PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 08 Oktober 2020

Sinopsis Tale of the Nine Tailed Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seorang pria berjalan di lobby dan terlihat sangat terpana dengan gedung yang besar. Ji A meihat Lee Rang langsung mendekatinya bertanya apakah mencari sesuatu. Rang mengangu. Ji A memberitauhu kalau ia adalah PD untuk acara "Mengungkap Legenda Urban".

“Bisakah aku mendapatkan tanda tangannya nanti? Aku menonton setiap episode sekitar 20 kali, kau tahu.” Ucap Rang penuh semangat. Ji A meminta Rang agar duduk lebih dulu.

“Jadi apa kau melihatnya?” tanya Ji A. Rang membenarkan setelah menunjukan gambar foto payung merah. Ji A ingin tahu siapa dia.

“ monster. “ ucap Rang. Ji A kaget mendengarnya. Ji A memberitahu kalau Dia tidak pernah menua atau mati.


“Seperti goblin dan alien yang kau lihat di film.Tapi aku melihatmu tidak percaya padaku.” Komentar Rang

“  Jika aku boleh jujur, Memang iya.” Akui Ji A. Rang pikir Ji A seharusnya tidak meremehkannya karena tidak berbohong.

“Bolehkah aku bertanya apa pekerjaanmu?” tanya Ji A. Rang memberitahu kalau sedang belajar untuk ujian negara.

“Dan dimana kampung halamanmu?” tanya Ji A. Rang menjawab Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan.


“Ibuku yang selalu menjadi petani punya satu keinginan. yaitu melihatku bisa bekerja di kantor yang layak.” Ucap Rang. Ji A langsung pamit pergi agar bisa  pulang berhati-hati.

“Aku ingin memberitahumu lebih banyak.” Ucap Rang melihat Ji A malah pergi.

“Cerita latarmu tidak cocok dengan sepatumu. Pelajar seperti apa yang mampu membeli sepatu yang harganya 4.000 dolar?Lalu  kau tak punya aksen dari Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan. Itu sudah memberitahuku bahwa aku tidak boleh membuang-buang waktu. Sampai jumpa.” Ucap Ji A beranjak pergi.

“Yeou Gogae.” Ucap Rang. Ji A pun terdiam mendengar nama "Yeou Gogae" Rang memberitahu Di situlah  melihat pria itu.

“Bagaimana aku bisa mempercayai sesuatu yang datang dari orang tak dikenal?” ucap Ji A. Rang menegaskan kalau Ji A bisa memeriksanya sendiri.



“Yeou Gogae.” Ucap Rang. Ji A pun terdiam mendengar nama "Yeou Gogae" Rang memberitahu Di situlah  melihat pria itu.

“Bagaimana aku bisa mempercayai sesuatu yang datang dari orang tak dikenal?” ucap Ji A. Rang menegaskan kalau Ji A bisa memeriksanya sendiri.

Rang berjalan di pakiran dengan senyuman bahagia, seperti baru saja menyelesaikan misinya. Saat itu ia langsung berubah menjadi pria yang mengunakan pakaian setelah jas yang rapih lengkap dengan kacamatanya.


Di mobil yang terparkir, Seorang wanita menunggunya, Gi Yoo Ri menyapanya. Rang mengeluh kalau sudah memilih sepasang sepatu yang salah dan Ji A langsung menyadarinya dengan senyuman bahagia.

“Tapi kenapa kau tersenyum?” tanya Yoo Ri bingung. Rang mengaku menyukainya.

“Apa yang kau suka tentang dia?” tanya Yoo Ri. Rang menjawab kalau  suka dia dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Kalau begitu haruskah kita memakannya dari kepala sampai kaki?” ucap Yoo Ri. Rang pikir jangan karena belum waktunya.



Yeon pergi ke toko es krim, si pelayan bertanya Rasa apa yang dinginkanya. Yeon menjawab Cokelat mint.  Si pelayan tahu kalau Hanya itu yang pernah Yeon makan lalu membawakan pesanannya.

“Aku perhatikan kalau kau ini pelanggan tetap, jadi aku memberikanmu lebih banyak.” Ucap Sipelayan.

“Lain kali, berikan aku yang biasa. Saat aku berhutang budi kepada seseorang, maka aku berkewajiban untuk membalas budi.” Kata si Yeon. Si pria hanya bisa melonggo. 


Yeon memakan es sendirian, lalu menerima telp dengan wajah kesal. Ia menjawab “Nomor yang Anda hubungi tidak ada” sambil mengumpat. Rang yang menelp di dalam mobil menyapa Yeon.  Yeon kesal bertanya apa yang dinginkanya.

“Aku baru saja merindukanmu. Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Rang melihat Yeon sedang duduk di restoran.

“Aku sibuk. aku tutup” kata Yeon. Rang berkomentar kalau Yeon tak terlihat terlalu sibuk jadi mengajaknya bertemu.

“Aku tak mau.” Ucap Yeon. Rang mengancam akan membakar rumahnya. Yeon mencoba mencari sosok Rang tapi tak menemukanya. 


“Kau sudah berumur 600 tahun. Berhenti bertingkah seperti anak kecil.” Keluh Yeon.

“Kau akan menyesalinya.” Kata Rang. Yeon pun tetap tak ingin bertemu.

“Apa kau masih menunggu untuk pacarmu yang sudah meninggal? Aku dengar rumor yang menarik. Haruskah aku memberitahumu apa itu?” ucap Rang

“Jangan mencoba menggangguku.” Keluh Yeon. Rang  pikir Jika Yeon ingin tahu maka bisa menemuinya. Yeon tak peduli menutup telpnya, Rang pun bisa melihat Yeon yang duduk sendirian. 




Ji A berjalan sendiri sampai dihalte bus seperti yang dikatakan Rang “Malam ini, pergi ke tempat yang aku ceritakan lalu naiklah bus. Tapi aku punya satu syarat. Kau harus datang sendiri.”

Ia pun melihat nama Halte [Pusat Layanan Komunitas Seonghan-dong] dan hanya ada seorang anak remaja duduk sendirian, lalu pria tua seperti sedan mabuk. Ji A akhirnya duduk menunggu bus, si anak remaja melihat agenda Ji A bertuliskan "Mengungkap Legenda Urban"

“Kak, apa kakak PD acara TV?”tanya si remaja penuh semangat. Ji A memmbenarkan.

“Mimpiku itu menjadi seorang PD.”akui si anak. Tapi si Ji A merasa harus jadi yang lain.

“Aku sudah bekerja hari ini selama 22 jam tanpa henti.” Kata Ji A lalu saat itu bus pun datang.



Si anak remaja naik bus lebih dulu, saat Ji A akan masuk si Bapak tua tiba-tiba jatuh merasakan sakit. Ji A khawatir memastikan keadaan si bapak. Sopir bertanya “mau naik bus atau tidak” Ji A menganguk dan meminta agar menunggunya.

“Bangun. Biarkan aku membawamu ke rumah sakit.” Kata Ji A akan membantu. Tapi Si bapak malah menahanya agar tak pergi. Akhirnya Sopir bus pun berjalan pergi. Ji A melihat di dalam bus ada sosok Yeon yang belum dikenalnya. Bus pun pergi ke arah Yeou Gogae. 


 “Pak, kau tinggal dimana lagi?” tanya Ji A yang akhirnya mengendong kakeknya. Si paman meminta agar membawanya ke pohon di sana.

“Pak....kau jauh lebih berat dari yang terlihat... Aneh sekali... Dia sangat berat... Aku bahkan tidak bisa mendengarnya bernapas.” Ucap Ji A terus berjalan dengan nafas terengah-engah.

Si pria seperti mencekik leher Ji A dengan tanganya. Ji A mengeluh kalau lehernya Sakit.


Di dalam bus, Si anak remaja mendengarkan musik dengan earphone lalu melihat sepasang pria dan wanita di depanya. Setelah itu tiba-tiba lampu jalanan mati dan didalam bus gelap, Yeon pun berjalan ke arah belakang dan si remaja terlihat ketakutan. 

Ji A akhirnya menurunkan si paman sambil mengeluh kalau harus mengurangi minum alkohol. Si paman membalas kalau Jangan berpikir ini akan memberikannya uang untuk  bayaranya karena  sudah membayarnya kembali. Ji A tak mengerti maksudnya. 

Ia lalu melihat taksi lewat,  lalu menghentikanya. Si sopir pun bertanya mau kemana.  Ji A meminta agar bisa mengantarnya ke rute bus nomor 1002 lalu bingung melihat si paman yang tak ada dibelakangnya.




“Pak, apa kau melihat orang tua yang ada di belakangku?”tanya Ji A bingung.

“Siapa yang kau bicarakan? kau satu-satunya orang yang aku lihat.” Kata sopir. Ji A hanya bisa melongo bingung dan masuk ke dalam taksi.

Dibawah pohon terlihat ada minuman didepanya,  seperti  itu tempat kakek itu tinggal. 


Ji A melewati jalan bus dan kaget melihat bus yang menabrak dengan kondisi yang mengenaskan. Ia terlihat shock karena itu bus yang seharusnya dinaikinya tapi diselamatkan oleh si paman. Sopir taksi pun menelp polisi.

“Halo.. aku ingin melaporkan kecelakaan. Jalan 144.. Ya, di Yeou Gogae.” Ucap Sopir. Ji A kaget mendengar nama "Yeou Gogae"?

Ia mengingat saat saat kejadian kecelakan aad di Jalan 144, Bukit Rubah. Lalu menangis pada polisi kalau Orang tuanya sudah tiada. Ji A akhirnya berlari masuk ke dalam bus melihat sopir yang sudah tak bernyawa lalu melihat remaja yang tergeletak dilantai bus.

Ji A berusaha membangunkanya dan tiba-tiba si anak membuka matanya. Ji A kaget melihatnya. Di dalam bus sudah ada darah dibagian jendela. Yeon berjalan pulang dengan hujan yang deras dan tanganya yang berdarah. 


Polisi akhirnya datang dengan hujan yang turun deras, Ji A sibuk dengan catatanya. Polisi  mengeluh pada orang-orang yang datang dan mengambil foto lalu bartanya apa yang dilakukan disini.

“Detektif Baek. Kau hampir saja harus memproses mayatku hari ini.” Ucap Ji A. Tuan Baek bingung apa yang dikatakan.

“ Aku hampir naik bus itu.  Itu busku. aku seharusnya berada di dalamnya.” Kata Ji A. Tuan Baek tak perrcaya mendengarnya.

“Ada 5 orang meninggal, dan 1 orang selamat.” Ucap bawahanya. Tuan Baek menganguk sambil menghela nafas. 


“Harusnya ada satu orang lagi... Ada tujuh orang di bus ini.” Ucap Ji A mengingat saat melihat Yeon yang ada didalam bus. Si polisi kaget dan ingin memastikanya.

“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia satu-satunya yang menghilang. Tidak ada tubuh atau apapun.” Ucap Ji A. Tuan Baek pikir Dia mungkin turun.

“Tidak. Bus ini tidak berhenti sebelum kecelakaan. Tidak ada halte bus di terowongan.” Kata Ji A

“Aku perlu memeriksa sesuatu. Keluar dulu.” Ucap Tuan Baek memberikan payung pada Ji A


Sin Joo melihat berita "Jalan Jebakan Maut 144! Hanya 1 orang dari 6 orang yang Selamat" Yeon akhirnya pulang. Sin Joo langsung membahas "Hanya 1 orang dari 6 orang yang selamat."dan menurutnya Terlalu banyak orang yang meninggal. Yeon tak pedui bertanya memangnya kenapa

“Tinggalkan saja.” Ucap Shin Joo. Yeon Joo menegaskan kalau harus menyelesaikannya sendiri.


Ji A melihat papan nama diatas tempat tidur bernama [Jung Soo Young] remaja yang terlihat shock hanya berbaring. Ia pun mendekati Soo Young  bertanya Apa  mengenalinya dan bertemu di halte bus. Soo Young hanya diam saja.

“Apa kau ingat bagaimana kecelakaan itu terjadi?” tanya Ji A. Soo Young hanya diam saja

“Kau pasti takut karena kau satu-satunya yang selamat. Aku mengalami kecelakaan serupa dimasa lalu. Itu sebabnya aku sendirian. Jika kau memikirkannya,. tragedi bisa menjadi perisai yang sangat nyaman.”ucap Ji A 


“Karena semua orang mempermasalahkanmu dan mencurahkan simpati mereka. Tapi aku harap kau tetap kuat. Jauh lebih menyenangkan menjadi seorang PD daripada menjadi korban. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu.”kata Ji A mengeluarkan kartu nama. Soo Young tetap diam.

“Tapi Apa kau melihat pemuda yang duduk di dekat jendela di sisi kanan bus? Dia punya payung seperti ini.” Ucap Ji A. Soo Young melihat foto Yeon dan langsung mulai panik. 

“Kau memang melihatnya. Apa yang kau lihat? Kenapa kau meihatnya begitu..” ucap Ji A.

“Dia datang... Dia datang untuk membunuhku... Dia akan datang untuk membunuhku juga.” Ucap Soo Young panik. Ji A melotot kaget. 


“Jae Hwan. Beritahu Detektif Baek untuk mengirim beberapa orang ke rumah sakit... Iya. Bagaimana dengan kamera dari bus?” ucap Ji A menelp Jae Hwan saat keluar dari ruangan.

“Kosong. Itu sama dengan aula pernikahan.” Kata Jae Hwan. Ji A ingin tahu  Bagaimana di jalan. Jae Hwan menjawab  Tidak ada sama sekali

Saat itu Yeon pun datang ke rumah sakit pergi ke receptionist memberitahu kalau mencari gadis remaja yang diterima setelah kecelakaan bus. Ji A melihatnya dan bertanya Apa Yeon bersamanya. Yeon menengok dan bingung. Ji A lalu memberitahu  Jae Hwan kalau sudah ketemu.

[Rumah Sakit Universitas Woojin]

Keduanya bertemu di taman rumah sakit, Yeon bertanya  Mengapa PD stasiun TV ingin melihatnya, Ji A mendengar suara yang dikenalnya tapi menurutnya itu tidak mungkin. Yeon pun ingin tahu  Memangnya kenapa dengan suara Yeon

“Apa kau memanduku untuk menjadi seorang idol? Tapi maaf, aku tidak bisa bernyanyi atau menari. Bakatku satu-satunya adalah wajahku ini.” Ucap Yeon dengan bangga. 


“Ya, aku sedang mencarimu, tapi tidak untuk itu.” Kata Ji A. Yeon pun ingin tahu apa alasanya.

“Bukit Rubah.” Ucap Ji A. Yeon pikir kalau ini film horor. Ji A menjawab kalau itu legenda urban.

“Misalnya, 1 penumpang di bus 1002 menghilang. Seperti dia menguap ke udara tipis.” Kata Ji A

“Sepertinya itu tidak akan dibuat dengan sangat baik. Ditambah, aku lebih menyukai romcom.” Kata Yeon.

Ji A memperlihatkan fotonya, Yeon melihat dan berkomentar Foto berwarna itu sangat bagus. Ji A pun tidak tahu apakah itu kebetulan atau takdir, tapi sudah meliha Yeon itu tiga kali.


“Pertama, di aula pernikahan di mana seorang pengantin wanita menghilang. Kedua, di bus 1002. Ketiga, di rumah sakit ini untuk datang menemui korban.” Ucap Ji A

“Katakanlah itu takdir. Tapi maaf. aku sudah punya seseorang. Ditambah, aku sangat setia.” Ucap Yeon berjalan pergi

“Apa kau membunuh mereka Atau apakah kau datang untuk membunuhnya?” kata Ji A

“Barusan, aku bertemu seseorang yang ingin aku bunuh.” Kata Yeon kesal 


Di pakiran, Shin Joo mencoba menelp Yeon terlihat gugup bertanya-tanya keberadan Yeon karena bilang akan kembali dalam 10 menit tapi belum kembali.

“Bukankah orang biasanya memiliki bukti untuk mendukung mereka disaat mereka menanyakan pertanyaan kasar seperti itu? Seperti bukti fisik atau saksi atau setidaknya lencana polisi.” Ucap Yeon akhirnya duduk lagi.

“Kau benar. aku sangat kasar, bukan? Maafkan aku.” Kata Ji A. Yeon pkir tak butuh permintaan maafnya. 


“Kau tidak menyentuh kopimu... Minumlah.” Ucap Ji A yang memberikan minuman diatas meja.

“Aku tidak makan atau minum apapun dari orang asing. Ini dunia yang berbahaya.” Ucap Yeon dan langsung pamit pergi.

“Dan Satu hal lagi.” Kata Ji A. Yeon mengeluh apalagi. Ji A ingin tahu siapa namanya. Yeon menjawab mengaku tak tahu.

“Kenapa kau tidak mencoba mencari tahu?” ucap Yeon menantang. Ji A tiba-tiba melempar tasnya. Yeon pun langsung menangkapnya

“Setidaknya ambil kartu namaku. Itu ada di dalam.” Kata Ji A. Yeon mengeluh kalau dianggap kencan buta.

 “Aku tidak ingin kencan berduaan.” Ucap Yeon lalu memlempar lagi tas ke arah Ji A lalu berjalan pergi.

“Hei, Jae Hwan. Minta Detektif Baek untuk memberikan sidik jari untukku... Tas kulit.” Ucap Ji A menelp Jae Hwan setelah Yeon pergi. 


Di dalam mobil.

Shin Jo berkomentar kalau Ini benar-benar takdir karea Gadis kecil yang hidupnya diselamatkan Yeon lebih dari 20 tahun yang lalu muncul dan yakin Dia pasti tidak ingat. Yeon mengaku tidak menyukainya.

“Dia benar-benar terlihat seperti wanita itu. Aku terkejut setiap kali aku melihatnya juga.” Kata Shin Joo

“Kau harus berhenti berkonsultasi untuk stasiun TV itu.” Keluh Yeon

“Tidak. Itu terkait langsung dengan mata pencaharianku.” Kata Shin Joo. Yeon tahu kalau Ini hanya program berperingkat B.

“Ini satu-satunya acara yang kau nikmati. "Mengungkap Legenda Urban". Kau bahkan memposting komentar di situs web mereka kalau pakaian Malaikat Pencabut Nyawa nya salah.” Ejek Shin Joo

“Aku cukup kenal Malaikat Pencabut Nyawanya... Hei.. Berkonsentrasi mengemudi.” Kata Yeon mencoba untuk tetap tenang 


Malam hari, Soo Young tinggal di dalam kamar lalu melihat seseorang datang seperti seorang wanita dengan heels yang tinggi. Ia pun berteriak ketakutan, pagi hari Soo Young duduk diam terlihat ketakutan. Ji A datang memastikan keadaan Soo Young lebih dulu.

“Aku menyuruhmu untuk mengawasinya.” Ucap Ji A memarahi Jae Hwan. Jae Hwan mengaku hanya.meninggalkan ruangannya sekitar lima menit.

“Apa kau sudah menangkap orang itu?” tanya Ji A. Jae Hwan menjawab Tidak ada yang melihatnya bahkan bayangannya.

“Mungkin dia hanya bermimpi.” Kata Jae Hwan. Soo Young menegaskan kalau tidak seperti itu.

“Kak, aku tidak ingin tinggal di sini. Aku harus pergi...  Jika aku tetap tinggal,.maka aku akan mati.” Ucap Soo Young panik. Ji A pun mencoba menenangkan Soo Young. 




Soo Young berjalan melihat artikel dan selembara di papan tulis [Orang Tua Menghilang "Kecelakaan Misterius di Yeou Gogae" Ji A masuk kamar membawakan baju mengaku tak tahu jika pakaiannya ini apa bisa pas untuk Soo Young.

“Aku minta maaf karena membuatmu keluar seperti ini.” Ucap Soo Young. Ji A menegaskan kalau Ini hanya untuk malam ini.

“Bagaimana dengan keluargamu?” tanya Soo Young. Ji A mengaku tinggal sendiri, jadi anggap rumah sendiri lalu keluar dari kamar.

“Dia sendirian.” Ucap Soo Young yang terlihat menyimpan sebuah rahasia dengan senyum licik. 




Di ruangan, Yeon kaget melihat Soo Young pergi dan bertanya Kapan dia keluar. Perawat memberitahu kalau Ini belum lama dan memintanya untuk memberikan ini padanya. Yeon bingung siapa yang dimaksud. Perawat menjawab Wanita yang membawa pasien.

Yeon melihat isi pesa dari Ji A dan langsung bergegas pergi. Di rumah Ji A gugup berbaring disofa lalu kaget melihat Soo Young ada di dekatnya.

“Kenapa kau tidak di tempat tidur?” tanya Ji A. Soo Young mengaku  tiba-tiba teringat apa yang terjadi di terowongan hari itu.


Soo Young dan Ji A akhirnya duduk dimeja makan berhadapa. Soo Young menceritakana kalau Busnya memasuki terowongan lalu mengeluarkan earphoneknya untuk lebih hening suasananya. Ji A sibuk mencatat ucapan Soo Young.

Flash Back

Saat lampu bus gelap, Soo Young melepaskan earphone dan melihat Yeon mendekat. Mata Soo Young tiba-tiba berubah menjadi rubah, nenek yang didepanya berbicara tapi Soo Young langsung membunuhnya.

“Semua orang sudah mati. Dari kegelapan, dia mulai mendekatiku.” Ucap Soo Young. Ji A ingin tahu siapa dia yang dimaksud. 


“Pria dengan payung.” Ucap Soo Young. Ji A ingin tahu Apa yang dilakukan pria itu. Di dalam bus, Yeon seperti ingin membunuh rubah nakal

“Dia mencoba membunuhku! Aku sangat ketakutan.” Ucap Soo Young menangis.

“Tak apa. Semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Ji A menenangkan dan saat itu gelas teko diatas meja jatuh.

“Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Angkat kakimu.” Kata Ji Ah merapihkan pecahan kaka. Soo Young mengaku tak apa.

“Soo Young, kemana tujuanmu di tengah malam?” tanya Ji A. Soo Young gugup mengaku rumahnya. 


“Aku memeriksa alamatmu dan untuk mengetahuinya, kau harus pergi ke arah lain.” Ucap Ji A. Soo Young mengaku soalnya, malam itu...

“Berhenti mengoceh apa pun yang terlintas dalam pikiran.” Ucap Ji A sudah mengancam dengan pecahan kaca diatanga. Soo Young tak percaya Ji A mengancamnya.

“Kapan kau mengetahuinya?” tanya Soo Young. Ji A menjawab kalau  Manusia bergerak secara naluriah untuk melindungi diri mereka sendiri saat terlibat dalam kecelakaan mobil.

“Namun, satu-satunya yang selamat dari kecelakaan bus itu. tidak memiliki luka parah. Aku tak percaya pada keajaiban, kau tahu itu kan.” Ucap Ji A mengingat saat melihat tubuh Soo Young yang tak terluka saat dibus. 


“Kau siapa?” tanya Ji A. Soo Young mengaku ia seseorang yang dikenal dan juga seseorang yang tidak disukai lalu berubah menjadi sosok Rang.

“Bagaimana... Di mana Soo Young yang sesungguhnya?” tanya Ji A kaget dan berjalan mundur.

“Aku memakannya.” Ucap Rang yang licik. Ji A langsung menusukan belahan kaca.

“Seolah-olah hal seperti ini bisa menyakitiku.” Ucap Rang yang tak bisa terluka. Ji A mengaku sudah tahu.

“Aku hanya menawarkan diriku sebagai umpan.” Kata Ji A. Rang bingung apa maksudnya Umpan. Saat itu jendela kaca pecah dan Yeon pun menerobos masuk. Rang pun sedikit terpelanting.


“Hei kau. Bukankah aku sudah menolak lamaranmu sebelumnya?” ucap Yeo marah menujuk surat yang ditulis Ji A “Apa yang kau cari akan ada di rumahku.

“Bukannya kau sibuk?” kata Ji A mengambil suratna. Rang langsung menyerang Yeon. Keduanya pun saling beradu dengan kecepatan super kilat. Ji A hanya bisa melonggo.

“Apa kau merindukanku?” ejek Rang.  Yeon mengejek itu seolah-olah, seperti kakak.  Ji Ah kaget kalau mereka adik kakak.

“Ceritanya panjang, tapi keluarga itu memiliki masa lalu yang kotor” ucap Rang dan mereka kembali berkelahi.  Ji A hanya bisa melonggo dan sebuah kamera sudah merekamnya. 


“Inilah mengapa anak-anak harus disiplin.”kata Yeon kesal dan  saat itu Rang bisa melawannya. Yeon pun tertimpa reruntuhan dan ruangan sangat berantakan.

“Berapa banyak orang yang telah kau bunuh?” tanya Yeon. Ji A hanya bisa terdiam melihatnya.

“Apa kau khawatir aku akan tersedot ke Dunia Bawah?” ejek Rang. Yeon menjawab Tidak tapi itu karena Rang mempermalukannya.

“Ini karena aku tidak menginginkan kehidupan yang menyedihkan sepertimu.” Ucap Rang marah

“Yang lebih menyedihkan adalah pria dewasa yang merengek.” Balas Yeon. Rang ingin melawan tapi Yeon langsung melemparnya keluar rumah. 


Rang seperti sudah kelelahan mengajak   Istirahat dulu dan bertanya Bagaimana dengan taruhan. Yeon mengeluh aklau Kebiasaan lama benar-benar sulit dihilangkan.

“Jika kau tidak menemukannya hingga akhir bulan depan, wanita ini akan mati.” Ucap Rang memberikan peringatkan. Yeon bingung yang dimaksud adalah Ji A

“kau tahu aku ini tidak bercanda... Sampai ketemu lagi.” Ucap Rang dan langsung beranjak pergi. 


Ji A keluar dari rumah bertanya siapa sebenarnya Yeon dengan wajah kebingungan. Yeon langsung memperlihatkan mata Rubahnya dan berkata  “Lupakan semuanya tentangku.”



Akhirnya Ji A seperti baru terbangun dari tidurnya, lalu menerima telp dari  Detektif Baek kalau mendapatkan hasil dari sidik jari yang diambil. Ji A memegang Usb yang ada ditanganya. 

Yeon masuk rumah mendengar suara dari dalam dan memanggil Shin Joo karena pintu terbuka begitu saja. lalu melihat video saat  berkelahi dengan Rang. Ia pun hanya bisa menghela nafas dan melihat Ji A sudah ada dibalkon.


“Apa kau menyukainya?” tanya Ji A. Yeon heran  bagaimana bisa sampai disini

“Nama. Lee Yeon. Usia. 36 tahun. Sangat jelas bahwa kau hidup dengan identitas palsu. Sekarang, aku dengan bangga dapat mengatakan bahwa itu takdir” ucap Ji A

“ Apa kau ingat apa yang terjadi?” ucap Yeon bingung. Ji A mengaku tidak tahu apa itu, tapi aku rasa itu tidak berhasil padanya.

“Apa yang kau inginkan?”tanya Yeon. Ji A memperlihatkan USB ditanganya kalau salinan aslinya ada di sini.

“Jika kau menginginkannya, datang dan ambillah.” Ucap Ji Ah yang naik ke balkon dan langsung menjatuhkan badanya. Yeon hanya menatapnya. 


Bulan besar terlihat di langit, Yeon pun menyelamatkan Ji A yang jatuh dari apartement. Ji A meihat Yeon kalau sudah menduga, kalau ia bukan manusia.

“Apa kau baru saja mengujiku?” ucap Yeon dan Ji A mengingat kejadi masa lalunya.

Yeon datang menyelamatkan Ji A berkata “Lupakan semua yang kau lihat hari ini. Jika tidak,...Aku akan membunuhmu.” Dan Ji masih mengingatnya.

“Aku sudah menunggumu.” Ucap Ji A dan langsung menusuk suntikan dileher Yeon. Yeon terdiam seperti dijebak oleh Ji A.

Bersambung ke episode 2


Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar