PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 01 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Mereka makan sup seafood.  Gyeong Jun meminta Hye Jun agar minum. Hye Jun menolak karena Untuk sementara, tak mau minum miras di malam hari. Gyeong Jun mengeluh adiknya kaku sekali karean Syuting masih satu pekan lagi.

“Tinggal satu pekan lagi, Beruntung sekali. Semua orang langsung menyukaimu saat bertemu.” Ucap Gyeong Jun.

“Apa yang kau bicarakan? Ayah selalu membanggakanmu karena kau genius. Kau tak tahu?” ejek Hye Jun.

“Hei. Apa rapor menempel di wajah jika pintar? Apa kartu nama menempel di wajah jika bekerja di tempat ternama? Ketampanan adalah yang terbaik.” Kata Gyeong Jun iri.

“Apa Kau mabuk?” ucap Hye Jun. Gyeong Jun meminta adiknya agar mencoba hitung nilai uang dari kebaikan yang diterima berkat wajah tampannya.

“Kau terlahir tampan, tapi hanya hidup seperti ini. Ini masalah besar.” Ucap Gyeong Jun. Hye Jun tak tahan melihat kakaknya mengajak untuk pergi. 


“Saat aku ditipu, aku sangat berterima kasih padamu karena tak mengatakan apa pun dan mentraktirku makan. Kupikir, "Adikku, Hye-jun sudah dewasa. Rupanya sudah menjadi orang dewasa. Kau tahu cara menghibur. Kau menjadi pemuda yang keren." Ucap Gyeong Jun

“Tutup mulutmu.” Kata Hye Jun. Gyeong Ju mengeluh Bagaimana minum miras jika tutup mulut.

“Apa Kau tak akan berdiri?” keluh Hye Jun kesal. Gyeong Jun pun akan berdiri tapi tak bisa berdiri tegak dan jatuh.

“Astaga. Kau sungguh menyusahkan.” Ucap Hye Jun lalu menahan kakaknya yang hampir jatuh.

“Menyusahkan? Kau gunakan kata itu saat kau bicarakan makanan.” Ucap Gyeong Jung kesal. 


Dirumah, Nyonya Han sedang membuat lauk. Tuan Sa datang langsung mencoba dengan tanganya. Nyonya Han kesal meminta agar  Jangan makan seperti itu. Tuan Sa mengerti lalu mengambil sumpit untuk mencobaa lauk buatan istrinya.

“Gyeong-jun berbeda karena dia putra sulung. Dia mentraktir Hye-jun makan. Padahal dia sendiri kesusahan.” Ucap Tuan Sa bangga. Saat itu Hye Jun membawa kakaknya yang mabuk masuk rumah.

“Astaga. Ada apa ini? Kenapa hanya dia yang begini? Kenapa kau membiarkan dia minum miras sampai seperti ini?” ucap Tuan Sa memarahi Hye Jun.

“Ayah peduli dia mabuk, tapi apa tak peduli aku kesulitan bawa dia pulang?” keluh Hye Jun marah. Gyeong Jun terus memanggil ayahnya. 


 “Astaga. Ada apa, Gyeong-jun? Siapa yang membuatmu seperti ini?” ucap Tuan Sa merasa kasihan melihat anaknya.

“Aku menderita... Bajingan... Aku harap orang yang menipuku, sial tiga keturunan! Dasar Sialan.” Teriak Gyeong Jun. Nyonya Han meminta agar Gyeong Jun berhenti merengek.

 “Bagaimana bisa berhenti? Bahkan saat menutup mata, wajah bajingan itu selalu terbayang. Bagaimana bisa berhenti?” ucap Gyeong Jun

“Bawa Gyeong-jun ke kamar... Ini  Berisik!” teriak Nyonya Han. Gyeong Jun pun ketakutan menuruti ucapan ibunya. 


Hye Jun keluar dari kamar mengambil minum, Nyonya Han memberikan gelas dan juga mengembalikan air minumnya. Hye Jun heran melihat sikap ibunya. Hye Jun menepuk bahu anaknya tahu kalau pasti kesulitan membawa Gyeong-jun pulang.

“Aku merasa lebih baik karena Ibu mengetahui usahaku.” Ucap Hye Jun merasa ada yang membelanya.

“Kau membuat ibu merasa sedih. Kenapa kau tak beri tahu ibu bahwa kau terpilih bintangi drama?”kata Nyonya Han. Hye Jun kaget mendengarnya.

“Sebelum ini aku terpilih, tapi tak jadi. Aku berniat beri tahu jika tayang.” Ucap Hye Jun.

“Kau pasti menderita saat terpilih dan tak jadi. Tugas ibulah untuk menghiburmu. Ibu tahu bahwa Ayah membuatmu sedih. Tapi bukan berarti Ayah tak sayang padamu. Ayah kikuk karena tumbuh tanpa mendapat cinta yang seharusnya. Tolonglah mengerti.” Kata Nyonya Han menenangkan anaknya. 


“Ibu tak bisa hanya memintaku untuk mengerti. Jika lihat cara begitu. Bodoh.” Kata memperlakukan Gyeong-jun, Ayah tahu cara menyayangi anak.” Kata Hye Jun kesal

“Benar, 'kan? Ini memang salah ayahmu. Cinta orang tua pada anak tak seharusnya Nyonya Han kesal membela anaknya.

“Aku merasa lebih baik jika Ibu memihakku seperti itu. Ibu pintar sekali.” puji Hye Jun tersenyum bahagia.

“Apa tak ada lagi yang ingin kau katakan pada ibu?  Ibu yakin pasti ada. Ibu kesal saat mendengar ceritamu dari orang lain...Pacar.” kata Nyonya Han.

“Jeong-ha?” ucap Hye Jun. Nyonya Han senang mendengar Namanya Jeong-ha

'image.png' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute



“Ya. Jeong-ha. An Jeong-ha.” Kata Hye Jun. Nyonya Han yakin anak itu orang baik. Hye Jun membenarkan.

“Itu cukup bagi ibu. Kebaikan itu sangat penting. Ibu merestui.” Ucap Nyonya Han.

“Apa Ibu mau bertemu dengannya?”tanya Hye Jun. Nyonya Han mengaku tentu mau

“Ibu juga merasa lebih baik karena kau membahas itu lebih dulu.” Kata Nyonya Han senang. Hye Jun pun juga terlihat senang. 




Di rumah, Jeong Ha menyiapkan semua barang diatas aja, Saat itu bel rumah berbunyi. Ia pun menyambut Hye Jun yang datang ke rumahnya. Hye Jun pikir Jeong Ha  akan melakukannya di salon. Jeong Ha pikir tak bisa pakai salon untuk kepentingan pribadi.

“Aku juga tak suka itu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha merasa mereka serupa dalam banyak hal.

“Ada sesuatu untukmu. Ini Imbalan dari hadiahmu.”kata Hye Jun memberikan sebuah buku. Jeong ha melihat judulnya HUJAN

“Ilustrasinya indah Lalu Apa yang kau tulis?” kata Jeong Ha akan membuka buku. Hye Jun menahanya meminta Jeong Ha agar melihatnya nanti. 


Akhirnya Hye Jun duduk didepan Jeong Ha siap mengubah warnanya. Jeong Ha memberitahu Jika mengoleskan minyak sebelum cat rambut, hasil lebih bagus dan bisa mengurangi kerusakan rambut. Hye Jun merasakan pijata Jeong Ha yang menurutnya sangat menyegarkan.

“Baiklah, Pak. Mari kita mulai.” Ucap Jeong Ha akhirnya mulai mengoleskan perwarna pada rambut Hye Jun.

***

Hye Jun mengeringkan rambut di kamar mandi. Jeong Ha pikir akan membuka pintu. Hye Jun bertanya pendapatanya. Jeong Ha pikir Hasilnya bagus lalu mengelus rambut pacarnya. Hye Jun seperti tak suka meminta agar jangan melakukanya. 


“Jika sudah memulai, harus diakhiri. Pakai krim tangan.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun lalu memberikan bagian atas tanganya.

“Apa Kau mulai mengoleskan krim tangan di sini?” kata Jeong Ha bingung. Hye Jun membenarkan lalu bertanya Jeong Ha seperti apa.

“Kenapa mulai dari punggung tangan?” tanya Jeong Ha heran. Hye Jun pun balik bertanya Kenapa mulai dari telapak tanga

“Kau penuh kepastian.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir Ada banyak yang mengoleskan dari punggung tangan.

“Kau berpendirian teguh. Biasanya orang pakai tanpa dipikir.” Ucap Jeong Ha

“Tak terlalu berminyak dan segar jika pakai dari punggung tangan.” Kata Hye Jun berjalan pergi


“Aku tak pernah memikirkan kelebihan jika pakai dari telapak tangan.Aku pakai seperti semua orang. Orang-orang pakai seperti ini berarti ini cara terbaik.” Ucap Jeong Ha berjalan mendekati Hye Jun ke meja makan.

“Itu hal yang hanya diucapkan oleh penyuka kestabilan sepertimu.”kata Hye Jun

“Selera yang langka terlihat lebih berkelas daripada selera yang umum. Meski begitu, aku suka selera umum.” Ejek Jeong Ha.

“Jangan menangis begitu.” Kata Jeong Ha pikir. Hye Jun pikir ia kalah.

“Tak ada kalah atau menang. Aku menghormati seleramu.” Kata Hye Jun mengelus poninya. Jeong Ha meminta agar Jangan begitu.


Hye Jun memanggil Dokter Lee “Nuna” Dokter Lee yang baru selesai operasi bertanya Apa Sudah selesai. Hye Jun hanya diam saja menatapnya. Dokter Lee bertanya ada apa karena Hye Jun menakutinya.

“Apa kau Mau berpacaran denganku?” ucap Hye Jun dengan tatapan mengoda dan akhirnya wajahnya tersorot kamera dengan jelas.

“Apa Boleh kupukul?” kata Dokter Lee. Hye Jun hanya bisa tertawa kalau  artinya ditolak.

“Ya, kau ditolak... Kau sungguh sudah selesai beres-beres? Ini terlalu cepat. Kau tak mungkin secekatan ini.” Ucap Dokter Lee

“Aku juga cekatan. Meski tak sebaik kau, tapi aku akan menjadi cekatan.” Ucap Hye Jun tersenyum dan keduanya terlihat bahagia masuk kembali.  


Kakak Sa dan Nyonya Han menonton Hye Jun di TV. Nyonya Ha terharu melihat anaknya. Kakek Sa pun memberikan tepuk tangan karena Berhasil. Nyonya Han juga senang anaknya berhasil lalu melihat Kakek Sa menangis dan menanyakan alasanya. Kakek Sa mengaku tak tahu.

“Air mata ayah terus keluar. Coba tanya kapan dia pulang.” Ucap Nyonya Kakek Sa

“Ayah kenapa?” tanya Nyonya Han. Kakek Sa mengaku  Karena ayah senang. Saat itu Tuan Sa dan Gyeong Jun pulang.

“Sayang, drama Hye-jun baru selesai.. Aneh sekali.” ucap Nyonya Han. Tuan Sa dengan sinis yakin Pasti aneh.

“Untuk apa ditonton?” kata Tuan sa. Nyonya Han mengaku Terasa aneh karena terlalu keren.


“Dia tak seperti orang yang tinggal bersama kita. Apa  Kalian habis bertemu?” ucap Nyonya Han.

“Aku minum miras dengan Ayah.” Ucap Gyeong Jun. Nyonya Han pikir Seharusnya mereka pulang lebih awal dan menonton drama Hye-jun bersama.

“Aku tak suka drama. Nanti aku cari cuplikan Hye-jun.” ucap Gyeong Jun lalu masuk kamar.

“Ayah. Sadarlah. Jangan menangis dan sentimental seolah dia berhasil.” Sindir Tuan Sa sebelum masuk kamar

“Dia benar-benar merusak suasana.”keluh Tuan Sa. Nyonya Han pun hanya bisa diam saja. 




Saat itu Nyonya Lee menelp  berkomentar kalau ini Luar biasa sekali, ia pun merasa ikut berdebar saat Hye Jun mengatakanya. Ia pun merasa tak percaya itu Hye-jun yang dikenal. Ia pun yakin kalau Hye-jun akan sukses.

***

Nyonya Kim menonton drama Hye Jun yang mengatakan “Mau berpacaran denganku?”dengan wajah yang sangat dekat. Ia pun kesal mematikan TV lalu memanggil Hae-hyotapi tak keluar kamar. Akhirnya Ia  mengambil ponsel menelp anaknya


“Episode ini bagus. Interaksimu dan Lee Hyeon-su bagus.” Ucap Hae Hyo yang sedang berbicara dengan temanya lalu melihat ibunya yang menelp.

“Karena akting Hyeon-su bagus, aktingku bagus jika di sebelahnya.” Ucap Hye Jun.

“Astaga. Kalian seakrab itu? Sejak kapan? Apa Hari ini syuting sampai larut?” tanya Hae Jun

“Tidak. Hanya tersisa satu adegan. Aku tak tonton episode hari ini.” Ucap Hye Jun yang masih di lokasi syuting.

“Aku menonton. Bagus sekali.”kata Hae Hyo. Saat itu sutradara memberitahu kalau akan segera dimulai.

“Hei. Aku harus pergi.” kata Hae Hyo pamit pergi. Hae Hyo mengerti dan melihat ibunya datang dan berdiri didepan pintau. 

Nyonya Kim bertanya Siapa. Hae Hyo menjawab kalau itu Hye-jun dan menelepon sehabis menonton dramanya. Ia merasa kalau Hye Jun terlihat menggemaskan hari ini lalu bertanya apakah Ibunya menonton. NyonyaKim pikir Meski menonton, takkan mengakuinya.

“Dramamu akan lebih bagus. Tak perlu cemas.” Ucap Nyonya Kim. Hae Hyo mengaku tak cemas.

“Bagus. Jangan cemas, biar ibu saja.. Itu Park Do-ha! Jika ada dia dan tak sukses, itu aneh.”kata Nyonya Kim yakin. 


Do Ha dan Tuan Lee sibuk karaoke dengan ditemani beberapa wanita. Do Ha yang kelelahan akhirnya duduk dan si wanita memberikan minum. Do Ha terlihat bahagia. Si wanita lalu bertanya kapan dramanya akan tayang? Do Ha menjawab Awal bulan depan.

“Hei. Kalian tonton drama apa belakangan ini?” tanya Do Ha. Si wanita menjawab “Pintu Gerbang.”

Apa Boleh tonton itu saat ini? Kudengar drama itu sedang terkenall. Tapi ratingnya tak terlalu tinggi. Namanya Sa Hye-jun. Dia terkenal belakangan ini.” Ucap Si wanita bahagia. 


Do Ha melihat adegan Hye Jun yang berkata “Mau berpacaran denganku?” Mereka pun langsung menjerit karena Hye Jun yang memintanya menjadi pacarnya dan mengaku mulai mengidolakannya.

“Hei. Kalian semua keluar... Kalian sungguh tak bermoral. Berkat siapa kalian bisa makan? Apa kita bisa makan karena seseorang?” teriak Do Ha marah

“Kita membeli makanan dengan uang. Bukan karena siapa-siapa.” Ucap si wanita. Do Ha mengumpat mereka semua bodoh.

“Hei... Apa Kalian tak akan keluar?” teriak Do Ha. Tuan Lee meminta mereka keluar. Si wanita pun akan keluar dengan wajah kesal. 


Tuan Lee bertanya apakah ini mengganggunya. Do Ha mengaku Ini konyol karena pada wanita itu main dengannya tapi kenapa lihat pria lain. Tuan Lee memberitahu kalau Do Ha itu bintang ternama dan Saat dramanya tayang, semua akan tertuju padanya.

***

Tuan Sa menonton Video saat  pulang dan mengingat ucapa Hye Jun "Mau berpacaran denganku?" Ia tak percaya kalau  Dialog itu dimaksudkan untuk membuat orang berdebar dengan dan mengejek.

“Apa dialog seperti ini mempan di masa kini, Penulis Bodoh? "Mau berpacaran denganku?" Pak, tolong kencangkan suara musiknya.” Ucap Tuan Lee kesal. 


Di sauna, mereka pun menonton drama dan sangat senang dengan ucapan Hye Jun “Mau berpacaran denganku?” Mereka pun memuji pria muda yang keren dan ingin tahu Siapa namanya. Si wanita lain pikir akan coba cari tahu namanya.

“Namanya Sa Hye-jun.” ucap Nyonya Lee tiba-tiba ikut gabung dengan dua wanita. Si wanita pun bertanya apakah mengenalnya.

“Dulu aku mengenal dia saat kerja di perusahaan. Saat itu dia model.” Ucap Nyonya Lee

“Rupanya dulu dia model. Pantas saja dia terlihat berbeda.” Kata wanita senang 


“Semua orang menyukainya. Dia baik dan sopan.” Ucap Nyonya Lee bangga. Dua wanita langsung mendekat dan ingin tahu lebih tahu tentang Hye Jun.

“Aku merasa terbebani jika kau melihatku seperti itu.” Ucap Nyonya Lee si Si wanita meminta agar Beri tahu lebih banyak lagi.


Hye Jun dan dokter lainya berlari di lorong, lalu sutradara berteriak “CUT”  Keduanya pun membungkuk terimakasih karena sudah selesai syuting. Nyonya Lee pun datang menghampiri Hye Jun karena tahu tak tonton drama hari ini.

“Aku berdebar.”ucap Nyonya Lee penuh semangat. Hye Jun mengeluh Jangan berlebihan.

“Kata ibuku kau tampan. Dia suka karena adeganmu lebih banyak dariku.” Akui lawan mainnya.

“Tolong sampaikan rasa terima kasihku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Penilaian ibu si pria itu sangat bagus.


“Aku akan perlakukanmu dengan baik.” Kata si pria. Nyonya Lee bingung dan bertanya apakah tak punya agensi

“Kenapa selalu bersama Hye-jun?” ucap Nyonya Lee heran. Hye Jun mengau mereka selalu bersama karena sering satu adegan.

“Hye-jun... Ayo makan. Mari kita bicarakan rencana ke depannya sambil makan... Ayo pergi.” ucap Nyonya Lee penuh semangat keluar dari set syuting.

“Kenapa mengikuti kami?” keluh Nyonya Lee pada sipria. Sipria mengaku menuju tujuanya lalu berjalan lebih dulu. Hye Jun melihat temanya itu menggemaskan.


Hye Jun menuruni lift membahas kalau Minum susu akan membantu.  Nyonya Lee pikirTapi itu membuat gemuk. Hye Jun tetap meminta dua karton susu. Nyonya Lee mengerti dan tiba-tiba seorang dokter memanggilnya.

“Apa aku boleh minta tanda tanganmu?” ucap si Dokter. Hye Jun kaget langsung menatap Nyonya Lee. Nyonya Lee seperti memperbolehknya.

“Episode hari ini sangat menarik. Bagaimana hubungan Ji-hun dan Hae-jin? Tampaknya bertepuk sebelah tangan. Kuharap mereka bisa bersama.” Kata si dokter

“Siapa namamu?” ucap Hye Jun akan memberikan tanda tangan. SiDokter menjawab Hong Yu-rin.


Beberapa saat kemudian, ruangan lobby rumah sakit banyak fans Hye Jun yang berkumpul. Bahkan beberapa petugas keamanan mencoba menghalangi Hye Jun agar tak terjadi kericuhan. Nyonya Han pun senang Hye Jun memiliki banyak fans. Hye Jun memberikan fans service mulai dari foto untuk fans. 


Jeong Ha mengetuk jendela mobil karena Hye Jun yang tertidur. Hye Jun terbangun dan langsung tersenyum pada pacarnya yang datang. Jeong ha pikir Hye Jun bergadang padahal syuting drama sudah selesai. Hye Jun memberitahu kalau syuting iklan.

“Kau pasti menghasilkan banyak uang.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun mengaku belum tahu.

“Kau mulai terkenal, tidakkah seharusnya Min-jae mengantarkan aktor ke salon?” ucap Jeong Ha

“Agensi kami masih kecil. Aku belum punya mobil. Tapi aku akan segera punya mobil, sedang menyeberang laut. Min-jae pergi rapat karena ada kontrak penting. Apa sudah terjawab?.” Ucap Hye Jun.  Jeong Ha menganguk dan mereka pun pergi. 

Di sebuah ruangan, seorang pria bertemu dengan Tuan Lee. Ia mengaku belum lama bekerja dengan Do-ha,berniat bertemu denganmu dan baru sekarang jadi bisa bertemu. Si pria mengaku Sejak diiklankan Do-ha,maka penjualan naik dan menjadi bahan pembicaraan.

“Aku dapat banyak pujian dari perusahaan. Sayang sekali kontrak akan berakhir.” Ucap Si pria. Tuan Lee kaget kalau akan Berakhir…

“Jadi, ternyata akan berakhir... Terima kasih. Aku pamit dulu.” Ucap Tuan Lee akhirnya keluar ruangan.


“Itu… Citra perusahaan terlihat gampangan jika terus berganti model.” Komenatr Tuan Lee

“Ya, ada benarnya. Karena ada janji, aku harus masuk kembali.” kata si pria tak peduli. Tuan Lee pun tak bisa berkata-kata.

“Aku datang dengan suasana hati baik dan pulang dengan suasana hati buruk.” Keluh Tuan Lee kesal. 

Nyonya Lee berjalan dilorong melihat Tuan Lee akan keluar hanya berjalan begitu saja. Akhirnya Tuan Lee menyapa lebih dulu dengan nada tinggi.  Tuan Lee pikir kalau merkea bisa menyapa satu sama lain karean Menyapa dalam situasi apa pun adalah hal mendasar bagi para manajer.

“Hal mendasar adalah tak menusuk dari belakang, bukan menyapa. Setelah kau lakukan itu, bagaimana bisa menyapa seolah tak terjadi apa pun?” ucap Nyonya Lee kesal 


“Apa salahku? Memangnya aku melakukan apa? Karena kau menganggapku sebagai senior dan mengharapkan bimbingan, aku mengajarimu pengkhianatan yang termasuk dasar hubungan manusia. Aku memberimu peringatan supaya kau sukses.  Kau percaya orang atau tidak?” ucap Tuan Lee

“Percaya, tapi aku tak percaya padamu.” Tegas Nyonya Lee kesal.Tuan Lee pikir sudah mengajari Nyonya Lee dengan baik.

“Kenapa ada di sini?” tanya Tuan Lee. Nyonya Lee mengeluh Tuan Lee  yag masih bertanya

“Aku datang untuk tanda tangan kontrak iklan Hye-jun. Aku minta mereka bayar dia lebih banyak dari Park Do-ha meski hanya sepuluh won. Kami tak akan tanda tangan jika tak begitu. Kurasa Hye-jun, aktor kami, berhasil menjadi terkenal.” Ucap Nyonya Lee bangga

“Aku ragu mereka mau lakukan itu.”kata Tuan Lee. Nyonya Lee pikir Mau atau tidak, itu bukan urusan Tuan Lee dan bergegas masuk. 


Jeong Ha baru saja sampai salon dan menerima telp dari ibunya. Ibunya memberitahu kalau Ibu akan mampir ke kantornya nanti malam karena Da-on ke rumah neneknya sampai akhir pekan. Jeong Ha mengaku  Tak bisa karena ada janji.

“Batalkan. Ibu akan ke sana. Kita sudah lama tak bertemu.” Ucap ibunya egois

“Bagaimana bisa aku batalkan janji? Datang saja lain kali.” Ucap Jeong Ha

“Orang-orang iri pada ibu karena punya putri. Ibu malang sekali.” keluh Ibu Jeong Ha

“Aku di depan… Aku di depan kantor.” Kata Jeong Ha lalu menutup telpnya. Hye Jun bingung dan bertanya dengan tatapanya. 


Jeong Ha mengaku  Ibunya tak tahu aku berhenti kerja di perusahaan. Hye Jun pikir mereka bisa batalkan janji dengan yang lain nanti. Jeong Ha menolakn dan akan masuk lebih dulu jad Hye Jun Masuklah sepuluh menit lagi. Hye Jun mengajak masuk bersama.

“Tidak. Tak pantas pergi kerja dengan pelanggan.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir Jeong Ha  dan Hae-hyo begitu.” Ucap Jeong Ha

“Hubungan kita berbeda.”kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku tak peduli. Tapi Jeong Ha mengak peduli.

“Tapi aku suka kau tak peduli.”kata Jeong Ha dan akhirnya langsung pamit pergi. Hye Jun hanya bisa tersenyum. 


Akhirnya Hye Jun masuk salon dan langsung disambung oleh direktur,  mengaku sudah melihat nama Hye jun  di daftar reservasi jadi sengaja menunggunya. Beberapa pegawai langsung mengulang kalimat Hye Jun didrama  "Mau berpacaran denganku? Boleh kupukul?"

“Kami semua menjadi penggemarmu.” Ucap Si pegawai. Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih dan dibawa ke ruangan salon.


Jeong Ha sudah siap menerima pelanggan. Jin Ju dengan sinis yang satu ruangn memangil Su-bin karena ada yang sudah habis. Seorang wanita datang ke tempat Jeong Ha mengaku mau riasan gelap dan mata terlihat besar.

“Mataku terlihat redup karena tak berkelopak mata. Aku akan lakukan operasi musim panas ini.” Ucap siwanita.

“Aku tak punya kelopak mata juga. Aku sering disuruh operasi, tapi aku tak akan melakukannya. Mata kecil memiliki daya tarik tersendiri. Wajah bisa terlihat cerah jika memiliki kelopak mata, tapi tak bisa memiliki daya tarik mata tanpa kelopak.”ucap Jeong Ha. Jin Ju mendengarnya terlihat sinis.

“Apa kau mau dibuatkan kelopak mata dengan riasan? Silakan lihat dulu. Riasan ini bisa dibuat kapan pun saat kau menginginkannya. Jadi, kau punya banyak pilihan.” Ucap Jeong Ha. Si wanita pun meminta agar bisa mencobanya 


Di ruangan lain, Hye Jun baru saja menatap rambutnya dan terlihat lebih rapih. Jeong Ha baru saja menyelesaikan riasan rambutnya dan bertanya apakah suka dengan make upnya. Si wanita langsung berteriak marah. mengaku tak suka. Jeong Ha kaget meminta maaf.

“Apa kau Mau dirias ulang bernuansa gelap?”ucap Jeong Ha. Beberapa pegawai langung menatap ke arah Jeong Ha.

“Siapa yang akan mengganti waktuku? Kau terlalu ikut campur. Kau hanya perlu melakukan sesuai permintaan! Kau menyarankan dan membuatku goyah. Apa-apaan ini?” teriak Siwanita marah

“Maafkan aku. Aku akan melakukan semua permintaanmu.” Ucap Jeong Ha.Direktur pun datang

“Belikan rumah... Katamu akan melakukan semua permintaanku. Apa kau Bisa melakukannya ? Kenapa Kau berjanji, tapi tak ditepati? Direktur ada di mana? Suruh Direktur datang ke sini!” teriak Si wanita marah

“Aku di sini. Mari ikut denganku.” Ucap Direktur yang sudah ada dibelakangnya.  Si wanita berteriak Hiduplah dengan benar. Semua pegawai pun menatap Jeong Ha. 




Jeong Ha terdiam sendirian di pantry menahan tangis sambil mengaduk tehnya. Hye Jun melihat dari kejauhan dan ingin mendekat tapi Su Bin langsung menariknya. Hye Jun seperti tak bisa membiarkan Jeong Ha sendiirian.

“Jika tahu pacarnya melihat kejadian tadi, perasaannya pasti akan lebih sedih.” Ucap Su Bin. Hye Jun tak bisa berkata-kata hanay bisa menatap sedih. 


Ji A bertanya pada Hae Na apakah sudah tentukan topik lomba percobaan persidangan. Hae Na mengaku Belum, dan sudah menemukan beberapa, tapi masih dalam pembicaraan. Saat itu kakaknya menelp, Hae Hyo meminta gar adiknya  Datanglah ke tempat kami jika ada waktu.

“Kami akan menyelamati Hye-jun.” ucap Hae Hyo. Hae Na heran kakanya yang secara sukarela mengajakku bergabung

“Pacar Hye-jun juga akan datang. Aku takut dia bosan. Dia bisa bosan jika hanya kami yang berbicara... Aku harus pergi sekarang” ucap Hae Hyo lalu menutup ponselnya.

 


“Dia perhatian sekali.”ucap Hae Na heran. Ji A bertanya apakah itu Hae-hyo. Hae Na kaget Ji Amengenal Hae-hyo?

“ Tentu saja... Kami berempat sering bermain bersama. Setelah putus dengan Hye-jun, Jin-u dan Hae-hyo pun menjadi menjauh. Apa Mereka masih sering main bersama?”tanya Ji A

“Mereka sibuk, jadi, tak bisa sering main. Hye-jun yang paling sibuk. Dia punya pacar dan terkenal karena Pintu Gerbang. Mereka hanya bertelepon.” Ucap Hae Na.

“Seperti apa pacar Hye-jun?” tanya Ji A penasaran.

Bersambung ke part 3

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar