PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dae Oh
mengantar Ae Jung pulang, wajahnya terlihat gugup di dalam mobil. Ae Jung
akhirnya bicara lebih dulu. Dae Oh yang panik langsung menyela agar jangan
mengatakanya, menurutnya Ae Jung tak perlu menjawabnya sekarang.
“Tidak
usah terburu-buru.” Ucap Dae Oh gugup. Ae Jung merasa tetap harus menjawabnya.
“Aku…”
ucap Ae Jung. Dae Oh menyela kalau itu tak apa-apa dan menegaskan sudah bilangtak akan berlaku seenaknya lagi seperti
dahulu.
“Aku akan
menunggu sambil berusaha dengan perlahan dan tenang sampai Ha-nee bisa
menerimaku. Aku sudah bilang begitu.” Ucap Dae Oh dengan wajah tegang.
Ae Jung
melepaskan sabuk pengaman dan langsung memberikan ciuman di pipi Dae Oh. Dae Oh
kaget menerima ciuman Ae Jung. Ae Jung pun hanya bisa tersenyum setelah memberikan
ciumanya.
“Jangan
takut dan dengarkan aku. Jawabanku… Terima kasih karena kau mau menunggu dan
tak akan buru-buru.” Ucap Ae Jung. Keduanya pun hanya bisa tertawa.
“Hari ini
aku sangat bahagia berkatmu. Aku kembali ke universitas seperti keinginanku
selama ini, lulus, bahkan dilamar olehmu. Aku melakukan semua hal yang
kuinginkan dalam satu hari ini.” Kata Ae Jung
“ Sekarang
aku tak punya penyesalan apa-apa. Karena itu, tolong tunggu sebentar lagi. Aku
akan berusaha keras sampai Ha-nee bisa membuka hatinya 100 persen.” Jelas Ae
Jung
“Astaga...
Bicaramu sangat manis... Ahh.. Tak bisa begini.” Ucap Dae Oh melepaskan sabung
pengamanya.
“Jangan
begini. Apa yang kau mau lakukan?” kata Ae Jung panik. Dae Oh meminta Ae Jung
agar diam saja.
“Dae Oh,
banyak orang.” Kata Ae Jung melihat sekeliling. Dae Oh mengaku hanya mau
mencium saja. Ae Jung mengeluh agar Dae
OhJangan lewati garis. Keduanya pun saling beradu mulut didalam mobil didepan
rumah.
Sementara
di dalam rumah, Ha Nee baru membaca berita Dae Oh membaca buku novel tulisan
ayahnya [CINTA ITU TIDAK ADA OLEH CHEON EOK-MAN] Ia membaca mulai dari PROLOG
sambil mengingat tulisan berita di forum
[Aku akan mengekspos
Cheon Eok-man. Bukunya, Cinta Itu Tidak Ada<i>, benar-benar palsu.
Sebenarnya, pria itu yang pergi lebih dahulu, dan membuang wanita itu bersama
anaknya. Karena itu, wanita itu kehilangan semua mimpinya di waktu mudanya.]
Ha Nee
membaca tulisan Dae Oh “Dia menghilang. Meninggalkanku Karena wanita yang
merenggut segalanya dariku, aku jatuh sakit.
[Namun, Penulis Cheon
menyembunyikan kenyataan ini, dan menulis novel berdasarkan kebohongan.]
Ha Nee
merasa itu tak mungkin apa yang sudah ditulis oleh berita dan Dae Oh yang
berlaku kejam padanya.
Ae Jung
masuk rumah dengan senyuman bahagia, saat itu Ha Nee keluar dari kamarnya. Ae
Jung kaget melihat anaknya yang belum tidur? Ha Nee melihat ibunya sangat
cantik dan bertanya apakah habis bertemu pria itu. Ae Jung membenarkan dengan
wajah senyuman bahagia.
“Sepertinya
Ibu belum tahu tentang apa yang terjadi sekarang.” Ucap Ha Nee. Ae Jung bingung
bertanya Memangnya ada apa?
“Katanya
isi semua novel ini adalah bohong.” Kata Ha Nee memperlihatkan buku [PEMENANG
PERHARGAAN KONTES SASTRA MUSIM SEMI TAHUNAN]
“Kenapa
kau memegang buku ini?” tanya Ae Jung. Ha Nee memastikan apakah Ibu sudah tahu.
“Tokoh utama
wanita buku ini adalah Ibu.” Kata Ha Nee. Ae Jung terlihat gugup dan tak bisa
menjawab.
“Namun,
pria itu sengaja membuat Ibu menjadi wanita jahat. Ini Tak begitu, 'kan? Benar
bukan begitu, 'kan?” kata Ha Nee. Ae Jung terdiam dan terlihat bingung.
Dae Oh
pulang ke rumah menerima telp dari PAK HONG, Tuan Hong berteriak panik
memebritahu kalau ada masalah besar dan Gosip
soal cerita Dae Oh tersebar luas di internet. Dae Oh yang baru pulang tak
mengerti maksudnya.
“Ada
orang yang menulis hal buruk tentangmu di beranda halaman kita. Itu dihapus
setelah beberapa menit, tapi sudah terlanjur menyebar.” Ucap Tuan Hong
Dae Oh
akhirnya berlari ke meja kerja memeriksanya, dan bingung melihat berita PENULIS
CHEON EOK-MAN TEREKSPOS lalu bertanya apa maksudnya ini. Tuan Hong mengaku juga tak tahu dan penasaran Siapa yang sebenarnya
menulis hal itu?
“Dia
bilang novelmu bohong, dan kau hanya sampah yang mencampakkan pacarmu yang
hamil. Ini tak benar, 'kan?” ucap Tuan Hong.
Dae Oh
membaca komentar di forum [Pak Cheon tak akan melakukan hal itu... Pak, berikan
penjelasan. Apa Benar wanita di konser bukumu waktu itu mantan pacarmu?Kami
butuh penjelasan.]
Ia pun melihat
video saat Ae Jung memberikan pernyataan [Bisa saja, kau yang pergi dan
merenggut segalanya darinya.] Dae Oh pun hanya bisa terdiam karena semua cerita
yang sebenarnya terekpsos.
Ae Jung
kembali ke kantor bingung karena Mana mungkin rekening mereka tak ada isinya.
Hye Jin juga merasa ada yang aneh,
padahal mengecek untuk membayar gaji staf, tapi di dalam rekening kosong. Ae
Jung duduk di meja kerjanya pun kaget melihat lacinya terbuka
“Apa ini?
Di mana buku tabungannya?” ucap Ae Jung panik isi lacinya yang kosong.
“Apa
jangan-jangan ada pencuri? Aku harus lihat kamera pengawas. Tapi Bagaimana ini?
Tak ada kamera pengawas.” Kata Hye Jin
panik
“Di mana
Pak Wang? Di mana dia?” tanya Ae Jung merasa ada yang aneh dengan Tuan
Wang.
Nyonya
Song melihat berita [PENULIS CHEON EOK-MAN TEREKSPOS KEBOHONGAN PENULIS DUNIA, CHEON
EOK-MAN, TEREKSPOS] tapi tak ada senyuman diwajahnya. Reporter pikir Nyonya
Song sudah puas Tapi menurutnay Nyonya
Song tak terlihat begitu.
“Bagaimana,
ya? Aku ingin membalas kelakuan mereka, tapi aku malah merasa kotor. Aku hanya
ingin mendapatkan yang seharusnya milikku.” Ucap Nyonya Song. Reporter hanya
diam saja.
“Jangan
pernah menemuiku lagi. Kita sudah tak ada urusan.” Kata Nyonya Song yang tak
mau ada urusan.
“Apa hanya
aku yang salah? Kau juga terlibat di dalamnya. Hiduplah dengan baik.” Ucap
Reporter sinis dan langsung keluar ruangan.
Tuan Hong
masuk ke dalam rumah berteriak memanggil Eok-man memarahi karena tak menjawab
teleponnya padahal hampir saja gila karenanya. Dae Oh hanya terdiam didalam
rumahnya. Tuan Hong melihat ada robekan kertas dalam sebuah kardus.
“Apa ini
semua? Kenapa… ini ada di rumahmu?” ucap Tuan Hong bingung. Dae Oh
menceritakan Warganet menemukan
alamatnya dengan mudah dan mengirimkannya ke sini.
“Tadinya
aku tak mau beri tahu. Tapi pagi ini ada 23 buah paket seperti ini. Salah satu
buku sudah dicoret-coret dengan pulpen merah, dan buku lain sudah
dirobek-robek.” Ucap Tuan Hong. Dae Oh hanya diam saja.
“Eok-man…
Kau tahu kita berusaha keras untuk membuat buku ini. Namun, apa ini semua?”
keluh Tuan Hong akhirnya duduk.
“Pak
Hong, tolong telepon semua situs web dan minta turunkan semua video Nona Noh di
konser buku itu. Serta, tolong minta turunkan semua foto dan artikel tentang
Nona Noh.” Kata Dae Oh panik mengingat tentang Ae Jung dan Ha Nee.
“Eok-man,
yang benar saja? Bukan saatnya mencemaskan dia sekarang!” teriak Tuan Hong
marah
“Jika
anaknya juga sampai terlibat, mereka berdua akan kesusahan.” Ucap Dae Oh panik
“Kau juga
sedang membuatku susah! Sudahlah. Kita panggil saja korbannya dan suruh dia
katakan yang sejujurnya. Jika tidak begitu, kariermu sebagai penulis akan
hancur.” Jelas Tuan Hong dengan nada tinggi
“Perkataan
mereka tidak salah. Aku menulis novel itu tanpa tahu lukanya. Lalu karena
tulisanku, hidupnya juga berantakan. Jadi, benar bahwa aku tak pantas menjadi
penulis.” Kata Dae Oh dengan wajah lesu
“Pak
Cheon, sadarlah! Jika begini, bukan hanya film, tapi kau juga tak akan bisa menulis
selamanya.” Jerit Tuan Hong frustasi
“Mau
bagaimana lagi? Aku harus membayar perbuatanku.” Ucap Dae Oh pasrah. Tuan Hong
hanya bisa melonggo mendengarnya.
Hye Jin
gugup di depan ruang rapat. Dae Oh
datang. Hye Jin kaget melihat Dae Oh datang dan langsung menghadangnya. Dae Oh
bingung apa yang sedang dilakukanya. Hye Jin bingung menjelaskanya. Dae Oh
bertanya Apa ada masalah?
“Nona Noh
bilang jangan biarkan kau masuk ke ruang rapat.” Ucap Hye Jin. Dae Oh melihat
Ae Jung bertemu dengan tiga orang di ruang rapat.
“Kumohon...
Kumohon kepada kalian... Kecemasan kalian tak akan terjadi. Film kita akan
tetap diproduksi. Jadi, kalian tak perlu khawatir.” Ucap Ae Jung menyakinkan.
“Katanya
korbannya adalah kau. Aku tahu kau mau buat film, tapi seharusnya tak begini.
Seharusnya kau tak ikut campur di dalam film ini.” Ucap si pria
“Aku
belum dapat uang kontrak. Bagaimana ini? Aku mau mengundurkan diri. Ganti biaya
yang sudah kukeluarkan.” Kata Pria yang pertama
“Aku juga
mau mengundurkan diri. Ganti uangku juga.” Ucap si pria lainya dan si wanita
pun meminta ganti rugi juga.
Dae Oh
masuk ruangan menegaskan kalau akan membayarnya. Ae Jung kaget melihat Dae Oh
masuk. Hye Jin pun tak bisa menahan Dae Oh yang menerobos masuk. Dae Oh
menegaskan dirinya adalah sutradara film dan penulis novelnya.
“Jadi,
aku akan bertanggung jawab. Maka itu, bicaralah denganku.” Ucap Dae Oh. Ae Jung
bingung melihat Dae Oh datang. Dae Oh tak peduli agar mengajak mereka datang ke
ruangannya.
Ae Jung
melamun di pantry sambil membuat minum, Hye Jin melihat Ae Jung lalu berjalan
mendekat dan bertanya apa tak apa-apa. Ae Jung mengangguk dan bertanya apa Para
staf sudah pergi. Hye Jin menganguk kalau mereka sudah pergi.
“Tapi Pak
Cheon tak keluar dari ruangannya setelah itu. Aku sudah tawarkan dia gimbap
tapi dia tak menjawab. Sepertinya dia sedang menelepon.” Ucap Hye Jin khawatir.
Ae Jung hanya bisa terdiam
“Nona
Noh, sepertinya dia merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia pasti berpikir
semua ini gara-gara dia.” Ucap Hye Jin.
Di
ruangan, Dae Oh hanya bisa terdiam mengingat ucapan Tuan Hong “Pak Cheon,
sadarlah! Jika begini, bukan hanya film, tapi kau juga tak akan bisa menulis
selamanya.” Ia pun meliha tulisan ceritanya [CINTA ITU TIDAK ADA
Ia
melihat video saat Ae Jung memberikan pernyataan “Bisa saja kau yang pergi dan
merenggut segalanya darinya” dan Komentar [KASIHAN SEKALI WANITA ITU] akhirnya
menutup laptop sambil menghela nafas panjang.
Dae Oh
mengingat kembali saat Ae Jung menuliskan [Tanggal 20 April 2020. Langit waktu
Produser Noh Ae Jung mulai berkarya.] Saa itu Pesan dari Ae Jung masuk ke
ponselnya “Temui aku di atap.”
Dae Oh
pun pergi ke atap gedung dan kaget melihat Ae Jung membawa payung besar dengan
tikar dan juga kompor serta panci ramyun. Ae Jung dengan wajaha bahagia
memberitahu kalau Kejutan lalu bertanya apakah Dae Oh masih mengingat
“Waktu
kita mau pergi piknik, tapi tiba-tiba hujan lebat.” Ucap Ae Jung penuh
semangat.
Flash Back
TAHUN 2005
Ae Jung
sedih dan kesal melihat ke jendela kamar karena hujan deras padahal ia sudah
siap kencan diluar rumah. Dae Oh melihat Ae Jung yang sedih akhirnya membuat
suasana kamar seperti sedang camping diluar.
Ae Jung hanya terdiam melihat Dae Oh yang mengubah kamar.
“Bagaimana?
Ae Jung, udara di sini sangat segar.” Ucap Dae Oh yang sengaja memutar suara
burung yang terdengar seperti "Oh Dae-o!"
“Apa Kau
dengar itu? Suara burung yang hanya ada di tempat berudara bersih. "Oh
Dae-o!" kata Dae Oh dengan senyuman
bahagia. Tapi Ae Jung seperti tak suka dengan ide Dae Oh
Di
dinding terlihat poster [UNIVERSITAS HANKUK 2006 PROYEK FILM KELULUSAN] lalu
ada balon dengan bentuk dinosaurus . Dae Oh datang membawakan sebuah “Kejutan”
dengan panci berisi ramyun dan menegaskan kalau sekarang waktunya makan mi
instan spesial Oh Dae-o.
“Mi
instan spesial Oh Dae-o?” ucap Ae Jung bingung. Dae Oh pun akan menjelaskan
“Kubuat
ini dengan resep spesialku, dengan menambahkan cinta dan sayang. Kuahnya
sengaja kulebihkan. Apa Kau mau coba? Tunggu sebentar.” Ucap Dae Oh bahagia. Ae
Jung bingung harus makan sekarang.
“Ini... Coba
makan.” Kata Dae Oh. Ae Jung meminta Dae Oh agar makan ini.
“Banyak
hewan liar datang mencium harumnya. Cepat, tangkap! Kenapa ada dinosaurus di
sini?” ucap Ae Jung panik
“Sialan! Aku
akan tahan dia. Kau makan saja!” jerit Dae Oh sengaja menangakap Dinosaurus. Ae
Jung seperti tak suka dengan ramyun buatan Dae Oh buru-buru mengembalikan di
dalam panci.
“Aku
takut! Jangan lepaskan dia.” Ucap Ae Jung berpura-pura berteriak ketakutan.
Diatap,
Ae Jung melakukan hal yang sama kalau udara di sini sangat segar dan bisa
mendengarnya. Dae Oh menatapnya. Ae Jung pikir kalau Suara burung yang hanya
ada di tempat berudara bersih dengan suara "Oh Dae-o!" Dae Oh tetap
terdiam melihatnya.
“Mi sudah
matang... Ini mi instan spesial buatanku. Bahan spesialnya adalah cinta dan
sayan yang mengikuti resep mi instan spesial Oh Dae-o. Aku akan mencicipinya.
Apa Kau tetap tak mau makan?” kata Ae Jung. Dae Oh tetap saja diam.
“Haruskah
kucoba juga?” ucap Dae Oh akhirnya bisa tersenyum. Ae Jung pun akan
mengambilkan dengan cinta dan ketulusan
yang banyak.
“Terima
kasih... Aku akan coba.. Wah.. Apa ini karena suasananya? Mi ini enak sekali.”
ucap Dae Oh bahagia. Ae Jung pun tak percaya mendengarnya.
“Banyak
hewan liar yang akan datang karena harum mi ini. Jadi, cepat makan.” Ucap Ae
Jung
“Kau
bilang sudah tak ingat apa-apa tentang kenangan kita. “ ejek Dae Oh
“Semua
hal yang kulakukan bersamamu, semuanya seperti sebuah film. Bagaimana bisa aku
lupa?” akui Ae Jung lalu menatap Dae Oh
“Dae Oh.
Ada banyak hal yang harus kita hadapi nanti. Ayo, kita hadapi itu semua
bersama.” Ucap Ae Jung menatapnya.
“Ae
Jung...Ayo kita batalkan film ini.” Kata Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Aku tak
perlu menyutradarainya. Novel itu bohong.” Ucap Dae Oh. Ae Jung meminta agar
Jangan begitu.
“Pasti
ada cara menyelesaikannya tanpa melukai Ha-nee. Pasti ada cara menyelamatkan
film ini. Karena itu, ayo kita…” ucap Ae Jung menyakinkan.
“Namun,
aku… tak mau merilis cerita tentang aku, kau, dan Ha-nee menjadi kebohongan ke
dunia ini. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungi mimpimu dan Ha-nee,
bagaimanapun caranya.” Kata Dae Oh. Ae Jung hanya bisa diam saja.
Di dalam
mobil, Kwang Soo masuk mobil dengan wajah paik memberitahu A-rin kalau Ada
masalah besar dan menurutnya Jika begini, filmnya pasti akan hancur. A Rin
bingung bertanya ada apa. Kwang Soo pun memperlihatkan Tab ditangan A Rin.
“Apa ini?
Kenapa tiba-tiba filmnya bermasalah lagi? Aku hampir gila karena ini. Jika aku sudah
menyerah, harusnya mereka hidup dengan baik bersama. Aku sudah bermain di film
ini, batal mundur, dan tak mengganggu mereka lagi.” Ucap A Rin kesal
“Apa lagi
yang harus aku lakukan? Menyebalkan. Nafsu makanku hilang.” Ucap A Rin kesal
memberikan kotak saladnya.
Di lobby,
Ryu Jin baru saja turun dari mobil wartawan langsung menyerbu bertanya “Apa benar
ayah kandung anak waktu itu adalah Cheon Eok-man?” A rin mendengar dari dalam
mobil mengeluh kalau Pertanyaan itu menjengkelkan.
“Maaf,
kami sibuk dengan jadwal lain. Maaf kami harus pergi.” ucap Kwang Soo
menghalangi wartawan.
“Apa kau
sudah tahu kau bukan ayah kandung dari anak itu? Noh Ae-jeong dari Thumb Film adalah
wanita dalam novel Pak Cheon, 'kan?” ucap Wartawan
“Saat itu
aku sudah katakan. Jangan pernah sembarangan menyebut nama seseorang.” Ucap Ryu
Jin menahan amarahnya.
“Maaf,
kami tak menerima pertanyaan.” Ucap Kwang Soo mencoba agar berjalan melalui
wartawan.
“Kudengar
hubungan kalian sangat dekat. Kenapa Cheon Eok-man tak bicara saat itu? Jika
dia bicara, maka tak akan terjadi seperti ini.” Ucap Wartawan. Ryu Jin ingin
bicara tapi saat itu A Rin datang.
“Hei,
kau! Apa katamu barusan?” teriak A Rin marah. Ryu Jin kaget melihat A Rin yang
marah. Kwang Soo mencoba menahanya tapi A Rin tak peduli meminta agar
melepaskan tanganya.
“Kalian
semua sangat konyol. Aku paham jika kalian begitu kepadaku dan Ryu Jin. Tapi
wanita itu dan anaknya bukan selebritas. Lantas, kenapa kalian mencari tahu kehidupan
mereka?” ucap A Rin dengan nada tinggi. Semua wartawan kaget mendengar ucapan A
Rin.
“Apa aku
salah dengar? Mustahil.” Bisik Manager Myung. Ryu Jin pun juga tak percaya dan
menahan senyumanya.
“Hei. A
Rin Aku bilang jangan berlatih akting di luar.” Ucap Kwang Soo mencoba menutupi
sifat A Rin yang marah
“Ada apa
dengannya? Tatapannya seperti pembunuh.” Bisik Manager Myung.
“Aku
paham kalian rela melewati batas privasi orang lain hanya demi berita utama,
tapi ada batas yang tak boleh kalian lewati. Paham?” ucap A Rin menegaskan
“Ya,
jangan lewat batas. Ini semua hanya akting, bukan keadaan yang sebenarnya.”
Kata Kwang Soo mencoba memberitahu pada wartawan.
A Rin
masuk lebih dulu tapi wartawan merasa ucapan A Rin itu bersungguh-sungguh dan bukan akting. Akhirnya
Manager Myung pun bisa masuk mengajak Ryu Jin pergi.
Nyonya
Choi menonton berita di Tv. Seorang MC membahas “Model asli dari tokoh utama
wanita dari novel debut Cheon Eok-man pada akhirnya muncul di publik. Karenanya,
banyak komentar negatif muncul mengenai Pak "C". Pria lain pun membenarkan.
“>Novel
ditulis dari sudut pandang korban. Ternyata, pria itu bukanlah korban,
melainkan pelaku.” Ungkap si Pria. Nyonya Choi yang mendengarnya merasa itu tak
mungkin.
“Model
asli dari tokoh utama film itu ternyata melahirkan anak Cheon Eok-man, dan
membesarkannya sendiri hingga sekarang. Masalah terbesarnya, Cheon Eok-man membalikkan
fakta dan menulis bahwa dia korbannya.” Ucap si pria. Nyonya Choi sambil
melipat handuk mengatakan Bukan begitu.
“Benar.
Dilihat dari situasi sekarang, sepertinya Cheon Eok-man tak merenungi
kesalahannya, tapi malah…” ucap Si Pria dan saat itu Ha Nee pulang dari
sekolah.
Nyonya
Choi langsung mematikan TV agar Ha Nee tak mendengarnya. Ha Nee melihat sikap
neneknya merasa Tak perlu begitu karena menurutnya Malah aneh jika itak tahu
sesuatu yang seluruh orang tahu. Ia pun pergi ke meja makan mengambil es batu.
“Apa Kau
tak ada masalah di sekolah? Apa Teman-temanmu tak bicara apa-apa? Apa Kau di
sekolah seharian?” tanya Nyonya Choi khawatir.
“Tak ada
masalah apa-apa. Sekarang teman-temankutak akan menggangguku lagi, Nek.” Ucap
Ha Nee
“Benarkah?
Syukurlah. Mungkin mereka belum membaca berita, 'kan?” kata Nyonya Choi
bernafas lega.
“Tidak.
Mereka sudah lihat. Walaupun begitu, mereka tetap baik padaku.” Akui Ha Nee.
Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Nenek, meski
teman-temanku bilang pria itu jahat dan mengumpatnya, aku hanya berdiam diri.
Seharusnya aku membelanya dengan berkata bahwa itu tak benar, dan itu semua
adalah salah paham. Tapi aku tak tahu cara menjelaskannya.” Ucap Ha Nee menahan
tangisnya.
“Namun…
aku tahu. Aku bisa tahu dia bukan orang jahat saat melihat matanya.” Kata Ha
Nae dan akhirnya menangis. Nyonya Choi pun akhirnya memeluk cucunya.
“Ya,
jangan khawatir. Kau, ibumu, dan aku tahu. Kita semua tahu. Kebenarannya akan
terungkap.” Ucap Nyonya Choi. Ha Nee menangisi ayahnya.
Ae Jung
pergi ke bar menanyakan pada Nyonya Park Jika amelindungi Dae-o,maka Ha-nee
akan terluka Tapi Jika melindungi
Ha-nee, maka Dae-o akan terluka. Ia mengeluh karena berpikir sekarang akan bahagia. Namun, ternyata
hidupnya tetap begini.
“Aku
selalu berkata hal yang sama tiap kau berkata begitu. "Suatu saat, kau
akan bahagia. Karena kau selalu melakukan yang terbaik." Ucap Nyonya Park
menyakinkan
“Bagaimana
kau bisa tahu itu?” ucap Ae Jung tak yakin. Nyonya Park pikir tak ada alasan
tak tahu karena selalu melihatnya.
“Pada
akhirnya kau pasti bisa melindungi keduanya. Kau Noh Ae Jung. Aku percaya
padamu.” Kata Nyonya Jung mengenggam tangan Ae Jung menyakinkan.
Flash Back
TAHUN 2013
Nyonya
Park duduk menatap foto bayi yang baru saja di USG, tapi wajahnya terlihat
sangat sedih dan meminum kembali sojunya, seperti ingin menenangkan diri. Saat
itu Ha Nee duduk dengan neneknya. Ae Jung bertanya apakah Ha-nee sedang
menggambar. Ha Nee mnegaku tidak
“Gambarmu
sangat bagus.”Puji Ae Jung. Ha Nee pikir harus menggambar Ibunya.
“Usaha
kita tak lancar, dan kita diusir dari rumah. Apa mereka mau kita mati?” ucap
Nyonya Choi menghela nafas.
“Jangan
khawatir, Ibu. Pasti ada rumah untuk kita bertiga.” Ucap Ae Jung yakin. Nyonya
Park menatap ketiganya.
“Rumah
ada, tapi tak ada uangnya.” Keluh Nyonya Choi Ae Jung yakin Jika masa
percobaannya selesai, maka gajinya juga akan naik.
“Sudahlah...
Gajimu akan tetap kecil walaupun naik.” Ucap Nyonya Choi pasrah.
“Nenek,
kita akan diusir lagi? Karena kita tak punya uang.” Tanya Ha Nee yang polos
“Astaga...
Aku salah bicara di depanmu... Tidak begitu.” Ucap Nyonya Choi memeluk cucunya.
“Apa Mau
pindah ke rumahku? Rumahku terlalu besar untuk ditinggali sendiri. Aku juga
masih punya kamar kosong di tokoku.” Ucap Nyonya Park yang mendengar ketiganya.
“Astaga.
Itu bukan hal mudah.” Ucap Nyonya Choi merasa tak enak hati.
“Lantas,
apa memberikan lebih banyak paha ayam setiap aku ke sini itu mudah?” ucap
Nyonya Park
“Kau
pelanggan spesial kami, tapi apa kau bisa begitu memercayai kami?” ucap Ae Jung
merasa tak percaya
“Noh Ae
Jung yang tak menyerah atas mimpi, anak, dan hidupnya. Adakah alasan untuk tak
memercayaimu?” ucap Nyonya Park yakin. Ae Jung menatap seperti tak percaya
kalau masih ada yang percaya padanya dan mau menolongnya.
Ha Nee
sudah menunggu direstoran. Dae Oh datang terburu-buru meminta maaf karena
terlambat Padahal ia yang memintanya datang. Ha Nee pun ingin tahu alasan Dae
Oh yang ingin bertemu denganya dan kenapa Ibunya tidak boleh tahu
“Ayo kita
bicara sambil makan. Kau lapar, 'kan?” ucap Dae Oh. Ha Nee menolak mengaku tak
makan setelah pukul 18.00 karena sedang diet.
“Ternyata
kau berdiet. Kau tak gemuk sama sekali. Lalu Apa kau mau makan makanan rendah
kalori?” ucap Dae Oh mencoba untuk tersenyum
“Kau pasti
banyak pikiran. Wajahmu tak kelihatan baik.” Kata Ha Nee. Dae Oh gugup bertanya Apa terlihat begitu.
“Bagaimana
denganmu? Apa Kau baik-baik saja?” ucap Dae Oh merasa khawatir dengan anaknya.
“Ibu yang
harus kau cemaskan dahulu, bukan aku. Aku sudah berkata kepadamu bahwa aku tak
perlu ayah. Aku hanya ingin memberimu kesempatan untuk menjadi suami ibuku.”
Ucap Ha Nee.
“Maaf..
Kurasa kau belum menerimaku. Aku memang buruk.” Ucap Dae Oh. Ha Nee mengaku Bukan
begitu.
“Aku
percaya kepadamu. Kau yang sangat menyukai ibuku tak akan menulis novel seperti
itu.” Ucap Ha Nee dengan mata berkaca-kaca
“Aku
pikir ibumu yang pergi meninggalkanku. Jadi, aku sangat membencinya untuk waktu
lama. Namun, ibumu berpikir aku yang meninggalkannya. Karena itu, kami salah
paham dan saling membenci. Begitulah ceritanya.” Cerita Dae Oh
“Apa Ini
semua salah paham?” tanya Ha Nee. Dae Oh
kembali meminta maaf.
“Kau menjadi
tersiksa karena salah paham di antara kami.” Ucap Dae OH merasa sangat
bersalah.
“Jangan
memandangku begitu. Hidupku tanpa ayah memang tak mudah. Tapi di luar itu, aku
sangat bahagia berkat ibu dan nenekku. Sekarang, kau dan ibuku harus bahagia
selamanya.”ucap Ha Nee menatap ayahnya. Dae Oh hanya bisa terdiam.
Ha Nee
turun dari mobil mengucapkan Terima kasih sudah mengantarnya. Dae Oh memberikan sebuah tas agar Ha Nee
menerimanya, Ha Nee bertanya apa itu.
Dae Oh meminta agar Jangan buka ini hari ini tapi Nanti saja.
“Ini
Sudah larut. Ibu dan nenekmu pasti menunggumu.” Ucap Dae Oh. Ha Nee pun pamit
dan mengucapkan Selamat jalan.
“Selamat
tidur.” Ucap Dae Oh melambaikan tangan pada anaknya. Ha Nee pun melakukan hal
yang sama lalu masuk ke dalam rumah.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar