PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hae Hyu
berjalan dengan Hye Jun bertanya Hari ini ada masalah apa. Hye Jung pikir akan
merasa kesal jika mengungkitnya. Hae Hyu pun meminta agar memberi tahu saat sudah tak kesal lagi. Hye Jun pun
bertanya apakah Sudah ada kabar mengenai audisi film.
“Belum.
Kau sudah dihubungi?” ucap Hae Jun. Hae Hyu mengaku Belum dan
penasaran apakah Hae Jun terpilih.
“Menurutmu
salah satu dari kita akan terpilih?” tanya Hae Hyu. Hye Jun yakin benar
membenarkan
“Jika kau
terpilih, aku ikut senang.” Ucap Hye Jun. Hae Hyu pikir itu pasti. Hye Jun pun juga
begitu.
“Aku akan
pergi wajib militer jika gagal. Aku sudah mencoba sebisaku.” Kata Hye Jun
“Kita
janji wajib militer bersama.” Kata Hae Hyu kaget. Hye Jun mendengar kalau
Orang-orang bilang, temannya akan berubah seiring usia dan Mengikuti keadaan.
“Kita tak
termasuk. Kita tahu itu berbeda sejak awal.” Ucap Hae Hyu. Hye Jun pikir itu benar.
“Jika
hubungan kita berubah, itu bukan karena keadaan, tapi kehilangan kepolosan.”
Ucap Hye Jun. Hae Hyu menatapnya.
“Kenapa
menatapku begitu?” kata Hye Jun heran. Hae Hyu menatap temanya dan langsung
mengatakan “Aku mencintaimu.”
“Hentikan...
Hentikan! Hei! Dasar gila!” teriak Hye Jun langsung berlari kabur. Hae Hyu
tertawa mengatakan suatu hari pasti akan melakukan. Hye Jun pun melambaikan
tangan pamit pergi.
Su Bin
memegang kamera lalu berkomentar kalau Muka Jeong Ha itu berantakan sekali.
Jeong ha mengeluh kalau Komentar Su Bin itu
bagus sekali, Su Bin bertanya Apa tak boleh mengatakannya. Jeong Ha
pikir tak masalah karena Bisa disunting.
“Aku
yakin kalian pernah kaget saat melihat dirimu sepulang kerja. Lalu tiba-tiba,
kalian ada janji setelah itu. Tenang saja. Bisa dirias kembali. Aku akan
memberi tahu cara merias yang mudah.” Ucap Jeong Ha.
“Ini Jauh
lebih baik, 'kan? Kalian harus ingat ini. Pakai glitter di bawah mata. Lalu,
celak dan lip tint ” ucap Jeong Ha memberikan tips. Su Bin senang membuatnya.
“Coba
Lihat! Besok aku akan bertemu Hye-jun! Aku juga lapar! Ayo cepat masuk.” Kata
Jeong Ha bahagia. Akhirnya Su Bin pun akhirnya masuk ke rumah Jeong Ha.
Jeong Ha
membakar daging dirumahnya, Su Bin terlihat bahagia dan bertanya apakah sudah
boleh dimakan. Jeong Ha menganguk. Su Bin pun bahagia dan mulai makan dengan
mencampurnya, lalu berkomentar kalau Kombinasi ini enak sekali.
“Rasa
sedap dari daging, rasa gurih dari keju, dan rasa kimchi yang menyegarkan.”ucap
Su Bin bahagia.
“Setelah
ini, aku buatkan nasi goreng kkakdugi. Enak sekali.” kata Jeong Ha bangga
“Saat
kali pertama melihatmu, aku pikir kau pelit. Kau selalu memilih makan di
rumah.” Komentar Su Bin
“Karena itu
aku bisa membeli rumah ini. Tentu saja, bank yang memiliki sebagian besar rumah
ini.” Kata Jeong Ha
“Kau
bahkan tak tahu apa yang akan terjadi besok. Bagaimana bisa kau ambil KPR 30 tahun?
Aku tak bisa mengerti.” Komentar Su Bin
“Itu
karena kau tak pernah hidup tanpa rumah. Kau akan merasa aman jika berada di
rumahmu sendiri. Karena itu, kunamai saluran Youtube-ku Aku Suka Stabilitas.”
Kata Jeong Ha
“Menikahlah
jika kau suka stabilitas.” Ucap Su Bin. Jeong Ha menegaskan Tidak akan.
“Apa Kau
takkan menikah meski Hye-jun yang melamarmu?” tanya Su Bin. Jeong Ha
menegaskan tak bisa membuang prinsipnya hanya
karena Hye-jun.
“Lalu,
kenapa kau suka dia?” tanya Su Bin. Jeong He menegaskan Hanya cinta yang
membuatnya senang hanya dengan memikirkannya.
“Aku
hanya mau merasakannya, tak mau berpacaran.” Ucap Jeong Ha. Su bin pikir Cinta dan miras berjalan seiring dan
menawarkan miras.
“Tak ada.
Aku tak minum jika besoknya bekerja.” Kata Jeong Ha. Su Bin pikir Jeong Ha terlalu
memikirkan diri sendiri.
“Ya,
benar. Setelah keluar dari perusahaan, aku memutuskan untuk hidup sesukaku.
Hiduplah sesukamu. Korea terlalu berorientasi pada keluarga.” Ucap Jeong Ha.
Hye Jun
berjalan pulang terlihat tulisan didepan toko [KEBAHAGIAAN HARI DEMI HARI] dan
melihat tak ada surat di kotak posnya. Saat itu Tuan Sa sedang sibuk membuat
membuat pintu melihat anaknya berkomentar kalau Hye Jung bahkan bisa bernyanyi.
“Apa kau Dari
tempat yang menyenangkan?” ucap Tuan Sa sinis. Hye Jun menjawab kerja paruh
waktu.
“Kerja
paruh waktu apa? Apa yang kau lakukan sehari-hari?” ucap Tuan sa sinis. Hye Jun
pun bertanya balik Ayah sedang apa
“Jadi,
kau tak mau menjawab pertanyaan ayah? Ayah membuatkan daun pintu baru untuk
kamar Gyeong-jun.” kata Tuan Sa. Hye Jun hanya terdiam dan akhirnya masuk
rumah.
Hye Jun
terdiam melihat pintu kamarnya yang sudah berlumut dibagian bawah lalu kakaknya
keluar kamar terlihat pintunya masih bagus. Gyeong Jun pun menyapa adiknya yang
sudah pulang. Nyonya Han menarik anaknya kalau ingin bicara.
“Ada apa?
Bicara saja. Aku sangat lelah.” Ucap Hye Jun. Nyonya Han mengaku Ayahnya tak boleh tahu dan mengajak sebentar
saja.
Nyonya
Han pun mengajak ke dapur memberikan surat
PANGGILAN WAJIB MILITER dan ingin tahu Apa yang akan dilakukan dan Kali
ini harus pergi. Hye Jun menganguk
mengerti. Nyonya Han memuji pilihan
anaknya.
“Tapi
Ibu, aku baru saja mengikuti audisi film. Jika lolos, akan kuanggap sebagai
kesempatan terakhirku, dan akan menundanya sekali lagi.” Ucap Hye Jun
“Bagaimanapun,
kau harus pergi. Pergi saja.” Kata Gyeong Jun. Hye Jun mengeluh kakaknya itu
menguping
“Rumah
ini terlalu kecil. Semuanya terdengar.” Komentar Gyeong Jun. Hye Jun menyuruh
kakaknya Jangan urusi hidup orang lain
dan Urus saja hidupnya.
“Aku hidup
dengan baik. Kau tahu itu. Kau yang membebani keluarga kita.” Ejek Gyeong Jun.
Nyonya Han meminta agar Jangan bicara seperti itu.
“Ibu juga
berpikir seperti itu, 'kan?” kata Gyeong Jun. Nyonya Han mengaku hanya berpendapat.
“Apa…Benar
begitu?” kata Hye Jun kaget ibunya bicara seperti itu. Nyonya Han menyangkal
kalau Tak benar.
“Apa Kalian
mengkritik hidupku di belakangku? Sesama anggota keluarga?” ucap Hye Jun tak
percaya
“Hei. Semua
orang pasti mendapat kritik. Apa keluarga pengecualian?” kata Gyeong Jun.
“Apa
standar semua orang sama? Di sini berbeda. Di sana berbeda. Menurut penilaianku
kepribadianmu sangat buruk. Aku akui kau dapat pekerjaan karena pintar. Apa
kontribusimu untuk keluarga setelah kau dapat kerja karena usahamu?” ucap Hye
Jun marah
“Ya, dia
berkontribusi.” Kata Tuan Sa. Nyonya Han mengeluh suaminya ikut campur dan
ingin tahu ada apa dengan anaknya.
“Tak ada
apa-apa... Pergilah.” Ucap Nyonya Han menyuruh anaknya pergi. Hye Jun pun pergi
tapi masih bisa mendengar suara kakaknya.
“Jangan
ditutupi. Karena Ibu terus membelanya, dia menjadi manja.” Keluh Gyeong Jun.
Nyonya Han mengerti dan meminta anaknya berhenti membahasnya.
Kakek Sa
sedang merapihkan tempat tidur, melihat Hye Jun agar yng baru pulang dan
bertanya apakah sudah makan. Hye Jung mengaku sudah dan bertanya balik. Kakek
Sa mengaku tentu sja sudah dan panik melihat wajah cucunya yang terluka. Hye
Jung mengaku tak apa-apa.
“Kudengar
kau dapat surat wajib militer. Kau sembunyikan di mana?” ucap Tuan Sa masuk
kamar.
“Apa
maksud Ayah? Aku juga baru menerimanya.” Kata Hye Jun. Tuan Sa menyuruh Hye Jun
harus segera wajib militer.
“Bagaimana
bisa begitu? Ini sudah malam.” Ucap Kakek Sa. Tuan Sa menegaskan Bukan itu
maksudnya.
“Bagaimana
kau akan hidup? Apa Kau akan terus membuang masa mudamu?” ucap Tuan Sa
“Aku
ingin bertanya satu hal. Apa Ayah juga menganggapku beban keluarga?” tanya Hye
Jun. Tuan Sa heran anaknya menanyakan itu.
“Aku juga
ingin mengkritik keluargaku. Kupikir keluarga itu istimewa. Jika kalian
mengkritik di belakangku,maka aku harus ubah pemikiran. Ayah sama seperti orang
lain.” Kata Hye Jun marah
“Kita
sedang membahas wajib militer dan masa depanmu!”tegas Tuan Sa.
“Apa Ayah
sungguh mencemaskan masa depanku, atau takut aku akan menjadi beban? Aku harus
tahu untuk bisa menjawab Ayah.” Kata Hye Jun
“Cara
bicaramu tak sopan sekali. Ini semua untuk kebaikanmu, bukan untuk
menjatuhkanmu! Kau sudah coba dunia model! Awalnya memang bagus, tapi apa yang
terjadi sekarang? Penghasilanmu hanya cukup untuk uang sakumu!” ucap Tuan Sa
marah
“Kau tak
bisa melangkah lebih jauh. Coba Lihatlah kakekmu. Lihat rupanya sekarang. Dulu
orang bilang bahwa dia tampan dan harus masuk TV. Karena terlena dengan orang
lain,maka dia ingin menjadi penyanyi dan aktor. Ia Terus berkeliaran dan jadi
seperti ini!” keluh Tuan Sa
“Hye-jun
berbeda dengan ayah. Kenapa terus dibandingkan dengan ayah?” ucap Kakek Sa
“Apanya
yang berbeda? Dia sama seperti saat Ayah muda. Jika Ayah tak mengambil uangku
dan tak tertipu, kita tak akan hidup begini!” ucap Tuan Sa marah
“Karena
itu, maaf. Makanya ayah terus diam. Akulah beban keluarga ini. Bukan kau,
Hye-jun..” kata Kakek Sa. Hye Jun mengenggam tangan kakeknya.
“Kenapa
kau terus membelanya? Hatiku sesak tiap melihat wajahnya. Tiap kali kulihat dia
mencoba menjadi aktor, jantungku berhenti.” Ungkap Tuan Sa
“Hentikan.
Cukup.” Kata Nyonya Han akhirnya menarik suaminya keluar ruanga dan menyuruhnya
tidur saja.
“Bagaimana
aku bisa tidur setelah keributan ini?” ucap Tuan Sa. Nyonya Han mengeluh dengan
sikap suaminya dan meminta agar bisa berhenti saja.
“Apa
maksudmu? Dia seperti itu karena kau bela!” ucap Tuan Sa marah. Nyonya Han
mengeluh kalau Hye Jun bisa
mendengarnya.
“Memangnya
kenapa? Dia harus tahu kenyataannya.” Ucap Tuan Sa. Nyonya Han pun menarik
tangan suamin dan akanya agar ikut denganya.
Gyeong
Jun bingung dengan ibunya yang menariknya pergi ke toilet, lalu mengeluh.
Nyonya Han menyuruh anaknya diam dan mereka harus bicara di sini karena merkea yang menghancurkan
Hye-jun. Tuan Sa menegaskan Hye Jun harus dididik menjadi anak kuat.
“Ibu....
Dia sedang dalam titik balik. Jika salah memilih jalan, dia bisa menjadi
seperti Kakek.” Ucap Gyeong Jun
“Apa yang
salah dengan kakekmu?” kata Nyonya Han. Tuan Sa mengeluh Apa harus dijelaskan
baru agar Nyonya Han paham
“Dia
lembut dan ramah.” Ucap Nyonya Han. Gyeong Jan mengeluh ibunya sungguh berpikir
begitu dan merasa kalau tidak seperti itu.
“Apa yang
kalian inginkan? Tak ada gunanya memarahi orang yang sedang tertekan!” ucap
Nyonya Han marah
“Sejak
awal menghasilkan uang dengan berjalan di panggung itu tak masuk akal.” Kata
Tuan Sa
“Dulu,
saat dia masuk TV, kau bahagia dan membanggakannya.” Ejek Nyonya Han.
“Saat itu,
kupikir dia akan sukses. Aku juga agak terlena saat itu! Yang sudah berlalu
biar berlalu. Dia harus terima kenyataan. Membelanya takkan menyelesaikan
masalah.” Kata Tuan Sa
“Ya. Kita
satu pemikiran. Karena mirip denganku, dia pintar mengurus dirinya. Pokoknya,
biarkan Hye-jun memilih jalannya sendiri. Kami selalu seperti itu padamu. Adikmu
juga punya hak yang sama.” Tegas Nyonya Han. Gyeong Jun kesal mendengarnya.
Hye Jun
tidur dengan kakeknya, Kakek Sa menatap wajah cucunya lalu membelainya seperti
hanya Hye Jun yang menyanyanginya. Hye Jun pun membalikan badanya ke arah lain.
Sementara Jeong Ha sibuk mengedit videonya.
Ia lalu
melihat folder rahasianya, lalu melihat video PEKAN MODE KOREA 2014 dan ada wajah Hye Jun
sebagai model. Ia pun tersenyum melihat sosok pria yang dikaguminya selama ini.
“Akhirnya
besok aku bertemu dengannya. Aku gugup. Aku akan berkata pada pria itu,
"Aku penggemar lamamu dan mendukungmu." Gumam Jeong Ha lalu
mengirimkan postinga baru di social medianya.
Ia
memposting foto dengan Su Bin dan diberi hastag RIASAN MALAM, SAMGYEOPSALDENGAN
KEJU, MENYENANGKAN.
Di atas
panggung, Tuan Jung melihat model yang berjalan diatas pung dengan nada galak
meminta agar model bisa meregangkan pundak lalu fokuskan mata. Ia pun meminta
agar Orang di belakang, jaga jarak serta Tukar model pertama dan kedua.
Hae Hyu
pun berjalan lebih dulu, Tuan Jung memujinya kalau dan meminta agar bisa
menjaganya tempo. Hye Jun pun berjalan dibergantian. Tuan Jung mendekat seperti
ingin merayu Hye Ju. Tapi Hye Jun seperti tak mengubrisnya.
Tuan Jung
terlihat kecewa dan langsung cemberut. Ass menyadarkan Tuan Jung. Dan akhirnya
Tuan Jung kembali menatap dingin meminta model lain agar bisa Pandang jauh ke
depan.
Di ruang
make up, Jeong Ha sibuk membereskan make up. Jin Ju pun meminta agar
membereskan miliknya juga. Jeong Ha pun menurutinya. Hae Hyu dan Hae Jun pun akan masu ke ruangan
rias. Jin Ju memanggil Hae Hyun agar
duduk dan mulai berhias.
Jeong Ha
terdiam saat melihat Hae Jun didepanya, dan hanya bisa terdiam. Sementara Jin
Jum membahas kalau Profesor sering cerita tentangnya. Hae Hyu bingung Profesor
siapa, Jin Ju menjawab Profesor Kim I-yeong.
“Ibu
sudah lama berhenti mengajar.” Kata Hae Hyu. Jin Ju pikir kalau Sekali menjadi profesor, selamanya menjadi
profesor.
“Kenapa
tak memanggilku?” kata Hye Jun bingung. Jeong Ha pun tersadar lalu menyuruh Hye
Jun duduk.
“Kita
nutrisi kulitmu dulu.” Kata Jeong Ha yang gugup tak sengaja menjatuhkan
botolnya. Hye Jun langsung dengan sigap mengambilnya. Hye Jun panik meminta
maaf. Hye Jun mengaku tak masalah.
“Kenapa
aku tak dipakaikan masker?” tanya Hye Jun melihat temanya yang mengunakan
masker lebih dulu.
“Tak
perlu, kondisi kulitmu sudah bagus.” Kata Jeong Ha mencoba untuk konsterasi
memberikan make up. Dan Hye Jun melihat gambar GAYA RAMBUT DAN RIASAN ALAMI
Jeong Ha
pun menyudahi make upnya, Hye Jun pun mengucapkan terimakasih. Saat itu seorang
wanita memanggil Jin Ju kalau Direktur ingin bertemu dengannya. Jin Ju mengaku
kalau Hampir selesai dan memint izi
agar pergi sejenak dan selesaikan nanti.
“Tentu.
Kami punya banyak waktu.” Ucap Hae Hyu.
Hye Jun pun pamit keluar dan meminta agar Hae Hyu agar langsung keluar
setelah selesai.
“Tunggu
aku. Sebentar lagi selesai.” Kata Hae Hyu. Hye Jun pikir sudah selesai jadi Tak
enak jika hanya duduk.
“Apa dia
boleh duduk?” tanya Hae Hyu. Jeong Han dengan wajah gugup mempersilahkan untuk
duduk. Saat itu Hae Hyu menerima telp
dari ibunya.
“Ya,
Ibu... Apa? Ibu ada sini? Kenapa? Apa Ibu mau aku keluar?” tanya Hae Hyu. Hye
Jun pun meminta izin pada Jeong Ha untuk bisa duduk lagi. Jeong Ha pun menganguk.
“Apa kau
biasanya sediam ini?” tanya Hye Jun heran. Jeong Ha mengaku tidak dengan
menutupi rasa gugupnya. Hye Jun pun menganguk mengerti
“Ibuku
mau beri sesuatu. Dia suruh aku keluar.” Kata Hae Hyu. Hye Jun pun menyuruh
agar pergi saja.
“Bagaimana
dengan ini?” ucap Hae Hyu memperlihatkan bibirnya yang masih terlihat pucat.
Hye Jun pikir tak masalah kalau temanya bisa pergi.
“Tolong
selesaikan riasanku.” Kata Hae Hyu. Jeong Ha menolak karena Hae Hyuklien Jin-ju
jadi tak bisa melakukannya.
“Apa Aku
saja yang keluar?” tanya Hye Jun. Hae Hyu mengaku ibunya yang memintanya
keluar.
“Omong-omong,
kau dingin sekali. Kalian dari salon yang sama, apa harus membagi klien begitu?
Apa Hubungan kalian tak baik?” ucap Hae Hyu. Jeong Ha dengan spontan menjawab
membenarkan dan mengubah jawabanya saat keduanya pria didepanya menahan tawa.
“Apa Bu
Jin-ju menyebalkan?” tanya Hae Hyu. Hye Jun mengeluh kalau temanya jadi Jeong Ha
pasti tak akan berkata jujur.
“Baiklah...
Akan kulakukan. Biar aku selesaikan. Bu Jin-ju tak menyebalkan. Beberapa orang…
Maksudku, tak semuanya begitu. Beberapa orang mengatakan bahwa aku tak bisa
membuat orang lain merasa nyaman.” Ucap Jeong Ha sambil memberikan lipstik
“Kau
berlawanan denganku. Orang menyukaiku sebab aku membuat mereka nyaman.”kata Hye
Jun bangga
“Ya.
Bukan hanya manusia. Bahkan anjing kompleks pun menggonggong karena senang
melihatmu.” Ejek Hae Jun. Hye Jun kesal mendengarnya tapi Hae Jun malah mengoda
temanya layaknya seekor anjing. Hye Jun
meminta agar bisa berhenti.
“Ohhh.. Rupanya
kau selalu begini. Selalu merebut klien orang lain. Kupikir sebelumnya hanya
kesalahan. Kau mengakuinya, 'kan? Sekali itu kesalahan, lebih dari itu
kebiasaan.” Ucap Jin Ju datang dan langsung marah
“Bukan
begitu. Klien minta…” kata Jeong Ha. Jin Ju tak peduli terus mengomel.
“Maaf.
Kami pernah berjanji. Jika hal ini terjadi lagi, aku akan mempermalukannya. Aku
harus menepati janji, 'kan?” kata Jin Ju marah. Jeong Ha ingin bicara tapi Jin
Ju terus mengoceh.
“Tidak. Kau
tahu, 'kan? Dengan memihaknya,maka kau akan lebih menyulitkannya.” Kata Jin Ju.
Akhirnya Jeong Ha hanya bisa tertundu memina maaf.
“Orang
akan mengira aku yang jahat, "Tahan saja. Kenapa harus begitu?"
Namun, kau tahu, 'kan? Betapa jahatnya dirimu!” ucap Jin Ju marah. Jeong Ha pun
memilih untuk pergi.
“Aku akan
membuat kontur wajahmu. Aku akan lakukan shading.” Kata Jin Ju tak peduli. Hye
Jun menatap kearah Jeong Ha merasa bersalah.
Jeong Ha
menangis sendirian lalu berhenti dan menghapus air matanya. Ia pun mulai bicara
sendiri mengingat perkataan orang "Bagaimana aku bisa seberuntung ini? Aku
tak sangka bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Ada bagusnya hidup menjadi
orang baik. Aku harus hidup bersyukur."
“Semua
itu omong kosong..” ucap Jeong Ha kesal dan mengeluarkan ponselnya melihat foto
Hye Jun.
“Omong-omong,
Hye-jun sangat keren hari ini. Bersikap baik dan hidup bahagia tak ada hubungannya.
Hidup memang begitu. Orang yang jahat dan tak peduli pada orang lain adalah
pemenangnya. Aku tak menyesal menjadi penggemarmu.” Ungkap Jeong Ha bahagia.
“Apa Kau
penggemarku?” kata Hye Jun tiba-tiba datang. Jeong ha kaget melihat Hye Jun yang
menghampirinya.
“Apa Kau
menyukaiku? Tanya Hye Jun. Jeong Ha pun kebingungan melihat Hye Jun ada
didepanya.
Bersambung ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar