatu yang lebih parah dari ini. Jangan meremehkannya.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Lee terlihat sangat frustasi. 


Nona Kim tak bisa tinggal diam memberikan video Jeong Ha berjudul [PENGAKUAN] Jeong Ha mengatakan “Mengenai pacarku? Benar.” Ia tahu kalau Jeong Ha  berniat mengungkapkan bahwa  pacar Hye Jun  tapi berubah pikiran karena Jung Ji-a berinisiatif lebih dulu.

“Aku ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada pengikut kanal siaranku.” Kata Jeong ha bisa melawanya.

“Aku ada di pihakmu. Sa Hye-jun berubah sejak dia populer, ya? Statusnya berbeda dengan dulu.” Kata Nona Kim

“Sa Hye-jun bukan orang seperti itu.” Ucap Jeong ha. Nona Kim herna Apa alasan Jeong Ha melindunginya seperti ini?

“Apa alasanmu membuatku seolah seperti wanita yang dicampakkan?” kata Jeong Ha

“Saat Jung Ji-a kuwawancarai, dia terlihat belum melupakan Sa Hye-jun. Dia pasti menyukainya sampai mau mengungkap nama dan wajahnya. Sekarang kelas sosial Jung Ji-a dan Sa Hye-jun sama. Orang-orang pasti akan merestui jika mereka kembali berpacaran.” Ucap Nona  Kim

“Kemampuan mewawancaraimu sangat baik. Aku cukup kesal, dan kau membuatku ingin menjelek-jelekkan Sa Hye-jun. Lain kali, buat janji sebelum datang. Aku bisa memberi konsultasi mengenai citramu.” Ucap Jeong Ha. 



Hae Hyo mengemudikan mobilnya menerima telp dari Hye Jun. Hye Jun bertanya sedang apa. Hae Hyo menjawab akan menuju ke tempat Pilates dan tahu temanya akan  bertemu Jeong-ha hari ini. Hye Jun mengaku tak bisa bertemu.

“Karena itu aku mau bertemu denganmu.” Ucap Hye Jun. Hae Hyo merasa seperti pengganti Jeong-ha

“Apa Kau pikir bisa menjadi pengganti?” ejek Hae Hyo. Hye Jun mengeluh meminta agar menghentikanya. 


Do Ha melihat berita yang baru dirilis [SA HYE-JUN BANTAH RUMOR BERPACARAN] Lalu melihat Hye Jun yang datang. Hye Jun memasukan tas ke dalam loker. Do Ha mengejek Hye Jun sudah sukses, karena bisa datang ke sini.

“Kau tak berubah. Menilai kesuksesan dengan datang ke sini atau tidak.”ejek Hye Jun.

“Ya, aku tak berubah. Kau pun tak berbeda denganku.” Kata Do Ha. Hye Jun mengaku tak pernah bilang mereka berbeda.

“Kau ingat saat kita pertama bertemu? Kukira kau berbeda denganku karena kau terlalu berlagak. Kini kau tahu perasaanku, 'kan? Kau langsung terbitkan artikel itu, bantah rumor dengan Jeong-ha.” Kata Do Ha

“Artikel bantahan?” ucap Hye Jun kaget. Do Ha membenarkan dan tahu kalau Hye Jun harus bilang bahwa manajernya yang melakukan tanpa sepengetahuannya dan mengejek Kemampuan belajar Hye Jun bagus.


Hye Jun datang menemui Hae Hyo. Hae Hyo bingung kenapa tak ganti baju. Hye Jun dengan wajah serius kalau harus ke Jjamppong. Hae Hyo pikir kalau hari ini libur. Hye Jun bertanya apakah temanya belum lihat artikel itu. Hae Hyo pikir Haruskah membahasnya.

“Aku diam karena bingung harus bicara apa. Apa kata Jeong-ha?” tanya Hae Hyo. Hye Jun menjawab tak bisa dihubungi

“Apa Kau buat artikel bantahan tanpa bicara dengannya?” tanya Hae Hyo. Hye Jun mengaku harus cari tahu, tapi Min-jae tak angkat telepon.


Nona Lee pergi ke tempat Perusahaan iklan mengakuu mampir karena sudah lama tak dan sangat gelisah belakangan. Si pria mengaku  takut atasan marah dan ini mereka masih tenang. Nona Lee tahu HyeJun menjadi bintang dalam waktu singkat.

“Jadi, banyak yang iri dan membuat rumor.” Ucap Nona Lee. Si pria merasa  Terlalu banyak rumor asmara, juga ada beberapa skandal.

“Kami memilihnya karena citra pemuda yang baik. Tolong kelola pers dengan baik. Aku cemas pemberitaan seperti ini akan buat citra perusahaan kami tercemar.” Kata Si pria

“Itu tak akan terjadi. Kami gugat mereka atas pencemaran nama baik” ucap Nyonya Lee akhirnya keluar ruangan. 




Nyonya Lee keluar dengan wajah kebingungan, Tuan Lee datang menyapa Nyonya Lee. Nyonya Lee mengeluh mendengarnya merasa bukan saatnya saling menyapa. Tuan Lee pikir Nyonya Lee  tak mau kehilangan iklan dan sekarang terobsesi dengan uang.

“Bagus. Kau manajer yang baik.” Ucap  Tuan Lee mengejek. Nyonay Lee menegaskan Mereka memercayai Hye-jun dan menjadikannya bintang iklan.

“Aku takut mereka dirugikan. Bukan karena uang. Lalu Kenapa datang ke sini?” tanya Nyonya Lee

“Aku harus dorong Do-ha jika Hye-jun kehilangan kontraknya. Park Do-ha yang bercitra sehat.” Kata Tuan Lee

“Kau mau buat dia dilengserkan, 'kan? Jika begini, kenapa mau merekrut Hye-jun?” kata Nyonya Lee 


“Hye-jun sudah terbukti sebagai bintang. Semua skandal mengenai dia palsu. Momentumnya tak bisa dihentikan. Aku akan menyelamatkannya saat dia terpuruk.” Kata Tuan Lee.

“Kau sangat perhatian.” Ejek Nyonya Lee. Tuan Lee pikir juga bisa merekrut Nyonya Lee karena tak bisa lakukan ini sendirian.

“Apa Sudah perbarui kontrak Hye-jun? Rupanya belum. Seperti itulah.Pesohor kira mereka sukses karena usaha sendiri. Menurutmu kenapa aku begini? Keyakinan, kepercayaan, cinta? Hal seperti ini tak berguna jika tak ada uang.” Kata Tuan Lee

“Hiduplah seperti itu. Aku akan hidup dengan caraku sendiri.” Kata Nyoya Lee

“Menurutmu Hye-jun akan memahami perasaanmu? Apa Dia tahu kau ke sini? Kau buat bantahan tanpa persetujuan Hye-jun, 'kan? Hubungan kalian akan mulai retak. Ucap Tuan Lee

“Tak akan terjadi sesuai keinginanmu.” Hubungan kami sangat kuat.” Tegas Nyonya Lee 


Hye Jun mengeluh Nyonay Lee yang buat berita sesukanya. Nyonya Lee pikir Artikel bantahan itu masalah waktu dan  Lebih cepat, lebih baik. Hye Ju mengerti dan berpikir Lupakan soal pendapatnya sebentar.dan bertanya apakah sudah beri tahu Jeong-ha

“Jeong-ha akan mengerti. Dia sangat bijaksana.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun menegaskan kalau tak mau privasinya dilanggar karena keadaannya.

“Aku tahu. Aku juga harus melakukan pekerjaanku. Tugas utamaku sebagai manajer adalah melindungimu.” Ucap Nyonya Lee

“Aku mengerti apa yang kau katakan. Tapi saat ini, melindungi Jeong-ha adalah yang utama bagiku.” Tegas Hye Jun 


Jeong ha pulang naik bus dan membaca komentar dari channel Youtubenya. Banyak komentar jahat ke arahnya.

[SADARLAH, KAU HANYA SALAH SATU WANITA HYE-JUN]

[KENAPA MERAYUNYA? SEHARUSNYA KAU BEKERJA]

[KAU HARUS SADAR DIRI, KAU TAK PANTAS UNTUKNYA]

Saat itu ibunya menelp, Wajah Jeong ha terlihat hanya bisa menghela nafas karena telp ibunya. 


Jeong Ha masuk ke dalam rumah menerima telp dari Hae Hyo.  Hae Hyo mengaku bertemu Hye-jun dan katanya Jeong Ha tak bisa dihubungi. Jeong Ha mengaku akan menghubunginya. Hae Hyo bertanya Jeong Ha ada di mana. Jeong Ha menjawab Rumah.

“Kenapa sudah pulang ke rumah?” kata Hae Hyo. Jeong Ha memberitahu kalau Ibunya akan datang.

“Kenapa kau tak angkat telepon Hye-jun dan angkat teleponku?” ucap Hae Hyo

“Kau menanyakan itu?” ucap Jeong ha.  Hae Hyo pikir Seharusnya tak diangkat.

“Jadi, aku akan ke depan rumahmu karena cemas.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha memuji Hae Hyosungguh teman yang baik. Hae Hyo mengejek Jeong Ha yan baru tahu. 


Jeong Ha membersihkan wajahnya teringat denga percakapanya dengan Hye Jun

Flash Back

“Kenapa orang meminta maaf saat mencintai seseorang?” tanya Hye Jun. Jeong Ha menjawab Mungkin karena mereka ingin perlakukan lebih baik, tapi tak bisa.

“Maka perlakukanlah lebih baik. Kenapa mengatakan maaf? Aku tak akan mengatakan maaf.” Kata Hye Jun.

Ponsel Jeong Ha berdering, nama HYE-JUN terlihat tapi Jeong Ha masih ada di toilet.

"Aku tak akan mengatakan maaf." Dia tak bisa menepati perkataannya. Saat itu, kami terlalu meremehkan cinta. Cinta mengandung berbagai jenis perasaan.”

Jeong Ha terdiam mengingat semua kenangan dengan Hye Jun. Sementara Hye Jun sibuk menelp Jeong Ha tapi tak juga diangkat lalu mencoba menenangkan diri didalam mobil sebelum pulang. 



Orang Tua Hye Jun menonton wawancara anaknya tentang drama “Manusia Pertama” Nyonya Han memuji Hye Jun  Cara bicaranya natural sekali sapeerti bukan anak yang mereka lihat di rumah. Tuan Sa pikir Makanya dia sukses. Nyonya Han tak percaya mendengarnya.

“Dia berhasil menjadi bintang.” kata Tuan Sa. Nyonya Han senang karena suaminya itu harus mengakuinya seperti itu.

“Bagaimana proses gugatannya?” tanya Tuan Sa. Nyonya Han mengaku tadi tak menanyakannya.

“Bu Lee akan beri tahu jika semua sudah selesai” ucap Nyonya Han. Tuan Sa pikir Seperti Gyeong-jun bilang.

“Aku takkan cemas jika dia di agensi besar. Apa dia bisa mengatasinya?” kata Tuan Sa. Nyonya Han mengaku juga cemas.


Kakek Sa keluar dari kamar.  Nyonya Han bertanya ayahnya Mau ke mana Kakek Sa memberitahu kalau Pihak akademi ingin bicara dengannya. Nyonya Han mengeluh kalau suaminya hanya diam saja. Tuan Sa heran dengan ucapan istrinya.

“Ayah bilang akan pergi.” ucap Nyonya Han.  Tuan Sa heran memangnya kenapa

“Kenapa masih bertanya? Antarlah Ayah.” Kata Nyonya Han. Nyonya Ha mengeluh dengan sikap Nyonya Han. 


Flash Back

Nyonya Han bertemu dengan Nyonya Lee kalau tahu bisnis sedang tak baik, menurutnya Meski tak bilang apa-apa, Yeong-nam terlihat kesal karena tak ada pekerjaan. Nyonya Lee terlihat tak bisa menahan rahasianya samil mengumpat kesal.

“Bukan begitu. Bahu Yeong-nam tak boleh digunakan lagi. Jang-man bekerja tanpa Yeong-nam.” Kata Nyonya Lee. Nyonya Han kaget mendengarnya. 


Nyonya Han memilih baju memberitahu kalau Usia Ayah sudah tua dan akan menyesal nanti. Tuan Sa hanya diam saja. Nyonya Han merasa akan perlakukan orang tuanya dengan baik jika mereka masih hidup dan menurutnya suaminya masih punya kesempatan.

“Bagaimana jika harus terus mengantar Ayah?” keluh Tuan Sa. Nyonya Han pikir tak ada yang salah

“Aku harus melakukan pekerjaanku.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han merasa tak masalah karena ia yang akan bekerja.

“Upahku cukup untuk kebutuhan kita.. Ayo Cepat keluar. Ayah sudah telat.” Ucap Nyonya Han. Tuan Sa terlihat kesal. 


Tuan Sa dan Kakek Sa datang ke tempat latihan. Si wanita pemilik berkomentar Tampaknya putra kakek sa kini sudah menjadi manajernya dan ingin tahu  Bagaimana pekerjaan sebelumnya.  Tuan Sa pikir akan mengurusnya dan ingin tahu Hari ini, ada masalah apa?

“Itu artinya kau bukan manajer resmi. Hari ini tak bahas mengenai pekerjaan, tapi menawarkan kontrak eksklusif.” Kata Si pemilik

“Apa yang terjadi jika meneken kontrak eksklusif?” tanya Kakek Sa. Si pemilik menjelaskan  hanya boleh bekerja dengan agensinya.

“Kami akan mengurusmu dengan saksama.” Jelas Si pemilik. Kake Sa pkir  Saat ini pun dia bekerja di sini jadi Apa bedanya?


“Ini kontrak kerja... Bacalah. Ketentuan untuk bagi hasil 60 banding 40. Kami akan memberi dukungan penuh. Kau tak perlu meninggalkan pekerjaanmu dan terus mengikuti ayahmu.” Ucap Si pemilik.

“Apa yang terjadi jika tak meneken kontrak?”tanya Kakek Sa. Si pemilik memebritahu kalau Kakek Sa bekerja seperti sebelumnya.

“Aku mau bekerja seperti sebelumnya. Aku senang putraku menjadi manajer.” Kata Kakek Sa

“Kualitas yang diberikan putramu dan agensi kami berbeda, Pak Sa. Kami profesional.”ucap Si pemlk

“Aku lebih nyaman dengan putraku. Ayo. Hubungi aku jika ada pekerjaan.”ucap Kakek Sa

“Kenapa kau tak mengatakan apa pun?” tanya si pemilik. Tuan Sa pikir  Ayahnya sedang bicara jadi kenapa harus memotongnya

“Hei. Kau bisa berbicara seperti itu?”keluh Kakek Sa. Tuan Sa mengeluh bicara apa


“Kau bicara bagai putra yang menurut.”ejek Kakek Sa. Tuan sa mengaku  mau mencoba melakukannya.

“Apa Ayah tak suka?” tanya Tuan Sa. Kakek Sa mengaku Bukan begitu. Tapi takut karena anaknya tiba-tiba begini.

“Ayah juga menakutiku tempo hari.” Ucap Tuan Sa. Si pemilik mengeluh kalau keduanya mulai adu mulut lagi.

“Baiklah, aku mengerti.” Kata Si pemilik.Tuan Sa mengeluh wanita itu berisik. Kakek Sa pun setuju kalau memang berisik!



Di dalam mobil, Kakek Sa bertanya apakah Ayah boleh mendengarkan lagu. Tuan Sa membenarkan. Kakek Sa meminta agar anaknya  menyalakannya. Tuan Sa mengeluh tapi mengikuti ucapan ayahnya menyalakan radio. 


Hye Jun masuk kamar terlihat gugup, lalu menelp pacarnya. Jeong Ha pun mengangkat telp Hye Jun dengan mengatakan "Ya, Hye-jun"? bernada gembira. Hye Jun tak percaya kalau tadi cemas, tapi Jeong Ha terdengar ceria.

“Apa Sengaja melakukannya?” ucap Hye Jun. Jeong Ha berkomentar kalau Hye Jun agresif sekali.

“Maaf sudah mengabaikanmu.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun bertanya JeonG Ha ada di mana. Jeong Ha menjawab Rumah.

“Haruskah aku ke sana?” kata Hye Jun. Jeong Ha mendengar bunyi bel rumahnya

“Itu Ibu. Ibuku datang pada saat yang tepat.” Kata Jeong Ha. Hye Jun tahu kalau Jeong Ha bilang ibunya akan datang.

“Tampaknya hari ini bukan hariku.” Kata Hye Jun. Jeong Ha membenarkan.  Hye Jun pun menyuruh Jeong Ha agar segera buka pintu.

Jeong Ha pun membuka pintu rumahnya dan kaget melihat ibunya datang dengan koper. Sang ibu mengakumau menginap di sini beberapa hari.



Gyeong Jun sibuk menata meja makan. Nyonya Han menyuruh agar memanggil semua agar bisa makan. Gyeong Jun mengeluh padhal cuti hari ini karena Ini hari liburnya tapi  terus menyiapkan meja makan. Nyonya Han menegaskan kalau anaknya harus menyiapkan meja makan jika mau makan.

“Selama ini kau hidup terlalu nyaman.” Ejek Nyonya Lee. Gyeong Jun memberitahu kalau semua makanan sudah siap.

“ Apa yang dilakukan Hye-jun? Apa Kau bahkan tak bisa makan di sini?” teriak Gyeong Jun kesal 


Hye Jun sedang sibuk mengambar sepatu yang baru dibelinya, seperti sengaja mengambarnya agar bisa kembar dengan Jeong Ha. Wajahnya terlihat serius mengambar sepasang pria dan wanita yang sedang dibawah hujan.

Sementara dirumah, Jeong Ha dan ibunya sedang makan malam bersama. Ibu Jeong Ha bertanya anaknya dapat taoco ini dari mana karena pasti tak membelinya. Jeong Ha memberitahu kalau Ayahnya yang mengirimkannya. Ibu Jeong ha mengeluh kalau anaknya terlena pada hal begini.

“Terlena apanya? Dia ayahku.” Kata Jeong Ha. Ibu Jeong ha menegaksan kalau ia Isusah payah membesarkannya.

“tapi kau lebih memikirkan ayahmu.” Keluh Ibu Jeong Ha. Jeong ha pun bertanya Koper apa itu?


“Ibu akan menginap beberapa hari. Kau memilih dengan tepat.” Kata Ibunya. Jeong Ha bingung Memilih apa?

“Ibu bingung kenapa kau keluar dari perusahaan dan kerja di salon. Apa itu karena Sa Hye-jun?” kata Ibu Jeong Ha. Jeong Ha tak mengerti maksud ucapan ibunya.

“Ibu sudah baca berita. Kau sungguh putriku. Orang sepintar kau tak mungkin keluar dari perusahaan tanpa rencana. Ibu salah paham.” Kata Ibu Jeong Ha. Jeong Ha berteriak kesal


“Da-on penggemar berat Sa Hye-jun. Mintakan tanda tangannya. Kau pacarnya, pasti bisa lakukan itu untuk adikmu.” Kata Ibu Jeong Ha bersemangat.

“Aku bisa mintakan tanda tangan karena kami bekerja bersama, tapi takkan kulakukan.” Kata Jeong Ha

“Ibu pasti akan berimajinasi karena tanda tangan itu.” Ucap Jeong Ha. 



Menu makanan lengkap diatas meja, Nyonya Lee mengaku  Senang sekali bisa makan siang dan malam bersama. Gyeong Jun merasa Senang karena ini jarang terjadi karena ibunya pasti membenci jika harus masak tiap hari. Kakek Sa mengeluh cucunya yang berpikir negatif mengenai segala hal

“Bukan berpikir negatif. Dia bicara begitu karena mencemaskan ibunya.” Kata Tuan sa.

“Tampaknya Ayah sudah sadar. Aku adalah Sa Gyeong-jun! Putra sulung Ayah.” Kata Gyeong Jun

“Ajak Jeong-ha makan di rumah akhir pekan ini. Ibu akan memasak untuknya.” Kata Nyonya Ha. Hye Jun mengerti akan mengajaknya. 


“Apa makan bersama saat begini adalah pilihan yang tepat?” kata Gyeong Jun. Nyonya Han tak mengerti. Gyeong Jun ingin menjelaskan.

“Jangan.” Kata Hye Jun melarang. Gyeong Jun pun langsun menutup mulutnya.

“Apa Kelemahanmu ketahuan?  Tak biasanya kau langsung menuruti perkataan Hye-jun.” ejek Kakek Sa

“Tampaknya Gyeong-jun sudah makin dewasa.” Ucap Hye Jun. Tuan Sa megaku Banyak yang makin dewasa di keluarga mereka termasuk ayahnya.

“Apa manusia bisa berubah? Ayah seperti ini sejak dulu. Kau yang tak menyadarinya.” Ucap Kakek Sa 


“Ayah, terima kasih. Karenamu, Yeong-nam bekerja menjadi manajer Ayah.” Kata Nyonya Han.

“Astaga. Kau berlebihan. Ayah tak ada pekerjaan sekarang.” Ucap Tuan Sa.

“Namun, apa Ayah bisa menjadi manajer?” kata Hye Jun. Tuan Sa pikir kenapa tidak.


“Manajer harus tahu pemikiran kliennya. Harus tahu kebutuhan orangdan bergerak tanpa disuruh.” Ucap Hye Jun.

“Ayah mahir soal itu.” Kata Tuan Sa yakin. Semua tak percaya mendengarnya.

“Aku bisa baca perasaan orang.”ucap Tuan Sa menyakinkan. Mereka pun menganguk mengerti dan mengajak untuk makan saja. 



Hye Jun bergegas keluar dari rumah, Tuan Sa memanggilnya ingin tahu Bagaimana dengan kasus anaknya karena Bu Lee bilang akan menggugat, tapi tak ada kabar lagi. Hye Jun memberitahu kalau  Itu butuh waktu. Tuan Sa mengeluh apa Hanya itu saja.

“Beri tahu ayah lebih rinci.” Kata Tuan Sa. Hye Jun pikir  Tak ada yang bisa dibicarakan.

Ia teringat dengan ucapan Gyeong Jun “Meski Hye-jun terlihat polos dan cuek, dia rewel untuk hal tertentu.” Tuan Sa pikir oran semacam itu bisa mengubah apa pun.

“Apa kau kesal pada ayah?” tanya Tuan Sa. Hye Jun menjawab Tidak. Tuan Sa ingin memberitahu kalau Apa yang dilakukan dulu…

“Menurunkan kepercayaan diriku agar aku sukses, 'kan? Aku mengerti.” Kata Hye Jun

“Kau mengerti, tapi bilang "menurunkan kepercayaan diri". Apa itu?” keluh Tuan Sa.

“Apa lagi? Aku mengerti kepribadian Ayah. Jadi Aku sudah boleh ke kamar?” kata Hye Jun. Tuan Sa pun menyuruh Hye Jun pergi saja.

Apa Dia masih dendam padaku? Itu masuk akal. Aku juga tak bisa melupakannya. Mustahil jika aku berharap kau lupa.” Kata Tuan Sa merasa bersalah. 



Nyonya Kim membaca majalah dan melihat anaknya pulang,  Hae Hyo bersikap acuh pada ibunya. Nyonya Kim bertanya apakah anaknya sudah makan. Hae Hyo sambil menaiki tangga mengaku sudah. Nyonya Kim ingin tahu dengan siapa. Hae Hyo menjawab sendiri.

“Apa Tak ada teman untuk makan bersama?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo menjawab Tidak.

“Ibu… berusaha mengajakmu berbicara.” Ucap Nyonya Kim. Akhirnya Hae Hyo berhenti melangkah kakinya.

“Kupikir Ibu melakukan semua ini untukku karena Ibu mencintaiku. Namun, aku salah. Hidup Ibu jauh lebih penting bagi Ibu. Aku terluka atau tidak, Ibu tak peduli asal Ibu berjaya.” Ucap Hae Hyo

“Itu karena kau memisahkan hidup ibu dan hidupmu. Kau berjaya jika ibu berjaya dan ibu berjaya jika kau berjaya. Apa ibu salah menganggap hidupmu sebagai hidupku?” kata Nyonya Kim

“Ibu adalah Ibu. Aku adalah aku. Latar belakang dan masa kecil kita berbeda. Kenapa disamakan?” keluh Hae Hyo

“Karena ibu mencintaimu seperti diriku. Karena ibu ingin membuatmu berjaya melebihi siapa pun. Karena ibu sudah memutuskan itu sejak kau berada di kandungan ibu.”kata Nyonya Kim

“Cara itu sudah tak mempan.” Kata Hae Hyo. Nyonya Kim pun hanya bisa terdiam melihat anaknya pergi. 



Tuan Won akan tidur dan kaget melihat istrinya masuk kamar. Nyonya Han heran melihat Tuan Won yang begitu terkejut. Tuan Won merasa kalau Nyonya Han akan memukul saat melihatnya. Nyonya Han mengeluh itu bahkan tak sakit.

“Bukan masalah sakit atau tidak, tapi timbul rasa takut.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim mengejek suaminya yang merasa takut

“Ada masalah dengan anak-anak?’ tanya Tuan Won. Nyonya Kim pikir Jika kuberi tahu, maka Tuan Won akan tertawa

“dan bertanya apa yang kulakukan selama ini. Ini semua karenamu.” Ucap Nyonya Kim

“Kurasa kini kau akan terus menyalahkanku.” Ucap Tuan Won. Nyonya Kim membenarkan kalau semua salahnya Tuan Won.

“Entah kapan itu dimulai... Tidak. Aku tahu dengan jelas. Mulai saat Hae-hyo masuk ke SD negeri.” Kata Nyonya Kim

“Aku paham masalah Hae-hyo. Apa masalah Hae-na?Apa Dia pacaran dengan pria aneh? Ini berkaitan dengan SD Hae-hyo?” tanya Tuan Won. 



Jin U menunggu disudut kampus. Hae Na memanggilnya dengan wajah bahagia bertanya apakah  sudah menunggu lama, Jin U mengaku tidak dan tahu Hae Na pasti lapar jadi mengajak akan ke tempat kesukaannya dan bergegas pergi.

***

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar