PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Se Ri
akan berjalan pulang memegang hadiah yang akan diberikan pada Jung Hyuk
“Hidup
memang penuh kejutan. Kau tak bisa yakin akan apa pun dalam hidup.” Ucap Se Ri
tapi tiba-tiba dua orang menghadangnya.
Ia pun
menyembunyikan hadiah dibelakang badanya. Dua pria langsung menodangkan pistol
dari belakang. Se Ri akhirnya dibawa pergi oleh mereka dan hadiahnya pun jatuh.
Se Ri
dibawa ke dalam mobil, seorang pria memberikan ponsel dan menyurh agar
mengatakan sesuai perintahnya. Jung Hyuk pun mengangkat telp bertanya
keberadaan Se Ri dan kenapa menelepon nya dan ini ponsel siapa. Se Ri
memberitahu kalau pergi sekarang.
“Ke
mana?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengeluh kalau Sudah bilang, akan pergi bersama
Gu Seung Jung.
“Apa Kau
akan pergi sekarang?” tanya Jung Hyuk kaget. Se Ri membenarkan.
“Tampaknya
begitu... Aku pergi lebih awal dari dugaan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk ingin tahu
keberadaan Se Ri sekarang dan akan ke sana.
“Jangan, aku
sudah pergi naik mobil. Maaf, aku tak sempat berpamitan. Tapi kita sudah sering
berpamitan sebelumnya. Kita tak perlu mengucapkannya lagi.” Ucap Se Ri menahan
tangisnya.
“Kau
salah. Aku tahu itu, tapi kita masih harus ucapkan perpisahan terakhir. Kita
harus mengatakannya lagi. Katakan di mana kau sekarang.” Ucap Jung Hyuk keluar
dari rumah mencari Se Ri.
“Kau ini
begitu keras kepala... Aku sudah pergi. Memang sudah seharusnya. Jadi, jangan
tanyakan keberadaanku atau bilang kau mau bertemu denganku.”ucap Se Ri yang
sudah ada didalam mobil dengan dua orang seperti sedang menyanderanya.
“Se-ri,
kumohon!.. Semenit saja!.. Tak peduli walau kau jauh. Aku ke sana... Jadi,
tunggu aku. Aku akan datang!”ucap Jung Hyuk terus mencari Se Ri.
“Sampai
jumpa... Jaga dirimu... Semoga pernikahanmu lancar Semoga keluargamu bahagia.
Berbahagialah. Semoga panjang umur dan hidupmu bahagia. Lupakanlah kebersamaan
kita. Pastikanlah kau melakukan itu.” Ucap Se Ri.
“Jangan
tutup dahulu!.. Dengarkan aku. Kau lihat apa, katakanlah. Aku bisa menemukanmu.”
Kata Jung Hyuk.
“Jung
Hyuk... Aku mencintaimu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk terdiam dan menangis lalu
terdengar bunyi suara tembakan.
Si pria
yang mencoba mengambil ponsel dari tagan Se Ri dan pria lain melepaskan
tembakan ke atas truk. Jung Hyuk menangis di tengah hutan mencoba menelp Se Ri
kembali tapi ponselnya sudah tak aktif. Akhirnya Jung Hyuk menelp Seung Jung
juga tak nyambung.
Akhirnya
Jung Hyuk perg ke rumah Seung Jung tapi terlihat tak ada kehidupan. Saat itu
telpnya berdering, Nyonya Ma menelp menyuruh Jung Hyuk agar segera pulang.
Di depan
rumah, semua orang sudah berkumpul dan bertanya-tanya “Apa yang terjadi?” Jung
Hyuk akhirnya datang. Nyonya Ma memebritahu kalau Badan Keamanan sedang
menggeledah rumahnya dan mencari Sam Suk. Jung Hyuk langsung masuk ke dalam
rumah.
“Apakah
kita memikirkan hal yang sama?” kata Nyonya Ma. Nyonya Na pikir Dia begitu
kesal, tapi malah membuatnya makin tampan. Semua pun setuju mendengarnya.
Jung Hyuk
masuk rumah, terlihat sudah berantakan lalu melihat pohon tomat yang hancur dan
langsung mengambilnya. Saat itu Tuan Jo keluar rumah menyambut Jung Hyuk dan
memberitahu kalau Para atasan menyuruh untuk melakukannya.
“Jadi Ke
mana perginya wanita dari Divisi 11 itu? Kami harus membawanya.” Ucap Tuan JO
“Untuk
apa?” tanya Jung Hyuk. Tuan Jo mengaku tahu segalanya. Kalau Jalang itu bukan
dari Divisi 11.
“Dialah
bukti hidup yang bisa kupakai untuk menghancurkanmu, ayahmu, dan keluargamu.”
Kata Tuan Jo. Jung Hyuk langsung memberikan pukulan pada Tuan Jo.
Tuan Jo
pun terjungkal, anak buahnya langsung menendang Jung Hyuk tanpa henti sampai
akhirnya Tuan Jo pun menatap Jung Hyuk yang sudah babak belur.
“Membuat orang-orang berkata jujur adalah
keahlianku, jangan cemas. Entah aku akan menghajarnya habis-habisan, atau membakar
kulitnya dengan listrik, dia pasti akan mengaku... Sudah kubilang, sesuatu atau
seseorang akan selalu berubah.” Ucap Tuan Jo
“Habislah
kau... Cepat Bawa dia.” Kata Tuan Jo. Akhirnya Jung Hyuk dibawa oleh badan
keamanan masuk mobil.
Semua
ibu-ibu bertanya-tanya kemana Jung Hyuk akan dibawa. Tuan Jung melihat dari
kejauhan dengan wajah sedih dan langsung memalingkan wajah. Semua ibu-ibu
kebingungan yang akan mereka lakukan untuk Jung Hyuk.
“Bukankah
kita harus bilang? Haruskah kita biarkan mereka membawanya?” ucap Nyonya Na.
Akhirnya Jung Hyuk pun dimasukan penjara.
Sementara
Seo Yeon seperti ketakutan karena didepanya ada dua orang yang menyeramkan. Ia
pun bergumam dalam hati “Aku harus tenang dan fokus. Pikirkanlah, apa pun itu. Ya,
aku harus memikirkan hal-hal bahagia. Yang membuatku bahagia.”
“Jung
Hyuk merebus mi. Jung Hyuk yang tak tahu
perbedaan lilin biasa dan lilin aromaterapi. Tapi kini dia tahu bedanya. Jung
Hyuk yang menyelimutiku< saat ingin mengambil segelas air.”
Seo Yeon
mengingat semua kenangan saat bersama dengan Jung Hyuk. pun Seo Yeon mengantar
Jung Hyuk yang mengantarnya tapi Jung Hyuk mengatakan semua baik-baik saja.
“Aku
baik-baik saja setelah minum obat dan tidur. Aku tak apa-apa.” Ucap Jung Hyuk
yang menutupi jati dirinya.
“Jung
Hyuk yang selalu berbohong bahwa dia baik-baik saja walau segalanya kacau.”
Jung Hyuk
mengatakan akan aman selama Seo Yeon
dalam pandangannya. Ia pun meminta Seo Yeon memberitahu sedang melihat apa
karena bisa menemukanny.
“Memangnya
dia pahlawan super? Dia selalu bilang bisa segalanya dan menemukan aku. Jung
Hyuk suka membual dan berbohong.” Gumam See Yeon.
“Aku
merindukanmu.”ucap Seo Yeon sambil menatap ke arah celah dibagian atas terus,
terlihat langit yang gelap. Sementara Jung Hyuk ada di penjara pun melihat ke arah langit yang sama.
Kedua-keduanya
saling menatap langit yang sama walaupun ditempat yang berbeda.
Se Ri
terbangun dari tidurnya dan kebingungan melihat seperti ada sebuah gudang. Ia pun mengendor pintu bertanya apakah ada
orang diluar, tapi tak ada sahutan sama sekali. Ia pikir kalau Mereka takkan mengurungnya jika mau
melepaskanknya.
“Para
bajingan itu menculikku dan mengurungku di sini. Kenapa tak membunuhku? Apa
yang mereka incar? Apakah mereka melihatku saat ini?” ucap Se Ri mencari
sesuatu dan menemukan CCTV.
“Kau siapa?”
tanya Se Ri menatap ke arah CCTV, seseorang sedang memperhatikan Se Ri.
Di
penjara terlihat slogan JIKA KABUR, KAU
AKAN MATI! MARI BANGUN NEGARA SOSIALIS YANG KUAT. Anak buah Jung Hyuk datang
berkunjung. Tentara Pyo yakin Jung Hyuk itu pasti tahu, tak mudah bagi prajurit
biasa seperti mereka bisa datang.
“Tapi
kebetulan teman masa kecilku pejabat di pusat penahanan ini.” Ucap Tentara Pyo.
“Kurasa
dia tak pantas dipuji.” Komentar Ju Meok. Eun Dong pun juga setuju.
“Ini
Salah siapa ini? Ibu Dan datang saat itu. Sersan Kepala Pyo mabuk hari itu dan
menceritakan semua soal Se-ri.” Cerita Ju Meok.
“Maksudku,
bukan semuanya soal dia. Kudengar ibunya pebisnis kaya yang memiliki mal di
Pyongyang.” Kata tentara Pyo
“Mungkin
dia menyuruh orang untuk melacak dan melakukan sesuatu kepada Se-ri.” Kata Ju
Meok. Tentara Pyo pikir itu tak mungkin.
“Aku
sering menontonnya di drama Selatan. Saat ada yang mengganggu pernikahan
anaknya, orang kaya Selatan akan menyiram wajah orang itu, atau menyogoknya. Tapi
orang kaya di sini makin tangguh, mungkin dia menculiknya untuk memberinya
pelajaran.” Ucap Ju Meok.
“Kapten
Ri, wanita itu tampaknya tak tega melakukan hal itu.” Komentar Tentara Pyo.
Jung Hyuk
hanya diam saja tapi teringat dengan yang dikatakan Dan saat tak bisa
menahannya pergi “Aku memperingatkanmu. Jangan sampai kau menyesalinya.”
Akhirnya Ia meminta anak buahnya agar meminta tolong lakukan sesuatu untuknya.
Jung Hyuk
bertemu dengan Dan di ruang tamu. Dan menyindir Jung Hyuk kalau Setelah dipenjar
ingin menemuinya untuk kali pertama. Jung Hyuk memberitahu kalau Wanita itu
menghilang. Dan seolah tak peduli dan ingin tahu memangnya kenapa.
“Kau
pasti tahu soal itu.. Siapa pelakunya? Dia dibawa ke mana? Apakah dia baik-baik
saja?” ucap Jung Hyuk.
“Dasar
Konyol... Pernikahanmu sebentar lagi, tapi kau mencemaskan wanita lain. Seolah-olah
kau kehilangan segalanya... Ini bagus... Kau harus tetap dikurung di sini
sampai hari pernikahan kita, dan bebas pada hari itu. Sampai jumpa.” Kata Dan
akan pergi.
“Apakah
ulah ayahku? Katamu jangan sampai aku menyesalinya. Kau minta bantuan siapa
agar aku menyesalinya? Tak mungkin Badan Keamanan. Dan Juga mustahil ulah
ibumu.” Ucap Jung Hyuk sebelum Dan pergi.
“Apakah
kau menemui ayahku? Apakah ayahku menculiknya? Wanita itu...” ucap Jung Hyuk
yang langsung disela oleh Dan
“Benar.
Dia sudah mati. Kau takkan bisa menemukannya... Sebaiknya kau menyerah.” Kata
Dan sinis.
“Sampaikan
kepada ayahku. Jika sampai melukainya sedikit pun, maka dia akan kehilangan
putra satu-satunya. Sebaiknya sampaikan itu.” Tegas Jung Hyuk. Dan hanya bisa
terdiam.
Dan masuk
mobil dengan wajah kesal sementara pamanya bingung akhirnya ikut masuk ke dalam
mobil. Tuan Mo pun bertanya Haruskah
paman masuk dengan Dan tadi. Dan hanya bisa diam saja. Tuan Mo ingin tahu
Bagaimana keadaannya.
“Direktur
Ri belum tahu soal ini, 'kan? Kenapa dia bisa ditahan di sini? Dia akan marah
saat mengetahuinya.” Kata Tuan Mo panik.
“
Biarkan.”ucap Se Ri. Tuan Mo melonggo bingung
dan mengingatkan kalau pernikahannya sebentar lagi.
“Dia
harus tetap di sana agar bisa kunikahi.” Kata Se Ri. Tuan Mo mengaku tak paham
dan meminta dijelaskan.
Tuan Jung
kaget melihat anaknya datang ke tempat kerjanya. U Pil memberitahu ayahnya kalau Kemarin, ada
beberapa pria yang menculik wanita cantik dari Selatan itu menjatuhkan kotak
ini.
Flash Back
U Pil
seperti baru pulang sekolah melihat Se Ri berjalan sendirian dan wajahnya
tersenyum bahagia. Saat itu tiba-tiba beberapa orang menodongkan pistol, U Pil
pun langsung bersembunyi. Se Ri pun dibawa pergi dengan menjatuhkan kotak itu.
Akhirnya
U Pil mengambil kotak yang dituhkan Se Ri lalu memberikan pada sang ayah.
Tuan Jung
melihat isi kotak hadiah Se Ri dan melihat jam tangan. Ia mengingat itu adalah
jam tangan mendiang Mu Hyuk yang pernah menolongnya. Akhirnya Ia langsung
memasukn ke dalam saku celana dengan wajah panik.
“U Pil...
Adakah yang tahu soal ini?” tanya Tuan Jung. U Pil mengelengkan kepala.
“Jangan
ceritakan siapa pun, ya?” pintaTuan Jung. U Pil menganguk mengerti.
“Apakah
dia akan baik-baik saja?” tanya U Pil khawatir. Tuan Jung anya bisa diam saja.
Di dalam
toilet, Tentara Pyo berkata Konon, mereka takkan pernah tahu isi pemikiran
orang lain padahal sudah lama mengenalinya dan Sulit mempercaya Jung Hyuk sudah
menipu mereka. Ia merasa tak memahami Kapten Ri.
“Dia
bukan tipe orang yang memamerkan keluarganya.” Kata Tentara Park. Eun Dong pun
menyetujuinya.
“Tetap
saja... Ini berita besar. Kenapa dia terus merahasiakannya? Ayahnya Kapten Ri,
Direktur Biro Politik Umum? Masih sulit kupercaya.” Kata Tentara Pyo
“Direktur
Ri juga takkan tinggal diam jika anaknya dikurung di pusat penahanan. Bukankah
harus kita laporkan?” ucap Ju Meok
“Kapten
Ri menyuruh kita merahasiakannya, jadi, tetap diam.” perintah Tentara Pyo.
Semua pun menganguk mengerti. Saat itu beberapa orang tentara keluar dari kamar
mandi.
Mereka
pun keluar dari rumah, Ju Meok memastikan kalau semuanya pasti dengar lalu
Tentara Pyo mengeluh tentara Park Suaranya agak pelan. Tentara Park pikir Justru
mencurigakan jika membicarakannya dengan lantang.
“Tapi
apakah cukup untuk menyebarkannya?” ucap Eun Dong khawatir.
“Hei. Tak
perlu seratus lebah untuk membuat seratus bunga mekar. Hanya butuh setengah
hari agar tersebar ke semua orang di sini. Tapi masalahnya, entah rumor itu
benar atau tidak.” Kata Tentara Park.
Flash Back
Jung Hyuk
memberitahu kalau Ada yang harus mereka lakukan jadi meminta agar menyebarkan
rumor mengenai keluarganya bahwa ayahnya itu Direktur Biro Politik Umum.
“Kurasa
dia takkan mengeluarkanku walaupun tahu aku ada di sini. Aku mau sebarkan rumor
untuk cari jalan keluar, aku butuh bantuan kalian.” Kata Jung Hyuk.
“Sudah
kubilang... Kepalanya pasti tertembak juga.”ejek Tentara Pyo dengan memalingkan
wajahnya.
“Jangan
cemas, Sersan Pyo.. Semuanya benar... Aku tak punya waktu. Rumornya harus
mencapai Letkol secepat mungkin.” Kata Tentara Pyo.
“Ayahnya
Direktur Biro Politik Umum? Bagaimana kalau itu omong kosong dan kita tertipu?”
kata Tentara Pyo masih tak yakin
“Bukankah
seharusnya kau sudah tahu? Dia tak pernah begitu.” Kata Tentara Park. Semua pun
menganguk setuju.
Nyonya Ma
pun baru tahu kalau Ayah Jung Hyuk adalah Direktur Biro Politik Umum. Si wanita
memberitahu kalau Suaminya dengar para kolega membicarakannya. Nyonya Na pikir
Memang harus diakui ada yang berbeda darinya.
“Maksudku,
tampangnya saja revolusioner, Gaya bicara, dan caranya berjalan. Menurutku, dia
terlalu percaya diri walau hanya kapten.” Ucap Nyonya Na. Nyonya Hyun juga
pikir seperti itu.
“Ya, itu
benar... Sejujurnya, saat kulihat bahunya yang lebar, aku sudah mengira dia
spesial.” Kata Nyonya Yang. Nyonya Hyun memikirkan tentang bahunya.
“Pikirkanlah...
Dia bisa pamerkan bahu lebarnya karena ada yang mendukungnya. Jika dia pernah
diancam sejak kecil,maka dia takkan punya bahu yang lebar.” Ucap Nyonya Yang.
Semua
menganguk setuju, Nyonya Na pun berpikir itu Teori yang bagus. Nyonya Ma hanya
bisa melonggo mendengarnya.
Terdengar
di suara alarm di ZONA DEMILITERISASI dan semua tentara berlari dengan
peringatan “Pembelot di Pasukan Pengintai 31. Darurat.
Senior
koloner menerima laporan dari telp kalau ada pembelot lagi dan meminta mereka
agar semua siaga. Ia pun bertenya dimana Tuan Jo, ternyata Tuan Jo sedang ada
di Pyongyang dan mengeluh kalau kejadian
di waktu seperti ini
“"Pendidikan
mata-mata"? Astaga. Baiklah...” ucap Kolonel lalu menutup telpnya.
“Bisa
siapkan makan malamku?” kata Kolonel pada sang istri. Nyonya Ma mengaku sudah dengar.
“Soal
apa?” tanya Kolonel. Nyonya Ma memberitahu kalau ini tentang Kapten Ri Jung
Hyuk.
“Kudengar
dia ditahan.” Kata Nyonya Ma. Kolo nel yakin kalau Anak muda zaman sekarang tak
punya rasa hormat.
“Dia
membantah atasannya. Apa yang dia pikirkan? Berandal itu takkan bebas untuk
sementara.” Ucap Kolonel
“Pernahkah
kau berpikir kenapa Kapten Ri bersikap tak hormat?” tanya Nyonya Ma sinis
“Tentu
saja karena dia tak bermoral. Dialah yang melapor ke Badan Persidangan,
penyebab Jo Cheol Gang dan aku diinvestigasi. Dia terus menyelidiki, itu sangat
memusingkan.” Kata Kolonel kesal
“Menurutmu
kenapa dia begitu berani berusaha menyelidiki ke sana kemari?” tanya Nyonya Ma
“Kau
terus bertele-tele. Katakan saja apa maksudmu?” keluh Kolonel. Nyonya Ma ingin
tahu apakah pernah bertemu Direktur Biro Politik Umum
“Bagaimana
bisa bertemu pejabat setinggi itu? Kenapa? Ada yang punya koneksi?” tanya
Kolonel
“Memang
ada... Tapi seseorang baru saja memutuskannya.” Ucap Nyonya Ma. Kolonel ingin
tahu siapa dan menurutnya orang gila bisa melakukan itu.
“Kau pelakunya!
Ri Jung Hyuk terlahir dengan koneksi itu, dengan Direktur Biro Politik Umum.”
Kata Nyonya Ma kesal
Kolonel
tak percaya mendengarnya, Nyonya Ma
menegaskan kalau Ri Jung Hyuk adalah anak Direktur Biro Politik Umum. Kolonel
melonggo mendengarnya. Kolonela menghindari istrinya yang marah dan mukulnya.
“Sudah
kubilang, berikan Bintang Preferensi. Tapi kau berikan ke orang lain. Apa? Tak
bisa bebas? Hidupmu yang takkan bebas mulai sekarang. Kau mau lakukan apa?
Katakan!.. Hei.. Kau mau ke mana?” teriak Nyonya Ma akhirnya melihat suaminya
pergi.
Se Ri
masih saja dikamar dan tiba-tiba dua orang menariknya keluar, ia pun bertanya
Siapa mereka dan akan melakukan apa. Saat itu Se Ri bertemu dengan ayah Jung
Hyuk sambil minum teh. Tuan Ri melihat Se Ri menyuruh agar ikut minum juga.
“Ini teh
jamur pinus... Tehnya wangi, dan aku berterima kasih, tapi takkan kuminum. Aku juga
tak diundang sebagai tamu. Aku takkan minum apa yang kau suruh. Aku tak sebodoh
itu.” Tegas Se Ri.
“Kau kira
sedang di mana?” tanya Tuan Ri. Se Ri tahu kalau beliau itu ayahnya. Tuan Ri
terlihat kaget karena Se Ri bisa mengetahuinya.
“Tak
perlu terkejut. Kau mirip Nona Seo Dan. Mulutmu, hidungmu, dan terutama tatapan
matamu sama sepertinya.”ucap Se Ri mengangguk Tuan Ri itu ayah dari Dan. Tuan
Ri tak percaya mendengarnya.
“Aku lebih
jeli dan peka dalam hal ini dibanding orang lain. Sejujurnya, saat diseret
kemari, aku begitu kesal dan berpikir siapa pelakunya, tapi kini aku paham.”
Ucap Se Ri
“Apa Kau
paham?” tanya Tuan Ri. Se Ri yakin Tuan Ri pasti berpikir ia yang menghalangi
putrinya.
“Kau
pasti mengira aku menghalangi mereka, dan aku memahaminya.” Kata Se Ri
“Baik.
Katakanlah... Apa niatmu mendekati Ri Jung Hyuk dan tinggal bersamanya?” tanya
Tuan Ri sinis
“Kau
bilang "Niat"? Itu sungguh tak adil. Aku ini murni korban keadaan
yang tercipta akibat kesalahan dari sistem pertahanan antara Korea Selatan dan
Utara karena bencana badai tak terduga.” Jelas Se Ri. Tuan Ri kaget
mendengarnya.
“Itu
kecelakaan... Pak, tolong pikirkanlah. Aku menjalankan perusahaan di Selatan. Bukan
sekadar toko kecil, tapi perusahaan mode raksasa. Ini mungkin terkesan pamer, tapi
kami punya 14 cabang di luar negeri.’ Jelas Se Ri
“Jadi,
untuk apa aku memilih kemari dan melibatkan diri dalam masalah? Aku hanyalah warga
Seoul tak bersalah yang mencemaskan semua uangku akan dipakai untuk apa, dan
apakah aku bisa menghabiskannya sebelum mati. Ri Jung Hyuk hanya membantuku karena
sifat kemanusiaannya.” Ungkap Se Ri
“Jadi,
maksudmu, Ri Jung Hyuk yang menyebabkan semua ini?” kata Tuan Ri. Se Ri
menegaskan bukan.
“Bukan
itu maksudku... Dia tak melakukan kesalahan... Sudah kubilang. Dia tak salah...
Setidaknya, aku ingin meluruskan itu.” Kata Se Ri.
Saat itu
Ibu Jung Hyuk diam-diam mendengarnya ucapan keduanya. Tuan Ri tak percaya kalau
anaknya tak salah karena sudah
menyembunyikan orang Selatan yang tak dikenal. Se Ri menjelaskan Awalnya, Jung
Hyuk mau melaporkan soal dirinya.
“Tapi aku
mengancamnya. "Jika kau melapor, aku akan mengadu bahwa kau dan bawahanmu
tidak becus berjaga." Jadi, dia harus mengambil keputusan sulit demi para
bawahannya.” Kata Se Ri
“Jadi,
hanya inikah batas hubungan kalian?” tanya Tuan Ri. Se Ri mengaku Sejujurnya, sangat
menyukai Jung Hyuk.
“Itu terjadi
begitu saja. Maafkan aku. Tapi dia tak menyukaiku.... Cintaku tak berbalas. Kau
jangan cemas. Dia pasti mengira aku sudah kembali ke Selatan. Dia pasti tak
peduli... Jadi, Pak, tolong bantu aku.” Kata Se Ri. Tuan Ri bingung malah Se Ri
yang meminta bantuanya.
“Kau
menyuruh orang menculikku. Kau pasti punya kuasa. Sebab itulah aku meminta.
Bersikap baiklah, dan bantu aku pulang dengan selamat. Sebenarnya, kau tahu, Ri
Jung Hyuk hanya Kapten. Dia tak punya kuasa. Dia tak berdaya.” Ungkap Se Ri
“Jika kau
membantuku kali ini, aku pasti akan membalas jasamu” kata Se Ri memohon. Tapi saat itu juga dua orang anak buahnya
langsung menarik Se Ri pergi. Se Ri memohon pada Tuan Ri, tapi Tuan Ri tak
peduli.
Se Ri
kembali di kurung dalam gudang, seorang pelayan datang membawakan makanan
lengkap. Ia bingung padahal sudah
melatih dirinya untuk berpuasa. Saat itu ibu Jung Hyuk datang, Se Ri menegaskan
berjanji takkan menelan satu butir beras pun di sini.
“Maafkan
aku.” Ucap Se Ri. Ibu Jung Hyuk tahu Se Ri belum makan apa pun.
“Jika kau
pikir makanannya diracuni, maka aku bisa mencicipinya.” Kata Ibu Jung Hyuk
“Kau
siapa? Sebenarnya, itu tidak penting. Tapi Kenapa membawaku kemari?” ucap Se Ri
“Maafkan
aku, tapi kami terpaksa. Makanannya aman, jadi Bisa kau makan.” Ucap Ibu Jung
Hyuk akan keluar.
Se Ri
menahan ibu Jung Hyuk meminta agar memberitahu tentang Jung Hyuk apakah dia
baik-baik saja. Ia mengakutak ingin dia terlibat masalah atau dihukum karena
diriny adan tak ingin itu terjadi. Ibu Jung Hyuk bertanya Apakah Se Ri sangat
menyukainya?
“Itu...
Bukan begitu..” kata Se Ri bingung. Ibu Jung Hyuk pikir Wanita tak boleh tidur di kamar sedingin ini.
***
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar