PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Kurasa
aku suka.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha bingung bertanya suka apa.
“Kurasa
aku menyukaimu.” Akui Hye Jun. Jeong Ha terdiam sejenak mendengar pengakuan Hye
Jun. Hujan turun makin deras
[AKU AKAN
MENJADI CAHAYA YANG MEMBIMBINGMU]
Jeong Ha
melihat tatapan Hye Jun seperti sedang tak sadarkan diri lalu merasa kalau
sudah menduga akan seperti ini. Hye Jun
menahan Jeong Ha pergi lalu melepaskan jasnya dan mereka pun berlari mencari
tempat berteduh.
Didepan
minimarket, keduanya terlihat gugup. Jeong Ha akhirnya memberitahu kalau Ada
payung di rumahnya. Hye Jun kaget Jeong Ha mengajak untuk kerumah, akhirnya
mereka pun masuk ke dalam rumah Jeong Ha dengan jendela yang basah karena
hujan.
Di rumah
Tuan Sa
sibuk memperbaiki pintu lemari dapur, Nyonya Han yang melihatnya memuji kalau
Tuan Sa terlihat dapat diandalkan saat memperbaiki hal-hal seperti ini. Tuan Sa
pikir istirnya Hanya memuji saat berlaku
baik padanya.
“Kau tak
hanya berlaku baik padaku. Ini demi keluarga. Tapi Ayah makan malam lebih awal
dan terus diam di kamar. Apa Mungkin dia pergi?” ucap Nyonya Han khawatir
“Mau ke
mana semalam ini?” kata Tuan Sa. Nyonya Han melihat ke arah kamar terlihat
sangat khawatir.
Sementara
di kamar, Kakek Sa berusaha berbaring tapi badanya merasa sakit dan sangat
lelah sekali. Ia pun berpikir kalau karena sudah lama tak menggunakan otot lalu
bangun ingin tahu Sekarang sudah pukul berapa. Tuan Sa masuk kamar melihat
ayahnya yang ada dikama.
“Tentu
saja. Ayah tak ke mana-mana.” Ucap Kakek Sa menahan rasa sakitnya.
“Apa kau Habis
dari klub tari?” tanya Tuan Sa. Kakek Sa menjawab tidak. Tuan Sa melihat
ayahnya yang kesakitan tahu kalau Pasti habis menari.
“Kau
benar-benar tak mengenal ayah” ucap Kakek Sa lalu keluar kamar. Tuan Sa curiga
bertanya mau ke mana?
“Minum.
Apa kau Mau ikut?” keluh Kakek Sa kelas. Tuan Sa akhirnya ingin memperjelas
sekali lagi.
“Aku tak
mau melihat Ayah jika membuat masalah lagi.” Ucap Tuan Sa
“Percayalah
pada ayah. Ayah tak akan mengecewakanmu.” Tegas Kakek Sa. Tuan Sa pun yakin
Pasti ada sesuatu.
“Tidak
ada!” tegas Kakek Sa tapi Tuan Sa yakin ada sesuatu.
Hye Jun
mengeringkan rambut di dalam kamar mandi dengan hair dryer. Jeong Ha bertanya
apakah Sudah selesai. Hye Jun langsung membuka pintu dan Jeong Ha kaget
langsung memalingkan wajahnya. Hye Jun heran melihat Jeong Ha yang kaget.
“Itu…
Biasanya setelah mengetuk, pengetuk yang membuka pintu. Namun, kau yang membuka
pintu terlebih dulu. Aku tak menduganya. Aku terkejut.” Ucap Jeong Ha gugup.
“Caramu
menjawab terlalu tulus. Aku tak suka.” Komentar Hye Jun. Jeong Ha pikir Jika
tak suka, Jeong ha bisa keluarlah dari rumahya.
Hye Jun
mengerti dan keluar dari kamar mandi. Jeong Ha hanya bisa tersenyum melihat
tingkah Hye Jun.
Jas yang
Hye Jun masih meneteskan air. Keduanya duduk di ruangn tengah sambil meminum
minuman hangat, suasana terasa canggung. Hye Jun melihat di bagian rak ada
banyak gambar dalam figura lalu bertanya apakah itu semua Jeong Ha.
“Ya.
Ayahku menggambarnya untukku.” Ucap Jeong Ha. Hye Jun pikir Ayah Jeong ha itu seorang pelukis.
“Bukan. Ayah
mengajar cara menggambar untuk pemula di Daejeon. Dia Mengajar di pusat budaya
juga.” Kata Jeong Ha
“Aku
boleh lihat?” tanya Hye Jun. Jeong Ha menganguk dan Hye Jun pu berdiri melihat
gambar dalam figura.
“Ini saat
usia berapa?” tanya Hye Jun melihat sebuah gambar anak kecil. Jeong Ha
menjawab Setelah ulang tahun pertama.
“Ini
terlihat melankolis.” Komentar Hye Jun pada foto lainya. Jeong He
menceritakan Ibunya menikah lagi saat
itu.
“Kau tahu
apa yang sulit saat orang tua bercerai? Aku tak mau beri tahu.”ucap Jeong Ha
“Kenapa
bertanya jika tak mau beri tahu?” keluh Hye Jun. Jeong Ha pikir Tak bisa beri tahu semudah itu karena belum terlalu dekat.
“Baiklah.
Aku harus pergi sekarang.” Kata Hye Jun akan mengambil tas dan bajunya.
Jeong Ha
mengejek kalau Hye Jun pasti kesal. Hye Jun menyangkalnya karena menurutnya
mereka belum terlalu dekat jadi tak harus kesal. Jeong Ha tahu kalau Hye Jun itu kesal. Hye
Jun tetap menyangkalnya. Jeong Ha yakin Hye Jun kesal. Akhirnya Hye Jun mengaku
kalau memang kesal.
“Terasa
berlebihan jika terlalu banyak informasi sejak awal. Aku beri tahu sedikit demi
sedikit.” uacp Jeong Ha
“Apa Bisa
kuanggap sebagai jawaban pernyataanku?” kata Hye Jun. Jeong Ha bingung apa
maksudnya "Pernyataan"?
“Aku
menyatakan perasaanku tadi.” Kata Hye Jun blak-blakan. Jeong Ha meminta agar
menunggu lalu bergegas masuk kamarnya.
“Kupikir
kata "pernyataan" hanya bisa didengar di lirik lagu... Ayo..
Tenangkan diri. Hidup bukan lagu. Keadaan sekarang sudah cukup. Memulai
hubungan baru bukan ide bagus. An Jeong-ha, kau tak boleh biarkan ini terjadi.”
Ucap Jeong Ha mencoba menenangkan dirinya.
“Kakek
dapat pujian dari pengajar hari ini. “ cerita kakek Sa. Hye Jun pun memuji
kalau itu Bagus sekali.
“Aku
diminta menyerahkan foto. Mereka akan kirim ke perusahaan iklan. Aku tak ingat
istilahnya. Pro… Pri… Tak ingat. Aku mencatatnya.” Kata Kakek Sa
“Portofolio.”
Kata Hye Jun tersenyum. Kakaek Sa membenarkan dan mencoba mengulanginya tapisusah
sekali diucapkan.
“Jangan
khawatir. Aku akan urus semuanya. Kakek hanya perlu ikuti perintahku. Baiklah.
Karena sudah melapor, aku tidur dulu.” Ucap Kakek Sa. Hye Jun pun mengucapkan
Selamat tidur untuk kakeknya.
Hye Jun
pun akan pergi. Jeong Ha berdiri didepanya.
Hye Jun bingung sedang apa Jeong Ha didepannya. Jeong Ha pikir akan mengantar
sampai depan. Hye Jun ingin tahu alasanya. Jeong Ha pikir Jika Hye Jun pergi
tutup pintu, maka ia akan tinggal sendiri.
“Tapi
saat masuk sendiri, tak apa-apa?” kata Hye Jun. Jeong ha pikir Tak apa-apa
karena sudah terbiasa.
“Tak
boleh.” Kata Hye Jun akhirnya membalikan tempatnya berdiri. Hye Jun bingung
bertanya memangnya kenapa.
“Mengantarmu
jadi sia-sia.” Ucap Hye Jun. Jeong Ha pikir Memang apa gunanya
“Pastikan kau sampai rumah dengan aman.” Kata Hye Jun. Jeong Ha pun tak bisa berkata-kata melihat Hye Jun memakai sepatunya.
“Ini
harus diselesaikan. Aku harus menolak dengan tegas.” Gumam Jeong Ha dan
akhirnya berani bertanya.
“Jadi, bagaimana dengan kita? Maksudku, pembicaraan kita terhenti tadi.” Ucap Jeong H
“Katamu mau pelan-pelan saling mengenal. Bukankah itu penolakan halus?” kata Hye Jun santai
“Bukan
begitu. Aku juga menyukaimu.” Akui Jeong Ha akhirnya tak bisa menolak Hye Jun
“Apa yang
terjadi setelah bilang, "Aku juga menyukaimu"?” tanya Hye Jun. Jeong
Ha gugup mengaku tak tahu dan meminta agar memberitahukanya.
“Berpacaran.”kata Hye Jun tersenyum lalu keluar dari rumah. Jeong Ha yang mendengarnya hanya bisa bergumam “Aku kalah.”
Hye Jun berjalan
keluar dari rumah. Jeong Ha tiba-tiba berjalan disampingnya. Ia meminta agar
bisa merias Kakek saat membuat portofolio dan bertanya apakah Terlalu ikut
campur. Hye Jun pikir tidak bahkan berterima kasih jika Jeong ha mau.
“Kalau
begitu, aku mau. Aku butuh idola baru setelah berhenti mengidolakanmu. Bangun
rasa pada idola itu hal terbaik. “ kata Jeong Ha
“Lakukan
sesukamu.” Ucap Hye Ju. Jeong Ha pun mengucapkan Terima kasih. Hye Jun akhirnya
berjalan meninggalkkan Jeong Ha sambill berguma.
“Apa hari ini Jeong-ha terus berdiri sampai aku menghilang? Rasanya ingin menoleh ke belakang, tapi tak aku lakukan. Seharusnya aku berbalik dan menatapnya.” Gumam Hye Jun terus berjalan ke halte bus dengan senyuman.
Didalam
bus, Hye Jun masih tersenyum mengingat kejadianya dengan Jeon Ha. Saat itu
Nyonya Lee mengirimkan pesan [Kudengar kau terluka? Aku di kedai kopi dekat
rumahmu.] Hye Jun pun akhirnya turun dari bus.
“Seharusnya
awal hubungan kami dibuat lebih intim. Saat itu, aku tak tahu kami akan berakhir
seperti ini.” Gumam Hye Jun.
Di dalam
cafe, Nyonya Lee kaget melihat plester yang ada didahi Hye Jun dan mengaku
terkejut saat dengar Hye Jun terluka dan tak beri tahunya, lalu dengan panik
bertanya apakah sudah periksa ke rumah sakit. Hye Jun mengeluh Pertanyaanya
terlalu banyak.
“Jawabannya,
semua sudah berlalu. Kenapa datang? Harusnya telepon saja.” Ucap Hye Jun
“Aku mau
periksa kondisimu dan berbagi kabar baik.” Ucap Nyonya Lee penuh semangat
“Apa Aku
dapat perannya?” tanya Hye Jun. Nyonya Lee membenarkan lalau dengan wajah penuh
semangat kalau ini Luar biasa
“Sepertinya
kita akan sukses. Ini menakutkan, semuanya berjalan lancar.” Kata Nyonya Lee
“Itu karena
kau bekerja dengan baik.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun bertanya Hye Jun dari
mana.
“Ada yang
ingin aku katakan. Aku belum beri tahu ini pada siapa pun.” Ucap Hye Jun.
Jeong Ha
baru saja selesai mandi, menerima pesan dari Hae Hyo [Apa ini terlalu larut?
Aku penasaran. Kau sudah tak di lokasi syuting, 'kan?] Ia hanya bisa tersenyum
membaca pesanya.
Hae Hyo
sedang dikamarnya membuka ponselnya, Jeong Ha membalas [Aku sudah di rumah.
Selamat malam.] Wajah Hae Hyo tersenyum bahagia membacanya.
“Kau tak
mau bicara denganku, 'kan?” ucap Hae Hyo lalu membalasnya [Ya. Selamat malam
juga.]
Hae Hyo
pagi hari sudah pergi ke pasar bunga, menyapa seorang bibi Si bibi melihat Hae
Hyo terlihat bahagia memuji kalau makin tampan. Hae Hyo bertanya apa Ada bunga
tulip kuning. Sibibi bertanya apakah ini untuk pacarnya. Hae Hyo hanya bisa
tersenyum.
Nyonya
Kim tersenyum bahagia melihat bunga tulip kuning diatas meja, memuji kalau
Cantik sekali. Ia pun melihat kalau Telur dadar buatan Hae Hyo terlihat sedikit
berbeda. Hae Hyo membeirtahu kalau sudah menambah tahu dan tuna.
“Ibu suka
jika kau lakukan ini saat ayahmu dalam perjalanan bisnis. Kau Dapat diandalkan.
Ini keunggulan membesarkan putra.” puji Nyonya Kim . Hae Hyo hanya bisa
tersenyum.
“Ibu, ini
hanya akan menguntungkan wanita yang akan dinikahi Hae-hyo.” Komentar Hae Na
“Ini
saling menguntungkan. Saat kakakmu punya pacar dulu, dia berlaku baik pada ibu
juga. Ibu juga menyukai wanita itu.” Kata Nyonya Kim yakin
“Dia bisa
saja menikahi gadis yang Ibu tak suka.” Komentar Hae Na. Nyonya Kim yakin Itu
tak mungkin terjadi.
“Kau
lebih mengkhawatirkan. Seleramu tak konsisten.” Ucap Nyonya Kim
“Hae-hyo,
bagaimana dengan sirop?” kata Hae Na. Hae Hyo mengeluh menyuruh agar ambil
sendiri.
“Apa Kau
tak mau dengar pujian bahwa perjamuanmu sempurna?” ucap Hae Na. Hae Hyo pun
menolaknya.
“Ini Tak
mempan... Oppa.... Hae-hyo! Sirop... Aku mau sirop.” Ucap Hae Na dengan gaya
aegyo.
“Jangan
lakukan itu! Astaga.” Keluh Hae Hyo kesal dan akhirnya pergi kedapur.
“Tadi kau
agak aneh. Kenapa ubah topik?” ucap Nyonya Kim curiga. Hae Na menyangkalnya
menutupi rasa gugupnya.
“Siapa
yang mau memacarinya? Kasihan pacarnya. Dia hanya memikirkan diri sendiri.”
Ucap Hae Hyo
“Dia
cantik... Cantik dan reputasi keluarga baik. Tak kurang apa pun.” Ucap Nyonya
Kim. Hae Na mengeluh kalau Ibunya membuatnya merinding.
“Makanlah
salad dengan keju ricotta. Ini tak mengandung protein.” Kata Nyonya Kim. Hae
Hyo menganguk mengerti.
“Apa Kau
langsung ke lokasi syuting setelah dari salon?” tanya Nyonya Kim. Hae Hyo yang
mendengarnya mengeluh dengan sikap ibunya.
“Seorang
penolong yang tulus dan setia.” Kata Nyonya Kim. Hae Na pikir Bukan penolong,
tapi menara kontrol. Nyonya Kim pun membenarkan.
“Pergilah
ke salon dan jaga tingkah lakumu. Ini saatnya kau naik satu tingkat. Jangan
sampai kau dihujat.” Ucap Nyonya Kim menasehati
“Bagaimana
jika aku sungguh berpacaran?” kata Hae Hyo. Nyonya Kim pikir itu bahan hujatan.
“Nak, ini
pagi yang indah. Ibu suka sarapan yang kau siapkan untuk membuatku senang.
Kuharap suasana pagi ibu bisa terus bertahan dengan ini.” Kata Nyonya Kim. Hae
Na pun menjawab Amin.
Di dalam
mobil. Hae Hyo tersenyum bahagia duduk disamping managernya. Managernya
berkomentar kalau Belakangan Hae Hyo terlihat sangat bersemangat. Hae Hyo pun
hanya tersenyum dan seperti tak ngubrisnya.
“Aku tahu
bunga itu untuk siapa, tapi jangan berikan.” Ucap Manager. Hae Hyo bingung
ingin tahu alasanya.
“Jika kau
berikan, hubungan dimulai.” Kata Manager. Hae Hyo pikir Managernya itu terlalu
berpikir jauh.
“Kau Tak
bisa mulai sendiri.” Ucap Hae Hyo. Managernya yakin Tak akan ada yang menolak Hae Hyo dan
berpesan agar Jangan menyakiti perasaan orang.
Direktur
memberikan name tag pada Jeong Ha memberikan Selamat karena sudah naik pangkat
menjadi penata rias dan meminta agar bisa menariklah banyak pelanggan baru.
Jeong Ha pun berjanji kalau akan berusaha.
“Berusahalah
akur dengan Bu Jin-ju.” Ucap Direktur. Jeong Ha menganguk mengerti. Direktur pun keluar dari ruangan.
“Apa Kau
lihat kuas yang sudah aku rapikan?” kata Su Bin mendekati Jeong Ha.
“Sudah
lihat. Kau melakukannya dengan baik.” Ucap Jeong Ha tersenyum bahagia. Su Bin
ingin melihat name tag tertulis "Penata Rias An Jeong-ha". Keren
sekali!
“Kau
Terlihat bahagia sekali. Su-bin, aku yang mengizinkanmu menjadi asisten di tim
kami.” Ucap Jin Ju datang dengan tatapan sinis
“Aku akan
melakukan yang terbaik dan melayani kalian berdua sebaik mungkin.” Ucap Su Bin
“Kau
bilang "Kalian berdua"?Apa Ini sudah dicuci?” ucap Jin Ju mengambil
salah satu kuas. Su Bin menjawab kalau sudah sterilkan juga.
“Apa Sudah
bilas dengan kondisioner?” tanya Jin Ju sengaja memegang bagian kuas yang masih
terasa kasar.
“Maaf.
Aku belum mengajarinya.” Ucap Jeong Ha. Su Bin membela kalau Jeong-ha sudah
menyuruhnya tapi lupa dan meminta maaf.
“Apa-apaan ini?Apa kau Berusaha saling
melindungi atau apa? Ini Konyol sekali. Cepat Cuci lagi!” ucap Jin Ju. Su Bin
langsung menjawab Oke!
“Kau
bilang "Oke"? "Oke"? Kau main-main denganku? Ini tempat
kerja!” ucap Jin Ju marah. Jeong Ha dan Su Bin hanya bisa tertunduk.
“Su-bin,
beberapa hari yang lalu, kau bilang kepadaku bahwa kau sangat menyukaiku dan
akan mengikutiku. Namun, kau langsung mengkhianatiku?” sindir Jin Ju. Su Bin
mengaku bukan seperti itu.
“Ya. Tak
begitu, 'kan? Kau harus menepati kata-katamu.” Ucap Jin Ju menyindir dan
langsung beranjak pergi.
“Jeong-ha,
aku tak pernah mengatakan itu.” Ucap Su Bin menangani. Jeong Ha mengaku tahu.
“Serahkan
kuas padaku. Ada yang harus aku cuci.” Ucap Jeong Ha lalu pergi ke tempat cuci
kuas.
Jeong Ha
sedang merapihkan kuas lalu kaget melihat Hae Hyo datang bertanya sejak kapan
di sini. Hae Hyo datang membawakan
bunag, Jeong Ha kaget bertanya Ada apa. Hae Hyo mengaku Sekalian beli untuk
ibunya. Jeong Ha mencium dan mencium wanginya Harum.
“Apa kau Suka
bunga?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menjawab tidak. Wajah Hae Hyo langsung berubah.
Jeong Ha tersenyum mengaku suka.
“Dari
cemberut langsung tertawa. Apa Kau dimarahi lagi?” kata Hae Hyo
“Kau
bilang "Lagi"? Kau pikir aku terus dimarahi? Aku menjadi penata rias
secara resmi.” Ucap Jeong Ha memberikan name tagnya.
“Bagus
sekali... Ini Sudah kuduga, pemilihan waktuku tepat. Aku bawa bunga untuk
menyelamatimu.” Ucap Hae Hyo bangga. Jeong Ha pikir kalau sudah terlambat.
“Apa kau
Mau makan malam bersama? Aku traktir untuk merayakan ini.” Kata Hae Hyo
“Aku ada
janji malam ini dengan Hye-jun.”ucap Jeong Ha. Hae Hyo bingung bertanya Ada apa di antara kalian,
apakah Kencan.
“Hari ini
bukan kencan. Aku mau bantu kakeknya membuat portofolio.” Ucap Jeong Ha.
“Jika
hari ini bukan kencan, lalu besok?” tanya Hae Hyo. Jeong Ha menjawab Bisa jadi
begitu dengan senyuman.
Hae Hyo
pun curiga bertanya apakah mereka berpacaran. Jeong ha mengaku sudah memutuskan
untuk tak berpacaran dengan Hye Jun tapi tak bisa lalu bertanya Apa melakukan
hal yang benar, Hae Hyo pkir Jeong Ha itu sungguh lucu.
“Sebelumnya
kau bilang, saat fantasi bertemu kenyataan, keadaan akan kacau.Apa Kau ingat
itu?” ucap Hae Hyo
“Ingat. Baguslah.
Kau punya bahan olok-olok selama sejuta tahun. Aku juga tak bisa berbuat
apa-apa.” Kata Jeong Ha pasrah.
“Apa
Kalian akan berpacaran selama sejuta tahun?” ejek Hae Hyo. Jeong Ha mengeluh
agar Berhenti mengolok-oloknya lalu berjalan pergi.
“Padahal
aku tak mengolok-olok.” Kata Hae Hyo menatap sedih melihat Jeong Ha yang pergi.
Hye Jun
sibuk olahraga di taman sambil mendengarkan musik, Jin U menelp meminta agar Nanti
datanglah ke studio bersama Kakeknya. Hye Jun pikir memina agar Pinjamkan saja
kameranya karena pasti tak bisa pinjamkan studio seenaknya.
“Aku sudah
dapat izin dari bos. Astaga. Orang yang rewel meski akan dibantu sepertimu
sungguh harus dibantu.” Ucap Jin U. Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih.
“Kau
memotivasiku untuk membuka studio sendiri.” Ucap Jin U. Hye Jun pun bertanya
apakah Uangnya sudah terkumpul.
“Studio
tak dibuat dengan uang tabungan, tapi dengan uang ayah atau bank.” Kata Jin U.
Hye Jun hanya bisa tersenyum mendengarnya.
Di rumah,
Nyonya Han sibuk mengelurkan kimchi. Tuan Sa mengaku Padahal sudah sarapan, tapi makan dengan
masih lahap lalu memuji kalau Nyonya Lee yang pintar masak. Nyonya Lee pun
berkomentar Reaksi Tuan Sa bagus dan
berjanji besok akan membuatkan lagi.
“Padahal
buchimgaecocok diminum dengan makgeolli. Apa tak ada?” ucap Nyonya Lee seperti
sengaja memperlihatkan gelang yang dipakainya.
“Kalau
Ada pun tak akan kuberikan. Tak baik minum miras pagi-pagi. .” Ucap Nyonya Kim
“Aku dan
Yeong-nam harus pergi kerja Kenapa egois
sekali?” kata Tuan Kim
“Aku tak
ajak minum sampai mabuk, hanya untuk mencairkan suasana. Kita benar-benar tak
cocok.” Keluh Nyonya Lee
“Lihatlah
Yeong-nam. Tutur katanya sangat halus. Dia tak begitu padaku.” Keluh Tuan Nam
“Ya. Kau
tak boleh diam saja mendengar orang lain memujiku. Itu fakta.” Komentar Nyonya
Han.
“Kau juga
selalu memarahiku.”keluh Tuan Sa. Tuan Kim pun memarahi istrinya karena bicara
omong kosong dan buat mereka bertengka
“Kami tak
bertengkar.” Ucap Nyonya Ha. Nyonya Lee heran kalau Nyonya Han yang ikut campur
dan dimaki?
“Itu
bukan makian.” Kata Tuan Sa. Nyonya Le melihat keduanya benar-benar cocok.
Nyonya Han dan Tuan Sa langsung menjawab tidak seperti itu.
“Rupanya
tak cocok.”ucap Nyonya Lee. Akhirnya Nyonya Han melihat gelang yang dipakai
Nyonya Lee dan memujinya kalau cantik.
“Aku baru
beli ini. Ini tiruan barang bermerek, tapi mahal.” Ucap Nyonya Lee bangga
“Kau bisa
beli barang bermerek. Uangmu banyak.” Koemntar Nyonya Han.
“Keluargamu
pasti akan hidup enak jika ayah mertuamu tak boros. Bukan begitu?” kata Nyonya
Lee
“Lebih
nyaman jika menganggap itu bukan milik kami sejak awal.” Kata Nyonya Han.
Saat itu
Hye Jun datang. Nyonya Lee senang
melihat Hye Jun karena sudah lama tak bertemu dan kaget melihat luka didahi
lalu bertanya Ada apa dengan wajahnya. Hye Jun menjawab kalau Terluka saat
syuting. Tuan Sa yang melihatnya hanya terdiam tapi terlihat khawatir.
“Bagaimana
kau bisa tetap keren dengan plester di wajahmu.” Puji Nyonya Lee
“Ayah,
aku butuh mobil malam ini.” Ucap Hye Jun. Nyonya Lee pun ingin tahu Mau ke mana
malam ini
“Kenapa
kau bertanya? Dia pergi karena ada tempat yang dituju. Hye-jun, apa Park Do-ha
aslinya tampan?”ucap Nyonya Lee penasaran. Hye Jun menganguk.
“Apa kau
bisa minta tanda tangannya?” kata Nyonya Lee. Hye Jun mengaku tak bisa karena tak
dekat dengannya.
“Rupanya
menjadi bintang membuat dia sombong.” Keluh Nyonya Lee. Hye Jun mengaku bukan
seperti ini dan akhirnya pamit masuk ke dalam kamar.
Nyonya
Lee langsung bergosip menurutnya Do Ha tak seperti itu tapi digosipkan
berperilanya kasar bahkan putus dengan Lee Mun-jeong karena selingkuh. Bukan hanya
satu wanita, tapi banyak. Tuan Kim mengeluh istrinya yang selalu membicarakan
pesohor.
“Apa Kau
tak punya kegiatan lain?” keluh Tuan Kim. Nyonya Lee merasa tak ada yang salah
karena Ini menyenangkan.
“Hanya
melihat orang tampan dan cantik sudah menyenangkan. Lebih menyenangkan lagi jika
dibicarakan. Katanya para pesohor lebih suka dihujat daripada diacuhkan.” Ucap
Nyonya Lee
“Tak
mungkin. Jika bukan kelainan, tak akan ada yang suka dihujat.” Kata Nyonya Han
“Mereka
hanya mengada-ada karena merasa bersalah jika menghujat.” Ucap Tuan Sa
“Kalian
benar-benar menyinggungku dengan sarkasme. Apa yang kau lakukan? Kenapa tak
membelaku?” keluh Nyonya Lee pada suaminya
“Yeong-nam,
sudah saatnya kita pergi kerja.” Ucap Tuan Kim. Tuan Sa hanya bisa tertawa dan
akhirnya beranjak pergi.
Tuan Sa
masuk kamar anaknya, bertanya Hye Jun mau pergi ke mana lagi. Hye Jun menjawab
kalau Kerja paruh waktu. Tuan Sa kesal karena Hye Jun yang masih kerja paruh waktu, padahal Katanya
sedang syuting film dan berpikir kalau kerja tanpa dibayar.
“Aku akan
dapat uang setelah selesai syuting. Apa Ayah harus bicara begitu kepadaku sebelum
bekerja?” keluh Hye Jun kesal
“Ayah
kesal karena melihat dahimu. Lalu Kakek pergi ke mana? Beri tahu ayah jika ada
yang aneh. Dia tak boleh dibiarkan buat onar.” Ucap Tuan Sa
“Sampai
kapan Ayah akan mengungkit masa lalu?” keluh Hye Jun. Tuan Sa yakin Orang tak berubah.
Kakek Sa
pergi ke ruangan latihan, guru datang melihat kakek Sa berpikir kalau Hari ini
tak ada kelas. Kakek Sa pun berhenti berdiri tegak mengaku datang untuk
berlatih. Pelatih pikir Jika dari awal terlalu banyak berlatih, maka ototnya
akan terkejut.
“Ini
bukan kali pertamaku menggunakan tubuhku. Dulu aku suka menari.” Ucap Kakek Sa
bangga
“Pantas
saja. Kau sangat lentur. Ototmu juga sedikit terlihat.” Puji pelatih.
“Selain
itu, cucuku membayar biaya kursus di sini. Seharusnya kakek yang merawat
cucunya, tapi malah cucu yang merawat kakeknya.” Kata Kakek Sa
“Sempat-sempatnya
kau membanggakan cucumu.” Ucap Pelatih. Kakek Sa memberitahu kalau Hari ini dia
akan memotretnya juga.
Hye Jun
menjadi pegawai di kedai sandwich. Jin U datang mengaku datang sebagai pembeli.
Hye Jun bertanya apakah ada pemotretan. Jin U menjawab bukan tapi rapat sebelum
pemotretan. Hye Jun pun bertanya mau berapa banyak. Jin U pun menjawab Sepuluh.
“Untuk
Menu... Karena aku suka daging, aku prioritaskan menu dengan daging.” Ucap Hye
Jun. Jin U pun meminta Satu roti lapis klub untuknya.
“Apa Kau
tak apa-apa? Park Do-ha ramai dibicarakan.” Ucap Jin U sibuk melhat ponselnya.
“Itu sering
terjadi. Apa Dia rilis video musik?” tanya Hye Jun sibuk membuat sandwich.
“Ini
keyword "Park Do-ha, Americano." "Park Do-ha, tindak
kekerasan." Dia di mana-mana. Ini tak akan memengaruhi film kalian, 'kan?”
ucap Jin U memperlihatkan ponselnya.
“Entahlah.” Kata Hye Jun. Jin U meminta agar menanyakan pada Nyonya Lee
“Jika dia
dalam masalah, film kalian akan kena dampaknya.” Ucap Jin U. Hye Jun
mengeluarkan ponselnya.
Hye Jun
langsung meneriman pesan dari Nyonya Lee [Hari ini pun bekerja keras. Menakutkan
karena ini berjalan lancar. Semangat!] Lalu memberitahu Jin U kalau Lee Min-jae yang selalu muncul saat
dibicarakan. Jin Ju memuji Hye Jun kalau punya manajer yang hebat.
“Aku
terpilih membintangi miniseri.” Ucap Hye Jun bangga. Jin U senang mendengarnya.
“Kutraktir
roti lapis. Kubuat kau terlihat baik di depan bosmu.” Ucap Hye Jun. Jin U pun
mengucapkan Selamat.Hye Jun pun mengucapkan Terima kasih.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... First Love
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar