PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hae Na
menunggu dengan wajah gugup. Jin U datang dengan mobilnya. Hae Na pun langsung
naik kedalam mobil lalu bertanya Mau ke mana karena tak mau ke hotel. Jin U menawarkan
ke vila. Hae Na menolak kalau tak mau ke vila.
“Hae-na...Tak
perlu pergi jika kau tak mau.” Ucap Jin U gugup. Hae Na pikir mereka harus
pergi karena sudah janji.
“Aku
adalah orang yang sangat menepati janji. Pikiran itu tak boleh berubah. Ayo berangkat.”
Kata Hae Na. Jin U akhirnya mengemudikan mobilnya.
Mereka
pun sampai didepan kamar. Jin U mencoba menekan kartu dibagian daepan kamar
tapi tak bisa terbuka. Hae Na heran Jin U yang tak bisa buka pintu. Jin U
mengaku tak sering melakukannya. Hae Na akhirnya mengambil kartu dari tangan
Jin U
“Biar aku
saja. Aku sering ke sini.”kata Hae Na menekan dibagian gagang pintu. Jin U
kaget dan Hae Na mengaku Bersama keluarga. Jin U pun bisa bernafas lega.
Jin U
sudah menghias kamar bertuliskan [AKU CINTA KAU, HAE-NA] dan juga bunga
dimana-mana. Hae Na mengejek kalau iniKekanak-kanakan, Jin U pikir kalau memang
kekanak-kanakan dan yakin kalau Hae Na suka karena itu. Hae Na membenarkan kalau suka karena level
kita berbeda.
“Apa Mau
minum sampanye dulu?” tanya Jin U yang terlihat gugup. Hae Na menolak.
“Apa yang
ingin kau lakukan?” ucap Jin U bingung. Hae Na mengaku orang yang berorientasi
pada tujuan.
“Kita ada
tujuan datang ke sini.” Kata Hae Na memeluk Jin U dan langsung menciumnya, saat
itu Jin U pun terhanyut sampai mereka posisi berbaring disofa lalu sedikit
menjauh.
“Aku
sudah mengenalmu sejak kecil. Kurasa ini tak benar. Aku tak pantas melakukan
ini. Kau masih anak-anak. Mari kita lakukan nanti. Ayo main denganku di sini.
Minum ini, menonton drama.” Ucap Jin U gugup
“Bajingan
gila!” teriak Hae Na marah. Jin U kaget karena Hae Na bisa memanggilnya begitu
“Kau bukan
kakakku! Kita tak sedarah! Tahukah kau… betapa aku sangat menantikan hari ini.”
Ucap Hae Na marah
“Baiklah...
Ayo. Tinggal dilakukan.” Ucap Jin U. Hae Na kesal mendengar "Tinggal
dilakukan” dan bergegas pergi karena Minatnya hilang.
“Hae-na.
Ini salahku.” Ucap Jin U menahanya pergi. Hae Na yang marah meminta agar
melepaskan tanganya. Jin U pun akhirnay melepaskan tanganya.
“Kau
bukan seorang kakak. Kau pecundang yang tak ambil kesempatan.”ucap Hae Na marah
Kakek Sa
berlatih dikamar, Hye Jun datang melihat kakeknya bertanya Apa tak melelahkan
dan meminta agar Jangan terlalu dipaksakan. Kakek Sa mengaku Tak dipaksakan dan
merasa suka meski lelah. Hye Jun membeirtahu kalau Portofolio kakeknya sudah
selesai.
“Yang ini
untuk kenang-kenangan.” Ucap Hye Jun menyimpan berkas dilaci kamarnya.
“Hasilnya
bagus sekali.” ucap Kakek Sa bangga. Hye Jun memuji kakeknya yang keren.
“Kakek, waktunya makan!” teriak Gyeong Jun. Kakek Sa meminta agar Sembunyikan ini.
Gyeong Ju
melihat Lauk hari ini memuaskan. Nyonya Han memberitahu kalau Hye-jun terpilih
bintangi drama dan merasa senang sekali karena Tampaknya semua mulai berjalan
lancar. Gyeong Ju melihat adiknya datang dengan kakeknya.
“Apa Kau
bintangi drama? Stasiun mana?”tanya Gyeong Jun. Hye Jun menjawab tak tahu.
“Kau
terpilih tanpa tahu di stasiun TV apa?” kata Gyeong Jun tak percaya.
“Rumah
yang kau sewa terlalu murah. Padahal lokasinya di Yeouido. Apa itu Bukan tempat
bermasalah?.” Ucap Tuan Sa akhirnya datang
“Apa Ayah
tak mengenalku? Aku bisa dapat harga murah karena aku terus mencari.” Ucap
Gyeong Jun bangga
“Ayah
percaya padamu. Kau tak perlu diceramahi. Apa Kau pindah pekan depan?
Menggunakan layanan pindahan?” kata Tuan Sa
“Kau bisa
bantu dia pindahan. Semua perabot sudah tersedia. Bawaannya tak banyak.” Ucap
Nyonya Han
“Hari itu
aku tak bisa. Ada proyek.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han pun akan membantunya.
“Kenapa
harus Ibu? Itu melelahkan. Biar aku yang bantu.” Ucap Hye Jun. Gyeong jun pikir
adiknya sibuk syuting.
“Aku
Bahkan belum pembacaan naskah.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han menyindir Ada banyak
pria di keluarga ini, tapi hanya Hye Jun yang membantu ibunya.
“Ibu.. Itu tak baik. Memuji satu orang sambil
menyinggung banyak orang.” Kata Hye Jun dengan nada mengejek
“Kau
pandai bicara.. Ayo Makan yang banyak. Ibu masak untukmu. Setelah makan, beri
tahu ibu tentang dramamu secara detail, termasuk sutradara dan penulisnya.”
Ucap Nyonya Han memberikan lauk pada anaknya.
Hye Jun mencoba menelp Nyonya Lee tapi tak diangkat. Pagi harinya, kakek Sa olahraga ditaman dan akhirnya berteriak diatas tebing “Tunggu aku, Yeong-nam! Ayah akan melaju!” Hye Jun akhirnya pergi ke rumah Nyonya Lee mengendor pintu tapi tak ada yang keluar.
Akhirnya Ia mencoba menelp Nyonya Lee lalu pintu terbuka. Hye Jun menatap wajah Nyonya Lee yang tak karuan lalu tertunduk meminta maaf dan berpikir Hye Jun bisa memecatnya. Hye Jun hanya terdiam melihat Nyonya Lee yang tak ada kabar.
“Setelah
dipikir-pikir, aku tak pantas menjadi manajermu. Aku sembrono, suasana hatiku
mudah berubah, dan suka ikut campur.” Ucap Nyonya Lee
“Kau Pintar
kritik diri sendiri juga.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee pikir kalau ia tak bisa
membantunya.
“Premismu
salah. Aku percaya kerja untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain.” Kata Hye
Jun. Nyonya Lee mengaku tahu.
“Semua
selalu bilang begitu. Tapi Tahu dan tak lakukan lebih buruk dari tak tahu. Jika
aku tahu Pak Lee terkait dengan ini sejak awal, aku akan menahanmu.” Ucap Hye
Jun
“Aku tak
menganggap ini serius. Bukan aku yang membuatmu bintangi film itu. Aku tak
lakukan apa pun. “ kata Nyonya Lee
“Yang penting
kau belajar dari kejadian ini. Karena tak ada yang gratis.” Ucap Hye Jun
“Terima
kasih sudah bicara begitu. Kau luar biasa. Bagaimana bisa setenang ini?” ucap
Nyonya Lee
“Aku
sering mengalami hal ini. Aku tahu cara menanganinya. Alasan aku marah padamu…”
kata Hye Jun
“Aku
introspeksi begini, apa kau marah?” keluh Nyonya Lee. Hye Jun menegaskan kalau Melakukan
kesalahan itu wajar.
“Namun,
aku tak suka kau menghindari masalah. Manajer yang tak bisa kuhubungi adalah
yang terburuk.” Kata Hye Jun marah
“Kau
sedang memarahiku?” kata Nyonya Lee tak percaya. Hye Jun heran Nyonya Lee yang menyuruh
memecatnya.
“Itu
diucapkan terakhir.” Tegas Hye Jun memperingati. Nyonya Lee mengaku bercanda.
“Apa Bukan
karena kau anggap enteng hal ini? Min-jae.. Waktuku tinggal sedikit. Terkadang…
tawaku tak tulus.” Ucap Hye Jun.
Nyonya
Kim melihat naskah [TANGKAPLAH] lalu mengeluh setelah Dibaca berulang kali pun
tak menarik dan bertanya Kenapa Hae-hyo
hanya dapat naskah begini, Manager memebritahu Ini karya Sutradara Yoon Ji-ho
dan Semua orang menginginkan ini.
“Sutradara
itu sudah dua kali gagal. Penulis pun masih pemula. Apa bisa dipercaya?” kata
Nyonya Lee
“Posisi
Hae-hyo sekarang belum bisa pilih-pilih.” Kata Manager. Nyonya Lee tak terima
kalau Manager membawakannya peran pendukung
“Apa yang
perusahaan lakukan? Masuk agensi besar, tapi tak berguna. Film Sutradara Choi
Se-hun pun aku yang dapatkan. Kalian Tak lakukan apa-apa, tapi ambil pendapatan
50 persen. Jika tak dapat proyek bagus kali ini, dia tak perpanjang kontrak.”
Ucap Nyonya Kim mengancam.
Saat itu
Hae Hyo turun dari kamarnya dan mengajak managernya pergi lalu berkomentar
kalau manager dan ibunya terlihat baik
bersama dan seperti karyawan Ibunya. Managernya pun hanya bisa tertunduk diam.
Di dalam
kamar, Nyonya Han sedang mengepel lantai. Nyonya Kim mengeluh kalau ini
Melelahkann dan bertanya-tanya sebenarnya siapa manajernya. Ia pun ingin tahu
Hye-jun melakukan apa setelah syuting film. Nyonya Han dengan bangga
memberitahu akan bintangi miniseri.
“Baguslah.
Drama apa?” tanya Nyonya Kim. Nyonya Han menjawab Judulnya Tangkaplah. Nyonya
Kim kaget mendengarnya
“Apa Ini?
Apa Hae-hyo ada di drama ini juga?” ucap Nyonya Kim memperlihatkan naskah
ditanganya.
“Itu Masih
dalam pertimbangan.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim mengaku tak dengar tentang
Hye-jun.
“Apa Kau
yakin?” kata Nyonya Kim. Nyonya Han membenarkan. Nyonya Kim tak percaya kalau Pemeran utama
masih belum ditentukan, tapi Hye-jun terpilih lebih dulu
“Bisa
saja pemeran pendukung ditentukan sebelum pemeran utama.” Ucap Nyonya Han.
Nyonya Kim pikir Kasus seperti itu jarang terjadi.
“Beberapa
dipecat setelah pembacaan naskah.” Kata Nyonya Kim. Nyonya Han hanya bisa
bergumam kalau anaknya dipecat.
“Ya. Aku
mau menanyakan satu hal. Apa Hye-jun terpilih dalam Tangkaplah?” tanya Nyonya
Kim ditelp. Nyonya Han pun menunggunya dan bertanya saat Nyonya Kim menutup
telp.
“Apa
katanya?” tanya Nyonya Han penasaran
Nyonya Kim menjawab kalau Tak pernah dengar.
“Kenapa
dia bilang terpilih?” ucap Nyonya Han bingung. Nyonya Kim pikir Mungkin dia diberi tahu begitu.
“Jika
Hye-jun tahu, dia pasti akan sedih. Bersikaplah seakan kau tak tahu sampai dia
yang bilang.” Kata Nyonya Kim.
Hye Jun yang sedih pergi ke perpustkaan mencari buku NONFIKSI,
, Ia menemukan buku berjudul
"BETAPA SEDERHANA DAN HEMATNYA KEBAHAGIAAN" OLEH NIKOS KAZANTZAKIS
Ia pun
pergi ke cafe menikmati menonton video sendirian menenangkan hatinya yang
hancur.
Di dalam
kamar, Kakek Sa berlatih jalan tapi merasa Sulit melakukannya di sini karean
terlalu sempit jadi harus berlatih di luar. Ia akhirnya keluar kamar dan ingat
kalau Bahu relaks dan Dada tegap.
“Aku
telat. Ayah pasti lapar.” Ucap Nyonya Han tiba-tiba datang. Kakek Sa panik
mengaku Tidak apa-apa.
“Tunggu
sebentar... Kakek sedang apa?” kata Gyeong Jun yang baru datang. Kakek Sa
mengaku tak melakukan apa-apa.
“Apa Kau
pulang cepat?” ucap Kakek Sa gugup. Gyeong Jun merasa sudah tepat waktu.
Kakek Sa
pun menganguk mengerti lalu masuk kedalam kamar, saat itu Gyeong Jun meliha
kakek Sa pingsan. Ia pun langsung berteriak panik memanggil ibunya dan meminta
agar memanggil ambulance. Kakek!
Nyonya
Han akhirnya melihat kakaek Sa yang berbaring di ranjang dengan wajah sedih.
Semenatra di rumah, Tuan Sa menerima pesan dari istrinya kalau Ayah dirawat di
rumah sakit jadi meminta agar membawa perlengkapannya.
Ia pun
mencari baju untuk ayahnya, lalu menemukan sebuah kartu anggota di laci baju
anaknya. Ia pun menemukan berkas foto ayahnya MODEL SENIOR SA MIN-GI, wajahnya
pun terlihat kesal.
Kakek Sa
sedikit mengintip dan terlihat ketakutan. Gyeong Jun mnegak sudah melihat Kakeknya
buka mata. Kakek Sa pun membuka matanya. Nyonya Han pun memastikan kakek Sa tak
apa-apa. Kakek Sa menganguk. Nyonya Han tahu Ayahnya pingsan jadiTak mungkin
baik-baik saja.
“Rupanya kau
sudah bangun.” ucap dokter. Nyonya Han memberitahu kalau Baru saja bangun.
“Kau Boleh
pulang setelah infus habis.” Ucap Dokter. Nyonya Han ingin tahu Kenapa bisa
begini?
“Tak ada
masalah jantung, 'kan?” kata Nyonya Han memastikan. Dokter memberitahu Jika ada masalah jantung, tak akan seperti
ini.
“Ini
kelelahan atau stres.” Kata Dokter. Kakek Sa hanya terdiam. Nyonya Han dan Gyeong
Jun kaget mendengarnya.
Hye Jun
baru saja pulang heran melihat ayahnya yang baru keluar dari kamarnya. Tuan Sa
marah bertanya apa maksudnya ini memperlihatkan portfolio untuk ayahnya. Hye Jun memberitahu kalau mendaftarkan Kakek
kursus model.
“Apa kau
Tak dihalangi, tapi malah didaftarkan kursus? Kau anggap omongan Ayah sebagai
apa? Jawab ayah!” teriak Tuan Sa
“Kakek
mau bekerja karena ingin membantu Ayah. Karena itu aku carikan pekerjaan.” Ucap
Hye Jun
“Kau
hanya mencarikan pekerjaan yang tak realistis sepertimu. Karena itu ayah tak
bisa tak mencemaskanmu!” ucap Tuan Sa dengan nada tinggi.
“Aku tidak
kuliah karena Gyeong-jun. Salah satu dari kami harus tak kuliah karena biayanya
akan terlalu mahal untuk kalian.” Balas Hye Jun marah
“Kenapa
kau mencemaskan itu?” teriak Tuan Sa. Hye Jun tahu Nilai Gyeong-jun bagus. Jadi,
tahu ia yang harus menyerah.
“Lagi
pula, impianku tak perlu pendidikan. Apa Masih tak realistis? Kenapa Ayah tak
melihat pengorbananku?” ucap Hye Jun marah
“Kau
sedang pamer? Kau tak kuliah karena kemauan sendiri. Kenapa salahkan orang? Kau
gagal karena tak bijaksana! Mirip sekali dengan kakekmu!” teriak Tuan Sa
“Memang kenapa
jika mirip dengan Kakek? Lebih baik daripada mirip Ayah.” Balas Hye Jun dengan
nada tinggi.
“Dasar
berengsek!” ucap Tuan Sa dan langsun memberikan tamparan. Pipi Hye Jun memerah
tak pecaya kalau ayahnya memukulnya.
Tuan Sa tak banyak berkata-kata langsung masuk kamar.
Hye Jun
akhirnya menangis di dalam mobil, sampai akhirnya Jeong Ha menelp. Ia pun
mencoba menenangkan dirinya, lalu mengangkat telp. Jeong Ha mendengar suara
Jeong Ha berpikir terkena flu. Hye Jun mengaku tidak.
“Suaramu
terdengar seperti sedang pilek.< Baguslah jika tak begitu.</i Aku bosan. Apa
kau Mau bermain denganku?”tanya Jeong Ha. Hye Jun pun langsung setuju.
Keduanya pergi
ke sisi sungai han, Jeong ha melihat Tempat ini bagus adn memuji Hye Jun tahu
banyak tempat bagus. Hye Jun mengaku sering ke sini saat sedih. Jeong Ha pun
bertany apakah Hye Jun sedih. Hye Jun membenarkan.
“Tapi
tidak lagi, saat bertemu denganmu.” Ucap
Hye Jun. Jeong Ha pikir Itu artinya ia adalah obat antidepresan untuk Hye Jun.
“Beri aku
biaya obat.” Kata Jeong Ha mengulurkan tanganya. Hye Jun langsung memberikan
uang dalam dompetnya.
“Apa Kau
sungguh akan memberiku?” ucap Jeong Ha tak percaya. Hye Jun menganguk.
“Asyik.
Namun, kenapa banyak sekali?” kata Jeong Ha. Hye Jun meminta kembalian. Tapi
Jeong Ha akan mengambilnya dan langsung berlari berteriak bahagia karena dapat
uang gratis. Hye Jun langsung mengejarnya.
Hye Jun
mengeluh Jeong Ha yang cepat sekali larinya. Jeong ha akhirnya ingin
mengembalikan uangnya. Hye Jun pikir Tidak perlu dan memberikan untuk Jeong Ha
saja. Jeong Ha tak percaya mendengarnya lalu melihat tempat yang bagus sekali
dan Ada piano!
“Pada
masa kita, bukankah kita semua dipaksa untuk kursus piano oleh ibu?” ucap Jeong
Ha mendekat. Hye Jun pikir Tidak dan mulai bermain piano.
“Kau bisa
main piano.” Ucap Jeong Ha tak percaya. Hye Jun mengaku belajar sendiri.
“Aku tak
ikut kursus dan belajar sendiri.” Akui Hye Jun. Jeong ha pikir Hye Jun ingin
dianggap jenius.
“Maksudnya aku miskin. Apa Kau bisa main lagu ini?” kata Jeong Ha yang bermain lagu yang paling gampang dimainkan. Hye Jun pun mengikutinya, wajahnya keduanya terlihat bahagia.
Akhirnya
Hye Jun mulai memainkan sebuah lagu dengan lirik “Jika kau mencintai seorang
wanita, keajaiban akan terjadi.” Jeong Ha memuji kaau Hye Jun itu keren. Hye
Jun terus menyanyi dengan lirik “Wanita itu memiliki nama. An Jeong-ha.”
Jeong Ha
terdiam mendengarnya, Hye Jun akhirnya mendekat dan mencium Jeong Ha. Jeong Ha
menutup matanya. Hye Jun kembali menatap Jeong Ha yang terlihat gugup, akhirnya
ia mencium Jeong Ha dengan air mata yang mengalir.
Bersambung
ke episode 7
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar