PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 15 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di sebuah ballrom, MC memberitahu Park Kyu Ho, Walikota Beomcheon ada bersama mereka jadi . Sekarang akan memberikan Penghargaan Pengusaha atas Pertumbuhan Inovatif Kota Beomcheon. Tuan Park melambaikan tangan menyapa semua orang dalam ruangan.
“Penghargaan diberikan kepada Kim Dong Hwan, CEO Beomin Corporation. Ini akan diberikan oleh Walikota Kota Beomcheon, Park Kyu Ho.” Kata MC
Semua memberikan tepuk tangan dan memanggil “Kim Dong Hwan” MC memberitahu CEO sudah memimpin Beomin Corporation dengan dedikasi luar biasa dan sudah jadi panutan yang sangat baik sebagai manajer bisnis. Tiba-tiba suara nyaring tak membuat nyaman telinga, Tuan Park mengeluh sambil memegang telinganya.
Saat itu kamera tak bisa mengambil gambar dan semua wartawan binggung, Tuan Park mengeluh mereka tak ada yang mengambil foto lalu pintu terbuka lalu Man Wol berjalan dengan pistol ditanganya.
“Siapa itu? Ada seorang wanita dengan pistol di tangannya yang masuk. Hei... Kenapa tak ada yang hentikan dia? Dia membawa pistol!” teriak Tuan Park panik.
Semua binggung karena dimata mereka tak ada siapapun, Tuan Park melihat Man Wol berjalan dengan siap menarik pelatuknya dan menyuruh agar menurunkan senjatanya. Man Wol tak peduli langsung melepaskan pelurunya.
“Aku sudah ditembak.” Ucap Tuan Park langsung jatuh memegang dadanya. Semua binggung melihat tingkah Tuan Park seperti kehilangan akal sehatnya.
“Wanita di sana menembakku dengan pistolnya. Dia sungguh menembakku.” Ucap Tuan Park ketakutan.
Man Wol hanya bisa tersenyum mengejek melihatnya lalu Tuan Park panik melihat  Lee Hyeong Sa datang padahal sudah meninggal dan meminta agar Jangan mendekat, Menjauh darinya. Semua melihat tingkahTuan Park berpikir benar-benar sudah gila.
Akhirnya Man Wol pun keluar dari ruangan dengan mengangkat pistol dibahunya, Nyonya Lee pun hanya bisa menangis karena mengambulkan permintaanya. Wartawan pun melihat tingkah Tuan Park langsung mengambil gambar. 


Tuan No baru mengetahui kalau Man Wol menggunakan jiwa pria yang tak bisa ditangkap lalu menjebaknya di tempat yang lebih buruk dari penjara. Tuan No pikir Jika Man Wol pikir kalau cukup membuatnya lelah, maka Tuan Koo mungkin akan kembali ke hotel.
“Pernahkah kau menemukan apa yang disebutkan wanita itu sebelumnya?” tanya Man Wol. Tuan No menganguk
“Aku menemukan ini di loker stasiun kereta. Pasti sebagian dari apa yang dia temukan diselundupkan.” Ucap Tuan No memperlihatkan butiran berlian.
“Sepertinya aku akan minum banyak sampanye untuk sementara waktu.” Kata Man Wol berbinar-binar melihat berlian didepanya.
“Kita harus melunasi hutang yang kita miliki.” Kata Tuan No mengambil sebagain berlian.
“Apa kita punya banyak hutang? Tapi Baiklah, ini sudah cukup.” Kata Man Wol melihat masih banyak sisanya.
“Kita juga butuh beberapa untuk melunasi kredit di masa depan.” Ucap Tuan No kembali lagi mengambil berlian.
“Apa Sebanyak ini untuk membayar kredit? Manajemen hotel seperti apa yang menghabiskan banyak uang?” keluh Man Wol kesal.
“Semua kredit untuk mobil, belanja, dan juga sampanye-mu. Tak perlu banyak biaya untuk mengoperasikan hotel.” Jelas Tuan No
“Orang yang bekerja untukku sebelumnya tahu bagaimana bekerja dengan uang, jadi aku tak perlu khawatirkan keuangan.” Komentar Man Wol
“Aku dengar, kau kelaparan dan benar-benar hancur karena orang lain yang bekerja untukmu sebelumnya.”ejek Tuan No
“Itu membuatku marah setiap kali kupikirkan.” Keluh Man Wol kesal
“Kenapa kau tak menabung sedikit untuk orang yang akan menggantikanku? Aku akan membayar biaya anak itu selama 20 tahun dengan ini.” Kata Tuan No kembali mengambil berlian.
Man Wol menahanya, bertanya-tanya Apa benar-benar menghabiskan biaya sebanyak ini untuk membesarkan anak. Tuan No hanya menatapnya. Man Wol tak peduli akhirnya menyuruh Tuan No memberikan semua saja karen  Ketika anak itu tumbuh, maka akan mengambilnya. Ia pun akhirnya hanya memiliki satu buah berlian sisa ditanganya. 




Tuan Koo melihat tabunng ada uang 100 juta won,  lalu berpikir Kelihatannya itu bukan hanya mimpi dan ia memang benar-benar menjual anaknya. Chan Sung yang masih kecil hanya bisa terdiam. Tuan Koo pikir  harus mencari hotel dan harus kembalikan uang ini lalu batalkan kesepakatan.
Chan Sung meminta ayahnya hati-hati karena kakinya yang msaih sakit. Tuan Koo berdiri didepan sebuah rumah yang besar merasa yakin kalau hotel itu  ada di sekitar sini dan meminta Chan Sung menunggu saja dan berjalan lebih jauh.
Saat itu mobil sedan hitam lewat, Chan Sung binggung dan dari dalam jendela mobil Man Wol menatapnya. Chan Sung memberikan senyuman tapi Man Wol terlihat dingin lalu Tuan No menyapa dengan senyuman lalu mobil pun pergi.
“Kirimi dia bunga setiap ulang tahun, agar tak melupakan kesepakatan itu. Bunga Evening primrose akan sempurna.” Ucap Man Wol dengan wajah bahagia. 

[Tahun 2019 - Masa Kini]
Ko Chan Sung terlihat sudah dewasa dengan setelan jas, Seorang pria memberitahu kalau ketua sudah datang jadi akan mengantarnya masuk. Mereka pun bertemu dengan resume yang dilihat oleh ketua, lalu ketua berkata Chan Sung tak akan menyesal pindah dari hotel Singapura kepada hotel mereka.
“Kedepannya, mohon kerja samanya.” Ucap Ketua mengulurkan tanganya, Chan Sung pun berdiri
“Terima kasih sudah mempercayaiku dengan peran yang sangat besar.” Kata Chan Sung menjabat tangan lalu kembali duduk.
“Kau menolak tawaran kami tahun lalu, tapi kau setuju tahun ini. Kenapa?” kata ketua
“Karena usiaku sudah lewat 20 tahun. Aku membuat janji dengan ayahku bahwa aku tak akan pulang ke Korea sampai melewati usia 20 tahun. Tahun lalu adalah baru 20 tahun dan sudah genap 20 tahun sekarang, itulah sebabnya aku bisa pulang.” Jelas Chan Sung
“Pasti ada sesuatu sampai membuatmu berjanji.” Komentar ketua. Chan Sung mengaku Bukan karena hutang atau kejahatan.
“Ini lebih seperti mitos, menghindari sesuatu yang tak menguntungkan. Orang tua menanggapi hal-hal seperti itu dengan sangat serius. “ cerita Chan Sung
“Mereka beri tahu kau untuk menghindari hal seperti menikah saat berusia 29 tahun. Tak ada salahnya menghindari nasib buruk.” Kata Ketua
“Lalu , apa ada hotel di Seoul, yang terlindungi ivy dari luar, memiliki bar atap yang terletak hampir seratus lantai dan memiliki kolam yang hampir selebar pantai? Dalam 20 tahun yang lalu.” Tanya Sang Chul memastikan.  Ketua terlihat bingung dan Sang Chul yakin kalau pasti itu tak ada. 



Sang Chul berjalan dengan Sek yang memberitahu kalau sudah kirimkan semua barang ke kantornya. Ia pun mengucapkan terimakasih, Sek bertanya apakah Sang Chul sudah menemukan tempat tinggal di Seoul Sang Chul mengaku akan tinggal dengan seorang teman sementara.
“Kelihatannya itu sebabnya hadiah ulang tahunmu datang ke sini. Selamat ulang tahun. Hari ini ulang tahunmu, kan? Kami sudah meletakkan hadiah di meja depan.” Ucap Sekertaris.
“Tunggu... Apa Kebetulan, hadiah itu...” ucap Sang Chul panik. Sek membenarkan tapi tak ingat bunga apa.
“Evening primrose, aku tahu.” Ucap Sang Chul makin panik karena bunga selalu datang dimana dia berada. 

Sang Chul duduk diruangan kebingungan melihat bunga dengan surat yang menempel. Ia mengeluh karean  Sudah lebih dari 20 tahun tapi masih mendapatkan ini lalu menyakinkan diri agar Jangan takut karena sudah mendapatkan ini sepanjang hidupnya, lalu mencoba untuk tak gugup..
Akhirnya Ia mencoba membuka surat dan terlihat binggung karena itu surat dari "Hotel Del Luna" [Kepada Chan Sung-ku, Perlu diketahui bahwa kau sudah dipekerjakan di Hotel Del Luna. Bekerjalah mulai besok] lalu mengumpat kesal seperti tak percaya kalau Hotel ini sebenarnya ada.
“Bahkan alamatnya ada... Myeong-dong?” ucap Chan Sung penasaran. 

Chan Sung pergi dengan membawa bunga lalu terlihat kebingungan melihat papan nama Myeong-dong dan bertanya-tanya apakah benar-benar harus pergi ke sana. Ia pun akhirnya membuang pot bunga yang diberi pita [Kepada Koo Chan Seong, Selamat Ulang Tahun]
Di dalam kereta terlihat sangat padat, Chan Sung mencoba bergeser mencari tempat yang lebih lapang, lalu masuk gerbong belakang dan binggung karena gerbong itu kosong dan hanya ada satu wanita yang duduk didalamnya.
“Maaf... Apa kau orangnya? Orang yang membeliku?” tanya Chan Sung duduk dengan percaya diri.
“Kelihatannya kau sudah persiapkan diri untuk ini. Kupikir kau akan bertanya siapa aku terlebih dahulu.” Ejek Man Wol
“Aku tak perlu bertanya... Kau seperti yang dimaksud ayahku. Kau Jang Man Wol, pemilik Hotel Del Luna, 'kan? Wanita... yang sudah mengirimku bunga-bunga itu setiap ulang tahun.” Kata Chan Sung terlihat berani.
“Apa kau membuang bungaku setiap tahun seperti yang kau lakukan hari ini?” sindir Man Wol
“Setiap kali aku mendapatkannya, aku khawatir apa yang ayahku katakan padaku benar. Aku khawatir kau akan datang padaku.” Akui Chan Sung
“Itukah sebabnya kau pindah dari satu negara ke negara lain? Agar aku tak bisa datang dan menjemputmu?” ucap Man Wol
“Aku sudah melarikan diri, tapi aku tak berharap kau benar-benar menjemputku. Aku meremehkanmu, berpikir bahwa semuanya sudah berakhir tahun lalu. “ kata Chan Sung
“Itulah yang aku harapkan, itulah sebabnya aku datang tahun ini sebagai gantinya. Karena aku memberimu istirahat yang bagus tahun lalu, datang dan mulai bekerja untukku mulai besok.” Kata Man Wol
“Ayahku bilang kau adalah orang yang menakutkan. Apa kau akan membunuhku jika aku menolak?” tanya Chan Sung mencoba menantang
“Kau...tak takut padaku, kan? Aku tahu, aku terlalu cantik untuk terlihat menakutkan.” Kata Man Wol
“Aku setuju. Jadi, aku akan terus berpikir bahwa kau bukan orang yang menakutkan dan terus menolak tawaranmu.” Kata Chan Sung
“Ide buruk untuk kirimkan bunga setiap ulang tahun padamu. Harusnya kukirimkan penggalan burung.” Komentar Man Wol lalu menaruh bunga yang sebelumnya dibuang Chan Sung.
“Aku akan beri sesuatu yang berbeda untuk ulang tahunmu kali ini.” Kata Man Wol lalu tiba-tiba suasana kereta menjadi gelap


“Kau pasti orang yang sangat kuat dan hotelmu pasti sangat sukses. Jadi, kenapa kau mencoba untuk mendapatkan pria biasa sepertiku? Tak bisakah melepasku begitu saja?” ucap Chan Sung panik melihat Man Wol makin mendekat.
“Apa kau... akan memenggalku sebagai ganti ulang tahunku?” tanya Chan Sung.
“Jangan khawatir... Kau lemah dan Lehermu masih utuh.” Ucap Man Wol hanya mengelus wajah dan meniup mata Chan Sung. Chan Sung binggung dengan yang dilakukan Man Wol padanya.
“Hadiah... Selamat ulang tahun... Hadiah tahun ini akan sangat istimewa.” Ucap Man Wol
Chan Sung akhirnya mengambil bunga dalam pot, Man Wol melihat kereta sudah sampai stasiun Madeul, lalu bertanya apakah Chan Sung tak akan turun dan ingin habiskan lebih banyak waktu dengannya. Chan Sung langsung berdiri.
“Aku tak bermaksud membuang bunga yang kau beri untuk ulang tahunku. Hanya saja produk pertanian dan ternak diperiksa di bandara.” Ucap Chan Sun bergegas turun dari kereta. 

Chan Sung bertanya-tanya Apa yang akan dilakukan Man Wol tadi karena hanya meniup dibagian wajahnya. Ia pun ingin tahu Apa untungnya mempekerjakannya di hotel dan berpkir akan jadi mainannya, lalu teringat dengan pesan ayahnya saat dirumah sakit.
“Chan Sung, larilah... Di sana menakutkan... Aku melihat orang mati di sana. Chan Sung, kaburlah. Kau harus Kabur... jika bertemu dengannya.” Ucap Ayahnya.
Chan Sung mengerti dan mengikuti pesan ayahnya kalau harus kabur.

Akhirnya Chan Sung membereskan barang dan matanya tiba-tiba buram melihat pasport ditanganya lalu menelp ketua hotel memberitahu kalau tak dapat bekerja mulai minggu depan dan akan jelaskan lebih lanjut melalui email.
Chan Sung menunggu taksi dan terus memegang matanya seperti merasa perih dan melihat wanita dengan kacamata hitam didepanya. 

“Sekarang, dia akan terima hadiah ulang tahunnya dan membuka matanya ke dunia yang baru.” Ucap Man Wol bahagia.
“Dia mungkin akan panik saat dia mulai melihat orang mati.” Komentar Tuan No
“Dia harus terbiasa, karena Dia harus bekerja di sini. Dia harus dapat melihat pelanggan jika dia bekerja di hotel.” Jelas Man Wol
“Katamu kau bahkan tak memperingatkannya. Dia mungkin mengalami kecelakaan serius jika dia melihat orang mati untuk kali pertama secara tiba-tiba.” Kata Tuan No khawatir. Man Wol seperti tak begitu percaya.
“Aku tak bisa membiarkannya mati karena terkeju. Dan Itu akan mempersulit.”kata Man Wol 

Chan Sung melhat taksi dari kejauhan lalu berbicara pada si wanita kalau datang lebih dulu dan akan naik taksi yang duluan datang. Si wanita hanya diam saja. Chan Sung pikir wanita itu bisa melihatnya melihat dari berdiri dari tadi.
“Aku tak lihat... Aku tak bisa melihat.” Ucap Si wanita membuka kacamatanya. Chan Sung panik melihat hantu mata bolong didepanya langsung bergegas kabur. 
“Selamat ulang tahun. Hadiah tahun ini akan sangat istimewa.” Ucap Man Wol bahagia melihat Chan Sung lari terbirit-birit. 

Chan Sung panik karena melihat orang mati di sana. Si wanita terus mencoba mencarinya.  Ia mencoba mengumpat berharap hantu itu tak mendatanginya, Man Wol dari atas dinding sengaja menjatuhkan batu. Si hantu buta bisa mendengarnya lalu berusaha kabur.
“Kenapa kau terus mengejarku? Cepat Pergi. Pergi.” ucap Chan Sung panik tapi si wanita terus mendekatinya
“Dia akan membuat Chan Sung yang malang pingsan.” Komentar Man Wol hanya melihat dari kejauhan.
Chan Sung terus meminta hantu itu pergi saja, si hantu malah ingin membuka kacamatanya. Chan Sung makin ketakutan meminta agar jangan membukanya kacamata hitamny dan tahu kalau tak punya mata.jadi tampak sangat menakutkan saat tak mengenakannya.



Man Wol datang langsung menutup mulut Chan Sung, agar diam lalu melempar batu ke arah lain. Si hantu wanita langsung berpikir Chan Sung ke arah lain lalu berjalan jauh. Man Wol pikir Chan Sung akan berpergian jauh. Chan Sung berdiri dengan wajah tegap membenarkan.
“Hadiah yang kuberikan padamu tak akan ketahuan bea cukai di bandara internasional. Kau tak akan pernah bisa membuangnya. Sayang sekali.” ucap Man Wol menunjuk ke arah mata sebagai hadiah.
“Apa kau yang mengirimiku hal aneh itu sebelumnya?” ucap Chan Sung kesal
“Tidak, aku tak mengirim apa pun. Kau hanya bisa melihatnya. Kau dapat melihat banyak hal yang tak bisa kau lihat sebelumnya.” Jelas Man Wool.
“Lalu apa itu?” tanya Chan Sung. Man Wool menjawab itu Orang mati. Chan Sung mengumpat kesal.
“Ada restoran terkenal di sini yang muncul di TV. Ayo pergi kesana.” Ucap Man Wool. Chan Sung binggung Man Wool malah ingin pergi Restoran
“Aku ingin pergi ke sana, ini bagus.” Kata Man Wool. Chan Sung hanya diam saja. Man Wool mengeluh melihatnya dan mengajak untuk segera pergi.
“Jika aku tak mengikutimu, akankah sesuatu seperti apa yang kulihat tadi membunuhku? Kau tak akan mati. Apa yang kau lihat tadi tak punya kekuatan untuk membunuh orang hidup. Kecuali jantungmu lemah.” Ucap Man Wool mengancam.
 “Restoran akan segera tutup... Kita akan terlambat.” Kata Man Wool menyuruh Chan Sung bergegas.
“Kembalikan. Kembalikan mataku ke semula. Aku tak akan pergi ke mana pun sebelum kau melakukan itu.” Kata Chan Sung
“Jika restoran itu tutup gara-gara kau, matamu akan terus seperti ini. Selama-lamanya.” Kata Man Wool dan akhirnya Chan Sung mengikutinya. 



Chan Sung duduk diam dengan mata terpenjam sementara Man Wool sibuk mengambil gambar mandu dengan ponselnya. Man Wool menyuruh Chan Sung untuk membuka matanya dan berkata Orang bisa mati saat mereka lapar.
“Aku membawamu ke sini agar kau tak akan mati. Apa Kau tahu "The Guys Who Died After Eating"? Restoran ini adalah tempat mereka untuk makan 30 pangsit. Mereka tak bisa memakannya lagi.” Ucap Man Wool mempelihatkan poster pemilik restoran.
Saat itu pegawai memberikan papan pemberitahuan kalau [Kehabisan bahan.] Man Wol memperlihatkan kalau mereka hampir tak mendapatkan makanan jika terlambat sedikit lagi. Si pegawai melihat ada bak sampai didepan restoran dan mengeluh lebih baik memindahkannya.

Tuan Park terlihat sedang membawa sampah dan menaikan ke dalam bak sampahnya, tapi melihat ada sisa makan langsung memakanya. Tiba-tiba ia melihat Man Wol didalam restoran, masih teringat kalau Dukun itu yang menembakinya. Man Wol seperti tak sadark kalau ada seorang pria melihatnya dari luar restoran. 

Chan Sung bertanya apakah ia harus melihat hal menakutkan sepanjang waktu. Man Wol merasa Chan Sung hanya tak beruntung dan hanya melihat salah satunya, karena menurutnya tak semuanya menakutkan. Ia lalu menunjuk hantu anak kecil yang duduk direstoran sambil makan mandu.
“Seseorang seperti dia tak begitu menakutkan. Jika kau hanya melihat sekilas, maka kau mungkin hanya berpikir bahwa dia adalah manusia. Kebanyakan dari mereka seperti dia, jadi jangan jadi orang yang penakut.” Ucap Man Wol
“Sedang apa dia?” tanya Chan Sung. Man Wool memberitahu  Sebagian dari mereka berkeliaran karena mereka mati mendadak dan tak sadar bahwa mereka sudah mati.
“Sebagian dari mereka terobsesi dengan apa yang mereka sukai saat mereka masih hidup.” Jelas Man Wool
“Apa dia terobsesi dengan pangsit?” tanya Chan Sung, Man Wool pikir ini sulit dikatakan.

“Kenapa kau membuatku melihat hal seperti itu?” tanya Chan Sung. Man Wol pikir Chan Sung akan tahu saat datang ke Hotel Del Luna.
“Lagipula Kenapa kau tak datang saat aku menyuruhmu? Maka kau tak harus melalui semua masalah ini.” Sindir Man Wol lalu merasakan mandu yang masih panas.
“Bagaimana Kim Joon Hyun memakan 5 dalam 1 gigitan? Dia membuatku takjub. Kau harus coba juga.” Ucap Man Wol menyuruh Chan Sung mencobanya.
“Kau luar biasa. Sekilas dan bahkan dari dekat, kau terlihat seperti orang normal. Apa kau yakin sudah mati juga?” tanya Chan Sung
“Aku bukan orang mati. Dan Aku masih belum mati... Aku hanya disini.” Jelas Man Wool
“Apa maksudmu, "masih"? Apa Maksudmu, kau mungkin akan mati suatu hari?” tanya Chan Sung penasaran
“Kenapa kau bertanya? Apa Kau mau coba membunuhku? Cobalah memakannya dalam satu gigitan. Jika berhasil, aku akan memberimu kesempatan.” Kata Man Wol kesal
“Aku hanya ingin kau menghilang dari pandanganku.” Kata Chan Sung, Man Wol seperti tak peduli langsung memakan mandunya. 

Keduanya berjalan keluar restoran, Man Wool memanggil Chan Sung orang yang benci melihatnya, lalu menyuruh untuk  Pergi ke seberang jalan untuk membelikan teh susu agar  bisa mati sesudah makan. Chan Sung mengeluh kalau Man Wool tak tahu berapa banyak pangsit yang dimakan.
“Apa dia pernah bertemu Kim Joon Hyun? Tapi Dia bukan manusia.” ucap Chan Sung ngedumel
“Cepat... Jika tutup karena kau terlambat, kau akan mati.” Kata Man Wool. Chan Sung pun bergegas pergi. 
Saat itu Tuan Park datang menghampiri Man Wool tahu kalau ia adalah orang yang menembaknya. Man Wool pikir kalau Kejahatan Tuan park  sangat parah,jadi itun sebabnya keadaan hancur sekarang dan dapat menantikan alam baka bahkan akan lebih buruk lagi.
“Ini semua salahmu.” Ucap Tuan Park tak terima langsung menusukan linggis kecil ke bagian dada Man Wol agar mati. Man Wol tiba-tiba melihat masalalunya dulu. 


Chan Sung datang dengan wajah panik melihat Man Wol ditusuk dan Tuan Park pun kabur.  Man Wol mulai berkomentar kenapa manusia tak pernah memikirkan kesalahan mereka dan hanya menyalahkan orang lain. Chan Sung bertany apakah Man Wol baik-baik saja.
“Aku tak berani menirukan orang tua kotor itu. Aku pernah gila seperti dia dan membawa pisau bersamaku... Koo Chan Sung. Kau gagal makan pangsit itu dalam satu gigitan, tapi aku akan memberimu kesempatan kedua. Jika kau ingin kabur, pergilah.” Kata Man Wol
“Jika kau berbalik dan berjalan pergi sekarang, Aku akan menghilang dari pandanganmu seperti yang kau inginkan... Pergi... Jika kau tak pergi sekarang, maka kau akan terlambat.” Ucap Man Wol dan Chan Sung langsung pergi begitu saja.
Man Wol yakin kalau Chan Sung memang tak suka denganya, tapi beberpaa saat Chan Sung datang dengan gerobak. Man Wol binggung bertanya apa itu. Chan Sung menyuruh Man Wol agar naik dan akan membantunya lalu akan membawa ke Rumah Sakit atau Hotel Del Luna.
“Ada apa denganmu?” ucap Man Wol tak ingin disentuh. Chan Sung mengaku tak punya tenaga untuk menggendong Man Wol.
“Ini tak kotor, jadi naiklah.” Kata Chan Sung dan melihat ada banyak sampah lalu mencoba membersihkan.
Man Wol akhirnya berdiri dengan tegak lalu menarik linggis dari tubuhnya, Chan Sung melonggo kaget melihat Man Wol ternyata baik-baik saja. Man Wol mengejek Chan Sung itu benar-benar pria yang lemah karena menyeret gerobak itu.
“Aku sangat suka... hatimu yang sangat lemah.” Ejek Man Wol, Chan Sung pikir Man Wol orang luar biasa yang tak akan mati karena tusukan.
“Sepertinya orang yang lemah ini menyia-nyiakan waktunya. Kalau begitu, aku akan pergi.” kata Chan Sung akan pergi.
“Kau Tak bisa pergi.” ucap Man Wol lalu memutar linggis ditanganya, Chan Sung pun panik melihat Man Wol
“Apa kau benar-benar berusaha...” ucap Chan Sung panik saat lingis terlempat, tapi mengarah pada Tuan Park dan akhirnya tertusuk lalu berubah menjadi debu. Chan Sung hanya bisa melonggo.
“Aku memberimu kesempatan untuk kabur, tapi kau menyerah. Jika kau kabur sekarang, aku akan membunuhmu.” Ancam Man Wol.Chan Sung pun hanya terdiam.
Bersambung ke episode 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar