PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Gyeong
Jun merapihkan semua koper dan menatap kamarnya lalu mengucapkan Selamat
tinggal dan mengaku Selama in tak terlalu berkesan dengan sangat yakin kalau tak
hidup bersama lagi. Ayahnya masuk kamar bertanya apa Ini barang-barangnya dan
tak perlu bawa meja.
“Di sana
sudah ada meja. Perkakas rumah tangga sudah tersedia.” Ucap Gyeong Jun dengan
senyuman
“Apa Kau
sesenang itu?” keluh Ayahnya. Nyonya Han masuk memberitahu kalau Hye-jun
menunggu di luar. Cepat keluar.
“Seharusnya
dia bantu bawa barang.” Keluh Tuan Sa. Nyonya Han pikir suaminya bisa
melakukannya.
“Kau
masih bertenaga. Kenapa menyuruh dia?” ucap Nyonya Han sinis dan langsung
keluar kamar.
“Dingin
sekali... Angin dingin bertiup kencang di sini. Ayah akan kesepian tanpamu.”
Ucap Tuan Sa sedih. Tapi Gyeong Jun senang karena akan tinggal sendiri membawa
kopernya. Tuan Sa mengeluh Tak ada yang
mengerti perasaanya
Hye Jun
sibuk memasukan koper ke dalam mobil.
Gyeong Jun pun pamit pada Kakek, Ibu, Ayah. Nyonya Han meminta anaknya
agar makan dengan teratur. Gyeong Jun menganguk mengerti. Tuan sa mengeluh
anaknya terlihat senang sekali.
“Dia
keluar dari rumah, tapi kenapa suasana begitu hangat?” keluh Tuan Sa kesal
“Kau yang
aneh. Usianya 28 tahun. Kita harus senang melihat dia hidup mandiri.” Ucap
Nyonya Han kesal
“Kenapa
kau terus mengomeliku?” keluh Tuan Sa. Kakek Sa membela Nyonya Han.
“Menurut
ayah, dia tak mengomelimu. Dia hanya menjelaskan situasi. Kemampuan
pertimbangan Ae-suk sangat baik.” Ucap Kakek Sa.
Nyonya
Han tersenyum bahagia mendengarnya. Tuan Sa yang kesal pun tak ingin
membahasnya lagi. Gyeong Jun pun akhirnya pamit pergimasuk ke dalam mobil.
Jeong Ha
membawa cangkir ke pantry melihat Su Bin sedang mencuci merasa kalau Banyak
sekali cangkir kotor jadi meminta agar ia yang mencucinya. Su Bin pikir biar ia saja dan Jeong Ha bisa
langsung pulang seusai ke lokasi syuting Hae-hyo. Jeong Ha pun menganguk
mengerti.
“Su-bin...
Bagaimana pendapat orang-orang tentangku di sini? Katakanlah dengan jujur. Aku
tak suka tak tahu apa-apa dan terlihat bodoh.” Ucap Jeong Han. Su Bin terlihat
gugup.
“Orang-orang
salah paham. Mereka tak mendengarkan perkataanku.” Ucap Su Bin kesal
“Aku
ingin tahu ucapan persis mereka. Agar bisa mencari solusi.” Kata Jeong Han
“Orang
yang suka melapor tak terlihat baik. Pemangsa yang hanya merebut pelanggan pria
Bu Jin-ju.” Kata Su Bin. Jeong Ha hanya bisa tertawa mendengarnya.
“Astaga...
Kau kesal, 'kan?” kata Su Bin. Jeong Ha membenarkan Tapi ia harus tetap kerja.
“Tolong
cuci ini semua.” Kata Jeong Ha. Su Bin menganguk mengerti dan akhirnya
memberikan semangat pada Jeong Ha.
Jeong Ha
menatap keluar jendela mobil. Hae Hyo melihat Jeong Ha berpikir kalau sedang
kesal. Jeong Ha mengauk Tidak tapi menganggap ini sebagai bagian dari
keseharian dan Kehidupan bukan jalan berbunga, tapi tempat konstruksi.
“Maksudmu,
keseharianmu adalah tempat konstruksi. Jadi, kau sedang menderita?” ucap Hae
Hyo
“Kenapa
menyetir sendiri?” tanya Jeong Ha. Hae Hyo mengaku hanya ingin pergi dengan
tenang.
“Baik.
Aku akan menutup mulutku.” Kata Jeong Ha. Hyeo Hyo bertanya Apa Hye-jun
baik-baik saja
“Tapi
Kenapa tanya kabar dia padamu?”ucap Hae Hyo heran. Jeong Ha pikir Karena Hae Hyo pikir ia pasti tahu.
“Melihat
kau tertawa di lokasi konstruksi, Hye-jun cukup kompeten.” Komentar Hae Hyo.
Jeong Ha membenarkan kalau Dia kompeten.
Hye Jun
menurunkan koper dari mobil dan melihat apartement kakaknya yang cukup bagus.
Gyeong Jun pun mengajak adiknya masuk dan berkomentar kalau Ini gedung baru
jadi Bersih. Hye Jun membenarkan. Gyeong Ju meminta agar adiknya mampir.
“Tapi
jangan terlalu sering... Di dalam lebih bagus... Ayo masuk.” Ucap Gyeong Jun lalu
mencoba mengeluarkan kunci dipintu.
“Kenapa
begini? Apa salah unit?” ucap Gyeong Jun bingung tak bisa membuka pintu dan
melihat catatan [UNIT 502, SANDI 1388] dan mencoba lagi.
“Apa
benar yang ini?” kata Hye Jun. Gyeong Jun mengeluh adiknya menganggap bisa seceroboh itu dan terus mencoba menekan
password.
“Jangan
marah. Kenapa tak bisa dibuka?” kata Hye Jun. Gyeong Jun memastikan kalau Ini
benar unit 502. Saat itu tiba-tiba pintu dibuka.
“Sedang
apa di depan rumahku?” ucap Seorang pria membuka pintu dan terlihat kesal.
“Kau
sendiri sedang apa di rumahku? Kenapa bajumu begini? Seperti rumah sendiri
saja.” Ucap Si pria marah
“Karena
ini rumahku. Kau orang kelima yang sebut ini rumah mereka. Apa Menurutmu aku
kesal atau tidak?” kata Si pria kesal
“Bagaimana
kami percaya bahwa kau pemilik rumah?” ucap Hye Jun menahan pintu. Si pria
memuji Hye Jun yang pintar.
“Kalian
kena tipu. Jadi Cepat laporkan.” Kata Si pria. Hye Jun meminta kakaknya agar
menelp brokernya.
Gyeong
Jun yang kaget mencoba menelp orang yang mengambil uangnya dan tak bisa
dihubungi. Hye Jun pun bisa tahu kalau kakaknya sudah kena tipu. Gyeong Jung
mencoba lagi karena tak bisa dihubungi. Si pria pun meminta agar Hye Jun
Singkirkan tanganya.
“Maafkan
kami.” Ucap Hye Jun membungkuk. Gyeong Jun tak bisa terima dan dari dalam
sipria berteriak menyuruh pergi karena terlalu berisik.
“Ayo
pergi” kata Hye Jun. Gyeong Jun tak bisa terima untuk pergi saja sebelum
seluruh kasus ini terungkap.
“Menurutku
setengah kasus ini sudah terungkap. Ayo cari tahu sisanya.” Ucap Hye Jun
berjalan pergi membawa koper.
Gyeong
Jun berteriak memanggil adiknya, dari dalam kembali berteriak kalau mereka
berisik. Akhirnya Hye Jun menarik kakaknya untuk pergi.
Mereka
pun pergi ke kantor polisi dan Gyeong Jun memperlihatkan Surat kuasa,
Sertifikat keaslian segel, Pernyataan kepemilikan. Lalu Kontrak unit 502. Ia
yakin nNama pemilik Kwon Nam-hui, dan nomor rekeningnya serta bukti transfer.
“Ini
milik Kwon Nam-hui juga. Semua sempurna.” Kata Gyeong Jun. Polisi mengau sudah
tahu dan memberitahu kalau Gyeong Jun benar-benar ditipu.
“Ada lima
orang yang menyewa unit 502.” Kata Polisi. Gyeong Jung kesal karena Sudah bilang
berkali-kali.
“Kwon
Nam-hui yang menerima uang memiliki nama yang sama dengan pemilik rumah.” Ucap
Polisi
“Ini
artinya kau menandatangani kontrak ganda.” Ucap Hye Jun. Polisi memberitahu
kalau Tuan Kwon menyewakan unit yang
sudah berpenghuni.
“Aku juga
mengerti. Ada kemungkinan pemilik rumah dan broker bekerja sama.’ Kata Gyeong
Jun
“Pemilik
rumah akan diselidiki. Silakan tunggu di rumah. Kami akan hubungi.” Kata
Polisii
“Apa kami
bisa dapatkan kembali uang depositnya?” tanya Hye Jun mencoba agar kakaknya
bisa tenang.
“Apa Perlu
kuberi harapan?” kata Polisi. Hye Jun pun sudah tahu kalau itu pasti sudah
hilang.
Akhirnya
keduanya keluar dari kantor polisi. Gyeong Jun terlihat sangat frustasi. Hye
Jun mengeluh lapar dan akan mengajaknya untuk traktir makan. Gyeong Jun kesal
kalau adiknya berpikir kalau ia masih nafsu makan. Tapi saat di restoran,
Gyeong Jun makan dengan lahap.
“Bibi...
Tambah samgyeopsal dua porsi lagi.” Kata Hye Jun. Si bibi mengerti.
“Permisi..
Dan satu telur kukus.” Kata Gyeong Jun. Si bibi mengerti akan menambah satu
telur kukus.
Hae Hyo
sedang syuting adegan dengan seorang wanita seperti akan berpisah di pinggir
sungai Han. Jeong Ha melihatnya dari kejauhan lalu melihat ponselnya karena ada
pesan yang masuk.
[DARI LEE
YEONG-SU, BCZTV, JARINGAN TERBAIK DI DUNIA - Halo, aku Lee Yeong-su, manajer
kemitraan BCZTV cabang Korea. Kami ingin menawarkan kemitraan kepadamu.]
Akhirnya
adegan terakhir saat si wanita memeluk Hae Hyo karena tak mau berpisah.
Sutradara pun berteriak “Cut” dan menurutnya adeganya sudah cukup. Jeong Ha pun pamit pada manager Hae Hyo untuk
pergi dulu.
“Hae-hyo
pasti akan mengantarmu.” Kata Manager. Jeong Ha mengaku ingin pergi sendiri dan meminta agar Tolong
sampaikan salamnya.
Hae Hyo
akhirnya bertemu dengan Managernya melihat Jeong Ha sudah pergi bertanya mau
pergi ke mana. Manager memberitahu kalau Dia mau pergi sendiri. Hae Hyo terdiam
dan akhirnya berlari mengejar Jeon Ha sambil mengingat kenanganya.
***
Flash Back
Jeong Ha
mengaku pada Hae Hyo kalau penggemar Hye-jun dan meminta Tolong jangan beri
tahu Hye-jun. Hae Hyo pikir kalau Hye Jun pasti jadi menyukainya dan mengaku
sangat kenal Hye-jun. Jeong Ha mengaku jadi lebih menyukainya.
“Aku
sedang berusaha untuk tak jatuh hati. Aku memutuskan untuk tak berpacaran
dengannya, tapi tak bisa. Apa aku melakukan hal yang benar, Won Hae-hyo?” ucap
Jeong Han.
Hae Hyo
dengan nafas terengah-engah mengejar Jeong Ha. Jeong Ha bingung bertanya Kenapa. Hae Hyo meminta agar
Jeong Ha jangan terkejut. JeongHa pun bertanya Ada apa. Hae Hyo berpesan agar Hati-hati
di jalan.
“Aku
ingin akhiri hari dengan baik.” Kata Hae Yo. Jeong Ha menganguk mengerti agar
mengakhiri dengan baik.
“Kau juga
hati-hati. Kau melakukannya dengan baik... Aku pamit.” Ucap Jeong Ha lalu
berjalan pergi. Hae Hyo melihat Jeong Ha meminta agar jangan pergi tapi tak
bisa menahanya.
Kakek Sa
sedang berlatih berdiri tegang di dinding dan terlihat menahan sakit. Nyonya
Han yan melihatnya berkomentar Padahal terlihat mudah dan bertanya Apa itu
melelahkan. Kakek Sa membenarkan, Nyonya Sa berdiri disamping ayah mertuanya.
“Melakukan
ini tak semudah kelihatannya. Kenapa tak memberi tahu?” kata Nyonya Han.
“Ayah
berniat memberi kejutan setelah sukses. Jika Yeong-nam tahu, dia pasti hanya
akan mengomel. Ayah juga cemas soal pendapatmu.” Kata kakek Sa
“Ayah
melakukan hal yang tepat. Tapi Aku juga mau coba.” Ucap NyonyaHan. Kakek Sa pun
bergeser. Nyonya Han pikir Terlihat mudah.
“Ayo
mulai. Buang napas... Buat perut sedatar mungkin.” Kata Kakek Sa memberikan
saran. Nyonya Han berkomentar Ternyata ini sulit.
“Sedang
apa di tengah malam?” ejek Tuan Sa keluar dari kamar. Nyonya Han menyindir
kalau ini Bukan urusannya.
“Pendengaranmu
baik sekali. Gyeong-jun sungguh keterlaluan. Seharusnya dia berkabar.” Keluh
Tuan Sa mengambil minum.
“Kau bisa
menghubunginya.” Kata kakek Sa. Tuan Sa merasa tak akan menghubungi lebih dulu.
“Dia
terlihat sangat senang keluar dari rumah.”kata Tuan Sa. Nyonya Han pikir Tentu
saja. Dia pasti sangat senang.
“Aku iri
pada Gyeong-jun.” kata Nyonya Han yang ingin pergi dari rumah juga. Tuan Sa
hanya bisa terdiam.
Hye Jun
akhirnya mengajak kakanya pulang dan menyuruhnya turun tapi Gyeong Jun seperti
tak bisa turun. Hye Jun menyuruh
kakaknya agar mengangkat kopernya. Gyeong Jun hanya diam dan tiba-tiba
mengumpat marah.
“Kau akan
Makin kesal jika dipikirkan.” Ucap Hye Jun. Gyeong Jun mengaku terus merasa
kesal.
“Bagaimana
bisa aku tertipu bajingan begitu?” kata Gyeong Jun marah. Hye Jun pikir harus
merelakan saja.
“Lebih
cepat merelakannya, maka lebih baik untukmu.” Kata Hye Jun akan masuk rumah.
“Aku tak
bisa masuk. Aku tak bisa bertemu mereka.”kata Gyeong Jun. Hye Jun menegaskan
kalau kakaknya tetap harus bertemu mereka.
“Hei... Meski
orang lain iri dengan pekerjaanku, gajiku sebulan sama seperti satu tas mewah
milik anak keluarga kaya. Apa aku bisa beli rumah di Seoul dan menjadi kaya
dengan menabung?” ucap Gyeong Jun marah
“Aku akan
terus hidup begini dan kesulitan sampai mati. Aku hanya ingin hidup sendiri dan
merasa bebas. Melupakan soal keluarga, melupakan kewajibanku sebagai anak
sulung. Namun, aku kena tipu seperti ini. Apa salahku?” ucap Gyeong Jun marah
“Apa yang
pernah kau lakukan sebagai anak sulung?” ucap Hye Jun menyindir.
“Aku
selalu menyayangi keluarga ini sepenuh hati. Jika dilakukan dengan hati, suatu
saat akan terlihat.” Ucap Gyeong Jun.
“Hei...
Siapa yang membuat keributan di depan rumah orang lain?” keluh Tuan Sa keluar
dari rumah. Hye Jun akhirnya membawa koper kakaknya.
“Hei...
Kenapa Gyeong-jun di sini? Ada apa ini? Kenapa barang-barang dibawa kembali?
Sebenarnya ada apa?” tanya Tuan Sa bingng
“Tanya
Gyeong-jun.” ucap Hye Jun. Gyeong Jun pun kesal tak mau membawa kopernya.
Hye Jun
masuk rumah, Nyonya Han heran Kenapa itu dibawa kembal lalu melihat Gyeong Jun
datang kembali ke rumah. Nyonya Han ingintahu ada apa ini. Tuan Sa menjawab kalau
tak tahu karena Gyeong Jun tak mau bicara. Nyonya Han memanggil Gyeong Jun.
“Tunggu...
Daripada tanya dia, lebih baik bertanya padanya.” Kata Kakek Sa menunjuk ke
kamar Hye Jun.
“Hye-jun,
kau harus memberi tahu kami. Kalian terlihat seperti mengalami sesuatu yang
buruk.” Kata kakek Sa
“Sesuatu
yang buruk terjadi.” Ucap Hye Jun sambil mengaruk kepalanya. Kakek Sa bertanya Apa kena tipu?
“Apartemen
hanya satu, tapi broker menerima uang dari beberapa penyewa dan kabur. Detailnya
perlu diselidiki lebih lanjut.” Ucap Hye Jun
“Siapa
yang mengatakan itu?” tanya Tuan Sa. Hye Jun memberitahu kalau sudah pergi ke
kantor polisi.
“Pantas
saja. Harga sewanya terlalu murah.” Kata Nyonya Han. Tuan Sa merasa itu Tak
mungkin.
“Bagaimana
bisa Gyeong-jun kena tipu? Apa Dia kirim uang tanpa periksa lebih dulu?” kata
Tuan Sa marah
“Gyeong-jun
tak salah. Orang tak akan tertipu jika tahu akan ditipu. Orang yang tak pernah
tertipu berpikir bahwa orang yang tertipu ditipu karena kesalahan mereka
sendiri. Orang yang tertipu merasa lebih tak adil.” Kata Kakek Sa
“Ayah
tampak sangat senang karena bidang keahlianmu dibicarakan.” Ejek Tuan Sa
“Makanya
kenapa keluar dari rumah? Seharusnya pergi setelah uang terkumpul.” Ucap Nyonya
Han kesal
“Kenapa
mempermasalahkan itu? Dia pasti sedih. Dia baru kali pertama mengalami ini.”
Kata Tuan Sa membela.
“Kau
sangat pengertian sekali. Lakukan itu ke orang lain juga!”ejek Nyoya Han.
“Benar.
Menurutku Ayah harus minta maaf padaku.” Kata Hye Jun. Tuan Sa mengeluh Minta
maaf untuk apa
“Ayah
memukulku.” Ucap Hye Jun. Dan kakek Sa pikir anaknya juag harus minta maaf.
Tuan Sa mengeluh mendnegarnya.
“Meski
kau orang tua, harus minta maaf jika salah. Ayah selalu minta maaf padamu. Kau Tak
seharusnya mendahulukan harga dirimu.” Ucap Kakek Sa
“Aku
memukul dia karena Ayah.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pikir mereka harus mengatakan
satu hal saja.
“Bicarakan
penipuan Gyeong-jun, masalah Hye-jun, lalu masalah Ayah tak akan ada hentinya.
Penipuan Gyeong-jun yang paling besar hari ini. Hentikan pembicaraan di sini.”
Ucap Nyonya Han.
Kakek Sa
pikir Ae-suk menyimpulkan dengan baik. Akhirnya Hye Jun keluar kamar mengambil
minum menatap pintu kamar kakaknya. Ia pun membaca pesan dari Jeong Ha “Selamat
tidur.” Wajahnya tersenyum lalu membalas pesan Jeong Ha.
Jeong Ha
masih sibuk membuat video vlognya dirumahnya. Ia membritahu Hari ini
mendapatkan tawaran mitra dari jaringan multisaluran.
“Aku akan
memutuskan apa akan terus membuat konten sendiri atau bekerja sama dengan orang
lain setelah bertemu dengan mereka.” Ucap Jeong Ha lalu memperlihatka buku “THE
PRESENT”
"Jika
kau fokus saat mengerjakan sesuatu, artinya kau tak bimbang dan bahagia." Perasaanku
sekarang sedikit rumit. Sekarang sudah bulan Maret. Hati-hati agar tak pilek.
Ini adalah cerita Jeong-ha.” Ucap Jeong Ha lalu mematikan kamera dan lampunya.
Tuan Won
sibuk melihat tabnya sambil makan salad. Nyonya Kim meminta agar Jangan lakukan
hal lain saat sedang maka karean mereka bisa berbicara sambil saling menatap
wajah. Tuan Won pikir istrinya selalu mengajak bicara, tapi hal yang dibicarakan
tak penting.
“Membicarakan
hal yang tak penting itu menyenangkan.” Komentar Nyonya Kim.
“Carilah
ART yang pintar memasak.” Kata Tuan Won. Nyonya Kim pikir Makin bertambah tua, lebih
baik mengurangi porsi makan.
“Kau
selalu makan di luar. Mari makan sedikit saat di rumah.” Kata Nyonya Kim
“Kau
pintar masak. Kenapa tak masak?” keluh Tuan Won. Nyonya Kim menjawab Karena tak
mau.
“Jika
begini, kenapa mengajak bicara?” ucap Tuan Won kesal. Nyonya Kim mengerti akan
carikan orang.
“Minta
tolong pada Ae-suk.” Ucap Tuan Won. Nyonya Kim pikir akan mengurusnya.
Hye Jun
membaca buku THE PRESENT, dibagian HADIAH PALING BERHARGA DI DUNIA, [TIGA CARA
MENGGUNAKAN WAKTUMU SEBAIK MUNGKIN, HIDUP DI MASA KINI, BELAJAR DARI MASA LALU,
MERENCANAKAN MASA DEPAN]
Jeong Ha
menerima pesan dari Hye Jun "Hadiah
paling berharga di dunia adalah hidup di masa kini, belajar dari masa lalu,<
dan merencanakan masa depan." Lalu tersenyum bahagia.
“Aku akan
temui sutradara di stasiun penyiaran. Kau sedang apa?” tulis Hye Jun
“Aku akan
menemui manajer jaringan multisaluran. Aku merindukanmu.” Balas Jeong Ha. Hye
Jun mengaku ia juga merindukanya lalu mencari managernya.
Di sebuah
lorong, Nyonya Lee kesal mengaku tak percaya karena hanya bilang ini hanya
wawancara sederhana, untuk drama Pintu Gerbang. Ia memberitahu kalau Peran
dokter residen adalah kesempatan baik untuk mereka.
“Aku
begitu karena takut kau banyak berharap. Tapi Bisa tak terpilih.” Kata Si pria
“Terlepas
dari terpilih atau tidak, aku sudah senang dia bisa ikut audisi.” Kata Nyonya
Lee. Hye Jun datang menyapa keduanya.
“Hei,
Hye-jun. Kau tampan sekali... Masuklah sepuluh menit lagi. Aku sudah beri tahu
sutradara.” Ucap Si pria lalu masuk ke dalam ruangan. Nyonya Lee pun menarik ke
sudut ruangan yang sepi.
“Ini
Menyebalkan...Benar-benar menyebalkan. Song Jae… Song Jae-su. Aku benci
namanya... Lee Tae-su. Song Jae-su... Tae-su, Jae-su!.. Ini buruk.” Teriak
Nyonya Lee frustasi.
“Ada
apa?” tanya Hye Jun bingung. Nyonya Lee pikir Hye Jun pernah dengar drama
berjudul Pintu Gerbang.
“Drama
kedokteran yang dibintangi Lee Hyeon-su. Mereka menawarkanmu peran dokter
residen tahun pertama. Pembacaan naskah sudah selesai. Pekan depan mulai
syuting. Bukankah itu sangat bagus?” kata Nyonya Lee
“Itu
berarti aku harus menghafal istilah medis. Perlu banyak persiapan.” Kata Hye
Jun
“Drama
ini mengenai percintaan di rumah sakit. Peranmu tak perlu memainkan peran
dokter. Kau hanya perlu mengikuti Lee Hyeon-su dan mengatakan, "Aku sangat
suka kau!" Ini sangat bagus. Ucap Nyonya Lee bergaya sangat imut.
“Kau satu
adegan dengan Lee Hyeon-su. Ini bisa menaikkan popularitasmu. Tapi Ini Tak bisa
begini.” Kata Nyonya Lee mencoba melepaskan kancing Hye Jun.
“Apa yang
kau lakukan?” ucap Hye Jun bingung. Nyonya Lee meminta agar mereka kita pakai
konsep menggoda dan harus menarik perhatian.
“Kau
berlebihan.” Keluh Hye Jun. Nyonya Lee pikir Hye Jun harus bisa ambil hati
sutradara. Hye Jun panik mengeluh Nyonya Lee sungguh berlebihan.
“Hye-jun,
mari lakukan ini. Kali ini saja... Sekali saja.” Kata Nyonya Lee. Hye Jon
menolaknya.
Sementara
Jeong Ha betemu dengan Tuan Lee megucapkan Terima kasih atas penawarannya
dan ingin tahu, Apa ada kriteria
tertentu saat menawarkan kemitraan pada pembuat konten. Tuan Lee mengaku tahu
karena Itu terserah padanya.
“Aku tak
terlalu suka kanal siaran yang secara gamblang bertujuan mencari uang atau
meningkatkan popularitas untuk menjadi sukses. Aku suka orang yang membuat konten
bagus untuk membantu orang. Kanal saluranmu sesuai dengan seleraku.” Jelas Tuan
Lee
“Terima
kasih.” Kata Jeong Ha. Tuan Lee memberitahu kalau Ketentuan untuk bagi hasil
60-40.
“Aku
sedikit terpana saat mendengar kriteria pemilihanmu. Aku suka orang yang
hasilkan uang dan menjadi terkenal melalui kanal mereka, karena begitulah
naluri manusia. Syarat yang kau sebutkan menunjukkan kau mengikuti naluri itu juga.
Tapi sepertinya kau menyukai kanal dengan konten klasik.” Jelas Jeong Ha.
Diatas
meja sudah ada naskah [PINTU GERBANG – REN] Ass Sutradara bertanya Apa Hye Jun
pernah kerja paruh waktu. Hye Jun mengaku banyak melakukan pekerjaan paruh
waktu. Ass Sutradara ingin tahu Pernah coba apa saja.
“Bekerja
menjadi pengawal, pelayan di toko roti lapis, dan penyaji serta pemanggang
daging di restoran. Aku masih melakukannya karena dekat dengan pemilik.” Ucap
Hye Jun
“Apa kau
termasuk orang yang loyal pada orang terdekat?” tanya ass Sutradara
“Itu… Kau
harus tanya pada orang yang dekat denganku.” Ucap Hye Jun. mereka pun menganguk
setuju dengan ucapan Hye Jun dan memuji pandai bicara.
Jin U
sampai di parkiran dan langsung mengirimkan pesan pada HAE-NA, tapi mengurunkan
niatnya karena pacarnya itu pasti akan marah. Akhirnya mencoba mengirimkan
pesan dengan formal [Nona Hae-na... Ini Pak Jin-u.] Sementara Hae Na sedanga da
dikelas
“Mari kita
membicarakan hak yang dapat digunakan pihak pertama untuk memperoleh
kepemilikan penuh atas tanah X. Nilai debat akan ditambahkan ke nilai akhir.” Kata
Dosen
“Pihak A
mengeluarkan pihak C dan bangunan harus dihancurkan untuk memperoleh kepemilikan
penuh atas tanah X.” Ucap Hae Na
“Pihak A
belum membayar pendaftaran transfer kepemilikan, apa bisa mengeklaim
penghapusan gangguan?” kata Jin A dari belakang.
“Pihak A
bukan pemilik tanah. Jadi, dia tak bisa mengeklaim penghapusan gangguan.
Pertanyaannya, apakah pihak A sebagai kreditor pihak B bisa menggunakan hak
pihak B untuk mengeklaim penghapusan gangguan.” Ucap Ji Ah.
Dosen menganguk
setuju dan tahu kalau muridnya bernama Ji A. Ji A menjawab kalau Kesimpulannya,
itu bisa dilakukan. Hae Na seperti terkesima dengan jawaban Ji A.
Saat keluar
dari kelas Hae Na memanggil Ji A berkomentar pasti sibuk karena ujian. Ji A
membenarkan dan Hae Na yakin kalau senironya pasti lulus. Hae N memberitahu
aklau mereka ikut lomba percobaan persidangan dan meminta agar bisa membantuny.
“Aku
sangat menghormatimu.” Ucap Hae Na berharap. Ji A pun setuju agar bisa
memberitahu waktu, tempat, dan topik.
“Aku akan
bantu menentukan poin penting.”kata Ji A. Hae Na pun mengucapkan Terima kasih.
“Kau
terlihat tak asing.” Ucap Hae Na dan tiba-tiba melihat Jin U sudah berdiri
didepan mereka.
“Kenapa
kau ada di sini?” ucap Ji A. Hae Na kaget bertanya apakah kenal orang itu
“Kau bilang "Orang itu"? Nona Hae-na, kau keterlaluan
sekali. Aku… Kau tak suka aku bicara seperti itu, tapi sudah terbiasa.
Pokoknya… Pak Kim Jin-u sedih.” Ucap Jin U kesal mendekati keduanya.
“Apa Kalian
berpacaran?” tanya Ji A. Hae Na menyangkal kalau Jin U teman kakaknya.
“Apa Kau
adik Hae-hyo?” kata Ji A kaget. Hae Na pun tak percaya Ji A tahu Hae-hy. Ji A
menganguk.
“Kau
mengunjungi mantan pacarmu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Itu sama seperti
penguntit.” Ucap Ji A
“"Penguntit"?
Hei! Kau tak mengenalku? Apa aku seperti itu?” kata Jin U marah
“Ya.
Semua penjahat merasa tak adil jika tertangkap.” Kata Ji A dengan nada tinggi.
“Ji-a!
Dia tak datang tanpa pemberitahuan. Aku terima pesan beberapa kali.” Ucap Hae
Na mengadu.
“Dia datang meski kau mengabaikan pesannya, 'kan? Itu obsesi.” Ucap Ji A
***
Bersambung ke part 3
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar