PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 22 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Man Wol teringat yang ditanyakan Chan Sung padanya Apa kau masih hidup? Atau sudah mati?” Sambil menatap pohon yang ada didepanya bergumam kalau dirinya hanya ada.
“Aku tak hidup< atau pun mati. Aku terjebak. Aku terkurung di zona waktu yang tak akan pernah bisa dikembalikan.” Gumam Man Wol 

Flash Back
Saat zaman penjajahan Lee Mi Ra melihat keluar jendela tandu, berjalan dengan beberapa pengawal dan pelayan. Tiba-tiba datang pasukan seperti ingin menjarah semua milik putri bangsawan. Pertempuran pun terjadi,, Mi Ra ketakutan bersama ibunya dalam tandu.
Yeon Woo mencoba mengambil barang yang dibawa Mi Ra dalam tandu, M i Ra menatap dengan mata memohon tapi Yeon Woo tak peduli langsung merampas barang berharga. Sampai akhirnya Man Wol meniupkan peluitnya, seperti memberikan komando.
Ko Cheong Myung melihat Man Wol yang ada diatas bukit melihat semua anak buahnya yang bertarung. Man Wol melepaskan panahnya, tapi tak mengenai Cheong Myung. Akhirnya Ia mengejar Man Wol ke atas bukit karena berani menyerangnya. 



Cheong Myung penasaran terus mengejar Man Wol, sampai akhirnya menjatuhkan Man Wol dari kudanya. Man Wol sudah jatuh tak berdaya dari atas kuda, Cheong Myung terdiam saat melihat wajah Man Wol karena ternyata seorang wanita.
Man Wol sempat pasrah karena Cheong Myung sudah menangkapnya, tapi akhirnya melihat kesempatan melawan, Cheong Myung pun bisa dilawan karena shock melihat dirinya seorang wanita. Cheong Myung pun naik kuda dengan tangan yang terikat.
“Kau pemimpin komplotan, kan? Kau biang keladinya. Kalian bandit dari Desa Gaori, kan?” ucap Cheong Myung. Man Wol hanya diam saja.

“Artinya kalian pengembara dari Goguryeo. Kau mengerti maksudku, kan?” kata Cheong Myung. Man Wol berteriak kalau Cheong Myung itu berisik.
“Aku juga dari tempat yang sama... Halo, Hyeongje [Saudara laki-laki] Atau "Nui" [Saudara perempuan]?” ejek Cheong Myung. Man Wol pun memilih "Nui" lalu mendorongnya sampai jatuh dari kuda.
“Kenapa kau tak bebaskan aku? Aku hanya prajurit kelas rendah yang ditugaskan mengawal majikanku. Jadi, kau tak akan dapat banyak uang dengan menyanderaku.” Ucap Cheong Myung akhirnya kembali bangun dan memohon.
“Aku tahu cara dapatkan uang.” Kata Man Wol sinis, Cheng Myung melonggo bingung.
“Wanita bangsawan yang tak peduli kehilangan sutranya tampak sangat peduli tentang sesuatu yang lain. Kelihatannya kau tak hanya mengawal perjalanan wanita itu.” Ejek Man Wol bisa melihat wajah Mi Ra yang panik karen Cheong Myung yang berkelahi.
“Aku bicara dengannya beberapa kali agar dia tak bosan dalam perjalanan. Tapi karena aku pria tampan... Sepertinya rasa itu datang padahal aku hanya bicara dengannya.” Kata Cheong Myung seperti ingin menutupi jati dirinya.
“Wajahmu pasti hasilkan banyak uang.” Sindir Man Wol. Cheong Myung memohon agar lepaskan saja.
“Jika tangan dan kakiku bebas,maka aku bisa bujuk dia lebih baik.” Ucap Cheong Myung memohon.
“Jika kupotong lidahmu karena bicarakan omong kosong, akankah harga wajahmu jatuh?” ucap Man Wol mengancam.
“Bisa-bisanya kau bicara menakutkan?” keluh Cheong Myung, Man Wol mengumpat kesal karena kudanya kabur begitu saja.



Man Wol pun berusaha mengejar kudanya yang kabur tiba-tiba pasir dibawahnya mulai bergerak dan menghisapnya, Ia berusaha untuk kabur tapi tubuhnya yang kecil mulai terhisap dikedalam.  Cheong Myung melihat dari tepian, Man Wol meminta agar menariknya.
“Hei... Sedang apa? Apa Kau tak dengar aku?” keluh Man Wol kesal meliha Cheong Myung hanya diam saja.
“Bagaimana kubantu kau selagi kau berbicara?  Jika tangan dan kakiku bebas, maka aku bisa membantumu. Jadi Lemparkan pedangmu.” Kata Cheong Myung.
Man Wol seperti tak ingin memberikan mencoba terus bergerak agar bisa terlepas dari jeratan pasir hisap.
“Jangan bergerak. Jika bergerak, kau akan dihisap lebih cepat. Cepat Lemparkan pedangmu.” Ucap Cheong Myung. Akhirnya Man Wol merelakan pedanya dan Cheong Myung bisa melepaskan tali tapi malah pergi pergi begitu saja.
“Hei.... Kemana... Mau kemana kau? Kembali!” teriak Man Wol marah dan panik. Cheong Myung seolah tak peduli pergi begitu saja.
Beberapa saat kemudian seutas tali terlempar didepan Man Wol, Cheong Myung datang dengan tali yang sudah diikat pada kudanya lalu menyuruh Man Wol agar memegangnya. Man Wol pun memegang tali itu dan Cheong Myung menarik dengan kudanya. 

Akhirnya Man Wol dengan nafas terengah-engah, Cheong Myung mengarahkan pedangnya pada Man Wol kalau sekarang jadi sanderanya. Man Wol menegaskan Harganya  jauh lebih tingg daripada harga wajah prajurit kelas rendah.
“Sebenarnya, aku bukan prajurit kelas rendah. Wanita yang kukawal adalah putri Kastil Yeongju. Dan aku adalah kapten prajurit.” Akui Cheong Myung.

Saat itu Cheong Myung tiba-tiba terjatuh, Man Wol binggung dan melihat Yeon Woo yang datang. Yeon Woo memperlihatkan tanganya yang membawa batu untuk melempar pada Cheong Myung. Man Wol tersenyum karena berhasil lepas dari Cheong Myung dengan memastikan tak sadarkan diri. 


“Apa kau lihat bulan yang muncul hari ini Atau bulan yang muncul seribu tahun yang lalu?” ucap God Ma Go. Man Wol pikir Mereka adalah satu dan sama.
“Bunga-bunga di taman berbunga cerah. Kau pasti merawat tamumu dengan baik di Sanggarloka Del Luna.” Ucap God MaGo datang berdiri disamping Man Wol
“Aku sudah mengubah nama tempat ini. Bukan Sanggarloka. Ini Hotel Del Lun dan Berhentilah memanggilku pengurus. Aku pemilik.” Ucap Man Wl sinis
“Pemilik juga sama saja... Rupanya manusia yang melayanimu sudah pergi. Saat dia meninggal, maka dia akan direinkarnasi kembali.”kata God Ma Go
“Aku juga mati. Kenapa mereka tak membawaku?” keluh Man Wol kesal. God Mago menegaskan kalau Man Wol tak mati.
“Aku bilang kau terikat pada Pohon Bulan, dan aliran hidup dan mati sudah berhenti untukmu.” Ucap God Mago.
“Berapa lama kau akan membuatku terikat?” ucap Man Wol sinis. God Mago menegaskan Man Wol yang tak mengalah.
“Aku mati kering dan layu. Jika kau potong dan membakarnya, aku akan mengerti.” Kata Man Wol menatap ke arah pohon.
“Daun bertunas, serta bunga bermekaran dan gugur. Waktu hidup dan mati akan berjalan sekali lagi. Bukankah kau tak seharusnya meninggalkan sesuatu secantik ini?” kata Man Gado.
“Aku tak punya pernak-pernik seperti itu untuk ditinggalkan. Kenapa kau tak memilih bunga-bunga cerah dan mengirim semua itu ke arwah-arwah yang malang? ” Kata Man Wol sinis lalu berjalan pergi.
“Anak itu masih tak mengerti. Aku tak bisa meninggalkanmu seperti ini selamanya.” Ucap God Ma Go mengulurkan tangan dipohon dan terlihat pohon mengeluarkan bunga.
God Mago datang ke tempat Chan Sung tidur lalu menyelipkan bunga dalam kantungnya lalu menatap dengan senyuman. Chan Sung langsung bermimpi melihat Man Wol dengan senyuman mengarah pada Cheong Myung.  
Chan Sung terbangun dari tidurnya dengan wajah kebingungan, dan melihat Man Wol yang menuruni tanggan. Akhirnya mereka bertemu dibalkon lantai dua. Chan Sung mengucapkan Terima kasih sudah menyelamatkan sebelumnya.
“Kau beruntung. Aku tak akan selamatkan kau jika kenakan sepatu dengan warna lain. Ini jauh lebih baik daripada sepatu warna cokelat norak. Kau menungguku, memakai sepatu yang kupilih untukmu.” Goda Man Wol 

“Aku tak pernah menunggumu.” Kata Chan Sung, Man Wol tak percaya karena Chan Sung yang mengirimkanpesan  dengan dalih harimau itu, dan menunggunya.
“Aku hanya penasaran.” tegas Chan Sung. Man Wol tahu kalau Chan Sung pasti penasaran.
“Karena kau hanya bisa memikirkanku.” Ucap Man Wol makin mengoda. Chan Sung panik berpikir Man Wol sedang memantrainya.
“Apa Itu sebabnya kau buat aku memimpikanmu?” ucap Chan Sung binggung, Man Wol tak percaya kalau Chan Sung memimpikanya.
“Melihat hantu seperti ini sudah merepotkan. Aku tak ingin melihatmu dalam mimpiku juga.” Keluh Chan Sung.
“Kenapa? Apa aku memakanmu dalam mimpi?”goda Man Wol. Chan Sung tak ingin membahasnya dan ingin melupakan saja.
“Aku tak menganggap kau dalam mimpiku. Jika itu kau, maka kau tak akan lakukan itu.” Ucap Chan Sung
“Aku memaafkanmu. Kau sudah dewasa, wajar bermimpi seperti itu.” Ejek Man Wol dengan tatapan mengoda.
“Apa? Bukan mimpi seperti itu!” jerit Chan Sung panik karena tak ingin Man Wol kalau berpikiran aneh.
“Koo Chan Sung, kukira kau lemah... Tapi kau sangat sehat.” Goda Man Wol menatap ke arah bawah. Chan Sung sedikit gugup mengaku sangat sehat.
“Benar, tetaplah sehat. Jika kau pingsan lagi, akan sangat merepotkan bagiku.” Ucap Man Wol
“Bagaimana kau membawaku ke sini? Apa Kau bisa berteleportasi?” tanya Chan Sung. Man Wol mengaku tidak
“Sama seperti kau membawa gerobak, aku membawa sesuatu dan menggunakannya untuk membawamu ke sini.” Kata Man Wol

Flash Back
Man Wol melihat Chan Sung yang tak sadarkan diri, Hyun Joong datang melihat Chan Sung. Man Wol menyuruh Hyun Joong agar masuk sekarang ke tubuh Chan Sung. Hyun Joong menurut masuk ke tubuh Hyun Joong.
“Direktur, aku sudah masuk.” Ucap  Hyun Joong berdiri dengan tubuh Chan Sung. Man Wol menyuruh mereka segera pergi. Hyun Joong pun berlari meminta Man Wol agar menunggunya.
Mereka akhirnya sampai ke hotel, Hyun Joong dengan wajah bahagia memohon. Man Wol menyuruh Hyun Joong segera keluar.
“Sekarang aku ada di tubuh manusia, bolehkah aku keluar dan berpesta sedikit?” kata Hyun Joong memohon.
“Cepat Keluar.” Kata Man Wol. Hyun Joong tetap menegaskan tak mau keluar.
“Keluar!” teriak Man Wol akhirnya menampar Chan Sung, saat itu arwah Hyun Joong pun keluar dan tubuh Chan Sung jatuh diatas sofa.
Hyun Joong melihatnya berpikir kalau Pasti sakit untuk Chan Sung. Man Wol menyuruh Hyun Joong pergi sekarang. Hyun Joong dengan wajah cemberut keluar dari ruangan. 


“Kau hanya perlu tahu, aku memindahkanmu ke sini dengan aman.” Ucap Man Wol. Chan Sung seperti ketakutan tapi menganguk mengerti.
“Apa Kau bisa gerakan kepalamu?”tanya Man Wol melihatnya, Chan Sung menganguk dan ingin tahu memangnya Kenapa.
“Bagus jika baik-baik saja... Ayo. Karena kau di hotelku, aku akan memberimu tur.” Ucap Man Wol. Chan Sung pun memegang lehernya dan terasa sedikit sakit dengan wajah binggung. 

Chan Sung bertanya pada Man Wol,Apa tempat ini benar-benar ada di dunia nyata. Man Wol pikir Seperti yang dikatakan terakhir kali, hotel mereka itu terdaftar secara resmi di Kantor Jung-gu, jadi membayar semua pajak juga.
Beberapa orang lalu lalang di depan Hotel Del Luna dipagi hari tapi seolah tak peduli.
“Kami memang ada di dunia nyata, tapi kehadiran kami sangat kabur, manusia tak memperhatikan kita. Tapi kadang kita bisa dilihat saat cuaca buruk atau jika orang tersebut memiliki indra keenam yang baik.”
Saat hujan turun, sepasang pria dan wanita bisa melihat Hotel, lalu tak tahu kalau ada Hotel Tapi terlihat sedikit menakutkan dan mengajak untuk segera pergi saja.
“Tapi 3 sampai 4 kali setahun, ada orang yang datang untuk memastikan.”
Seorang pria melihat ke arah Hotel Del Luna lalu berani masuk kedalam hotel, sampai didepan lobby dikagetkan dengan Hyun Joong yang tiba-tiba datang. Hyun Joong memberitahu list harga kalau Kamar mereka sangat mahal.
“Bagaimana jika memaksa masuk?” tanya Chan Sung, Si pria akhirnya memilih untuk check-in.
“Kami punya ruangan istimewa hanya untuk orang seperti mereka.” Kata Man Wol
Hyun Joong memberikan kunci kamar nomo 404 dan Nyonya Choi mengantar sampai ke depan kamar lalu mempersilahkan masuk. Si pria yang nekat pun membuka pintu dan hanya bisa melonggo melihat isinya. 


“Ada orang yang sudah masuk ke ruangan ini, tapi belum ada yang memastikan.” Ucap Man Wol menunjuk kamar 404
“Apa yang kau perbuat pada mereka?” tanya Chan Sung, Man Wol bertanya apakah Chan Sung Penasaran dan ingin cari tahu lalu menyuruh membuka pintu saja. Chan Sun ingin membuka pintu dengan wajah ketakutan.
“Ada tempat lain yang bisa kau lihat.” Kata Man Wol. Chan Sung langsun menyetujuinya dengan wajah lega.
“Kalau begitu ayo kita pergi ke sana.” Kata Chan Sung lalu mengikuti Man Wol karena ingin segera pergi dari kamar 404 

Mereka pergi ke lorong lain, didepan sudah ada pelayan yang membawa banyak kacamata. Man Wol memilih kacamata yang cocok untuknya, Chan Sung heran Man Wol perlu pakai kacamata hitam di tengah malam. Mereka sudah ada didepan pintu kolam renang. Chan Sung melonggo melihat ada pantai di hotel.
“Aku tak sering datang ke sini... Matahari terlalu silau.” Ucap Man Wol yang memakai kacamatanya.
“Di Seoul ini tengah malam. Tempat apa ini?” ucap Chan Sung masih saja melonggo.
“Bagian dalam hotel bukanlah dunia nyata. Waktu dan ruang di sini berbeda dari dunia tempatmu tinggal. Peta dan jam tangan sama sekali tak berfungsi.” Jelas Man Wol. Chan Sung hanya bisa melonggo melihat pantai yang ada di dalam hotel

Mereka pergi ke balkon yang bagian atas hotel dengan bulan yang sanga dekat, Chan Sung memastikan kalau ini bukan dunia nyata. Man Wol membenarkan menjelaskan  Segala sesuatu di hotel ini tak ada di dunia nyata.
“Tak peduli betapa cantiknya, tak ada di dunia nyata.” Ucap Man Wol. Chan Sung bertanya Apa itu masalah untuk Man Wol juga. Man Wol membenarkan.
“Maka, aku tak akan mati jika jatuh dari sini?” kata Chan Sung melonggo ke bawah hotel.
“Hati-hati. Kau masih hidup. Jika manusia jatuh dengan tubuh lemah mereka, maka mereka akan menghadapi kematian.” Ucap Man Wol menahan Chan Sung sebelum jatuh.
“Seperti itulah rasanya memiliki tubuh yang hangat dengan detak jantung. Kau harus hidup dan melakukan banyak hal untukku. Tinggalah di sisiku, Ku Chan Sung.” Kata Man Wol memegang dada Chan Sung dengan jantung yang berdetak.
“Jika aku tak mau, apa kau akan mendorongku? Walau tempat yang tak nyata, berilah aku gaji nyata. Dan aku akan memakai sepatu semauku.” Tegas Chan Sung
“Apa kau takut kemungkinanku mendorongmu? Apa Itu sebabnya kau berubah pikiran?” sindir Man Wol
“Aku datang jauh-jauh ke sini. Aku tak berpikir ada lebih banyak alasan untuk kabur. Sejujurnya, aku juga sedikit penasaran Dan terlihat sedikit menarik juga. Aku ingin tahu lebih banyak... tentangmu dan hotel ini.” Akui Chan Sung
“Baik.. Aku akan membiarkanmu bahkan jika kau kabur beberapa kali lagi. Sudah kubilang aku menyukaimu.” Kata Man Wol dengan senyuman.
Chan Sung melihat senyuman Man Wol yang pergi dan teringat dengan senyuman wanita dalam mimpinya, lalu yakin kalau itu pasti Man Wol dalam mimpinya. Saat membalikan badan dikagetkan dengan hantu yang tiba-tiba sudah ada didepanya.
“Bisakah tambahkan kopi lagi?” ucap Hantu, Chan Sung mencoba untuk santai lalu memberikan petunjuk cafe, si hantu pun pergi. Chan Sung mencoba untuk bernafas lega didepan sinar bulan yang terang. 

Sepasang pria dan wanita dalam mobil, si wanita meminta mampir ke toko kelontongdi perjalanan pulang. Si pia mengeluh karena harus putar arah dan mengajak untuk pergi lain kali. Tiba-tiba seorang wanita remaja jatuh dari atas jembatan.
Mereka pun kaget dan menghentikan mobilnya, Kim Yoo Na melihat dari atas jembatan lalu melangkah pergi. Pasangan didalam mobil binggung melihat keadaan si remaja yang terkapar dijalan lalu menelp ambulance.
Petugas berpikir pria itu yang menabrak si remaja, si pria menceritakan pria itu  wanita mendadak jatuh dari atas dan meminta datang dengan cepat. Yoo Na akhirnya melihat temanya dibawa ke dalam ambulance lalu pulang ke rumah.
“Dasar Pecundang sialan... Ini Gila... Ahhh... Aku tak mau tahu!!” ucap Yoo Na melihat kalung ditanganya lalu mencoba untuk berbaring.
Saat itu tiba-tiba ada sesuatu yang menetes, Yoo Na tersadar melihat ada darah yang menetes dan melihat temanya yang ada dilangit-langit kamar, sampai akhirnya Yoo Na keluar dari tubuhnya.
“Siapa kau?” ucap Arwah Yoo Na binggung karena keluar dari tubuhnya.
“ Ini milikku.” Kata Yoo Na dengan jiwa temanya memegang kalungnya, Arwah Yoo Na menjerit ketakutan. 

Man Wol sambil meminum wine memberitahu alau kedatangan manajer hotel baru dan membawanya dari hotel yang tertulis di salah satu hotel terbaik oleh Forbes Jadi menurutnya Chan Sung andal. Tuan Kim tahu dia lulusan Harvard
“Tapi pekerjaan yang kita lakukan di sini tak didasarkan pada pengetahuan. Dia memerlukan nyali dan dia tampak sangat lemah jadi membuatku khawatir.” Ucap Tuan Kim
“Bagaimana kalau kita biarkan posisi itu kosong untuk sementara dan pekerjakan seseorang dari dua kandidat teratas yang ada dalam pikiranmu?” saran Nyonya Choi
“Apa Ada dua kandidat lain selain Ku Chan Sung?” tanya Hyun Joong kaget, Tuan Kim membenarkan.
“Bukankah kandidat teratas tahu bagaimana melakukan pengusiran setan?”ucap Tuan Kim
“Apa gunanya? Dia pergi untuk menangkap hantu yang tak berguna.” Kata Man Wol marah memegang gelas winenya. 

Seorang pendeta mulai berdoa “Aku bertanya atas nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus... Kenapa kau di sini? Siapa namamu?” dan memasang salip diatas seorang pria seperti sedang kerasukan hantu. Man Wol berteriak agar Pendeta berhenti.
“Jangan ikut campur! Aku tak bisa pergi ke sana sebelum menangkap hantu ini. Kau harus kembali. Aku bertanya kepadamu atas nama nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Siapa namamu? Jawab aku! Jawab aku!” teriak Sipendeta.
“Aku lebih takut padanya.” Keluh Man Wol. Si pendeta tetap berdoa agar hantu itu bisa memberitahu namanya. 

“Aku memberinya kemampuan untuk melihat hantu. Tapi dia pergi menangkap hantu lain.” Ucap Man Wol kesal
“Bukankah dia akan kembali begitu dia menangkap hantu itu?” ucap Nyonya Choi
“Tak mungkin. Hantu itu sangat kuat... Park Il Do, berandal.” Ucap Man Wol kesal. Hyun Joong bertanya Siapa kandidat kedua.
“Dia adalah pilot pesawat tempur. Dia pergi jauh-jauh ke Amerika untuk mencarinya. Tapi akhirnya dia menyingkirkan itu.”jelas Tan Kim. Hyun Joon ingin tahu Menyingkirkan apa.
Diluar angkasa
Seorang pria melakuan sesuatu seperti memperbaiki satelit, Man Wol datang melihat Si pria menyuruh untuk pergi tapi malah menendang Man Wol akhirnya terlempar ke bumi. 

“Aku tak butuh dua kandidat teratas. Ada Ku Chan Sung, sudah cukup.” Ucap Man Wol
“Kantornya sudah siap... Manager No tak tahu dia akan pergi dan kantor dibersihkan tadi.” Ucap Nyonya Choi
“Dia bekerja di sini selama 30 tahun, tapi dia tak meninggalkan jejak.” Kata Tuan Kim.
Hyun Joong pikir Tuan No meninggalkan sesuatu dengan menunjuk ke arah foto karena Tuan No yang mengambil foto itu. Tuan Kim pikir Banyak sekali manusia yang bekerja di sini, tapi mereka semua sangat samar baginya.
“Berapa banyak orang di sini termasuk Tuan No?” kata Nyonya Choi. Hyun Joong pikir Man Wol satu-satunya yang tahu itu.
“Mereka semua adalah manusia. Tak ada gunanya menghitung. Kalian Sedang apa? Cepat Kembali bekerja.” Ucap Man Wol sinis. Mereka berjalan dengan tatapan sinis. 
“Dia manusia ke-48 yang bekerja di sini. Dan Ku Chan Seong akan menjadi manusia ke-49 yang bekerja di sini.” Ucap Man Wol bisa melihat Tuan No yang meninggalkan foto sebelum pergi dari hotelnya. 



Di ruangan, Chan Sung terlihat gugup melihat papan namanya sudah ada diatas meja. Ia mengigit jarinya, lalu mencoba untuk menyembunyikan rasa gugupnya merasa bukan dirinya kalau tak boleh menyerah terlalu cepat.
“Kenapa aku melakukannya?” keluh Chan Sung memegang dadanya teringat yang dikatakan Man Wol
“Seperti itulah rasanya memiliki tubuh hangat dengan detak jantung.” Kata Man Wol
“Aku terpengaruh suasana.” Pikir Chan Sung merasa tak ada yang salah dengan dirinya.
**
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar