PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di dalam
mobil. Nyonya Lee mencoba menelp Tuan Yoon dengan penuh semangat tapi tak
diangkat. Akhirnya Ia mencoba menelp lagi, Tuan Yoon pun mengangkat dengan nada
kesal bertanya ada apa. Nyonya Lee mengaku hanya mau menyapa.
“Hubungi
aku jika kau butuh sesuatu.” Ucap Nyonya Lee penuh semangat.
“Min-jae,
kenapa kau tak memberitahuku? Tentang Sa Hye-jun! Katanya dia khianati Tae-su.
dan bergabung denganmu.” Ucap Tuan Yoon marah
“Tidak
begitu, Sutradara! Sekarang ada di mana? Aku jelaskan saat bertemu.” Kata
Nyonya Lee
“Lupakan
saja. Aku menjadi terlihat konyol.” Ucap Tuan Yoon. Nyonya Lee bingung bertanya
Siapa yang bilang begitu.
“Tae-su.”
Jawab Tuan Yoon lalu menutup telpnya. Nyonya Lee bingung memanggil Tuan Yoon
lalu mengumpat marah. Ia mencoba menelp Tuan Lee tapi tak diangkat
“Kubilang
angkat... Kubilang angkat!” teriak Nyonya Lee marah.
Di dalam
ruangan, Tuan Lee melihat di komputernya [KATA KUNCI POPULER PER JAM, TINDAK
KEKERASAN PARK DO-HA. TUDUHAN TINDAK KEKERASAN, PARK DO-HA DORONG PENGGEMAR] Ia
pun mengeluh kalau Do Ha memang benar-benar menyusahkan.
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Do Ha akhirnya datang. Tuan Lee pikir Tak perlu cemas.
“Apa Kau
tak bisa menghentikan satu artikel?” keluh Do Ha. Tuan Lee mengaku bisa.
“Ini
sudah terjadi, tinggal diatasi dengan baik.” Kata Tuan Lee. Do Ha bertanya
Bagaimana mengatasinya
"Jika
tak bisa serang pesannya, seranglah pembuat pesan." Ucap Tuan Lee santai.
“Pesan
itu tak benar.Bagaimana aku bisa tahu dia penggemarku? Dia tiba-tiba
memelukku.” Kata Do Ha marah
“Aku akan
mengurusnya. Jadi, tenangkan dirimu.”ucap Tuan Lee. Do Ha pun ingin tahu
Bagaimana akan mengurusnya
“Kita belum
lama kenal. Bukan begitu? Bagaimana aku bisa memercayaimu?” ucap Do Ha
“Rupanya
kau setipe denganku. Kenapa harus percaya? Wajar tak percaya. Bukankah lebih
baik jika kau tak tahu cara penanganannya? Jika ada yang salah, tak hanya
melibatkanku. Kau bisa kena imbasnya juga.” Ucap Tuan Lee
“Kau
yakin bisa menangani ini dengan baik, 'kan?” ucap Do Ha memastikan.
"Park
Do-ha Kedua". Ganti judul beritanya. Tidak lihat namanya paling dicari
hari ini? Karena basis penggemarnya kuat, juga ada gelombang Korea, dia tak
akan kandas begitu saja. Tapi aku tak mau Hae-hyo dikaitkan dengannya.” Ucap
Nyonya Lee di telp
“Baiklah.
Kita mendompleng Park Do-ha untuk kali ini. Apa Hae-hyo pergi syuting iklan?”
tanya Nyonya Lee
Hae Hyo
sudah ada disalon bertanya pada Jeong Ha apakah sudah selesai. Jeong Ha
menganguk dan akan siap pergi, tapi ponselnya bergetar. Hye Jun mengirimkan
pesan [Pekerjaanmu lancar!] Wajah Jeong Ha langsung tersenyum lebar.
“Sembunyikan
ekspresimu.” Keluh Hae Hyo. Jeong Ha meminta izn agar bisa telepon sebentar
“Hei,
jika terima pesan, balas dengan pesan. Dia akan kaget jika ditelepon. Ucap Hae
Hyo. Jeong Ha mengaku sengaja.
Tapi
akhirnya Jeong Ha membalas [Berjalan lancar. Sampai jumpa pukul 20.00.] Hae Hyo
heran Jeong Ha yang tak telepon. Jeong
Ha melihat Hye Jun tanya pekerjaannya lancar atau tidak, tapi pakai tanda seru
dan Biasanya pakai tanda tanya saat bertanya.
“Apa
maksudnya ini? Dia yakin bahwa pekerjaanku berjalan lancar.” Ucap Jeong Ha
“Kenapa
bertanya jika kau menjawab pertanyaanmu sendiri?” keluh Hae Hyo. Jeong Ha pun
pikir benar lalu memina maaf.
“Kau
sangat menyukainya?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha mengaku sangat menyukainya lalu
mengajak berangkat.
Hye Jun
dan kakeknya sudah naik truk dengan bertuliskan REPARASI DAN KONSTRUKSI
YEONGNAM. Ia memastikan kalau kakeknya Pasang sabuk pengaman. Kakek Sa pun
penuh dengan semangat mengajak untuk segara berangkat.
Hae Hyo
sibuk olahraga lalu berbaring kelelahan dan mengaku butuh asupan gula. Saat itu
disampingnya sudah 1 dus donat, dan makan dengan senyuman bahagia kalau rasanya
Enak. Jeong Ha melihat jam tanganya terlihat gelisah. Sutradara berteriak “CUT”
“Aku mau
kau makan dan menyisakan sedikit di bibir. Kau Lelah karena makan terus ‘kan?”
ucap Sutradara
“Tidak.
Aku suka karena enak.” Kata Hae Hyo. Sutradara pikir kalau Komentarnya bagus.
“Perbaiki
riasan dulu sebelum mulai. Tim penata rias!” ucap Sutradara. Jeong Ha pun
berjalan mendekatinya.
Jeong Ha
merapihkan make up, lalu mengeringkan keringat dan melihat kalau Hae Hyo itu
kepanasan. Hae Hyo gugup berada didekat Jeong Ha, Tissue yang dipegang Jeong Ha
hampir jatuh, Hae Hyo langsung menangkapnya. Jeong Ha pun mengucapkan Terima kasih.
Hae Hyo terliha makin gugup.
Hye Jun
sudah merapihkan baju kakeknya dan terlihat sedikit gelisah. Kakek Sa pikir
kalau teman Hye Jun tak datang. Hye Jun yakin kalau Jeong Ha itu pasti menepati
janji. Saat itu Jeong ha menelp, Jeong Ha baru saja keluar dari gedung.
“Bagaimana
ini? Aku tak enak dengan Kakek. Sampaikan permohonan maafku.” Ucap Jeong Ha
gugup.
“Tak
apa-apa. Tak perlu datang jika sibuk. Jangan repot-repot.” kataHye Jun
“Tidak!
Sudah selesai. Aku akan tiba dalam 20 menit” ucap Jeong Ha. Hye Ju mengerti.
Saat itu Hae Hyo datang mengatakan kalau akan mengantar.
Di dalam
mobil, Hae Hyo melihat Jeong Ha terlihat gugup didalam mobil. Sebuah mobil van
pun masuk, Manager Hae Hyo memberitahu kalau sudah sampai. Jeong Ha pun
mengucapkan Terima kasih dan langsung bergegas pergi.
“Saat
itu, aku memilih persahabatan daripada cinta. Kini aku mau membuat pilihan
berbeda. Masih ada kesempatan.” Gumam Hae Hyo.
Jeong Ha
bergegas masuk dan langsung membuka pintu ruangan langsung meminta maaf karena
telat pada Kakek Sa. Kakek Sa pun merasa
tak masalah. Saat itu Hye Jun tersenyum bahagia melihat Jeong Ha yang datang.
Akhirnya
Jin U mengambil foto dengan kakek Sa . Kakek Sa terlihat bisa bergaya didepan
kamera. Jin U memuji kakek Sa yang Luar biasa. Hye Ju pun membantu dengan
memegang refleksikan.
Mereka
pun duduk dicafe, Kakek Sa pikir Seharusnya mereka minum bersama tapi tak bisa
karena mereka berdua harus menyetir. Ji U pikir bisa minum bersama lain kali
karena Ada banyak waktu. Kakek Sa pikir Tidak karena saat seusianya tak aneh
jika hidupnya berakhir hari ini.
“Kakek,
kau merusak suasana.” Keluh Hye Jun. Jeong Ha pun meminta agar bisa Bernyanyilah.
“Hei, apa
kau boleh begitu pada Kakek? Tapi Tentu boleh. Bernyanyilah.” Ucap Jin U
“Hentikan.
Tak pantas bernyanyi di sini.” Keluh Hye Jun. Jin U mengaku hanya bercanda dan mengeluh Hye Jun itu terlalu
serius.
“Ini
bukan dokumenter, tapi acara hiburan” kata Jin U. Hye Jun tersenyum mengaku juga
bercanda. Jin U tak percaya kalau temanya itu bercanda dengan wajah serius.
“Kenapa
kalian bisa seharmonis ini?” kata Kakek Sa melihat ketiganya tertawa. Jeong Ha
pun mengajak mereka bersulang.
“Kakek
akan memimpinnya, 'kan?” ucap Jeong Ha. Kakek Sa pikir Sebelum itu, mau berterima kasih dulu.
“Hari
ini, aku banyak belajar dari kalian. Saat berusia 20 tahun, aku tak sepintar
kalian, tapi aku sudah punya anak. Itu adalah hal terbaik dalam hidupku karena
putraku memberikan Hye-jun.” ungkap Kakek Sa
“Setelah
bertemu Hye-jun, aku bertemu dengan Jin-u dan Jeong-ha. Hari ini sangat
menyenangkan. Dan aku sangat iri dengan kalian. Selain itu… Terima kasih… atas
kebaikan kalian. Mari kita bersulang.” Ucap Kakek Sa
“Ada satu
hal lagi yang harus dirayakan. Hye-jun terpilih membintangi miniseri.” Ucap Jin
U
“Itu
belum pasti. Aku belum bertemu sutradara.” Kata Hye Jun. Jin U yakin Jika
Min-jae bilang dapat, artinya Hye Jun terpilih.
“Bagus
sekali. Hari ini kita bersulang untuk hidup. Terima kasih!” Kata Kakek Sa.
Mereka pun terlihat bahagia bersulang bersama.
Gyeong
Jun memeriksan seluruh ruangan yang akan menjadi rumahnya. Seorang pria
menyuruh Gyeong Jun agar bisa periksalah dengan teliti dan megaku sengaja
menyembunyikan unit ini untuk diberikan ke kenalannya. Gyeong Jun pikir Jika
sewa 400.000 won…
“Murah
sekali.” gumam Gyeong Jun lalu mengaku kalau ini Lumayan juga.
“Bukan
sekadar lumayan, tapi sangat bagus.” Kata si Pria menyakinkan. Gyeong Jun
bertanya apa Tak ada hipotek
“Kau
penuh kecurigaan. Pasti tak akan pernah kena tipu.” Ucap Si pria. Gyeong Jun
pikir Ada pernyataan kepemilikan dan surat kuasa, Si pria mengaku ada dan
menyuruh untuk duduk.
“Ini
surat kuasa dari pemilik. Ini sertifikat keaslian segel. Coba lihat.” Ucap si
pria memberikan beberapa lembar surat
“Aku harus
tanda tangan kontrak langsung dengan pemilik.” Kata Gyeong Jun
“Jika tak
percaya, tak usah. Ada banyak orang yang mau sewa unit ini.” Kata si pria
“Astaga...
Siapa bilang tak jadi sewa?” kata Gyeong Jun menahanya. S pria mengaku suka
orang elite.
“Aku
merayu pemilik rumah karena kau bekerja di bank. Coba lihat ini. Ini pernyataan
kepemilikan. Tanggal cetak hari ini. Pemindahan kepemilikan kepada pemilik,
Kwon Nam-hui. Kau lihat, 'kan? Dan kau bisa lihat pemilik sudah bayar
cicilannya. Jadi, tak ada hipotek.”kata si pria mencoba menyakinkan.
“Apa Kau
mau tanda tangan?” tanya si pria. Gyeong Jun pun menganguk.
Di
ruangan Tuan Lee sibuk melihat [SEPULUH KATA KUNCI PALING DICARI TINDAK
KEKERASAN PARK DO-HA]
Ia pun
membaca artikel [MELAKUKAN KEKERASAN MUNGKIN MENYERANG PENGGEMARNYA, PARK DO-HA
MENDORONG PENGGEMAR] Dan video saat Do
Ha mendorong fans yang mencoba mendekatinya.
[AKU
KASIHAN PADA DO-HA, PENGGEMAR BODOH ITU
YANG SALAH, JANGAN MENGEJEK DO-HA KENAPA MEMEGANGNYA MESKI DITOLAK, JANGAN
PURA-PURA JADI KORBAN, JANGAN BUAT DO-HA JADI PENJAHAT, PENGGEMAR ITU GILA]
[AKU AKAN
MEMUKULNYA JIKA JADI DIA KAU TAK PANTAS JADI PENGGEMAR BAGAIMANA DENGAN PARK
DO-HA? DIA DISAKITI SECARA MENTAL TAK SEMUA BISA MENJADI PESOHOR DIA HANYA
MEMBELI KOPI]
Beberapa fans akhirnya memberikan komentar dan ada banyak dukungan. Tuan Lee pun bisa dengan tenang melihatnya.
Tuan Lee
berkomentar kalau Berita sudah berhasil
diredam. Manager memuji Tuan Lee agar sungguh luar biasa, Tuan Lee memintaagar
mengirimkan hadiah kepada reporter yang menulis berita hari ini. Manager
bingung ingin tahu alasanya.
“Kau tahu
alasan petualang itu melepas bajunya dalam Fabel Aesop? Jika kau kepanasan, kau
akan melepas bajumu meski dilarang.” Ucap Tuan Lee. Si manager terlihat
bingung.
“Kau tak
mengerti, 'kan? Belajar dariku. Aku akan bantu kau mandiri.” Ucap Tuan Lee. Manager mengerti akan lakukan yang
terbaik.
“Antar Do-ha. Aku akan pergi dari sini.” Kata Tuan Lee. Manager menganguk mengerti.
Tuan Lee
akan masuk mobil. Nyonya Lee keluar dari mobil berteriak marah memanggilnya dan
bertanya Kenapa tak angkat teleponnya. Tuan Lee mengaku sibuk karena harus urus
berita Park Do-ha. Nyonya Lee tak percaya karena pikir Tuan Lee sudah berubah
“Aku
pikir kau berubah karena sudah menjadi direktur agensi besar dan menghasilkan
uang. Aku tak memintamu untuk melakukan apa pun.” Ucap Nyonya Lee marah
“Rupanya
sudah bertemu Sutradara Yoon. Karena itu, kau sadar sudah diolok-olok olehku. .”
Ucap Tuan Lee.
“Kenapa
kau melakukan itu?” kata Nyonya Lee marah. Tuan Lee pikir Nyonya Lee mengharapkan bimbingan darinya Jadi sengaja
memberikannya.
“Apa yang
harus kupelajari di sini?” ucap Nyonya Lee marah . Tuan Lee pikir Nyonya Lee harus
terbiasa dengan ini saat membesarkan pemula.
“Ada
banyak bajingan yang memberi lalu merebut kembali. Aku sengaja memberimu
bocoran. Aku tahu kau berterima kasih.” Ejek Tuan Lee masuk ke dalam mobil.
“Sangat
berterima kasih sampai mau menangis.” Kata Nyonya Lee marah
‘Tak
boleh begitu. Kau harus menangis darah. Aku akan menghalangimu jika kau
terlibat denganku.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Lee ingin tahu alasanya.
“Karena
kalian pergi meninggalkanku.” Kata Tuan Lee. Nyonya Lee kesal kalau Tuan Lee
yang memulai masalah!
“Apa kau…
sudah beri tahu Hye-jun bahwa dia terpilih? Kini kau harus menyangkal itu.
Bagaimana ini? Aku sengaja mengincar itu untuk menyiksa kalian.” Ucap Tuan Lee
“Hei!
Kau… Kau… Kau sungguh bukan manusia!”teriak Nyonya Lee marah
“Benar!
Bimbinganku membuahkan hasil. Manajer bukan manusia. Kita beda spesies.
Bahasanya pun berbeda.” Ucap Tuan Lee lalu pergi. Nyonya Lee hanya bisa
terdiam.
Nyonya
Lee hanya terdiam di dalam mobil, dan akhirnya menangis. Saat itu Pesan dari
Jeong Ha dengan foto berempat dengan kakek Lee. [Kami merayakan terpilihnya Hye-jun
bintangi drama. Pasti akan lebih menyenangkan jika kau ikut bersama kami.]
Nyonya Lee langsung menangis karena tahu kalau Hye Jun sebenarnya tak mendapatkan drama, tapi seperti hanya jebakan saja.
Tuan Lee
berjalan masuk ke dalam sebuah bar dan
memastikan kalau Ruangan biasa,
Pelayan mengatakan kalau sudah disiapkan. Tuan Lee meminta agar memastikan tak
ada yang melihat. Pelayan mengerti kalau akan berhati-hati.
“Ayo...
Katakanlah.. Bagaimana menanganinya?” tanya Do Ha akhirnya duduk dalam ruangan.
“Ada dua
cara untuk meredam berita. Satu, manipulasi komentar.Dua, meredam berita dengan
berita. Apa kini kau memercayaiku?” ucap Tuan Lee. Do Ha tersenyum menurutnya itu lumayan.
“Orang
yang tak mudah percaya seperti kita, hanya memercayai angka. Angka suka dan tak
suka. Jika kau mau membuat orang memihakmu, hanya perlu memanipulasi angka
itu.” Kata Tuan Lee
“Ternyata
kau lebih pintar dari yang kuduga.” Puji Do Ha. Tuan Lee memberitahu kalau ia shio
ular, kelahiran 1977. Do Ha terlihat gugup.
“Kau
boleh anggap aku kakakmu.” Kata Tuan Lee dan Do Ha pun memanggilnya Hyung.
“Mari
kita hidup selamanya di dunia yang menyenangkan ini, Do-ha! Mari kita hidup
lama!” ucap Tuan Lee lalu beberapa wanita masuk ruangan. Do Ha kaget tapi Tuan
Lee seperti biasa memanggil wanita.
Tuan Sa
baru saja akan masuk rumah melihat ayahnya turun dari mobil. Kakek Sa
mengucapkan Terima kasih pada Jin U yang mengantarnya. Tuan Sa melihat kalau
itu mobil Jin-u tapi kenapa ayahnya turun dari mobil Jin U.
“Ada apa
dengan baju Ayah? Apa Ayah kira masih remaja?” ejek Tuan Sa melihat gaya
ayahya.
“Memang
kenapa? Yang penting terlihat bagus.” Ucap Kakek Sa masuk rumah.
Nyonya Ha
menyambutnya melihat Hari ini Kakek Sa pulang telat dan bertanya apakah minum
miras. Kakek Sa mengaku hanya minum satu gelas dan kaget kalau Nyonya Han bisa
tahu. Tuan Sa pun datang. Nyonya Han pikir suaminya pergi bersama Ayah?
“Tidak.
Bertemu di depan. Di mana Hye-jun? Kalian pergi bersama, 'kan?” ucap Tuan Sa
“Anak muda
sibuk. Tak sama dengan ayah. Hye-jun akan bintangi drama. Itu… Miniseri atau
apa pun itu.” Kata Kakek Sa. Nyonya Han pun berteriak bahagia.
“Perlakukan
dengan baik. Jangan sampai menyesal.” Ucap Kakek Sa. Tuan Sa pikir kenapa
menyesal karena menurutnya Itu semua demi kebaikannya.
Hye Jun
menghentikan mobil di depan minimarket. Jeong Ha mengaku Ini terasa tak nyata
karena Hye Jun itu menyetir truk ini. Hye Jun bingung Kenapa merasa begitu.
Jeong Ha pikir Keberadaannya tak terasa nyata bahkan bisa bersama saat ini juga
tak terasa nyata.
“Apa aku
boleh memotret? Aku ingin merekam momen ini.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pun
memperbolehkan dan langsung bergaya didepan stirnya.
“Aku akan
pastikan ini terasa nyata. Apa Mau menonton bioskop?” ucap Hye Jun
“Ya. Ayo
menonton film yang dinominasikan untuk Academy Awards.” Kata Jeong Ha. Hye Jun
pun melepaskan sabuk pengamanya. Jeong Ha bingung.
“Aku
antar sampai depan pintu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pikir tak perlu. Hye Jun
tetap turun dari mobil. Jeong Ha mengeluh kalau Hye Jun sungguh tak menurut.
Hye Jun
pun dengan berani memegang tangan Jeong ha mengantarnya sampai depan rumah.
Jeong Ha pikir Hye Jun sadar kalau Tak turun hujan dan mengaku Tiap turun
hujan, teringat seseorang. Hye Jun mengoda bertanya siapa.
“Harus
aku jawab atau tidak?” ejek Jeong Ha. Hye Jun mengaku Saat ragu harus jawab
atau tidak, tapi harus menjawabnya.
“Aku tak
mau jawab.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun hanya tersenyum lalu menyuruh Jeong Ha masuk
lebih dulu.
“Kau pergi
lebih dulu” kata Jeong Ha. Hye Jun menolak karena mau lihat Jeong Ha masuk.
“Aku takkan pernah menang, 'kan?” keluh Jeong Ha akhirnya melepaskan tangan Hye Jun lau masuk rumah. Hye Jun pun melambaikan tangan pada Jeong Ha.
Hye Jun
menunggu di bioskop, Jeong Ha melihat Hye Jun langsung mendekatinya. Keduanya
pun masuk ke dalam bioskop. Hye Jun bertanya apakah Jeong Ha sudah makan. Jeong
Ha mengaku pasti makan tiga kali sehari dan bertanya balik. Hye Jun mengaku
juga sudah makan.
“Setidaknya
makanlah sedikit. Berondong tak baik untuk perut kosong.” Ucap Hye Jun
memberikan popcorn. Jeong Ha mulai memakainy.
“Berondong
karamel.” Kata Jeong Ha. Hye Jun mengaku menyukainya dan bertanya apakah Jeong
Ha tak suka.
“Berondong
karamel yang terbaik.” Kata Jeong Ha. Hye Jun tersenyum mendengarnya lalu
bertanya apa Belum mulai.
“Berondong
karamel yang terbaik.” Kata Jeong Ha. Hye Jun tersenyum mendengarnya lalu
bertanya apa Belum mulai.
“Pukul
berapa sekarang?” ucap Hye Jun ingin mencari ponselnya. Jeong Ha pikir akan
memberitahu lalu meraja jam tanganya.
“Pukul
06.55. Ini jam untuk tunanetra. Menggunakan indra perasa.” Ucap Jeong Ha. Hye
Jun mengaku baru lihat.
“Ini
menit... Lalu Ini jam.. Apa Mau coba? Aku ingin hidup berempati pada orang
lain. Ini salah satu upayaku.” Kata Jeong Ha.
Hye Jun
akhirnya memegang tangan Jeong Ha meraba jam tangannya. Jeong Ha terlihat gugup
karena sangat dekat. Jeong Ha akhirnya bisa tahu kalau sekarang Pukul 07.00 dan
mereka pun mulai menonton film.
Di rumah,
Nyonya Lee tak bisa tidur lalu melihat nama HYE-JUN di ponselnya karean harus
memberi tahu Hye-jun dan Makin menunda, makin buruk. Tapi Nyonya Lee yang
frustasi merasa sudah memutuskan dan harus tidur lagi.
[INGATLAH
UNTUK VAKSIN KANKER SERVIKS]
Jin U
bahagia karena Akhirnya hari H lalu memberikan foto pada Hae Na dengan pesan
[Bukti sudah lengkap.] Hye Jun datang melihat Jin U sudah menunggunya. Jin U
pikir wajah Hye Jun itu berkilau sekali. Jin U pikir apa Tak terlihat bengkak,
karena bangun subuh.
“Aku menonton
film pagi dengan Jeong-ha karena dia harus bekerja.” Ucap Hye Jun
“Kau mau
dipukul? Jika itu bengkak, aku mau terlihat bengkak selama setahun penuh. Lalu Sejak
kapan dengan Jeong-ha?” ejek Jin U
“Kau juga
punya pacar. Kenapa tak bisa beri tahu aku?” keluh Hye Jun. Jin U mengaku
sangat ingin memberitahu
“Aku
sangat ingin bicara, tapi… Aku sungguh frustrasi.” Kata Jin U. Hye Jun pun
meminta agar Jangan beri tahu aku.
“Kenapa?”
kata Jin U heran. Hye Jun menegaskan tak mau ikut menderita. Jin U mengumpat
kesal
“Kau…lebih
suka aku atau Jeong-ha?” tanya Jin U. Hye Jun menjawab Jeong-ha.
“Aku yang
bodoh mengharapkan kesetiaan pada pria.” Keluh Jin U. Hye Jun pun bertanya Jin
U lebih suka siapa
“Tentu
Hae-na.” Kata Jin U keceplosan. Hye Jun berteriak kaget karena temanya sudah
gial dan menurtnya Hae Na sudah seperti adiknya.
“Kau Jangan
bilang.” Kata Jin U panik. Hye Jun pikir itu Saat ketahuan dan meminta gaar
jangan bilang mengetahuinya pada Hae Hyo.
“Ini
portofolionya, 'kan? Kenapa dua?” ucap Hye Jun. Jin U memberitahu Satu untuk disimpan.
Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih.
“Kau
sekarat, tapi masih sopan.” Ejek Hye Jun. Jin U pikir Hye Jun akan mati
ditanganya.
“Kau
pasti mati di tangan Hae-hyo.” Ejek Hye Jun lalu melangkah pergi. Jin U panik
dan berteriak kesal.
***
Bersambung
ke part 3
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar