PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 10 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 26

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Seo Yeon pulang dipapah Mi Kyung dengan wajah sedih, Seo Joon melihat kakaknya langsung memanggilnya. Mi Kyung menyuruh Seo Joon agar jangan bicara lalu mengajak Seo Yeon masuk ke dalam kamarnya. Seo Joon melihat pakaian kakaknya dengan dress pendek.
“Pertama, Joo Hee. Sekarang Seo Yeon? Ada apa dengan para wanita ini?” ucap Seo Joon bingung. 

Seo Joon mencoba menelp Jung Hoo tapi tak diangkat, wajahnya pun kebingungan temanya bertanya apakah Jung Ho tidak menjawab. Seo Joon menganguk dengan wajah sedih lalu bertanya-tanya  Apa terjadi sesuatu,
“Komentar di video penggemar pasti sangat mengejutkan.” Ucap temanya. Seo Joon bingung.
“Dia tidak datang sejak saat itu.” Kata temannya. Seo Joon terdiam seperti merasa bersalah. 

Seo Joon berjalan keluar apartement sambil mengirimkan voice note “Jung Ho... Aku datang ke tempatmu, tapi kamu tidak ada. Telepon aku saat kamu menerima pesan ini.” Ia dengan wajah bingung lalu melihat seseorang yang dikenalnya didepan gedung "Karaoke yang Menyajikan Alkohol"
“Lee Joo Hee? Apa dia gila?” ucap Seo Joon tak percaya ternyata Joo Hee jadi pelayan dengan rok pendek.
“Apa-apaan kau?” teriak Joo Hee marah di tarik keluar oleh Seo Joon. Seo Joon pikir Seharusnya ia yang bertanya. Joo Hee bingung menjelaskanya.
“Aku tidak percaya kamu bekerja di bar Kukira kamu masih punya moral. Aku sangat kecewa padamu. Sungguh.” Ucap Seo Joon sinis.
“Apa pedulimu? Kamu menyuruhku mengurus urusanku sendiri. Apa Kau pikir punya hak karena kita tinggal bersama?  Bekerja di bar atau tidak, itu terserah aku.” Kata Joo Hee akan masuk lagi.
“Apa Kau akan kembali ke sana?” tanya Seo Joon menahanya. Joo Hee tak peduli akan masuk. Seo Joon memanggilnya tapi Joo Hee terus masuk.
Saat itu Jung Ho diam-diam merekam dengan ponselnya dan tahu kalau mereka berdua itu tinggal bersama. 


Ho Dol berlari masuk ke dalam bar lalu menemui Won Seok memberitahu dia meminta maaf. Won Seok terlihat bingung,  Ho Dol menjelaskan Dia minta maaf soal video itu dan menurutnya Pasti sulit mengatakannya di hadapannya.
“Di hadapanmu?” ucap Won Seok kaget. Ho Dol pikir mungkin dia tidak seburuk dugaannya.
“Apa Kamu bertemu dengannya? Lagi?” kata Won Seok terlihat marah. Ho Dol bingung.
“Dia meneleponku dan mengatakan ingin menyampaikan sesuatu.” Kata Ho Dol
“Lalu Kenapa kau di sini? Apa Untuk pamer?” ucap Won Seok dingin. Do Dol pikir Won Seok akan senang mendengar ini.
“Kau Bersenang-senanglah.” Kata Won Seok seperti tak peduli. Ho Dol pun pamit pergi. 
Saat itu Tuan Park melihat Ho Dol dan bisa mengenal pria itu  si bodoh di video itu, Ho Dol kaget dan langsung kaget ternyata Park Seok Min ada dibar Won Seok. Tuan Park mengaku terkesa karena mengira Ho Dol terlalu malu untuk keluar rumah.
“Tapi kau cukup berani.” Ucap Tuan Park. Ho Dol terlihat bingung.  Tuan Park bertanya apakah Ho Dol sendirian di sini
“Aku mau pulang.” Kata Ho Dol. Tuan Park pikir masih terlalu awal untuk pulang.
“Apa Kau mau minum di tempat lain?” tanya Tuan Park mengoda. 



Won Seok berjalan masuk bar sambil melihat sekeliling, rekan kerjanya bertanya apakah Won Seok mencari anak itu. Won Seok membenarkan dan bertanya apakah melihatnya. Rekan kerjanye memberitahu kalau Ho Dol pergi dengan Seok Min.
Tuan Park memakai jubah mandinya mendengar bunyi bel yang terus ditekan dan bertanya “Siapa?” sambil mengeluh karena terus berbunyi, lalu kaget melihat Won Seok yang datang lalu bertanya alasan datang. Won Seok langsung bertanya “Di mana dia?” Tuan Park bingung.
Won Seok langsung menyelonong masuk mencari sosok Ho Dol di kamar karena Tuan Park yang mengunakan jubah mandi. Tuan Park bingung apa sebenarnya sikap Won Seok. Saat itu Ho Dol keluar dengan banyak barang ditanganya.
“Kenapa kau di sini?” teriak Won Seok bingung. Ho Dol binggung. Tuan Park melihat sikap Won Seok terlihat tak percaya.
“Ada apa ini? Bukan main... Jangan bilang kamu di sini karena dia. Apa Kalian berpacaran? Baiklah.” Ucap Tuan Park mengoda.
“Kenapa kau berpakaian seperti ini?” kata Won Seok kesal melihat Tuan Park dengan baju mandinya.
“Aku bisa berpakaian sesukaku di rumahku sendiri.” Keluh Tuan Park. Won Seok langsung mengajak Ho Dol pergi.
Ho Dol mengerti lalu pamit pada Tuan Park sambil mengucapkan Terima kasih. Tuan Park mengoda Ho Dol dengan memegang wajahnya meminta agar tetap berhubungan dengan memperlihatkan kiss bye yang sexy. Won Seok langsung menarik Ho Dol pergi.
“Won Seok, ternyata kamu juga manusia. Kau juga punya hati.” Ejek Tuan Park mengantar keduanya. 



Di dalam mobil, Won Seok mengeluh Ho Dol mengikuti orang asing ke rumahnya. Ho Dol pikir karena Park Seok Min jadi semua orang mengenalnya. Won Seok pun memastikan kalau Karena itu Ho Dol mengikutinya ke rumahnya
“Dia bilang akan memberiku ini.” Ucap Ho Dol dengan wajah bahagia melihat tasnya. 

Flash Back
Tuan Park mengoda Ho Dol bertanya apa mau minum di tempat lain. Ho Dol langsung menolaknya. Tuan Park kaget kalau Ho Dol menolaknya lalu berpikir tidak mengenalnya yaitu Park Seok Min.
“Aku bukan penggemarmu.” Kata Ho Dol. Tuan Park menegaskan namanya Park Seok Min, bintang papan atas.
“Aku penggemar Hi-Seven.” Ucap Ho Dol malu-malu. Tuan Park ingin memastikan siapa yang dikatakan. Ho Dol menyebut Hi-Seven.

Di dalam mobil, Won Seok yang tak mengenalnya bertanya siapa yang dimaksud. Ho Dol dengan bangga kalau ia sangat suka dengan Hi Seven lalu menyalakan lighstick yang diberikan Tuan Park yang menurutnya ini mengagumkan
“Karena mereka satu agensi, Seok Min punya banyak.” Ucap Ho Dol bahagia. Won Seok hanya bisa menghela nafas panjang.
“Pakai sabuk pengamanmu.” Kata Won Seok. Ho Dol menganguk mengeri dan akhirnya mobil pun pergi meninggalkan apartement. 

Seo Yeon akhirnya memiliki tanaman Pak kentang tiga buah dikamarnya dan tertidur lelap tapi air matanya terus mengalir. Mi Kyung melihat Seo Yeon bertanya-tanya apa yang harus dilakukan lalu mengeluarkan ponselnya. Sementara Kang Woo di rumah seperti kesepian.
“Hei, Apa kau tidak datang malam ini?” tanya Kang Woo menelp sepupunya. Min Hyuk menjawab tidak.
“Kenapa?” tanya Kang Woo. Min Hyuk menjawab sedang sibuk. Kang Woo ingin tahu kapan Min yuk datang dan apakah bisa menjemputnya. Min Hyuk langsung menutup telpnya.
“Dia sangat tidak berperasaan.” Ucap Kang Woo kesal dan menerima pesan dari Mi Kyung
“Seo Yeon dan aku akan hidup dengan ceroboh.” Lalu dengan foto Seo Yeon yang mengunakan pakaian tak biasa. 


Kang Woo datang ke rumah Seo Yeon meminta pada Mi Kyung agar menjelaskan foto itu.  Mi Kyung menyindir kalau Kang Woo tiba dalam 30 menit padahal Seharusnya tiba dalam 10 menit lalu bertanya apakah sungguh akan mengakhiri hubungan dengan Seo Yeon.
“Sudahlah. Jika itu rencanamu, kamu tidak akan ke sini.” Ucap Mi Kyung melihat sikap Kang Woo
“Aku harus bagaimana? Dia tidak menyukaiku. Apa lagi yang bisa kulakukan? Aku benci karena tidak bisa menyampaikan isi pikiranku.” Ucap Kang Woo
“Aku tahu kau belum melupakannya. Karena kau di sini, antar aku pulang, ya?” kata Mi Kyung. Kang Woo bingung.
“Apa? Bukankah kita teman? Dia tertidur. Tidak ada gunanya menunggu.” Ucap Mi Kyung. Kang Woo kaget Seo Yeon yang sudah tertidur.
“Syukurlah dia bisa tidur. Selamat malam, Seo Yeon.” Ucap Kang Woo menatap jendela kamar Seo Yeon dan melihat gambarnya yang masih ada di gerbang rumah.
Sementara di rumah, Jang Min mengambil makan didapur dan melewati kamar Seo Yeon karena mendengar suara tangisan. Saat memanggil Seo Yeon, suaranya terus terdengar, Jang Min seperti merasa ikut sedih. 



Di showroom mobil, seorang pria masuk bertanya “Apa Pak Joo Won Jae di sini” Rekan kerjanya langsung memanggil Won Jae kalau ada yang mencarinya.  Won Jae bingung bertanya Siapa pria itu. Si pria memberitahu kalau Direktur Lee Kang Hee mengiriminya lalu memberikan berkas.
Won Jae melihat "Klaim atas kerugian akibat pelanggaran kontrak. Jika ada pelanggaran kontrak, Seseorang harus membayar kompensasi sepuluh kali lipat."
“Melanggar kontrak? Mengajukan gugatan? Pak Joo, apa kamu membuat masalah?” kata rekan kerjanya bingung. Won Jae hanya diam saja. 

Akhirnya Won Jae bertemu dengan Kang Hee di cafe. Kang Hee dengn sinis kalau sudah bilang agar Won Jae membaca baik-baik sebelum menandatanganinya dan bertanya apakah Won Jae tidak membaca bagian mengenai biaya penalti.
“Kenapa begitu mudah memercayaiku dan menandatangani kontrak? "Jika ada pelanggaran kontrak, seseorang harus membayar kompensasi sepuluh kali lipat." Tapi akan kuanggap impas jika kau berkencan denganku.” Ucap Kang Hee. Won Jae melonggo kaget.
“Pak Joo... Aku penasaran kenapa gadis lain menyukaimu. Dan aku juga iri.” Kata Kang Hee
“Apa Kau tidak mengerti ucapanku hari itu?  Aku...” ucap Won Jae. Kang Hee mengaku tahu.
“Kau mengencani wanita demi uang. Tapi tidak ada yang bisa dibanggakan dari fakta aku tidak pernah menjalin hubungan dengan baik selama 38 tahun dalam hidupku.” Cerita Kang Hee
“Sembilan dari sepuluh orang akan mengatakan ada yang salah denganku. Itu tidak pernah terlintas di benakku.” Ucap Kang Hee. Won Jae membenarkan.
“Sebenarnya, kau bilang aku baik hati dan cantik. Itu pujian terbaik yang pernah kuterima seumur hidupku. Aku terpikat pesonamu, Pak Joo.” ucap Kang Hee. Won Jae bingung mencoba menjelaskan tentang dirinya.
“Aku menyukaimu. Bagaimana denganmu? Apa Kau tertarik makan denganku, berbicara denganku, dan menghabiskan waktu denganku?” taya Kang Hee. Won Jae hanya bisa diam saja. 


Di ruangan Seo Yeon terlihat kosong, Min Hyuk pergi ke atap sekolah pun kosong. Akhirnya ia pergi ke UKS dan melihat isi lacinya yang masih penuh, lalu teringat dengan ucapanya pada Seo Yeon “Jangan menjauh dariku karena sejarahmu dengan Kang Woo. Kumohon.”
“Kurasa dia menentangnya.” Ucap Min Hyu lalu berjalan pergi. 

Seo Yeon masuk ke ruangan terlihat gugup dan bertanya-tanya Apa yang dilakukan. Ia merasa menyesal karena tidak boleh memperlakukan Pak Lee seperti ini lalu membenturkan kepala di meja. Nyonya Han datang mengeluh kalau melakukannya lagi. Seo Yeon kaget dan langsung menyapa Nyonya Han.
“Kenapa kau terus melakukan itu? Bukankah dahimu sakit?” kata Nyonya Han. Seo Yeon merasa Itu kebiasaannya.
“Kebiasaan yang aneh. Terima kasih atas bantuanmu tempo hari. Tanpa bantuanmu,maka aku bisa saja mempermalukan diriku. Dan Pakai ini saat kamu berkencan dengan putraku.” Kata Nyonya Han. Seo Yeon bingung.
“Aku bisa menebak isi lemarimu dari cara berpakaianmu di pusat kota. Bukankah seharusnya kamu memikirkan reputasi Kang Woo? Atau minta dia membelikanmu pakaian.”kata Nyonya Han. 
“Kurasa Kang Woo belum membicarakannya dengan Anda.” ucapSeo Yeon. Nyonya Han ingin tahu tentang apa.
“Tidak mungkin. Astaga, kumohon... Jangan bilang kamu putus dengannya secepat itu... Tidak, kan?” ucap Nyonya Han memastikan. Seo Yeon mencoba menjelaskan.
Nyonya Han memastikan kalau tidak putus. Seo Yeon berbohong kalau tak seperti itu. Nyonyan Han pikir itu memang tidak boleh karena sekadar informasi sedang menyusun rencana agar putus secara alami lalu pamit pergi.  Seo Yeon merasa dirinya sudah gila dengan melihat baju yang dibelikan ibu Kang Woo. 

Hyun Soo masuk ke rumah melihat Kang Woo yang sibuk berkerja lalu tersenyum lebar kalau senang akhirnya Kang Woo kembali... Tapi ternyata Kang Woo sedan merapihkan daun-daun yang  tumbuh panjang pada Pak kentang. Hyun Soo akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang.
“Haruskah aku membunuhnya?” keluh Hyun Soo kesal keluar rumah lalu merasakan sesuatu.
“Apa ini? Suasana mengerikan ini terasa seperti penguntit dari Hi-Seven.” Kata Hyun Soo lalu bergegas pergi dan saat itu ada seseroang yang mengambil gambar dengan kamera. 

Won Jae berjalan pulang dengan tatapan kosong mengingat yang dikatakan Kang Hee “Aku menyukaimu. Bagaimana denganmu?” lalu sedikit bahagia dan berpikir kalau tak boleh melakukan dan Jangan serakah. Saat itu terdengar suara kucing.
Ia berpikir itu Antoinette, saat itu Min Hyuk sedang berjongkok dengan kucing menyapa Won Jae. Won Jae bingung siapa pria itu.  Min Hyuk memberitahu kalau ia bekerja dengan Bu Joo di sekolah dan memberitahu namanya Lee Min Hyuk.
“Kenapa kamu menyapaku? Kau pikir aku siapa?” ucap Won Jae sinis Min Hyu pikir Won Jae itu keluarga Bu Joo
“Matamu mirip.” Kata Min Hyuk. Won Jae kaget kalau mirip dengan Seo Yeon. 


Seo Yeon pulang kaget melihat kakaknya sedang duduk dengan Min Hyuk. Won Jae langsung menyambut Seo Yeon yang sudah pulang. Seo Yeon bertanya kenapa Min Hyuk datang ke rumahnya. Won Jae melihat Min Hyuk akan berdiri langsung menahanya tidak perlu berdiri dan duduk kembali.
“Hei, Seo Yeon... Kenapa kau tidak memberitahu kakak soal pria baik di sekolah ini? Kau tahu, pemuda ini punya mata yang bagus. Dia punya mata yang tajam.” Puji Won Jae. Seo Yeon mengeluh dengan sikap kakaknya.
“Oppa... Beri kami privasi.” Kata Seo Yeon. Won Jae mengerti dan merasa ada sesuatu yang dipikirkanya.
“Kakak tinggalkan kalian berdua dan Kau.. Duduk saja... Silahakn Mengobrollah kalian... Jangan di kamar, tapi di ruang terbuka besar ini.” Goda Won Jae. Seo Yeon kesal dengan sikap kakakanya. Won Jae mengerti dan akhirnya pergi.
“Kenapa menyuruh kakak buru-buru? Astaga. Ada apa dengannya?” keluh Won Jae dan meminta maaf dengan sikap adiknya. Min Hyuk merasa kaalu Seo Yeon itu energik dan baik. Won Jae akhirnya pergi. 


Seo Yeon pun ingin tahu alasan Min Hyuk datang ke rumahnya.  Min Hyuk mengaku karena Seo Yeon yang menghindarinya di sekolah jadi datang untuk menemuinya. Seo Yeon hanya diam saja. Min Hyu yakin kalau Seo Yeon itu memang menghindarinya. Seo Yeon membenarkan.
“Bu Joo... Apa Kamu membenciku?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon bingung lalu menjawab tidak mungkin.
“Kenapa aku membencimu?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk pun mengucap syukur.
“Jika kau tidak nyaman dengan situasi ini, dan bukan membenciku, itu sudah cukup.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon ingin bicara tapi Min Hyuk sudah lebih dulu pamit. 

Seo Yeon mengejar keluar dari rumah memanggil Min Hyuk, langsung bertanya apakah Min Hyuk mau makan malam dengannya. Min Hyuk bingung. Seo Yeon mengaku ingin mentraktir Min Hyuk karena tahu ada restoran bagus di sekitar sini.
“Makanan mereka sangat enak.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk langsung menolaknya.
“Aku tidak akan makan malam denganmu.” Ucap.Min Hyuk Seo Yeon kaget dan ingin tahu alasanya lalu berpikir kalau Min Hyuk sibuk
“Tidak. Aku tidak sibuk. Aku juga lapar.” Kata Min Hyuk Seo Yeon bingung dan ingin tahu alasan Min Hyuk yang menolaknya.
“Aku merasa kau ingin mengakhiri hubungan denganku saat makan malam.” Kata Min Hyuk lalu pamit pergi. Seo Yeon akan bicara tapi Min Hyuk langsung pergi. 


Mi Kyung kaget kalau Pak Lee datang ke rumahnya. Seo Yeon merasa bersalah dengan yang dilakukanya. Mi Kyung pikir Seo Yeon Jangan menyalahkan dirinya karena semua orang harus menjaga perasaan mereka sendir dan Tidak ada yang bisa dilakukan.
“Aku jahat... Aku mencari kesamaannya dengan Kang Woo. "Mereka mirip dalam hal ini. Mereka memang sepupu." Cerita Seo Yeon
“Apa Kau begitu merindukannya?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon tak menjawab dan langsung menutup telpnya.
“Haruskah kuberi tahu Kang Woo dan mati setelahnya?” ucap Mi Kyung memikirkanya. 

Kang Woo melihat pak kentang yang diberikan Seo Yeon, sementara Seo Yeon melihat kotak yang disimpanya lalu berpikir bisa memakainya sebagai alasan untuk menemui Kang Woo. Ia lalu menyadari kalau itu tidak boleh karena Jika bertemu dengan Kang Woo sekali, maka ingin bertemu dia lagi.
“Jika bertemu dia dua kali, aku ingin bertemu tiga kali. Aku tidak boleh melakukan itu.” Ucap Seo Yeon sedih 
Saat itu terlihat seperti ada seseorang yang menyelipkan foto didepan pintu kamarnya. Seo Yeon pun membuka pintu, Jang Min kaget sedang duduk didepan pintu. Seo Yeon bertanya Ada apa. Jang Min pikir Seo Yeon ingin melihat foto ini.
“Ekspresi kalian berdua sama... Pak Lee dan kau.” Ucap Jang Mi. Se Yeon melihat foto-foto dari Jang Mi lalu mengambil kacamata, terlihat foto Kang Woo yang berjongkok sambil menunggu. 

Kang Woo berlari masuk ke bar dengan foto ditanganya lalu bertanya pada Won Seok Benarkah karena dirinya. Won Seok hanya diam saja. Won Jae sedang minum di rumah kaget mendengar sesuatu yang jatuh dan melihat Seo Yeon berbaring di lantai dengan kacamata hitamnya.
“Apa Kau baik-baik saja? Kau tidak bangun karena kesakitan atau karena malu?” tanya Won Jae melihat Seo Yeon jatuh dari tangga.
“Keduanya.”ucap Seo Yeon. Wo Jae mengeluh mendengarnya lalu membantu adiknya bangun. 

Keduanya akhirnya duduk di meja makan, Seo Yeon pikir Kakaknya tadi melewatkan angka nol. Won Jae menatapnya, Seo Yeon menjelaskan kalau biaya hidup mereka yang Won Jae kirim kurang nolnya satu. Won Jae senang karena Seo Yeon akhirnya menyadarinya.
“Sudah kakak duga aneh kau tidak menyerang kakak Kamu benar-benar sudah gila, ya? Kakak sengaja melakukan itu.” Akui Won Jae. Seo Yeon heran kakaknya sengaja.
“Belakangan ini kamu aneh. Belakangan ini, kau menangis tiap malam padahal jarang menangis. Apa kau bisa melihat dengan mata bengkak?” keluh Won Jae.
“Apa Kakak tahu aku menangis terus?” ucap Seo Yeon. Won Jae menegaskan kalau ia adalah kakaknya.
“Kakak tidak bisa mengatur hidup sendiri, jadi, mungkin tidak boleh mengatakan ini, tapi... Kakak adalah pilar keluarga kita. Ya, dan sebagai pilar, kakak mengawasimu. Kakak rasa kacamata ini terkait dengan kecelakaan Ayah dan Ibu.” Ucap Won Jae
“Bagaimana jika Ayah membuat keputusan yang berbeda, bukannya menyelamatkan anak bodoh dan kejam sepertiku?” keluh Won Jae. Seo Yeon terdiam mendengarnya.
“Saat seseorang mengalami kecelakaan tepat di depan mata, dia berusaha keras menghindarinya dengan menjauh dari bahaya. Dan seorang polisi berkata kalian bertiga bisa saja mati karena kecelakaan seperti ini. Dia bilang tampaknya sopir melindungimu dengan nalurinya.” Cerita Won Jae.
Seo Yeon kaget mendengarnya, Won Jae menceritakan Sepertinya sopir itu memutar mobilnya untuk menyelamatkan dua orang yang ada di kursi belakang. Seo Yeon teringat dengan ayahnya yang mencoba membangunkanya dan keluar dar mobil.
“Itu bukan pilihan yang mereka buat. Itu naluri mereka.” Ucap Won Jae.
“Tapi kenapa? Lagi pula, siapa aku?” tanya Seo Yeon. Won Jae menegaskan Seo Yeon itu  adalah putri tunggal kesayangan mereka.
“Apa pun situasinya, kakak yakin Ibu dan Ayah tidak ingin menjadi penghalang masa depan putri mereka. Semoga hidup dan cintamu, yang Ibu dan Ayah selamatkan, berakhir dengan luar biasa bahagia.” Ucap Won Jae. Seo Yeon hanya bisa menangis.
Kang Woo pergi ke tempat kecelakan ayah dan ibu Seo Yeon lalu berkata “Maafkan aku... Aku berani bersama Seo Yeon... Maafkan aku.” Seo Yeon melihat foto-foto Kang Woo yang menunggu lalu mengingat yang dikatakan ayahnya.
“Seo Yeon... Jangan menatap ayah. Jangan melihat kami dan pergilah. Ibu dan ayah akan baik-baik saja. Jadi, jangan... Jangan menoleh ke belakang. Gadis pintar.” Ucap Tuan Joo. 



 Seo Yeon akhirnya pergi keluar dari rumah, Kang Woo mengemudikan mobilnya melamun seperti tak melihat jalan kedepan dan kaget melihat seperti menabrak sesuatu. Seo Yeon menelp dan Ponsel Kang Woo tergeletak di jalan dan seseorang mengambilnya.
“Kang Woo, aku di depan rumahmu.” Ucap Seo Yeon. Seorang pria bertanya apakah kenal pemilik ponsel ini. Seo Yeon bertanya balik siapa yang mengangkat telp Kang Woo.
“Ada kecelakaan mobil, dan ponsel ini ada di lokasi.” Ucap sipria. Seo Yeon kaget kalau ada kecelakaan.
“Tidak mungkin... Kenapa Kang Woo bisa mengalami kecelakaan?” ucap Seo Yeon panik dan kaget melihat Kang Woo ada disampingnya sedang menguping. 
Kang Woo pun kaget karena Seo Yeon berteriak. Seo Yeon bingung Kang Woo ada didepan matanya sehat tanpa kekurangan apapun dan bertanya Di mana ponselnya. Kang Woo mencari di celananya dan berpikir sudah menghilangkannya.
“Kecelakaan mobil terjadi tepat di depanku, jadi, kurasa aku menjatuhkannya saat membuat laporan. Omong-omong, kenapa kamu kemari? Kamu tidak seharusnya... “ ucap Kang Woo langsung disela oleh Seo Yeon
“Aku menyukaimu, Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget memastikan yang dikataan Seo Yeon.
“Aku mencintaimu.” Ucap Seo Yeon tak ragu lagi mengungkapkan perasaanya. Kang Woo pun akhirnya mencium Seo Yeon. Saat itu seperti kembang api yang terlihat sangat cantik di langit seperti perasaan mereka.
Bersambung ke episode 27

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: