PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 04 September 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 31

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di sebuah tempat, terlihat ayah dan ibu Hyun Joo gugup. Keduanya mengunakan pakaian jas dan dress  rapih. Teman-teman Hyun Joo datang menyapa keduanya, Ji Ah pun memperkenalkan dua pacarnya.
“Dunia sudah banyak berubah. Sulit kupercaya.” Ucap Nyonya Jung. Mereka pun memberikan Selamat.
Hyun Joo duduk dengan menatap cermin dengan senyuman bahagia memakai anting. Saat itu Ji Woo datang membuka tirai lalu tersenyum melihat Hyun Joo yang sudah terlihat cantik. Hyun Joo pun hanya bisa tersipu malu melihatnya. 

Flash Back
"Sebulan lalu"
Ji Woo duduk dengan Hyun Joo mengatakan bisa menunggu sampai hari Hyun Joo berubah pikiran, entah itu 10 atau 20 tahun. Hyun Joo pun bertanya Bagaimana jika tidak peduli sudah berapa lama waktu berlalu, pikirannya tidak berubah.
“Bagaimana jika kau menunggu seumur hidupmu, tapi pikiranku tidak berubah? Apa yang akan kau lakukan?” ucap Hyun Joo. Ji Woo sempat terdiam lalu mulai berbicara.
“Aku tidak pernah berpikir bahwa kau dan aku tidak akan menikah.Aku yakin jika kita jatuh cinta lagi, kita akan menjalani hidup normal, tapi bahagia.” Ungkap Ji Woo yakin
“Setelah waktu berlalu, dan kita berdua keriput dan beruban, aku ingin memegang tangan istriku dan mengatakan kepadanya aku sangat mencintai dan menyayanginya.” Jelas Ji Woo
“Tapi itu mungkin dilakukan meski kita tidak menikah.” Ucap Hyun Joo memastikan.
“Kau bilang, kau tidak pernah begitu jatuh cinta hingga jantungmu berdebar, kan? Kalau begitu...” ucap Ji Woo.
“Tidak... Aku mencintaimu, Ji Woo. Aku tidak pernah meragukan itu. Tentu saja, mungkin aku trauma dengan kehidupanku sebelumnya tanpa sepengetahuanku.” Akui Hyun Joo
“Karena aku ingat pepatah bahwa hubungan suami istri seperti bunga milenium.” Ucap Hyun Joo mengingat saat melakukan perayaan pernikahan sendiri. 


Flash Back
Hyun Joo berdiri sendiri diatas podium dengan buket bunga ditanganya, saat itu Ji Woo yang sedang ada didalam restoran pun keluar melihatnya.
“ Hadirin... Apa Pernah dengar pepatah, "Pernikahan seperti bunga milenium"? Artinya menemukan orang untuk dinikahi sama langkanya dengan bunga yang mekar sekali dalam 1.000 tahun. Namun, alih-alih menunggu bunga mekar di milenium, aku ingin membudidayakan ladang bunga yang kuinginkan.” Ucap Hyun Joo yakin
“Tapi orang yang memutuskan aku ingin membudidayakan ladang penuh bunga yang kuinginkan bukan dari kehidupan masa laluku. Inilah diriku sekarang.” Jelas Hyun Joo
“Aku menyukai fakta, aku bisa tetap melajang dan fokus kepada diriku sendiri dan karierku.”ucap Hyun Joo
“Apa itu artinya kau bisa kehilangan dirimu dan kariermu jika menikah?” tanya Ji Woo
“Sampai batas tertentu, ya. Tentu saja, aku mungkin akan mendapatkan banyak hal juga. Tapi aku tidak yakin apakah itu hal yang sebenarnya kuinginkan.” Jelas Hyun Joo
“Kau bisa mencari cara untuk menjaga semuanya.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pikir Akan menyenangkan mencari cara untuk melakukannya
“Tapi bagaimana jika aku tidak bisa?” ucap Hyun Joo. Ji Woo menghela nafas lalu mengaku tidak tahu kenapa Hyun Joo yang membuat batasan.
“Bisa dibilang kau akan memikirkannya atau kamu akan mempertimbangkannya.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo akan bicara tapi Ji Woo mengajak mereka berhenti membicarakannya hari ini.


Hyun Joo pulang ke rumah dan kaget semua  temanya sudah datang. Jin Ah dkk menatap dengan wajah penuh penasaran. Hyun Joo heran teman sudah datang dan berpikir harus mengganti kodenya. Ji Ah ingin tahu Apa yang terjadi.
“Kami dengar kamu berlari di tengah lamarannya.” Ucap Ji An penasaran. Min Jung lalu melihat cincin dijari manis Hyun Joo. 

Hyun Joo pun dengan senyuman bahagia memperlihat cincinya. Min Jung kaget kalau Ini bukan cincin yang mereka lihat. Ji Ah pun memastikan kalau Itu cincin pasangan, bukan cincin pertunangan. Hyun Joo membenarkan. Young Eun pun mengucap syukur.
“Itu melegakan, bukan?”ucap Young Eun merasa takut mengatakan hal yang salah. Ji Ah pun berpikir yang sama dan tahu Hyun Joo sangat stres karena itu.
“Yang ingin dia berikan saat pesta peluncurannya, buku ini.” Kata Hyun Joo memperlihatkan sebuah buku. Min Jung dan Young Eun melihatnya.
“Ini adalah kartun gaya hidup yang kau gambar.” Ucap Young Eun . Hyun Joo menceritakan Ji Woo bertanya apa pendapatnya soal debut sebagai komikus darin. Young Eun merasa ini sulit dipercaya.
“Tapi aku tidak tahu, dan reaksiku berlebihan dan membuat kekacauan.” Keluh Hyun Joo
“Mudah untuk salah paham. Kenapa kau tampak murung sekali? Apa kalian bertengkar?” tanya Min Jung
“Kami tidak bertengkar. Kami membicarakan pernikahan untuk kali pertama.” Ucap Hyun Joo.
“Aku benar, bukan? Pak Hwang ingin menikah.” Ucap Min Jung. Hyun Joo menceritakan Ji Woo  bilang akan menunggu sampai ia berubah pikiran,entah itu 10 atau 20 tahun.
“Hyeon Ju. Pernikahan sepertinya penting, bukan? Tapi setelah kau menikah, itu bukan masalah besar. Itu sebabnya semua orang menikah, punya anak, dan hidup seperti itu, bukan?” ucap Min Jung
“Kurasa itu perbedaan nilai.  Min Jung, kamu menghargai memiliki keluarga lebih dari membangun kariermu. Dan Hyun Joo merasa sebaliknya. Bagiku, aku ingin menikah dan menjadi keluarga DINK. Sementara Yeong Eun menginginkan anak lebih dari pernikahan.” Ucap Jin Ah. Young Eun menganguk setuju.
“Benar. Gaya hidup yang terbaik mencerminkan nilai-nilaiku tidak menikah. Aku tidak memilihnya karena aku punya filosofi atau keyakinan besar. Aku tidak suka istilah "orang yang menentang pernikahan". Jelas Min Jung
“Itu masuk akal. Tidak ada istilah bagi mereka yang ingin menikah.” Kata Young Eun
“Benar. Apa benar mengubah gaya hidupku hanya karena orang yang kucintai ingin menikah? Bukannya aku tidak yakin soal Ji Woo, tapi aku tidak yakin soal pernikahan.” Ucap Hyun Joo
“Ada dua alasan utama kenapa orang memilih untuk menikah. entah mereka tidak mau kehilangan orang itu, atau mereka ingin bersama 365 hari dalam setahun. Jadi Yang mana Pak Hwang?” tanya Min Jung
“Keduanya... Tapi aku yakin itu mungkin terjadi tanpa menikah.” Ucap Hyun Joo
“Kalau begitu, cari cara. Tidak bisakah kalian berkompromiantara menikah dan tidak menikah?” ucap Jin Ah. 

Sebuah artikel terlihat dilayar "Kolaborasi Pemasaran Novel, Webtun dan Farmasi Sunwoo" dengan wajah Min Jung. Hyun Joo pun memuji  Berkat Min Jung, bukan hanya "Kehidupan Terus Terang" mendapatkan banyak klik, tapi begitu pula seluruh programnya.
“Kita terus mendapat telepon tentang iklan dan penempatan produk.” Ucap Hyun Joo. Semua pun memberikan tepuk tangan.
“Sudah kuduga ini akan terjadi. Saat kalian meragukan ide Min Jung, hanya Bu Seo dan aku yang memercayainya. Kau setuju, bukan?” kata Tuan Kim mulai menjilat
“Apa Kau tidak malu?” ejek Min Ok. Tuan Kim dengan nada bercanda mengaku sedikit
“Apa kamu tahu bahwa webtoon yang kamu tangani memiliki kinerja terburuk?” ejek Ji Hee.
“Ya. Itu sebabnya aku akan meminta Min Jung mencari kiat untuk mempromosikan webtoonku.” Ucap Tuan Kim
“Aku sudah menyiapkan proposal peningkatan. Akan kuberi tahu saat rapat.” Ucap Min Jung
“Kamu benar-benar tren baru dalam pemasaran.” Puji Eun Jae. Min Jung hanya bisa tersenyum sumringah.
“Kurasa kamu harus mengubah posisimu. Kamu harusnya bekerja di pemasaran, bukan asisten kantor.” Kata Seo Yoon.
“Min Jung, bisa temui aku sebentar?” ucap Hyun Joo. Min Jung pun menganguk setuju. Mereka pun tak percaya kalau Min Jung benar-benar akan pergi. 


Hyun Joo dan Min Jung duduk bersama, Hyun Joo memuji Min Jung  yang sudah bekerja keras bahkan mendaftarkan Su Bin untuk les agar pulang terlambat. Ia pun yakin Min Jung juga sering bertengkar dengan suaminya. Min Jung mengaku bertengkar dengannya sekali sehari.
“Jika sibuk, suamiku harus mengurus rumah dan menjaga anak.” Ucap Min Jung merasa suaminya harus bisa berbagi tugas.
“Itu benar...Min Jung. Bagaimana kalau pindah departemen? Kami akan membuat Tim Pemasaran Webtoon Sunwoo bulan depan.” Ucap Hyun Joo
“Benarkah? Aku akan berterima kasih.” Kata Min Jung bahagia. Hyun Joo memberitahu kalau Min Jung juga akan mendapat bonus bulan ini.
“Bonus. Itu kata paling indah yang pernah kudengar. Haruskah kita berkumpul di rumahmu malam ini? Ah... Benar juga. Hari ini ulang tahun Pak Hwang?” ucap Min Jung. Hyun Joo membenarkan.
“Apa ini? Kamu tidak membuat rencana untuk bertemu hari ini? Ini ulang tahun pertamanya sejak kalian mulai berkencan.” Ucap Min Jung
“Aku akan melakukannya. Itu sebabnya aku menunda semua pertemuanku.” Kata Hyun Joo
“Benar. Gunakan ulang tahunnya sebagai alasan untuk berbaikan, dan membicarakan itu juga.” Kata Min Jung. Hyun Joo bingung Bicara soal apa
“Tinggal bersama dalam langkah kecil.” Ucap Min Jung. Hyun Joo pikir mereka bisa lihat saja nanti.


Di kamarnya, Do Gyum sedang mengambar menerima pesan dari Seo Yoon. “Pak Park. Aku ingin mengunjungimu di studiomu besok pagi. Kalau begitu, Apa kau bisa?”
Do Gyum membalas “Apa ada masalah?” Seo Yoon pun menjawab “Aku harus memberitahumu perubahan yang dilakukan produsermu.” Do Gyum terdiam meningat kejadian sebelumnya. 

Flash Back
Hyun Joo memeriksa hasil kerja Do Gyum melihat kalau ceritanya selesai sampai episode 50 dan bertanya Kapan akan selesai mengerjakan tokoh baru. Do Gyum menjawab Sampai pekan ini. Hyun Joo pun mengangguk mengerti akan menunggu  sampai pekan ini.
“Hyun Joo... Bolehkah aku mengganti kepala produserku” ucap Do Gyum. Hyun Joo kaget dan berpikir  akan dipecat
“Kau akan segera menerbitkan webtunmu. Aku ingin kau fokus kepada hal itu.” Ucap Do Gyum
“Park Do Gyum. Kau sudah dewasa. Kau tahu cara bersikap perhatian.” Puji Hyun Joo
“Aku sudah dewasa 10 tahun yang lalu.” Keluh Do Gyum. Hyun Joo pun menganguk setuju.
“Tolong tugaskan aku dengan orang lain. Jika aku tidak bisa menyesuaikan, aku akan minta bantuanmu lagi.” Jelas Do Gyum. Hyun Joo pun menganguk. Do Gyum pun menatap pesan dari Seo Yoon "Aku harus memberitahumu perubahan yang dilakukan produsermu" ternyata Hyun Joo akan menganti dengan Seo Yoon. 


Tanggal 25 "September", Ji Woo menatap jadwal yang kosong dan bingung karna Ini hari ulang tahunnya tapi Hyun Joo belum menelepon. Pintu ruangan diketuk, Ji Woo mempersilahkan masuk dan Hyun Joo masuk ruangan. Ji Woo tersenyum bahagia melihatnya.
“Ini anggaran yang diharapkan untuk mengelola tim pemasaran.” Ucap Hyun Joo memberikan berkas.
“Kudengar webtoonmu akan diterbitkan pekan depan.” Kata Ji Woo. Hyun Joo pikir Ini semua berkat dukungan mereka dan mengucapkan terimakasih.
“Sama-sama. Aku tidak sabar melihatnya.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo hanya bisa tersenyum dan terlihat gugup.
“Apa Ada hal lain yang ingin kau katakan?” tanya Ji Woo. Hyun Joo membahas kalau Hari ini ulang tahun Ji Woo.
“Benar juga. Ini hari kelahiranku. Ini hari ulang tahunku. “ ucap Ji Woo berpura-pura lupa.
“Tapi rapatku terlalu banyak hari ini, dan terlalu sulit untuk meluangkan waktu. Jadi...” ucap Hyun Joo penuh semangat dan tiba-tiba disela oleh Ji Woo.
“Aku yakin begitu. Kau sangat sibuk belakangan ini, dan pekerjaanmu penting bagimu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo melonggo bingung.
“Tapi aku juga punya acara penting hari ini, jadi, aku ingin bilang tidak bisa bertemu hari ini.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun bisa mengerti.
“Itu bagus. Aku merasa tidak enak tanpa alasan. Jika ini acara penting, kau harus pergi.” ucap Hyun Joo menahan rasa amarahnya.
“Ya, aku akan hadir. Bekerjalah dengan giat dan lakukan yang terbaik selama rapatmu.. Baiklah... Kalau begitu, semoga harimu menyenangkan.” Ucap Hyun Joo dengan nada tinggi lalu keluar dari ruangan. Ji Woo pun menganguk mengerti dan terlihat menahan amarahnya. 

Di ruangan, Hyun Joo dengan wajah cemberut memberitahu agar mengadakan rapat mengenai proyek baru yang mereka tunda minggu depan. Semua melonggo kaget, Hyun Joo meminta semua orang agar bisa Bersiaplah.
“Aku sibuk, jadi, aku akan pergi lebih dahulu.” Ucap Tuan Kim. Min Ok bertanya apakah Tuan Kim ingin Ke toilet. Tuan Kim menganguk. Min Ok mengeluh kalau ini Sesuai dugaan.

Di ruangan, Ji Woo dengan wajah kesal meminta Sek Nam agar  jadwalkan ulang rapat yang diadakan malam ini dan tahu kalau ada konferensi biofarmasi malam ini. Sek Nam membenarkan tapi Ji Woo bilang tidak akan bisa datang,
“Jadi, aku bilang kepada mereka bahwa Direktur Kim Sun Ho pergi.” ucap Sek Nam
“Apa ada pertemuan internal?” tanya Ji Woo. Sek Nam menjawab kalau Ji Woo memintanya untuk mengosongkan jadwal.
“Haruskah kuatur pertemuan untuk staf sekretarial?” ucap Sek Nam. Ji Woo pikir tak perlu lalu meminta agar Sek Nam pergi. 

Pesan dari Do Gyum masuk [Ji Woo. Selamat ulang tahun. Hadiahku akan tiba besok.] Ji Woo akhirnya menelp Do Gyum dengan menahan wajah kesalnya. Do Gyum bertanya apakah sudah menerima pesannya lalu mengucapkan Selamat ulang tahun.
“Mari kita makan malam nanti.” ucap Ji Woo. Do Gyum kaget mendengarnya.
“Apa Kau sibuk?”tanya Ji Woo. Do Gyum mengaku bukan seperti tapi menurutnya Ji Woo akan menemui Hyun Joo. Ji Woo mengaku tidak seperti itu. Do Gyum kaget
“Aku akan tiba di sana pukul 18.00. Tolong siapkan semuanya dan tunggu.” Ucap Ji Woo. Do Gyum bingung ingin bicara lagi tapi Ji Woo sudah menutup telpnya.
“Dia memintaku menyiapkan apa? Apa dia belum berbaikan dengan Hyun Joo?” ucap Do Gyum bingung dan mengeluh kalau sibuk hari ini.


Hyun Joo selesai rapat dan duduk dengan wajah termenung. Ponselnya berdering. Seorang pegawai dar Toko Roti Paris mengaku menelepon karena kue yang dipesan sudah siap. Hyun Joo teringat dengan kuenya dan  memberitahu akan mengambilnya dalam 30 menit.
“Benar. Ini hari ulang tahunnya, jadi, dia tidak boleh sendirian.” Ucap Hyun Joo dengan helaan nafas panjang. 

Ji Woo sudah duduk didepan Do Gyum dengan wajah kesal. Do Gyum sudah menyiapkan kue dan berpikir akan meletakkan lilinnya. Ji Woo mengeluh kalau ada empat lilin  padahal Usianya itu 36 tahun. Do Gyum mengaku lupa usia Ji Woo saat itu, jadi sengaja menebak.
“Tapi ini tidak benar.” Ucap Ji Woo. Do Gyum bingung karena hanya punya empat lilin.
“Haruskah aku keluar dan membelinya? Tapi Entah itu 36 atau 40, semuanya sama. Tiup saja.” Keluh Do Gyum
“Bagaimana bisa sama? Berusia 36 tahun berarti 30-an dan 40-an berarti 40-an. Jadi Bagaimana bisa sama?” ucap Ji Woo marah
“Bagiku, itu sama saja. Keduanya paruh baya.”ejek Do Gyum. Ji Woo marah dianggap Pria paruh baya.
“Terima kasih sudah menyiapkan kue untuk ulang tahunku, tapi aku merasa tidak enak.” Ucap J Woo
“Maksudku bukan kau pria paruh baya. Aku hanya mengatakan usianya. Tapi usia hanyalah angka... Ji Woo, aku salah. Jangan marah.” Ucap Do Gyum
“Aku tidak marah. Mari kita nyalakan tiga lilin.” Ucap Ji Woo mengambil satu lilin.
“Ji Woo. Sedang apa kamu di sini di hari seperti ini? Kau harus makan malam di restoran bagus dengan Hyun Joo dan minum dengannya.” Ucap Do Gyum
“Aku juga ingin melakukan itu. Aku mengosongkan jadwalku dan menunggu, tapi Hyun Ju menolakku.” Ucap Ji Woo. Do Gyum kaget mendengarnya. 


Di rumah Ji Woo, Hyun Joo datang membawakan kue dan juga bahan makanan. Ia tak melihat Ji Woo dirumah jadi berpikir belum pulang dan bertanya Ke mana Ji Woo pergi sekarang.
Akhirnya Ia mengirimkan pesan pada Ji Woo [Di mana kamu? Aku di tempatmu sekarang. Cepatlah pulang agar kita bisa makan malam bersama.]
Sementara dirumah Do Gyum, Do Gyum mengeluh pada sikap Hyun Joo karean tahu Ini hari ulang tahun Ji Woo, seharusnya membatalkan rapat. Ji Woo juga berpikir seperti itu dan tahu mereka bertengkar soal masalah pernikahan.
“Dan hubungan kami canggung beberapa hari ini, tapi aku tidak tahu dia akan melakukan ini. Dia pasti sangat marah.” Ucap Ji Woo
“Aku yakin tidak. Dia mungkin melakukan itu karena tidak yakin harus bagaimana. Kalian bertengkar karena hal yang tidak mudah diselesaikan.” Ucap Do Gyum
“Aku juga tidak mau menikah sekarang.” Tegas Ji Woo. Do Gyum pikir Hyun Joo mungkin tidak ingin menikah sekarang atau selamanya.

 “Do Gyum, kau memihak Hyun Joo, bukan?” kata Ji Woo marah. Do Gyum kaget mengaku bukan seperti itu.

“Aku tidak memihak siapa pun... Ya. Jika harus memilih, aku akan memihaknya. Seratus persen. Ini bukan masalah sederhana, tapi aku akan memberikan penjelasan sederhana dari perspektifku.” Akui Do Gyum
“Kau suka dan memacari Hyun Joo meskipun kamu tahu dia tidak pernah ingin menikah. Kalau begitu, bukannya memaksanya berubah, bagaimana jika kau mengubah cara berpikirmu?” ucap Do Gyum
“Aku tahu itu akan sulit. Aku sedang banyak pikiran sekarang.” Kata Ji Woo sambil menghela nafas panjang.
“Baiklah. Kau bisa berpikir nanti. Tapi pertama, berbaikanlah dengan Hyun Joo dan adakan pesta. Ayo Cepat.” Saran Do Gyum 


Di rumah, Hyun Joo sudah menyiapkan makan dan juga kue lalu melihat ponselnya. Ia kesal karena Ji Woo bahkan tidak memeriksa pesannya dan berpikir kalau masih rapat.
Sementara Ji Woo pergi ke depan rumah Hyun Joo dan menatap rumah yang masih gelap. Ia pun mengirimkan pesan pada Hyun Joo [Aku di depan rumahmu sekarang. Aku ingin kamu mengucapkan selamat ulang tahun. Kau akan datang, bukan?]
Di rumah Hyun Joo menatap ponselnya, tak ada balasan dari Ji Woo bahkan pesanya belum dibaca. Ia pun melihat sup rumput laut yang dingin dan akhirnya menyalakan kompor lagi laluakan menunggu satu jam lagi sebelum pergi.
Ji Woo pun melihat pesan untuk Hyun Joo yang tak balas wajahnya pun terlihat kesal. 


Di TV, berita disiarkan [Ada kesalahan dalam layanan pesan ponsel gratis, Kkangbincang, dan banyak pengguna tidak nyaman karena pesan mereka tidak dikirim, atau penerimanya terlambat mendapatkannya. Server KkangTalk tidak stabil sejak pagi ini, dan pesan di aplikasi ponsel...]
Nyonya Jung sibu melihat foto ibu Ji Woo pad suaminya dan beprir kalau calon besanya itu terlihat mudah marah. Tuan Seo tak tahu tapi menurutnya ibu Ji Woo itu tidak terlihat seburuk itu.
“Penampilannya tidak mencerminkan bagaimana dia memperlakukan menantu. Selain itu, dia istri dari keluarga kaya. Apa Kau belum menonton drama? Menantu dari keluarga miskin tidak diperlakukan seperti manusia dan selalu diejek.” Ucap Nyonya Jung yakin
“Astaga, itu karena ini drama.”keluh Tuan Seo. Nyonya Jung  pikir Meski ini bukan drama, pikirkan baik-baik.
“Mereka bukan hanya kaya. Mereka memiliki Grup Sunwoo. Bayangkan betapa konyolnya keluarga kita bagi mereka.. Hyun Joo juga.” Ucap Nyonya Jung. Tuan Seo pikir benar juga.
“Jangan menikah dengan orang yang lebih baik darimu. Seharusnya aku tidak membeli produk Farmasi Sunwoo. Harganya dua dolar lebih mahal. Tapi Aku membelinya untuk membantu Ji Woo menghasilkan banyak uang.” Ucap Tuan Seo
“Aku tidak bilang kita tidak boleh membiarkan mereka menikah.” Ucap Nyonya Jung sambil mengeluh kaki suaminya yang berat karena berda diatasnya.
“Lalu kita harus bagaimana?”tanya Tuan Seo dan pikir Meski mereka tidak menentang keduanya, tapi yakin kalau keluarganya tidak akan tinggal diam.
“Aku akan merasa tenang jika Ji Woo membantunya, tapi bagaimana kita bisa memercayainya? Aku yakin dia akan mencintai dan menyayanginya pada awalnya. Tapi bagaimana kita bisa yakin bahwa dia tidak akan lelah dan meninggalkannya?” ucap Nyonya Jung
“Bisakah kita memercayai Ji Woo atau tidak? Jika itu masalahnya, bagaimana jika kita melakukan ini?” ucap Tuan Jung lalu membisikan pada istrinya. Nyonya Seo kaget kalau akan melakukan tes.

Ji Woo pulang ke rumah kaget sudah banyak asap dan langsung terbatuk-batuk. Saat akan keluar, Ia melihat Hyun Joo berbaring di sofa, dengan wajah panik Ji Woo membangukan Hyun Joo dan langsung membawanya keluar dari rumah.
“Bangun. Hyun Joo.. Hyun Joo bangun..  Tolong bangun. Hyun Joo!!. Tidak. Hyun Joo Buka matamu... Maafkan aku, Hyun Joo.” teriak Ji Woo panik  sambil menangis melihat Hyun Joo tak sadarkan diri
“Kenapa lama sekali?” ucap Hyun Joo tiba-tiba terbangun memegang bahu Ji Woo. Ji Woo pun memastikan kalau Hyun Joo sungguh baik-baik saja
“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”tanya Hyun Joo bingung karena sebelumnya hanya tertidur setelah minum wine.
“Rumahku kebakaran.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo merasaTidak ada kebakaran lalu teringat dengan Sup rumput laut yang ada diatas kompor. Ji Woo melarang Hyun Joo masuk rumah, tapi Hyun Joo sudah berlari masuk ke dalam rumah. 


Hyun Joo membuka panci, lalu berkomentar kalau Itu sup rumput laut satu jam lalu Tapi sekarang menjadi fulvescen rumput laut dengan wajah kecewa. Ji Woo mengaku suka rumput laut dan Lagi pula, ini baru pukul 23.00.
“Kita bisa mengadakan pesta ulang tahunku sekarang. Kuenya baik-baik saja.” Ucap Ji Woo melihat sebuah cake diatas meja.
“Aku sendiri yang merancang kue ini.”akui Hyun Joo. Ji Woo melihat seperti dirinya yang ada diatas cake.
“Bukankah dia manis?” ucap Hyun Joo bangge. Ji Woo pikir karena modelnya manis. Hyun Joo mengeluh kesal mendengarnya.
“Aku akan membiarkannya karena ini hari ulang tahunmu. Mari berfoto.” Ucap Hyun Joo akhirnya duduk  dimeja makan.
Hyun Joo menegang ponselnya dan Ji Woo memegang kue yang diberikan pacarnya. Saat menghitung sampai tiga, Hyun Joo langsung memberikan ciuman di pipi Ji Woo. Ji Woo hanya bisa tersenyum lalu meminta agar bisa melihat hasil fotonya.
“Astaga, aku harus mencetaknya dan menggantungnya di kamarku.” Ucap Ji Woo bahagia dan merasa harus meniup lilinnya.
Hyun Joo pun dengan penuh semangat menyanyikan lagu "Selamat ulang tahun dan meminta agar membuat permohonan lalu tiup lilinnya. Ji Woo pun menutup matanya membuat permohonan lalu meniup lilin.
“Selamat ulang tahun. Apa Kau membuat permohonan apa saat terlihat tampan? Apa keinginanmu?” ucap Hyun Joo penasaran
“Apa Kamu tidak tahu, kalau tidak bisa mengatakan keinginanmu?” kata Ji Woo. Hyun Joo pun menganguk mengerti.
“Aku tidak bisa menyiapkan hadiah ulang tahun. Sulit memikirkannya karena kau sudah punya segalanya. Apa ada yang kau inginkan?” tanya Hyun Joo
“Aku hanya membutuhkanmu.” Jawab Ji Woo. Hyun Joo tersenyum lalu memastikan Apa itu artinya Ji Woo hanya menginginkannya dengan nada mengoda.
“Tidak, jadi...” ucap Ji Woo bingung menjelaskannya dan memejamkan matanya sebentar
Hyun Joo akhirnya memberikan ciumanya lebih dulu. Ji Woo kaget membuka matanya lalu mulai mencium Hyun Joo lebih dalam lagi. Keduanya saling menatap, Hyun Joo bertanya apakah mereka akan pindah ke kamar. Ji Woo pun langsung mengendong Hyun Joo ke kamar. 


Pagi hari,  Ji Woo sedang bersiap-siap. Hyun Joo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ji Woo hanya bisa tersenyum. Hyun Joo bertanya apa ingin  mengikatkan dasinya. Ji Woo pun sangat senang sekali mendengarnya. Hyun Joo pun memasangkan dasi untuk Ji Woo.
“Apa ini benar? Aku tahu cara melakukannya... Astaga. Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo terlalu keras menarik dasinya. Ji Woo mengaku Tidak apa-apa.
“Biar aku saja. Aku akan mengajarimu cara mengikat dasi perlahan, jadi, jangan khawatir.” Ucap Ji Woo tersenyum
“Kastanya... Bagaimana jika kita menghabiskan waktu bersama seperti ini sesekali? Senang bisa berkencan, tapi kita bisa istirahat di rumah dan makan makanan lezat.” Ucap Hyun Joo
“Lagi pula, kita sibuk di pekan ini karena pekerjaan. Kita belum pernah menghabiskan waktu bersama.” Kata Hyun Joo
“Bagaimana jika kita ingin lebih sering bersama?”tanya Ji Woo
“Lalu kita bisa perpanjang waktu yang kita habiskan bersama. Apa Kau tidak mau?” ucap Hyun Joo
“Tidak, aku menyukainya. Aku tahu kau memikirkannya karena aku, dan aku merasa tidak enak soal itu.” Ucap Ji Woo
“Kau orang yang paling penting bagiku, jadi, tentu saja aku harus memikirkannya. Aku ingin menghabiskan setiap hari, jika memungkinkan, sepanjang hari, bersamamu juga. Aku memikirkan cara kita bisa menghabiskan setiap momen bersama meski bukan pernikahan.” Jelas Hyun Joo
“Jika kita mempertimbangkan dan berusaha, bukankah kita bisa menemukan jawaban yang bagus?” kata Ji Woo. Hyun Joo hanya  bisa terdiam.
Bersambung ke episode 32



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar