PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 23 September 2020

Sinopsis Record of Youth Episode 6 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 

Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hae Na menunggu dengan wajah gugup. Jin U datang dengan mobilnya. Hae Na pun langsung naik kedalam mobil lalu bertanya Mau ke mana karena tak mau ke hotel. Jin U menawarkan ke vila. Hae Na menolak kalau tak mau ke vila.

“Hae-na...Tak perlu pergi jika kau tak mau.” Ucap Jin U gugup. Hae Na pikir mereka harus pergi karena sudah janji.

“Aku adalah orang yang sangat menepati janji. Pikiran itu tak boleh berubah. Ayo berangkat.” Kata Hae Na. Jin U akhirnya mengemudikan mobilnya. 


Mereka pun sampai didepan kamar. Jin U mencoba menekan kartu dibagian daepan kamar tapi tak bisa terbuka. Hae Na heran Jin U yang tak bisa buka pintu. Jin U mengaku tak sering melakukannya. Hae Na akhirnya mengambil kartu dari tangan Jin U

“Biar aku saja. Aku sering ke sini.”kata Hae Na menekan dibagian gagang pintu. Jin U kaget dan Hae Na mengaku Bersama keluarga. Jin U pun bisa bernafas lega.

Jin U sudah menghias kamar bertuliskan [AKU CINTA KAU, HAE-NA] dan juga bunga dimana-mana. Hae Na mengejek kalau iniKekanak-kanakan, Jin U pikir kalau memang kekanak-kanakan dan yakin kalau Hae Na suka karena itu.  Hae Na membenarkan kalau suka karena level kita berbeda.


“Apa Mau minum sampanye dulu?” tanya Jin U yang terlihat gugup. Hae Na menolak.

“Apa yang ingin kau lakukan?” ucap Jin U bingung. Hae Na mengaku orang yang berorientasi pada tujuan.

“Kita ada tujuan datang ke sini.” Kata Hae Na memeluk Jin U dan langsung menciumnya, saat itu Jin U pun terhanyut sampai mereka posisi berbaring disofa lalu sedikit menjauh.

“Aku sudah mengenalmu sejak kecil. Kurasa ini tak benar. Aku tak pantas melakukan ini. Kau masih anak-anak. Mari kita lakukan nanti. Ayo main denganku di sini. Minum ini, menonton drama.” Ucap Jin U gugup

'image.png' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute


“Bajingan gila!” teriak Hae Na marah. Jin U kaget karena Hae Na bisa  memanggilnya begitu

“Kau bukan kakakku! Kita tak sedarah! Tahukah kau… betapa aku sangat menantikan hari ini.” Ucap Hae Na marah

“Baiklah... Ayo. Tinggal dilakukan.” Ucap Jin U. Hae Na kesal mendengar "Tinggal dilakukan” dan bergegas pergi karena Minatnya hilang.

“Hae-na. Ini salahku.” Ucap Jin U menahanya pergi. Hae Na yang marah meminta agar melepaskan tanganya. Jin U pun akhirnay melepaskan tanganya.

“Kau bukan seorang kakak. Kau pecundang yang tak ambil kesempatan.”ucap Hae Na marah 


Kakek Sa berlatih dikamar, Hye Jun datang melihat kakeknya bertanya Apa tak melelahkan dan meminta agar Jangan terlalu dipaksakan. Kakek Sa mengaku Tak dipaksakan dan merasa suka meski lelah. Hye Jun membeirtahu kalau Portofolio kakeknya sudah selesai.

“Yang ini untuk kenang-kenangan.” Ucap Hye Jun menyimpan berkas dilaci kamarnya.

“Hasilnya bagus sekali.” ucap Kakek Sa bangga. Hye Jun memuji kakeknya yang keren.

“Kakek, waktunya makan!” teriak Gyeong Jun. Kakek Sa meminta agar Sembunyikan ini.





Gyeong Ju melihat Lauk hari ini memuaskan. Nyonya Han memberitahu kalau Hye-jun terpilih bintangi drama dan merasa senang sekali karena Tampaknya semua mulai berjalan lancar. Gyeong Ju melihat adiknya datang dengan kakeknya.

“Apa Kau bintangi drama? Stasiun mana?”tanya Gyeong Jun. Hye Jun menjawab tak tahu.

“Kau terpilih tanpa tahu di stasiun TV apa?” kata Gyeong Jun tak percaya.

“Manajer yang mengurus semuanya. Aktor tahu belakangan.” Kata Kakek Sa membel


“Rumah yang kau sewa terlalu murah. Padahal lokasinya di Yeouido. Apa itu Bukan tempat bermasalah?.” Ucap Tuan Sa akhirnya datang

“Apa Ayah tak mengenalku? Aku bisa dapat harga murah karena aku terus mencari.” Ucap Gyeong Jun bangga

“Ayah percaya padamu. Kau tak perlu diceramahi. Apa Kau pindah pekan depan? Menggunakan layanan pindahan?” kata Tuan Sa

“Kau bisa bantu dia pindahan. Semua perabot sudah tersedia. Bawaannya tak banyak.” Ucap Nyonya Han

“Hari itu aku tak bisa. Ada proyek.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han pun akan membantunya.

“Kenapa harus Ibu? Itu melelahkan. Biar aku yang bantu.” Ucap Hye Jun. Gyeong jun pikir adiknya sibuk syuting.

“Aku Bahkan belum pembacaan naskah.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han menyindir Ada banyak pria di keluarga ini, tapi hanya Hye Jun yang membantu ibunya.

“Ibu..  Itu tak baik. Memuji satu orang sambil menyinggung banyak orang.” Kata Hye Jun dengan nada mengejek 

“Kau pandai bicara.. Ayo Makan yang banyak. Ibu masak untukmu. Setelah makan, beri tahu ibu tentang dramamu secara detail, termasuk sutradara dan penulisnya.” Ucap Nyonya Han memberikan lauk pada anaknya. 




Hye Jun mencoba menelp Nyonya Lee tapi tak diangkat. Pagi harinya, kakek Sa olahraga ditaman dan akhirnya berteriak diatas tebing “Tunggu aku, Yeong-nam! Ayah akan melaju!” Hye Jun akhirnya pergi ke rumah Nyonya Lee mengendor pintu tapi tak ada yang keluar.

Akhirnya Ia mencoba menelp Nyonya Lee lalu pintu terbuka. Hye Jun menatap wajah Nyonya Lee yang tak karuan lalu tertunduk meminta maaf dan berpikir Hye Jun bisa memecatnya. Hye Jun hanya terdiam melihat Nyonya Lee yang tak ada kabar. 


“Setelah dipikir-pikir, aku tak pantas menjadi manajermu. Aku sembrono, suasana hatiku mudah berubah, dan suka ikut campur.” Ucap Nyonya Lee

“Kau Pintar kritik diri sendiri juga.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee pikir kalau ia tak bisa membantunya.

“Premismu salah. Aku percaya kerja untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain.” Kata Hye Jun. Nyonya Lee mengaku tahu.

“Semua selalu bilang begitu. Tapi Tahu dan tak lakukan lebih buruk dari tak tahu. Jika aku tahu Pak Lee terkait dengan ini sejak awal, aku akan menahanmu.” Ucap Hye Jun 


“Aku tak menganggap ini serius. Bukan aku yang membuatmu bintangi film itu. Aku tak lakukan apa pun. “ kata Nyonya Lee

“Yang penting kau belajar dari kejadian ini. Karena tak ada yang gratis.” Ucap Hye Jun

“Terima kasih sudah bicara begitu. Kau luar biasa. Bagaimana bisa setenang ini?” ucap Nyonya Lee

“Aku sering mengalami hal ini. Aku tahu cara menanganinya. Alasan aku marah padamu…” kata Hye Jun


'image.png' gagal diupload. TransportError: There was an error during the transport or processing of this request. Error code = 103, Path = /_/BloggerUi/data/batchexecute


“Aku introspeksi begini, apa kau marah?” keluh Nyonya Lee. Hye Jun menegaskan kalau Melakukan kesalahan itu wajar.

“Namun, aku tak suka kau menghindari masalah. Manajer yang tak bisa kuhubungi adalah yang terburuk.” Kata Hye Jun marah

“Kau sedang memarahiku?” kata Nyonya Lee tak percaya. Hye Jun heran Nyonya Lee yang menyuruh memecatnya.

“Itu diucapkan terakhir.” Tegas Hye Jun memperingati. Nyonya Lee mengaku bercanda.

“Apa Bukan karena kau anggap enteng hal ini? Min-jae.. Waktuku tinggal sedikit. Terkadang… tawaku tak tulus.” Ucap Hye Jun. 




Nyonya Kim melihat naskah [TANGKAPLAH] lalu mengeluh setelah Dibaca berulang kali pun tak menarik dan bertanya  Kenapa Hae-hyo hanya dapat naskah begini, Manager memebritahu Ini karya Sutradara Yoon Ji-ho dan Semua orang menginginkan ini.

“Sutradara itu sudah dua kali gagal. Penulis pun masih pemula. Apa bisa dipercaya?” kata Nyonya Lee

“Posisi Hae-hyo sekarang belum bisa pilih-pilih.” Kata Manager. Nyonya Lee tak terima kalau Manager membawakannya peran pendukung

“Apa yang perusahaan lakukan? Masuk agensi besar, tapi tak berguna. Film Sutradara Choi Se-hun pun aku yang dapatkan. Kalian Tak lakukan apa-apa, tapi ambil pendapatan 50 persen. Jika tak dapat proyek bagus kali ini, dia tak perpanjang kontrak.” Ucap Nyonya Kim mengancam. 



Saat itu Hae Hyo turun dari kamarnya dan mengajak managernya pergi lalu berkomentar kalau manager dan ibunya  terlihat baik bersama dan seperti karyawan Ibunya.  Managernya pun hanya bisa tertunduk diam. 



Di dalam kamar, Nyonya Han sedang mengepel lantai. Nyonya Kim mengeluh kalau ini Melelahkann dan bertanya-tanya sebenarnya siapa manajernya. Ia pun ingin tahu Hye-jun melakukan apa setelah syuting film. Nyonya Han dengan bangga memberitahu akan bintangi miniseri.

“Baguslah. Drama apa?” tanya Nyonya Kim. Nyonya Han menjawab Judulnya Tangkaplah. Nyonya Kim kaget mendengarnya

“Apa Ini? Apa Hae-hyo ada di drama ini juga?” ucap Nyonya Kim memperlihatkan naskah ditanganya. 


“Itu Masih dalam pertimbangan.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim mengaku tak dengar tentang Hye-jun.

“Apa Kau yakin?” kata Nyonya Kim. Nyonya Han membenarkan.  Nyonya Kim tak percaya kalau Pemeran utama masih belum ditentukan, tapi Hye-jun terpilih lebih dulu

“Bisa saja pemeran pendukung ditentukan sebelum pemeran utama.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Kim pikir Kasus seperti itu jarang terjadi.

“Beberapa dipecat setelah pembacaan naskah.” Kata Nyonya Kim. Nyonya Han hanya bisa bergumam kalau anaknya dipecat. 


“Ya. Aku mau menanyakan satu hal. Apa Hye-jun terpilih dalam Tangkaplah?” tanya Nyonya Kim ditelp. Nyonya Han pun menunggunya dan bertanya saat Nyonya Kim menutup telp.

“Apa katanya?” tanya Nyonya Han penasaran  Nyonya Kim menjawab kalau Tak pernah dengar.

“Kenapa dia bilang terpilih?” ucap Nyonya Han bingung. Nyonya Kim pikir  Mungkin dia diberi tahu begitu.

“Jika Hye-jun tahu, dia pasti akan sedih. Bersikaplah seakan kau tak tahu sampai dia yang bilang.” Kata Nyonya Kim. 


Hye Jun yang sedih pergi ke perpustkaan mencari buku  NONFIKSI, 

, Ia menemukan buku berjudul "BETAPA SEDERHANA DAN HEMATNYA KEBAHAGIAAN" OLEH NIKOS KAZANTZAKIS

Ia pun pergi ke cafe menikmati menonton video sendirian menenangkan hatinya yang hancur. 


Di dalam kamar, Kakek Sa berlatih jalan tapi merasa Sulit melakukannya di sini karean terlalu sempit jadi harus berlatih di luar. Ia akhirnya keluar kamar dan ingat kalau Bahu relaks dan Dada tegap.

“Aku telat. Ayah pasti lapar.” Ucap Nyonya Han tiba-tiba datang. Kakek Sa panik mengaku Tidak apa-apa.

“Tunggu sebentar... Kakek sedang apa?” kata Gyeong Jun yang baru datang. Kakek Sa mengaku tak melakukan apa-apa.



“Apa Kau pulang cepat?” ucap Kakek Sa gugup. Gyeong Jun merasa sudah tepat waktu.

Kakek Sa pun menganguk mengerti lalu masuk kedalam kamar, saat itu Gyeong Jun meliha kakek Sa pingsan. Ia pun langsung berteriak panik memanggil ibunya dan meminta agar memanggil ambulance. Kakek!




Nyonya Han akhirnya melihat kakaek Sa yang berbaring di ranjang dengan wajah sedih. Semenatra di rumah, Tuan Sa menerima pesan dari istrinya kalau Ayah dirawat di rumah sakit jadi meminta agar membawa perlengkapannya.

Ia pun mencari baju untuk ayahnya, lalu menemukan sebuah kartu anggota di laci baju anaknya. Ia pun menemukan berkas foto ayahnya MODEL SENIOR SA MIN-GI, wajahnya pun terlihat kesal. 


Kakek Sa sedikit mengintip dan terlihat ketakutan. Gyeong Jun mnegak sudah melihat Kakeknya buka mata. Kakek Sa pun membuka matanya. Nyonya Han pun memastikan kakek Sa tak apa-apa. Kakek Sa menganguk. Nyonya Han tahu Ayahnya pingsan jadiTak mungkin baik-baik saja.

“Rupanya kau sudah bangun.” ucap dokter. Nyonya Han memberitahu kalau Baru saja bangun.

“Kau Boleh pulang setelah infus habis.” Ucap Dokter. Nyonya Han ingin tahu Kenapa bisa begini?

“Tak ada masalah jantung, 'kan?” kata Nyonya Han memastikan. Dokter memberitahu  Jika ada masalah jantung, tak akan seperti ini.

“Ini kelelahan atau stres.” Kata Dokter. Kakek Sa hanya terdiam. Nyonya Han dan Gyeong Jun kaget mendengarnya. 


Hye Jun baru saja pulang heran melihat ayahnya yang baru keluar dari kamarnya. Tuan Sa marah bertanya apa maksudnya ini memperlihatkan portfolio untuk ayahnya.  Hye Jun memberitahu kalau mendaftarkan Kakek kursus model.

“Apa kau Tak dihalangi, tapi malah didaftarkan kursus? Kau anggap omongan Ayah sebagai apa? Jawab ayah!” teriak Tuan Sa

“Kakek mau bekerja karena ingin membantu Ayah. Karena itu aku carikan pekerjaan.” Ucap Hye Jun

“Kau hanya mencarikan pekerjaan yang tak realistis sepertimu. Karena itu ayah tak bisa tak mencemaskanmu!” ucap Tuan Sa dengan nada tinggi. 


“Aku tidak kuliah karena Gyeong-jun. Salah satu dari kami harus tak kuliah karena biayanya akan terlalu mahal untuk kalian.” Balas Hye Jun marah

“Kenapa kau mencemaskan itu?” teriak Tuan Sa. Hye Jun tahu Nilai Gyeong-jun bagus. Jadi, tahu ia yang harus menyerah.

“Lagi pula, impianku tak perlu pendidikan. Apa Masih tak realistis? Kenapa Ayah tak melihat pengorbananku?” ucap Hye Jun marah

“Kau sedang pamer? Kau tak kuliah karena kemauan sendiri. Kenapa salahkan orang? Kau gagal karena tak bijaksana! Mirip sekali dengan kakekmu!” teriak Tuan Sa

“Memang kenapa jika mirip dengan Kakek? Lebih baik daripada mirip Ayah.” Balas Hye Jun dengan nada tinggi.

“Dasar berengsek!” ucap Tuan Sa dan langsun memberikan tamparan. Pipi Hye Jun memerah tak pecaya kalau ayahnya memukulnya.  Tuan Sa tak banyak berkata-kata langsung masuk kamar. 


Hye Jun akhirnya menangis di dalam mobil, sampai akhirnya Jeong Ha menelp. Ia pun mencoba menenangkan dirinya, lalu mengangkat telp. Jeong Ha mendengar suara Jeong Ha berpikir terkena flu. Hye Jun mengaku tidak.

“Suaramu terdengar seperti sedang pilek.< Baguslah jika tak begitu.</i Aku bosan. Apa kau Mau bermain denganku?”tanya Jeong Ha. Hye Jun pun langsung setuju. 


Keduanya pergi ke sisi sungai han, Jeong ha melihat Tempat ini bagus adn memuji Hye Jun tahu banyak tempat bagus. Hye Jun mengaku sering ke sini saat sedih. Jeong Ha pun bertany apakah Hye Jun sedih. Hye Jun membenarkan.

“Tapi tidak lagi,  saat bertemu denganmu.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pikir Itu artinya ia adalah obat antidepresan untuk Hye Jun.

“Beri aku biaya obat.” Kata Jeong Ha mengulurkan tanganya. Hye Jun langsung memberikan uang dalam dompetnya.

“Apa Kau sungguh akan memberiku?” ucap Jeong Ha tak percaya. Hye Jun menganguk.

“Asyik. Namun, kenapa banyak sekali?” kata Jeong Ha. Hye Jun meminta kembalian. Tapi Jeong Ha akan mengambilnya dan langsung berlari berteriak bahagia karena dapat uang gratis. Hye Jun langsung mengejarnya. 


Hye Jun mengeluh Jeong Ha yang cepat sekali larinya. Jeong ha akhirnya ingin mengembalikan uangnya. Hye Jun pikir Tidak perlu dan memberikan untuk Jeong Ha saja. Jeong Ha tak percaya mendengarnya lalu melihat tempat yang bagus sekali dan Ada piano!

“Pada masa kita, bukankah kita semua dipaksa untuk kursus piano oleh ibu?” ucap Jeong Ha mendekat. Hye Jun pikir Tidak dan mulai bermain piano.

“Kau bisa main piano.” Ucap Jeong Ha tak percaya. Hye Jun mengaku belajar sendiri.

“Aku tak ikut kursus dan belajar sendiri.” Akui Hye Jun. Jeong ha pikir Hye Jun ingin dianggap jenius.

“Maksudnya aku miskin. Apa Kau bisa main lagu ini?” kata Jeong Ha yang bermain lagu yang paling gampang dimainkan. Hye Jun pun mengikutinya, wajahnya keduanya terlihat bahagia.

 


Akhirnya Hye Jun mulai memainkan sebuah lagu dengan lirik “Jika kau mencintai seorang wanita, keajaiban akan terjadi.” Jeong Ha memuji kaau Hye Jun itu keren. Hye Jun terus menyanyi dengan lirik “Wanita itu memiliki nama. An Jeong-ha.”

Jeong Ha terdiam mendengarnya, Hye Jun akhirnya mendekat dan mencium Jeong Ha. Jeong Ha menutup matanya. Hye Jun kembali menatap Jeong Ha yang terlihat gugup, akhirnya ia mencium Jeong Ha dengan air mata yang mengalir.

Bersambung ke episode 7

Cek My Wattpad...   First Love

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

 

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar