PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sa Hye
Jun menatap kearah laya TV, terlihat SIARAN LANGSUNG terlihat sesuatu yang
huntuk seperti hancur semua. Akhirnya Hye Jun seperti duduk di depan ruang
rapat dengan mata berkaca-kaca pun mulai bicara.
“Aku… Aku
minta tim penyelamat yang ada segera lakukan pencarian di tempat kejadian.
Kuyakin ada korban selamat. Semuanya bisa diselamatkan. Kumohon segera lakukan
pencarian.” Ucap Hye Jun dengan menahan air matanya.
Hye Jun
lalu berbicara dengan seseorang memanggil Park No-gyu tak ada yang menyahut.
Akhirnya Ia berterika memanggil Park No-gyu!
“Kau
ingin permintaan maaf dari Presiden, tapi tutup telepon. Apa Begitu saja?” kata
Hye Jun dengan wajah serius.
“Begitu?
Kau berniat bunuh diri, 'kan?” kata Hye Jun menatap ke arah kamera.
Di layar
terlihat akting Hye Jun, semua sedang berkumpul melakukan rapat. Sutradara
melihat Hye Jun berkomentar kalau itu Lumayan. Karena pesonanya beda dengan Ha
Jung-woo. Tapi PD mrasa kalau Hae-hyo lebih baik.
“Siapa
namanya?” tanya sutradara. PD mengeluh kalau Jangan memilih pemain yang tak
mereka kenal.
“Siapa
namanya?” tanya Sutradara ingin tahu. Si PD hanya bisa mengeluh kesal.
Hye Jun
berdiri di depan pintu, di lorong terlihat banyak artis dan kru yang lalu
lalang. Ia berdiri didepan pintu RUANG
TUNGGU AKTOR PARK DO-HA sebagai Body Guard.
Tiba-tiba datang seorang wanita yang ingin menerobos masuk. Hye Jun pun
langsung menghalanginya.
“Dia di
dalam, 'kan?” ucap si wanita. Hye Jun menegaskan kalau Tak ada yang boleh
masuk.
“Aku
bukan orang asing. Aku penata rias, Lee Bo-ra.” Ucap Bo Ra dan mncoba menerobos
masuk. Hye Jun tetap menghalanginya.
“Apa ini?
Badanmu mengenaiku. Ini pelecehan seksual. Minggir!”ucap BO Ra. Hye Jung pun
mendekat lalu berbisik bertanya apa mau tahu sesuatu.
Flash Back
Do Ha
merapihkan pakaian di depan cermin lalu memperingatkan agar Jangan biarkan siapa pun masuk, Terutama Lee
Bo-ra. Dengan nada mengejek Do Ha merasa Bo Ra seperti lintah dan Menjijikkan
sekali.
“Tapi Sepertinya
aku pernah melihatmu. Di mana, ya?” ucap Do Ha menatap Hye Jun. Hye Jun pun
hanya diam saja sebagai bodyguard.
Bo Ra
mengaku mengerti dan meminta Hye Jun agar minggir. Hye Jun terlihat masih menghalangi karena Bo
Ra tetap ingin masuk. Bo Ra meminta Hye Jun agar bisa mengakhiri hubungannya,
jadi apakah tak boleh. Hye Jun menjawab Tak boleh.
“Aku
harus mematuhi perintah... Namun, ada pengecualian. Kau boleh masuk jika bisa
melewatiku.” Ucap Hye Jun. Bo Ra pun mencoba mendorong pintu dan akhirnya Hye
Jun seperti sengaja membiarkan masuk.
Bo Ra
masuk dengan wajah penuh amarah bertemu dengan Do Ha. Do Ha pun terlihat marah karena Hye Jun yang
tak bisa menghalangi Bo Ra masuk ruangan. Bo Ra mengingatkan kalau mereka berpacaran
selama lima tahun.
“Aku
bertindak bodoh karena sulit menerima perpisahan kita. Tapi apa kau harus
perlakukan aku seperti sampah?” ucap Bo Ra marah
“Lalu,
apa maumu?” tanya Do Ha dengan wajah angkuhnya. Bo Ra meminta agar bisa putus
saja.
“Aku yang
mengakhirinya, bukan kau. Rasanya aku ingin menghajarmu. Aku tak bisa memukulmu
meski kau pantas dihajar. Karena aku orang baik.” Ucap Bo Ra
“Kau
berlagak sekali!” ucap Do Ha. Bo Ra akhirnya memberikan tamparanya sambil
menangis lalu keluar dari ruangan. Do Ha berteriak marah dan ingin mengejar
tapi banyak wartawan dan artis lainya.
Hye Jun
akan keluar tapi Do Ha menahan sambil mendorongnya memarahi karena tak bisa
menjaga pintu padahal sudah melarangnya. Hye Jun mengaku berusaha semampunya
untuk menghentikan Bo Ra. Do Ha tak bisa terima dan langsung memberikan
tamparan. Hye Jung melihat ada darah di pipinya.
“Aku
menelusurimu karena kau tampak tak asing. Ternyata kau model. Kau sering tampil
di panggung. Tapi kenapa hidupmu?” ejek Do Ha
“Apa
katamu? Kenapa? Apa ada yang salah? Tak sangka aku bicara informal? Setelah aku
telusuri, ternyata kita seumuran. Mari kita bicara informal. Kau yang mulai.”ucap
Hye Jun berani melawan
“Kau
sudah gila.” Kata Do Ha akhirnya memberikan pukulan dan juga tendangan pada Hye
Jun. Tapi Hye Jun akhirnya hanya diam tanpa berani membalasnya.
“Mimpiku
adalah menjadi seperti bajingan di depanku. Bajingan seperti ini saja bisa.
Tapi waktuku…tak banyak lagi.” Gumam Hye Jun akhirnya memberikan plester pada
wajahnya dan memeriksa media socialnya.
Tahun 2018
Won Hae
Hyo sedang sibuk melakukan pemotretan, Foto Grapher terlihat senang meliha Hae
Hyo yang bisa memberikan tatapan
sempurna di camera. Seorang pria terlihat kesusahan memegang filter dibagian
bawah. Akhirnya mereka pun istirahat dan
Kim Jin U kelelahan memegang filter.
“Berolahragalah.”
Ejek Hae Hyo. Jin U mengeluh agar Jangan
ajak joging tiap malam.
“Kami
peduli denganmu. Kolesterolmu tinggi. Rawatlah dirimu dengan baik.” Kata Hae
Hyo
“Aku akan
merawat tubuhku. Kau urus saja dirimu sendiri. Apa kau mau kita saling
merawat?” ejek Jin U mengoda. Hae Hyo menyuruh agar bisa sadar.
“Meski
begitu, aku punya satu hal yang lebih baik dari kalian.” Kata Jin U
bergelantung seperti teman pada Hae Hyo
“Tak
hanya satu. Ada yang kedua dan ketiga juga.” Ejek Hae Hyo. Jin U merasa temanya
sangat pandai berbicara.
“Padahal
kau belum wajib militer. “ ejek Jin U. Hae Hyo mengeluh temnya Hari ini membahas
wajib militer.
Saat itu
ada suara bergetar dari ponsel Hae Hyo, Jin U yakin kalau Itu Hye-jun yang mengunggah foto. Hae Hyo
mengajak bertaruh 500 won, kalau Hye Ju yang tak unggah. Ji U melihat kalau
Pengikut Hae Hyo itu meningkat pesat.
“Pengikutmu
lebih banyak dari Yoo Seung-ho dan Choi Jin-hyuk.” Ucap Jin U
Entah
kenapa terus bertambah.” Komentar Hae Hyo merendah. Jin U kesal karena
Kerendahan hati yang berlebihan itu menyebalkan.
“Bukan
rendah hati, tapi fakta.” Ucap Hae Hyo lalu melihat Hye Jun yang menguploud
fotonya.
“Aku
kalah.” Kata Hae Hyo. Jin U pun melihat foto temanya dan bingung Kenapa
wajahnya dan Apa terjadi sesuatu.
Mereka
melihat caption yang dibuat Hye Jun PEKERJAAN TEREKSTREM. Hae Hyo pun yakin Tak
mungkin ada masalah da melihat hastag #PEKERJAAN PARUH WAKTU #SUATU HARI Jin U
merasa temanya itu tak mengerti.
“Kelas
atas sepertimu tak akan tahu penderitaan kelas bawah seperti kami.” Ucap
Jin U
“Pemilihan
katamu berbahaya.” Keluh Hae Hyo. Jin U pun bertanya apakah Pemilihan pemeran
film masih belum diumumkan
“Bagaimana
jika dia tak terpilih?”ucap Jin U khawatir. Hae Hyo pikir Tak perlu cemas karena ada dirinya jadi akan
mengurusnya.
“Tolong
urus aku juga... Hae-hyo... Bantu aku.” Rengek Jin U. Hae Hyo pun mengeluh
kalau Jin U mau hidup mandiri.
“Pak Kim.
Enyahlah.” Keluh Hae Hyo. Jin U masih terus merengek, saat itu ponsel Hae Hyo
kembali berdering
“Bertaruh
500 won, itu pasti ibumu.” Kata Jin U. Hae Hyo mengeluh kalau Ji Un pikir hanya dia yang telepon. Jin U pun
ingin tahu siapa.
“Hei... Sedang
apa? Apa Kau ke sini untuk bermain? Apa Kau pikir posisimu dengan Hae-hyo sama?”
Teriak Fotographer.
“Kau
berutang 1.000 won padaku... Sudah kubilang bukan.” Ucap Jin U lalu berlari ke
backstage.
Hae Hyo
pun mengangkat telp dari ibunya, Ibunya
mengeluh karena anaknya tak datang padahal Ada pemotretan. Di ruangan, An Jeong
Ha sibuk merapihkan peralatan make up. Hae Hyo bertanya ibunya ada dimana.
“Kau
janji akan pindah salon ke tempat langganan ibu, 'kan?” ucap Nyonya Kim I Yeong
“Aku
sudah menolak.” Kata Hae Hyo. Nyonya Kim
mengeluh tak suka rambutnya dan Tak kekinian.
“Lupakan
saja. Jangan gunakan kata-kata gaul seperti itu. Kita bicara di rumah saja.
Sampai nanti.” ucap Hae Hyo pun menuup telpnya.
Nyonya
Kim pun mengeluh kesal lalu bertanya-tanya Kenapa Jin-ju lama sekali. Jeong Ha
memberitahu kalau Jin Ju bertemu Direktur sebentar dan menawarkan minum karena
pasti tak sebentar. Nyonya Kim pun meminta agar Jeong Ha saja yang lakukan
karena tak mau menunggu.
“Kemampuanku
masih belum cukup. Dia segera datang.” Ucap Jeong Ha
“Lakukan
saja sesuai perintahku. Kau pernah melakukannya, 'kan?” kata Nyonya Kim
“Saat itu
aku hanya melakukan tahap dasar…” ucap Jeong Ha. Nyonya Kim mengeluh kalau
Jeong Ha itu Cerewet sekali.
“Apa aku
pergi saja?” ucap Nyonya Kim mengancam. Jeong Ha bingung akhirnya mencoba
memulai memberikan make up.
Jeong Ha
membersihkan tanganya. Nyonya Kim bingung apa yang dilakukan Jeong Ha itu.
Jeong Ha menjawab kalau ini Sterilisasi. Nyonya Kim mengaku suka itu karena
Biasanya orang menyentuh wajahtanpa membersihkan tangan.
“Aku tahu
sejak kau menyentuh wajahku sebelumnya. Kau berbeda.” Ucap Nyonya Kim memuji.
“Terima
kasih. Pertemuan seperti apa? Apa acara formal?” tanya Jeong Ha. Nyonya Kim
menjawab Acara santai.
“Kalau
begitu, kubuat kau terlihat cantik alami. Matamu sangat indah.” Kata Jeong Ha.
“Puji aku
lagi. Aku suka mendengarnya.” Ucap
Nyonya Kim. Jeong Ha pikir Lima menit
lagi.
“Jika
kukatakan sekarang, terdengar tak tulus.” Kata Jeong Ha. Nyonya Kim pikir Jeong
Ha itu sangat bijaksana.
“Maaf,
kami terlalu lama bicara. Biar aku lanjutkan setelah ini.” Ucap Jin Ju masuk
ruanga
“Hari ini
aku mau dia yang meriasku.” Kata Nyonya Kim. Jin Ju kaget kalau "An Jeong-ha" yang diminta. Jeong
Ha pun hanya bisa tertunduk diam.
“Aku akan
membantumu setelah selesai tahap ini.” Kata Jeong Ha. Nyonya Kim langsung
menolaknya.
“Belakangan
ini kau malas. Aku tak suka menunggu.” Ucap Nyonya kIm. Jin Ju pun akhirnya
hanya bisa meminta maaf. Nyonya Kim pun menyuruh Jin Ju agar bisa melanjutkan.
Jeong Ha pun langsung menganguk mengerti.
Akhirnya
Nyonya Kim pun pamit pergi dan tersenyum pada Jeong Ha. Jeong Ha pun
mengucapkanSemoga akhir pekannya menyenangkan dengan senyuman bahagia. Jin Ju
melihat Jeong Ha tersenyum langsung berkomenatr kalau Jeong Ha senang dengan
nada sinis.
“Apa Kau
bangga karena dulu kerja di perusahaan besar?” sinis Jin Ju. Jeong Ha mencoba
berbicara tapi Jin Ju kembali bicara.
“Apa kau
menghormatiku? Rupanya kau terlena karena Direktur menyukaimu. Sepuluh tahun
bekerja di industri ini, aku tak pernah melihat orang hidup bahagia setelah
merebut klien orang.” Sindir Jin Ju
“Jika kau
rebut klienku lagi…” ucap Jin Ju dan Jeong Ha langsung meminta maaf karena
sudah memotongnya
“Kubilang
tak bisa, tapi dia bersikeras. Aku terpaksa…” kata Jeong Ha. Jin Ju tak terima
kalau "Terpaksa"
“Mereka
semua juga bilang terpaksa melakukannya. Hentikan omong kosongmu. Jika ini
terjadi lagi, aku akan membuatmu jauh lebih menderita dibandingkan saat kau
bekerja di perusahaan besar.” Ucap Jin Ju marah. Seorang pegawai melihat Jeong
Ha yang sedang dimarahi.
Choi Su
Bin datang menghampiri Jeong Ha yang sedang merapihkan alat make up, berkomentar kalau Jeong Ha yang dimarahi
lagi. Ia mengeluh kalau ini kompleks
inferioritas karena Jin Ju merasa lebih inferior dari Jeong Ha.
“Kenapa
dia merasa inferior dariku?” ucap Jeong Ha. Su Bin menjawab Karena Jeong Ha itu
hebat.
“Terima
kasih, Su-bin. Rasanya sudah lama sejak orang memuji kemampuanku.”kata Jeong Ha
bahagia
“Begitu?
Jadi, kau lebih suka aku daripada Sa Hye-jun?” tanya Su Bin. Jeong ha mengaku Tidak
begitu.
“Baik.
Kau tegas... Kau sangat setia pada idolamu.” Ucap Su Bin mengeluh. Jeong Ha
membenarkan.
“Besok Bu
Jin-ju akan pergi ke peragaan busana Homme. Kau Bilang saja ingin ikut. Sa
Hye-jun pasti datang juga.” Kata Su Bin
“Aku tak
ingin memaksakannya. Tapi Pasti akan tiba saatnya. Aku akan berusaha keras
supaya bisa bertemu dia.” Ucap Jeong Ha
“Dia bisa
hilang dari industri ini. Dia model terkenal, tapi bukan aktor bagus.” Ucap Su
Bin.
Jeong Ha
berteriak marah, tapi Su Bin pikir itu benar. Su Bin mendengar Hye Jun orang
kaya dan tinggal di Hannam-dong menurutnya Tak menjadi pesohor pun, Hye Jun
pasti bisa bertahan hidup. Jeong Ha mengeluh temanya itu jahat sekali.
“Kubatalkan
ucapanku tadi. Hye-jun memang tinggal di Hannam-dong, tapi dia bukan orang
kaya. Dia bekerja sangat keras dan baik hati.” Ucap Jeong Ha
“Jeong-ha,
hal paling menyedihkan bagi penggemar adalah memuji kepribadian pesohor. Bagaimana
kau tahu dia baik?” keluh Su Bin. Saat itu ada panggilan dari earphon mereka
kalau Ada klien.
“Kembalilah
bekerja.” Ucap Jeong Ha. Su Bin mengeluh kalau ini Menyebalkan.
“Kelakuanmu
sudah seperti pacar Sa Hye-jun.”ejek Su Bin. Seorang pegawai di earphone pun
berteriak agar Cepat turun.
Jeong Ha
pikir Karena Su Bin sudah membahasnya, jadi lebih baik melihat wajah Hye-jun.
Ia pun membuka ponsel terlihat wallpaper wajah Hye Jun lalu berkomentar kalau
Mengidolakan Hye Jun membuatnya terus berjuang.
“Bagaimana
keadaanmu di sana?”tanya Jeong Ha dan langsung membuka folder [BIASKU] terlihat
foto Hye Jun.
Di dalam
bus, Hye Jung sedang melihat media social
Hae Hyo, terlihat foto temanya dengan siluet yang saat matahari terbenam dengan
caption [AKU PERGI KE TEMPAT YANG HANGAT #KOTA KINABALU]
“Bagi
temanku, mimpi adalah pelindung dirinya, tapi bagiku, mimpi adalah tugas yang
habiskan banyak uang.”gumam Hye Jun yang hanya terlihat biasa saja dalam
postingan Media socialnya.
Ia pun
melihat [MUTASI REKENING] dan melihat saldo akun Banknya dan pengeluaran [SA
MIN-GI, TOKO BUKU, KERETA BAWAH TANAH, BUS] lalu terlihat [SALDO AKHIR 85.500
WON]
Di
ruangan, terdengar teriakan seorang pria kalau Hye Jun itu sudah gila. Hye Jun
berbicara dengan Tuan Lee Tae Su di ruangan kalau menurutnya bukan ia yang gila tapi Tuan Lee karena belum kirim upah peragaan busana dan kerja
paruh waktunya.
“Aku
menghalangi Park Do-ha supaya tak menuntutmu.” Kata Tuan Lee. Nyonya Lee Min
Jae sedang membereskan barang-barangnya pun berhenti sejenak.
“Aku tak
salah. Butuh dua pekan agar bekas luka ini hilang. Aku tak melawan, bahkan Aku
dipukuli sampai akhir.. Kau tak bisa mengelak... Sudah tak mempan lagi..” Ucap
Hye Jun
“Hye-jun...
Kau juga tahu, keadaan perusahaan sedang sulit. Aku bahkan tak bisa membayar
upahmu.” Kata Tuan Lee
“Berhenti
untuk meminta dikasihani! Kau selalu begini, tak hanya sekali atau dua kali. Kenapa
aku harus mengemis untuk mendapatkan uangku?” ucap Hye Jun marah
“Saat
orang lain keluar dan mengataimu penipu, aku bilang kau pasti bayar mereka jika
kau punya uang. Aku bertahan dan memercayaimu.” Tegas Hey Jun
“Lalu,
kenapa kau percaya? Karena itu kau selalu dirugikan. Kau terlalu naif. Karena
itu, aku mengelola uangmu.” Ucap Tuan Lee. Hye Jun tak percaya mendengar
pengakuan Tuan Lee.
“Lupakan
itu. Kau kaget, 'kan? Ada apa denganmu? Hubungan kita tak sebatas uang. Apa
Kita berselisih karena uang?” ucap Tuan Lee
“Kau
sungguh keterlaluan. Tolong berikan uang Hye-jun.” kata Nyonya Lee Min Jae
akhirnya ikut campur. Hye Jun terdiam ternyata ada yang membelanya.
“Bukankah
kau mengundurkan diri? Jika sudah selesai kemasi barang, pergilah.” Kata Tuan
Lee melihat Nyonya Lee yang ikut campur
“Dasar
menyedihkan. Teganya kau memangsa model-model ini? Kau pikir sampai kapan bisa
bertahan?” ucap Nyonya Lee marah
“Karena
sudah berhenti, apa kau bicara seenaknya? Kau pikir kita takkan berurusan lagi,
Nona Lee Min-jae? Dunia ini sempit. Kita pasti akan bertemu lagi. Kita ada di industri
yang sama. Pergilah baik-baik.” Ucap Tuan Lee
“Aku akan
tinggalkan industri ini dan takkan bertemu kau lagi. Aku ingin melakukan hal
baik. Selama bekerja di sini, aku selalu ingin melakukan hal baik.” Kata Nyonya
Lee
“Tak usah
ikut campur.” Kata Tuan Lee. Nyonya Lee pikir harus Perlu mebeberkan
rahasianya.
“Mau
mulai dari mana? Apa Aku harus hubungi media atau istrimu lebih dulu? Ah... Tidak.
Dinas Tenaga Kerja lebih dulu?” ucap Nyonya Lee
“Apa Kau
sedang mengancamku?” ucap Tuan Lee marah. Nyonya Lee pikir Jika Tuan Lee merasa
ini adalah ancaman, maka ada banyak yang bisa di beberkan.
“Ini
alasanku sangat menghormatimu. Kau pandai membaca keadaan. Kau pasti akan sukses
terus. Jadi, berikan uang Hye-jun. Jangan biarkan uang merusak reputasimu. Bagaimana?”
kata Nyonya Lee. Tuan Lee langsung menolaknya.
“Mari lihat
siapa yang akan membuatmu berubah pikiran? Pasti istrimu. Kalian akan bertemu
nanti malam.” Ucap Nyonya Lee memperlihatkan foto Tuan Lee dengan wanita. Tuan
Lee tak mengerti apa maksudnya ini.
“Tiap kau
berpisah dengan wanita, aku yang mengurusnya. Kau tak ingat?” ucap Nyonya Lee
“Kau akan
lakukan apa dengan itu?” kata Tuan Lee seolah tak peduli. Nyonya Lee memikirkan
Dengan foto-foto itu.
Ia pun
langsung mengirimkan foto pada istri Tuan Lee dan memperlihatkan buktinya pada
bosnya. Ia pun mengancam Jika tak bayar
Hye Jun maka akan lakukan rencana cadangan. Hye Jun hanya bisa terdiam ternyata
ada yang membelanya.
Nyonya Lee
keluar gedung sambil membawa kotak, Hye Jun langsung membuka pintu. Nyonya Lee
heran paa yang dilakukanya. Hye Jun pun menjawab kalau ingin membuka pintu.
Nyonya Lee pun ingin tahu alasan Hye Jun yang ingin membukakan pintu
“Jadilah
agenku, Min-jae Nuna... Aku butuh orang sepertimu.” Ucap Hye Jun.
“Mari
bicara setelah kau punya uang. Mudah sekali merayumu. Karena itu kau kena
tipu.” Kata Nyonya Lee
“Itu
salah orang yang menipu, bukan yang ditipu. Pandangan macam itu yang
membenarkan penipuan. Itu tindakan menyalahkan korban.” Kata Hye Jun
“Kau
pandai bicara. Aku bilang akan tinggalkan industri ini, 'kan?” ucap Nyonya Lee
masuk ke dalam mobil.
“Aku tak
melarangmu. Aku bekerja di industri berbeda... Min-jae... Nua.. Aku belum
selesai bicara. Ya?” ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun akhirnya menurunkan jendela
mobilnya.
“Kau
keren sekali. Aku terpana untuk sesaat.”ucap Nyonya Lee dan akhirnya langsung
pergi meninggalkanya. Hye Jun memanggilnya dan hanya bisa menghela nafas.
Di
ruangan, Tuan Lee berbicara di telp mengeluh kalau harus memercayai suaminya.
Hye Jun pun akhirnya datangg, Tuan Lee pikir akan melanjutkan nanti dan mengaku
ada klien. Istrinya terlihat tak percaya. Tuan Lee mengaku harus mencari uan
untuk menghidupi keluarga mereka.
“Kenapa
kembali? Kau puas sekarang?” ucap Tuan Lee marah. Hye Jun pikir mereka
selesaikan pembicaraan. Tuan Lee mengeluh Pembicaraan apa?
“Kontrak
kita bisa diakhiri jika kedua pihak bersedia. Kau Masih ingat, 'kan?”ucap Hye
Jun
“Tampaknya
kau menganggap dirimu luar biasa.” Ucap Tuan Lee. Hye Jun meminta agar mereka
membuat surat pemutusan kontrak.
“Lakukan
sesukamu. Kau balas kebaikan dengan kejahatan! Aku berlari ke sana kemari demi
kau.” Ucap Tuan Lee mengejek
“Berhenti
jadikan aku alasan! Atau aku akan menghajarmu.” Kata Hye Ju marah.
“Baiklah.
Aku paham.... Mari kita berpisah. Aku tak bisa membayarmu.” Kata Tuan Lee. Hye
Jun pun menyuruh agar mengambil dan enyahlah.
“Kupikir itu
tak seberapa untuk berpisah dengan manusia sepertimu. Kau sudah tujuh tahun
menjadi model. Kau sudah mencapai puncak kariermu. Itu semua berkat siapa? Aku!
Apa Kau pikir kau bisa menjadi aktor tanpa aku? Kau tak akan bisa.” ucapTuan
Lee
“Kenapa?
Apa kau mau menghajarku? Itu semua demi kau.” Ucap Tuan Lee melihat kepalan
tangan Hye Jun lalu mendekat. Hye Jun pun langsung mencengkram baju Tuan Lee
dan tak bisa menahan amarahnya.
“Kau
takkan kupukul... Kau tak pantas dipukul.” Ucap Hye Jun mencoba agar menahan
emosinya.
“Apa Kau
pikir kau sama dengan Hae-hyo? Apa Kau pikir kau bisa menjadi seperti Hae-hyo?
Hye-jun... Itu yang meresahkanmu, 'kan?” ucap Tuan Lee mengejek.
Di
ruangan lainya, Hae Hyo sedang sibuk melakukan olahraga pilates. Hye Jun
akhirnya melepasan kepalan tanganya lalu merapihkan baju Tuan Lee. Tuan Lee
bingung dengan sikap Hye Jun. Hye Jun mengaku sedang menunjukkan bahwa tak sama dengan Tuan Lee.
“Hae-hyo
temanku... Aku tak ingin menjadi seperti dia.” Ucap Hye Jun. Tuan Lee yang
mendengarnya merasa tak percaya.
Akhirnya
Hye Jun pun memberikan tanda tangan bersama dengan Tuan Lee. Tuan Lee mangku
Lega sekali rasanya dan merasa banyak menderita karena Hye Jun dengan nada
mengejek. Hye Jun berkomentar Tuan Lee terlalu
banyak bicara karena tak jadi dituntut.
“Kau tak
bisa dapat uang meski menuntutku. Lebih baik aku bayar denda daripada
membayarmu.” Ucap Tuan Lee sebelum Hye Jun pergi
“Apa Tahu
alasan aku tak menagihmu? Aku tahu kau takkan membayarku. Aku harus lakukan hal
yang lebih kotor darimu untuk dapatkan uang itu. Aku tak punya waktu untuk itu.”
Ucap Hye Jun
“Kau takkan
pernah sukses. Kau selamanya akan hidup menjadi bayang-bayang Hae-hyo.”teriak
Tuan Lee saat melihat Hye Jun keluar ruangan.
Hye Jun
terlihat sangat kecewa dengan keadaanya, lalu menerim pesan dari Tuan Sa
[Semangat!] Wajah Hye Jun tersenyum membacanya lalu bertanya [Kau sedang apa?”
Tuan Sa menjawab [Bersenang-senang.]
“Dia
cepat sekali balas pesanku. Tampaknya bisa ditelepon.” Ucap Tuan Sa bahagia.
Hye Jun
yang sedang menahan air matanya melihat kakeknya menelpnya. Akhirnya Ia pun
mengangkatnya, Tuan Sa ingin tahu sedang apa dilakukan cucunya. Hye Jun mengaku
sedang bersenang-senang juga. Tuan Sa pikir itu bagus.
“Apa kau
butuh uang?” tanya Hye Jun. Tuan Sa mengaku
tak menolak jika Hye Jun memberikannya
“Apa cucuku
hasilkan banyak uang?” tanya Tuan Sa. Hye Ju mengaku Tidak.
“Kalau begitu,
jangan beri aku uang.” Ucap Tuan Sa. Hye Jun mengaku bisa
dapat uang nanti.
“Bukan
begitu... Kau pasti akan sukses. Aku yakin. Aku tak pernah melihat anak yang
lebih hebat darimu.” Kata Tuan Sa
“Kau
terus berkata begitu, makanya dimarahi Ayah.” Kata Hye Jun. Tuan Sa
mengaku takut dengan ayah Hye Jun.
“Pulanglah
lebih awal. Tanpamu aku tak berdaya.” Kata Tuan Sa merasa takut dengan anaknya.
“Pak Sa
Min-gi, kenapa kau menjadi penakut? Posisimu lebih tinggi daripada Ayah.” Ucap Hye
Jun
“Sudah
lama aku menjadi payah. Hye-jun, kita harus realistis.” Keluh Tuan Sa
“Meski begitu,
kau adalah yang terbaik! Kau sungguh pandai membaca orang.” Kata Hye Ju
“Meski
karier aktingmu tak berjalan baik, emas bukan sampah. Kau adalah emas.” Ucap Tuan
Sa
“Uang
sakumu bulan depan harus kutambah.” Ucap Hye Jun tersenyum. Tuan Sa pun
mengucapkanTerima kasih.
“Karena
aku sudah mendengar suara cucuku, sekarang saatnya aku bersenang-senang.” Kata Tuan
Sa. Hye Jun mengerti. Di sebuah ruangan dansa Tuan Sa dipanggil untuk ikut
menari. Tuan Sa pun terihat senang.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar