PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 04 September 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 32

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Di rumah, Seo Yoon memberitahu kalau  melamar untuk menjadi produser webtoon Do Gyum. Do Gyum melhat carita "Apa Yeon Ho sungguh mencintai Cha Young?" Seo Yoon mengaku ingin bekerja dengan Do Gyum sebagai produser webtoonya.
“Jika menurutmu aku kurang memenuhi syarat, kau bisa langsung memecatku.” Ucap Seo Yoon
“Tentu saja. Saat menyangkut pekerjaanku, aku sangat pemilih dan objektif.” Ucap Do Gyum
“Kalau begitu, boleh kuanggap kau menyetujui penawaranku?” tanya Seo Yoon penuh semangat.
“Kau tahu banyak tentang webtoonku. Tidak ada alasan untuk menolaknya.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon pun mengucapkan Terima kasih.
“Omong-omong, apa kau akan berwisata?” tanya Do Gyum melhat Seo Yoon yang membawa koper.
“Itu, ya. Aku mengikuti taktik Bu Seo. Aku membawa beberapa barang untuk membantu para seniman. Apa Kau mau melihatnya?” ucap Seo Yoon bergegas membuka koper yang penuh dengan barang.
“Ini alat pemijat elektrik. Ini untuk seniman yang lebih suka pijat manual. Aku sudah mencobanya. Ini cukup menenangkan. Apa Kau ingin coba?” kata Seo Yoon. Do Gyum langsung menolaknya.
“Katakan saja jika ada yang kau butuhkan. Akan segera kuambilkan.” Ucap Seo  Yoon. Do Gyum menganguk mengerti.
“Ahh... Benar juga. Setelah membaca alur cerita, aku membuat daftar hal-hal yang harus kuteliti.” Ucap Do Gyum
“Kapan kau membutuhkannya?” tanya Seo Yoon. Do Gyum pikir S eo Yoon meneliti yang pertama dan ketiga hari ini.
Seo Yoon menganguk dengan penuh semangat meminta agar memberikan waktu lalu keluar dari kamarnya. Do Gyum bingung memanggil Seo Yoon kalau bisa mencarinya di internet dan ia mau pergi kemana. Tapi Seo Yoon sudah melesat pergi. 



Ji Woo sedang ada diruangan, menerima telp dari Nyonya Jung sebagai ibu mertuanya. Nyonya Jung meminta agar bisa meluangkan waktu karena harus bicara dengannya. Ji Woo bingung kalau harus hari ini. Nyonya Jung pikir Ji Woo tidak bisa
“Tidak... Aku akan tiba pukul 13.00.” ucap Ji Woo. Nyonya Jung pun senang mendengarnya.
“Sekretaris Nam, kau bilang aku tidak rapat usai acara penandatanganan, bukan? Ya. Hari ini hari Sabtu, jadi, aku menunda inspeksi laboratorium klinis hingga Senin depan.” Ucap Ji Woo. Sek Nam pun hanya bisa menganguk mengerti. 



Di rumah, Nyonya Kim duduk sendirian melihat sebuah surat dan juga kotak cincin. Pelayan datang karena Nyonya Kim yang memanggilnya. Nyonya Kim meminta pelayan agar mengirimkan ini lewat layanan kurir hari Senin nanti. Pelayan mengerti lalu keluar dari ruangan.
Nyonya Kim menelp Hyun Joo, Hyun Joo yang sedang ada dirumah pun mengangkatnya. Nyonya Kim mengaku ingin segera bertemu dengan Hyun Joo dan meminta agar bisa meluangkan waktu. Hyun Joo mengaku bebas hari itu.
“Baiklah. Aku akan mengunjungimu di rumahmu.” Ucap Hyun Joo lalu mematikan ponselnya. 


Ketiga teman Hyun Joo datang membawakan makanan, Hyun Joopun memuji ketiganya itu yang terbaik. Min Jung mengaku datang untuk memberimu makan siang Webtoon Hyun Joo  dimulai pekan depan jadi sengaja datang untuk dukungan moral.
“Apa Kau mau kopi?” tanya Hyun Joo. Min Jung menolak karena mereka akan segera pergi.
“Setelah kau menjawab satu pertanyaan.” Ucap Jin Ah. Hyun Joo bingung tentang apa itu dan menurutnya sudah jelas.
“Apa Kau sudah tanya pacarmu? Tentang tinggal bersama secara perlahan-lahan?” ucap Jin Ah
“Tentu saja. Dia bilang boleh.” Ucap Hyun Joo. ketiganya pun langsung berseru.
“Hei. Kalian seperti pasangan akhir pekan. Itu lebih tidak berisiko daripada benar-benar tinggal bersama.” Ejek Young Eun
“Ini sempurna. Kau masih bisa punya waktu untuk dirimu sendiri. Kalian bisa saling fokus saat bersama.” Ucap Ji An
“Akan bagus jika Kastanya juga begitu.” Kata Hyun Joo dengan gaya imut. Yeoung Eun kesal melihta tingkah Hyun Joo dan ingin memukulnya.
“Kuharap dia tidak menganggapnya sebagai langkah pernikahan. Benar juga. Orang tuamu tidak mengganggumu soal pernikahan?” ucap Min Jung
“Kau benar. Kenapa mereka diam saja?” kata Hyun Joo mulai memikirkan ibunya. 


Di sebuah restoran, Nyonya Jung memastikan suaminya agar jangan raga dan Lakukan saja. Tuan Seo dengan wajah gugup menganguk mengerti kalau  akan bilang... Saat itu Ji Woo pun datang meminta karena sudah terlambat.
“Jangan bilang begitu. Kami yang mendadak. Maafkan kami.” Ucap Tuan Seo bersikap sopan dengan nada tinggi.
“Duduklah sekarang. Kau tinggi sekali. Leherku sakit melihat wajahmu.” Kata Nyonya Jung sinis. Ji Woo duduk kembali meminta maaf
“Kenapa punggungmu tegak sekali saat sedang duduk? Itu menyesakkan.” Ucap Nyonya Jung sinis
“Benar sekali. Dia memiliki fitur wajah yang bagus. Itu menyesakkan.” Kata Tuan Seo sinis. Ji Woo bingung melihat sikap kedua orang tua Hyun Joo. 

Min Jung pikir Tidak terlibat mungkin taktik kedua orang Hyun Joo dan yakin kalau seandainya Hyun Joo itu lari ke luar angkasa jika mereka mendorongnya menikah. Hyun Joo pikir tidak keberatan dan yakin mereka tidak mengaturnya di belakangnya
“Astaga, tidak mungkin.” Kata Jin Ah merasa itu juga tak mungkin. 

Di restora, keduanya orang tua Hyun Joo mengatakan tidak merestui pernikahan ini. Ji Woo bingung lalu memberitahu kalau Hyun Joo tidak ingin menikah. Keduanya kaget, Nyonya Seo pun memastikan kalau  Ji Woo tidak mau menikahi putrinya.
“Tidak. Aku ingin menikahinya.” Ucap Ji Woo. Nyonya  Seo menegaskan tidak bisa memberikan restu.
“Boleh aku tahu alasannya?” tanya Ji Woo. Tuan Seo sudah menyimpulkan bahwa Ji Woo tidak cocok untuk putrinya.
“Kau tampan seperti pria idaman. Saat kau berjalan dengan wajahmu itu, wanita lain akan melihatmu. Lantas, putriku akan stres.” Ucap Nyonya Seo
“Kalau begitu, aku tidak akan keluar. Aku akan tetap di rumah.” Ucap Ji Woo. Keduanya hanya bisa melonggo mendengar respon Ji Woo. Tuan Seo membuka catatanya.
“Jika kamu menikahi putriku, aku yakin keluargamu akan berlaku buruk dan meremehkannya. Aku tahu itu.” Ucap Tuan Seo
“Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan membiarkannya diperlakukan seperti itu.” Kata Ji Woo menyakinkan.
“Itu mungkin hanya omong kosong. Aku ingin kau berhenti mengencani Hyun Joo.” kata Tuan Seo
“Astaga. Aku mengerti kalian tidak bisa memercayaiku. Aku tidak pernah sempat menunjukkan siapa aku sebenarnya.” Ucap Ji Woo
“Sebenarnya, kau memberikan kesan yang baik...” kata Tuan Seo dan akhirnya mendapatkan cibutan dari istrinya
“Jadi, apa maksudmu? Aku akan melakukan semuanya. Jika ada cara untuk membuktikan niatku yang sebenarnya, aku akan melakukan apa pun. Tolong beri tahu aku apa itu.” Ucap Ji Woo
“Terserah kamu mau membuktikannya dengan cara apa. Haruskah kami memberitahumu cara menyelesaikan masalahmu? Sayang, ayo.”kata Nyonya Jung bersikap kejam. Ji Woo bingung. Tuan Seo pun pergi walapun sebelumnya menyuruh agar Ji Woo menghabiskan minumanya. 



Di lantai bawah, Tuan Seo merasa kalau mereka terlalu keras kepadanya. Nyonya Seo pikr mereka bisa menunggu saja karena Ji Woo bilang akan menunjukkan niatnya sebenarnya. Tuan Seo baru saja menuruni tangga mengeluh lututnya yang sakit.
“Apa itu berpura-pura lagi?”keluh Nyonya Jung. Tuan Seo pun mengeluh dengan persendiannya.
“Kita tidak punya pilihan sekarang. Mari batalkan pertemuan, pulang, dan istirahat.” Ucap Nyonya Jung
“Tidak perlu. Aku akan mengurus Ayah.” Ucap Ji Woo datang menuruni tangga. Tuan Seo memastikan keadaan Ji Woo lebih dulu. Ji Woo mengaku baik-baik saja. 

Ji Woo mengendong ayah mertuanya dipasar, Tuan Seo pikir mereka  sudah selesai berbelanja dan akan pulang. Seorang pedang berteriak memberikan tawaran yang terbatas yaitu Sebungkus bulgogi sapi harganya 20 dolar, dan memberikannya seharga 9,9 dolar!
“Bulgogi? Kita harus membelinya.” Ucap Tuan Seo. Ji Woo langsung berlari dengan kecepatan tinggi karena hanya untuk 5 orang pertama.
“Kudengar saat seorang suami jatuh cinta dengan istrinya, dia akan melakukan apa pun demi keluarganya.” Puji Nyonya Seo bahagai melihat sikap Ji Woo. 

Hyun Joo menelp ibunya, Nyonya Seo memberitahu kalau ada di pasar karena akan ada pertemuan lalu bertanya alasan meneleponnya. Hyun Joo mengaku Tidak apa-apa dan hanya penasaran yang sedang dilakukanya. Ji Woo datang dengan nafas terengah-engah mengajak pergi.
“Bukankah itu Pak Hwang?” ucap Hyun Joo bisa mendengar suara Ji Woo. Nyonya Seo panik mencoba menyangkal mengaku sibuk dan langsung menutup telpnya.
Hyun Joo pun curiga mencoba menelp Ji Woo tapi ponselnya tak aktif. Ia pun yakin bisa melihat merencanakan sesuatu.

Do Gyum meregakan otot lehernya dan mengambil minum lalu bertanya Nona Han pergi ke mana karena Sudah tiga jam sejak dia pergi. Ia mendengar bunyi bel rumahnya, Seo Yoon pun datang dengan wajah pucat. Do Gyum menanyakan keadaanya.
“Maaf aku terlambat. Donor darah lebih lama daripada dugaanku.” Ucap Seo Yoon. Do Gyum kaget Seo Yoon yang mendonorkan darah.
“Kau memintaku menyelidikinya. Aku membaca semua unggahan di internet, tapi tidak menjelaskan betapa beratnya itu. Serta itu tidak membahas perasaan mereka setelahnya atau kondisi fisik mereka. Kupikir itu kurang, jadi, aku melakukannya sendiri.” Ucap Seo Yoon
“Tetap saja, kau tidak perlu melakukannya sendiri. Apa Kau yakin baik-baik saja?” kata Do Gyum melihat wajah Seo Yoon yang pucat.
“Ya, tentu saja. Haruskah kujelaskan sekarang?”ucap Seo Yoon dan tiba-tiba jatuh pingsan di bahu Do Gyum.  Do Gyum kaget lalu bertanya apa baik-baik saja. 

Seo Yoon pun tertidur di sofa dan bangun dengan wajah panik meminta maaf karena terlalu lama tidur. Do Gyum menegaskan kalau Seo Yoon tidak tertidur dan  pingsan jadi meminta agr bisa makan dulu dan beristirahat. Seo Yoon pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku terlalu memaksakan diri belakangan ini. Tapi sebagai balasannya, akan kuberikan detail pengalamanku. Aku yakin itu akan membantu saat kau menulis dialogmu.” Ucap Seo Yoon.
“Baiklah. Tapi kau tidak perlu melakukan itu lain kali.” Kata Do Gyum. Seo Yoon pikirini cara kerja Bu Seo
“Bahkan dia tidak berpikir untuk mendonorkan darah. Kau mengalahkan Hyun Joo” komentar Do Gyum. Seo Yoon tersenyum berpkir kalau itu pujian.
“Tentu saja ini pujian. Makanlah sekarang.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon mengaku tidak makan banyak.
“Apa yang salah dengan itu? Hyun Joo merampok kulkasku setiap kali dia datang. Kau harus makan banyak untuk mendapatkan energi.” Kata Do Gyum. Seo Yoon tersenyum mengucapkan terima kasih.


Di rumah, Nyonya Jung melakukan pertemuan dirumah. Ji Woo sibuk membawakan buah. Nyonya Jung senang karena mereka sudah selesai makan, jadi mereka tahu apa selanjutnya.
“Mari kita sambut penyanyi pertama di acara hari ini. Tolong beri tepuk tangan meriah.” Ucap Nyonya Jung
“Aku bukan penyanyi sungguhan.” Kata Tuan Seo merasa malu dan akhirnya menyanyikan lagu Trot "Tapi sedang apa kamu di sana?"
Ji Woo pun terlihat senang menemani ayah mertuanya menyanyi. Tuan Seo terlihat penuh semangat menyanyi dan Ji Woo pun dengan senang hati menari. 

Saat itu Tuan Seo kaget melihat anaknya yang tiba-tiba datang. Hyun Joo mengeluh dengan yang dilakukan orang tuanya pada Ji Woo. Ji Woo pun tersadar melihat Hyun Joo yang berdiri dibelakangnya. Hyun Joo menatap sinis pada Tuan Joo.
Ji Woo akhirnya menarik Hyun Joo pergi dan akan menjelaskan semuanya. Tuan Seo dan Nyonya Jung pun tersenyum, berpesan agar Hati-hati di jalan dan memuji Ji Woo sudah Kerja bagus hari ini.

Di restoran, Ji Woo dan Hyun Joo duduk berhadapan. Hyun Joo mengeluh  sungguh tidak tahu ada apa dengan orang tuanya. Ji Woo mengaku bersikeras membantu mereka tapi Mereka berusaha menghentikannya.  Hyun Joo kesal Intinya, seharusnya mereka tidak menguji Ji Woo sejak awal.
“Mereka pasti sangat khawatir. Mereka tidak yakin jika aku pria yang bisa membuatmu bahagia.” Ucap Ji Woo
“Pernikahan pasti sepenting itu bagimu, Ji Woo.” Ucap Hyun Joo. Ji oo mengaku tidak ingin mereka berpisah lagi dan ingin tetap bersama Hyun Joo sampai mati.
“Apa Kau percaya hubungan kita hanya akan lengkap dengan pernikahan?” tanya Hyun Joo. Ji Woo mengaku tak tahu dan merasa itu pertanyaan yang sulit.
“Jika yang kau inginkan bukan membentuk keluarga, tapi menghabiskan sisa hidupmu bersamaku, Aku yakin pernikahan tidak perlu menjadi bagian penting hidup kita. Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku akan menunggu.” Ucap Hyun Joo
“Beri tahu aku begitu kamu sudah memutuskan. Serta, apa pun keputusanmu, kuharap kamu membuat keputusan itu untukmu.” Jelas Hyun Joo. Ji Woo mengerti kalau akan memikirkannya.



Ji Woo kembali ke ruangan melihat paket untuknya dan melihat pengirimnya "Kim Sun Hee dari Yayasan Medis Sejong" Ia pun melihat sebuah kotak cincin yang diberika Nyonya Kim lalu membaca suratnya.
“Saat aku menggeledah barang Jin Ho, aku menemukan ini. Entah apa kau akan memercayaiku, tapi aku tahu apa arti cincin ini bagi Jin Ho, aku tidak bisa membuangnya. Kuharap kau akan mengembalikan ini kepada pemiliknya.”
“Selain itu, aku tidak pantas meminta maaf. Aku akan menjalanisisa hidupku dalam pertobatan.”
Ji Woo hanya bisa terdiam membaca tulisan Nyonya Kim. 

Hyun Joo akhirnya datang ke rumah Nyonya Kim. Nyonya Kim menawarkan teh tapi Hyun Joo menolaknya. Nyonya Kim pun meminta pelayanya agar pergi lebih dulu saja. Hyun Joo lalu berkomentar kalau Nyonya Kim semakin kurus dibanding kali terakhir melihatnya.
“Maaf soal tempo hari. Aku tidak bisa menerima tamu.” Ucap NyonyaK Kim. Hyun Jo pikir jangan minta maaf karena itu tak masalah untuknya.
“Boleh aku bertanya apa yang akan kau katakan hari itu? Jika kamu datang untuk menegurku, aku akan menghadapinya. Sudah lebih dari 40 tahun sejak Jin Ho meninggal dan Song Min Ju dan Woo Young tewas dalam kecelakaan.” Ucap Nyonya Kim
“Jika aku tidak pernah bertemu dengan Pak Hwang, aku tidak akan bisa memahami kenapa kau tidak bisa lari dari kehidupanmu sebelumnya dan memilih untuk hidup menderita. Kau bahkan berhenti sekolah dan mencoba menjalani hidup yang berbeda dengan nama baru. Tapi kudengar kamu juga gagal melakukan itu.” Ucap Hyun Joo
“Karena perbuatanku, tiga orang tewas. Sekeras apa pun aku berusaha menghapus perbuatanku, aku tidak bisa melakukannya. Apa itu akan hilang setelah aku mati?” ucap Nyonya Kim  menangis.
“Aku bukan Song Min Ju. Namun, saat ini, aku akan mengatakan ini sebagai Song Min Ju, bukan Seo Hyun Joo.” kata Hyun Joo. Saat itu Nyonya Kim berubah seperti saat masih muda dulu.
“Su Jeong... Ini bukan salahmu. Semua yang terjadi pada kita mungkin juga menyakitimu. Kau terus menggalinya, jadi, lukanya tidak pernah sembuh. Karena itulah lebih menyakitkan. Tapi berhentilah menyiksa dirimu.” Ucap Hyun Joo yang berbicara sebagai Min Ju
“Setelah lukanya sembuh, bahkan jika kau melihat bekas lukanya nanti, itu tidak akan mengembalikan kenangan yang menyakitkan. Saat itu terjadi, jalanilah hidupmu sendiri.” Ucap Hyun Joo
“Apa aku layak untuk itu?” tanya Nyonya Kim sambil menangis. Hyun Joo pikir itu pasti.
“Maafkan aku, Min Ju. Maafkan aku.” Kata Nyonya Kim. Hyun Joo engaku Tidak apa-apa dan menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja. Nyonya Kim yang sudah dewasa pun hanya bisa terdiam melihat sosok Hyun Joo layaknya seperti Min Ju. 




Hyun Joo berjalan pulang, Ji Woo menelp meminta agar bertemu sekarang karena ingin memberi Hyun Joo  jawaban yang belum diberikan tempo hari. Di restoran yang sama, Ji Woo menunggu masih mengingat saat cincin yang dibuangnya dulu dan melihat Hyun Joo pergi.
Tapi saat sekarang, Hyun Joo datang dengan senyuman bahagia melihat Ji Woo yang sudah menunggunya. Ji Woo pun memperlihatkan kotak cincin yang diberikan Nyonya Kim padanya.
“Ini cincin pernikahan yang kuberikan kepadamu di kehidupan sebelumnya. Tentu saja, pernikahan itu tidak pernah terjadi.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melihat isi kotak cincin.
“Di hari ulang tahunku, saat kupikir kau pingsan setelah menghirup asap, kau tahu apa yang terlintas di benakku? "Kita tidak perlu menikah. Tapi tolong jangan ambil dia dariku." Mungkin itu yang kuinginkan.” Cerita Ji Woo
“Aku tidak akan terlalu mementingkan pernikahan. Yang benar-benar kuinginkan bukanlah menikah denganmu. Tapi kau. Di kehidupan ini, aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu. Aku tidak akan mengandalkan pernikahan kita.” Jelas Ji Woo
“Tapi aku ingin mengandalkan cinta kita untuk satu sama lain dan menghabiskan hidupku bersamamu.” Ucap Ji Woo
“ Jika kau melepaskan tanganku, maka aku akan memegang tanganmu lagi. Mari terus saling memiliki dalam kehidupan ini.” Kata Hyun Joo dan saling berpegangan tangan. 

Webtoon Hyun Joo pun diterbitkan, dengan gambar bunga sakura yang sama seperti dalam impianya.
“Setelah merayakan keputusanku agar tidak menikah, orang sering menanyakan alasannya. Aku tidak punya alasan. Seperti berapa orang yang memutuskan dan mengumumkan masa depan di pernikahan, Aku hanya ingin bilang bahwa aku akan hidup dengan tekun dengan caraku sendiri.” 

Di depan lift, semua orang sedang membawa webtoon Hyun Joo yang mengaku sangat menyukainya. Mereka membaca webtoon "Kenapa kamu tidak mau menikah?" Tuan Kim bahagia karena Jumlahnya terus bertambah dan sangat populer.
“Dia mendapat banyak komentar. Aku bisa membaca komentar ini semalaman.” Ucap Eun Jae dan juga Dae Eun.
Mereka membaca komentar "Tidak ada pernikahan? Akan kudukung sampai akhir. Kamu yang terbaik!" "Aku kehabisan webtun untuk dibaca. Aku menemukan yang bagus hari ini"

Do Gyum membawa webtoon Hyun Joo lalu mengirimkan pesan [Seniman Webtun Seo Hyun Joo,selamat atas debutmu yang sukses. Di ruangan, Ji Woo melihat komentar di ruangan " Aku mendukung seniman dan semua orang yang menciptakan hidup mereka"

“Hyun Joo.. Selamat.” Ucap Ji Woo bahagia melihat Hyun Joo datang keruangan dan memberikan sebuah  buket bunga besar.
“Indah sekali. Terima kasih. Terima kasih sudah meninggalkan komentar pertama. "Aku mendukung seniman dan semua orang yang menciptakan kehidupan mereka sendiri. Itu kau, bukan?” ucap Hyun Joo
“Aku sudah berjanji akan jadi penulis komentar pertama saat kamu memulai debut. Ahh.. Benar juga. Ini bagian yang paling bisa kupahami. "Aku hanya ingin bilang bahwa aku akan hidup dengan tekun.. Dengan caraku sendiri" kata Ji Woo 
“Hyun Joo. Kenapa kita tidak mengadakan acara untuk memberi tahu orang-orang bahwa kita berencana hidup sebagai pasangan? Bahkan jika kita tidak menikah, kita bisa bilang kita akan saling mencintai dan hidup bahagia bersama. Kita bisa berjanji.” Kata Ji Woo. Hyun Joo menganguk setuju. 


Ji Woo melihat Hyun Joo yang sudah bersiap diruang rias lalu bertanya apakah sudah siap. Hyun Joo dengan senyuma menganguk. Ji Woo pun terus menatapnya, Hyun Joo bingung bertanya  Ada apa? Apa ia terlalu cantik.
“Jadi, kau sudah tahu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa tersenyum. 

Di luar tempat pesta, Tuan Seo seperti tak sabar dan terlihat gugup. Do Gyum datang memberitahu kalau Hyun Ju dan Ji Woo ada di sini. Nyonya Jung mengaku jantungnya terus berdetak padahal anaknya tidak akan menikah.
“Tapi sepertinya begitu.” Ucap Nyonya Jung tak bisa menahan tangisnya. Do Gyum pun menenangkan dengan mengenggam tangan Nyonya Jung.
“Halo.... Aku Oh Yeong Eun, pembawa acara untuk seremoni teman tersayangku, Hyun Joo dan Pak Hwang Ji Woo, yang akan mengumumkan rencana mereka untuk tidak menikah.” Ucap Yeong Euun
“Baik. Akan kupanggilkan mereka, Seo Hyeon Ju dan Hwang Ji Woo. Semuanya, sambutlah mereka dengan hangat.” Kata Yeoung Eun. Semua pun memberikan tepuk tangan. Keduanya pun keluar berjalan menuji podium.
Mereka berteriak memuji Hyun Joo yang terlihat cantik. Hyun Joo dan Ji Woo pun naik keatas podium dan siap membuat janji
“Hari ini, di depan keluarga dan teman-teman kami, kami akan berjanji. Aku, Seo Hyu Joo...” ucap Hyun Joo dan Ji Woo menyebut namanya Hwang Ji Woo,
“akan menjalani hidup kami dengan tekun alih-alih menyatukan hidup kami melalui pernikahan. Alih-alih memperlakukan satu sama lain sebagai belahan jiwa, kami akan menerima dan menghormati sebagai individu terpisah. Kami tidak akan saling melepaskan tangan.” Ucap keduanya bersama.
Semua tamu pun berteriak bahagia memberikan tepuk tangan. Ji Woo pun tak segan lagi memberikan ciuman untuk Hyun Joo. 



Nyonya Jung dan Tuan Seo bangga melihat foto anak mereka layaknya sebuah pernikahan. Tuan Seo pun bahagia karena Hyun Joo akhirnya menemukan teman seumur hidupnya.
“Tunggu. Tapi apa aku tidak boleh mengatakan "teman seumur hidup"?” kata Tuan Seo bingung
“Tentu boleh. Dunia telah berubah. Bahkan jika kau tidak menikah, orang yang akan menemanimu selama sisa hidupmu adalah teman seumur hidup.” Ucap Nyonya Kim 

Hyun Joo pun menghabiskan waktu bersama dengan Ji Woo mereka melihat pasangan yang sudah menua berjalan bersama dengan terus berpegangan tangan.
“Karena cinta tidak bisa bertahan selamanya, orang-orang dipaksa membuat sistem yang disebut pernikahan. Beberapa orang bilang pernikahan melengkapi cinta.”
“Tapi tidak ada jawaban yang benar. Tidak masalah jalan mana yang kau pilih. Kau hanya perlu memilih jalan yang membuatmu bahagia. Saat kita berdiri di ujung jalan yang kita pilih, aku tidak peduli bagaimana orang-orang memandang kita.”
“Dia akan menjadi kekasihku, sahabatku, dan keluargaku selamanya.”
Keduanya berjalan bersama dengan wajah bahagia, didepan mercusuar pun Ji Woo mencium Hyun Joo kembali, Mereka akan menghabiskan waktu bersama sampai mati, walaupun tanpa menikah.
THE END

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar