PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Juli 2019

Sinopsis Search WWW Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Mo Gun membeli minum di minimarket, saat itu di kasir remaja dengan nama "Kim Pil Ho" membeli rokok dan Kasir menghitung membayar 22,5 dolar. Mo Gun memperingatkan  Jika menjual rokok ke anak di bawah umur, maka akan melaporkan penjualnya.
“Atau aku harus melaporkan orang yang membelinya?” ucap Mo Gun dingin
“Aku bukan anak di bawah umur.” Kata Ji Hwan yang sedang memakain kostum sekolah, Mo Gun teringat dengan Ji Hwan saat melakukan double date. 

Keduanya duduk di depan minimarket, Ji Hwan memberitahu Sutradara yang dikenalnya meminta melakukan penampilan spesial jadi ke minimkarte untuk membeli barang-barang untuk rekan aktornya karena masih anak baru di lokasi syuting.
“Begitu rupanya... Studio rekamanku ada di dekat sini. Ini Lucu bagaimana kita bertemu seperti ini. Kau tampak keren memakai seragam sekolah.” Ucap Mo Gun. Ji Hwan mengucapkan Terima kasih.
“Apakah kabar Ta Mi baik?” tanya Ji Hwan. Mo Gun pikir seperti itu lalu mengaku kalau mereka sudah putus.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Ji Hwan panik, Mo Gun mengaku tidak.  Ji Hwan pun mengaku kalau ia akan segera putus.
“Aku akan menjalankan wamil.” Ucap Ji Hwan. Mo Gun pikir  Entah kondisi siapa di antara mereka yang lebih baik.
“Kita berdua kalah karena hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Berpacaran, putus, dan pemanggilan wamil. Semuanya hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Tidak ada yang bisa kulakukan. Perpisahan terkadang bisa dibatalkan. Tapi aku tidak bisa melakukan itu jika terkait pemanggilan wamil.” Kata Ji Hwan sedih. Mo Gun hanya diam saja
“Apa Kau sudah membeli senjata? Kau tahu kau harus membeli senjata sebelum menjalankan wamil,kan?” kata Mo Gun
“Jika kau akan terus membuat lelucon buruk seperti itu, aku akan pergi.” keluh Ji Hwan. Mo Gun menganguk mengerti dengan menahan tawa.
“Semoga beruntung.” Kata Ji Hwan. Mo Gun pun membalas agar Ji Hwan beruntung menjalani wamil 


Bong Gi dkk berkumpul bersama, Ah Ra membahas mereka memiliki pangsa pasar tertinggi sekarang, lalu memastikan  Tim TF akan tetap ada dan Mereka tidak akan memisahkan semua anggota tim. Jenny pikir itu tak mungkin karena Selisihnya hanya dua persen.
“Ya, keadaan bisa dengan mudah diputarbalikkan.” Ucap Jenny. Alex pikir Keadaannya akan makin sulit mulai sekarang.
“Bertahan di posisi pertama lebih sulit daripada memutarbalikkannya.” Kata Alex
“Aku sangat senang mendengar tim kita akan tetap berlanjut.” Ucap Ah Ra. Bong Gi juga merasakan hal yang sama.
“Omong-omong, apakah kalian menyadari bahwa kita mendapat bonus?” kata Ah Ra. Alex mengaku itu sangat memotivasi.
“Kita mendapat bonus? Aku belum memeriksa itu.” Kata Bong Gi bingung. Ah Ra ingin tahu apa yang akan dilakukan Alex dengan bonusnya.
“Aku membeli saham. Aku akan menambah sahamku dengan bekerja keras.” Kata Alex. Dua wanita memuji Alex yang sangatmenakjubkan.
“Itu akan sungguh memotivasimu.” Kata Alex. Bong Gi melihat Bonus dari ponselnya tak percaya kalau mereka dibayar sangat tinggi.
“Perusahaan kita yang terbaik... "Barro adalah instan." Teriak Bong Gi. Salah satu pegawai di sebelah mereka mengingatkan tidak di sini sendirian jadi meminta agar memelankan suaranya.
Bong Gi langsung meminta maaf,  Para pegawai mengeluh mereka itu berisik. Bong Gi melihat ID Card yang dipakai pegawai adalah Unicon lalu hanya bisa menahan senyuman. Jenny mengangkat telp dari Hyun bertanya apakah sudah selesai.


“Ya, rapat baru saja berakhir. Mereka akan segera mengirim fail PPT padamu. Jadi, tolong periksa ponselmu.” Ucap Hyun lalu masuk mobil.
“Aku sudah kembali. Apa kalian sudah makan siang? Bagaimana dengan Tammy?” tanya Hyun. Jenny menjawab tidak. Hyun mengeluh Seharusnya mengajak Ta Mi untuk ikut juga lalu menutup telpnya. Ia pun memesan bahan makana dari "Oasis" dan penasaran apakah Ta Mi bisa masak.
Sementara Tuan Park bertemu dengan pegawai lainya diruanganya. Si pegawai memberitahu  Penonton, serta kritikus, merespons dengan baik, karean Kabar akan terus menyebar, jadi akan mencapai BEP pekan depan. Tuan Oh meminta agar membuat rencana makan malam dengan Sutradara Yu saat dia tiba di Korea.
“Serta, setahuku, ulang tahun istrinya adalah pekan depan.” Kata si pegawai
“Kirim hadiah yang pas ke kediaman mereka.” Kata Tuan Oh. Pegawai lain memberitahu sebuah artikel telah dirilis.


Di ruang rapat terlihat sedikit tegang, Ga Kyung bertanya Apa yang terjadi. Pegawai wanita memastikan kalau Ga Kyung akan bercerai. Semua dalam ruangan rapat terlihat gaduh, Ga Kyung hanya diam saja. 
Hyun menghentikan mobilnya dilampu merah menatap didepan gedung Unicon. Ia heran karena banyak wartawan yang menunggu. 

Ga Kyung menerima telp dari Tuan Oh yang bertanya apakah ada wartawan digedungnya juga. Ga Kyung pikir mereka pasti pasangan selebritas dan terlihat santai. Tuan Oh pikir akan datang menjemput. Ga Kyung menolak karena akan menginap di hotel.
“Kau juga harus tidur di tempat lain. Jangan memberi mereka apa pun untuk menulis artikel... Ya, aku baik-baik saja.” Ucap Ga Kyng lalu menutu telp.
“Aku akan menyiapkan mobil untukmu.” Kata Sek Ga Kyung masuk ruangan.
“Memakai mobil perusahaan seperti memasang pelacak di punggungku. Aku akan memakai mobilku saja.” Kata Ga Kyung
Ga Kyung baru saja akan menuju parkiran, tapi saat itu wartawan sudah menunggu dan siap mengejarnya. Hyun tiba-tiba datang langsung menarik tangan Ga Kyung dan membawanya masuk ke dalam mobil. Ia menurunkan kursi sampai Ga Kyung terlihat berbaring.
“Hyun, apa yang kau lakukan?” tanya Ga Kyung binggung karena Hyun sampai menutup wajahnya dengan kemeja.
“Tujuanku hari ini adalah tidak membiarkan mereka memotretmu.” Ucap Hyun lalu mengancam wartawan agar tak mendekat.
“Hei... Menjauh. Minggir!.. Burung bangkai sialan itu... Semoga beruntung dengan foto-foto samar kalian.” Ucap Hyun berusaha menerobos keluar dari kerumunan wartawan. Ga Kyung melihat sikap Hyun hanya bisa tersenyum bahagia. 

Hyun mengajak Ga Kyung ke rumahnya, Ga Kyung memuji rumah Hyun yang bagus dan yakin kalau pasti menghasilkan banyak uang. Hyun mengaku Bank memiliki semuanya kecuali kamar mandi dan mengajak duduk.
“Kau tidak akan bisa mengundurkan diri dalam waktu dekat... Ga Gyung, apa kau baik-baik saja?” tanya Hyun khawatir.
“Mengenai apa?” tanya Ga Kyung. Hyun menjawab masalah perceraian dan berpikir untuk menghiburnya atau mengucapkan selamat.
“Apa pun itu, kau sudah melakukannya.” Ucap Ga Kyung santai melihat sikap Hyun hanya bisa tersenyum.
“Kau bisa menginap di sini selama yang kau butuhkan. Satu atau dua bulan, atau bahkan setahun... Ga Kyung, jangan berpikir kau sendirian melewati ini. Paham?” ucap Hyun dengan wajah khawatir. Ga Kyung hanya bisa tertawa.
“Kenapa kau tertawa?” tanya Hyun heran. Ga Kyung meminta maaf karena menurutnya Hyun menggemaskan. Hyun mengeluh mendengarnya, Ga Kyung tak sengaja melihat tangan Hyun yang terluka.
“Apa ini? Kapan ini terjadi?” tanya Ga Kyung yang kali ini panik. Hyun juga tak tahu dan berpikir pasti tergores di tempat parkir dan merasa  baik-baik saja karena tidak sakit.


Ga Kyung memberikan plester ditangan Hyun sambil mengejek kalau sebelumnya Hyun bilang tidak akan terluka selagi melindunginya. Hyun pikir Ini tidak termasuk cedera karean Ini hanya tergores dan Lebih tepatnya luka gores kecil.
“Aku tidak punya tempat lain untuk meletakkannya.” Ucap Hyun melihat tatapan Ga Kyung pada foto yang mengunakan baju judo.
“Terkadang aku merasa terjebak saat aku berpikir bagaimana harus membalasmu.” Kata Ga Kyung sedih
“Sekalipun aku kembali ke hari itu, sekalipun aku tahu aku akan terluka dan harus merelakan judo karenanya, aku akan tetap melakukan hal yang sama. Jangan pernah menganggapnya sebagai utang. Kau memberiku jalan lain yang bisa kuambil, dan aku menyukainya.” Kata Hyun
“Terima kasih sudah mengatakan itu. Terima kasih juga karena sudah menyelamatkanku hari ini.” Kata Ga Kyung
“Saat aku membutukan bantuan suatu hari nanti, kau bisa hadir untuk melindungi dan menyelamatkanku. Setidaknya sekali dalam hidupku, akan ada suatu saat untukmu melakukan hal itu.” Ucap Hyun. Ga Kyung pun berjanji. 



Sementara Orang Tua Ga Kyung bertemu dengan Nyonya Jang. Ibu Ga Kyung pikir masih ada dua pekan lagi sebelum perceraian ini diputuskan. Sebelum berkasnya diproses, jika Nyonya Jang bisa menghentikan ini... Nyonya Jang menatap sinis bertanya apa yang akan terjadi.
“Publik sudah tahu. Haruskah kita membuat pernyataan mengatakan mereka berubah pikiran? Haruskah keluarga ini menunduk serendah itu?” ucap Nyonya Jang sinis.
“Anda benar, Bu. Berani-beraninya putriku menodai reputasi KU! Aku sungguh terkejut. Seorang putri yang menimbulkan masalah dan menyusahkan orang tuanya bukan putri yang kami butuhkan. Aku dan istriku tidak akan pernah melupakan kebaikan yang telah Anda perlihatkan. Kami akan selalu membela Anda.” Kata Tuan Song memohon.
“Siapa yang mengira ada orang tua yang lebih kejam daripada aku? Ga Kyung, aku merasa kasihan padamu.” Ungkap Nyonya Jang
“Bu, jika kita bisa melanjutkan hubungan kita...” kata Tuan Song, Nyonya Jang langsung menyela.
“Pak Song, yang kubutuhkan adalah Ga Kyung, bukan kau. Putri kalian hidup sebagai budak untuk mertuanya agar kalian bisa membangun kembali bisnis kalian. Apa kalian tidak punya malu? Kalian menyedihkan jika kalian menanyakan pendapatku. Tidak mengherankan bisnis kalian bangkrut!” ucap Nyonya Jang sinis. Keduanya hanya bisa tertunduk diam.


Ta Mi terbangun dengan alarm yang berbunyi dan masih pukul 2 pagi, tapi tak bisa kembali tidur. Ia akhirnya pergi ke kamar mandi dan melihat alat pencukur Mo Gun yang tertinggal. Akhirnya ia memasukan semua barang Mo Gun dan ingin membuangnya.
Tapi saat membuka pintu ada sebuah kotak didepan pintu, Ta Mi pun bertanya-tanya siapa yang mengirim dan melihat isinya adalah bahan makanan. Ia menerima pesan dari Hyun.
“Kau akan menemukan kiriman di luar pintumu. Aku mengirim makanan, jadi, jangan lupa makan. Kau berterima kasih, bukan? Aku tahu, jadi, tidak perlu membalas. Makan sarapan sebelum datang ke kantor. Aku akan memeriksanya.”
Ta Mi terdiam melihat pakaian Mo Gun akhirnya hanya ada didepan pintu dan tak dibuang. 

Ta Mi duduk di ayunan, Ah Ra bergegas datang bertanya Apakah ada masalah dengan wajah panik. Ta Mi teringat dengan Ah Ra yang menyuruhnya berkunjung saat merasa sedih dan akan menunggu. Ah Ran mengaku tidak mengira Ta Mi akan berkunjung pukul 3 dini hari.
“Kau masih membuat komentar tajam seperti biasanya. Kenapa kamu bergadang dan menerimaku?” ucap Ta Mi
“Aku tidak mau menyia-nyiakan malamku dengan tidur di usia 20-an. Aku senang memiliki pekerjaan yang bisa kudatangi saat pagi, tapi aku tidak ingin bekerja.” Ucap Ah Rah
“Itu akan tetap sama bahkan di usia 30-an.” Kata Ta Mi. Ah Ra tak percaya dan bertanya apa yang akan dilakukan.
“Lakukan hal yang sama. Pikirkan tagihan kartu kreditmu.” Ucap Ta Mi. Ah  Ra pikir benar juga.
“Kartu kredit menakutkan.” Ucap Ah Ra. Ta Mi pikir Perpisahan sama sekali tidak menakutkan tapi Tagihan kartu kredit, bunga pinjaman. Itu sungguh menakutkan.
“Kenapa kalian berpisah?” tanya Ah Ra berani bertanya. Ta Mi mengaku A memilih jalan dengan akhir yang sudah jelas dan melihat ujungnya itu.
“Aku tahu akan berakhir seperti ini dan tidak bisa menghentikannya. Bersamanya membuatku bahagia. Aku pikir  akan bersikap tenang bahkan setelah berpisah.” Akui Ta Mi
“Melihatmu menangis di tempat karaoke,  Aku cukup terkejut.” Kata Ah Ra
“Perpisahan terasa seperti kali pertama setua apa pun dirimu. Kau akan selalu kalah dan kau tidak akan tahu apa yang harus dilakukan. Kau tidak akan pernah terbiasa dengannya.” Ucap Ta Mi
“Sekalipun demikian, waktu akan menyembuhkanmu, kan?” kata Ah Ra. Ta Mi pikir benar karean Semuanya akan berlalu.
“Aku tahu itu, jadi, kenapa rasanya seakan-akan ini akan bertahan selamanya?” ungkap Ta Mi Sedih. 



Tuan Oh duduk di ruang TV sambil menonton Berita “Berikutnya. Pada pukul 2 dini hari pada tanggal 1 Agustus, waktu Korea, Bu Yoon, seorang wanita berusia 40-an tewas di dalam mobil Makin banyak turis menyewa mobil Makin banyak turis menyewa mobil saat berwisata di luar negeri, dan kecelakaan terkait dengannya terus...”
Ia seperti bernafas lega karena bukan Ga Kyung lalu mengambil kopi di dapur, Ga Kyung pulang kaget melihat Tuan Oh ada dirumah karena tak mengira. Tuan Oh mengaku baru sampai untuk mengambil beberapa barang.
“Kau menginap di mana semalam?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung menjawa di rumah Hyun.
“Bagus. Apa kau mau Kopi?” kata Tuan Oh, Ga Kyung menolak lalu memberitahu Sampai amenemukan tempat baru, maka ingin tinggal di rumah ini sementara.
“Kenapa kau membutuhkan tempat baru?” tanya Tuan Oh. Ga Kyung piir Media melaporkan perceraian merkea jadi aneh jika tetap tinggal bersama.
“Jika seseorang tahu, mereka tentu akan mengatakan perceraian kita bohong. Itu akan menyulitkan aku.” Kata Ga Kyung
“Aku membuat janji dengan kantor pusat di AS. Tinggallah di sini. Aku akan berhenti singgah. Aku membeli rumah ini untukmu sejak awal.” Kata Tuan Oh
“Aku tidak punya alasan untuk menerima alimentasi darimu.” Ucap Ga Kyung.
“Ini bukan alimentasi. Ini hadiah... Hadiah perceraian. Izinkan aku melakukan itu Jika semua yang kuberikan padamu adalah ketidakbahagiaan, maka aku akan merasa terlalu sedih.” Kata Tuan Oh. Ga Kyung pun akan menerimanya.
“Terima kasih... Apa yang harus kulakukan saat aku merindukanmu? Jika aku tidak bisa datang ke sini, aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.”kata Tuan Oh
“Buatlah sebuah alasan. Kau memproduksi film. Jadi Kau bisa membuat sebuah alasan.” Kata Ga Kyung. Tuan Oh berjanji akan melakukan itu.



Hyun tak percaya kalau pemerintah ingin melihat informasi pribadi, padahal baru saja tak percaya kalau  mereka ingin menyensor kata kunci waktu nyata, dan kini mereka ingin melihat informasi pribadi. Ta Mi hanya bisa menganguk dan Tuan Min hanya bisa diam.
“Jika pemerintah menginginkannya, Apa kita harus menyerahkan informasi pribadi tanpa proses yang seharusnya? Apa mereka gila? Itu berarti mereka ingin memonitor gerak-gerik semua orang. Lalu? Apa yang kamu katakan?” tanya Hyun
“Tentu saja aku menolaknya. Tapi ini adalah orang-orang yang menuntut agar kita setuju menyensor kata kunci waktu nyata dan memasukkannya dalam kontrak kita. Mereka tidak akan menyerah dengan mudah.” Jelas Tuan Min
“Apa itu berarti mereka akan terus menekan kita?” tanya Hyun
“Mereka tidak akan perlu mencobanya jika mereka menyerah dengan mudah. Mereka mengambil risiko besar. Fakta bahwa mereka melakukan langkah yang berisiko tinggi berarti mereka membutuhkan ini. “kata Ta Mi
“Jika mereka menekan kita sekali lagi dalam cara apa pun, aku akan membuat ini diperhatikan organisasi pemerintahan sendiri. Mari bekerja sama dengan Unicon.” Kata Hyun
“Bu Song mungkin memiliki pendapat yang berbeda.” Kata Ta Mi, Hyun pun terpercaya mendengarnya. 


Ga Kyung bertemu dengan ibu mertuanya. Nyonya Jang tak percaya kalau Ga Kyung pergi ke Rumah Biru dan mengatakan tujuh juta dolar terlalu kecil, lalu berani bernegosiasi dengan presiden. Ia mengeluh Ga Kyung itu  memang kurang ajar.
“Apa Anda di sini sebagai Pimpinan KU Group Jang Hee Eunatau sebagai anjingnya presiden?” ucap Ga Kyung
“Akan kita lihat siapa yang merupakan anjingnya siapa. Bertindak terlalu cepat membuatmu gegabah. Jika tujuh juta dolar untuk listrik itu terlalu kecil, bagaimana jika KU Electronics memilih Unicon sebagai rekan bisnis AI mereka?” kata Nyonya Jang
“Dengan mengizinkan orang-orang melihat informasi pribadi, itu kesepakatan yang terlalu bagus. AI dan robot adalah masa depan untuk portal web. Apa kau pikir ini bahkan bisa dinilai dengan mata uang?” kata Nyonya Jang menyindir
“Anda membawa tawaran yang layak dipertimbangkan.” Komentar Ga Kyung
“Butuh makanan yang lezat untuk meningkatkan selera seseorang. Kita tinggal bersama selama 10 tahun. Bukankah kita sudah cukup tahu selera satu sama lain? Kamu, Dirut Song, dan aku, Pimpinan Jang.”ucap Nyonya Jang
“Pimpinan... Di mana alimentasiku?” tanya Ga Kyung, wajah Nyonya Jang langsung terlihat sinis.
“Ga Kyung Kau takut kepadaku, bukan? Karena itu kamu ingin mengalahkanku.” Kata Nyonya Jang
“Bukankah Anda takut kepadaku? Aku punya banyak informasi tentang Anda. Mulai dari usaha Anda memalsukan berita dan kata kunci waktu nyata.” Kata Ga Kyung 



Nyonya Jang mengeluh itu membosankan jadi meminta agar behenti mengancamnya dengan itu menurutnya Jika Ga Kyung mengekspos itu, maka ia akan dianggap sebagai kaki tangan jadi tak ada keuntunganya melakukan itu?
“Aku tahu bentuk keinginanmu. Kau ingin Menyeret dirimu untuk menghancurkan aku? Jadi Lakukan sesuai perintah Rumah Biru. Aku akan memberimu sayap untuk keinginanmu.” Ucap Nyonya Jang lalu membaca pesan di ponselnya dan menyalakan TV karena baru saja diterima.
Berita di TV “Dalam konferensi pers pagi ini, juru bicara Rumah Biru mengumumkan bahwa listrik untuk pusat data internet akan diberikan dengan harga industri dan bukan dengan biaya rumah tangga yang standar.”
“Juru Bicara Noh mengatakan jika industri TI Korea ingin bersaing dalam level internasional, dukungan pemerintah seperti itu dibutuhkan. Dia mengharapkan dukungan finansial seperti itu akan membantu meningkatkan industri TI selangkah lebih maju.”
Ga Kyung terdiam mendengar berita, Nyonya Jang terlihat bisa menang melawan mantan menantunya. 

Ta Mi masuk ruangan dengan wajah panik bertanya pada Brian apakah menonton berita. Brian hanya diam saja, Hyun tahu pasti Mereka memaksakannya dan akan memberi kompensasi lebih dahulu agar tidak bisa kita tolak, Brian memberitahu kalau pemerintah  ingin mereka menyerah.
“Wah, para bedebah ini... Di mana mereka belajar melakukan ini?” kata Hyun marah
“Unicon juga akan didengar. Mari kita lihat apa pendapat mereka.” Ucap Ta Mi. Brian menganguk setuju.
“Scarlett, telepon organisasi pemerintahan sendiri dan adakan diskusi. Besok atau lusa, makin cepat makin baik.” Ucap Brian. 

Mo Gun selesai mendengarkan musiknya, dua pegawai wanita langsun memuji kalau Mo Gun memang luar biasa jadi tidak mengira akan mengubahnya menjadi genre baru. Joon Soo berkomentar Mo Gun terlihat lebih kurus dan berpikir sedang diet.
“Atau kamu hendak memberitahuku bahwa kau bekerja sangat keras?” ejek Joon Soo
“Apa kau menyukai karyaku?” tanya Mo Gun bangga. Joon Soo pikir  Hanya itu yang bisa dilakukan musik.
“Games nyalah yang lebih penting. Begitu banyak orang menantikan gamesini.Anggap dirimu beruntung bisa menjadi bagian dalam proyek ini.” Ejek Joon Soo
“Julie... Bisa kita luncurkan lebih cepat? Unicon juga akan meluncurkan gim baru 10 hari setelahnya. Aku khawatir mereka akan mencuri sorotan kita.” Kata Joon Soo
“Kami juga memikirkan hal itu. Tapi kami bekerja keras menyelesaikan semua dengan sempurna. Kita mungkin harus menunda peluncurannya, tapi kita tidak bisa meluncurkannya lebih cepat dari rencana. Karena itu kami juga berpikir untuk menundanya selama sebulan. Kami akan memberimu umpan balik mengenai musiknya setelah mengumpulkan pendapat semua orang.” Kata Jullie.
Mo Gun terdiam melihat berita di layar "Profesor Yoon Yeon Jeong dari Universitas Myungsung meninggal" lalu mencoba melihat dari laptop disampingnya untuk memastika, dan tak percaya kalau memang itu wajah ibunya lalu bergegas pergi.
Joon Soo binggung lalu memastikan kalau Mo Gun baru saja mengatakan "Ibu". Pegawainya membenarkan kalau Mo Gun mengatakan itu. Joon Soo heran Mo Gun mendengar tentang kematian ibunya dari artikel berita "Profesor Yoon Yeon Jeong dari Universitas Myungsung meninggal"


Ta Mi berbicara pada Jennya agar  mengirimkan analisis yang memperlihatkan berapa pengguna yang  mereka miliki dari tiap generasi. Jenny menganguk mengerti.  Ta Mi pun meminta Alex. Ellie agar mencari referensi untuk menciptakan ide pemasaran untuk pengguna berusia 50 tahun ke atas. Joon Soo tiba-tiba datang
“Apa yang kamu lakukan di sini? Dan kau harus memanggilku...” kata Ta Mi yang langsung disela Joon Soo menyebut nama Mo Gun.
“Kau berkencan dengannya, kan? Direktur Park Morgan.” Kata Joon Soo. Ta Mi mengeluh Joon Soo mengatakan itu di sini.
“Dia pergi di tengah rapat... Ibunya meninggal. Berita kematiannya diunggah di internet. Dan Ini tas Direktur Park.” Ucap Joon Soo memberikan tas Mo Gun.
Ta Mi terdiam dan terlihat shock, memegang tas Mo Gun lalu melihat bajunya yang terang lalu meminta Ah Ra meminjam jaketnya yang berwarna gelap. Ah Ra pun memberikan jasnya. 

Moo Gun berlari ke rumah duka mencari tempatnya ibunya disemayamkan, lalu terdiam melihat nama ibunya "Yoon Yeon Jeong, Suami Park Jae Min, Putra Park Sin Woo" Ia kecewa karena namanya tak tertulis akhirnya memilih untuk berbalik arah melihat anak ibunya yang menerima pelayat.
Mo Gun duduk lemas mengingat saat terakhir kali bertemu dengan ibunya, sang ibu memegang tangan anaknya karena akan pergi. Mo Gun pikir Dua pekan itu ideal dan bertanya Apakah Ibu juga pergi ke tempat lain. Nyonya Yoon mengaku hanya Paris kali ini.
“Ibu selalu mengatakan ingin pindah ke Paris. Ini Pasti menyenangkan.” Ucap Mo Gun terakhir kali pada ibunya.

Mo Gun duduk diam dengan mata berkaca-kaca, Ta Mi datang melihat Mo Gun mencoba untuk tetap tenang. Mo Gun terdiam melihat Ta Mi yang datang, Ta Mi bertanya apakah Mo Gun sudah melihat ibunya. Mo Gun mengelengkan kepala. Ta Mi mengajak Mo Gun masuk.
“Bagaimana caraku memperkenalkan diri? Keluarga ibuku tidak tahu aku ada. Aku tidak bisa masuk ke sana.” Ucap Mo Gun sedih
“Aku tahu siapa kau Dan ibumu juga tahu siapa kau. Aku yakin dia menunggumu.” Ucap Ta Mi menarik tangan Mo Gun untuk berdiri. Mo Gun pun berdiri dengan Ta Mi yang mengandeng erat tanganya. 

Mo Gun terdiam menahan tangisnya saat melihat foto ibunya, Ta Mi memegang tangan Mo Gun dengan erat agar bisa bertahan. Suami Nyonya Yoon mengucapkan Terima kasih sudah datang dan bertanya Bagaimana mengenal istrinya.
“Kami mahasiswanya dahulu.” Ucap Ta Mi. Mo Gun hanya bisa terdiam. Suami Nyonya Yoon menganguk mengerti.
“Istriku pasti profesor yang baik.” Kata Suami Nyonya Oh, Mo Gun menatap adik tirinya yang mengantikan dirinya. 

Akhirnya Mo Gun duduk di luar ruangan menceritakan kalau ibunya  meminta maaf padanya karena telah menelantarkannya. Ia tak percaya kalau ibunya bisa melakukan ini padanya, membuatnya sedih. Ia tak habis pikir ibunya bisa melakukan ini dari awal hingga akhir.
“Dia memberitahuku dia akan memberiku hadiah yang mahal dan berjanji akan pergi ke Paris denganku lain kali. Aku hendak menyiapkan perjalanan kami.” Ungkap Mo Gun sambil menangis, Ta Mi memeluknya.
“Aku tidak pernah berwisata dengannya. Aku tidak pernah menonton film dengannya. Dan aku bahkan tidak pernah bisa minum dengannya. Aku berusaha keras memahaminya. Tapi kenapa dia selalu melukaiku seperti ini?” ucap Mo Gun terus menangis.
“Jika keadaannya akan seperti ini, seharusnya dia tidak kembali ke kehidupanku sejak awal. Keadaanku lebih baik tidak mengenalnya. Jika aku tetap menjadi anak yatim piatu yang ditelantarkan, aku tidak akan pernah menderita sakit hati seperti ini.” Kata Mo Gun. Ta Mi terus memeluk Mo Gun membiarkan terus menangis. 


Ta Mi melihat Mo Gun yang tertidur lelap didalam mobilnya, seperti Mo Gun sangat lelah setelah menangis. Akhirnya Ia hanya bisa menangis lalu membalikan badanya, Mo Gun terbangun dan tersadar kalau ada di mobil Ta Mi, lalu melihat bahu Ta Mi seperti orang yang sedang menangis.
Mo Gun ingin keluar tapi akhirnya menahan diri untuk tak keluar, lalu terdiam dengan wajah sedih. Beberapa saat kemudian, Ta Mi dan Mo Gun seperti duduk di tempat yang berbeda lalu mengetik keyword di komputer "Cara rujuk dengan mantan"
Bersambung ke episode 16

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: