PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 28 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Man Wool  memberitahu kalau hanu itu  tamu kamar ini akan jadi gila jika menatapnya. Chan Sung panasaran, Man Wol menyuruh aga Chan Sung untuk jangan berbalik lalu mencium Chan Sung. Chan Sung binggung akhirnya menutup matanya.
“Keluar dari sini saat pintu terbuka.” Ucap Man Wol. Chan Sung hanya bisa terdiam dan saat itu pintu terbuka. Man Wol menyuruh Chan Sun untuk pergi. Chan Sung pun berlari dan menutup pintu.
Hantu mencoba berlari dan ingin keluar dari ruangan. Chan Sung terlihat ketakutan. Man Wool dengan santai memberitahu tak akan pernah bisa keluar dari pintu itu dan meminta Maaf karena membangunkannya. Ia meminta agar hantu itu masuk kembali lalu lanjutkan istirahatnya.
“Rupanya aroma dupa membuatmu jadi gila. Kau sudah dikurung di lemari itu untuk waktu yang lama. Dan Apa kau masih marah saat melihat manusia? Apa kau ingin keluar dan melampiaskan kemarahanmu?” sindir Man Wol. Si hantu terliha marah dan Man Wool memberikan pelajaran.
“Karena kau adalah tamu...  Jadi, aku tak akan memaksamu untuk kembali ke dalam. Kau harus diam merangkak kembali ke dalam sendiri.” Tegas Man Wool. Si hantu pun akhirnya berjalan masuk lemari. 


Man Wool akan pergi dan mendengar suara hantu memanggil “Koo Chan Sung.” Chan Sung pun mendengar dari luar kalau namanya di panggil dan berpikir Jang Man Wool yang memanggilnya. Si hantu kembali memanggil nama Koo Chan Sung.
“Berhenti bersikap bodoh. Kau tak tahu betapa penakutnya dia. Tak peduli berapa kali kau memanggilnya, dia tak akan kembali.” ucap Man Wool
Pintu terbuka, Chan Sung datang. Man Wool kaget melihat Chan Sung datang. Saat itu si hantu siap keluar dari persembunyianya. Chan Sung langsung berlari memeluk Man Wool. Si hantu seperti lepas dalam sangkar bergegas pergi meninggalkan hotel.
“Barusan yang berlari dengan gila,apa si Pilihan Ke-3?” kata Tuan Kim menutup mata tak mau melihat.
“Sunbae-nim, bahkan sambil menutup mata, itu bukan Koo Chan Sung.” Kata Nyonya Choi
“Aku juga berpikir begitu. Rambutnya kusut dan berantakan’ ucap Tuan Kim
“ Dia tamu Kamar 13. Dia sudah meninggalkan kamar.” Kata Nyonya Choi. Tuan Kim mengeluh kalau Rencana sudah gagal dan Ini masalah serius.



Chan Sung masih memeluk Man Wol dengan memejamkan matanya. Man Wool menyadarkan Chan Sung kalau hantunya sudah tak ada. Jadi bisa lepaskannya. Chan Sung melepaskan pelukanya. Man Wool panik berpiir Chan Sung sudah menatapnya.
“Hanya sekilas.” Akui Chan Sung. Man Wool pikir Chan Sung sudah gila, Chan Sung menegaskan dirinya tak gila.
“Aku sangat ketakutan sampai tak bisa tenang.” Akui Chan Sung lalu bertanya pada Man Wool apakah terluka
“Kau baik-baik saja, Man Wool?”tanya Chan Sung lalu berpikir kalau Man Wool pasti terkejut.
“Tak ada yang salah denganku. Aku baik-baik saja.” Ucap Chan Sung. Man Wool pikir Chan Sung sudah sedikit gila rupanya.
“Aku hanya bercanda. Apa Kau sungguh tak menduga?” kata Chan Sung, Man Wool menatap kearah pintu.
“Lalu, benarkah jadi gila jika menatap hantu itu? Aku pikir kau bilang itu untuk menakutiku.” Ucap Chan Sung
“Ya, sungguh. Kau jadi sedikit gila karena kau menatapnya sekilas. Jika kau sungguh menatapnya, kau akan benar-benar gila.” Kata Man Wool
“Benarkah? Dia masih di sini, 'kan?” ucap Chan Sung panik berlindung dibalik tubuh Man Wool. Man Wool melepaskan tangan Chan Sung memberitahu kalau hantu itu sudah kabur.
 “Aku pikir kau akan mengurusnya, tapi kau tak bisa hentikan dia?” keluh Chan Sung
“Ya. Aku tak mengira penakut akan mengumpulkan keberanian dan terbirit membuka pintu lebar-lebar. Dasar bodoh.” Kata Man Wook kesal. Chan Sun kesal tapi berlari mengejar Man Wool agar pergi bersama.
“Kau bilang Penakut? Kau memanggilku penakut?” ucap Chan Sung tak terima.
“Apa ada orang lain? Kau bodoh sekali.” ucap Man Wool. Chan Sung makin tak terima dianggap bodoh.
“Ini kali pertama kudengar itu seumur hidupku. Gelarku MBA lulusan Harvard, dan...” ucap Chan Sung. Man Wool berteriak menyuruh Chan Sung diam.
“Itu kekerasan verbal. Tarik kembali perkataanmu.” Ucap Chan Sung. Man Wool dengan santai akan menariknya.
“Apa kau bercanda?” keluh Chan Sung marah. Man Wool lalu berteriak kalau ada hantu. Chan Sung panik bertanya dimana.
Man Wool langsung mengejek Chan Sung memang Penakut. Chan Sung bernafas lega karena Man Wool hanya mengodanya karena berpikir benar ada hantu.




Chan Sung memberikan dupa pada Tuan Kim meminta maaf karean pasti sudah membuat kesalahan saat membakar dupa. Tuan Kim menjabat tangan Chan Sung mengucap syukur karena Tuan Kim sudah selamat. Chan Sung binggung.
“Nyonya Choi, kau harus mengurus kamar dengan benar. Tamu berbahaya itu bisa membahayakan Manager kita.” Kata Tuan Kim
“Tidak, maaf telah membuat kekhawatiran.” Kata Chan Sung pun berjalan pergi.
“Lihatkah kau aku barusan mengimprovisasinya? Si Pilihan Ke-3 sama sekali tak tahu bahwa kita menempatkannya di kamar itu dengan sengaja.” Kata Tuan Kim khawatir.
“Entah. Wajahmu tampak kelihatan bersalah. Sepertinya Koo Chan Seong adalah orang bodoh karena tak sadar. “ ucap Nyonya Choi
“Bahkan jika bodoh, dia akan tahu saat si Pilihan Ke-4 tiba. Aku harus memberitahu Hyun Joong untuk menunda membawa si Pilihan Ke-4.” Kata Tuan Kim. 

Yoo Na akan keluar dari kelas lalu terdiam melihat Hyun Joong berdiri didepan kelas. Hyun Joong melambaikan tangan dengan senyuman bhaagia. Temanya heran melihat Yoo Na hanya diam saja akhirnya menyuruhnya minggir dan pergi melewati Hyun Joong.
“Kau baru saja melihat Yoo Na? Aku dengar, dia kerasukan arwah Su Jung. Sepertinya itu benar. Jika kau memanggil Su Jung, dia menoleh ke belakang.” Cerita salah satu temanya. Mereka semua tak percaya mendengarnya.
“Kau memanggil namanya.” Kata teman Yoo Na karena tak percaya kalau Yoo Na benar-benar menoleh ke belakang dan menurutnya sangat Aneh sekali.

Didepan sekolah, salah satu anak memanggil Su Jung. Yoo Na menoleh, semua hanya bisa melonggo dan tak percaya. Yoo Na terlihat kesal karena tersadar dengan sikapnya yang salah dan akan kabur, tapi kakinya tak sengaja salah melangkah.
Tubuhnya akan jatuh berguling, tapi Yoo Na malah berdiri dengan tangan seperti ditahan oleh seseorang. Hyun Joong bisa menyelamatkan Yoo Na dan langsung menariknya, Keduanya saling menatap. Teman Yoo Na ketakutan meliat Yoo Na memilih untuk kabur. 
“Apa yang kau lakukan?” keluh Yoo Na kesal, Hyun Joong pikir  menangkap Yoo Na karena takut  terluka dan pasti terasa sakit
“Jika aku kesakitan, mereka akan menganggapku manusia. Kini, mereka akan memanggilku monster.” Keluh Yoo Na kesal
“Tunggu aku... Dia marah karena membantunya.” Ucap Hyun Joong bingung.
“Kau... Bagaimana jika kau menangkapku? Hantu tak bisa menangkap manusia.” ucap Yoo Na
“Aku bukan hantu biasa.” Akui Hyun Joong, Yoo Na pikir  mempunyai salib lalu mengeluarkan dari tasnya.
“Enyahlah. Hantu sialan.” Kata Yoo Na, Hyun Joong langsung memanggil Yoo Na sebagai teman.
“Aku bukan arwah yang bisa diusir oleh kekuatan agama. Aku punya izin untuk tinggal di dunia ini. Aku punya tempat tinggal, dan juga punya pekerjaan.” Jelas Hyun Joong.
“Menggelikan. Hantu macam apa yang punya pekerjaan?” ejek Yoo Na. Hyun Joong mengaku  seorang karyawan hotel dari Hotel Del Luna. Yoo Na seperti baru tahu Hotel Del Luna?
“Kau tahu pemilik dan manajer hotel kami, kan? Mereka membantumu hidup dalam tubuh itu.” Ucap Hyun Joong
“Lalu? Apa Kau ingin aku keluar dari tubuh ini?” kata Yoo Na sinis. Hyun Joong menegaksan Yoo Na adalah orang yang sangat berharga.
“Kau adalah harapan kami yang berharga. Kau adalah Pilihan Ke-4.” Kata Hyun Joong, Yoo Na bingung apa maksudnya Pilihan Ke-4.
“Kau adalah calon Pilihan Ke-4 sebagai manajer hotel kami. Ada masalah terjadi pada Pilihan Ke-3, jadi, aku datang untuk membawamu, karena kau adalah Pilihan Ke-4.” Kata Hyun Joong
“Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi kau di sini karena kau membutuhkanku.” Ucap Yoo Na. Hyun Joong membenarkan lalu menerima telp.
“Apa Hantupun punya ponsel?” ucap Yoo Na binggung. Hyun Joong itu pasti karena  punya pekerjaan jadi juga punya ponsel.
“Aku punya izin untuk tinggal di sini. Wifi sekolahmu bagus. Pilihan Ke-3 tak terluka. Pilihan Ke-4 akan ditunda.” Ucap Hyun Joong
“Apa Maksudmu kau tak membutuhkanku?” tanya Yoo Na. Hyun Joong pikir  Untuk sekarang tidak.
“Tapi mungkin akan kembali lagi untuk membawamu. Jadi,... teruslah belajar di sekolah.” Kata Hyun Joong berjalan pergi.
“Hei! Berikan aku nomormu. Aku ingin mengirim pesan kepada hantu.” Kata Yoo Na memberikan ponselnya
“Aku tak pernah membagikan nomorku dengan manusia.” kata Hyun Joong, Yoo Na kesal kalau Hyun Joong tak mau dan tak boleh meminta minta ponselnya.
Yoo Na berjalan pulang saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya “Baik. Kita sekarang berteman.” Wajah Yoo Na langsung bahagia karena menurutanya menjai Manajer Hotel Del Luna, Terdengar menyenangkan.





Hyun Joong langsung memeluk Chan Sung dan memegang tanganya mengucap syukurlah karena Chan Sung masih waras, jadi membuatnya sangat gembira. Chan Sung merasa canggung melepaskan tangan Hyun Joong mengucapkan Terima kasih karena sudah gembira.
“Kedengarannya seolah-olah kalian semua mengharapkan aku menjadi gila di kamar itu.” Komentar Chan Sung
“Yang terpenting kau tak jadi gila.” Ucap Hyun Joong mengalihkan pembicaran 

Tuan Kim memberitahu Pilihan Ke-4 dalam keadaan siap. Kami juga membahas beberapa cara lain untuk menyingkirkan Pilihan Ke-3. Nyonya Choi memperlihatkan slide [Operasi Menyingkirkan Pilihan Ke-3] dengan pilihan pertama dapat mengirimnya kepada arwah di rumah angker Shincheon-gun.
Di sebuah tempat yang terlihat sangat angker, ada [Arwah di Shincheon-gun] Nyonya Choi yakin 30 tahun terjamin jika hantu tetap bebas dari Malaikat Maut lokal.
“Selanjutnya, kita bisa memanfaatkan arwah dendam yang kuat untuk membuatnya mati mendadak.” Ucap Nyonya Choi. Seorang pria seperti berjalan dalam gedung yang terlihat menakutnya, yaitu  Arwah Pendendam di Uijeongbu
“Dia adalah pembunuh berpengalaman yang beroperasi di Uijeongbu. Karena dekat, kita dapat dengan mudah...” ucap Nyonya Choi yang langsung disela oleh Man Wool
“Tidak, lupakan saja... Koo Chan Sung tak akan pergi. Akan kutempatkan di sisiku.” Tegas Man Wool
“Bagaimana jika pohon itu terus bertransformasi?” tanya Tuan Kim khawatir.
“Ma Go sengaja mengirimnya ke sini.” Ucap Man Wool. Tuan Kim pikir Man Wool harus mengusirnya.
“Jika dia benar-benar dikirim oleh dewa, maka mengejarnya saja tak akan menyelesaikan apa pun.” Tegas ManWool
“Bagaimana jika bunga mekar?” kata Tuan Kim. Man Wool pikir Biarkan mereka mekar.
“Bunga warna-warni akan bermekaran dan membuatku berjalan melintasi Sungai Sanzu? Tunggu lihat saja.” Ucap Man Wol
“Apa menurutmu dia berubah hati dan siap untuk pindah?” tanya Tuan Kim
“Tidak, dia mungkin meragukan bunga benar-benar mekar.” Kata Nyonya Choi
“Jika itu masalahnya, dia seharusnya tak setuju untuk membiarkannya di Kamar 13.” Kata Tuan Kim
“Suasana hatinya berubah. Syukurlah Ku Chan Seong bukan orang perseptif.Betapa canggungnya jika dia tahu bahwa kita sengaja membawanya ke sana.” Kata Nyonya Choi. 



Chan Sung marah karena mereka membuatnya  pergi ke sana dengan sengaja dan ingin dirnya mati atau menjadi gila. Man Wool membenarkan lalu berkomentar kalau tak sebodoh yang dipikirkan, lalu memberitahu Semua orang kecewa karena kau tak menjadi gila.
“Bisa-bisanya kalian melakukan ini? Aku sungguh menganggap kaliansebagai rekan dan akan menanggap kalian teman. Bukankah ini dianggapsebagai pelecehan?” ucap Chan Sung marah
“Lalu? Apa kau di sini untuk mengadu? Haruskah aku memberi mereka pelajaran?” keluh Man Wool
“ Apa gunanya saat kau terlibat?” tanya Chan Sung. Man Wool kesal Chan Sung selalu bertanya meskipun tahu jawabannya.
“Aneh sekali... Kemana perginya? Hei... Koo Chan Sung, antingku hilang sebagian. Kelihatannya terjatuh di lantai.” Ucap Man Wool.
Chan Sung kesal melihat anting yang jatuh langsung menendang jauh. Man Wool kesal tak bisa menemukan antingnya, lalu menyuruh Chan Sung agar membiarkan saja karean  Mereka hanya cemburu, Chan Sung orang hidup saat mereka tidak.
“Menurutmu seberapa bodohnya aku? Kenapa sebenarnya kau lakukan ini?” tanya Chan Sung penasaran.
“Pohon sudah berubah sesudah kau tiba. Kami khawatir,waktu kami untuk peri sudah dekat.” Ucap Man Wool. Chan Sung hanya bisa terdiam
“Kenapa kau menyelamatkanku? Jika tidak, aku akan jadi gila.” Kata Chan Sung
“Aku tak akan campur tangan, tapi sehelai daun merubah pikiran.” Kata Man Wool. Chan Sung binggung lalu teringat daun yang disimpan dalam sakunya lalu memastikan kalau daun itu.
“Ya... Hal sekecil itu membuatku hatiku berubah.” Akui Man Wool. Chan Sung tak percaya, memastikan kalau sudah membuat hati Man Wool  berubah hanya dengan daun ini.
“Kau Lagi! Mengajukan pertanyaan saat kau tahu jawabannya Apa mereka mengajarimu itu di Harvard?” keluh Man Wool marah
“Mengajukan pertanyaan untuk memberikan jawaban dapat mengarah pada penentuan kebenaran. Ini adalah metode yang dikenaloleh Socrates. Itulah yang diajarkan para profesor di Harvard.” Tegas Chan Sung
“Tapi ini bukan Harvard, jadi kembalilah temukan anting-antingku.” Kata Man Wol
“Apa menemukan itu sepadan dengan ini?” tanya Chan Sung. Man Wol pikir Jangan repot-repot mencarinya.
“Temukan dan aku akan membunuhmu.” Kata Man Wool mengancam. Chan Sung pikir Man Wool sudah mengatakan akan membunuhnya tapi tak bersungguh-sungguh.
“Katamu kau tak akan mencarinya tapi kau ingin melakukanya. Kau bukan orang dermawan tapi kata-katamu lebih sinis. Begitukah semua hantu menua karena usia?”sindir Chan Sung
“Tidak, aku terlahir seperti ini. Aku selalu bersikap sinis. Apa Kau tak melihat itu dalam mimpimu?” tanya Man Wool
“Kau baik dan pandai.” Ucap Chan Sung. Man Wool tak percaya mendengarnya.
“Ya, kau memperhatikan dia dengan kasih sayang. Namanya Yeon Woo.” Kata Chan Sung. Man Wool mengeluh Chan Sung tahu juga rupanya.
Chan Sung membenarkan teringat dengan senyuman Man Wool, lalu Memeluk Yeon Woo dengan penuh kehangatan. Ia yakin Man Wool  memanggil namanya dengan cinta dan itulah sebabnya terjebak di kepalanya sekarang.
“Kenapa? Apa kau pikir bisa menjadi dia?” ejek Man Wool. Chan Sung mengaku Pikiran itu sejenak terlintas di benaknya, tapi sepertinya tak mungkin.
“Yeon Woo adalah orang yang paling mencintaiku. Apa Kau juga mencintaiku?” tanya Man Wool
“Aku yakin, tidak...” kata Chan Sung. Man Wool dengan wajah kesal menyuruh Chan Sung pergi saja. 



Man Wool dalam kamarnya menatap dingin, mengingat kembali kenanganya dengan Yeon Woo.
Flash Back
Man Wool menatap pohon besar dengan senyuman, Yeon Woo datang lalu berkata Dengan pohon yang disukai Man Wool, maka akan membangun rumah terbesar yang pernah ada Lalu, akan memberikan padanya. Man Wool tak percaya mendengarnya.
“Kau akan membangun rumah dengan pohon ini untukku? Lupakan. Aku tak bermaksud tinggal bersamamu di rumah itu.” Kata Man Wool
“Kau akan segera menua, yang artinya kau tak akan bisa kemanapun. Aku tak bisa membiarkan seorang wanita tua hidup di bawah terpal.” Kata Yeon Woo
“Ini adalah kehidupan di mana kau bisa ditangkap dan dibunuh pada hari berikutnya. Aku bahkan tak berharap untuk hidup sampai menjadi wanita tua.” Kata Man Wool
“Tapi kau bisa menjadi wanita tua. Peramal bilang bahwa aku akan berumur panjang seperti pohon ini. Aku diperkirakan akan hidup 100 tahun akan kuberi kau sebagian umurku.” Ucap Yeon Woo
“Jika kau berikan padaku, kau akan mati.” Ucap Man Wool. Yeon Pikir Benar juga.
“Tapi Tak apa. Selama aku mati karenamu, tak apa... Kau boleh memliki semua umurku.” Kata Yeon Woo.
Man Wool hanya bisa terdiam seperti penuh amarah dengan Yeon Woon karena tak pernah jadi wanita tua. Chan Sung terdiam dalam ruangan Man Wool akhirnya berjalan pergi. 


Seorang pria memotong kuku lalu memotong rambut dan menaruh pada selembar kain putih dan memasukan pada sebuah kantung. Ia memberikan pada sepasang pria dan wanita sambil memberitahu Ini akan menemukan mempelai pria untuk putrinya yang sudah mati.
“Siapa pun yang menemukan kantong merah yang menampung keinginan mendiang akan menjadi pasangan arwahnya.” Ucap si pria.
“Aku harap orang baik menemukan kantong itu... Su Min Kami akan membuatmu menikah agar kau tak kesepian.” Ucap Si ibu melepaskan lampion dengan kantung milik Su Min.
“Tidak! Aku tak ingin menikah dengan orang asing.” Kata arwah Su Min melihat kedua orang tuanya lalu berlari pergi. 


Nyonya Choi bertemu dengan Chan Sung memberitahu  akan pulang lebih awal hari ini. Chan Sung membenarkan karean sedikit lelah. Nyonya Choi pikir Chan Sung sendiri yang membuat pekerjaan. Chan Sung pikir itu tugasnya  untuk menjaga para tamu sebagai pengusaha perhotelan.
“Sepertinya kau sudah mengubah pola pikirmu. Kupikir kau membenci hotel kami.” Komentar Nyonya Choi
“Aku membuka hatiku untuk seseorang. Aku sebenarnya sedikit lembut, jadi aku cenderung membalas budi sepuluh kali lipat.” Ucap Chan Sung. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Berarti jika kau baik padaku, aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik. Jadi, tolong bersikap baik padaku.” Kata Chan Sung lalu berjalan pergi.
Tuan Kim datang merasa heran dengan yang dikatakan Chan Sung.  Nyonya Choi yakin Chan Sung itu menggunakan sarkasme untuk mengancamnya, karena Chan Sung bilang dia membalas budi sepuluh kali lipat dari jumlah yang dia terima. Tuan Kim tahu Ma Go tak akan mengizinkan.


Chan Sung akan pulang bertemu dengan Su Min dengan nafas terengah-engah lalu bertanya apakah sedang mencari hotel. Su Min meminta agar Chan Sung membantunya, Chan Sung melihat wajah Su Min yang pucat menanyakan keadaanya. Tapi Su Min langsung jatuh pingsan.
“Apa Kau pikir ini lobi hotel? Kenapa kau terus membawa para tamu ke kantorku bukannya kamar mereka?” kata Man Wool kesal melihat Chan Sung membawa Su Min bahkan bersandar dibahunya.
“Dia punya masalah.” Ucap Chan Sung. Man Wool kesal setiap hantu punya masalah dan ingin tahu apa masalahnya kali ini.
“Apa dia mabuk?” ejek Man Wool. Chan Sung memberitahu Su Min kelelahan karena terlalu banyak bergentayangan.
“Tamu? Tolong jangan bersikap seperti ini kepada staf kami.” Kata Man Wool menarik kepala Su Min.
“Aku baik-baik saja.” Kata Chan Sung membiarkan Su Min bersandar dibahunya.
Man Wol dengan nada cemburu membiarkan dan menyuruh agar Chan Sung memeluklah erat-erat. Chan Sung memberitahu kalau Su Min D dipaksa menika dan tak ingin menikah dengan orang asing, serta tak ingin menyebabkan gangguan pada manusia dengan membuatnya kesurupan.
“Apa ini pernikahan hantu? Di sini hanya diperuntukkan bagi mereka yang terlantar, kenapa kau tak ikuti saja?” ucap Man Wool
“Naiklah ke kamarmu, dan pikirkanlah lagi. Hotel kami memiliki aula pernikahan. Jika kau membayar harganya, kami dapat mengadakan pesta untukmu. Silakan pikirkan.” Kata Man Wool
“Mari naik ke kamarmu.” Ucap Chan Sung. Su Min seperti sangat lemah untuk berjalan. Chan Sung akhirnya mengendong Su Min untuk masuk ke dalam kamarnya.
“Aigoo... Koo Chan Sung. Kau cukup kuat hingga bisa membawanya. Dan kau menggunakan gerobak kubis untukku.” Ejek Man Wool kesal. 



Man Wool masuk ke dalam sebuah aula, Nyonya Choi sedikit kaget tentang Pernikahan hantu... Man Wool pikir Tamu itu mengenakan kain katun halus jadi Artinya dia berasal dari keluarga kaya. Dan meminta Nyonya Choi agar mempersiapkan untuk pernikahan. Nyonya Choi menganguk mengerti.
“Maka, aku butuh baju baru Dan aku akan membutuhkan perhiasan baru juga. Sepatu, dompet, dan apa lagi yang akan kubutuhkan? Ada begitu banyak yang harus dipersiapkan.” Ucap Man Wool dengan penuh semangat.
 “Koo Chan Sing lebih baik cepat dan dapatkan uang untuk lukisan Gunung Baekdu.” Kata Man Wool berjalan melengak lenggok dialtar penikahan. 

Chan Sung terbangun sambil menutup kepalanya akhirnya pergi ke dapur meminum kopi. Sanchez melakukan pemanasan lalu berteriak “Selamat pagi!” Chan Sung membalas menyapa temanya, Sanchez ingin memberikan jus tapi Chan Sung sudah memegang gelas kopi.
“Apa Sudah bangun? Sepertinya kau tidur tadi malam.” Kata Sanchez, Chan Sung membenarkan kalau tidur nyenyak bahkan tak bermimpi.
“Mungkin karena aku lelah.” Kata Chan Sung senang. Sanchez pikir kalau temanya bermimpi tiket lotere
“Tidak, aku mengharapkan seseorang dalam mimpiku.” Kata Chan Sung. Sanchez pikir itu Mantan pacarnya.
“Mantan pacar seorang wanita yang kukenal Atau mantan pacarnya.” Kata Chan Sung
“Ini bukan mimpi, tapi kau melewatkan panggilan dari teman.” Kata Sanchez. Chan Sung bingung siapa yang dimaksud "Teman"
“Man Wool.” Kata Sanchez santai. Chan Sung kaget sampai membuat kopinya muncrat dan memastikan yang dikatakan Sanchez.
“Man Wool, dari hotelmu Ponselmu terus berdering, jadi aku menjawabnya. Man Wool bilang kapan kau akan mendapatkan uang lukisan itu.” Ucap Sanchez
“Sanchez, apa kau benar-benar memanggil dia dengan namanya, Man Wool? Apa Dia tak marah dan berteriak padamu?” kata Chan Sung kaget.
“Dia memanggil namaku juga. Kami bahkan saling mengikuti di media sosial. Apa Kau tahu? Dia sebenarnya lumayan ramah dan sopan. Benarkan? Mungkinkah karena pekerjaannya? Sepertinya dia terbiasa bersikap ramah.” Kata Sanchez senang lalu berjalan pergi.
“Dia pasti tahu bahwa Sanchez sangat kaya. Itu sebabnya dia tak terluka.” Kata Chan Sung melihat temanya pergi tak percaya memanggil Man Wool dengan bahasa banmal. 


Man Wool sudah membuat ruangan layaknya seperti akan mengandakan pesta pernikahan. Hyun Joong sibuk memainkan piano, Man Wool membahas Hyun Joong yang tahu cara memainkan piano jadi menyuruh agar mulai berlatih. Hyun Joong menganguk mengerti.
“Sudah sangat lama tak mengadakan pesta yang membuatku bersemangat. Akan lebih baik jika banyak tamu datang, haruskah aku mengundang beberapa tamu?” kata Hyun Joong
“Apa akan tampak seperti pernikahan jika ada banyak hantu di sini? Itu akan tampak seperti pemakaman. Jadi Buat sederhana.” Kata Man Wool
“Baik. Apa mempelai prianya sudah diputuskan? Jika manusia yang sial menemukan kantung merah itu, maka dia akan menjadi mempelai pria.”kata Man Wool
“Mempelai wanita tampaknya tak menginginkan pernikahan.” Ucap Nyonya Choi
“Koo Chan Sung pergi untuk menemukan kantong merah, dia bisa mengembalikan kepada orang tuanya dan meyakinkan mereka untuk berubah pikiran. Tak akan ada pernikahan jika dia menemukannya sebelum orang lain, 'kan?” ucap Hyun Joong
“Apa Chan Seong pergi mencari kantong merah?” tanya Man Wool kaget.
“Ya, dia sangat rajin, jadi dia mungkin sudah menemukannya.” Kata Hyun Joong
“Jika dia menemukannya, itu akan timbul masalah.” Ucap Nyonya Choi. Hyun Joong bingung ingin tahu alasanya.
“Apa dia akan menjadi mempelai pria jika dia menemukannya lebih awal?” tanya Hyun Joong pani
“Dia mulai sangat peduli pada hantu,dan sekarang dia akan menikahinya. Mempelai wanita tak ingin menikah dengan orang asing. Tapi aku yakin dia akan baik-baik saja dengan menikahi Ku Chan Seong. Itu kabar baik, ketua” kata Nyonya Choi. Hyun Joong menyuruh Nyonya Choi tak membahasnya.
“ketua, Apa kau akan membiarkan dia menikah?” tanya Hyun Joong. Man Wool berteriak marah pada keduanya. 


Kantung merah terlihat jatuh direrumputan, Chan Sung berjalan sendiri ditaman karena mendengar kantong merah jatuh di suatu tempat dekat danau. Sanchez datang dengan sepedanya menyapa Chan Sung bertanya apakah masih mencari
“Kau Sedang cari apa? Aku akan membantumu menemukannya.” Ucap Sanchez. Chan Sung pikir tak perlu.
“Jangan pedulikan aku... Teruslah bersepeda... Kau harus berputar lagi.” Kata Chan Sung
“Hujan akan segera turun. Lalu, aku akan pergi satu putaran lagi. Setelah itu Ayo pulang saat aku selesai.” Kata Sanchez. Chan Sung menganguk setuju. 

Chan Sung berjalan ke sisi taman dan heran melihat Man Wool sedang duduk layakanya sedang  piknik, lalu bertanya Sedang apa di sini. Man Wool pikir Chan Sung tak bisa melihatnya kalau sedang piknik. Chan Sung heran Man Wool piknik padahal Di luar panas.
“Baik... Biarkan aku menjawab pertanyaan yang sudah kau ketahui jawabannya. Aku di sini untuk menjumpaimu. Aku tak ingin kau mencari kantong merah itu. Jadi Tinggalkan saja.” Tegas Man Wool
“Apa kau khawatir aku mungkin harus menikah jika aku menemukannya?” tanya Chan Sung. Man Wol menegaskan pada Chan Sung kalau menentang pernikahan ini.
“Aku tak bisa menerimanya... Biarkan saja pria lain mengambilnya.” Kata Man Wool
“Dia tak ingin menikahi seseorang yang tak dikenalnya. Siapa pun yang mengambilnya akan terkejut. Jika aku menemukannya, kau akan membantuku.” Kata Chan Sung yakin
“Apa kau Pikir aku akan membantumu? Itukah sebabnya kau bersikeras?” keluh Man Wool lalu mengambil teropong kecil
“Apa Kau gunakan itu untuk mencarinya? Kau bisa tahu di mana?” tanya Chan Sung.
Man Wool mengaku sudah melihatnya, terlihat Sanchez yang mengayuh sepeda lalu turun hujan dan kehilangan keseimbanganya. Sanchez pun menemukan kantung merah milik Su Min dan membawanya. Man Wool tersenyum karena sudah menemukannya.
“Chan Sung, kau akan makan di pernikahan temanmu.” Kata Man Wool. Chan Sung melihat dari teropong lalu berteriak panik karena Sanchez yang mengambil kantung merah.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar