PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di rumah,
Seo Yoon memberitahu kalau melamar untuk
menjadi produser webtoon Do Gyum. Do Gyum melhat carita "Apa Yeon Ho
sungguh mencintai Cha Young?" Seo Yoon mengaku ingin bekerja dengan Do
Gyum sebagai produser webtoonya.
“Jika
menurutmu aku kurang memenuhi syarat, kau bisa langsung memecatku.” Ucap Seo
Yoon
“Tentu
saja. Saat menyangkut pekerjaanku, aku sangat pemilih dan objektif.” Ucap Do
Gyum
“Kalau
begitu, boleh kuanggap kau menyetujui penawaranku?” tanya Seo Yoon penuh
semangat.
“Kau tahu
banyak tentang webtoonku. Tidak ada alasan untuk menolaknya.” Ucap Do Gyum. Seo
Yoon pun mengucapkan Terima kasih.
“Omong-omong,
apa kau akan berwisata?” tanya Do Gyum melhat Seo Yoon yang membawa koper.
“Itu, ya.
Aku mengikuti taktik Bu Seo. Aku membawa beberapa barang untuk membantu para
seniman. Apa Kau mau melihatnya?” ucap Seo Yoon bergegas membuka koper yang
penuh dengan barang.
“Ini alat
pemijat elektrik. Ini untuk seniman yang lebih suka pijat manual. Aku sudah mencobanya.
Ini cukup menenangkan. Apa Kau ingin coba?” kata Seo Yoon. Do Gyum langsung
menolaknya.
“Katakan
saja jika ada yang kau butuhkan. Akan segera kuambilkan.” Ucap Seo Yoon. Do Gyum menganguk mengerti.
“Ahh... Benar
juga. Setelah membaca alur cerita, aku membuat daftar hal-hal yang harus
kuteliti.” Ucap Do Gyum
“Kapan kau
membutuhkannya?” tanya Seo Yoon. Do Gyum pikir S eo Yoon meneliti yang pertama
dan ketiga hari ini.
Seo Yoon
menganguk dengan penuh semangat meminta agar memberikan waktu lalu keluar dari
kamarnya. Do Gyum bingung memanggil Seo Yoon kalau bisa mencarinya di internet
dan ia mau pergi kemana. Tapi Seo Yoon sudah melesat pergi.
Ji Woo
sedang ada diruangan, menerima telp dari Nyonya Jung sebagai ibu mertuanya.
Nyonya Jung meminta agar bisa meluangkan waktu karena harus bicara dengannya.
Ji Woo bingung kalau harus hari ini. Nyonya Jung pikir Ji Woo tidak bisa
“Tidak...
Aku akan tiba pukul 13.00.” ucap Ji Woo. Nyonya Jung pun senang mendengarnya.
“Sekretaris
Nam, kau bilang aku tidak rapat usai acara penandatanganan, bukan? Ya. Hari ini
hari Sabtu, jadi, aku menunda inspeksi laboratorium klinis hingga Senin depan.”
Ucap Ji Woo. Sek Nam pun hanya bisa menganguk mengerti.
Di rumah,
Nyonya Kim duduk sendirian melihat sebuah surat dan juga kotak cincin. Pelayan
datang karena Nyonya Kim yang memanggilnya. Nyonya Kim meminta pelayan agar
mengirimkan ini lewat layanan kurir hari Senin nanti. Pelayan mengerti lalu
keluar dari ruangan.
Nyonya
Kim menelp Hyun Joo, Hyun Joo yang sedang ada dirumah pun mengangkatnya. Nyonya
Kim mengaku ingin segera bertemu dengan Hyun Joo dan meminta agar bisa
meluangkan waktu. Hyun Joo mengaku bebas hari itu.
“Baiklah.
Aku akan mengunjungimu di rumahmu.” Ucap Hyun Joo lalu mematikan ponselnya.
Ketiga
teman Hyun Joo datang membawakan makanan, Hyun Joopun memuji ketiganya itu yang
terbaik. Min Jung mengaku datang untuk memberimu makan siang Webtoon Hyun
Joo dimulai pekan depan jadi sengaja datang
untuk dukungan moral.
“Apa Kau
mau kopi?” tanya Hyun Joo. Min Jung menolak karena mereka akan segera pergi.
“Setelah
kau menjawab satu pertanyaan.” Ucap Jin Ah. Hyun Joo bingung tentang apa itu
dan menurutnya sudah jelas.
“Apa Kau
sudah tanya pacarmu? Tentang tinggal bersama secara perlahan-lahan?” ucap Jin
Ah
“Tentu
saja. Dia bilang boleh.” Ucap Hyun Joo. ketiganya pun langsung berseru.
“Hei.
Kalian seperti pasangan akhir pekan. Itu lebih tidak berisiko daripada
benar-benar tinggal bersama.” Ejek Young Eun
“Ini
sempurna. Kau masih bisa punya waktu untuk dirimu sendiri. Kalian bisa saling
fokus saat bersama.” Ucap Ji An
“Akan bagus
jika Kastanya juga begitu.” Kata Hyun Joo dengan gaya imut. Yeoung Eun kesal
melihta tingkah Hyun Joo dan ingin memukulnya.
“Kuharap
dia tidak menganggapnya sebagai langkah pernikahan. Benar juga. Orang tuamu
tidak mengganggumu soal pernikahan?” ucap Min Jung
“Kau
benar. Kenapa mereka diam saja?” kata Hyun Joo mulai memikirkan ibunya.
Di sebuah
restoran, Nyonya Jung memastikan suaminya agar jangan raga dan Lakukan saja.
Tuan Seo dengan wajah gugup menganguk mengerti kalau akan bilang... Saat itu Ji Woo pun datang
meminta karena sudah terlambat.
“Jangan
bilang begitu. Kami yang mendadak. Maafkan kami.” Ucap Tuan Seo bersikap sopan
dengan nada tinggi.
“Duduklah
sekarang. Kau tinggi sekali. Leherku sakit melihat wajahmu.” Kata Nyonya Jung
sinis. Ji Woo duduk kembali meminta maaf
“Kenapa
punggungmu tegak sekali saat sedang duduk? Itu menyesakkan.” Ucap Nyonya Jung sinis
“Benar
sekali. Dia memiliki fitur wajah yang bagus. Itu menyesakkan.” Kata Tuan Seo
sinis. Ji Woo bingung melihat sikap kedua orang tua Hyun Joo.
Min Jung
pikir Tidak terlibat mungkin taktik kedua orang Hyun Joo dan yakin kalau
seandainya Hyun Joo itu lari ke luar angkasa jika mereka mendorongnya menikah.
Hyun Joo pikir tidak keberatan dan yakin mereka tidak mengaturnya di
belakangnya
“Astaga,
tidak mungkin.” Kata Jin Ah merasa itu juga tak mungkin.
Di
restora, keduanya orang tua Hyun Joo mengatakan tidak merestui pernikahan ini.
Ji Woo bingung lalu memberitahu kalau Hyun Joo tidak ingin menikah. Keduanya
kaget, Nyonya Seo pun memastikan kalau
Ji Woo tidak mau menikahi putrinya.
“Tidak.
Aku ingin menikahinya.” Ucap Ji Woo. Nyonya
Seo menegaskan tidak bisa memberikan restu.
“Boleh
aku tahu alasannya?” tanya Ji Woo. Tuan Seo sudah menyimpulkan bahwa Ji Woo
tidak cocok untuk putrinya.
“Kau
tampan seperti pria idaman. Saat kau berjalan dengan wajahmu itu, wanita lain
akan melihatmu. Lantas, putriku akan stres.” Ucap Nyonya Seo
“Kalau
begitu, aku tidak akan keluar. Aku akan tetap di rumah.” Ucap Ji Woo. Keduanya
hanya bisa melonggo mendengar respon Ji Woo. Tuan Seo membuka catatanya.
“Jika kamu
menikahi putriku, aku yakin keluargamu akan berlaku buruk dan meremehkannya. Aku
tahu itu.” Ucap Tuan Seo
“Itu tidak
akan terjadi. Aku tidak akan membiarkannya diperlakukan seperti itu.” Kata Ji
Woo menyakinkan.
“Itu
mungkin hanya omong kosong. Aku ingin kau berhenti mengencani Hyun Joo.” kata
Tuan Seo
“Astaga.
Aku mengerti kalian tidak bisa memercayaiku. Aku tidak pernah sempat menunjukkan
siapa aku sebenarnya.” Ucap Ji Woo
“Sebenarnya,
kau memberikan kesan yang baik...” kata Tuan Seo dan akhirnya mendapatkan
cibutan dari istrinya
“Jadi,
apa maksudmu? Aku akan melakukan semuanya. Jika ada cara untuk membuktikan
niatku yang sebenarnya, aku akan melakukan apa pun. Tolong beri tahu aku apa
itu.” Ucap Ji Woo
“Terserah
kamu mau membuktikannya dengan cara apa. Haruskah kami memberitahumu cara
menyelesaikan masalahmu? Sayang, ayo.”kata Nyonya Jung bersikap kejam. Ji Woo
bingung. Tuan Seo pun pergi walapun sebelumnya menyuruh agar Ji Woo
menghabiskan minumanya.
Di lantai
bawah, Tuan Seo merasa kalau mereka terlalu keras kepadanya. Nyonya Seo pikr mereka
bisa menunggu saja karena Ji Woo bilang akan menunjukkan niatnya sebenarnya.
Tuan Seo baru saja menuruni tangga mengeluh lututnya yang sakit.
“Apa itu
berpura-pura lagi?”keluh Nyonya Jung. Tuan Seo pun mengeluh dengan
persendiannya.
“Kita
tidak punya pilihan sekarang. Mari batalkan pertemuan, pulang, dan istirahat.”
Ucap Nyonya Jung
“Tidak
perlu. Aku akan mengurus Ayah.” Ucap Ji Woo datang menuruni tangga. Tuan Seo
memastikan keadaan Ji Woo lebih dulu. Ji Woo mengaku baik-baik saja.
Ji Woo
mengendong ayah mertuanya dipasar, Tuan Seo pikir mereka sudah selesai berbelanja dan akan pulang.
Seorang pedang berteriak memberikan tawaran yang terbatas yaitu Sebungkus bulgogi
sapi harganya 20 dolar, dan memberikannya seharga 9,9 dolar!
“Bulgogi?
Kita harus membelinya.” Ucap Tuan Seo. Ji Woo langsung berlari dengan kecepatan
tinggi karena hanya untuk 5 orang pertama.
“Kudengar
saat seorang suami jatuh cinta dengan istrinya, dia akan melakukan apa pun demi
keluarganya.” Puji Nyonya Seo bahagai melihat sikap Ji Woo.
Hyun Joo
menelp ibunya, Nyonya Seo memberitahu kalau ada di pasar karena akan ada
pertemuan lalu bertanya alasan meneleponnya. Hyun Joo mengaku Tidak apa-apa dan
hanya penasaran yang sedang dilakukanya. Ji Woo datang dengan nafas terengah-engah
mengajak pergi.
“Bukankah
itu Pak Hwang?” ucap Hyun Joo bisa mendengar suara Ji Woo. Nyonya Seo panik
mencoba menyangkal mengaku sibuk dan langsung menutup telpnya.
Hyun Joo
pun curiga mencoba menelp Ji Woo tapi ponselnya tak aktif. Ia pun yakin bisa
melihat merencanakan sesuatu.
Do Gyum
meregakan otot lehernya dan mengambil minum lalu bertanya Nona Han pergi ke
mana karena Sudah tiga jam sejak dia pergi. Ia mendengar bunyi bel rumahnya,
Seo Yoon pun datang dengan wajah pucat. Do Gyum menanyakan keadaanya.
“Maaf aku
terlambat. Donor darah lebih lama daripada dugaanku.” Ucap Seo Yoon. Do Gyum
kaget Seo Yoon yang mendonorkan darah.
“Kau
memintaku menyelidikinya. Aku membaca semua unggahan di internet, tapi tidak menjelaskan
betapa beratnya itu. Serta itu tidak membahas perasaan mereka setelahnya atau
kondisi fisik mereka. Kupikir itu kurang, jadi, aku melakukannya sendiri.” Ucap
Seo Yoon
“Tetap
saja, kau tidak perlu melakukannya sendiri. Apa Kau yakin baik-baik saja?” kata
Do Gyum melihat wajah Seo Yoon yang pucat.
“Ya,
tentu saja. Haruskah kujelaskan sekarang?”ucap Seo Yoon dan tiba-tiba jatuh
pingsan di bahu Do Gyum. Do Gyum kaget
lalu bertanya apa baik-baik saja.
Seo Yoon
pun tertidur di sofa dan bangun dengan wajah panik meminta maaf karena terlalu
lama tidur. Do Gyum menegaskan kalau Seo Yoon tidak tertidur dan pingsan jadi meminta agr bisa makan dulu dan
beristirahat. Seo Yoon pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku
terlalu memaksakan diri belakangan ini. Tapi sebagai balasannya, akan kuberikan
detail pengalamanku. Aku yakin itu akan membantu saat kau menulis dialogmu.”
Ucap Seo Yoon.
“Baiklah.
Tapi kau tidak perlu melakukan itu lain kali.” Kata Do Gyum. Seo Yoon pikirini
cara kerja Bu Seo
“Bahkan
dia tidak berpikir untuk mendonorkan darah. Kau mengalahkan Hyun Joo” komentar
Do Gyum. Seo Yoon tersenyum berpkir kalau itu pujian.
“Tentu
saja ini pujian. Makanlah sekarang.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon mengaku tidak makan
banyak.
“Apa yang
salah dengan itu? Hyun Joo merampok kulkasku setiap kali dia datang. Kau harus
makan banyak untuk mendapatkan energi.” Kata Do Gyum. Seo Yoon tersenyum
mengucapkan terima kasih.
Di rumah,
Nyonya Jung melakukan pertemuan dirumah. Ji Woo sibuk membawakan buah. Nyonya
Jung senang karena mereka sudah selesai makan, jadi mereka tahu apa
selanjutnya.
“Mari
kita sambut penyanyi pertama di acara hari ini. Tolong beri tepuk tangan
meriah.” Ucap Nyonya Jung
“Aku
bukan penyanyi sungguhan.” Kata Tuan Seo merasa malu dan akhirnya menyanyikan
lagu Trot "Tapi sedang apa kamu di sana?"
Ji Woo
pun terlihat senang menemani ayah mertuanya menyanyi. Tuan Seo terlihat penuh
semangat menyanyi dan Ji Woo pun dengan senang hati menari.
Saat itu
Tuan Seo kaget melihat anaknya yang tiba-tiba datang. Hyun Joo mengeluh dengan
yang dilakukan orang tuanya pada Ji Woo. Ji Woo pun tersadar melihat Hyun Joo
yang berdiri dibelakangnya. Hyun Joo menatap sinis pada Tuan Joo.
Ji Woo
akhirnya menarik Hyun Joo pergi dan akan menjelaskan semuanya. Tuan Seo dan
Nyonya Jung pun tersenyum, berpesan agar Hati-hati di jalan dan memuji Ji Woo
sudah Kerja bagus hari ini.
Di
restoran, Ji Woo dan Hyun Joo duduk berhadapan. Hyun Joo mengeluh sungguh tidak tahu ada apa dengan orang
tuanya. Ji Woo mengaku bersikeras membantu mereka tapi Mereka berusaha
menghentikannya. Hyun Joo kesal Intinya,
seharusnya mereka tidak menguji Ji Woo sejak awal.
“Mereka
pasti sangat khawatir. Mereka tidak yakin jika aku pria yang bisa membuatmu
bahagia.” Ucap Ji Woo
“Pernikahan
pasti sepenting itu bagimu, Ji Woo.” Ucap Hyun Joo. Ji oo mengaku tidak ingin
mereka berpisah lagi dan ingin tetap bersama Hyun Joo sampai mati.
“Apa Kau
percaya hubungan kita hanya akan lengkap dengan pernikahan?” tanya Hyun Joo. Ji
Woo mengaku tak tahu dan merasa itu pertanyaan yang sulit.
“Jika
yang kau inginkan bukan membentuk keluarga, tapi menghabiskan sisa hidupmu
bersamaku, Aku yakin pernikahan tidak perlu menjadi bagian penting hidup kita.
Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku akan menunggu.” Ucap Hyun Joo
“Beri
tahu aku begitu kamu sudah memutuskan. Serta, apa pun keputusanmu, kuharap kamu
membuat keputusan itu untukmu.” Jelas Hyun Joo. Ji Woo mengerti kalau akan
memikirkannya.
Ji Woo
kembali ke ruangan melihat paket untuknya dan melihat pengirimnya "Kim Sun
Hee dari Yayasan Medis Sejong" Ia pun melihat sebuah kotak cincin yang
diberika Nyonya Kim lalu membaca suratnya.
“Saat aku
menggeledah barang Jin Ho, aku menemukan ini. Entah apa kau akan memercayaiku,
tapi aku tahu apa arti cincin ini bagi Jin Ho, aku tidak bisa membuangnya.
Kuharap kau akan mengembalikan ini kepada pemiliknya.”
“Selain
itu, aku tidak pantas meminta maaf. Aku akan menjalanisisa hidupku dalam
pertobatan.”
Ji Woo
hanya bisa terdiam membaca tulisan Nyonya Kim.
Hyun Joo
akhirnya datang ke rumah Nyonya Kim. Nyonya Kim menawarkan teh tapi Hyun Joo
menolaknya. Nyonya Kim pun meminta pelayanya agar pergi lebih dulu saja. Hyun
Joo lalu berkomentar kalau Nyonya Kim semakin kurus dibanding kali terakhir
melihatnya.
“Maaf
soal tempo hari. Aku tidak bisa menerima tamu.” Ucap NyonyaK Kim. Hyun Jo pikir
jangan minta maaf karena itu tak masalah untuknya.
“Boleh
aku bertanya apa yang akan kau katakan hari itu? Jika kamu datang untuk
menegurku, aku akan menghadapinya. Sudah lebih dari 40 tahun sejak Jin Ho
meninggal dan Song Min Ju dan Woo Young tewas dalam kecelakaan.” Ucap Nyonya
Kim
“Jika aku
tidak pernah bertemu dengan Pak Hwang, aku tidak akan bisa memahami kenapa kau
tidak bisa lari dari kehidupanmu sebelumnya dan memilih untuk hidup menderita.
Kau bahkan berhenti sekolah dan mencoba menjalani hidup yang berbeda dengan
nama baru. Tapi kudengar kamu juga gagal melakukan itu.” Ucap Hyun Joo
“Karena
perbuatanku, tiga orang tewas. Sekeras apa pun aku berusaha menghapus
perbuatanku, aku tidak bisa melakukannya. Apa itu akan hilang setelah aku
mati?” ucap Nyonya Kim menangis.
“Aku
bukan Song Min Ju. Namun, saat ini, aku akan mengatakan ini sebagai Song Min
Ju, bukan Seo Hyun Joo.” kata Hyun Joo. Saat itu Nyonya Kim berubah seperti
saat masih muda dulu.
“Su
Jeong... Ini bukan salahmu. Semua yang terjadi pada kita mungkin juga
menyakitimu. Kau terus menggalinya, jadi, lukanya tidak pernah sembuh. Karena
itulah lebih menyakitkan. Tapi berhentilah menyiksa dirimu.” Ucap Hyun Joo yang
berbicara sebagai Min Ju
“Setelah
lukanya sembuh, bahkan jika kau melihat bekas lukanya nanti, itu tidak akan
mengembalikan kenangan yang menyakitkan. Saat itu terjadi, jalanilah hidupmu
sendiri.” Ucap Hyun Joo
“Apa aku layak
untuk itu?” tanya Nyonya Kim sambil menangis. Hyun Joo pikir itu pasti.
“Maafkan
aku, Min Ju. Maafkan aku.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo engaku Tidak apa-apa dan
menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja. Nyonya Kim yang sudah dewasa pun
hanya bisa terdiam melihat sosok Hyun Joo layaknya seperti Min Ju.
Hyun Joo
berjalan pulang, Ji Woo menelp meminta agar bertemu sekarang karena ingin
memberi Hyun Joo jawaban yang belum diberikan
tempo hari. Di restoran yang sama, Ji Woo menunggu masih mengingat saat cincin
yang dibuangnya dulu dan melihat Hyun Joo pergi.
Tapi saat
sekarang, Hyun Joo datang dengan senyuman bahagia melihat Ji Woo yang sudah
menunggunya. Ji Woo pun memperlihatkan kotak cincin yang diberikan Nyonya Kim
padanya.
“Ini
cincin pernikahan yang kuberikan kepadamu di kehidupan sebelumnya. Tentu saja,
pernikahan itu tidak pernah terjadi.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melihat isi kotak
cincin.
“Di hari
ulang tahunku, saat kupikir kau pingsan setelah menghirup asap, kau tahu apa
yang terlintas di benakku? "Kita tidak perlu menikah. Tapi tolong jangan
ambil dia dariku." Mungkin itu yang kuinginkan.” Cerita Ji Woo
“Aku
tidak akan terlalu mementingkan pernikahan. Yang benar-benar kuinginkan
bukanlah menikah denganmu. Tapi kau. Di kehidupan ini, aku tidak akan pernah
melepaskan tanganmu. Aku tidak akan mengandalkan pernikahan kita.” Jelas Ji Woo
“Tapi aku
ingin mengandalkan cinta kita untuk satu sama lain dan menghabiskan hidupku
bersamamu.” Ucap Ji Woo
“ Jika
kau melepaskan tanganku, maka aku akan memegang tanganmu lagi. Mari terus
saling memiliki dalam kehidupan ini.” Kata Hyun Joo dan saling berpegangan tangan.
Webtoon
Hyun Joo pun diterbitkan, dengan gambar bunga sakura yang sama seperti dalam
impianya.
“Setelah
merayakan keputusanku agar tidak menikah, orang sering menanyakan alasannya.
Aku tidak punya alasan. Seperti berapa orang yang memutuskan dan mengumumkan
masa depan di pernikahan, Aku hanya ingin bilang bahwa aku akan hidup dengan
tekun dengan caraku sendiri.”
Di depan
lift, semua orang sedang membawa webtoon Hyun Joo yang mengaku sangat
menyukainya. Mereka membaca webtoon "Kenapa kamu tidak mau menikah?"
Tuan Kim bahagia karena Jumlahnya terus bertambah dan sangat populer.
“Dia
mendapat banyak komentar. Aku bisa membaca komentar ini semalaman.” Ucap Eun
Jae dan juga Dae Eun.
Mereka
membaca komentar "Tidak ada pernikahan? Akan kudukung sampai akhir. Kamu
yang terbaik!" "Aku kehabisan webtun untuk dibaca. Aku menemukan yang
bagus hari ini"
Do Gyum
membawa webtoon Hyun Joo lalu mengirimkan pesan [Seniman Webtun Seo Hyun Joo,selamat
atas debutmu yang sukses. Di ruangan, Ji Woo melihat komentar di ruangan "
Aku mendukung seniman dan semua orang yang menciptakan hidup mereka"
“Hyun Joo..
Selamat.” Ucap Ji Woo bahagia melihat Hyun Joo datang keruangan dan memberikan
sebuah buket bunga besar.
“Indah
sekali. Terima kasih. Terima kasih sudah meninggalkan komentar pertama. "Aku
mendukung seniman dan semua orang yang menciptakan kehidupan mereka sendiri.
Itu kau, bukan?” ucap Hyun Joo
“Aku
sudah berjanji akan jadi penulis komentar pertama saat kamu memulai debut.
Ahh.. Benar juga. Ini bagian yang paling bisa kupahami. "Aku hanya ingin
bilang bahwa aku akan hidup dengan tekun.. Dengan caraku sendiri" kata Ji
Woo
“Hyun
Joo. Kenapa kita tidak mengadakan acara untuk memberi tahu orang-orang bahwa
kita berencana hidup sebagai pasangan? Bahkan jika kita tidak menikah, kita
bisa bilang kita akan saling mencintai dan hidup bahagia bersama. Kita bisa
berjanji.” Kata Ji Woo. Hyun Joo menganguk setuju.
Ji Woo
melihat Hyun Joo yang sudah bersiap diruang rias lalu bertanya apakah sudah
siap. Hyun Joo dengan senyuma menganguk. Ji Woo pun terus menatapnya, Hyun Joo
bingung bertanya Ada apa? Apa ia terlalu
cantik.
“Jadi, kau
sudah tahu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa tersenyum.
Di luar
tempat pesta, Tuan Seo seperti tak sabar dan terlihat gugup. Do Gyum datang
memberitahu kalau Hyun Ju dan Ji Woo ada di sini. Nyonya Jung mengaku
jantungnya terus berdetak padahal anaknya tidak akan menikah.
“Tapi
sepertinya begitu.” Ucap Nyonya Jung tak bisa menahan tangisnya. Do Gyum pun
menenangkan dengan mengenggam tangan Nyonya Jung.
“Halo....
Aku Oh Yeong Eun, pembawa acara untuk seremoni teman tersayangku, Hyun Joo dan
Pak Hwang Ji Woo, yang akan mengumumkan rencana mereka untuk tidak menikah.” Ucap
Yeong Euun
“Baik.
Akan kupanggilkan mereka, Seo Hyeon Ju dan Hwang Ji Woo. Semuanya, sambutlah
mereka dengan hangat.” Kata Yeoung Eun. Semua pun memberikan tepuk tangan.
Keduanya pun keluar berjalan menuji podium.
Mereka
berteriak memuji Hyun Joo yang terlihat cantik. Hyun Joo dan Ji Woo pun naik
keatas podium dan siap membuat janji
“Hari
ini, di depan keluarga dan teman-teman kami, kami akan berjanji. Aku, Seo Hyu
Joo...” ucap Hyun Joo dan Ji Woo menyebut namanya Hwang Ji Woo,
“akan menjalani
hidup kami dengan tekun alih-alih menyatukan hidup kami melalui pernikahan. Alih-alih
memperlakukan satu sama lain sebagai belahan jiwa, kami akan menerima dan
menghormati sebagai individu terpisah. Kami tidak akan saling melepaskan
tangan.” Ucap keduanya bersama.
Semua
tamu pun berteriak bahagia memberikan tepuk tangan. Ji Woo pun tak segan lagi
memberikan ciuman untuk Hyun Joo.
Nyonya
Jung dan Tuan Seo bangga melihat foto anak mereka layaknya sebuah pernikahan.
Tuan Seo pun bahagia karena Hyun Joo akhirnya menemukan teman seumur hidupnya.
“Tunggu.
Tapi apa aku tidak boleh mengatakan "teman seumur hidup"?” kata Tuan
Seo bingung
“Tentu
boleh. Dunia telah berubah. Bahkan jika kau tidak menikah, orang yang akan
menemanimu selama sisa hidupmu adalah teman seumur hidup.” Ucap Nyonya Kim
Hyun Joo
pun menghabiskan waktu bersama dengan Ji Woo mereka melihat pasangan yang sudah
menua berjalan bersama dengan terus berpegangan tangan.
“Karena cinta tidak bisa bertahan
selamanya, orang-orang dipaksa membuat sistem yang disebut pernikahan. Beberapa
orang bilang pernikahan melengkapi cinta.”
“Tapi tidak ada jawaban yang benar.
Tidak masalah jalan mana yang kau pilih. Kau hanya perlu memilih jalan yang
membuatmu bahagia. Saat kita berdiri di ujung jalan yang kita pilih, aku tidak
peduli bagaimana orang-orang memandang kita.”
“Dia akan menjadi kekasihku,
sahabatku, dan keluargaku selamanya.”
Keduanya
berjalan bersama dengan wajah bahagia, didepan mercusuar pun Ji Woo mencium
Hyun Joo kembali, Mereka akan menghabiskan waktu bersama sampai mati, walaupun
tanpa menikah.
THE
END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar