PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 19 Januari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Se Ri akan berjalan pulang memegang hadiah yang akan diberikan pada Jung Hyuk
“Hidup memang penuh kejutan. Kau tak bisa yakin akan apa pun dalam hidup.” Ucap Se Ri tapi tiba-tiba dua orang menghadangnya.
Ia pun menyembunyikan hadiah dibelakang badanya. Dua pria langsung menodangkan pistol dari belakang. Se Ri akhirnya dibawa pergi oleh mereka dan hadiahnya pun jatuh. 

Se Ri dibawa ke dalam mobil, seorang pria memberikan ponsel dan menyurh agar mengatakan sesuai perintahnya. Jung Hyuk pun mengangkat telp bertanya keberadaan Se Ri dan kenapa menelepon nya dan ini ponsel siapa. Se Ri memberitahu kalau pergi sekarang.
“Ke mana?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengeluh kalau Sudah bilang, akan pergi bersama Gu Seung Jung.
“Apa Kau akan pergi sekarang?” tanya Jung Hyuk kaget. Se Ri membenarkan.
“Tampaknya begitu... Aku pergi lebih awal dari dugaan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk ingin tahu keberadaan Se Ri sekarang dan akan ke sana.
“Jangan, aku sudah pergi naik mobil. Maaf, aku tak sempat berpamitan. Tapi kita sudah sering berpamitan sebelumnya. Kita tak perlu mengucapkannya lagi.” Ucap Se Ri menahan tangisnya.
“Kau salah. Aku tahu itu, tapi kita masih harus ucapkan perpisahan terakhir. Kita harus mengatakannya lagi. Katakan di mana kau sekarang.” Ucap Jung Hyuk keluar dari rumah mencari Se Ri.
“Kau ini begitu keras kepala... Aku sudah pergi. Memang sudah seharusnya. Jadi, jangan tanyakan keberadaanku atau bilang kau mau bertemu denganku.”ucap Se Ri yang sudah ada didalam mobil dengan dua orang seperti sedang menyanderanya.
“Se-ri, kumohon!.. Semenit saja!.. Tak peduli walau kau jauh. Aku ke sana... Jadi, tunggu aku. Aku akan datang!”ucap Jung Hyuk terus mencari Se Ri.
“Sampai jumpa... Jaga dirimu... Semoga pernikahanmu lancar Semoga keluargamu bahagia. Berbahagialah. Semoga panjang umur dan hidupmu bahagia. Lupakanlah kebersamaan kita. Pastikanlah kau melakukan itu.” Ucap Se Ri.
“Jangan tutup dahulu!.. Dengarkan aku. Kau lihat apa, katakanlah. Aku bisa menemukanmu.” Kata Jung Hyuk.
“Jung Hyuk... Aku mencintaimu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk terdiam dan menangis lalu terdengar bunyi suara tembakan.
Si pria yang mencoba mengambil ponsel dari tagan Se Ri dan pria lain melepaskan tembakan ke atas truk. Jung Hyuk menangis di tengah hutan mencoba menelp Se Ri kembali tapi ponselnya sudah tak aktif. Akhirnya Jung Hyuk menelp Seung Jung juga tak nyambung.
Akhirnya Jung Hyuk perg ke rumah Seung Jung tapi terlihat tak ada kehidupan. Saat itu telpnya berdering, Nyonya Ma menelp menyuruh Jung Hyuk agar segera pulang.

Di depan rumah, semua orang sudah berkumpul dan bertanya-tanya “Apa yang terjadi?” Jung Hyuk akhirnya datang. Nyonya Ma memebritahu kalau Badan Keamanan sedang menggeledah rumahnya dan mencari Sam Suk. Jung Hyuk langsung masuk ke dalam rumah.
“Apakah kita memikirkan hal yang sama?” kata Nyonya Ma. Nyonya Na pikir Dia begitu kesal, tapi malah membuatnya makin tampan. Semua pun setuju mendengarnya.

Jung Hyuk masuk rumah, terlihat sudah berantakan lalu melihat pohon tomat yang hancur dan langsung mengambilnya. Saat itu Tuan Jo keluar rumah menyambut Jung Hyuk dan memberitahu kalau Para atasan menyuruh untuk melakukannya.
“Jadi Ke mana perginya wanita dari Divisi 11 itu? Kami harus membawanya.” Ucap Tuan JO
“Untuk apa?” tanya Jung Hyuk. Tuan Jo mengaku tahu segalanya. Kalau Jalang itu bukan dari Divisi 11.
“Dialah bukti hidup yang bisa kupakai untuk menghancurkanmu, ayahmu, dan keluargamu.” Kata Tuan Jo. Jung Hyuk langsung memberikan pukulan pada Tuan Jo.
Tuan Jo pun terjungkal, anak buahnya langsung menendang Jung Hyuk tanpa henti sampai akhirnya Tuan Jo pun menatap Jung Hyuk yang sudah babak belur.
 “Membuat orang-orang berkata jujur adalah keahlianku, jangan cemas. Entah aku akan menghajarnya habis-habisan, atau membakar kulitnya dengan listrik, dia pasti akan mengaku... Sudah kubilang, sesuatu atau seseorang akan selalu berubah.” Ucap Tuan Jo
“Habislah kau... Cepat Bawa dia.” Kata Tuan Jo. Akhirnya Jung Hyuk dibawa oleh badan keamanan masuk mobil.
Semua ibu-ibu bertanya-tanya kemana Jung Hyuk akan dibawa. Tuan Jung melihat dari kejauhan dengan wajah sedih dan langsung memalingkan wajah. Semua ibu-ibu kebingungan yang akan mereka lakukan untuk Jung Hyuk.
“Bukankah kita harus bilang? Haruskah kita biarkan mereka membawanya?” ucap Nyonya Na. Akhirnya Jung Hyuk pun dimasukan penjara. 


Sementara Seo Yeon seperti ketakutan karena didepanya ada dua orang yang menyeramkan. Ia pun bergumam dalam hati “Aku harus tenang dan fokus. Pikirkanlah, apa pun itu. Ya, aku harus memikirkan hal-hal bahagia. Yang membuatku bahagia.”
“Jung Hyuk merebus mi.  Jung Hyuk yang tak tahu perbedaan lilin biasa dan lilin aromaterapi. Tapi kini dia tahu bedanya. Jung Hyuk yang menyelimutiku< saat ingin mengambil segelas air.”
Seo Yeon mengingat semua kenangan saat bersama dengan Jung Hyuk. pun Seo Yeon mengantar Jung Hyuk yang mengantarnya tapi Jung Hyuk mengatakan semua baik-baik saja.
“Aku baik-baik saja setelah minum obat dan tidur. Aku tak apa-apa.” Ucap Jung Hyuk yang menutupi jati dirinya.
“Jung Hyuk yang selalu berbohong bahwa dia baik-baik saja walau segalanya kacau.”
Jung Hyuk mengatakan  akan aman selama Seo Yeon dalam pandangannya. Ia pun meminta Seo Yeon memberitahu sedang melihat apa karena bisa menemukanny.
“Memangnya dia pahlawan super? Dia selalu bilang bisa segalanya dan menemukan aku. Jung Hyuk suka membual dan berbohong.” Gumam See Yeon.
“Aku merindukanmu.”ucap Seo Yeon sambil menatap ke arah celah dibagian atas terus, terlihat langit yang gelap. Sementara Jung Hyuk ada di penjara pun melihat  ke arah langit yang sama.
Kedua-keduanya saling menatap langit yang sama walaupun ditempat yang berbeda. 


Se Ri terbangun dari tidurnya dan kebingungan melihat seperti ada sebuah gudang.  Ia pun mengendor pintu bertanya apakah ada orang diluar, tapi tak ada sahutan sama sekali. Ia pikir  kalau Mereka takkan mengurungnya jika mau melepaskanknya.
“Para bajingan itu menculikku dan mengurungku di sini. Kenapa tak membunuhku? Apa yang mereka incar? Apakah mereka melihatku saat ini?” ucap Se Ri mencari sesuatu dan menemukan CCTV.
“Kau siapa?” tanya Se Ri menatap ke arah CCTV, seseorang sedang memperhatikan Se Ri. 

Di penjara terlihat slogan  JIKA KABUR, KAU AKAN MATI! MARI BANGUN NEGARA SOSIALIS YANG KUAT. Anak buah Jung Hyuk datang berkunjung. Tentara Pyo yakin Jung Hyuk itu pasti tahu, tak mudah bagi prajurit biasa seperti mereka bisa datang.
“Tapi kebetulan teman masa kecilku pejabat di pusat penahanan ini.” Ucap Tentara Pyo.
“Kurasa dia tak pantas dipuji.” Komentar Ju Meok. Eun Dong pun juga setuju.
“Ini Salah siapa ini? Ibu Dan datang saat itu. Sersan Kepala Pyo mabuk hari itu dan menceritakan semua soal Se-ri.” Cerita Ju Meok.
“Maksudku, bukan semuanya soal dia. Kudengar ibunya pebisnis kaya yang memiliki mal di Pyongyang.” Kata tentara Pyo
“Mungkin dia menyuruh orang untuk melacak dan melakukan sesuatu kepada Se-ri.” Kata Ju Meok. Tentara Pyo pikir itu tak mungkin.
“Aku sering menontonnya di drama Selatan. Saat ada yang mengganggu pernikahan anaknya, orang kaya Selatan akan menyiram wajah orang itu, atau menyogoknya. Tapi orang kaya di sini makin tangguh, mungkin dia menculiknya untuk memberinya pelajaran.” Ucap Ju Meok.
“Kapten Ri, wanita itu tampaknya tak tega melakukan hal itu.” Komentar Tentara Pyo.
Jung Hyuk hanya diam saja tapi teringat dengan yang dikatakan Dan saat tak bisa menahannya pergi “Aku memperingatkanmu. Jangan sampai kau menyesalinya.” Akhirnya Ia meminta anak buahnya agar meminta tolong lakukan sesuatu untuknya. 

Jung Hyuk bertemu dengan Dan di ruang tamu. Dan menyindir Jung Hyuk kalau Setelah dipenjar ingin menemuinya untuk kali pertama. Jung Hyuk memberitahu kalau Wanita itu menghilang. Dan seolah tak peduli dan ingin tahu memangnya kenapa.
“Kau pasti tahu soal itu.. Siapa pelakunya? Dia dibawa ke mana? Apakah dia baik-baik saja?” ucap Jung Hyuk.
“Dasar Konyol... Pernikahanmu sebentar lagi, tapi kau mencemaskan wanita lain. Seolah-olah kau kehilangan segalanya... Ini bagus... Kau harus tetap dikurung di sini sampai hari pernikahan kita, dan bebas pada hari itu. Sampai jumpa.” Kata Dan akan pergi.
“Apakah ulah ayahku? Katamu jangan sampai aku menyesalinya. Kau minta bantuan siapa agar aku menyesalinya? Tak mungkin Badan Keamanan. Dan Juga mustahil ulah ibumu.” Ucap Jung Hyuk sebelum Dan pergi.
“Apakah kau menemui ayahku? Apakah ayahku menculiknya? Wanita itu...” ucap Jung Hyuk yang langsung disela oleh Dan
“Benar. Dia sudah mati. Kau takkan bisa menemukannya... Sebaiknya kau menyerah.” Kata Dan sinis.
“Sampaikan kepada ayahku. Jika sampai melukainya sedikit pun, maka dia akan kehilangan putra satu-satunya. Sebaiknya sampaikan itu.” Tegas Jung Hyuk. Dan hanya bisa terdiam. 



Dan masuk mobil dengan wajah kesal sementara pamanya bingung akhirnya ikut masuk ke dalam mobil.  Tuan Mo pun bertanya Haruskah paman masuk dengan Dan tadi. Dan hanya bisa diam saja. Tuan Mo ingin tahu Bagaimana keadaannya.
“Direktur Ri belum tahu soal ini, 'kan? Kenapa dia bisa ditahan di sini? Dia akan marah saat mengetahuinya.” Kata Tuan Mo panik.
“ Biarkan.”ucap Se Ri. Tuan Mo melonggo bingung  dan mengingatkan kalau pernikahannya sebentar lagi.
“Dia harus tetap di sana agar bisa kunikahi.” Kata Se Ri. Tuan Mo mengaku tak paham dan meminta dijelaskan. 

Tuan Jung kaget melihat anaknya datang ke tempat kerjanya.  U Pil memberitahu ayahnya kalau Kemarin, ada beberapa pria yang menculik wanita cantik dari Selatan itu menjatuhkan kotak ini.

Flash Back
U Pil seperti baru pulang sekolah melihat Se Ri berjalan sendirian dan wajahnya tersenyum bahagia. Saat itu tiba-tiba beberapa orang menodongkan pistol, U Pil pun langsung bersembunyi. Se Ri pun dibawa pergi dengan menjatuhkan kotak itu.
Akhirnya U Pil mengambil kotak yang dituhkan Se Ri lalu memberikan pada sang ayah.
Tuan Jung melihat isi kotak hadiah Se Ri dan melihat jam tangan. Ia mengingat itu adalah jam tangan mendiang Mu Hyuk yang pernah menolongnya. Akhirnya Ia langsung memasukn ke dalam saku celana dengan wajah panik.
“U Pil... Adakah yang tahu soal ini?” tanya Tuan Jung. U Pil mengelengkan kepala.
“Jangan ceritakan siapa pun, ya?” pintaTuan Jung. U Pil menganguk mengerti.
“Apakah dia akan baik-baik saja?” tanya U Pil khawatir. Tuan Jung anya bisa diam saja. 



Di dalam toilet, Tentara Pyo berkata Konon, mereka takkan pernah tahu isi pemikiran orang lain padahal sudah lama mengenalinya dan Sulit mempercaya Jung Hyuk sudah menipu mereka. Ia merasa tak memahami Kapten Ri.
“Dia bukan tipe orang yang memamerkan keluarganya.” Kata Tentara Park. Eun Dong pun menyetujuinya.
“Tetap saja... Ini berita besar. Kenapa dia terus merahasiakannya? Ayahnya Kapten Ri, Direktur Biro Politik Umum? Masih sulit kupercaya.” Kata Tentara Pyo
“Direktur Ri juga takkan tinggal diam jika anaknya dikurung di pusat penahanan. Bukankah harus kita laporkan?” ucap Ju Meok
“Kapten Ri menyuruh kita merahasiakannya, jadi, tetap diam.” perintah Tentara Pyo. Semua pun menganguk mengerti. Saat itu beberapa orang tentara keluar dari kamar mandi. 


Mereka pun keluar dari rumah, Ju Meok memastikan kalau semuanya pasti dengar lalu Tentara Pyo mengeluh tentara Park Suaranya agak pelan. Tentara Park pikir Justru mencurigakan jika membicarakannya dengan lantang.
“Tapi apakah cukup untuk menyebarkannya?” ucap Eun Dong khawatir.
“Hei. Tak perlu seratus lebah untuk membuat seratus bunga mekar. Hanya butuh setengah hari agar tersebar ke semua orang di sini. Tapi masalahnya, entah rumor itu benar atau tidak.” Kata Tentara Park. 


Flash Back
Jung Hyuk memberitahu kalau Ada yang harus mereka lakukan jadi meminta agar menyebarkan rumor mengenai keluarganya bahwa ayahnya itu Direktur Biro Politik Umum.
“Kurasa dia takkan mengeluarkanku walaupun tahu aku ada di sini. Aku mau sebarkan rumor untuk cari jalan keluar, aku butuh bantuan kalian.” Kata Jung Hyuk.
“Sudah kubilang... Kepalanya pasti tertembak juga.”ejek Tentara Pyo dengan memalingkan wajahnya.
“Jangan cemas, Sersan Pyo.. Semuanya benar... Aku tak punya waktu. Rumornya harus mencapai Letkol secepat mungkin.” Kata Tentara Pyo. 
“Ayahnya Direktur Biro Politik Umum? Bagaimana kalau itu omong kosong dan kita tertipu?” kata Tentara Pyo masih tak yakin
“Bukankah seharusnya kau sudah tahu? Dia tak pernah begitu.” Kata Tentara Park. Semua pun menganguk setuju. 


Nyonya Ma pun baru tahu kalau Ayah Jung Hyuk adalah Direktur Biro Politik Umum. Si wanita memberitahu kalau Suaminya dengar para kolega membicarakannya. Nyonya Na pikir Memang harus diakui ada yang berbeda darinya.
“Maksudku, tampangnya saja revolusioner, Gaya bicara, dan caranya berjalan. Menurutku, dia terlalu percaya diri walau hanya kapten.” Ucap Nyonya Na. Nyonya Hyun juga pikir seperti itu.
“Ya, itu benar... Sejujurnya, saat kulihat bahunya yang lebar, aku sudah mengira dia spesial.” Kata Nyonya Yang. Nyonya Hyun memikirkan tentang bahunya.
“Pikirkanlah... Dia bisa pamerkan bahu lebarnya karena ada yang mendukungnya. Jika dia pernah diancam sejak kecil,maka dia takkan punya bahu yang lebar.” Ucap Nyonya Yang.
Semua menganguk setuju, Nyonya Na pun berpikir itu Teori yang bagus. Nyonya Ma hanya bisa melonggo mendengarnya. 



Terdengar di suara alarm di ZONA DEMILITERISASI dan semua tentara berlari dengan peringatan “Pembelot di Pasukan Pengintai 31. Darurat.
Senior koloner menerima laporan dari telp kalau ada pembelot lagi dan meminta mereka agar semua siaga. Ia pun bertenya dimana Tuan Jo, ternyata Tuan Jo sedang ada di Pyongyang dan mengeluh kalau kejadian  di waktu seperti ini
“"Pendidikan mata-mata"? Astaga. Baiklah...” ucap Kolonel lalu menutup telpnya.
“Bisa siapkan makan malamku?” kata Kolonel pada sang istri. Nyonya Ma mengaku  sudah dengar.
“Soal apa?” tanya Kolonel. Nyonya Ma memberitahu kalau ini tentang Kapten Ri Jung Hyuk.
“Kudengar dia ditahan.” Kata Nyonya Ma. Kolo nel yakin kalau Anak muda zaman sekarang tak punya rasa hormat.
“Dia membantah atasannya. Apa yang dia pikirkan? Berandal itu takkan bebas untuk sementara.” Ucap Kolonel
“Pernahkah kau berpikir kenapa Kapten Ri bersikap tak hormat?” tanya Nyonya Ma sinis
“Tentu saja karena dia tak bermoral. Dialah yang melapor ke Badan Persidangan, penyebab Jo Cheol Gang dan aku diinvestigasi. Dia terus menyelidiki, itu sangat memusingkan.” Kata Kolonel kesal
“Menurutmu kenapa dia begitu berani berusaha menyelidiki ke sana kemari?” tanya Nyonya Ma
“Kau terus bertele-tele. Katakan saja apa maksudmu?” keluh Kolonel. Nyonya Ma ingin tahu apakah pernah bertemu Direktur Biro Politik Umum
“Bagaimana bisa bertemu pejabat setinggi itu? Kenapa? Ada yang punya koneksi?” tanya Kolonel
“Memang ada... Tapi seseorang baru saja memutuskannya.” Ucap Nyonya Ma. Kolonel ingin tahu siapa dan menurutnya orang gila bisa melakukan itu.
“Kau pelakunya! Ri Jung Hyuk terlahir dengan koneksi itu, dengan Direktur Biro Politik Umum.” Kata Nyonya Ma kesal
Kolonel tak percaya mendengarnya,  Nyonya Ma menegaskan kalau Ri Jung Hyuk adalah anak Direktur Biro Politik Umum. Kolonel melonggo mendengarnya. Kolonela menghindari istrinya yang marah dan mukulnya.
“Sudah kubilang, berikan Bintang Preferensi. Tapi kau berikan ke orang lain. Apa? Tak bisa bebas? Hidupmu yang takkan bebas mulai sekarang. Kau mau lakukan apa? Katakan!.. Hei.. Kau mau ke mana?” teriak Nyonya Ma akhirnya melihat suaminya pergi. 




Se Ri masih saja dikamar dan tiba-tiba dua orang menariknya keluar, ia pun bertanya Siapa mereka dan akan melakukan apa. Saat itu Se Ri bertemu dengan ayah Jung Hyuk sambil minum teh. Tuan Ri melihat Se Ri menyuruh agar ikut minum juga.
“Ini teh jamur pinus... Tehnya wangi, dan aku berterima kasih, tapi takkan kuminum. Aku juga tak diundang sebagai tamu. Aku takkan minum apa yang kau suruh. Aku tak sebodoh itu.” Tegas Se Ri.
“Kau kira sedang di mana?” tanya Tuan Ri. Se Ri tahu kalau beliau itu ayahnya. Tuan Ri terlihat kaget karena Se Ri bisa mengetahuinya.
“Tak perlu terkejut. Kau mirip Nona Seo Dan. Mulutmu, hidungmu, dan terutama tatapan matamu sama sepertinya.”ucap Se Ri mengangguk Tuan Ri itu ayah dari Dan. Tuan Ri tak percaya mendengarnya.
“Aku lebih jeli dan peka dalam hal ini dibanding orang lain. Sejujurnya, saat diseret kemari, aku begitu kesal dan berpikir siapa pelakunya, tapi kini aku paham.” Ucap Se Ri
“Apa Kau paham?” tanya Tuan Ri. Se Ri yakin Tuan Ri pasti berpikir ia yang menghalangi putrinya.
“Kau pasti mengira aku menghalangi mereka, dan aku memahaminya.” Kata Se Ri
“Baik. Katakanlah... Apa niatmu mendekati Ri Jung Hyuk dan tinggal bersamanya?” tanya Tuan Ri sinis
“Kau bilang "Niat"? Itu sungguh tak adil. Aku ini murni korban keadaan yang tercipta akibat kesalahan dari sistem pertahanan antara Korea Selatan dan Utara karena bencana badai tak terduga.” Jelas Se Ri. Tuan Ri kaget mendengarnya.
“Itu kecelakaan... Pak, tolong pikirkanlah. Aku menjalankan perusahaan di Selatan. Bukan sekadar toko kecil, tapi perusahaan mode raksasa. Ini mungkin terkesan pamer, tapi kami punya 14 cabang di luar negeri.’ Jelas Se Ri
“Jadi, untuk apa aku memilih kemari dan melibatkan diri dalam masalah? Aku hanyalah warga Seoul tak bersalah yang mencemaskan semua uangku akan dipakai untuk apa, dan apakah aku bisa menghabiskannya sebelum mati. Ri Jung Hyuk hanya membantuku karena sifat kemanusiaannya.” Ungkap Se Ri 


“Jadi, maksudmu, Ri Jung Hyuk yang menyebabkan semua ini?” kata Tuan Ri. Se Ri menegaskan bukan.
“Bukan itu maksudku... Dia tak melakukan kesalahan... Sudah kubilang. Dia tak salah... Setidaknya, aku ingin meluruskan itu.” Kata Se Ri.
Saat itu Ibu Jung Hyuk diam-diam mendengarnya ucapan keduanya. Tuan Ri tak percaya kalau anaknya  tak salah karena sudah menyembunyikan orang Selatan yang tak dikenal. Se Ri menjelaskan Awalnya, Jung Hyuk mau melaporkan soal dirinya.
“Tapi aku mengancamnya. "Jika kau melapor, aku akan mengadu bahwa kau dan bawahanmu tidak becus berjaga." Jadi, dia harus mengambil keputusan sulit demi para bawahannya.” Kata Se Ri
“Jadi, hanya inikah batas hubungan kalian?” tanya Tuan Ri. Se Ri mengaku Sejujurnya, sangat menyukai Jung Hyuk.
“Itu terjadi begitu saja. Maafkan aku. Tapi dia tak menyukaiku.... Cintaku tak berbalas. Kau jangan cemas. Dia pasti mengira aku sudah kembali ke Selatan. Dia pasti tak peduli... Jadi, Pak, tolong bantu aku.” Kata Se Ri. Tuan Ri bingung malah Se Ri yang meminta bantuanya.
“Kau menyuruh orang menculikku. Kau pasti punya kuasa. Sebab itulah aku meminta. Bersikap baiklah, dan bantu aku pulang dengan selamat. Sebenarnya, kau tahu, Ri Jung Hyuk hanya Kapten. Dia tak punya kuasa. Dia tak berdaya.” Ungkap Se Ri
“Jika kau membantuku kali ini, aku pasti akan membalas jasamu” kata Se Ri memohon.  Tapi saat itu juga dua orang anak buahnya langsung menarik Se Ri pergi. Se Ri memohon pada Tuan Ri, tapi Tuan Ri tak peduli. 


Se Ri kembali di kurung dalam gudang, seorang pelayan datang membawakan makanan lengkap. Ia bingung padahal  sudah melatih dirinya untuk berpuasa. Saat itu ibu Jung Hyuk datang, Se Ri menegaskan berjanji takkan menelan satu butir beras pun di sini.
“Maafkan aku.” Ucap Se Ri. Ibu Jung Hyuk tahu Se Ri belum makan apa pun.
“Jika kau pikir makanannya diracuni, maka aku bisa mencicipinya.” Kata Ibu Jung Hyuk
“Kau siapa? Sebenarnya, itu tidak penting. Tapi Kenapa membawaku kemari?” ucap Se Ri
“Maafkan aku, tapi kami terpaksa. Makanannya aman, jadi Bisa kau makan.” Ucap Ibu Jung Hyuk akan keluar.
Se Ri menahan ibu Jung Hyuk meminta agar memberitahu tentang Jung Hyuk apakah dia baik-baik saja. Ia mengakutak ingin dia terlibat masalah atau dihukum karena diriny adan tak ingin itu terjadi. Ibu Jung Hyuk bertanya Apakah Se Ri sangat menyukainya?
“Itu... Bukan begitu..” kata Se Ri bingung. Ibu Jung Hyuk pikir  Wanita tak boleh tidur di kamar sedingin ini.
***
Bersambung ke Part 2
Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar