PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di sebuah
tempat, terlihat ayah dan ibu Hyun Joo gugup. Keduanya mengunakan pakaian jas
dan dress rapih. Teman-teman Hyun Joo
datang menyapa keduanya, Ji Ah pun memperkenalkan dua pacarnya.
“Dunia
sudah banyak berubah. Sulit kupercaya.” Ucap Nyonya Jung. Mereka pun memberikan
Selamat.
Hyun Joo
duduk dengan menatap cermin dengan senyuman bahagia memakai anting. Saat itu Ji
Woo datang membuka tirai lalu tersenyum melihat Hyun Joo yang sudah terlihat
cantik. Hyun Joo pun hanya bisa tersipu malu melihatnya.
Flash Back
"Sebulan lalu"
Ji Woo
duduk dengan Hyun Joo mengatakan bisa menunggu sampai hari Hyun Joo berubah
pikiran, entah itu 10 atau 20 tahun. Hyun Joo pun bertanya Bagaimana jika tidak
peduli sudah berapa lama waktu berlalu, pikirannya tidak berubah.
“Bagaimana
jika kau menunggu seumur hidupmu, tapi pikiranku tidak berubah? Apa yang akan
kau lakukan?” ucap Hyun Joo. Ji Woo sempat terdiam lalu mulai berbicara.
“Aku
tidak pernah berpikir bahwa kau dan aku tidak akan menikah.Aku yakin jika kita
jatuh cinta lagi, kita akan menjalani hidup normal, tapi bahagia.” Ungkap Ji
Woo yakin
“Setelah
waktu berlalu, dan kita berdua keriput dan beruban, aku ingin memegang tangan
istriku dan mengatakan kepadanya aku sangat mencintai dan menyayanginya.” Jelas
Ji Woo
“Tapi itu
mungkin dilakukan meski kita tidak menikah.” Ucap Hyun Joo memastikan.
“Kau
bilang, kau tidak pernah begitu jatuh cinta hingga jantungmu berdebar, kan?
Kalau begitu...” ucap Ji Woo.
“Tidak...
Aku mencintaimu, Ji Woo. Aku tidak pernah meragukan itu. Tentu saja, mungkin
aku trauma dengan kehidupanku sebelumnya tanpa sepengetahuanku.” Akui Hyun Joo
“Karena
aku ingat pepatah bahwa hubungan suami istri seperti bunga milenium.” Ucap Hyun
Joo mengingat saat melakukan perayaan pernikahan sendiri.
Flash Back
Hyun Joo
berdiri sendiri diatas podium dengan buket bunga ditanganya, saat itu Ji Woo
yang sedang ada didalam restoran pun keluar melihatnya.
“
Hadirin... Apa Pernah dengar pepatah, "Pernikahan seperti bunga
milenium"? Artinya menemukan orang untuk dinikahi sama langkanya dengan
bunga yang mekar sekali dalam 1.000 tahun. Namun, alih-alih menunggu bunga
mekar di milenium, aku ingin membudidayakan ladang bunga yang kuinginkan.” Ucap
Hyun Joo yakin
“Tapi
orang yang memutuskan aku ingin membudidayakan ladang penuh bunga yang
kuinginkan bukan dari kehidupan masa laluku. Inilah diriku sekarang.” Jelas
Hyun Joo
“Aku
menyukai fakta, aku bisa tetap melajang dan fokus kepada diriku sendiri dan
karierku.”ucap Hyun Joo
“Apa itu
artinya kau bisa kehilangan dirimu dan kariermu jika menikah?” tanya Ji Woo
“Sampai
batas tertentu, ya. Tentu saja, aku mungkin akan mendapatkan banyak hal juga. Tapi
aku tidak yakin apakah itu hal yang sebenarnya kuinginkan.” Jelas Hyun Joo
“Kau bisa
mencari cara untuk menjaga semuanya.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pikir Akan
menyenangkan mencari cara untuk melakukannya
“Tapi
bagaimana jika aku tidak bisa?” ucap Hyun Joo. Ji Woo menghela nafas lalu
mengaku tidak tahu kenapa Hyun Joo yang membuat batasan.
“Bisa
dibilang kau akan memikirkannya atau kamu akan mempertimbangkannya.” Ucap Ji
Woo. Hyun Joo akan bicara tapi Ji Woo mengajak mereka berhenti membicarakannya
hari ini.
Hyun Joo
pulang ke rumah dan kaget semua temanya
sudah datang. Jin Ah dkk menatap dengan wajah penuh penasaran. Hyun Joo heran
teman sudah datang dan berpikir harus mengganti kodenya. Ji Ah ingin tahu Apa
yang terjadi.
“Kami
dengar kamu berlari di tengah lamarannya.” Ucap Ji An penasaran. Min Jung lalu
melihat cincin dijari manis Hyun Joo.
Hyun Joo
pun dengan senyuman bahagia memperlihat cincinya. Min Jung kaget kalau Ini
bukan cincin yang mereka lihat. Ji Ah pun memastikan kalau Itu cincin pasangan,
bukan cincin pertunangan. Hyun Joo membenarkan. Young Eun pun mengucap syukur.
“Itu
melegakan, bukan?”ucap Young Eun merasa takut mengatakan hal yang salah. Ji Ah
pun berpikir yang sama dan tahu Hyun Joo sangat stres karena itu.
“Yang
ingin dia berikan saat pesta peluncurannya, buku ini.” Kata Hyun Joo
memperlihatkan sebuah buku. Min Jung dan Young Eun melihatnya.
“Ini adalah
kartun gaya hidup yang kau gambar.” Ucap Young Eun . Hyun Joo menceritakan Ji
Woo bertanya apa pendapatnya soal debut sebagai komikus darin. Young Eun merasa
ini sulit dipercaya.
“Tapi aku
tidak tahu, dan reaksiku berlebihan dan membuat kekacauan.” Keluh Hyun Joo
“Mudah
untuk salah paham. Kenapa kau tampak murung sekali? Apa kalian bertengkar?”
tanya Min Jung
“Kami
tidak bertengkar. Kami membicarakan pernikahan untuk kali pertama.” Ucap Hyun
Joo.
“Aku
benar, bukan? Pak Hwang ingin menikah.” Ucap Min Jung. Hyun Joo menceritakan Ji
Woo bilang akan menunggu sampai ia
berubah pikiran,entah itu 10 atau 20 tahun.
“Hyeon
Ju. Pernikahan sepertinya penting, bukan? Tapi setelah kau menikah, itu bukan
masalah besar. Itu sebabnya semua orang menikah, punya anak, dan hidup seperti
itu, bukan?” ucap Min Jung
“Kurasa
itu perbedaan nilai. Min Jung, kamu
menghargai memiliki keluarga lebih dari membangun kariermu. Dan Hyun Joo merasa
sebaliknya. Bagiku, aku ingin menikah dan menjadi keluarga DINK. Sementara
Yeong Eun menginginkan anak lebih dari pernikahan.” Ucap Jin Ah. Young Eun
menganguk setuju.
“Benar.
Gaya hidup yang terbaik mencerminkan nilai-nilaiku tidak menikah. Aku tidak
memilihnya karena aku punya filosofi atau keyakinan besar. Aku tidak suka
istilah "orang yang menentang pernikahan". Jelas Min Jung
“Itu
masuk akal. Tidak ada istilah bagi mereka yang ingin menikah.” Kata Young Eun
“Benar. Apa
benar mengubah gaya hidupku hanya karena orang yang kucintai ingin menikah? Bukannya
aku tidak yakin soal Ji Woo, tapi aku tidak yakin soal pernikahan.” Ucap Hyun
Joo
“Ada dua
alasan utama kenapa orang memilih untuk menikah. entah mereka tidak mau
kehilangan orang itu, atau mereka ingin bersama 365 hari dalam setahun. Jadi Yang
mana Pak Hwang?” tanya Min Jung
“Keduanya...
Tapi aku yakin itu mungkin terjadi tanpa menikah.” Ucap Hyun Joo
“Kalau
begitu, cari cara. Tidak bisakah kalian berkompromiantara menikah dan tidak
menikah?” ucap Jin Ah.
Sebuah
artikel terlihat dilayar "Kolaborasi Pemasaran Novel, Webtun dan Farmasi
Sunwoo" dengan wajah Min Jung. Hyun Joo pun memuji Berkat Min Jung, bukan hanya "Kehidupan
Terus Terang" mendapatkan banyak klik, tapi begitu pula seluruh
programnya.
“Kita
terus mendapat telepon tentang iklan dan penempatan produk.” Ucap Hyun Joo.
Semua pun memberikan tepuk tangan.
“Sudah
kuduga ini akan terjadi. Saat kalian meragukan ide Min Jung, hanya Bu Seo dan
aku yang memercayainya. Kau setuju, bukan?” kata Tuan Kim mulai menjilat
“Apa Kau
tidak malu?” ejek Min Ok. Tuan Kim dengan nada bercanda mengaku sedikit
“Apa kamu
tahu bahwa webtoon yang kamu tangani memiliki kinerja terburuk?” ejek Ji Hee.
“Ya. Itu
sebabnya aku akan meminta Min Jung mencari kiat untuk mempromosikan webtoonku.”
Ucap Tuan Kim
“Aku
sudah menyiapkan proposal peningkatan. Akan kuberi tahu saat rapat.” Ucap Min
Jung
“Kamu
benar-benar tren baru dalam pemasaran.” Puji Eun Jae. Min Jung hanya bisa
tersenyum sumringah.
“Kurasa
kamu harus mengubah posisimu. Kamu harusnya bekerja di pemasaran, bukan asisten
kantor.” Kata Seo Yoon.
“Min
Jung, bisa temui aku sebentar?” ucap Hyun Joo. Min Jung pun menganguk setuju.
Mereka pun tak percaya kalau Min Jung benar-benar akan pergi.
Hyun Joo
dan Min Jung duduk bersama, Hyun Joo memuji Min Jung yang sudah bekerja keras bahkan mendaftarkan
Su Bin untuk les agar pulang terlambat. Ia pun yakin Min Jung juga sering
bertengkar dengan suaminya. Min Jung mengaku bertengkar dengannya sekali
sehari.
“Jika
sibuk, suamiku harus mengurus rumah dan menjaga anak.” Ucap Min Jung merasa
suaminya harus bisa berbagi tugas.
“Itu
benar...Min Jung. Bagaimana kalau pindah departemen? Kami akan membuat Tim
Pemasaran Webtoon Sunwoo bulan depan.” Ucap Hyun Joo
“Benarkah?
Aku akan berterima kasih.” Kata Min Jung bahagia. Hyun Joo memberitahu kalau
Min Jung juga akan mendapat bonus bulan ini.
“Bonus. Itu
kata paling indah yang pernah kudengar. Haruskah kita berkumpul di rumahmu
malam ini? Ah... Benar juga. Hari ini ulang tahun Pak Hwang?” ucap Min Jung.
Hyun Joo membenarkan.
“Apa ini?
Kamu tidak membuat rencana untuk bertemu hari ini? Ini ulang tahun pertamanya
sejak kalian mulai berkencan.” Ucap Min Jung
“Aku akan
melakukannya. Itu sebabnya aku menunda semua pertemuanku.” Kata Hyun Joo
“Benar.
Gunakan ulang tahunnya sebagai alasan untuk berbaikan, dan membicarakan itu
juga.” Kata Min Jung. Hyun Joo bingung Bicara soal apa
“Tinggal
bersama dalam langkah kecil.” Ucap Min Jung. Hyun Joo pikir mereka bisa lihat
saja nanti.
Di
kamarnya, Do Gyum sedang mengambar menerima pesan dari Seo Yoon. “Pak Park. Aku
ingin mengunjungimu di studiomu besok pagi. Kalau begitu, Apa kau bisa?”
Do Gyum
membalas “Apa ada masalah?” Seo Yoon pun menjawab “Aku harus memberitahumu
perubahan yang dilakukan produsermu.” Do Gyum terdiam meningat kejadian
sebelumnya.
Flash Back
Hyun Joo
memeriksa hasil kerja Do Gyum melihat kalau ceritanya selesai sampai episode 50
dan bertanya Kapan akan selesai mengerjakan tokoh baru. Do Gyum menjawab Sampai
pekan ini. Hyun Joo pun mengangguk mengerti akan menunggu sampai pekan ini.
“Hyun
Joo... Bolehkah aku mengganti kepala produserku” ucap Do Gyum. Hyun Joo kaget
dan berpikir akan dipecat
“Kau akan
segera menerbitkan webtunmu. Aku ingin kau fokus kepada hal itu.” Ucap Do Gyum
“Park Do
Gyum. Kau sudah dewasa. Kau tahu cara bersikap perhatian.” Puji Hyun Joo
“Aku sudah
dewasa 10 tahun yang lalu.” Keluh Do Gyum. Hyun Joo pun menganguk setuju.
“Tolong tugaskan
aku dengan orang lain. Jika aku tidak bisa menyesuaikan, aku akan minta
bantuanmu lagi.” Jelas Do Gyum. Hyun Joo pun menganguk. Do Gyum pun menatap
pesan dari Seo Yoon "Aku harus memberitahumu perubahan yang dilakukan
produsermu" ternyata Hyun Joo akan menganti dengan Seo Yoon.
Tanggal
25 "September", Ji Woo menatap jadwal yang kosong dan bingung karna
Ini hari ulang tahunnya tapi Hyun Joo belum menelepon. Pintu ruangan diketuk,
Ji Woo mempersilahkan masuk dan Hyun Joo masuk ruangan. Ji Woo tersenyum
bahagia melihatnya.
“Ini
anggaran yang diharapkan untuk mengelola tim pemasaran.” Ucap Hyun Joo
memberikan berkas.
“Kudengar
webtoonmu akan diterbitkan pekan depan.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir Ini semua
berkat dukungan mereka dan mengucapkan terimakasih.
“Sama-sama.
Aku tidak sabar melihatnya.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa tersenyum dan
terlihat gugup.
“Apa Ada hal
lain yang ingin kau katakan?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membahas kalau Hari ini
ulang tahun Ji Woo.
“Benar
juga. Ini hari kelahiranku. Ini hari ulang tahunku. “ ucap Ji Woo berpura-pura
lupa.
“Tapi
rapatku terlalu banyak hari ini, dan terlalu sulit untuk meluangkan waktu. Jadi...”
ucap Hyun Joo penuh semangat dan tiba-tiba disela oleh Ji Woo.
“Aku
yakin begitu. Kau sangat sibuk belakangan ini, dan pekerjaanmu penting bagimu.”
Ucap Ji Woo. Hyun Joo melonggo bingung.
“Tapi aku
juga punya acara penting hari ini, jadi, aku ingin bilang tidak bisa bertemu
hari ini.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun bisa mengerti.
“Itu
bagus. Aku merasa tidak enak tanpa alasan. Jika ini acara penting, kau harus
pergi.” ucap Hyun Joo menahan rasa amarahnya.
“Ya, aku
akan hadir. Bekerjalah dengan giat dan lakukan yang terbaik selama rapatmu..
Baiklah... Kalau begitu, semoga harimu menyenangkan.” Ucap Hyun Joo dengan nada
tinggi lalu keluar dari ruangan. Ji Woo pun menganguk mengerti dan terlihat
menahan amarahnya.
Di
ruangan, Hyun Joo dengan wajah cemberut memberitahu agar mengadakan rapat
mengenai proyek baru yang mereka tunda minggu depan. Semua melonggo kaget, Hyun
Joo meminta semua orang agar bisa Bersiaplah.
“Aku
sibuk, jadi, aku akan pergi lebih dahulu.” Ucap Tuan Kim. Min Ok bertanya
apakah Tuan Kim ingin Ke toilet. Tuan Kim menganguk. Min Ok mengeluh kalau ini Sesuai
dugaan.
Di
ruangan, Ji Woo dengan wajah kesal meminta Sek Nam agar jadwalkan ulang rapat yang diadakan malam ini
dan tahu kalau ada konferensi biofarmasi malam ini. Sek Nam membenarkan tapi Ji
Woo bilang tidak akan bisa datang,
“Jadi,
aku bilang kepada mereka bahwa Direktur Kim Sun Ho pergi.” ucap Sek Nam
“Apa ada
pertemuan internal?” tanya Ji Woo. Sek Nam menjawab kalau Ji Woo memintanya
untuk mengosongkan jadwal.
“Haruskah
kuatur pertemuan untuk staf sekretarial?” ucap Sek Nam. Ji Woo pikir tak perlu
lalu meminta agar Sek Nam pergi.
Pesan
dari Do Gyum masuk [Ji Woo. Selamat ulang tahun. Hadiahku akan tiba besok.] Ji
Woo akhirnya menelp Do Gyum dengan menahan wajah kesalnya. Do Gyum bertanya
apakah sudah menerima pesannya lalu mengucapkan Selamat ulang tahun.
“Mari
kita makan malam nanti.” ucap Ji Woo. Do Gyum kaget mendengarnya.
“Apa Kau
sibuk?”tanya Ji Woo. Do Gyum mengaku bukan seperti tapi menurutnya Ji Woo akan
menemui Hyun Joo. Ji Woo mengaku tidak seperti itu. Do Gyum kaget
“Aku akan
tiba di sana pukul 18.00. Tolong siapkan semuanya dan tunggu.” Ucap Ji Woo. Do
Gyum bingung ingin bicara lagi tapi Ji Woo sudah menutup telpnya.
“Dia
memintaku menyiapkan apa? Apa dia belum berbaikan dengan Hyun Joo?” ucap Do
Gyum bingung dan mengeluh kalau sibuk hari ini.
Hyun Joo
selesai rapat dan duduk dengan wajah termenung. Ponselnya berdering. Seorang
pegawai dar Toko Roti Paris mengaku menelepon karena kue yang dipesan sudah
siap. Hyun Joo teringat dengan kuenya dan
memberitahu akan mengambilnya dalam 30 menit.
“Benar.
Ini hari ulang tahunnya, jadi, dia tidak boleh sendirian.” Ucap Hyun Joo dengan
helaan nafas panjang.
Ji Woo
sudah duduk didepan Do Gyum dengan wajah kesal. Do Gyum sudah menyiapkan kue
dan berpikir akan meletakkan lilinnya. Ji Woo mengeluh kalau ada empat
lilin padahal Usianya itu 36 tahun. Do
Gyum mengaku lupa usia Ji Woo saat itu, jadi sengaja menebak.
“Tapi ini
tidak benar.” Ucap Ji Woo. Do Gyum bingung karena hanya punya empat lilin.
“Haruskah
aku keluar dan membelinya? Tapi Entah itu 36 atau 40, semuanya sama. Tiup saja.”
Keluh Do Gyum
“Bagaimana
bisa sama? Berusia 36 tahun berarti 30-an dan 40-an berarti 40-an. Jadi
Bagaimana bisa sama?” ucap Ji Woo marah
“Bagiku,
itu sama saja. Keduanya paruh baya.”ejek Do Gyum. Ji Woo marah dianggap Pria
paruh baya.
“Terima
kasih sudah menyiapkan kue untuk ulang tahunku, tapi aku merasa tidak enak.”
Ucap J Woo
“Maksudku
bukan kau pria paruh baya. Aku hanya mengatakan usianya. Tapi usia hanyalah
angka... Ji Woo, aku salah. Jangan marah.” Ucap Do Gyum
“Aku
tidak marah. Mari kita nyalakan tiga lilin.” Ucap Ji Woo mengambil satu lilin.
“Ji Woo.
Sedang apa kamu di sini di hari seperti ini? Kau harus makan malam di restoran
bagus dengan Hyun Joo dan minum dengannya.” Ucap Do Gyum
“Aku juga
ingin melakukan itu. Aku mengosongkan jadwalku dan menunggu, tapi Hyun Ju
menolakku.” Ucap Ji Woo. Do Gyum kaget mendengarnya.
Di rumah
Ji Woo, Hyun Joo datang membawakan kue dan juga bahan makanan. Ia tak melihat
Ji Woo dirumah jadi berpikir belum pulang dan bertanya Ke mana Ji Woo pergi
sekarang.
Akhirnya
Ia mengirimkan pesan pada Ji Woo [Di mana kamu? Aku di tempatmu sekarang. Cepatlah
pulang agar kita bisa makan malam bersama.]
Sementara
dirumah Do Gyum, Do Gyum mengeluh pada sikap Hyun Joo karean tahu Ini hari
ulang tahun Ji Woo, seharusnya membatalkan rapat. Ji Woo juga berpikir seperti
itu dan tahu mereka bertengkar soal masalah pernikahan.
“Dan
hubungan kami canggung beberapa hari ini, tapi aku tidak tahu dia akan
melakukan ini. Dia pasti sangat marah.” Ucap Ji Woo
“Aku
yakin tidak. Dia mungkin melakukan itu karena tidak yakin harus bagaimana. Kalian
bertengkar karena hal yang tidak mudah diselesaikan.” Ucap Do Gyum
“Aku juga
tidak mau menikah sekarang.” Tegas Ji Woo. Do Gyum pikir Hyun Joo mungkin tidak
ingin menikah sekarang atau selamanya.
“Aku
tidak memihak siapa pun... Ya. Jika harus memilih, aku akan memihaknya. Seratus
persen. Ini bukan masalah sederhana, tapi aku akan memberikan penjelasan
sederhana dari perspektifku.” Akui Do Gyum
“Kau suka
dan memacari Hyun Joo meskipun kamu tahu dia tidak pernah ingin menikah. Kalau
begitu, bukannya memaksanya berubah, bagaimana jika kau mengubah cara
berpikirmu?” ucap Do Gyum
“Aku tahu
itu akan sulit. Aku sedang banyak pikiran sekarang.” Kata Ji Woo sambil
menghela nafas panjang.
“Baiklah.
Kau bisa berpikir nanti. Tapi pertama, berbaikanlah dengan Hyun Joo dan adakan
pesta. Ayo Cepat.” Saran Do Gyum
Di rumah,
Hyun Joo sudah menyiapkan makan dan juga kue lalu melihat ponselnya. Ia kesal
karena Ji Woo bahkan tidak memeriksa pesannya dan berpikir kalau masih rapat.
Sementara
Ji Woo pergi ke depan rumah Hyun Joo dan menatap rumah yang masih gelap. Ia pun
mengirimkan pesan pada Hyun Joo [Aku di depan rumahmu sekarang. Aku ingin kamu
mengucapkan selamat ulang tahun. Kau akan datang, bukan?]
Di rumah
Hyun Joo menatap ponselnya, tak ada balasan dari Ji Woo bahkan pesanya belum
dibaca. Ia pun melihat sup rumput laut yang dingin dan akhirnya menyalakan
kompor lagi laluakan menunggu satu jam lagi sebelum pergi.
Ji Woo
pun melihat pesan untuk Hyun Joo yang tak balas wajahnya pun terlihat kesal.
Di TV,
berita disiarkan [Ada kesalahan dalam layanan pesan ponsel gratis,
Kkangbincang, dan banyak pengguna tidak nyaman karena pesan mereka tidak
dikirim, atau penerimanya terlambat mendapatkannya. Server KkangTalk tidak
stabil sejak pagi ini, dan pesan di aplikasi ponsel...]
Nyonya
Jung sibu melihat foto ibu Ji Woo pad suaminya dan beprir kalau calon besanya
itu terlihat mudah marah. Tuan Seo tak tahu tapi menurutnya ibu Ji Woo itu tidak
terlihat seburuk itu.
“Penampilannya
tidak mencerminkan bagaimana dia memperlakukan menantu. Selain itu, dia istri
dari keluarga kaya. Apa Kau belum menonton drama? Menantu dari keluarga miskin tidak
diperlakukan seperti manusia dan selalu diejek.” Ucap Nyonya Jung yakin
“Astaga,
itu karena ini drama.”keluh Tuan Seo. Nyonya Jung pikir Meski ini bukan drama, pikirkan
baik-baik.
“Mereka
bukan hanya kaya. Mereka memiliki Grup Sunwoo. Bayangkan betapa konyolnya
keluarga kita bagi mereka.. Hyun Joo juga.” Ucap Nyonya Jung. Tuan Seo pikir
benar juga.
“Jangan
menikah dengan orang yang lebih baik darimu. Seharusnya aku tidak membeli
produk Farmasi Sunwoo. Harganya dua dolar lebih mahal. Tapi Aku membelinya
untuk membantu Ji Woo menghasilkan banyak uang.” Ucap Tuan Seo
“Aku tidak
bilang kita tidak boleh membiarkan mereka menikah.” Ucap Nyonya Jung sambil
mengeluh kaki suaminya yang berat karena berda diatasnya.
“Lalu
kita harus bagaimana?”tanya Tuan Seo dan pikir Meski mereka tidak menentang
keduanya, tapi yakin kalau keluarganya tidak akan tinggal diam.
“Aku akan
merasa tenang jika Ji Woo membantunya, tapi bagaimana kita bisa memercayainya? Aku
yakin dia akan mencintai dan menyayanginya pada awalnya. Tapi bagaimana kita
bisa yakin bahwa dia tidak akan lelah dan meninggalkannya?” ucap Nyonya Jung
“Bisakah
kita memercayai Ji Woo atau tidak? Jika itu masalahnya, bagaimana jika kita
melakukan ini?” ucap Tuan Jung lalu membisikan pada istrinya. Nyonya Seo kaget
kalau akan melakukan tes.
Ji Woo
pulang ke rumah kaget sudah banyak asap dan langsung terbatuk-batuk. Saat akan
keluar, Ia melihat Hyun Joo berbaring di sofa, dengan wajah panik Ji Woo
membangukan Hyun Joo dan langsung membawanya keluar dari rumah.
“Bangun.
Hyun Joo.. Hyun Joo bangun.. Tolong
bangun. Hyun Joo!!. Tidak. Hyun Joo Buka matamu... Maafkan aku, Hyun Joo.”
teriak Ji Woo panik sambil menangis
melihat Hyun Joo tak sadarkan diri
“Kenapa
lama sekali?” ucap Hyun Joo tiba-tiba terbangun memegang bahu Ji Woo. Ji Woo
pun memastikan kalau Hyun Joo sungguh baik-baik saja
“Ada apa?
Apa terjadi sesuatu?”tanya Hyun Joo bingung karena sebelumnya hanya tertidur
setelah minum wine.
“Rumahku
kebakaran.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo merasaTidak ada kebakaran lalu teringat
dengan Sup rumput laut yang ada diatas kompor. Ji Woo melarang Hyun Joo masuk
rumah, tapi Hyun Joo sudah berlari masuk ke dalam rumah.
Hyun Joo
membuka panci, lalu berkomentar kalau Itu sup rumput laut satu jam lalu Tapi
sekarang menjadi fulvescen rumput laut dengan wajah kecewa. Ji Woo mengaku suka
rumput laut dan Lagi pula, ini baru pukul 23.00.
“Kita
bisa mengadakan pesta ulang tahunku sekarang. Kuenya baik-baik saja.” Ucap Ji
Woo melihat sebuah cake diatas meja.
“Aku
sendiri yang merancang kue ini.”akui Hyun Joo. Ji Woo melihat seperti dirinya
yang ada diatas cake.
“Bukankah
dia manis?” ucap Hyun Joo bangge. Ji Woo pikir karena modelnya manis. Hyun Joo
mengeluh kesal mendengarnya.
“Aku akan
membiarkannya karena ini hari ulang tahunmu. Mari berfoto.” Ucap Hyun Joo
akhirnya duduk dimeja makan.
Hyun Joo
menegang ponselnya dan Ji Woo memegang kue yang diberikan pacarnya. Saat
menghitung sampai tiga, Hyun Joo langsung memberikan ciuman di pipi Ji Woo. Ji
Woo hanya bisa tersenyum lalu meminta agar bisa melihat hasil fotonya.
“Astaga,
aku harus mencetaknya dan menggantungnya di kamarku.” Ucap Ji Woo bahagia dan
merasa harus meniup lilinnya.
Hyun Joo
pun dengan penuh semangat menyanyikan lagu "Selamat ulang tahun dan
meminta agar membuat permohonan lalu tiup lilinnya. Ji Woo pun menutup matanya
membuat permohonan lalu meniup lilin.
“Selamat
ulang tahun. Apa Kau membuat permohonan apa saat terlihat tampan? Apa
keinginanmu?” ucap Hyun Joo penasaran
“Apa Kamu
tidak tahu, kalau tidak bisa mengatakan keinginanmu?” kata Ji Woo. Hyun Joo pun
menganguk mengerti.
“Aku tidak
bisa menyiapkan hadiah ulang tahun. Sulit memikirkannya karena kau sudah punya
segalanya. Apa ada yang kau inginkan?” tanya Hyun Joo
“Aku
hanya membutuhkanmu.” Jawab Ji Woo. Hyun Joo tersenyum lalu memastikan Apa itu
artinya Ji Woo hanya menginginkannya dengan nada mengoda.
“Tidak,
jadi...” ucap Ji Woo bingung menjelaskannya dan memejamkan matanya sebentar
Hyun Joo
akhirnya memberikan ciumanya lebih dulu. Ji Woo kaget membuka matanya lalu
mulai mencium Hyun Joo lebih dalam lagi. Keduanya saling menatap, Hyun Joo
bertanya apakah mereka akan pindah ke kamar. Ji Woo pun langsung mengendong
Hyun Joo ke kamar.
Pagi
hari, Ji Woo sedang bersiap-siap. Hyun
Joo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ji Woo hanya bisa tersenyum. Hyun Joo
bertanya apa ingin mengikatkan dasinya.
Ji Woo pun sangat senang sekali mendengarnya. Hyun Joo pun memasangkan dasi
untuk Ji Woo.
“Apa ini
benar? Aku tahu cara melakukannya... Astaga. Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo
terlalu keras menarik dasinya. Ji Woo mengaku Tidak apa-apa.
“Biar aku
saja. Aku akan mengajarimu cara mengikat dasi perlahan, jadi, jangan khawatir.”
Ucap Ji Woo tersenyum
“Kastanya...
Bagaimana jika kita menghabiskan waktu bersama seperti ini sesekali? Senang
bisa berkencan, tapi kita bisa istirahat di rumah dan makan makanan lezat.”
Ucap Hyun Joo
“Lagi
pula, kita sibuk di pekan ini karena pekerjaan. Kita belum pernah menghabiskan
waktu bersama.” Kata Hyun Joo
“Bagaimana
jika kita ingin lebih sering bersama?”tanya Ji Woo
“Lalu
kita bisa perpanjang waktu yang kita habiskan bersama. Apa Kau tidak mau?” ucap
Hyun Joo
“Tidak,
aku menyukainya. Aku tahu kau memikirkannya karena aku, dan aku merasa tidak
enak soal itu.” Ucap Ji Woo
“Kau orang
yang paling penting bagiku, jadi, tentu saja aku harus memikirkannya. Aku ingin
menghabiskan setiap hari, jika memungkinkan, sepanjang hari, bersamamu juga. Aku
memikirkan cara kita bisa menghabiskan setiap momen bersama meski bukan
pernikahan.” Jelas Hyun Joo
“Jika
kita mempertimbangkan dan berusaha, bukankah kita bisa menemukan jawaban yang
bagus?” kata Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa
terdiam.
Bersambung ke episode 32
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar