PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 29 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 

Ji A melihat ruangan yang tak biasa disekelilingnya. Seorang anak kecil terlihat ada didepanya. Dengan tatapan dinginya si anak menyapa Ji A seperti memang sudah lama menunggunya. Ji A ketakutan dan akhirnya bangun dari tidurnya. Ia pun memastikan kalau ada didalam rumahnya tanpa disadari kalau bagian tubuhnya yang bersisik. 



Nenek Yeon memberitahu  Bocah yang keluar dari sumur,. setelah sesaat keluar, dia bersembunyi. Dan Bocah itu sudah ditemukan barusan. Yeon kaget  kalau itu Bocah dan menduga sesuatu.

“Di tubuh gadis itu, Manik rubah yang kau beri, sudah hilang. Akibatnya, ada yang terbangun dalam dirinya.” Ucap Nenek Yeon. Yeon kaget mendengarnya.

“Kenapa ada di sana?  Padahal dia butuh 600 tahun untuk bereinkarnasi. Keinginannya adalah menjalani hidup senormal mungkin bersama keluarganya. Kenapa... Kenapa itu ada di dalam tubuhnya?” ucap Yeon Sedih

“Itulah takdir dia.” Ucap Nenek Yeon. Yeon tak terima dianggap Takdir

“Aku ingin tahu, Atas kemauan siapa? Perbuatan apa yang dia lakukan?” ucap Yeon marah

“Apa Kau berani mempertanyakan kekuatan agung di tempat Dewa?” balas Nenek Yeon marah

“Kau sudah tahu, 'kan? Karena itulah kau terus melarangku menemuinya, 'kan? Sekarang aku seperti sudah dikhianati selama 600 tahun.” Ucap Yeon marah. Nenek Yeon pun ingin tahu apa yang akan dilakukan Yeon.

“Aku harus menagih kompensasi.” Kata Yeon marah dengan mengeluarkan kekuatanya. Nenek Yeon melihat pecahan kaca mengarah padanya.

“Aku membantumu meski kau sama sekali tak punya apa-apa. Berninya kau menganggap aku berhutang.” Kata Nenek Yeon bisa menahan pecahan kaca. Keduanya pun saling menyerang

Akhirnya Tuan Hyun sedari tadi hanya melihat meminta agar mereka berhenti. Keduanya pun menghentikan kekuatan dan pecahan kaca pu menghilang. Tuan Hyun meminta keduanya agar bisa tenang. Yeon akhirnya mencoba tetap tenang.

“Dengar baik-baik... Jika aku tahu bahwa Ji A akan mati lebih awal,. aku akan mengacaukan Alam Dunia dan Akhirat.” Kata Yeon mengancam.

“Aku tak ingin melihatmu... Pergi.” kata Nenek Yeon marah. Yeon pun akhirnya pergi. 


CEO TV bertanya pada Immogi apakah  sudah melihatnya dan penasaran bagaimana perasaannya. Immogi mengaku sepertinya akan menangis karena harus menunggu lama sekali demi bertemu orang itu. CEO TV hanya terdiam saja tapi Immogi bisa mendengarnya.

“Pikiranmu berisik sekali.” ucap Immogi. CEO TV kaget kalau bisa mengetahui isi hatinya.

“Kau menganggapku aneh. Apa aku bukan Imoogi yang dulu kau kenal? Jika aku berubah, itu karena dunia sudah berubah. Imoogi dan Gumiho ada di dunia yang berubah cepat. Tak perlu melihat dunia dengan cara kuno. “ kata Imoogi

“Sekarang, mereka akan mulai mencari kita.” Kata CEO TV. Imoogi pikir Itulah yang ditunggu.

“Aku benar-benar tak sabar untuk bertemu orang itu.” Ucap Immogi merasa sudah tak sabar.


Tuan Hyun mengikuti Yeon keluar memberitahu kalau  nenek Yeon memang cukup kasar, tapi  yakin dia tak bermaksud begitu. Ia memberitahu kalau Nenek Yeon  sangat berhati dingin, tapi dia menyayangim Yeon seperti putranya sendiri.

“Jangan menghiburku. Aku sudah cukup hampir menangis.” Kata Yeon marah

“Yeon, jangan terjebak. Berpura-puralah tak tahu apa-apa. Jangan melompat ke dalam api padahal kau tahu itu bahaya.” Kata Tuan Hyun

“Tapi, dia akan terluka jika aku tak pergi.” kata Yeon. Tuan Hyun bertanya apakah Yeon ingin melihat tragedi masa lalu

“Jika kau terlibat, salah satu dari kalian harus mati pada akhirnya. Itu takdir bagi kau dan dia saat bocah itu terlahir kembali.” jelas Tuan Hyun

“Tidak, Ji A tak akan mati. Tak akan pernah. Aku sudah berjanji. Aku berjanji untuk membuat kehidupan ini layak untuknya. Aku akan lindungi dia sampai mati.”tegas Yeon berjalan pergi. Tuan Hyun hanya terdiam menatapnya. 





[BAB 7: JEBAKAN REINKARNASI]

Yeon berjalan pulang melihat keluarga yang sangat dekat dan bermain bersama. Ia teringat dengan ucapan Ji A padanya.

“Ada lebih banyak momen saat seorang anak butuh orang tuanya daripada yang kukira. Misalnya, saat anak mulai berjalan. Siapa lagi yang akan tersentuh saat anak mulai bangun dan berjalan sendiri selain orang tua?”

“Ketika hanya aku yang berpiknik tanpa membawa makanan rumahan. Ketika anak yang bertengkar denganku di kelas bilang,” Aku akan beri tahu ibuku." Aku tak bisa mengalahkan anak-anak yang punya ibu”

“Kalau saja mereka jahat. Jika begitu, mungkinkah aku bisa melupakan mereka dan melanjutkan hidupku?” kata Ji A.

“Kenapa kau mencari orang tuamu selama ini?” tanya Yeon saat mereka pergi ke pulau.

“Itu sederhana... Aku merindukan mereka.” Kata Ji A. 


Ji A bingung saat Yeon membahas  Manik rubah dan bertanya Apa itu sangat penting. Yeon frustasi karena J A memberikan ke peramal, Ji A memberitahu kalau peramal D tiba-tiba mulai membicarakan takdirnya dan berjanji untuk melepas Yeon jika memberikan itu.

“Meski begitu, bagaimana kau bisa, memberikan itu dengan mudah seperti permen?” keluh Yeon

“Karena aku tak bisa kehilanganmu.” Kata Ji A. Yeon pun menegaskan kalau akan tinggal di sini sementara.

“Kau akan tinggal di sini? Di rumahku? Apa Kau akan menginap di sini?” ucap Ji A tak percaya. Yeon pun mengangguk mengerti.

“Aku belum pernah melihat Gumiho dengan pikiran terbuka seperti itu.” Kata Ji A.

“Lalu, kau ingin datang ke rumahku?” kata Yeon. Ji A mengaku bukan seperti itu tapi Kenapa tiba-tiba

“Setidaknya itu yang bisa kulakukan untuk keselamatanmu. Jangan pertaruhkan hidupku untuk menyelamatkanmu.” Kata Yeon. 



Ji A akhirnya melepaskan selimutnya menegaskan kalau  Artinya, apa tak apa jika Yeon tidur di sofa. Ia pikir Karena Yeon menggunakan hidupnya untuk bernegosiasi, maka ia tak punya jalan lain. Yeon menghela nafas bertanya kenapa bangun karena saat pergi Ji A sedang tidur.

“Aku mengalami mimpi buruk.” Ucap Ji A. Yeon kaget kalau Ji A yang bermimpi.

“Aku melihat anak kecil. Dan dia bilang "Hai" padaku.” Cerita Ji A. Yeon penasaran apa kelanjutanya.

“Hanya itu saja. Pada awalnya, itu benar-benar membuatku takut. Tapi setelah bangun, aku merasa senang bertemu dengannya tanpa alasan. Rasanya seperti aku mengenalnya.” Ungkap Ji A. Yeon hanya bisa terdiam merasa tahu kalau itu adalah Imoogi. 



Rang mengingat saat  peramal melihat Yeon yang dibawa olehnya lalu berkata “Ya, dia hal paling berharga dalam hidupmu. Saudaramu.” Ia pun kesal karena masih merasa Yeon yang paling berharga untuk dirinya lalu memilih untuk minum.

Yoo Ri datang memesan cola. Rang heran Yoo Ri yang memesan Cola. Yoo Ri memberitahu kalau Kali terakhir, mabuk dan memakan merpati di lingkungannya jadi mencoba tak mabuk setelah itu. Ia pun mengaku menderita radang usus.

“Kau yang meninggalkan merpati mati di depan pintu depanku?” ucap Rang Yoo Ri tak percaya kalau pergi sampai sana karena tak ingat.

“Padahal kau bukan kucing.” Ejek Rang. Yoo Ri pun ngin tahu apakah Rang  tak bisa menemukan barangnya. Rang memperlihat kacamata yang didapatnya.

“Kacamata ini adalah alis harimau? Jadi, jika kupakai ini, aku bisa melihat kehidupan lampau orang lain? Tapi Kenapa kau terlihat sangat sedih?” kata Yoo Ri heran. 

“Aku tak sedih. Aku marah.” Ucap  Rang. Yoo Ri heran ingin tahu alasanya.  Rang mengaku marah karena  masih punya emosi sebagai manusia.

“Mungkin karena aku blasteran.” Ucap Rang. Yoo Ri tahu kalau Rang  memberitahu bahwa ibunya manusia.

“Apa dia memelukmu dan menggendongmu di punggungnya? Atau Menangkapkan ayam dan memberikan bagian yang enak juga?” ucap Yoo Ri. Rang langsung menatap sinis

“Kau membuat alkohol terasa tak enak.” Kata Rang. Yoo Ri mengaku penasaran bagaimana rasanya dicintai. Rang mengeluh mendengar kata "Cinta"?




Flash Back

Rang yang masih kecil dibawa ibunya ke hutan, Ibunya  berhenti disebuah tempat meminta agar menunggu. Rang menolak karena takut. Ibunya memberitahu kalau akan segera kembali setelah mengambil hazelnut. Rang mengatakan kalau ingin ikut.

“Kenapa kau menyulitkan ibu? Ibu tak bisa hidup karena kau. Apa sebaiknya kita mati saja?” keluh si ibu kesal. Rang pun akhirnya ditinggal sendiri.

Rang menahan rasa ketakutan dan mendengar suara daun yang bergesekan lalu berpikir ibunya datang. Tapi saat ia memanggil ibunya, seorang siluman melihatnya seperti akan menerkamnya. 

“Cinta...bisa membuatmu mati. Orang yang lebih mencintai adalah mangsa.” Ucap Rang

“Aku tak menginginkan itu. Aku lebih suka menjadi predator.” Ucap Yoo Ri

“Apa itu Shin Ju? Apa yang dia lakukan untuk mempengaruhimu? Aku terkejut mendengar kau membicarakan cinta.” Ejek Rang

“Aku tak akan terpengaruh. Tidak peduli apa yang terjadi,. musuhmu akan selalu menjadi musuhku.” Tegas Yoo Ri. Rang pun menyuruh Yoo Ri agar pergi saja karena  ingin sendiri.




Shin Joo menghitung p KI, KOO, YU, SHIN, RI, JU] dan hasilnya 99 poin. Wajahnya bahagia karena Pak Lee dan Produser Nam hanya mendapat 25 poin. Ia pun mengajak bicara si anjing agar bisa melihatnya

“Menurut hukum probabilitas ilmiah,. pasti ada sesuatu.Meski dia berasal dari negara lain yang tak mengenal Konfusianisme, dia mencium pipiku saat pertemuan pertama kami, dan...’ ucap  Shin Joo dan mendengar si anjing membalas ucapanya.

“Apa yang kau bicarakan? Kenapa aku harus dikebiri? Aku bergairah? Jaga mulutmu. Pokoknya, ibumu berpura-pura tak menyukainya, tapi dia menghabiskan sup ayamnya. Dia bicara kasar, tapi dia bukan orang jahat.” Ucap Shin Joo bahagia.

“Kau tahu itu, 'kan? Apa? Kau ingin sup ayam? Kau makan makananmu setengah jam lalu. Apa Kau tak ingat? Kau membuatku gila... Hei!” ucap Shin Joo memanggil anjing yang pergi meninggalkanya. 




Ji A mencoba tertidur tapi terlihat gelisah, akhirnya ia terbangun mengeluh Yeon yang berdiri menatapnya.  Ia bertanya Berapa lama  akan berdiri di sana. Yeon menjawab Sepanjang malam. Ji A tak percya kalau Yeon akan berdiridSepanjang malam.

“Jangan pedulikan aku.” Kata Yeon. Ji A mengeluh Yeon yang berdiri menatapnya di sana jadi Bagaimana mungkin tak peduli

“Haruskah aku menatap dari luar kamar?” kata Yeon keluar kamar dan mengintip dari depan pintu.

“Itu horor.” Keluh Ji A. Yeon mengeluh Ji A yang tak suka ini dan itu jadi  Bagaimana bisa melindunginya.

“Tidur di sofa.” Kata Ji A. Yeon pun menolak karena itu di luar radius pemantauan.

“Kalau begitu tidur di sini.” Kata Ji A. Yeon pun langsung setuju dan langsung naik ke atas ranjang. 

“Maksudku di kamar, bukan di ranjang.” Ucap Ji A kaget. Yeon menegaskan kalau  sudah bilang orang modern jadi butuh ranjang untuk tidur.

“Tidurlah di lantai jika kau takut.” Kata Yeon. Ji A mengaku tak takut dan akhirnya tidur dilantai.

“Apa Kau tak akan tidur?” tanya Ji A. Yeon. mengaku tak bisa tidur. Ji A memberitahu kalau Dulu, ayahnya mengajari sesuatu.

“Jika tak bisa tidur,bayangkan sesuatu yang menyenangkan.” Kata Ji A. Yeon pikir Seperti es krim coklat mint

“Kalau aku, aroma nasi yang dimasak.” Ucap Ji  A. Yeon membalas  Suara pensil yang diruncingkan.

“Sepatu olahraga baru.” Kata Ji A. Yeon membalas Musim bisbol profesional.

“Satu set lengkap sastra dunia.” Kata Ji A. Yeon membalas  Telapak kaki anak anjing.

“Gimbap buatan Ayah.” Ucap Ji A. Yeon pikir Meski sudah tak ada lagi yang menulisnya tapi ingin surat.

Ji A hanya diam saja. Yeon menyuruh Ji A kalau ini giliranya. Ji A tetap diam. Yeon akhirnya melihat Ji A yang menutup matanya lalu bertanya apakah tertidur. Ji A berusaha tersadar membalas ucapan Yeon.

“Apa? Kalau aku, payung merah.” Ucap Ji A. Yeon menatap Ji A yang tertidur disampingnya, wajahanya terlihat sedih karena mengetahui nasib Ji A. 



Rang akan menyebrang jalan, tiba-tiba seorang anak menariknya sebelum tertabrak motor. Yeon bingung kenapa dengan anak itu, si anak tersenyum bahagia bisa menyelamatkan Rang. Rang heran melihat si anak speerti tertawa bahagia.

“Barusan, aku keren, 'kan? Aku bergerak cepat seperti Spiderman, dan...” ucap Si anak.

“Tipe yang paling aku benci. Hidungnya meler.” Gumam Rang. Si anak pun bertanya apakah Rang suka spiderman

“Tidak.”jawab Rang. Si anak bingung ingin tahu alasanya. Rang menjawab Tak suka saja. Si anak memberitahu kalau menyukainya.

“Aku tak peduli sama sekali. Berhenti bicara denganku. Meski bukan karena kau, suasana hatiku sudah tak bagus.” Kata Rang lalu berjalan pergi. Saat itu si anak melihat kacamata yang terjatuh dan mengambilnya. 


Yeon sibuk memasak sambil mengeluh kalau sudah bangun pukul 4.30 lalu menyakinkan kalau Hampir selesai. Shin Joo datang bertanya Apa yang di lakukan. Yeon mencoba memotong bahan walaupun semuanya gosong. Shin Jooo menebak Sup ikan pollack kering. Yeon membenarkan.

“Apa Kau menggosongkan ini? Wah... Kau mengesankan.”ejek Shin Joo. Yeon menegaskan Itu tak gosong.

“Lalu Disebut apa, ya? Aku yang buat, tapi... Beli pollack lagi. Sudah habis.” Kata Yeon. Shin Joo tak percaya kalau sudah menghabiskan ikanya lau mencoba sup buatan Yeon.

“Aku tak sengaja menambahkan gula.” Kata Yeon. Shin Joo hampir saja memuntahkanya lalu menyuruh Yeon minggir dan mulai meracik bahan dengan sangat mudah. 


Ji A terbangun dari tidurnya dan melihat Yeon tak ada disampingnya. Ia menuruni tangga dan melihat Yeon yang sedang masak lalu menghampriinya. Yeon pun menyapa Ji A bertanya apa tidur nyenyak. Ji A menganguk. Yen pu mengajak untuk sarapan.

“Sup pollack bagus untuk obat mabuk.” kata Yeon. Ji A melonggo melihat menu diatas meja.

“Kau membuat semua ini sendiri?”kata Ji A. Yeon merasa kalau itu tak penting karena Pikiranlah yang penting. Ji A merasa kalau ini Mengagumkan.


Ji A mulai makan,  Shin Joo datang menyapa Ji A. Ji A kaget dan Yeon hanya bisa menghela nafas panjang.  Ji A bingung Kenapa keluar dari sana. Shin Joo mengaku mendengar mereka tinggal bersama jadi harus membawa pakaian Pak Lee... Yeon meminta agar tetap diam.

“Di mana pemutihnya?” tanya Shin Joo. Ji A bingung kenapa Shin Joo menanyakan Pemutih

“Noda air sadah di wastafel sangat buruk. Aku menggosok ubin dengan soda kue dan cuka. Aku juga harus membersihkan rambut. Dan juga... Jangan biarkan makanan pengiriman menumpuk di lemari es. Semuanya adalah kuman.” Ucap Shin Joo mencari sesuatu di lemari

“Memangnya dia ibu mertua?” kata Ji A heran. Yeon mengeluh esal dengan temanya.

“Aku tak ingin ikut campur dengan rumah orang lain, Tapi Pak Lee tak pernah melakukan pekerjaan rumah selama hidupnya. Dan dia punya gangguan obsesif kompulsif.” Kata Shin Joo

“Kau bilang apa?” keluh Yeon. Shin Joo membalas “Selamat menikmati sarapanmu.” Dan bertanya Di mana pemutihnya?

“Itu ada di kamar mandi. Di bawah wastafel.” Kata Ji A. Shin Joo pu bergegas pergi.

“Dia seharusnya terus mencari. Kenapa dia keluar...” keluh Yeon dan Ji A meihat tempat cuci piringnya.

“Apa Kau menggosongkan ini?” kata Ji A melihat ikan yang gosong. Yeon membela diri Bukan "menggosongkan".

“Lebih tepatnya aku gagal mengontrol suhu.” Kata Yeon. Ji A hanay bisa tersenyum dan mengambil banyak ikan dirambut Yeon.

“Kau menggemaskan di tengah semua ini.” Kata Ji A. Yeon merasa Pollack kering mendominasi tubuhnya.

“Menggemaskan? Aku berusia lebih dari 1.000 tahun.”ucap Yeon. Ji A mengajak makan saja. Mereka pun makan bersama. 



Ji A sedang merapihkan bajunya dan sudah siap pergi. Shin Joo datang membawakan minuman dengan wajah gugup mengaku tak tahu apa benar bilang ini, tapi meminta agar bisa berhati-hatilah. Ji A terlihat bingung Shin Joo yang sangat khawatir.

“Jika kau terluka, Pak Lee... Dia akan terluka 2, 3... Tidak, 10 kali lebih terluka.” Kata Shin Joo

“Yeon sangat beruntung. Dia punya teman yang sangat mencemaskannya.” Komentar Ji A

“Dia sangat berharga bagiku. Aku berjanji.” Ucap Shin Joo. Ji A mengaku  akan berusaha untuk hati-hati.

“Yeon sangatlah berharga bagiku juga.” Kata Ji A. Yeon berteriak agar segera pergi karena akan terlambat.

Ji A keluar dari kamar menuruni tangga kaget melihat Yeon yang memakai setelah dan bertanya Mau ke mana hari ini. Yeon menjawab akan Bekerja.



Yeon mengemudikan mobilnya  Ji A bingung menatap Yeon lal memastikan kalau Tempat kerja yang dimaksud. mungkin tempat kerjanya. Yeon membenarkan. Ji A memberitahu kalau Yeon perlu izin untuk masuk ke stasiun penyiaran.

“Aku adalah Gumiho. Siapa yang bisa menghalangi jalanku? Aku akan mengurusnya.” Ucap Yeon santai.

“Ada apa dengan jas itu?” kata Ji A. Yeon mengaku Agar bisa berbaur di kantor.

“Apa Kau tak menyukainya?” tanya Yeon. Ji A mengaku Bukan begitu. Dan meberitahu kalau Hanya para eksekutif yang memakai dasi.

“Apa Mau dilepas saja? Kata Ji A. Yeon menolak karena akan pura-pura menjadi seorang eksekutif. Ji A tak bisa berkata-kata 


Yeon berjalan masuk dengan Ji A dan beberapa pengawal langsung membungkuk memberikan hormat.  Ji A melihatnya tak percaya berpiir kalau Yeon baru saja menghipnotis mereka. Yeon membenarkan. Ji A ingin tahu Kenapa mengambil peran sebagai direktur

“Kalau lihat di drama, itu posisi yang dipegang oleh orang tampan dan kaya.” Kata Yeon

“Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya sebagai direktur?” tanya Ji A. Yeon menjawab akan menunggunya di sini.

“Di sini? Sepanjang hari?” kata Ji A tak percaya. Yeon menegaskan kalau Dalam hal menunggu, ia yang terbaik.

“Bukan hanya 24 jam, aku bahkan bisa 24 tahun.” Ucap Yeon. Ji A hanya bisa tersenyum lalu merapihkan dasi Yeon.

“Semoga harimu menyenangkan. Hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Kata Yeon.

“Terima kasih, Yeon, sudah berada di sini untukku.” Kata Ji A menganguk mengerti lalu pamit pergi.



Yeon menatap Ji A yang pergi lalu mengingat ucapan Tuan Hyun  “Jika kau terlibat, salah satu dari kalian. harus mati pada akhirnya. Itulah takdir bagi kau dan dia saat dia dilahirkan kembali.”

“Mungkin saja ini kehidupanku yang terakhir.” Gumam Yeon sedih. Saat itu Ji A melambaikan tangan bahagia pada Yeon sebelum naik lift

“Kukira itu bisa lebih buruk.” Ucap Yeon berusaha tersenyum membalas lambaian tangan.


Seorang wanita akan masuk ke rumah CEO TV dan mengeluh  Kukunya bisa terlepas kalau mnekan bel. Tiba-tiba CEO TV sudah membuat pintu. Si wanita menyapa CEO Tva kalau ia adalah pengasuh yang mulai hari ini. CEO TV kalau cukup memberinya makan dengan baik.

“Hari ini adalah harinya. Hari ini, Imoogi akan tumbuh dewasa dengan wajah dan tubuh baru.” Gumam CEO TV melihat si bibi masuk rumah. 


Ji A duuduk di depan meja kerjanya mengingat ucapan si petugas kerajaan “Seorang pria dengan jas biru tua datang menemuiku. Dia menceritakan kecelakaan yang akan terjadi pada hari itu di Bukit Rubah. Meski samar, tanda-tanda Mukhyeong ada di keningnya.

"Seo" seperti "barat" dan "Gyeong" seperti "Seoul". Mencap wajah penjahat adalah hukuman paling brutal yang melibatkan cedera tubuh. Penjahat bercap dibenci dan diremehkan serta tak bisa hidup berbaur. Dan "Seogyeong" adalah kata kuno untuk Pyongyang” 


Ji A penasaran mencoba mengambarkan sosok SEOGYEONG.lalu bertanya-tanya Kenapa Seogyeong dan mencari Keyword [SEOGYEONG, STIGMATISASI MANUSIA

"Mereka yang memimpin Pemberontakan Myocheong, pemberontakan yang bertujuan untuk. memindahkan ibu kota ke Seogyeong, dikirim ke pengasingan sesudah dicap. Pemberontakan Myocheong. Mereka yang menghancurkan tatanan negeri dengan ramalan mereka kata ini dicap di dahi mereka. Seogyeong atau Pengkhianat Seogyeong."

“Sial. Kau melakukan pengkhianatan.” Gumam Ji A kesal 


Di lobby, Yeon bersiaga melihat orang-orang yang mencurigakan.  Ia pun mengingat temanya “Karena orang tua bukanlah sasaran kecelakaan Putrinya adalah target awal.”  Akhirnya ia menelp Shin Joo ingin tahu keberadaanya. Shin Joo menjawab Tepat di belakangnya.

“Sepertinya dia mendesak ke suatu tempat.” Kata Shin Joo. Yeon memastikan kalau Sendirian.

“Ya, dia sendirian.” Ucap Shin Joo. Yeon meminta agar mengwasi apa yang Rang lakukan.

“Aku mencari orang dengan cap di dahinya. Dia sejajar dengan Imoogi.”kata Shin Joo

“Itu benar. Aku yakin Rang juga terhubung dengannya.” Kata Yeon dengan mata penuh amarah. 



Rang pergi ke tempat menjatuhkan kacamatanya dan mencarinya.  Shin Joo melihat Rang berpikir kalau dompetnya terjatuh. Ran menelp sesoerang meminta agar Temukan kacamatanya dan Lakukan apa pun untuk menemukannya.

“Kacamata? Lalu Dia menelepon siapa?” ucap SHn Joo bisa mendengar ucapan Rang walaupun dari jauh. 


Jae Hwan dan Sae Rom datang ke ruangan dan melihat Ji A dan akan memulai  interogasi. Ji A pkir kalau Waktu habis lalu meminta izin Jae Hwan agar bisa melihat dahinya. Jae Hwan bingung kenapa dengan Ji A akan memeriksanya.

“Bukan.” Ucap Ji A memeriksa dahinya. Sae Rom langsun ingin tahu Siapa pria itu, apakah Pacarnya. Jae Hwan yakin kalau itu Sumber

“Kalian bertaruh berapa?” tanya Ji A. Jae Hwan langsung menjawab  50.000 won. Sae Rom ingin tahu Apa hubungan mereka

“Aku juga penasaran.”kata Ji A.  Jae Hwan bingung apa maksudnya.  Sae Rom memegang tangan Jae Hwan.

“Kalau kau penasaran tentang hubungan, rasakan denyut nadi orang itu. Reaksi tubuh tak pernah berbohong. Kenapa jantungnya berdegup kencang?” ucap Sae Rom

“Mungkin reaksi tubuhnya tak selalu jujur.” Ucap Ji A. Jae Hwan langsung menarik tanganya.

“Apa Kalian berdua berpegangan tangan?” tanya Jae Hwan mengalihkan pendapatnya.

“Tidak berpegangan tangan, tapi...” ucap Ji A. Sae Rom pikir merekaian tak berpegangan tangan, tapi melakukan sesuatu yang lain dan ingin tahu  Apa yang dipegang. 



“Apa kita punya cerita untuk siaran selanjutnya?” tanya Tuan Choi masuk ke dalam ruangan dan melihat Ji A yang sudah datang.

“Astaga, ini seperti aku menemukan barang langka dalam video gim.”kata Tuan Choi. Ji A mendekati Tuan Choi. Tuan Choi bingung mencoba mundur untuk menghindar.

“Aku hanya ingin melihat dahimu dengan baik.”kata Ji A lalu meihat tak ada tanda di dahi Tuan Choi. 


Si bibi terlihat ketakutan melhat Imoogi dan berusaha untuk kabur, Imogi walaupun punya tubuh anak-anak bisa menarik si bibi dan kuku si bibi pun sempat terlepas. Tangan si bibi pun berubah jadi tulang. Akhirnya Immogi pun menjadi dewasa. 


Shin Joo terus mengikuti Rang di tempat parkiran. Yoo Ri datang memberitahu kalau tahu siapa yang mengambil kacamatanya. Rang ingin tahu siapa.  Yoo Ri menjawab Seorang anak. Rang bingung kalau Seorang anak

“Kau cukup mabuk kemarin.” Ucap Yoo Ri memperlihatkan kamera CCTV. Saat itu Shin Joo tak percaya kalau Yoo Ri yang dekat dengan Rang dan mengingat ucapanya.  

“Aku tak punya keluarga. Tapi ada orang yang menyelamatkanku dari kebun binatang.” Kata Yoo Ri. Shin Joo mengatakan Ternyata dia penyelamat untuk Yoo Ri.

“Tentu saja. Dia mencabik penjaga kebun binatang menjadi beberapa bagian. Kau akan segera menemuinya.” Ucap Yoo Ri. 


Yoo Ri akhirnya pamit pergi, Shin Joo terlihat frustasi ternyata Yoo Ri diperintah oleh Rang lalu menelungkap wajahnya diatas stir. Saat mengangkat kepalanya, Rang sudah tak ada didalam mobilnya lalu mencoba mencarinya. Tiba-tiba Rang datang memecahkan kaca mobilnya.

“Kau pikir aku tak akan tahu?” ucap Rang marah. Shin Joo kaget dan terlihat sangat ketakutan.

***

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar