PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 Oktober 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 



Jeong Ha memasak dan menaruh nasi di mangkuk lalu memanggil ayahnya agar makan. Tuan An keluar kamar sudah berganti pakaian,  dan melihat menu meja makan bertanya Apa semua ini, Makan daging di pagi hari. Jeong Ha membenarkan.

“Kau biasa makan seperti ini, atau kau berlaku baik karena Ayah datang?” tanya Tuan An

“Keduanya.” Kata Jeong Ha. Tuan Ah senang karena menurutnya   tu Jawaban sempurna dan mengajak untuk mulai makan.

****

Saat itu Jeong Ha melihat ponselnya berbunyi lalu mengangkat telp dari Hye Jun.  Hye Jun bertanya Apa menelepon terlalu pagi. Jeong Ha menjawab kalausedang makan dengan Ayah. Tuan An mendengar pembicaraan anaknya seperti menahan senyum. 


“Apa Ayahmu datang?” tanya Hye Jun. Jeong Ha membenarkan. Hye Jun mengerti alasan Jeong Ha tak baca pesannya dan berpikir terjadi sesuatu.

“Apa Kau mencemaskanku?” tanya Jeong Ha dengan senyuman. Hye Jun mengaku sudah tidak.

“Selamat makan dan bekerja.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pun membalasnya agar Hye Jun selamat berkerja. 


“Apa Kau punya pacar?” tanya Tuan An. Jeong Ha membenarkan.  Tuan Ah mengaku Meski ingin menanyakan banyak hal, tapi tak akan bertanya.

“Terima kasih. Aku beri tahu semua jika sudah saatnya” kata Jeong Ha. Hye Jun pun menganguk mengerti.

“Sekarang ayah akan beri tahu alasan ayah ke sini.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha penasaran


Hye Jun berbicara dengan kakeknya di telp berpsan agar Jangan terlalu gugup dan lakukanlah dengan natural, Kakek Sa langsung mengucapkan terimakasih. Hye Jun mengeluh Kenapa kakeknya harus berterima kasih.

“Tentu aku harus ingat, ini syuting iklan pertamamu. Ya. Hari ini aku bisa pulang ke rumah. Baik. Semoga lancar.” Ucap Hye Jun lalu menutu telpnya. 


Saat itu ia melihat nama Ji A dilayar ponselnya, Hye Jun pun akhirnya mengangkat dengan wajah marah. Ji A dengan nada gembira seperti senang karena Hye Jun yang tak ganti nomor telepon. Hye Jun dengan nada sinis bertanya Ada apa.

“Aku bisa gila. Sebentar lagi ujian, tapi aku stres sekali.” ucap Ji A. Hye Jun pikir Ji A selalu melakukannya dengan baik jadi Pasti bisa.

“Kau di mana? Seperti sedang di luar.”ucap Ji A.Hye Jun mengaku Di lokasi syuting.

“Aku ingin pergi ke suatu tempat. Dulu aku mengikutimu setiap ada peragaan busana. Kau ingat?” kata Ji A. Hye Jun pikir Itu masa lalu dan langsung mematikan ponselnya.


Tuan An memberikan buku tabungan pada anaknya dan mengaku itu uang yang dikumpulkan untuk pernikahannya. Jeong Ha hanya bisa terdiam. Tuan Ah menegaskan kalau  akan sangat kesal jika Jeong Ha tak menerima ini. Jeong Ha tetap terdiam.

“Ayah akan melukis lagi.” Akui Tuan An. Jeong Ha memuji kalau itu Bagus.

“Sebenarnya sudah lama ayah mulai melukis lagi. Ayah tak bisa beri tahu karena malu. Ayah akan segera mengadakan pameran.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha tak percaya mendengar ucapan ayahnya. 


“Apa Kau tahu alasan ayah memutuskan untuk melukis lagi?” tanya Tuan Ah. Jeong Ha mengaku Tak tahu.

“Ayah ingin menunjukkannya padamu. Ayah akan berusaha keras sampai akhir. Meski merusak masa kecilmu, ayah ingin diingat sebagai orang yang menghargai hidup dan bekerja keras.” Ucap Tuan Ah. Jeong Ha tersenyum mendengar keputusan ayahnya. 


Nyonya Kim memilih baju berpikir Karena ini rapat program mentoring Kooperasi Industri-Akademi dan memilih kemeja. Tuan Won meminta agar beri kemeja putih polos. Nyonya Kim pikir kemeja baru langit  juga terlihat bagus.

“Dengarkan aku. Tak akan rugi mendengarkanku.” Ucap Nyonya Kim. Tuan Kim mengejek apa yakin soal itu?

“Bagaimana dengan Hae-hyo? Apa katamu saat drama ini dimulai? Aku sempat menonton. Park Do-ha jauh lebih menonjol daripada dia Katamu dia akan jadi bintang. Apa dia sudah jadi bintang, tapi aku tak tahu?” sindir Tuan Won 


“Jangan gunakan sarkasme. Penulis menulis naskah berpusat pada pemeran utama. Begitu juga sudah cukup bagus.” Kata Nyonya Kim

“ kau bilang "Cukup bagus"? Selama ini aku menghormati caramu bukan untuk mendengar itu. Mahakaryamu, Won Hae-hyo, harus melalui pemeriksaan interim. Performa Hae-na baik.” Kata Tuan Won bangga

“Seharusnya Hae-hyo sedang kuliah MBA di AS jika mengikuti rencanaku.” Kata Tuan Won

“Apa gunanya? Dia takkan menjadi profesor atau bekerja di perusahaan. Lebih baik langsung terjun ke lapangan.  Hae-hyo bisa hidup dengan baik meski berkarier sebagai model dan aktor.” Ucap Nyonya Kim

“Bagaimana pendapat Hae-hyo?” tanya Tuan Won. Nyonya Kim terlihat gugup. 


Hae Hyo sedang berhias.  Tuan Won masuk kamarnya mengajak untuk bicara. Hae Hyo mengaku harus pergi. Tuan Won menegaskan  Hanya sebentar. Ia menegaskan kalau Sudah saatnya melakukan pemeriksaan interim. Hae Hyo akhirnya duduk

Tuan Won melihat berita tentang anaknya [HAE-HYO MENARIK PERHATIAN, HAE-HYO, KENAPA BARU MUNCUL SEKARANG?] dan melihat bagan WON HAE-HYO, INDIKATOR PERFORMA PRIBADI, KEMAMPUAN AKTING HAE-HYO DIKRITISI.

“Ayah sudah menganalisis semua artikel soal drama dan filmmu sampai saat ini.” Ucap Tuan Won 


“Aku tak tahu Ayah peduli dengan hidupku.” Sindir Hae Hyo. Tuan Won mengaku  peduli dengan hidup Hae Hyo  karena berhubungan dengan hidupnya.

“Kapan pergi wajib militer? Berdasarkan hasil analisis ayah,  kau harus pergi wajib militer sekarang.” Ucap Tuan Won. Hae Hyo mengatakan sedang dipikirkan.

“Baguslah jika kau bisa berpikir.” Kata Tuan Won. Hae Hyo ingin bicara, tapi Tuan Won menegaskan kalau tak percaya pada anaknya.

“Apa Kau boneka ibumu? Kau bilang bahwa kau mandiri, tapi kau mengikuti pedoman ibumu.” Sindir Tuan Won

“Aku begitu karena tak ingin bertengkar dengan Ibu. Kulakukan semua sebisaku.” Kata Hae Hyo

“Kau ingin menjadi bintang atau aktor?” tanya Tuan Won. Hae Hyo  menjawab aktor.

“Lalu, kenapa bintangi Tangkaplah? Kau hanya pendukung Park Do-ha. Rupanya ucapan dan tindakanmu berbeda. Kenapa jadi seperti ini? Ayah membiarkanmu dan ibumu lakukan sesuka kalian.” Ucap Tuan Won menyindir. Hae Hyo hanya diam saja.

“Kini kalian harus menunjukkan hasil bahwa pilihan kalian tepat. Atau menyerah.” Kata Tuan Won. 


Nyonya Kim memasang anting ditelinganya sambil berkomentar suaminya membahas "Hasil"  "Pemeriksaan interim" Ia pikir ini Konyol sekali karen suaminya tak pernah ada di proses dan selalu menuntut hasil. Hae Hyo masuk kamar bertanya ada apa memanggilnya.

“Ucapan Ayah tak sepenuhnya salah. Ibu sudah bilang. Ibu tak suka Tangkaplah saat baca naskahnya.” Ucap Nyonya Kim

“Kenapa kini meributkannya?” keluh Hae Hyo. Nyonya  Kim pikir  Harus begitu agar tak salah memilih lagi.

“Astaga. Ibu sangat kesal.” Ucap Nyonya Kim. Hae Hyo tak percaya Ibunya lebih kesal dari dirinya sendiri. 


“Ibu harap kau lebih agresif. Kau terlalu naif. Mungkin karena lingkunganmu baik, kau jadi tak punya tekad. Apa Kesuksesan Hye-jun tak mendorongmu?” ucap Nyonya Kim

“Aku tahu, dia saat ini tak sebesar itu. Namun, ada yang namanya kecenderungan. Kariernya cenderung naik.”kata Nyonya Kim

“Bagaimana denganku? Apa Karierku cenderung turun?” tanya Hae Hyo.  Nyonya Kim menegaskan kalau anaknya stagnan dan Grafiknya terus datar.

“Aku pikir Ibu mendukungku untuk kebaikanku.” Kata Hae Hyo tak percaya dengan sikap ibunya.

“Apa ucapanmu saat ibu mendukungmu? Kau menyuruh ibu untuk menjauh. Katamu bisa lakukan semua sendiri.” Ucap Nyonya Kim

“Aku melakukan semuanya sendiri.” Ucap Hae Hyo. Nyonya Kim tak percaya kalau anaknya berpikir seperti itu.

“Tangkaplah memang tak sebaik yang kupikirkan, tapi berikutnya aku akan menjadi pemeran utama. Aku belum habis. Tapi Ayah dan Ibu mengomeliku bersamaan. Apa ini tak berlebihan?” keluh Hae Hyo

“Ayah dan Ibu tahu bahwa ini adalah masa terpenting dalam hidupmu. Kau harus memutuskan. Pergi wajib militer sekarang atau ditunda.” Kata Nyonya Kim

“Aku tunda. Aku tak bisa pergi sebelum buktikan diriku.” Tegas Hae Hyo. 


Jeong Ha datang ke salon bertemu dengan direktur di lobby memberitahu kalau Ada yang ingin disampaikan. Keduanya duduk diruangan direktur, Jeong Ha langsung memberikan amplop berisi SURAT PENGUNDURAN DIRI

“Aku sudah dengar kau akan keluar. Aku sedikit kecewa Kupikir aku memperlakukanmu dengan baik.” Ucap direktur

“Itu benar. Terima kasih sudah memperhatikanku.” Kata Jeong Ha yang ingin membuka salon sendiri.

“Apa Won Hae-hyo dan Sa Hye-jun akan pergi mengikutimu?” tanya Direktur. Jeong ha mengaku tak tahu.

“Aku takkan menahan orang yang mau pergi. Aku tak akan langsung rekrut penggantimu. Beri tahu aku jika sudah selesai.” Ucap Direktur

“Aku boleh berbicara dengan Bu Jin-ju sebelum buka, 'kan?” kata Jeong ha meminta izin

“Kau perlu Bu Jin-ju untuk membereskan masalah?” kata Direktur bisa mengerti. 


Di kedai sandwich, Jeong Ha makan sandwich dengan lahap, Jin Ju dengan sinis apa yang ingin dibicarakan karena mereka tak senyaman itu untuk makan bersama, Jeong Ha membenarkan kalau ia berusaha mengatasinya lalu memannggilnya Eonni Jin-ju. Jin Ju kaget mendengarnya.

“Aku Tak akan panggil "Bu" lagi. Aku berhenti kerja. Aku mau lebih akrab karena kini bukan junior di tempat kerja.” Ucap Jeong Ha. Jin Ju tak percaya mendengarnya.

“Sampai akhir pun aku tak menyukaimu. Aku tak mau akrab denganmu.” Kata Jin Ju

“Aku juga tak menyukaimu. Namun, aku akan berusaha. Tingkat kebencian bisa menurun jika sapaanku lebih akrab, jadi, aku ganti.” Kata Jeong Ha. Jin Ju merasa tak tahan dan ingin pergi saja. 


Jeong Ha akhirnya memutar video yang didapat dari Su Bin “Kau tahu apa yang baik dari ini? Aku menjadi bersemangat. Otakku bekerja keras mencari cara untuk mengusirmu.” Jeong Ha berkomentar “Setelah dilihat, rupanya kau menyedihkan.” Jin Ju pun akan memukulnya.

“Apa Kau mengancamku?” ucap Jin Ju sinis. Jeong Ha menegaskan kalau  Ada tiga pilihan.

“Putuskanlah pilihan yang tepat. Pilihan pertama, aku mengirimkan video ini kepada orang-orang. Pilihan kedua, aku kumpulkan orang-orang dan perlihatkan video ini. Pilihan ketiga, kau minta maaf padaku. Aku hapus video ini jika kau minta maaf.” Ucap Jeong Ha

“Bagaimana aku bisa percaya?” kata Jin Ju. Jeong Ha bertanya balik Bagaimana aku bisa dipercaya

“Kau bisa mengatakan hal lain setelah minta maaf.” Kata Jeong Ha. Jin Ju pun hanya bisa terdiam. 


Hae Hyo sedang olahraga pilates. Do Ha menelp bertanya Apa ada hal baik terjadi. Hae Hyo mengaku Tidak dan sedang menyenangkan diri sendiri karena suasana hatinya sangat tak baik karena diomeli Ibu dan Ayah. Do Ha mengaku ingin diomeli.

“Kini tak ada yang bisa mengomeliku. Lalu kau Sedang apa?” tanya Do Ha. Hae Hyo menjawab Pilates.

“Kau di mana?” tanya Hae Hyo. Do Ha menjawab Masih di London, lalu mengeluh Hae Hyo yang Tak lihat media sosialnya.

“Aku unggah foto pertandingan Son Heung-min.” Kata Do Ha bangga. Hae Hyo mengaku belum lihat.


“Benar. Pengikut media sosialmu hampir mencapai satu juta. Kenapa banyak sekali? Aneh. Kau Bukan siapa pun, tapi sebanyak itu?”sindir Do Ha

“Caramu bicara sangat indah.” Keluh Hae Hyo. Do Ha dengan bangag memberitahu kalau Memang cara bicaranya indah.

“Kau mengenalku dengan baik. Ke mana setelah Pilates?” tanya Do Ha. Hae Hyo menjawab harus ke salon.

“Apa Kau masih ke salon itu? Pindahlah ke salon langgananku.” Ucap Do Ha

“Tak mau. Kau punya kebiasaan memaksa orang lain jika suka sesuatu.” Keluh Hae Hyo. Do Ha membenarkan.

“Apa Kau suka Jeong-ha? Makanya tak bisa pindah? Aku beri tahu pengalamanku berpacaran dengan penata rias…” ucap Do Ha.

“Cerewet sekali. Apa Kau tak punya teman?”sindir Hae Hyo. Do Ha mengakuTak ada.

“Drama baru Hye-jun sudah mulai, 'kan? Aku harap dia gagal.” Ucap Do Ha. Hae Hyo meminta agar Jangan keterlaluan.

“Jujur saja... Drama kita biasa saja. Apa kau senang jika dia sukses?”kata Do Ha lalu melihat Tuan Lee datang dan menyudahi telpnya karena harus pergi lebih awal untuk pemotretan.


Do Ha mengambil gambar diatas meja, Tuan Lee heran  Kenapa memotret hal seperti itu. Do Ha menegaskan kaauIni gaya media sosialnya belakangan ini dan Hal seperti ini membuatnya tampak bagus. Ia pikir Karena dirnya sendiri sudah fantastis, atribut tak perlu berlebihan.

“Jangan terlalu sering mengunggah. Bisa jatuh dalam sekejap.” Ucap Tuan Lee memperingati.

“Harus sering mengunggah foto agar jumlah pengikut meningkat.”kata Jang Gu memberitahu Tuan Lee

“Apa pentingnya pengikut yang bisa dibeli dengan uang?” ucap Tuan Lee. Do Ha tak mengerti maksudnya.

“Ada perusahaan yang mengurus itu. Asalkan kau bayar, bisa dinaikkan sesukamu. Aku sempat melakukan itu saat di agensi model.Para model sering gagal karena popularitas. Tapi Semua itu sudah berlalu.” Kata Tuan Lee lalu beranjak dari tempat duduknya.

“Apa Hae-hyo juga menggunakan itu?” tanya Do Ha curiga. Tuan Lee menegaskan kalau Hae-hyo berada di dunia berbeda dan di luar kekuasaanku.


Hae Hyo berbicara dengan Sutradara kalau , saat Yi Geon diusir dari istana, mereka sduah lewati sekitar lima tahun jadi menurutnya harus membuat suasana sedikit berubah. Sutradara pikir Karena ini drama sejarah, sulit membuat perubahan jelas.

“Sutradara, silakan makan patbingsu. Sepertinya dari pacar Hye-jun. Dia sangat cantik.” Ucap Ass Sutradara datang. Hye Jun bingung karena tak mungkin Jeong Ha datang.  Tapi saat itu Ji A datang.

“Kenapa ke sini?” ucap Hye Jun sinis. Ji Ah mengeluh Hye Jun masih bertanya karena datang mendukungnya. 


“Kau sutradara, 'kan? Halo, aku teman Hye-jun. Pasti sulit syuting di cuaca panas.” Ucap Ji A menyapa. Sutradra pikir Ini pekerjaannya.

“Aku mahasiswa sekolah hukum. Aku akan masuk firma hukum jika lulus ujian, jadi, nanti kau akan kuberi diskon.” Ucap Ji A ramah

“Kau pikir itu salam yang pantas? Kenapa harus bertemu pengacara?” sindir Hye Jun.

“Rupanya kalian sungguh teman. Tak terlihat ada kasih sayang sama sekali.” komentar Sutradara. 


Ji A berjalan di atas jembatan, sambil berkomentar kalau udaranya Segar sekali dan merasa Senang bisa keluar dari Seoul. Hye Jun memperingatakan agar Jangan lakukan ini lagi karena merasa bersalah pada seseorang saat bersama Ji A.

“Bahkan pria yang sudah menikah tak akan menjaga jarak sepertimu.” Keluh Ji A

“Apa  Kau pikir aku tak tahu? Kau sedang berusaha mendekat seolah tak ada apa-apa.” Keluh Hye Jun.

“Aku rindu hal seperti ini. Kau sangat mengenalku dan perkataanmu setajam duri. Aku senang saat mencabut duri itu. Tampaknya aku aneh. Aku tak bisa melupakan itu.” Ucap Ji A 


“Kau akan bertemu pria seperti itu lagi.” Ucap Hye Jun. Ji A menegaskan kalau bukan Jung Ji-a yang dulu.

“Kini aku bisa berpendapat di depan orang tuaku. Aku juga akan mandiri secara finansial jika masuk firma hukum.” Kata Ji A

“Aku juga bukan Sa Hye-jun yang kau kenal.” Tegas Hye Jun.  Ji A mengerti kalau mengaku terlalu senonoh lalu mengajaknya untuk berteman.

“Apa Kau bisa?” tanya Hye Jun. Ji An mengeluh Hye Jun  pikir ia  tak bisa

“Apa alasan kita putus? Jangan lupa, kau dicampakkan dua kali.” Ucap Ji A sinis.

“Coba Lihat ini. Kau mengubah sikapmu dan menyerang orang lain karena tersinggung. Perbaiki sifat temperamentalmu.” Ucap Hye Jun.

“Jangan katakan apa pun mengenaiku. Itu membuatku berdebar.” Kata Ji A. Hye Jun menegaskan kalau tak bisa berteman dengannya lalu berjalan pergi. 


Nyonya Lee mengemudikan mobil, memberitahu Hye Jun kalau Butuh sekitar tiga jam hingga sampai Seoul jadi bisa Tidur. Hye Jun pun akan mulai tidur  lalu mendengar suara dari ponselnya. Nyonya Lee mengeluh  Siapa itu, padahal Hye Jun baru saja mau tidur.

“Apa bisa langsung tidur jika menutup mata?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee tahu Hye Jun pasti lelah karena syuting terus.

“Ini semua demi kau, bukan orang lain.” Kata Nyonya Lee. Hye Jun tersenyum melihat pesan dari Jeong Ha.

“Kapan kau kembali ke Seoul?” tulis Jeong Ha. Hye Jun membalas “Sedang dalam perjalanan.” Dan saat itu Jeong Ha menelp.

“Tadi ada ayahku, makanya menutup telepon seperti itu.” Ucap Jeong Ha Hye Jun bertanya apakah ayahnya sudah pulang. Jeong Ha menganguk.

“Mendengar suaramu membuatku rindu.” Ungkap Jeong Ha. Hye Jun pikir mereka bisa bertemu.

“Aku masih harus bekerja. Lagi pula, bertemu di mana? Kini banyak yang mengenalimu.” Kata Jeong Ha

“Aku akan ke rumahmu.” Kata Hye Jun. Jeong Ha tersenyum karena ada cara seperti itu.

“Aku akan beri tahu sandi rumahku. Tunggulah di tempatku.” Kata Jeong Ha.

Su Bin memangil Jeong Ha kalau Hae-hyo sudah datang. Jeong Ha memberitahu kalau harus pergi karena Pelanggannya datang yaitu Won Hae-hyo. Hye Jun mengerti. 


Nyonya Lee mengemudikan mobilnya lalu berhenti ditengah mengatakan tak antar ke depan rumah Jeong-ha. Hye Jun mengerti dan bersiap-siap pergi. Nyonya Lee memperingatakan Hye Jun agar Jangan sampai kalian difoto saat berpelukan di luar. Hye Jun mengeluh mendengarnya.

“Aku berbicara sebagai CEO Jjamppong Entertainment, Lee Min-jae. Kau Tak boleh ada skandal. Banyak yang memperhatikanmu.” Ucap Nyonya Lee memperingatkan

“Kurasa belum sampai tahap itu, tapi aku akan berhati-hati. Jeong-ha kesulitan jika masuk berita.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mengeluh kalau itu Menyebalkan.

“Kau Pulang dan istirahatlah. Aku pulang sendiri.”ucap Hye Jun. Nyonya Lee menganguk mengerti.



Jeong ha datang melihat Hae Hyo yang sudah menunggu dengan wajah lesu. Ia pun bertanya apakah Hae Hyo lelah. Hae Hyo mengaku sangat sengsara. Jeong Ha bercanda kalau Hae Hyo tak suka menu makan siangnya. Hae Hyo mengeluh Jeon Ha yang tak serius.

“Kenapa tiba-tiba murung? Kau membuatku malu.”ucap Hae Hyo melihat Jeong Ha yang hanya terdiam wajah bingung.

“Pak Won, aku akan lakukan yang terbaik untuk memberi riasan yang kau sukai.” Ucap Jeong Ha ramah

“Aku hanya pelanggan bagimu?” keluh Hae Hyo. Jeong Ha merasa apa pun yang dilakukan akan membuatnya marah.

“Lebih baik kau marah padaku.” Ucap Jeong Ha. Hae Hyo mengaku Bukan karena ada hal buruk terjadi.

“Aku merasa lebih baik. Ada perhatian.” Kata Hae Hyo. Jeong Ha tahu kalau Hae Hyo ingin diperhatikan

“Aku oleskan toner yang penuh dengan perhatian.” Ucap Jeong Ha sambil bercanda. Hae Hyo yang mendengarnya pun tersenyum. 

Hye Jun pun berjalan masuk ke dalam rumah Jeong Ha dan saat itu ada paparazi yang mengambil fotonya. 



Hae Hyo membuat wawacaran dengan Nona Kim. Nona Kimbertanya Siapa aktor yang paling dekat dengannya. Hae Hyo langsung menjawab  Sa Hye-jun. Nona Kim tak percaya Hae Hyo langsung menjawab tanpa ragu dan bertanya-tanya Apa Park Do-ha tak akan kecewa?

“Saat wawancara, Do-ha memilihmu sebagai teman terdekatnya.” Ucap Nona Kim

“Hye-jun teman dekatku sejak SD.” Jawan Hye Jun. Nona Kim ingin tahu apa Karena latar belakang dan hobi yang sama.

“Bukan karena itu. Keadaan ekonomi keluarga Hye-jun termasuk sulit. Namun, apa tak ada pertanyaan mengenaiku?” tanya Hae Hae 


“Sebenarnya aku sangat mengenal ibumu. Aku mendengar banyak mengenaimu Aku akan tulis artikel dengan baik. Ayo Foto lebih banyak lagi. Bukankah atap kantor cukup bagus?Kuharap ada foto di luar ruangan.” Ucap Nona Kim

Hae Hyo hanya bisa menghela nafas. Jeong Ha yang ikut menunggu melihat Sepertinya sudah selesai. Manager pun mengantar Hae Hyo untuk ke atap buat foto.  Jeong Ha berdiri membaca pesan Hye Jun “Apa aku boleh buka kulkas?” Hye Jun pun membuka kulkas mengeluarkan bahan makanan. 


Semua komputer dimatikan,  Mereka pun akan segera pulang. Nona Park berjalan mendekati Gyeong Jun dan ebrtanya Kapan akan berikan tanda tangan adiknya sambil mengeluh kalau ia harus menanyakan ini secara langsung.

“Aku menahan untuk tak bertanya berkali-kali.” Keluh Nona Park. Gyeong Jun mengaku adiknya terlalu sibuk belakangan jadi Sulit bertemu dengannya.

“Kau beruntung, Pak Sa. Dia membintangi banyak iklan. Dia selalu muncul di TV dan bioskop.” Komentar temanya.

“Tidak. Itu tak ada hubungannya denganku.” Kata Gyeong Jun. Temanya mengeluh Gyeong Jun berpikir seperti itu karena ia kakaknya bahkan kakak satu-satunya.


“Dia tak berguna meski dia kakaknya. Jadi Dia tak bisa beri aku tanda tangan” sindir Nona Park

“ Bu Park, aku akan mintakan untukmu.” Kata Gyeong Jun. Nona Park pikir kalau Gyeong Jun melakukan  bagaimana dengan kekesalannya.

“Aku traktir.” Kata Gyeong Jun. Temanya langsung mengucapkan Terima kasih.

“Di depan ada restoran sup boga bahari baru. Mari kita ke sana.” Kata  Temanya.  Nona Park langsung menganguk setuju.  Gyeong Jun mengeluh kalau dianggap "Kita"


Temanya lain datang bertanya pada Gyeong Jun apa tahu Charlie Jung, Gyeong Jun seperti tak tahu. Temanya memberitahu kalau Dia desainer pria terkenal dan ingin tahu apakah Adiknya pernah bilang sesuatu. Gyeong Jun mengaku Tidak.

“Rupanya begitu. Bajingan seperti ini tak bisa dibiarkan. Coba lihat ini.” Ucap Temanya menujukan ponselnya.

“Katanya dia berpacaran dengan Charlie Jung. Apa ini masuk akal?” ucap Temanya memperlihatkan gosip Hye Jun.

“Dia membuatku kesal. Kenapa beri tahu jika tak masuk akal?” keluh Gyeong Jun kesal 


“Ada juga komentar seperti ini. Lihat ini. Katanya dia suka pergi ke kelab malam. Terutama kelab untuk gay.” Kata temanya. Gyeong Jun berteriak kesal. Temanya sampai kaget mendengarnya.

“Dia tak pergi ke kelab malam.” Ucap Gyeong Jun. Temanya heran melihat Gyeong Jun yang marah.

“Apa tujuanmu menunjukkan ini? Kau ada tujuan, 'kan? Berpura-pura cemas, padahal sebenarnya berpikir "Di mana ada asap, pasti ada api." Ucap Gyeong Jun marah

“Aku tak mengira kau sangat emosional.” Ucap temanya. Gyeong Jun puns baru sadar Kenapa bersikap seperti ini.

“Aku mantan asisten instruktur di Pusat Pelatihan. Julukanku Tukang Serang karena suka menyerang. Jangan salah paham. Omelan, bukan kekerasan. Namun, kenapa kali ini aku ingin memukul?” ucap Gyeong Jun kesal

“Pak Tukang Serang, aku tak ikut makan malam.” Ucap si pria. Gyeong Jun pikir itu  Pemikiran yang bagus.

“Bagaimana bisa tahu adikmu melakukan apa saja? Diberi tahu malah mengeyel.” Ucap Temanya kesal. Gyeong Jun hanya bisa menatap sinsi dan curiga 


Hye Jun sudah memasak sup di rumah sementara Di dalam lift. Jeong Ha terlihat bahagia dan terus menatap jam tanganya. Hae Hyo mengeluh kalau Paginya dimulai dengan suasana hati yang buruk sampai sekarang dan mau menutup dengan kesenangan.

“Makanlah sesuatu yang enak dengan manajermu. Protein untuk hidangan utama dan hidangan penutup manis. Pasti akan merasa lebih baik.” Ucap Jeong Ha

“Apa Kau tak berniat melakukannya denganku?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha meminta maaf karena harus pulang.

“Apa rumahmu begitu nyaman? Kau berutang budi padaku. Bayar hari ini.” Ucap Hae Hyo

“Hari ini tak bisa. Mengertilah. Sebagai gantinya, aku bayar dua kali lipat. Itu bagus, 'kan?” ucap Jeong Ha penuh semangat.

“Apa Hye-jun menunggumu di rumah?” tanya Hae Hyo curiga. Jeong Ha membenarkan.


“Apa Kau memberitahu sandi rumahmu?” tanya Hae Hyo tak percaya. Jeong Ha hanya menjawabb berharap hari Hae Hyo ditutup dengan kesenangan.




“Kau harus bertekad. Tetap tersenyum meski tak bisa senyum. Aku pamit.” Ucap Jeong Ha sebelum pergi meninggalkan gedung.

“Apa aku boleh ikut? Aku rindu Hye-jun juga.” Ucap Hae Hyo menahan tangan Jeong Ha.

“Sungguh maafkan aku. Kita bisa makan bersama jika di tempat lain. Namun, ini di rumah. Rumah terlalu…” kata Jeong Ha

“Lupakan. Kau jahat.” Rengek Hae Hyo. Jeong Ha berjanji akan membayar dua kali lipat.

“Aku antarkan. Kau pasti ingin cepat bertemu.” Ucap Hae Hyo. Jeong Ha pun mengucapkanTerima kasih.

*** 



Jin u sibu menatap laptopnya memberitahu kalau Sedikit lagi selesai. Hae Na pikir Jin U bisa Kerjakan perlahan. Keduanya terlihat penuh rasa bahagai karena bisa bersama. Saat itu Hae Hyo menelp dan Ji U pun mengangkatnya.

“Aku mau minum miras.” Ucap Hae Hyo. Ji U mengaku belum selesai kerja melirik ke arah Hae Na

“Kau mau menolakku juga?” keluh Hae Hyo. Hae Na melirik pada Jin U.

****

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar