PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hae Hyo
terbangun dari tidurnya menerima pesan dari Jin U [Aku membuat mesalah, Tolong
aku.] Ia mengeluh temanya yang Ejaannya
kacau sekali dan bertanya-tanya Ada apa dengan Jin. Hye Jun bergegas keluar
rumah dan masuk ke dalam mobil bertanya pada Hae Hyo.
“Jin-u
tak angkat telepon. Apa kau Tahu sesuatu?” tanya Hae Hyo. Hae Hyo memberitahu
kalau Jin U ribut dengan Pak Yang.
“Tak
masuk akal jika karena Pak Yang.” Ucap Hae Hyo. Hye Jun pun bingung Kenapa
suruh ke sana. Hae Hyo juga tak tahu dan akhirnya melesat pergi.
Mereka
pun sampai KLINIK OBGIN. Hae Hyo mengeluh pada temanya seperti ini. Hae Jun pun
tahu kalau mereka tertipu Hae Hyo langsung memiting kepala Jin U sambil
mengumpat. Hye Jun pun bertanya ada apa sebenarnya.
“Aku tak
mau sendirian.” Ucap Jin U. Hye Jun bertanya apakah ada yang mau memukul
temanya. Hae Hyo mengeluh kalau itu Omong kosong.
“Kau
harus dihajar habis-habisan.” Kata Hae Hyo marah. Jin U berteriak meminta agar
bisa berhenti lalu memberikan brosur.
Flash Back
Hae Na
meminta Jin Ua agar vaksin kanker serviks. Jin U pun heran Kenapa harus
melakukan vaksinasi itu dan tak punya rahim. Hae Na menegaskan Meski Jin U tak
punya, tapi ada pengaruhnya untuknya. Jin U mengeluh mendengarnya.
“Apa Kau
tak mau?” tanya Hae Na. Jin U menegasan kalau akan melakukannya.
“Kuharap
kau mengumpulkan tiga stempel dengan cepat.” Kata Hae Na. Jin U kaget mendengar
kalau ada Tiga
“Kau
Harus divaksinasi tiga kali. Kita sedang menjalani hubungan rahasia. Kita
bertemu dengan mengurangi risiko ketahuan. Risiko lain juga harus dikurangi. Aku
tak mau kena kanker serviks.” Ucap Hae Na
“Aku
benar-benar bersih. Percayalah padaku.” Kata Jin U menyakinkan.
“Aku
hanya percaya dengan bukti nyata. Tunjukkan bukti kebersihanmu dengan stempel.”
Tegas Hae Na
Hye Jun
yakin kalau Pacar Jin U yang menyuruhnya
ke sini. Hae Hyo tak percaya kalau Jin U punya pacar. Hye Jun membenarkan. Tapi
Jin U menyangkalnya. Hae Hyo tak percaya Hye Jun tapi tapi ia tak tahu. Jin U tetap menyangkalnya.
“Kenapa
dengar dia, bukan aku?” keluh Jin U.Hye Jun menegaskan kalau Itu karena ia lebih tepercaya.
“Ini bukan
vaksin untuk wanita saja. Sama-sama bisa mencegah jika pria divaksinasi juga.”
Ucap Jin U
“Kau
harus Putus dengannya.” Kata Hae Hyo. Jin U mengeluh kenapa harus seperti itu.
“Dia
memanipulasimu. Kau tak pernah begini saat pacaran.” Ucap Hae Hyo. Jin U
menegaskan Karena ini vaksin dan Tak berhubungan dengan wanita.
“Tampaknya
kami kenal.” Komentar Hye Jun. Jin U menegaskan kalau itu bukan dengan nada
tinggi.
“Kenapa
berteriak? Apa Kami kenal? Apa kau Pacaran dengan Hae-na?” ucap Hae Hyo. Jin U
gugup dan menyangkal kalau sudah gila
“Baguslah.
Kau belum gila. Kau terlihat paham bahwa tak boleh begitu pada keluarga.” Ucap
Hye Hyo.
Saat itu
nama Hye Jun dipanggil, Hye Jun pun menyahut.
Perawat meminta agar ke ruang perawatan. Hye Jun bingung apa maksudnya.
Jin U menegaskan Hye Jun itu ketua mereka jadi harus lakukan semuanya lebih
dulu. Hye Jun pun mulai mengumpat kesal.
“Apa Selanjutnya
kau?” tanya Hae Hyo. Jin U menjawab kalau itu Hae Hyo.
Di dalam
ruangan, Hye Jun terlihat berani tapi saat jarum suntiknya masuk ke dalam
tubuhnya, wajahnya pun mulai menahan sakit. Akhirnya ketiganya selesai vaksin
dan foto bersama dengan hastag #PERSAHABATAN #CINTA_BUTUH_PERSIAPAN
Mereka
pun keluar dari PUSAT MEDIS GANGNAM. Hae Hyo mengajak makan siang bersama. Hye Jun menolak kalau
Min-jae akan datang jadi mereka berdua saja. Hae Hyo bertanya Mau ke mana
dengan Min-jae. Hye Jun memberitahu kalau Nyonya Lee jadi manajernya.
“Dia tahu
apa soal itu?” tanya Hae Hyo. Hye Jun menjawab kalau Dia paham hal-hal mendasar.
“Aku akan
bicara dengan agensiku.”kata Hae Hyo.
Hye Jun tahu kalau Agensi Hae Hyo
itu pernah menolaknya dan ia juga menolak.
Saat itu
Nyonya Lee datang melambaikan tangan dari dalam mobil. Hye Jun pamit akan
bertemu dengan Hae Hyodi pembacaan naskah lalu memperingati Jin U agar Jangan
mendekatinya dalam waktu dekat ini! Nyonya Lee melihat Hye Jun mendekat dan
menyurh agar Duduk di belakang. Hye Jun pun menurut.
Hae Hyo
mengeluh kalau Hye Jun membuatnya cemas karena Belakangan tak diskusi dengannya
bahkan selalu memutuskan hal penting sendiri. Ia tahu kalau Lee Min-jae dulu
menangani keuangan dan pemasaran adi tak tahu manajemen.
“Tahu
cara atur uang dan pemasaran. Itu cukup.” Ucap Jin U. Hae Hyo pikir seperti
itu,
“Mari
kita berpikir positif. Aku senang bisa main film bersama.” Kata Hae Hyo. Jin U
ingin tahu Siapa pemeran utamanya.
“ Park
Do-ha.” Kata Hae Hyo. Jin U yakin Film ini pasti sukseskarena Sutradara Choi
Se-hun dan Park Do-ha.
“Hasil akan
terlihat setelah dijalani.” Ucap Hae Hyo.Jin U pun mengajak mereka makan dan
membelaik gopchang. Hae Hyo heran kenapa seperti itu.
“Apa kau
sudah melupakan hadiah yang kuberikan padamu?” ucap Jin U. Hae Hyo pikir tak
mungkin lupa sambil meminting kepalanya. Jin U mengeluh sakit.
“Rewel
sekali. Padahal tak apa-apa.” Ejek Hae Hyo melepaskanya. Jin U mengeluh kalau Kakak
beradik sama saja. Hae Hyo tak mendengarnya dan bertanya apa itu. Jin U mengaku
hanya meminta dibelikan steik.
Jeong Ha
memberikan eye shadow memberitahu kalau Ini warna biru klasik yang sebelumnya
pernah dibahas. Jin Ju menjawab kalau Warna ini tak cocok dengan mereka. Jeong
Ha pikir Ini warna yang trendi jadi
merasa pelanggan pesohor membutuhkannya.
“Carilah
terus warna-warna terang.” Ucap Jin Ju. Jeong Ha menganguk mengerti.
“Maaf.
Aku tak ikut pelatihan dan tak angkat teleponmu.” Ucap JeongHa. Jin Ju mengaku terus menunggu Jeong Ha
mengatakan itu.
“Kau
percaya diri sekali saat bilang tak angkat telepon. Aku tahu kau takkan datang.
Kau tak mungkin dengarkan aku.Kau didukung Direktur dan pelanggan pria. Mungkin
itu adalah kemampuan juga.” Ucap Jin Ju sinis
“Aku mau
selalu bisa dihubungi, dan begitulah aku menjalani hidup. Aku benci orang yang
tak bisa ditebak. Aku berprinsip untuk tak lakukan hal yang kubenci ke orang
lain.” Kata Jeong Ha
“Tak masalah
kau tak angkat telepon. Tapi kenapa kau berlagak menjadi orang hebat yang hidup
berprinsip? Kau dan aku benar-benar tak cocok. Aku yang baik hati akan
memahamimu.” Ucap Jin Ju menyindir
“Profesor
Kim I-yeong reservasi pukul 11.00.” kata Soo Bin masuk ruangan. Jin Ju
menegaskan kalau Waktu tak cukup da Ada reservasi lain pukul 11.30.
“Dia mau
dirias oleh Jeong-ha.” Ucap Soo Bin. Jeong Ha dan Jin Ju kaget mendengarnya.
Jeong ha bertanya Kenapa dengannya.
“Tentu
saja. Kau harus begitu. Pura-pura tak tahu. Di belakang kau menyogok, dan di
depan naif. Hei! Apa Kau kira aku baru melihat orang sepertimu?” ucap Jin Ju
sinis.
Nyonya
Kim masuk ruangan menyapa keduanya. Jin Ju pun membalasnya. Nyonya Kim pikir
kalau terlalu cepat karena Ternyata tak macet. Jeong Ha pun bertanya Apa mau
dikeramas dulu. Nyonya Kim mengaku tidak
dan merasa harus berbicara dulu dengan Bu Jin-ju.
“Kau Jangan
terlalu kecewa. Aku ingin mencoba dirias oleh An Jeong-ha.” Ucap Nyonya Kim
“Lakukanlah
sesukamu.” Ucap Jin Ju. Nyonya Kim pun mengucapkanTerima kasih.
“Kau
membuatku sangat nyaman. Karena itu aku terus ke salon ini.” Komentar Nyonya
Kim. Jin Ju pun mengucapkan Terima
kasih.
“Aku
penasaran. Aku selalu berpikir putraku lebih mementingkan kemampuan daripada
kenyamanan. Namun, kau bilang tak begitu. Kau bukan orang yang suka
mengada-ada. Aku mau membuktikannya.” Ucap Nyonya Kim. Jin Ju hanya diam saja.
Hye Jun
duduk dibelakang melihat ada banyak makanan. Nyonya Lee menyuruh Hye Jun agar
Makanlah roti lapis karean Jadwalnya hari ini sangat padat mulai dari Pergi ke
salon, bertemu reporter, dan ada dua audisi.
“Aku
reservasi di salon yang kau beri tahu.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun heran Kenapa
ke salon?
“Apa kau Pernah
dengar "genius wajah"?Meski aktingmu tak dipuji, setidaknya kau
dipuji karena wajahmu.” Ucap Nyonya Lee
“Karena
di film aku jadi konglomerat, kuharap di drama jadi orang miskin. “kata Hye Jun
“Di drama
hanya akan jadi miskin untuk saat ini Pemeran utama di drama kebanyakan kaya. Di
film kebanyakan miskin. Karena itu kau berperan jadi konglomerat. Pekan depan
pembacaan naskah. Apa Sudah hafal?” ucap Nyonya Lee. Hye Jun menjawab itu sudah
pasti hafal.
Nyonya
Lee pun memujinya. Hye Jun ingin tahu alasan bertemu reporter.Nyonya Lee
menjawab kalau Reporter juga manusia dan Perasaannya bisa terpengaruh, meski
harus tetap jaga jarak. Ia pikir mereka Harus dibangun terlebih dulu secara
perlahan.
“Kerjamu
bagus sekali lagi. Tak ada yang sangka kau baru jadi manajer. Tapi Kenapa aku
duduk di belakang?” ucap Hye Jun
“Saat ini
orang tak anggap kau sebagai bintang, tapi bagiku kau adalah bintang. Bintang.
Bintang seperti langit, harus mendongak untuk melihatnya. Kuharap kau terbiasa
dengan keistimewaan. Aku akan membuatmu terbiasa dan seakan terlahir untuk jadi
bintang.” kata Nyonya Lee penuh semangat.
Hye Jun
langsung menyuruh Nyonya Lee agar menepikan mobilnya. Nyonya Lee bingung
menghentikan mobilnya. Hye Jun pun langsung pindah ke bangku depan. Nyonya Lee
bingung tapi Hye Jun menyuruhnya agar jalan saja. Keduanya akhirnya sampai ke
depan salon.
“Kau
membantuku mewujudkan mimpiku.” Ucap Hye
Jun. Nyonya Lee mengaku sudah tahu.
“Jika
pandangan kita berbeda,maka kau yang harus mengikutiku.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pikir Itu tergantung keadaan.
“Pandangan
tak bergantung pada keadaan. Aku ingin menjadi bintang yang sederhana. Aku bisa
menyetir. Tak harus selalu kau yang menyetir.” Tegas Hye Jun
“Ini…
yang aku suka darimu. Mungkin aku terpikat karena sisimu ini dan memutuskan
jadi manajermu. Namun, kau tahu dunia ini seperti apa? Setelah kau keluar, Lee
Tae-su menutup perusahaan.” Kata Nyonya Lee
“Apa Dia
bangkrut?” ucap Hye Jun menebak. Nyonya Lee menegaskan bukan tapi Tuan Lee
sangat sukses.
“Dia
menjual perusahaan ke A June, mendapat uang, dan menjadi direktur di sana.
Karma itu tak ada.” Ucap Nyonya Lee
“Aku akan
tetap mempertahankan pendirianku.” Kata Hye Jun dengan tatapanya.
“Kenapa
melihatku dengan tatapanmu lembutmu itu?
Jika kau melihatku seperti itu, bagaimana aku bisa membantahmu? Baiklah.
Aku akan menghormati pandanganmu. Sebagai gantinya, tolong hormati opiniku
untuk masalah bisnis. Aku adalah juru bicaramu.” Ucap Nyonya Lee. Hye Jun pun
setuju.
“ Ayo
pergi merias wajahmu!” kata Nyonya Lee. Hye Jun tersenyum lalu turun dari
mobilnya.
Jeong Ha
selesai menghias wajah Nyonya Kim. Nyonya Kim menatap wajahnya di cermin. Jeong Ha pikir Ada yang ingin dibicarakan.
Nyonya Kim pun mempersilahkan agar bisa mengatakanya.
“Di salon
kami ada hierarki. Sekali bisa dianggap pengecualian, tapi yang kedua tidak.”
Ucap Jeong Ha.
“Apa Hae-hyo
pengecualian, tapi aku tak bisa?” kata Nyonya Kim. Jeong ha menegaskan kalau ia
masih asisten.
“Detail
riasan untuk pria dan wanita berbeda. Aku akan belajar dengan giat dan mengalahkan
Bu Jin-ju secara objektif. Pilih aku ketika saat itu tiba.” Kata Jeong Ha.
“Aku bisa
lihat alasan Hae-hyo menyukaimu. Kau tahu kedudukanmu. Jika kau tahu
kedudukanmu, itu artinya kau pintar. Aku suka.” Ucap Nyonya Kim. Jeong Ha pun
mengucapkan Terima kasih.
[BANK
MIRAE CS]
Gyeong
Jun bertemu dengan custumer, memebritahu Untuk pinjaman UKM berbunga rendah,
jadibutuh salinan kontrak sewa tempat, sertifikat pendapatan bebas pajak, dan
dokumen penjualan. Ia pun melihat kalau Kurang
dokumen jaminan kredit.
“Itu Mustahil.
Coba cari lagi.” Kata si Pria. Gyeong Jun pikir pria itu bisa melihat saat
memeriksanya tadi. Si pria mengaku Tak lihat.
“Baik.
Lihat ini... Ini salinan kontrak sewa tempat.” Ucap Gyeong Jun. Si pria marah
karena dianggap seperti anak TK
“Tadi kau
bilang tak lihat.” Ucap Gyeong Ha. Si pria bertanya Apa yang kurang. Gyeong Jun
menjawab Dokumen jaminan kredit.
“Kenapa
baru beri tahu sekarang? Saat aku telepon, tak menyebutkan dokumen itu.” Ucap
si pria marah
“Aku tak
pernah dengar. Aku tak jawab telepon saat itu. Staf lain pasti beri tahu. Itu
adalah dokumen top yang harus disiapkan.” Kata Gyeong Jun.
“Apa
Maksudmu aku berbohong? Kenapa diperpanjang seperti ini! "Top"?
Kenapa harus menggunakan bahasa Inggris?” ucap Si pria marah
“Benar.
Aku juga tak tahu alasannya. Ini semua karena persiapan dokumenmu…” ucap Gyeong
Jun. Si pria merasa kalau dianggap sebagai salahnya.
“Mohon
maaf, Pak, karena sudah membuatmu tak nyaman. Sepertinya ada kekeliruan saat
proses pemberitahuan. Mohon maaf.” Kata manager akhirnya turun tangan.
Manager
Park akhirnya berbicara dengan Gyeong Jun,
bertanya apakah di sini sebagai staf atau nasabah. Gyeong Jun menjawab
sebagai Staf. Manager Park mengeluh Gyeong Jun itu tahu kedudukannya, tapi tak
peka padahal Sudah tiga bulan sejak bekerja di sini.
“Apa kau Tak
bisa tangani nasabah secara luwes?” ucap Manager Park
“Di
situasi itu, menurutku aturan lebih penting daripada fleksibilitas.” Ucap
Gyeong Jun
“Aku sudah
tahu sejak masa orientasi. Sangat menjengkelkan. Kenapa ditugaskan di tim kami?”
keluh Manager Park
“Aku ada
di depanmu.” Kata Gyeong Jun. Manager Park tahu kalau ia sedang monolog dan
mengeluh lagi karena Gyeong Jun bisa terdengar
“Ucapanmu
tadi cukup menghina untuk dikatakan. Jadi, kau mungkin ingin aku berpikir kau
bermonolog.” Ucap Gyeong Jun
“Aku tahu
jelas karaktermu. Seorang penasihat.” Kata Manager Park. Gyeong Jun mengaku
bukan penasihat.
“Aku
mantan asisten instruktur di Pusat Pelatihan. Julukanku Tukang Serang. karena
aku terus menyerang.” Ucap Gyeong Jun.
“Aku
mengerti.” Kata Manager Park. Gyeong Jun pikir manager Park Jangan salah paham.
“Aku tak
gunakan kekerasan. Omelanku…” kata Gyeong Jun yang langsung disela oleh manager
Park
“Tukang
Serang. Pergi. Jangan buat aku memanggilmu lagi. Paham?” ucap Manager Park.
Gyeong Jun menganguk mengerti dan pamit pergi.
Jin Jun
memberikan make up disamping Jeong Ha yang memberikan make up pada Hye Jun. Ia
pun bertanya bagimana make upnya, si wanita mengaku suka dan heran melihat
wajah Jin Ju yang murung dan bertanya Apa sesuatu yang buruk terjadi
“Ohh.. Begitu?
Aku tak bisa menyembunyikan perasaan dengan baik. Aku selalu tertindas karena
terlalu jujur dan tak berpura-pura.” Ucap Jin Ju menyindir lalu keluar ruangan.
Nyonya Lee melihatnya sampai menghabiskan semua minumnya.
“Apa dia
sudah pergi?” tanya Hye Jun. Jeong Ha menganguk. Hye Jun meminta berhenti
sebentar karena tak bisa bernapas.
“Jika
jujur dan tak berpura-pura, kenapa tertindas? Aku tak pernah melihat orang yang
selalu tertindas berbicara seperti itu.” Komentar Nyonya Lee
“Apa kau
ingin minum lagi?” tanya Jeong Ha. Nyonya Lee menolak dan bertanya Di mana
toilet. Jeong ha menjawab Keluar dan ada di kanan.
“Tolong
rias Hye-jun dengan baik.” Ucap Nyonya Lee lalu bergegas pergi.
“Apa Kau
dimarahi Bu Jin-ju?” tanya Hye Jun. Jeong ha pikir kalau memang salah karena tak
angkat telepon.
“Aku suka
orang yang introspeksi. Ada yang bisa aku bantu?” kata Hye Jun.
“Jangan ikut
campur. Ini pertarunganku.” Kata Jeong Ha.
Di depan
pintu salon, Hae Hyo bertanya pada Jin Ju Apa An Jeong-ha bisa dinas keluar.
Jin Ju terlihat sinis karena banyak yang mencari Jeong Ha. Di dalam ruangan,
Hye Jun bertanya apakah Jeong Ha menyukainya. Jeong Ha merasa kalau ia yang harusnya
menanyakan itu.
“Aku suka
semua yang kau lakukan.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha heran Hye Jun yang sangat murah
hati hari ini dan berpikir kalau
terlihat menyedihkan
“Kau
hanya boleh minum denganku.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha bingung memangnya kenapa
“Kau
terlalu manis.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha mengeluh kalau itu alasan yang payah dan
sering mendengarnya. Hye Jun menatap Jeong Ha dan tahu sesuatu.
“Baiklah,
aku tak sering mendengarnya. Lebih sering dengar bahwa aku cantik.Apa Puas?”
ucap Jeong Ha. Hye Jun dengan senyuman mengaku puas.
Saat itu
Hae Hyo datang. Hye Jun mengodanya padahal tadi bilang akan bertemu nanti tapi
Hae Hyo seperti merindukannya. Hae Hyo tak percaya kalau tujuan keduanya adalah
kesalon. Hye Jun mengaku sedang hidup
sebagai boneka Min-jae.
“Aku
pergi ke tempat yang dia suruh.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pun mempersilahkan Hae
Hyo untuk duduk.
“Aku akan
main film. Kuharap kau menjadi penata riasku.” Ucap Hae Hyo. Jeong Ha kaget
karena tak pernah melakukan itu.
“Salon
sudah mengizinkan.” Kata Hae Hyo. Hye Jun pikir itu bagus karena bintangi film
itu juga jadi mereka bisa berpapasan.
“Jika
berpapasan, aku rias kau juga.” Kata Jeong Ha. Hye Jun pikir Itu tak benar
karena Jeong Ha kerja untuk Hae-hyo.
“Apa Kau
pikir aku minta Jeong-ha untuk diriku sendiri?” ejek Hae Hyo memeluk temanya.
Hye Jun hanya bisa tertawa.
“Tapi
Kenapa manajerku tak terlihat batang hidungnya?” kata Hae Hyo bingung.
Manager
Hae Hyo berjalan dengan Nyonya Kim ke sebuah restoran lalu menunjuk ke sebuah
meja kalau sudah ada yang datang. Nyonya Kim mengeluh karena tak reservasi di ruangan, Manager meminta
maaf karena sudah penuh. Nyonya Kim meminta Selanjutnya reservasi di ruangan.
“Halo.
Aku tak telat. Kau datang lebih awal.” Ucap Nyonya Kim menyapa seorang pria.
“Aku datang
cepat karena ada janji lain.” Ucap si pria. Nyonya Kim berkomenatr pria itu
sibuk
“Terima
kasih sudah meluangkan waktu. Aku ingin makan dengan orang yang aku sukai untuk
merayakan Hae-hyo bintangi film Sutradara Choi.” Ucap Nyonya Kim.
“Aku tak
telat, 'kan?” kata pria lain datang. Nyonya Kim tersenyum menyapa Reporter Min
mengaku tak telat karena Reporter Yoon datang paling awal.
“Mari
kita makan yang enak. Porsi sedikit dan mahal. Aku yang traktir.” Uacp Nyonya
Kim.
***
Jeong Ha
melihat Jin Ju merapihkan peralatan dan mencoba membantunya. Jin Ju mengaku
Sudah lama tak benci seperti ini. Ia pikir Karena menjadi makin rumit,jadi tak
tahu harus melakukan apa dan Saat sesuatu menjadi rumit, lebih mudah dipotong
daripada diuraikan.
“Jika
hanya salah satu yang bisa bertahan, itu jelas-jelas aku.” Ucap Jin Ju marah
dan langsung menjatuhkan semua barang dari tempatnya. Jeong Ha hanya bisa
terdiam dan harus membereskanya.
Hye Jun
sibuk melayani pelanggan di restoran saat malam hari, karena kebutuhanya.
“Generasi kita memiliki teori kelas sendok. Kelas ini dibagi menjadi
sendok emas dan sendok kotor berdasarkan pada kekayaan orang tua mereka.
Menurut standar itu, aku termasuk sendok kotor. Aku benci teori itu sejak awal.”
Hye Jun
berganti pakaian, Manager datang bertanya Bagaimana apakah sudah memikirkannya.
Hye Jun memberitahu kalau Besok ada pembacaan naskah. Manager tak percaya kalau
Hye Jun itu menolaknya. HyeJun mengaku akan terus kerja paruh waktu selama yang
dia bisa.
“Teruslah
berjuang. Itu keistimewaan masa muda.” Ucap Manager memberikan semangat.
“Teori kelas sendok memusingkan.< Tak mengandung stabilitas
emosional, kejujuran, dan kepolosan yang aku terima dari orang tua. Tak ada
tujuan pencapaian yang sudah dijanjikan saat melihat penderitaan orang tua.”
Hye Jun
berjalan gagah dengan Nyonya Lee dan akan menunggu lift, saat itu ia melihat
Park Do Han dan bertanya Kenapa ada Park Do-ha. Nyonya Lee memberitahu kalau Do
Han pemeran utama dan berpikir Hye Jun tak tahu
“Aku tak
tahu. Aku sibuk menggali peranku. Tapi Kenapa Pak Lee datang juga?” tanya Hye
Jun
“Agensi
Park Do-ha adalah A June.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee pun langsung mengejek
keduanya saat didepan lift karena datang juga.
“Untuk
pembacaan naskah.” Ucap Nyonya Lee dan pintu lift terbuka da meminta Hye Jun
naik lift lebih dulu. Tuan Lee mengejek
kalau ituMenyedihkan sekali.
“Kau Naik
yang selanjutnya saja.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir itu Ide yang bagus. Do Han menahanya.
Akhirnya
mereka berempat pun naik lift, Tuan Lee mengejak karena Hye Jun berpikir
kariernya akan berkembang setelah meninggalkannya. Nyonya Lee menjawab
kalau Kariernya berkembang makanya bisa
main film Sutradara Choi.
“Jika dia
bersamamu, kerja paruh waktunya tak dibayar dan jadi pecundang.” Ucap Nyonya
Lee
“Kenapa
Min-jae yang menjawab? Apa Hye-jun tak punya mulut?” kata Tuan Lee
“Juru
bicara Aktor Sa adalah aku, manajernya.” Kata Nyonya Lee. Tuan Lee tak percaya
mendengarnya. Do Ha mengeluh meminta
agar diam saja. Tuan Lee pu mengerti.
“Kau tak
akan bisa menikah.” Ejek Tuan Lee. Nyonya Lee mengeluh karean membahas hal itu
saat keluar dari lift.
“Ini
bukan agensi perjodohan.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee pikir Nyonya Lee berharap Hye-jun
bisa sukses?
“Dia tak
terkenal bahkan setelah aku tunjang selama beberapa tahun.” Ejek Tuan Lee.
Nyonya Lee pikir Tuan Lee Tak perlu ikut
campur.
“Apa Kau
berharap banyak dari film ini? Sadarlah. Dia bahkan tak punya komunitas
penggemar. Penggemar adalah kekuasaan. Kekuasaan adalah popularitas.” Ucap Tuan
Lee
“Memangnya
kenapa? Tak ada yang punya komunitas dari awal.” Ucap Nyonya Lee
“Kau
bangga sekali. Itu tak terlalu berarti zaman sekarang.”kata Tuan Lee.
Do Ha
bertanya pada Hye Jun apakah main film ini. Hye Jun pun tak percaya kalau Do Ha
sebagai pemeran utama. Do Ha mengaku belakangan hidup tanpa internet jadi tak
tahu dan yakin kalau Perannya pasti tak penting jadi mereka tak mungkin
bertemu.
“Kau akan
terkejut jika tahu peranku. Awalnya aku tersentak melihatmu, tapi memikirkan
peranku membuatku senang.”ungkap Hye Jun.
“Hei...
Apa peranmu? Hei! Apa peranmu?”teriak Do Ha. Hye Jun hanya berjalan berlalu.
Di sebuah
depan gudang, mobil putih yang panjang mewah pun datang. Hye Jun dengan pakaian
jasnya sebagai orang kaya pun turun dari mobil. Beberapa anak buahnya pun
membungkuk memberikan hormat. Ia pun masuk ke sebuah gudang dengan gagah.
Do Ha
yang digantung pun bisa melihat Hye Jun yang datang dan langsung mengumpat. Hye Jun pun marah dan mengambil kayu lalu
siap memukul Do Ha, tapi malah
melemparnya. Do Ha sudah ketakutan.
Hye Jun
mngeluh kalau menganggap sebagai preman yang Memukul orang dengan kayu. Do Ha
mengeluh kalau dialognya tak begitu. Hye Jun langsung meminta maaf karena tak
sesuai skenario. Do Ha mengeluh kalau Berakting dengan pemula membuatnya kesal.
“Hye-jun...
Ini bagus.” Ucap Sutradara. Do Hae mengeluh kalau Hye Jun terlalu menonjol dan
ia adalah pemeran utamanya.
“Dia
harus menonjol agar kau bisa mencolok. Lalu, kau akan lakukan apa?” ucap
Sutradara.
“Lepaskan
tali dan hajar sampai mati dengan tangan akan buat karakterku tampak lebih
jahat.” Ucap Hye Jun. Sutrdara langsung setuju.
“Mari
kita coba. Lepaskan talinya.” Ucap Sutradara dan Hye Jun sudah siap untuk
memukul Do Ha. Do Ha pun ketakutan karean seperti balasan padanya.
“Menjadi seperti orang di depanku adalah
mimpiku selama ini. Kami bertemu lagi, tapi aku berbeda dengan sebelumnya. Hari
ini aku sadar. Alasan aku sangat ingin menjadi aktor. Bagi aktor, sendok hanya
alat makan.”
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar