PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hye Jun
sibuk memasang plester menutupi pintu dengan kalender. Kakeknya merasa kalau
cucunya menjadi kesulitan karena ia
tadi memperburuk keadaan. Hye Jun
mengucapkan Terima kasih sudah membelanya.
“Ayahmu
akan membunuhku.” Ucap Kakek Sa. Hye Jun menegaskan Ini semua karena dirinya
jadi akan membereskannya.
“Manusia
tak akan berubah. Saat aku membuat masalah, nenekmu yang selalu
membereskannya.” Ungkap Kakek Sa
“Aku suka
karena kau jujur sekali. Apa yang kau lakukan hari ini? Apa Kau pergi ke klub
tari?”tanya Hye Jun
“Tidak...
Aku muak. Aku ingin menghasilkan uang.” ucap Kakek sa. Hye Jun pikir Bagaimana
bisa menghasilkan uang, karena kakeknya Dulu saja tak bisa.
“Jika kau
mengatakan itu padaku, maka kau sama saja dengan ayahmu.”keluh kakek Sa
“Maaf. Maksudku
aku ingin kau bersenang-senang dengan uang yang aku berikan.” Ucap Hye Jun yang
sayang dengan kakeknya.
“Bagaimana
bisa begitu? Itu uang hasil jerih payahmu. Carikan aku pekerjaan. Kau kenal
banyak orang dan sering berkeliaran.” Ucap Kakek Sa.
“Baiklah.
Aku akan cari tahu.” Ucap Hye Jun.Kakek
Sa mengaku ingin memberi ayahnya uang.
“Dia
pulang lebih cepat karena bahunya sakit. Dia tak ke rumah sakit untuk berhemat.
Aku sedih.” Ucap Kakek Sa menangis Hye Jun yang melihatnya pun ingin menangis
memeluk kakeknya agar Jangan menangis.
[KEBAHAGIAAN
HARI - DEMI HARI SA YEONG-NAM]
Hye Jun
duduk di kamar tidurnya yang gelap sambil bergumam “Aku tak pernah punya kamar
sendiri. Sekarang, aku butuh kamar untuk bisa menangis sesukaku.” Ia pun
menatap kakeknya yang tertidur lelap lalu ia pergi ke atap rumah.
“Aku
bermimpi melakukan hal yang aku inginkan< dan memperoleh kamar serta rumahku
sendiri. Aku juga menolak hal yang tak
ditakdirkan untukku.”gumam Hye Jun menatap ke arah langit dan terlihat
pemandangan kota Seoul.
Pagi
Hari. Hye Jun melihat Nyonya Lee menunggu didepan gang lalu bertanya mau ke
mana, Nyonya Lee mengaku Liburan. Keliling Namhae tapi Sebelum pergi, ingin menyampaikan kabar bahagia secara
langsung. Hye Jun meminta gar cepat memberitahu kalau harus pergi. Nyonya Lee mengaku Tak bisa
cepat.
Flash Back
Nyonya
Lee didalam mobil dengan bahasa inggris yang fasih menelp Daniel berbasa basi
menanyakan kabarnya. Ia mengaku kalau Hye-jun bisa bekerja untuk Daniel
dan tidak pensiun tapi hanya pindah
agensi. Daniel pun ingin tahu Agensi apa
“Agensiku.
Jadi, mulai sekarang kau bisa menghubungiku. Aku memulai perusahaanku sendiri.”
Ucap Nyonya Lee. Daniel ingin tahu apa namanya.
“Namanya?
Nama perusahaanku adalah… Jjamppong!” ucap Nyonya Lee melihat ada stiker
restoran didepanya.
Hye Jung
tertawa mendengar nama "Jjamppong" lalu mengeluh kalau lebih suka
jjajangmyeon daripada jjamppong. Nyonya Lee mengaku lebih suka jjamppong. Hye Jun langsung
meminta maaf kalau tak bisa pergi. Nyonya Han kaget dan ingin tahu alasanya.
“Tak ada
uang untuk tiket. Aku harus sewa akomodasi juga. Aku tak bisa sendiri. Acaranya
tiga hari lagi, 'kan? Harus naik pesawat malam ini. Itu Tak mungkin bisa.” Ucap
Hye Jun. Nyonya Han menyadarkan Hye Jun.
“Terima
kasih, Min-jae, sudah memperhatikanku begini.” Ucap Hye Jun.
“Hei! Aku
susah payah mendapatkannya. Bagaimana bisa kau menolaknya?” keluh Nyonya Lee
kesal.
“Kenapa
kau berbohong? Hei... Lihat depan. Hati-hati. Tubuh berharga ini akan dipanggil
negara untuk penuhi kewajiban.” Ucap Hye Jun panik karean Nyonya Lee hampir
saja menabrak.
“Wajib
militer? Kapan kau akan pergi?”tanya Nyonya Lee. Hye Jun menjawab Bulan depan.
“Setelah
wajib militer, aku berniat berhenti. Turunkan aku di sana.” Kata Hye Jun
menunjuk ke arah depan. Nyonya Lee pun menurut
“Selamat
berlibur. Aku traktir makan jika sudah kembali.” kata Hye Jun turun dari mobil.
Nyonya Lee berteriak memangilnya tapi Hye Jun sudah cepat pergi. Ia pun hanya
bisa menjerit histeris karena Hye Jun menolak tawaranya.
Hye Jun
datang ke tempat Tuan Jung, Tuan Jung kaget apakah haru secepat ini. Hye Jun
menegaksan menolak permintaannya. Tuan
Jung tak percaya Hye Jung Tanpa basa-basi,langsung mengatakan pokok masalah..
Hye Jun mengaku sangat menghormati dan menyukai Tuan Jung.
“Terima
kasih atas tawaranmu.” Ucap Hye Jun. TuanJung mengerti kalau itu kemauan Hye
Jun.
“Mari
kita makan siang bersama.” Ucap Tuan Jung. Hye Jun mengaku ada janji. Tuan Jung
pikir Hye Jun sibuk sekali.
“Kau bisa
meluangkan waktu untuk orang lain Atau kau hanya mengada-ada?” ucap Tuan Jung
“Aku
berbohong. Aku tak bisa makan siang denganmu.” Ucap Hye Jun. Tuan Jung mengeluh
Hye Jun yang begitu rumit
“Apa kau
begitu hebat? Menurutmu aku ini apa? Apa Aku terlihat gampangan karena terima
penolakanmu? Kau benar-benar bodoh!Kau bisa jadi apa dengan otak itu? Karena
itu kau masih seperti ini.” Ucap Tuan Jung marah
“Jika
merendahkanku bisa membuatmu nyaman, lakukanlah.” Ucap Hye Jun
“Setiap
melihatmu, aku sadar bahwa ada alasan seorang manusia gagal. Kalian mulai
bersama. Lihat Hae-hyo kini. Karena dia punya dukungan, semua berjalan lancar
baginya. Kau akan mengakhiri hidupmu bekerja di lokasi konstruksi seperti
ayahmu. Kau harus mengingat hari ini.” Ucap Tuan Jung yakin
“Aku
terus menjaga sopan santun padamu sampai akhir.” Ucap Hye Jun akhirnya pergi
meninggalkan ruangan.
Hye Jun
keluar ruangan kaget melihat Nyonya Lee masih menunggu di depan gedug. Nyonya
Lee berusaha memanggil Hye Jun dari jendela kanan padahal duduk disebelah kiri
sambil mengaduh kesakitan. Hye Jun pun
mendekat bertanya apakah Nyonya Lee Ktak jadi liburan?
“Aku
melakukan hal gila, Hye-jun.” akui Hye Jun dan akhirnyamereka pergi ke
restoran.
“Min-jae,
orang bisa membuat kesalahan jika terpojok. Jika minta maaf, dia akan
mengerti.” Ucap Hye Jun melonggo kaget.
“Aku
mengurus tiket pesawat kalian saat bekerja di agensi. Ini hal sepele bagiku. Aku
sudah pesan akomodasi juga.” Kata Nyonya Lee
“Apa Aku
ke Prancis juga?”tanya Hye Jun melihat tiketnya. Nyonya Lee memberitahu Penerbangan
langsung ke Milan mahal jadi Harus transit di Prancis. Hye Jun tak percaya
dengan Nyonya Lee.
“Batalkan
semua janji. Pesawatnya pukul 18.00. Cepat pulang ambil paspormu. Jjamppong! Aku
tak bisa bilang itu hanya karangan. “ tegas Nyonya Lee. Hye Jun pun hanya bisa
menghela nafas panjang.
Jeong Ha
sibuk mengelap kaca, Jin Ju bertanya mereka perlu kuas apa. Jeong Ha menjawab
dengan cepat, Kuas shading, blusher, dan foundation. Jin Ju menyindir Jeong Ha
itu menjawab seperti mesin otomatis. Jeong Ha mengaku selalu memeriksa daftar
persediaan.
“Kau… bukan
tipe yang disukai orang.” Keluh Jin Ju. Jeong Ha menjawab kalau Jika tak suka, maka tak perlu menyukainya.
“Aku tak
berniat mengatakan ini…” ucap Jin Ju. Jeong Ha pikir Jika tak berniat, lebih
baik tak usah. Jin Ju berteriak marah
“Tolong
kontrol emosimu. Pikirkan dampaknya pada junior. Aku sungguh pandai melihat
orang.” Ucap Jeong Ha
“Akhirnya
kau menunjukkan taringmu. Kenapa? Apa menyenangkan makan dengan Hae-hyo? Bagaimana
kau bisa meninggalkanku?” ucap Jin Ju marah
“Aku tak
pergi karena ada yang harus dikerjakan. Apa Kau tanya kenapa aku
meninggalkanmu? Kau tak pantas mengatakan itu setelah mempermalukanku di depan
orang. Setiap orang punya sisi menyebalkan dalam dirinya. Bukan hanya kau yang
punya.” Ucap Jeong Ha marah. Jin Ju pun hanya diam saja.
“Astaga!
Benar-benar memuaskan. Perang sudah dimulai. Dia bisa menyerangmu. Aku sangat nyaman
karena dia fokus padamu. Lalu Bagaimana pertemuanmu dan Hye-jun?”tanya Su Bin
“Aku minta
dia untuk datang ke sini.” Kata Jeong Ha. Su bin pun berhara Hye Jun akan
datang bersama Won Hae-hyo.
“Jika
Hae-hyo datang, Bu Jin-ju akan mengomel habis-habisan. Jadi Kuharap dia tak
datang.” Ucap Jeong Ha.
“kau
panggil dia "Hae-hyo"? Setelah bertemu sekali, kau sok dekat? Butuh
waktu untuk tahu sifat asli. Rupanya kau sedikit sombong!” ucap Su Bin
“Bukan
sok dekat. Kami berteman.” Akui Jeong Ha. Su Bin berteriak kalau ini Luar
biasa. Jeong Ha mengaku Semuanya karena Hye-jun.
Di dalam
pesawat, Nyonya Lee terlihat bahagia melihat meja pesawat didepanya. Hye Jun
yang melihatnya berkomentar kalau Nyonya Lee seperti baru kali pertama naik
pesawat. Nyonya Lee mengaku memang benar. Hye Jun hanya bisa melonggo.
“Kau punya
bakat membuat orang terkejut.” Ucap Hye Jun tak percaya mendengarnya.
“Sampai
saat ini aku tak pernah hidup untuk diriku sendiri. Pemeran utama acara ini
adalah kau” ucap Nyonya Lee dan meminta agar memberikan jus jeruk.
Akhirnya
mereka sampai di Milan dan Hye Jun bertemu dengan model lainya. Ia make up dan
mengunakan rancangan designer dua, lalu berjala dengan gaya yang terlihat cukup
menawan. Nyonya Lee pun yang menemaninya terlihat senang.
Nyonya
Lee duduk di depan jendela melihat pemandangan kota dimalam hari sambil meminum
bir. Hye Jun pun mendekat berkomenatr kalau Jika ini Korea,maka lebih
enak minum di minimarket. Nyonya Lee mengaku baru dua hari di sini, tapi terasa
seperti sebulan.
“Pasti
membosankan bagimu sampai merasa seperti itu.” Komentar Hye Jun. Tapi Nyonya
Lee merasa Ini seperti mimpi.
“Aku tak
mencemaskan hidupku. Hanya berharap kau tampil maksimal. Melihatmu berhasil,
membuatku senang seolah aku ikut berhasil Apa ini? Membingungkan....” Ucap
Nyonya Lee penuh semangatl
“Itu
perasaan saat merasakan cinta.” Kata Hye un. Nyonya Lee pikir Mungkin jatuh
cinta. Hye Jun kaget mendengarnya.
“Bukan
denganmu, tapi proses ini!”ucap Nyonya Lee. Hye Jun menganguk mengerti. Nyonya
Lee merasa seperti Membantu orang untuk menjadi berhasil.
“Itu
sebabnya aku memintamu menjadi manajerku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun
bertanya apakah Hye Jun sungguh ingin
berhenti?
“Tidak,
tapi itu keputusan realistis.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee ingin tahua alasan Hye
Jung membuat keputusan itu
“Aku tak
lulus audisi film. Aku ingin bekerja dengan sutradara film itu. Itu harapan
terakhirku.” Cerita Hye Jun
“Siapa
yang terpilih?” tanya Nyonya Lee. Hye Jun menjawab Hae-hyo.
“Hei! Itu
tak benar. Aku tahu kau dan Hae-hyo. Tentu, Hae-hyo memang hebat. Namun, kau
sangat istimewa. Kau bisa menggerakkan hati orang. Kau bahkan menggerakkan
hatiku.” Ucap Nyonya Lee
“Semua
sudah berakhir. Bersulang!” ucap Hye Jun tak peduli. Keduanya pun menghabiskan
waktu mereka.
Nyonya
Lee baru saja sampai bandara mengeluh Hye Jun yang tidur di pesawat dan karena tak bisa makan.
Hye Jun bertanya apa rasa makanan enak. Nyonya Lee menjawab itu sangat enak.
Hye Jun ingin tahu Mereka sajikan apa. Nyonya Lee mnejawab Bibimbap.
Saat itu
Hae Hyo datang menyapa Nyonya Lee. Nyonya Lee pun membalas kalau sudah lama tak
bertemu dan mengucapakan Selamat sudah lulus audisi. Hae Hyo mengucapkan Terima
kasih dan meminta izin kalau ia yang antar Hye-jun pulang.
“Apa kau
mau kami antar?” tanya Hye Jun. Nyonya Lee menolak karena bisa naik bus dari sini.
“Apa Langsung
pergi ke salon?” tanya Nyonya Lee. Hae Hyo membenarkan kalau Karena Hye Jun ingin
pindah salon.
“Kau tak
akan menyesal.” Ucap Hye Ju. Nyonya Lee pun pamit pergi lebih dulu.
**
Jeong Ha
sibuk menghias wajah klien memberitahu kalau Nanti akan
tuliskan warna dan merek foundation nya. Saat itu Jin Ju dan direktur menyapa Hae Hyo datang dengan
Hye Joo.
“Ibumu
sering cerita mengenaimu. Kenapa baru datang sekarang?” ucap direktur.
“Aku
memaksanya untuk ke sini.” Kata Hye Joo. Direktur pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku
adalah teman An Jeong-ha.” Kata Hye Jun bangga. Direktur pun baru tahu kalau berteman
dengan Jeong-ha.
“Teman
dia adalah temanku juga.” Kata Hae Hyo. Jin Ju terliha kesal mendengernya.
Hye Jun
pergi ke ruang make up dengan bangga memberitahu Jeong Ha kalau membawa Hae Hyo
untuk diskon pesohor. Hae Hyo mengoda keduanya terlihat akrab sekali dan
berpikir kalau pernah bertemu
sebelumnya.
“Tidak.
Dia sangat ramah. Dia penggemarmu.” Ucap Hye Jun. Hae Hyo tak percaya
mendengarnya. Jeong Ha kaget kalau Hye Jun itu terlalu blak-blakan.
“Kenapa
baru beri tahu? Apa Kau penggemarku?” ucap Hae Hyo. Jeong Ha mengaku Tidak.
“Tak
apa-apa. Katakan saja. Tak perlu malu.” Kata Hye Jun. Jeong Ha mengeluh Hye Jun
itu mulut besar
“Kau
keterlaluan. Apa kita sedekat itu?”ucap Hye Jun marah. Jeong Ha melihat wajah
Hye Jun yang marah langsung meminta maaf.
“Kau
menakutinya. Leluconmu seperti sungguhan.” Kata Hae Hyo. Hye Jun tertawa dengan
rasa bangga kalau Kemampuan aktingnya meningkat dan berhasil membuat Jeong Ha
kaget. Jeong Ha pun kesal, Hye Jun akhirnya meminta maaf dan mereka tertawa
bersama.
“Apa yang
lucu? Aku juga ingin tertawa bersama.” Ucap Jin Ju datang menghampiri
“Ayo. Aku
buat kau tertawa. Kau dengan Jeong-ha saja.” Kata Hye Jun. Hae Hyo mengaku ingin
keramas. Jeong Ha pun mengantar Hae Hyo ke ruang cuci rambut.
Jeong Ha
meminta Hae Hyo agar Duduk sambil menunggu staf datang. Hae Hyo meminta Jeong
Ha agar Jangan merasa tertekan karena Meski sebagai penggemarnya tak perlu
sungkan. Jeong Ha mengaku benar-benar bukan penggemar Hae Hyo.
“Kenapa
kau terus menyangkal? Aku menjadi malu. Ini merepotkan. Kau terus mengelak. Apa
kau Hong Gil-dong?” keluh Hae Hyo
“Aku penggemar
Hye-jun. Waktu aku tak bisa bilang karena malu. Kau tahu situasinya.” Akui
Jeong Ha
“Apa Kau
tak malu denganku?” tanya Hae Hyo kaget. Jeong Ha membenarkan. Hae Hyo mengeluh Jeong Ha itu konyol sekali.
“Tolong
jangan beri tahu Hye-jun.” pinta Jeong ha. Hae Hyo mengeluh Kenapa harus begitu
“Karena
kau Won Hae-hyo. "Won Hae-hyo adalah orang yang hangat dan lembut. Di antara
model yang mengenalnya…" ucap Jeong Ha
“Cukup.
Hentikan. Apa kau menggali informasiku juga?” kata Hae Yo. Jeong Hae terus bicara
"…dia suka membantu dan berhati lembut."
“Baiklah.
Aku mengerti.” Kata Hae Hyo dan akhirnya Jeong Ha meminta agar tunggu sebentar.
Saat akan
pergi keluar ruangan, Jeong Ha dan Hye Jun berpapasan, keduanya bingung memilih
jalan yang mana agar tak bertabrakan. Akhirnya Jeong Ha mempersilahkan Hye Jun
jalan lebih dulu lalu bertanya mau ke mana. Hye Jun menjawab ke Toilet. Jeong
Ha pun menunjukan arahnya.
“Apa kau
senang karena melihat Hae-hyo?” ucap Hye Jun mengoda.
“Kau tak
seharusnya mengurusi hubungan orang, Pak.” Ucap Jeong Ha sopan.
“Apa kau
hanya bisa merias?” tanya Hye Jun. Jeong ha megaku bisa lakukan semua yang menggunakan tangan.
“Apa kau
bisa potong rambut?” tanya Hye Jun.
Jeong Ha mengaku bisa potong cepak untuk tentara atau anak tujuh tahun
ke bawah.
“Kami ada
pemotretan dua hari lagi. Datanglah.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha menebak pemotretan
Arena
“Ya.,, Kau
harus menang dari Bu Jin-ju. Apa Kau tak merasa ingin menang sesekali? Aku
membantumu seperti ini. Jika kau kalah, kau sungguh bodoh.” Ucap Hye Jun lalu
melangkah pergi.
“Sepertinya
dia pikir aku selalu kalah. Kali ini aku akan menang.” Kata Jeong Ha melihat
Hye Jun pergi.
Hye Jun
dan Hae Hyo pun mulai melakukan pemotretan. Hye Jun bergumam dalam hatinya.
“Aku tak
bisa menjelaskannya, tapi dalam hatiku, aku merasa sesuatu muncul. Aku
mengetahuinya. Kita bersinar dengan cara masing-masing.”
Ia
mengingat ucapan Nyonya Lee yang memberitahu alasan Hye Jun tak lulus audisi.
Ia menceritak kalau Awalnya sutradara memilih Hye Jun tapi pengikut Hae-hyo lebih banyak jadi dia
terpilih. Dan Hye Jun kalah karena
popularitas, bukan karena kemampuan.
“Kupikir
tak membandingkan adalah hal baik. Aku tertipu. Sekarang aku merasa lega.”
Gumam Hye Jun melihat dilayar besar iklan Hae Hyo.
Jeong Ha
sibuk membereskan salon, saat itu Hye Jun datang bertanya apakah sudah selesai.
Jeong Ha kaget karean Hye Jun datang tanpa kabar. Jeong Ha mengaku Ada yang
harus dilakukan. Jeong Ha bingung kalau
itu ada disalonnya.
“Tolong
potong rambutku. Potong cepak.” Ucap Hae Hyo duduk dikursi.
“Apa kau
ingin kembali menjadi anak tujuh tahun?” tanya Jeong Ha mengejek
“Aku akan
pergi wajib militer.” Ucap Hae Hyo mantap. Jeong Ha kaget karena idolanya akan
masuk wamil.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar