PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ae Jung
bersiap diri untuk datang ke kantor lalu tersenyum menyapa semua selamat pagi.
Tapi ruangan kosong, Ia pun bingung mencari siapapun dalam ruangan. Ae Jung
melihat seorang pria yang ada di dalam ruangan lalu bertanya siapa pria itu.
“Nona
Noh... Lama tak bertemu... Kita bertemu lagi.” Ucap Si pria menjabat tangan Ae
Jung. Ae Jung pun menyapa si pria bernama Tuan Kim.
“Ada apa
kau ke sini?” tanya Ae Jung. Hye Jin datang dari pantry melhat Ae Jung yang
baru datang.
“Ya,
Hye-jin... Ada apa ini?” ucap Ae Jung hanya memperlihatkan gerakan mulutnya.
Hye Jin pun bingung apa yang terjadi sekarang.
“Apa ini?
Apa kalian belum tahu? Aku pikir kalian semua sudah tahu.” Ucap Tuan Kim
bingung melihat keduanya yang kebingungan. Ae Jung bingung Apa maksudnya.
“Kami
akan memproduksi film Hanya Suamiku bersama dengan Thumb FIlm.” Kata Tuan Kim.
Ae Jung kaget mendengarnya.
“Katanya
Pak Cheon mundur dari film, dan berhenti sementara. Produksi Cinta Itu Tak Ada juga dihentikan.” Ucap Tuan
Kim.
Ae Jung
mencoba menelp Dae Oh dan masuk ruangan lalu melihat ruangan yang kosong. Dae
Oh mematikan ponselnya, Ae Jung pun bingung ditinggalkan begitu saja.
Ae Jung
kebingungan, saat itu Tuan Koo datang. Ae Jung pun bertanya pada Tuan Koo
apakah sudah berbicara tentang film baru dengan Pak Kim dan sudah tahu. Tuan
Koo membenarkan kalau mereka tak bisa membuatfilm Cinta Itu Tidak Ada dengan
biaya produksi darinya.
“Thumb
Film akan bekerja sama untuk memproduksi film Hanya Suamiku, Produsernya adalah
Noh Ae Jung, dengan Ryu Jin dan Joo A-rin sebagai pemainnya. “ ucap Tuan Koo
“Tidak.
Aku akan bertemu Pak Cheon dahulu.” Kata Ae Jung. Tuan Koo menegaskan
kalau Ini kemauan Pak Cheon.
Flash Back
Tuan Koo
bertemu dengan Dae Oh di ruangan. Dae Oh memberitahu Ada film yang disiapkan Nona Noh sebelum
memulai film mereka dan Produksi film
itu sempat dihentikan karena perusahaannya bermasalah jadi ia meminta Tuan Koo
agar Ae Jung bisa produksi film itu
lagi.
“Aku tak tahu ini baik atau tidak.Tapi tokoh
utama di film itu mundur karena kasus menyetir saat mabuk, dan biaya
produksinya kurang. Karena ada banyak masalah, akhirnya film ini belum bisa
dibuat.” Ucap Dae Oh
“Lantas?”
tanya Tuan Koo setelah melihat PROPOSAL
FILM HANYA SUAMIKU
“Kita
bisa pakai tim yang aku sarankan untuk produksi Cinta Itu Tidak Ada, serta
seluruh aktor dan aktrisnya. Jika kita memulai film ini dari awal, aku yakin
Nona Noh bisa membuatnya menjadi film yang sangat bagus.” Jelas Dae Oh
“Dia tak
bisa meraih mimpinya setelah 14 tahun dengan cerita palsu. Dan film ini adalah
karya pertama Nona Noh yang sudah benar-benar disiapkan dengan baik olehnya.”
Ucap Dae Oh. Tuan Koo melihat berkas tertulis [PRODUSER: NOH AE-JUNG, SUTRADARA:
KIM SANG-HO]
Ae Jung
mencoba menelp Dae Oh dari taksi tapi tak diangkat. Dae Oh sedang membereskan
buku-buku di rumahnya, lalu melihat
selembara kertas [CINTA ITU TIDAK ADA, KONTRAK HAK CIPTA, THUMB FILM,
WANG SEONG-GYU] tapi itu sudah tak berguna lagi. Tiba-tiba terdengar suara Ae
Jung memanggil Dae Oh meminta agar membuka pintu.
Dae Oh
akhirnya membuka pintu, Ae Jung masuk rumah dan melonggo melihat Dae Oh sedang
berkemas dan Ada apa dengan ini semua, dan bertanya apakah mau pergi
meninggalkannya, Dae Oh mau ke mana? Pakah akan pergi begitu saja Tanpa bilang
apa-apa?
“Kenapa?
Kenapa begitu? Kau membatalkan produksi filmmu dan memberiku film baru. Apa kau
Pikir aku akan berterima kasih? Kau pikir aku akan menangis terharu jika aku
berhasil meraih mimpiku setelah membuangmu, juga filmmu?” ucap Ae Jung marah
sambil menangis.
“Bukan
begitu, Ae Jung.” Kata Dae Oh mencoba mendekat. Ae Jung yang marah meminta Dae
Oh agar Jangan mendekat.
“Kau
bahkan berpikiran untuk pergi diam-diam. Kenapa sekarang begini?” ucap Ae Jung
“Aku
ingin tulis cerita kita yang sebenarnya. Untuk itu, aku perlu waktu. Aku tak
mau kau dan Ha-nee dikasihani orang-orang karena cerita itu. Jadi Akan kutulis
lagi.” Ucap Dae Oh
“Cerita
kita yang sebenarnya setelah perjalanan yang sangat panjang. Cerita tentangmu,
aku, dan Ha-nee. Cerita kita yang sesungguhnya.” Jelas Dae Oh
“Kau bisa
menulisnya di samping kami. Kita bisa terus bersama. Kau bisa menulisnya
bersama kami.” Ucap Ae Jung
“Jika aku
tak menghilang dahulu, orang-orang akan terus coba menurunkanku dengan cara apa
pun. Gosipnya akan membesar. Aku Cheon Eok-man. Apa Kau tak kenal Cheon
Eok-man? Dia menulis dalam kesendirian.” Jelas Dae Oh menyakinkan.
“Ae Jung.
Waktu kau meraih mimpimu, maka aku juga akan menulis lagi. Ayo kita raih mimpi
kita masing-masing, dan bertemu lagi. Ini tak akan lama. Maafkan aku.” Ucap Dae
Oh. Ae Jung menangis. Dae Oh pun
akhirnya memeluk Ae Jung yang menangis.
Di dalam
ruang tunggu, Ae Rin terus menangis dengan tissue yang berhamburan. Kwang Soo
datang membawakan tissue lain meminta agar berhentilah menangis dan sudah
bilang agar jangan mengumpat. A Rin mengeluh kalau Kariernya sudah berakhir.
“Aku
bukan Malaikat Asia lagi. Semua bilang aku Malaikat Pengumpat.” Ucap A Rin
menangis.
“Berhentilah
menangis. Banyak orang di luar. Riasan wajahmu akan terhapus. Kau harus foto
untuk majalah. Ayolah.” Ucap Kwang Soo. A Rin terus menangis sambil mengumpat.
“Kumohon...
A-rin, berhenti menangis dan lihat ini.” Ucap Kwang Soo. A Rin mengeluh harus
melihat apa lagi.
“Semuanya
bilang aku Malaikat Pengumpat dan Malaikat Sialan. Itu sebutanku sekarang.”
Ucap A Rin
“Yang
penting kau harus lihat ini dahulu. Cepat, A-rin. Kau harus lihat ini.” Kata
Kwang Soo.
A Rin
akhirnya melihat video Ryu Jin memberikan pernyataan “Saat itu aku ada di
lokasi kejadian.< Waktu ada reporter yang melewati batas saat mencari tahu
privasi orang yang bukan figur publik, aku hanya bisa diam karena memikirkan
citraku di mata publik.”
“Namun,
Joo A-rin memperingatkan reporter itu demi melindungi orang biasa. Dan
akhirnya, dia harus kehilangan citra malaikatnya karena itu.< Tapi aku
sangat salut dan berterima kasih kepadanya” ucap Ryu Jin
“Dia hanya
mengumpat tegas dan berani kepada orang-orang yang pantas mendapatkannya. Joo
A-rin benar-benar malaikat pelindung kalian.
“Berkat
Ryu Jin, semuanya berubah. Astaga.. Dia pantas menjadi bintang.” ucap Kwang Soo
bangga.
“Kenapa
dia begini tiba-tiba? Bagaimana jika orang-orang salah paham?” ucap A Rin.
Kwang Soo pun tak tahu
“Apa dia
menyukaiku?” tanya A Rin. Kwang Soo terlihat bingung menjawabnya lalu meminta A
Rin agar menyeka wajahnya.
Nyonya
Choi memasukan makanan ke dalam kotak. Ae Jung datang dengan wajah lesu. Nyonya
Choi menyapa anaknya yang pulang lalu berkomentar kalau waktunya sangat tepat.
Ae Jung bertanya Ibunya sedang apa,
Kenapa tak tidur.
“Pria itu
pasti sedang kesusahan sekarang. Katanya dia tinggal sendiri. Hanya ini yang
bisa kulakukan. Jangan pedulikan omongan orang-orang. Mereka hanya berbicara
tanpa tahu apa-apa.” Ucap Nyonya Choi
“Orang
itu akan pergi, Ibu.” Kata Ae Jung tak bisa menahan rasa sedihnya. Nyonya Choi
kaget bertanya apa maksudnya.
“Dia
harus pergi jauh demi aku dan Ha-nee.” Ucap Ae Jung. Nyonya Choi sedih melihat
anaknya dan langsung memeluknya.
“Hatiku
sangat sakit... Hatiku… sangat sakit, Ibu.” Ucap Ae Jung menangis. Nyonya Choi
menepuk anaknya agar bisa tenang. Ha Nee melihat dari depan pintu ikut sedih
karena Dae Oh yang akan pergi.
Ha Nee
masuk kamar melihat kotak yang diberikan Dae Oh sebelumnya dan mengingat kalau
Dae Oh mengatakan “Jangan buka ini hari ini. Nanti saja.” Ia pun melihat sepasang
sepatu dengan note yang tertulis [AKU
INGIN MEMBERIKAN INI SAAT KOMPETISI OLAHRAGA, KUHARAP BELUM TERLAMBAT, SELAMAT
MEMAKAINYA]
Ha Nee
tersenyum melihat sepasang sepatu yang dibelikan oleh ayahnya. Ia lalu melihat foto-foto yang dicetak oleh
Dae Oh dengan judul [KEMBALI KE 2006, UNIVERSITAS HANKUK ]dan Foto saat
keduanya da dikampus dengan caption
[SYUTING,
DILAKUKAN OLEH PARA JUNIOR, AKU MENCURI PAYUNG DEMI MEMBUKTIKAN CINTAKU KEPADA
IBUMU]
Ia pun
membaca surat yang dituliskan Dae Oh “Ini masa kejayaan dan paling bahagia Noh
Ae Jung. Aku mau memperlihatkannya kepadamu. Dan aku akan menepati semua janji yang
tertulis di daftar periksa itu. Jadi, percayalah kepadaku. Maafkan aku. Sungguh
maafkan aku, Ha-nee.”
Ha Nee
menangis lalu melihat lembaran kertas [DAFTAR PERIKSA UNTUK MENJADI SUAMI NOH
AE-JUNG] dan semua diberikan ceklist [KAU BERJANJI TAK AKAN MEMBUAT DIA MERASA
KESEPIAN?]
[APA KAU
BERJANJI UNTUK TIDAK PERNAH MENINGGALKAN AE-JUNG? YA ATAU TIDAK] Dae Oh
menjawab YA tapi pada akhirnya meninggalkan ibunya.
Layar di
tengah kotak seoul terlihat dengan jelas bergambar Film HANYA SUAMIKU YANG DIBINTANGI RYU JIN DAN
JOO A-RIN MENJADI FILM TERLARIS. Di bus dan juga halte pun terlihat poster
gambar film Ae Jung.
Ae Jung
pun sedang melakukan video call pada pria bule mengucapkan Terima kasih atas
minatnya pada film Hanya Suamiku, Si pria tahu kalau Ae Jung memproduksi film
ini bersama dengan Pak Kim dan membuatnya sangat kagum dengan kemampuan
perencanaannya.
“Dia suka
kemampuan perencanaanmu.” Bisik wanita yang mengerti bahasa inggri. Keduanya
pun pun bahagia mendengarnya.
“Kami
ingin bertemu dan membicarakan hak cipta sesegera mungkin.” Ucap si pria. Si
wanita memberitahu kalau pria itu ingin membahas hak cipta. Hye Jin pun
terlihat sangat senang.
Ae Jung
memberikan catatan di ponselnya pada Hye Jin SIAPKAN DAFTAR FILM YANG AKAN
DATANG, Hye Jin menganguk mengerti. Ae Jung pun meminta izin agar bisa
memperkenalkan film lain yang akan diproduksi juga nanti.
Ryu Jin
berjalan di lorong bertemu dengan Nyonya Song dengan seorang pria muda
disampingnya. Nyonya Song pun menyapa Ryu Jin yang Lama tak bertemu, Ryu Jin
pun membalasnya. Nyonya Song meminta Hyuk agar memberikan salam pada Ryu Jin
juga.
“Dia Jin,
tokoh panutanmu yang dahulu ada di perusahaan kita.” Ucap Nyonya Song penuh
penekanan.
“Halo,
Jin. Aku aktor baru, namaku Ryu Hyeok. Kalau begitu, aku masuk lebih dahulu,
Bu.” Ucap Hyeok. Nyonya Song pun mengangguk.
“Hyeok
juga harus segera sukses sepertimu. Aku akan menonton filmmu. Nilai awal
perilisan film itu bagus. Selamat.” Ucap Nyonya Song
“Terima
kasih. Aku pergi dahulu.” Kata Ryu Jin yang tak mau berlama-lama.
“Aku tak
merasa perbuatanku salah. Aku percaya kau akan menyadarinya dan kembali
kepadaku.” ucap Nyonya Song. Ryu Jin pun akhirnya membalikan badanya.
“Aku
harus akui satu hal. Kau adalah pembuat citra terbaik di industri perfilman
ini. Tapi kau terlalu menyusahkan dijadikan rekan kerja selamanya. Ada suatu
hal yang harus aku akui juga. Kau orang yang membesarkan namaku di industri
ini. Terima kasih banyak. Aku bersungguh-sungguh.” Ucap Ryu Jin. Nyonya Song
pun hanya bisa terdiam.
Di
lapangan sepak bola, Ha Nee duduk dengan seragam yang berbeda. Ia melihat
undangan VIP Film HANYA SUAMIKU dan tahu kalau Perilisannya hari ini. Sementara
di lapangan, Dong Chan terlihat sedang bermain bola dengan penuh semangat, Tuan
Koo pun menontonya dengan wajah bahagia.
Akhirnya
Dong Chan duduk di bangku dengan wajah kelelahan. Tuan Koo membawakan minum
berkomentar kalau Seharusnya bisa
mencetak gol, tapi malah mengacau. Dong Chan hanya bisa menghela nafas. Tuan
Koo berpesan kalau Berhati-hati memang obat, tapi keraguan racun.
“Ketepatan
waktu adalah yang terpenting.” Ucap Tuan Koo. Dong Chan bingung apa itu "Ketepatan
waktu"?
“Lain
kali, jangan ragu. Lakukanlah jika hatimu yakin. Kau bisa, 'kan?” ucapTuan Koo
menatap ke arah Ha Nee yang pergi membawa undangan.
Ha Nee
menyapa seorang pria yang lebih tua darinya. Dong Chan menatap dengan penuh
amarah. Tuan Koo menyuruh Dong Chan agar pergi menemuinya. Dong Chan pun pergi
sambil meminum soda dengan sangat cepat. Tuan Koo hanya tersenyum melihat tingkah
anaknya.
“Pertandinganmu
tadi sangat keren.” Puji Ha Nee. Si pria pun mengucapkan Terima kasih.
“Ibuku
seorang produser film. Hari ini perilisan pertama dari film ibuku.Jika kau
punya waktu, maukah kau…” ucap Ha Nee dan tiba-tiba Dong Chan datang langsung
bersendawa cukup keras.
Ha Nee
menatap sinis, Tapi Dong Chan yang baru minum soda kembali bersendawa dan tak
merasa bersalah karena mengagalkan Ha Nee mendekati pria lain.
Di gedung
Thumb film, beberapa orang seperti menyiapkan acara. Ha Nee duduk disofa sambil
bercerita pada anjingnya kalau Dong-chan
sangat aneh dan bertanya-tanya Kenapa dia berserdawa pada saat seperti itu.
Dong Chan pun datang bertanya apa yang harus dilakukan.
“Aku juga
tak mau pakai cara kotor begitu. Seharusnya tak begini.” Ucap Dong Chan
memperlihatkan stylenya seperti pria yang keren.
“Kau sedang
apa? Kau sedang berlagak di depan seekor anjing?” kata Ha Nee. Dong Chan tak
terima dianggap "Berlagak"
“Haruskah
aku tunjukkan "berlagak" yang sesungguhnya?” ucap Dong Chan kesal.
Saat itu Tuan Koo diam-diam mendengar keduanya dan hanya bisa tersenyum lalu
beranjak pergi.
Spanduk
bertuliskan [Film HANYA SUAMIKU, PESTA PERILISAN] Tuan Koo melihat Nyonya Kang
yang sibuk menyusun minuman akhirnya membantunya. Nyonya Kang pun mengucapkan
terimakasih. Tuan Koo mengaku punya pertanyaan.
“Lupakan
saja.” Kata Tuan Koo ragu. Nyonya Kang heran dengan sikap Tuan Koo.
“Aku
penasaran tentang hubunganmu dengan Nona Noh.” Ucap Tuan Koo. Nyonya Kang
bertanya Apa hanya itu. Tuan Koo membenarkan.
“Aku Pemilik
rumah, pendukung, kakak, dan teman. Aku juga sangat mengagumi Noh Ae Jung. Dia
tak pernah menyerah pada anaknya, mimpinya, juga hidupnya.” Ucap Nyonya Kang
menatap Ae Jung yang menelp dengan wajah bahagia.
“Apa kau
Mau bersulang sebagai sesama pendukung Noh Ae Jung?” ucap Nyonya Kang. Tuan Koo
pun setuju.
Nyonya
Kang membuka minuman tapi saat akan bersulang Manager Myung datang dengan
bangga memberitahu kalau punya agensi bintang dengan nama "Ryu" dari
Ryu Jin dan "Kwae" dari Kwae-nam. Nyonya Kang kesal karena ia
diganggu oleh Manager Myung.
“Aku
Presdir Myeong Kwae-nam dari Ryukwae Entertainment.” Ucap Manager Myung.
“Begitu
rupanya. Kini kau presdir.. Selamat.” Ucap
Tuan Koo. Manager Myung terlihat sangat bangga.
Disisi
lain, Nyonya Choi menyuapi Nyonya Jo agar bisa mencoba sup buatanya. Nyonya Jo
memuji kalau ini sangat enak dan tahu kalau itu rasa kesukaan putranya. Nyonya
Choi memberitahu kalau Waktu Yeon-woo
tinggal di rumah mereka.
“Dia bisa
habiskan dua sampai tiga mangkuk nasi kalau makan sup tahu ini.” Kata Nyonya
Choi
“Putraku
juga bicara begitu. Dia bilang makanan di sana sangat enak sampai dia
menggemuk. Apa kau bisa mengajariku resepnya?” kata Nyonya Jo
“Untuk
apa? Kau mau coba sendiri? Astaga. Kau seorang CEOdari keluarga berkelas. Apa
kau bisa lakukan ini sendiri?” ejek Nyonya Choi
“Aku
sedang berusaha keras agar bisa akrab dengan putraku. Seharusnya hari ini kami
berkencan. Tapi kami malah datang ke sini. Ini kemauan putraku. Aku ingin akrab
dengannya perlahan. Aku harus menahannya walaupun penasaran dan ingin ikut
campur.” Ucap Nyonya Jo
“Datanglah
ke rumahku kapan-kapan. Aku akan buat semua yang Yeon-woo suka.” Ucap Nyonya
Choi
“Benarkah?
Benar aku boleh ke sana? Aku sungguh akan ke sana. Kapan? Pukul berapa? Beri
tahu tanggalnya.” Ucap Nyonya Jo penuh semangat
Yeon Woo
melihat keduanya bertanya apa yang sedang dibicarakan. Nyonya Choi berpesan
pada Yeon Woo harus bersikap baik pada ibunya karena ibunya yang sangat sibuk
ini mau belajar memasak agar bisa membuatkan makanan enak.
“Ibu akan
belajar dan buatkan makanan enak.” Ucap Nyonya Jo. Yeon Wo pun mengucapkan
Terima kasih pada ibunya dengan senyuman.
“Aku mau
beri tahu bahwa sekarang waktu yang tepat, jika kau ragu. Katakan secara
langsung jika memang suka. Aku tak suka berbasa-basi.” Ucap A Rin lalu beranjak
pergi.
“Kenapa
dia berani sekali? Aku menjadi malu.” Ucap Ryu Jin tiba-tiba wajahnya berubah
merah.
“Jin,
kenapa wajahmu memerah? Kau sakit?”tanya Kwang Soo datang. Ryu Jin panik
mencoba menutupi wajahnya.
“Apa? Ada
apa? Siapa yang membuatmu tak nyaman? Katakan kepadaku! CEO ini akan
menyelesaikan semua masalahmu. Pasti Joo A-rin. Di mana dia?” ucap Manager
Myung tiba-tiba datang. Kwang Soo langsung angkat tangan merasa tak bersalah.
“Kau
mengagetkanku... A-rin tak begitu.” Ucap Ryu Jin. A Rin mendengar dari kejauhan
terlihat kesal.
Ae Jung
memanggil semua tim agar bisa berkumpul dan akan potong kue. Ryu Jin dkk pun
berkumpul di tengah meja. A Jung meminta agar mereka mengisi dengan miras. Nyonya Choi senang karena Ini sangat cocok
dengan sup tahu. Ae Jung pun memperingatkan Ha Nee dan Dong Chan agar minum
minuman ringan saja.
“Akhirnya
hari ini film baru Thumb Film yang berjudul Hanya Suamiku</ dirilis. Mari
bersulang untuk kesuksesan film kita!” ucap Ae Jung. Mereka pun bersulang
bersama-sama.
Tiba-tiba
suara Dae Oh datang memberikan selamat. Ae Jung kaget dan melihat Dae Oh datang
dengan senyuman. Dae Oh berkomentar kalau sudah tahu kalau Ae Jung akan
berhasil.Tapi Ae Jung memastikan lagi matanya, ternyata hanya halusinasinya
saja.
Ae Jung
pun akhirnya duduk di meja kerjanya melihat tumpukan buku salah satunya [CINTA
TERAKHIR, PENGAKUAN MUSIM PANAS] lalu mengeluh
Kapan akan membaca ini semua?. Ia pun melihat "Daftar novel
rekomendasi."
Ia
mengambil buku [CINTA TERAKHIR, GUIDO OREFICE] lalu berkomentar kalau
penulisnya Seperti nama tokoh utama di film. dan mulai membacanya.
[IMPIAN
BISA MENJADI NYATA AKU BERTEMU DIA LAGI]
"Aku
bertemu dia lagi. Dan wanita itu merenggut segalanya lagi dariku."
Si
penulis menceritakan saat bertemu dengan wanita lagi, mengajak untuk
mengerjakan proyek ini bersama. Saat mereka di pulau, Dae Oh mengaku < masih mencintai Ae Jung dan berusaha
menciumnya. Mereka pun pernah menonton film dibioskop kampus.
"Itu
adalah takdir. Aku ditakdirkan untuk jatuh cinta padanya sekali lagi."<
Ae Jung
memastikan buku CINTA TERAKHIR OLEH GUIDO OREFICE lalu menelp Hye Jin meminta
agar Jadwalkan rapat dengan penulis novel Cinta Terakhir dan mau bertemu dengan
penulisnya. Ia menegaskan kalau harus bertemu.
Saat
hujan turun dengan deras, Ae Jung berjalan sambil menelp dengan Hye Jin. Hye
Jin memberitahu Namanya Guido Orefice. Penulis baru yang terkenal dari Eropa. Novelnya
laris karena diterjemahkan dalam bahasa Korea dan diterbitkan di sini.
“Apa? Dia
orang Eropa?” ucap Ae Jung kaget. Hye Jin pikir seperti itu.
“Tapi ada
yang bilang dia orang Korea yang tinggal di Eropa. Orangnya sangat misterius, jadi,
banyak rumor tentangnya. Banyak sekali studio film di dalam dan luar negeri yang
mau membeli hak publikasi novelnya. Namun, entahlah. Penulis itu menolak
semuanya.” Ucap Hye Jin.
Ae Jung
masuk cafe ingin tahu alasan penulis itu menolaknya. Hye Jin menceritakan kalau
Katanya, jawabannya selalu sama kalau ada studio film yang menunggunya. Ae Jung
kaget kalau Ada studio film yang menunggunya,
saat itu ia melihat punggung pria yang dikenalnya.
Dae Oh
membalikan badanya. Ae Jung terdiam karena ternyata memang Dae Oh yang datang.
Dae Oh pun mendekati Ae Jung menyapanya dengan sopan mengaku sebagai penulis
yang ada temu janji dengan Ae Jung.
“Namaku
Guido Orefice. Apa kabar?” ucap Dae Oh dengan senyuman. Ae Jung berkaca-kaca
melhat Dae oh yang datang.
“Kenapa
kau baru datang sekarang?” keluh Ae Jung. Dae Oh tahu kalau agak terlambat
“Tapi
sekarang kau sudah menjadi produser yang keren.” Ucap Dae Oh. Ae Jung pun
melihat Dae Oh juga kembali menjadi penulis yang hebat.
“Maafkan
aku... Kau, yang sudah menunggu 14 tahun, harus menunggu dua tahun lagi. Aku
merindukanmu.” Ucap Dae Oh lalu memeluk Ae Jung
“Aku juga
merindukanmu, Berengsek.”Kata Ae Jung menangis dipelukan Dae Oh
“Aku
sangat senang bertemu denganmu lagi. Sangat bahagia.” Kata Dae Oh mencoba agar
tak menangis lalu menatapnya.
“Omong-omong,
"Guido Orefice" lebih baik daripada "Cheon Eok-man", 'kan?
Apa Tidak? Haruskah kuganti lagi?”goda Dae Oh. Ae Jung hanya tersenyum dan
kembali menangis. Dae Oh pun memeluk Ae Jung meminta maaf dan meminta agar Jangan
menangis.
Pintu
sebuah ballroom dibuka, semua tamu datang memberikan tepuk tangan, Nyonya Choi,
Nyonya Joo. Ae Jung masuk memegang tangan seorang wanita dengan gaun pengantin,
seperti Ha Nee yang sudah dewasa.
Dibelakang,
Dae Oh datang berebutan dengan Tuan Koo, Yeon Woo dan Ryu Jin seperti mereka
ingin mendampingin Ae Jung. Ae Jung langsung melirik sinis agar mereka tenang.
Seorang pria dewasa masuk lebih dulu, terlihat dari belakang seperti Dong Chan.
Ae Jung
akhirnya mengantar Ha Nee di alter penikahan anaknya, Dae Oh dkk pun memberikan tepuk tangan
bahagia karena bisa melihat pernikahan Ha Nee dan Dong Chan.
The End
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar