PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 Juli 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


“Kenapa kau melihat hal seperti itu?” ucap Man Wool marah. Chan Sung juga tak mengerti Kenapa melihat Man Wool.
“Aku takut kemungkinan harus menerima konsekuensi.” Kata Chan Sung. Man Wool bertanya Hal apa sebenarnya yang ingin diketahuinya.
“Kau pikir aku di sini untuk membantumu mengetahui, apa yang gagal kau pecahkan?” kata Chan Sung.
Man Wool hanya diam saja teringat yang dikatakan God Mago “Kau tak bisa mati. Kau terikat pada Pohon Bulan, dan aliran hidup dan mati sudah berhenti bagimu. Daun bertunas, serta bunga bermekaran dan berguguran. Waktumu akan mulai mengalir sekali lagi.”
Chan Sung memegang salah satu dahan, tiba-tiba dahan pohon yang tadinya tandus mengeluarkan daun. Ia melonggo kaget karena Pohonnya berubah. Man Wool berkomentar kalau Chan Sung mungkin benar-benar berubah menjadi seseorang yang jauh lebih istimewa daripada yang diduga. Chan Sung terlihat sangat binggung melihat pohon mulai menghijau.


God MaGo berjalan akan masuk mobil yang sudah menunggu, tapi melihat sosok pria berbicara pada malaikat kematian kalau tak bisa pergi begitu saja dan memikirkan anjingnya Soon Dol. Malaikat mengatakan kalau  Tak ada yang bisa dilakukan saat ia sudah mati.
“Aku tak mau tahu!” ucap si kakek kembali masuk ke dalam rumahnya, terlihat tubuhnya sudah kaku dan ada anjing disampingnya.
“Soon Dol... Kau harus menggonggong untuk hidup. Jika tidak, kau akan mati... Ayo Menggonggong!” ucap Si kakek pada anjingnya.
“Sudah seminggu, dan dia masih tak mau mengalah.” Keluh Malaikat pada Ma Go.
“Itu karena masih ada sesuatu yang dia jaga. Pada saat seperti ini, tak apa untuk membantunya sedikit.” kata Ma Go.
Pintu rumah terbuka, si kakek menyuruh Soon Dol, keluar dari rumah tapi anjingnya tetap diam didekat tuanya. Malaikat hanya bis diam saja, Ma Go menyuruh agar meninggalkan saja karena si kakek tak akan bergentayangan terlalu lama.
“Dia akan temukan jalan menuju Sanggarlokanya Man Wool.” Kata Ma Go
“Sekarang Hotel Del Luna, bukan Sanggarloka Man Wool.”ucap Malaikat
“Ya, aku lupa... Sanggarloka Man Wool, Penginapan Man Wool, dan Hotel Del Luna. Nama tempat itu sering berubah, tapi pemiliknya sama sekali tak berubah. Dia belum berubah selama lebih dari 1.000 tahun.” Kata Ma Go
“Dia tak ada harapan.” Ucap Malaikat, Ma Go yakin  Itu sebabnya mengirim orang ke sana.
“Apa kau akan mengganti pemilik?” tanya Malaikat. Ma Go pikir  Man Wool sangat keras kepala, jadi mengiriminya bantuan.



Chan Sung masih binggung bertanya Kenapa pohonnya berubah. Man Wool pikir tak ada alasan lain itu semua gara-gara Chan Sung. Chan Sung tak percaya kalau  gara-gara dirinya. Man Wool pikir   Kenangan lama yang sudah mengering merayap lagi gara-gara Chan Sung.
“Apa yang kulakukan? Yang kulakukan adalah memberitahumu soal mimpiku tentangmu. Melihat hantu adalah bagian dari pekerjaanku, tapi mimpi tak ada hubungannya dengan pekerjaanku. Aku tak ingin diperlakukan tak adil atas sesuatu yang tak pernah kuminta.” Ucap Chan Sung
“Kau akan diperlakukan tak adil karena kau sudah memprovokasiku. Pohon itu menjadi buruk gara-gara kau.” Kata Man Wool
“Aku mengerti kau rumit, tapi jangan memutarbalikkan kebenaran. Pohon itu hidup dan sehat.” Kata Chan Sung melihat pohon yang sudah berwarn hijau.
“Itu adalah masalah. Kau baru saja melindungi sesuatu yang seharusnya tak dilindungi.” Ucap Man Wool marah
“Melihat kau sangat marah, sepertinya mimpiku benar-benar tentang masa lalumu. Apa kau malu karena aku melihat masa lalumu?” ejek Chan Sung
“Benar... Aku sangat malu sekarang. Jadi, aku harus memastikan apa yang terjadi.”kata Man Wol mendekat dan mendorong Chan Sung sampai berbaring. 


“Apa yang kau lakukan? Ini salah.” Kata Chan Sung panik melihat posisi Man Wol sudah ada diatasnya.
“Kau Diam saja.” Ucap Man Wool. Chan Sung meminta agar  Jangan seperti ini.
“Chan Sung, ayo tidur... Kau harus tidur agar memimpikan itu. Aku harus memastikan sendiri apa kau benar-benar melihatku dalam mimpi atau apa kau menipuku berdasarkan rumor yang kau dengar di hotel ini. Jadi Chan Sung, tidurlah.” Kata Man Wool menatap sinis.
“Aku tak bisa tidur seperti ini Dan aku tak dapat menjamin aku akan memimpikan itu lagi bahkan jika aku tidur.” Kata Chan Sung
“Lalu, tidur di sebelahku sampai kau memimpikan itu.” Kata Man Wool menatang.
“Aku tak ingin tidur di sebelahmu.” Kata Chan Sung ingin bangun. Man Wool menyuruh Chan Sung Diam dan tidurlah selagi masih bersikap baik.
Chan Sung pun menurut akan tidur dan mengajak Man Wool  bisa tidur di sebelahnya atau melihatnya tidur. Ia tak peduli menyuruh Man Wool agar menlakukan semaunya. Man Wool langsung mengancam Chan Sung  akan membunuh jika yang diucapkan berbohong.
“Kau mengharapkan kebohongan karena kau tak suka aku melihat masa lalumu. Aku tak akan mengatakan lagi apa yang kulihat dalam mimpiku karena kau sangat membencinya. Kau bisa membunuhku atau membiarkanku hidup. Lakukan semaumu.”ucap Chan Sung
“Lupakan.. Aku tak akan tidur di sebelahmu.” Kata Man Wool langsung melepaskan tangannya.
“Apa kenangan lama yang kuhidupkan kembali sangat menyakitkanmu? Apa Karena pria itu, kau terus memikirkannya?” kata Chan Sung penasaran.
“Tutup mulutmu kecuali kau ingin seperti pohon itu.” Kata Man Wool. Chan Sung makin penasaran  Siapa pria itu.
“Kenapa? Apa Kau pikir itu mungkin dirimu?” keluh Man Wool kesal akhirnya keluar ruangan. Chan Sung mengaku memang penasaran.



Chan Sung akhirnya masuk ke ruangan Man Wool yang sibuk minum langung dari botol dan langsung bertanya  Apa yang dilihat bisa jadi kenangan dari kehidupan masa lalunya yang tak diingat.
Man Wool yakin Tak mungkin Chan Sung adalah dia. Chan Sung ingin tahu alasanya lalu mengaku Man Wool  berada di pikirannya sejak memimpikan itu menurutnya mereka mungkin akan kembali jauh. Man Wool memegang bagian dada Chan Sung.
“Kau bukan dia... Aku tak merasakan apapun. Jika kau adalah dia, perasaanku mungkin takkan seperti ini.” Ucap Man Wool
“Syukurlah. Barangkali saja, pertanyaan "Bagaimana jika aku adalah pria yang dia sukai di masa lalu?" Itu Sangat menggangguku. Lalu Apa Kau tak punya perasaan padanya? Sepertinya kau sangat menyukainya.” Kata Chan Sung penasaran.
 “Jika kau terus melontarkan omong kosong yang tak berguna, kau harus menerima konsekuensinya.” Man Wool tak bisa menahan amarah,
“Konsekuensi untuk apa? Kenapa? Apa kau tak akan menggajiku? Aku sudah tanda tangani kontrak!” kata Chan Sung berani melawan.
“Koo Chan Sung! Mulai hari ini, terimalah hantu.” Kata Man Wol lalu berjalan pergi.



Chan Sung gugup melihat hantu yang sangat mengerikan bahkan dengan tubuh penuh luka dan lalat, lalu bertanya Kapan meninggal. Si hantu mendekat, Chan Sung panik. Akhirnya Hyun Joong yang membantu Chan Sung melayani tamu.
“Sepertinya kau lama tersesat... Aku akan membantumu. Aku akan pastika kau dapat menggunakan layanan kecantikan dan rambut kami. Ayo Lewat sini... Silakan naik lift.” Ucap Hyun Joong,  Si hantu pun naik lift. Chan Sung bisa bernafas lega. 

“Apa yang terjadi? Apa Ketua  masih marah meski sesudah minum segelas sampanye?” tanya Hyun Joong penasaran.
“Aku pasti membuatnya marah. Sepertinya dia marah. Dosa macam apa yang dilakukan Jang Man Wool di masa lalu? Apa ada hubungannya dengan hubungan asmara?” tanya Chan Sung penasaran.
“Aku tak tahu.” Kata Hyun Joong tak ingin menjawab. Chan Sung ingin tahu apakah Hyun Joong mendengar sesuatu soal pria yang mungkin ditunggu Man Wool.
“Tidak, aku tak tahu...” kata Hyun Joong. Chan Sung memikirkan kalau Man Wool yang tak menunggunya.
“Manager.. Apa Kau mengkhawatirkan dia?” goda Hyun Joong,Chan Sung mengelak kalau Tidak sama sekali.
“Dia tak menunggu urutan pertama dan kedua. Siapa yang peduli jika kau berada di urutan ketiga? Kau sudah di sini.” Ucap Hyun Joong.
“Aku tak peduli sama sekali pada Jang Man Wool. Dan Juga, aku tak berada di urutan ketiga. Aku adalah nol. Aku mengalahkan semua orang.” Kata Chan Sung bangga. Hyun Joong mengangguk mengerti saja dengan senyuman.
“Tapi semua tak berguna. Dia bilang tak merasakan apa-apa. Apa perasaan seram ini?” kata Chan Sung binggung
“Sepertinya banyak pelanggan akan datang. Apa Kau baik-baik saja?” tanya Hyun Joong. Chan Sung juga tak tahu 


“Saat pelanggan kali pertama tiba, seringnya mereka hancur dan robek. Terkadang, mereka memiliki suatu tanda. Tapi semua pelanggan yang akan kau lihat di sini bersih, tak apa.”  Ucap Tuan Kim memperlihatkan para arwah yang tadinya meninggal tak layak diperbaiki lebih dulu baru diantar ke surga dengan mobil. 
“Kini aku cukup berpengalaman untuk menangani ini.” Ucap Chan Sung yakin lalu dikagetkan dengan hantu kacamata yang meminta kopi.
“Oh, kita sudah kehabisan biji kopi... Tunggulah sebentar. Kami akan membawanya ke tempat dudukmu.” Kata Tuan Kim.
“Bagaimana kau mendapatkan bahan makanan dan minuman di sini? Kau tak dapat mengirimkan barang dari toko.” Ucap Chan Sung bingung.
“Kami mendapatkannya dari Alam Baka. Saat kami melayani pelanggan dengan baik di hotel dan membantu mereka naik ke alam baka, maka kami mendapat imbalan atas pekerjaan kami.” Jelas Tuan Kim
“Apa Maksudmu, arwah membayarmu?” tanya Chan Sung. Tuan Kim  menjelaskan Mereka meninggalkan energi yang baik.
“Dan energi itu membuat bunga-bunga di kebun mekar. Semakin sedikit penyesalan yang mereka bawa, semakin indah bunganya. Saat kebun dipenuhi bunga, Ma Go mengambilnya dan mengirimi persediaan yang kami butuhkan sebagai imbalan.” Cerita Tuan Kim dengan terlihat taman yang penuh dengan bunga yang biasa dibawa Ma Go.
“Lalu, kenapa Jang Man Wool perlu mendapatkan uang melalui arwah?” tanya Chan Sung heran.
“Semuanya untuk gaya hidupnya yang mewah. Dia menghabiskan semua uang untuk sampanye mahal, pakaian, perhiasan, dan mobil. Bagaimana mungkin seseorang yang dihukum memiliki sikap seperti itu?” ucap Tuan Kim
“Kau bilang dia dihukum.” Kata Chan Sung teringat yang dikatakan Man Wool sebelumnya “Seseorang bilang, aku sombong dan bodoh. Meski aku tak setuju dengan itu.” Lalu hanya bisa terdiam. 



Man Wool berdiri didepan pohon mengingat yang dikatakan Chan Sung “Aku melihatmu dalam mimpi.” Lalu ucapan Ma Go “Daun bertunas, serta bunga bermekaran dan berguguran. Waktu hidup dan mati akan mengalir sekali lagi.”
“Wanita tua jahat itu menipuku.” Kata Man Wool sinis lalu teringat yang dikatakan Chan Sung
“Pria yang mengajari cara menulis namamu, Man Wool. Itukah orang yang paling kau rindukan selama kau tinggal di sini?” ucap Chan Sung
Flash Back
Man Wol bersembunyi dengan luka dibagian kakinya, prajurit berteriak kalau Seorang budak kabur jadi menyuruh agar menemukanya. Saat itu Man Wool merasakan ada orang yang masuk ke dalam gudang, tanganya sudah siap dengan belati.

Keduanya pun mulai beradu keahilan, Man Wool terlihat sangat pandai berkelahi dengan pisaunya, sampai akhirnya Cheong Myung dan Man Wool saling menatap dengan tangan Cheong Myung menahan tangan Man Wool agar tak menusuknya.
Salah satu pengawal lewat didepan gudang, Man Wool panik langsung bersembunyi. Pegawal akan masuk tapi Cheong Myung lebih dulu keluar memberitahu kalau budak itu tak ada didalam jadi menyuruh agar mencari lagi diluar. 

Cheong Myung akhirnya memberikan obat pada Man Wol sambi membahas pasar tempat perdagangan budak dari Goguryeo diserang jadi menurutnya  itu Man Wol dan orang-orangnya jadi datang untuk memastikan. Man Wool hanya diam saja.
“Syukurlah aku lincah.. Aku hampir terbunuh oleh belatimu.” Ucap Cheong Myung
“Tidak, aku menyelamatkanmu karena aku lincah.” Kata Man Wol tak mau mengakui.
“Aku sangat berterima kasih, tapi mau dibagaimanakan ini? Wajahku sangat berharga. Bagaimana kau akan menebus untuk ini?” kata Cheong Myung menunjuk ke arah luka bekas wajahnya.
“Tak boleh begini, Putri dari Kastil Yeongju menyukai wajahmu. Dengan apa kau akan merayunya kini?” ejek Man Wool
“Kau pikir dia hanya mengagumi wajahku?” kata Cheong Myung, saat itu terdengar suara dari luar.
Yeon Woo dibawah prajurit dengan wajah babak belur, Man Wool panik ingin menyelamatkanya. Cheong Myung langsung menarik Man Wool agar diam dan Tutup mulut. Man Wool tetap ingin menolong Yeon Woo.
“Jika kau keluar,maka kau akan ketahuan juga. Aku berjanji. Aku pasti akan menyelamatkannya dan membawanya padamu. Aku berjanji.” Kata Cheong Myung menyakinkan. 


Man Wool gugup menunggi disamping kudanya, saat itu Cheong Myung datang dengan Yeon Woo duduk dibelakang kudanya. Man Wool langsung berlari menyambutnya, Cheong Myung membantu Yeon Woo turun dari kuda.
“Yeon Woo... Apa Kau baik-baik saja?” tanya Man Wool memeluk Yeon Woo
“Aku baik-baik saja.” Kata Yeon Woo, Man Wool menatap Cheong Myung seperti tak percaya kalau benar membantunya.
Man Wool mengingat yang dikatakan Chan Sung “Apa Kau sudah menunggu orang itu selama periode waktu yang lama ini.”  Lalu mengeluh kalau ini sangat hijau dan mencolok dan Tampak menakutkan.

Chan Sung tiba-tiba terbangun dari tidurnya, lalu teringat kalau salah satu nama pria dalam mimpinya itu Yeon Woo, yaitu berada di Komplotan Jang Man Wool. God Ma Go tiba-tiba berdiri didepan Chan Sung, Chan Sung pikir Ma Go menjual bunga itu?
“Berapa harganya? Berikan satu.” Kata Chan Sung. Ma Go pikir tak perlu “Aku sudah memberikan milikmu. Ayahmu hampir mati, mencoba memetik bunga untukmu. Berkat itu, dia tak pernah mencuri dan menjalani kehidupan yang rajin. Dan dia juga membesarkan seorang putra yang hebat sepertimu.” Kata God Mago.
Chan Sung teringat dengan nenek yang akan memberikan Bunga untuk ulang tahun. Ma Go bertanya Bagaimana kerjanya di hotel. Chan Sung pikir nenek itu yang mengatur ini semua.  Ma Go mengaku yang dilakukanya adalah membuka jalan.
“Apa Maksudmu itu bukan kebetulan dia pergi ke hotel?” kata Chan Sung
“Aku yang menanam pohon. Astaga, pohon itu sudah menumbuhkan cabang runcing dan tak ramah kepada yang lain. Aku ingin kau merawat pohon itu dengan baik. Oke?  Jika kau kesulitan,maka kau bisa datang menemukanku.” Ucap si nenek memberikan kartu namanya.
Chan Sung kaget melihat si nenek tiba-tiba sudah pergi karena sampai di [Daehwa] dan  Ia turun di “Stasiun Anguk” mencoba mencari si nenek keluar dari stasiun.



Akhirnya Chan Sung pergi ke trotoar melihat kakek yang menunggu di halte memegang sebuah bunga, ia teringat itu bunga yang sama dengan yang dibawa Ma Go. Si kakek pun akan masuk mobil dan pergi. Chan Sun menahannya dan menunjuk kalau anjingnya mengonggong.
“Soon Dol, nakal... Kau tak boleh di sini. Ini bukan tempat di mana kau dapat bergabung denganku. Mengerti?” kata Si kakek. Si anjing tetap saja mengongong seperti ingin ikut.
“Tempat tujuanku bukan tempat yang bisa kau ikuti.” Kata si kakek memeluk anjing kesayanganya.
Sementara di rumah kakek, semua tetangga sudah berkumpul. Petugas memberitahu si kakek yang meninggal sendirian, Sepertinya sudah beberapa hari lalu melihat anjingnya yang tak keluar padahal Pintunya terbuka,menurutnya itu Aneh. Si anjing pun akhirnya ikut mati bersama si kakek.
“Kau tak harus ikut denganku... Malangnya kau... Tapi Baik. Ayo kita pergi bersama, ya? Kita pergi bersama.”kata si kakek akhirnya mengajak anjingnya pergi naik mobil ke surga. 


Chan Sung melihat kakek membawa bunga teringat yang dikatakan Tuan Kim “Ma Go memetik bunga-bunga dan membagikannya kepada orang-orang yang menuju Alam Baka. Dan arwah yang berpamit bersama Ma Go bertuju ke kedamaian.”
“Nenek tadi... apakah Ma Go?” kata Chan Sung menatap kartu nama [Toko Obat: Pasar Gyeongdong, Gang Kedokteran 11-28]

Di sebuah toko roti, seorang pekerja sedang menguleni adonan lalu merasakan hantu yang akan memegang tanganya. Akhirnya Ia pergi akan melihat roti, tapi tiba-tiba si pria berteriak ketakutan karean adonan yang bergerak sendiri lalu menjerit ketakutan keluar dari toko.
Sanchez yang melihat pegawai hanya bisa melonggo lalu pulang ke rumah berteriak memanggil Chan Sung agar keluar kamar.  Ia memberitahu Chan Sung kalau  membeli roti yang paling menakjubkan dan Ada hantu terlihat di toko roti yang sering dikunjunginya.
“Hantu meremas adonan roti ini, jadi aku menunggu untuk membelinya.” Ucap Sanchez
“Sanchez, jangan berkata seperti itu. Aku tak ingin mendengarkan hantu bahkan di rumahku sendiri.” Keluh Chan Sung
“Hei, bagaimana jika hantu itu mengikutiku pulang karena hantu yang membuat ini?” kata Sanchez. Chan Sung kaget melihat hantu kacamata kembali datang.
“Kenapa kau datang? Kenapa kau datang lagi?” jerit Chan Sung kesal. Sanchez binggung melihat sikap Chan Sung yang membuatnya takut.
“Tak ada hantu di sini... Ini hanyalah roti.” Kata Shancez. Chan Sung bertanya hantu itu mengikutinya ke sini dan mengikuti roti. Hantu menganguk mengerti.
“Chan Seong, maaf atas kisah konyolku. Ayo makan roti saja. oke?”kata Shancez
Chan Sung seperti sudah tak nafsu menyuruh Sanchez saja yang makan karean harus kembali bekerja. Sanchez kesal karena ChanSung bertingkah seperti itu jadi tak mungkin bisa makan roti ini lalu merasakan si hantu ada dibelakangnya. Si hantu terus mengikuti Sanchez yang membawa roti. 



Si hantu akhirnya duduk kembali di lobby, Tuan Kim melihat Chan Sung  membawa lagi tamu yang meninggalkan hotel. Hyun Joon tahu kalau Tamu itu keluar hotel, pergi ke toko roti, dan membuat roti. Tuan Kim pikir wanita itu seharusnya tak melakukan hal seperti itu.
“Dia yang seharusnya pergi dengan limusin hari ini, 'kan?” kata Tuan Kim
“Ya, manager menemui Ketua  untuk mendapatkan tanda tangannya untuk mengubah reservasi limusin. Apa dia ingin makan roti sebelum meninggalkan dunia ini?” kata Hyun Joong.
“Bahkan dia tak bisa makan roti dari dunia ini. Dia seharusnya memanggil layanan kamar. Kenapa dia pergi ke toko roti?” keluh Tuan Kim
“Hyun Joong, tak bisakah kau memberi perhatian yang lebih baik untuk para tamu yang datang dan keluar? Apa Kau ingin naik bus ke Alam Baka?”kata Nyonya Choi memarahi Hyun Joong. 
“Aku menerima banyak tamu kemarin, jadi aku kewalahan” kata Hyun Joong
“Lakukan pekerjaanmu dengan benar.” Tegas Nyonya Choi. Hyun Joon sedih karena Nyonya Choi memarahinya. 


Tuan Kim melihat Nyonya Choi berkomentar kalau sudah bersikap kejam. Hyun Joong sambil memeluk Tuan Kim pikir seperti itu karena Nyonya Choi bisa mengatakan untuk naik bus. Tuan Kim pikir itu hal yang sulit untuk dikatakan.
Hyun Joong pun heran dengan Nyonya Choi yang sangat gelisah seperti itu. Tuan Kim teringat kalau tanggal 25 akan segera tiba. Hyun Joong pun baru sadar kalau Hari itu akan tiba dan menyakinkan kalau mereka bisa akan melewatinya dengan aman.
“Benar .. Jika yang terjadi 42 tahun lalu terjadi lagi, Seo Hee pasti akan diseret ke Alam Baka.” Ucap Tuan Kim lalu tersadar dengan Hyun Joong yang memeluknya dan langsung melepaskanya. 

Chan Sung pergi menemui Man Wol terlihat semalam seperti minum-minum, Man Wol masih dengan baju tidurnya mengeluh kalau Hantu tak boleh membuat ulah dengan bergentayangan karena hantu itu belum melakukan hal besar.
“Jadi katakan padanya untuk menjaga reservasi dan pergi ke Alam Baka.” Kata Man Wool
“Aku ingin mengubah reservasi itu. Silakan tanda tangani.” Kata Chan Sung mempelihatkan surat [Konfirmasi Perubahan Reservasi]
“Ada seseorang yang benar-benar ingin dilihatnya.” Ucap Chan Sung, Man Wool berkomentar Tak ada hantu yang tak punya orang yang ingin mereka temui.
“Dia tak pernah melihat orang itu saat masih hidup. Itu sebabnya dia ingin melihatnya. Dia buta saat masih hidup.” Kata Chan Sung
“Bagaimana bisa dia mengenal seseorang padahal belum pernah melihatnya? Dia bahkan tak tahu namanya. Kenapa dia mencari seseorang yang bahkan tak dikenalnya? Sudah ... Lupakan, pergi. Berhenti menggangguku.” Kata Man Wool menutup kembali matanya.
“Katanya dia mengingat tangannya. Jika dia memegang tangan,maka dia bisa merasakannya.” Kata Chan Sung
“Itu omong kosong yang dilontarkan hantu.Jadi Pergi. Pergi!” ucap Man Wool kesal
“Apa kau juga melontarkan omong kosong? Katamu kau bisa tahu dari perasaanmu. Bahwa aku jelas bukan orang itu Maka kau juga tak tahu.” Kata Chan Sung memegang tangan Man Wool
“Kau... jelas bukan dia.” Kata Man Wol menahan rasa gugupnya. Chan Sung akhirnya memegang tangan Man Wool menuntunya diatas kertas.
“Jadi, kau harus tanda tangani ini.” Ucap Chan Sung dengan memegang tangan Man Wool memberikan tanda tangan. Man Wool seperti merasakan hal yang sama ketika bersama dengan Cheong Myung.
“Aku akan menemukan orang yang ingin dia lihat dan mengirimnya pergi. Dia adalah tamu pertama yang kubawa. Jadi, aku ingin mengirimnya dengan baik. Jangan mencoba untuk mendapatkan uang darinya. Karena Dia tak punya.” Tegas Chan Sung
“Kenapa kau melakukan sesuatu yang tak menghasilkan uang? Kau diperdaya oleh hantu itu, Kau sangat lemah. Kau adalah sasaran empuk hantu.” Kata Man Wol membuka penutup matanya.
“Kau benar. Jika aku lebih keras dan bertahan, aku tak akan berakhir di sini. Aku menyesal menjadi manusia lemah yang sangat kau sukai.” Goda Chan Sung
“Apa kau bersikap sarkastik?” keluh Man Wool. Chan Sung pikir yang dimaksud adalah nasibnya.
“Aku tak menyesal membawamu dan menyulitkan hidupmu.” Ucap Man Wool
“Apa Kau benar-benar berpikir  melakukan itu?  Kau tahu pepatah, "Manusia menyulitkan hidupnya sendiri". Mungkin bukan karena kau menyeretku ke sini. Dan mungkin akulah yang mendorong diriku ke tempat ini.” Kata Chan Sung menuangkan segelas air. 





“Minumlah. Kau harus minum air sebanyak alkohol, sehingga kau tak akan merasa kering. Aku akan membawa roti saat kembali. Tempat yang kita kunjungi adalah toko roti terkenal. Ini adalah tempat yang dikunjungi komedian Kim Joon Hyun. Cobalah permainan "Satu Gigitan".” Kata Chan Sung mengebu-gebu.
“Kenapa kau bersikap baik? Kau membuatku gugup. Apa kau memberiku racun?” kata Man Wol menatap gelas yang diberikan Chan Sung.
“Aku ingin mencoba dan menjagamu. Jika aku memberimu air dan roti, siapa tahu? Daun sudah tumbuh dari pohon kering, mungkin bunga bisa bermekaran.” Kata Chan Sung
“Jangan lakukan, Apa Kau pikir aku benih yang bisa tumbuh saat kau beri air? Aku adalah pohon tua yang sudah kering selama lebih dari seribu tahun.” Tegas Man Wool
“Pohon itu kini berdaun, Sepertinya akan bermanfaat.” Kata Chan Sung yakin. Man Wol kesal Chan Sung yang mengganggunya.
“Apa aku mengganggumu? Katamu kau tak merasakan apa-apa. Sepertinya tak benar” goda Chan Sung lalu keluar ruangan. Man Wool tak bisa menahan amarah mengejar Chan Sung. 

“Kau Jangan lakukan... Jangan datang ke sini lagi.” Ucap Man Wool. Chan Sung ingin tahu alasanya karena harus bekerja.
“Kau tak harus datang ke sini. Aku akan membiarkanmu pergi.” kata Man Wol
“Kini aku tak punya tujuan. Aku meninggalkan hotel terakhir karena kau. Sekarang aku punya reputasi buruk dan aku tak bisa kembali.”kata Chan Sung
“Ada hotel lain yang disukai Forbes.” Ucap Man Wool. Chan Sung pikir  Mereka menyukai saat tak tahu dirinya bisa melihat hantu.
“Tapi Kini tak lagi Dan kau tak punya manusia lain selain aku.” Kata Chan Sung
“Kau yang ketiga di urutan. Ada 1 dan 2 di urutan, dan mereka lebih baik daripadamu...” kata Man Wool
“Oh, mereka! Mereka sangat tangguh dan kuat sehingga kau tak bisa memperdayainya. Kau butuh target yang mudah sepertiku. Manusia yang bisa membereskan dendam mereka. Di sini, aku nol.” Kata Chan Sung bisa melawan ucapan Man Wool.
“Chan Sung... Jika kau terus begini, aku benar-benar tak akan menyukaimu.” Kata Man Wool sudah tak bisa menahan emosi.
“Kau menyukaiku karena aku tak mengganggumu. Lalu Kau tak menyukaiku karena aku mengganggumu. Aku lebih suka yang terakhir. Aku akan menemani tamu ke luar.” Kata Chan Sung berjalan keluar hotel.
“Apa Dia akan terus membuatku kesal? Dia pikir aku bercanda karena kini pohon itu sudah pergi.” kata Man Wool menatap kesal Chan Sung.


Chan Sung dan hantu wanita pergi ke sebuah toko roti, wajah si wanita terlihat cukup senang.
Flash Back
Seorang wanita berjalan dengan tongkat masuk ke toko roti dan terlihat kebingungan karena tak melhatnya. Seorang pria mendekat bertanay Roti jenis apa yang dicari sambil memegang tangan si wanita agar bisa merasakan diatas roti.
“Roti yang kau panggang sekarang baunya sangat enak.” Ucap si wanita.
“Ini roti kastanye. Hangat, bukan? Dan lembut. Aku baru saja memanggangnya.” Kata si pria. Wanita itu senang bisa merasakan pria yang baik hati membantunya.


“Setiap kali pergi ke sana, dia memegang tanganku dengan hangat. Jantungku berdegup kencang, aku takut dia tahu bagaimana perasaanku. Aku bahkan tak pernah bicara dengannya dengan benar.” Cerita si hantu.
“Meski kau tak tahu wajah atau namanya. Tapi kau akan tahu pasti saat kau pegang tangannya, bukan? Jika kau memegangnya dengan tangan itu, maka kau hanya akan membuatnya takut. Haruskah kuberi tahu mereka dan mencari tahu?” ucap Chan Sung. Si hantu terlihat bingung.
“Baik, aku akan pinjamkan tubuhku.” Kata Chan Sung mengulurkan tangan dan si wanita pun masuk kedalama tubuh Chan Sung.
Bersambung ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar