PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 10 Januari 2020

Sinopsis Love With The Flaws Episode 28

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seo Yeon masuk ke ruangan lari dikagetkan dengan Mi Kyung berbaring diatas meja sambil makan permen lolipop dan bertanya sedang apa diatas meja. Mi Kyung mengaku  Ada aspek yang menyayat hati tentang dirinya. Seo Yeon melonggo binggung.
“Pak Lee... Aku baru sadar matanya seperti sapi. Yang sangat sedih. Pak Lee sama sekali tidak bisa bersamamu, kan?” ucap Mi Kyung. Seo Yeon berteriak kesal
“Aku tahu... Tapi siapa tahu.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon menegaskan  Tidak akan ada hal semacam itu.
“Kang Woo satu-satunya untukku.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung merasa Sayang sekali lalu berjalan pergi sambil menepuk bahu Seo Yeon. 

Kang Woo berbaring di sofa merasa  yakin sangat berani menghindari Seo Yeon, ternyata ia masih di ruangan Hyun Soo sendirian. Di ruang latihan, Seo Joon melihat Jung Ho datang terlihat bahagia dan memastikan kalau baik-baik saja.
“Kenapa tidak baik-baik saja?” ucap Jung Ho sinis. Seo Joon terlihat bingung
“Kau sudah lama tidak kemari, jadi, kupikir kau sakit.” Ucap Seo Joon khawatir.
“Seo Joon... Aku sangat iri kau banyak disukai padahal tidak melakukan apa pun.” Sindir Jung Ho. Seo Joon terlihat bingung.
“Tapi... Kamu tidak selalu bisa menikmati hari-hari indah. Nikmatilah selagi bisa.” Kata Jung Ho lalu melangkah pergi. Seo Joon bingung apa yang dimaksud Jung Ho. 

Jung Ho masuk ke lift dan bertabrakan dengan Kang Woo dan ponselnya terjatuh. Terlihat foto Seo Joon yang diambil oleh Jung Ho, Kang Woo mengambilnya lalu memberikan pada Jung Ho. Jung Ho terlihat terus menatap Kang Woo.
“Bukankah ini milikmu?” ucap Kang Woo. Jung Ho langsung mengambilnya. Kang Woo pun melangkah pergi.
“Itu mirip fotonya Seo Joon.” kata Kang Woo lalu berusaha untuk tak peduli lalu pergi. 

Kang Woo baru saja turun dari mobil, Seo Yeon menunggu dan memanggil Kang Woo. Kang Woo memperngatkan agar Jangan memanggilnya seperti itu. Seo Yeon tak habis pikir Kang Woo yang membohonginya padahal bilang akan memaafkannya, saat memanggil namany tidak peduli betapa kejamnya  sikapnya.
“Apa Kau tidak menyukaiku lagi? Apa Kau muak denganku sekarang? Apa Kau sungguh membenciku sekarang?” ucap Seo Yeon.
“Apa Kamu mau masuk?” tanya Kang Woo. Seo Yeon setuju dan akan masuk.
“Jika kamu masuk sekarang, maka aku tidak akan membiarkanmu pulang.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon melonggo bingung.
“Aku tidak akan membiarkanmu pulang. Apa Kau masih ingin masuk?” ucap Kang Woo menantang. Seo Yeon terlihat binggung.  
“Berhenti memprovokasiku. Kau sudah tahu aku tidak pernah bisa membencimu. Jangan menebak-nebak. Itu menyebalkan.”kata Kang Woo lalu masuk ke rumah. Seo Yeon hanya bisa menghela nafas. 


Won Jae mengangkat telp terlihat bingung dan memastikan siapa yang menelpnya. Kang Woo menyebutkan namanya, Won Jae heran Kang Woo yang bisa mendapatkan nomornya. Kang Woo dengan wajah panik bertanya  Apa Seo Yeon pulang dengan selamat.
“Ada-ada saja. Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?” ucap Won Jae heran.
“Karena aku tidak bisa mengantarnya.” Kata Kang Woo. Saat itu Seo Yeon menaiki tangga dengan tatapan kosong membawa semua cemilan.
“Ya, dia sudah pulang.” Ucap Won Jae. Kang Woo pun mengak sangat lega.
“Kurasa kita tidak boleh bicara di telepon seperti ini.” Sindir Won Jae. Kang Woo langsung membungkuk meminta maaf dan juga Terima kasih lalu menutup telp.
“Bagaimana dia bisa tahu nomorku? Informasi pribadiku terlalu terbuka.” Keluh Won Jae lalu mengambil snack karena Seo Yeon yang menjatuhkan semuanya. 

Ho Dol duduk didepan rumah dengan wajah ketakutan. Won Seok keluar untuk berkerja dan bertanya kenapa Ho Dol datang. Ho Dol dengan mata berkaca-kaca meminta maaf karena hanya terpikirkan Won Seok. Won Seok melihat Ho Dol menangis panik ingin tahu apa yang terjadi.
“Apa yang harus kulakukan? Aku merasa kasihan kepada ayahku. Kurasa dia melihat videonya. Aku masih... Belum... Aku belum siap memberitahunya.” Ucap Ho Dol lalu menangis histeris. 

Won Seok membawa ke cafe melihat Ho Dol masih terus menangis menyuruhnya agar Berhentilah menangis. Ho Dol mengerti menghapus air matanya tapi tetap saja menangis. Won Seok menyuruh Berhenti sambil membuka jam tanganya.
“Astaga, jangan pukul aku. Aku tidak akan menangis.” Ucap Ho Dol ketakutan. Won Seok bingung hanya melepaskan jam tanganya.
“Kukira kamu akan memukulku.” Ucap Ho Dol lalu terkejut melihat sesuatu di pegelangan tangan Won Seok lalu meminta maaf.
“Kamu bertanya kepadaku caraku memberi tahu keluargaku, bukan? Aku tidak tahu ternyata aku sebermasalah itu.” Ucap Won Seok. 

Flash Back
Won Seok menatap wajahnya dicermin terlihat sangat frustasi dan saat itu terjadilah dikamar mandi, saat Won Seok mencoba bunuh diri. Ayahnya pun menyelamatkan Won Seok dengan membawanya ke rumah sakit. Won Seok di infus dengan pergelangan tangan yang diperban.
Keduanya menonton TV dengan diam tentang Pegunungan Rocky terbentang dari Kanada sampai New Mexico di Amerika, Sekitar 3.000 km. Tuan Jo memanggil anaknya. Won Seok hanya diam saja. Sang ayah memanggil lagi dengan lembut. Won Seok pun menyahut.
“Bukankah itu sakit? Kenapa kau tidak kenal takut?” ucap Tuan Jo. Won Seok pun meminta maaf.
“Ya. Sudah seharusnya. Ayah lebih suka jika dia lebih banyak bicara darimu. Maksud ayah, pria yang akan kamu perkenalkan kepada ayah suatu hari.” Ucap Tuan Jo. Won Seok kaget dengan ucapan ayahnya.
“Maafkan aku.” Ucap Won Seok ternyata ayahnya sudah tahu.  Tuan Jo memberitahu kalau Itu bukan sesuatu yang perlu dimaafkan.


“Apa pun kasusnya, kau tidak akan mau membuatnya menyaksikan pemandangan mengerikan. Itu akan lebih baik baginya.” Ucap Won Seok memperlihatkan bekas lukanya. Ho Dol hanya bisa diam saja.
“Jadi, mari kita teruskan.” Kata Won Seok mengelus kepala Ho Dol. Ho Dol tertunduk dan menganguk mengerti. 

Kang Woo menemui Dokter Kim ingin tahu Kenapa menipunya. Dokter Kim terlihat kaget dan saat itu Kang Woo langsung mengambil pulpen dan siap menusuknya. Dokter Kim tersadar kalau hanya khayalanya dan langsung menurunkan pulpenya.
“Jika tidak ada yang ingin kau katakan...” ucap Dokter Kim. Kang Woo pikir benar kalau tak ada.
“Aku tidak berhak mengatakan apa pun kali ini.” Ucap Kang Woo lalu berjalan pergi.
“Apa Kau punya sepasang gunting?” tanya Kang Woo. Dokter Kim bingung bertanya untuk apa dengan wajah panik.
“Ada benang yang lepas di sini.” Ucap Kang Woo menunjuk pada kemejanya. Dokter Kim mengeluarkan gunting. Kang Woo ingin mengambilnya.
“Biar kulakukan untukmu.” Kata Dokter Kim. Kang Woo akhirnya setuju.
Dokter Kim akan mengunting benang tapi yang terjadi malah mengunting  kemeja sampai bagian punting Kang Woo terlihat. Kang Woo hanya bisa melonggo melihat bajunya yang bolong. 


Dokter Kim akhirnya duduk sambil menghela nafas dan mendengar saura ketukan pintu. Ia pun bertanya apakah Kang Woo meninggalkan sesuatu lal membuka pintu, terlihat Tuan Kim datang dan wajahnya sangat mirip. Dokter Kim kaget langsung menutup pintu kembali.
“Apa kau hantu? Apa Kau nyata?” Ucap Dokter Kim memastikan dengan mengacak-ngacak wajah kembarannya. Tuan Kim hanya diam saja
“Apa kau adalah aku?” ucap Tuan Kim. Dokter Kim memastikan dengan saling menampar seperti ingin tahu kalau yang terjadi memang nyata. 

Nyonya Han menuruni mobil dengan gaya cantik akan masuk ke sekolah tapi berhenti melihat taman dengan wajah bahagai kalau bunga yang telah mekar dengan indah. Saat akan bangun, Nyonya Han seperti akan hampir jatuh, Seo Yeon menahanya.
“Apa Anda baik-baik saja?” tanya Seo Yeon panik. Nyonya Han terlihat bingung
“Apa Anda merasa pusing? Ada yang terluka?” tanya Seo Yeon. Nyonya Han mengaku tidak
“Naiklah ke punggungku.” Kata Seo Yeon dan langsung berlari mengendong Nyonya Han masuk ke sekolah.
Min Hyuk menelp neneknya menenyakan keberadanya. Nyonya Oh mengak sudah ada. Min Hyuk kaget dan ingin tahu dimana. Saat itu Seo Yeon berteriak masuk memberitahu ada yang darurat lalu menariknya pergi. 

Nyonya Han duduk di UKS. Seo Yeon memastikan kalau Nenek Han yakin tidak apa-apa. Nyonya Han terlihat bingung. Seo Yeon membeirtahu kalau Nyonya Han itu terjatuh. Min Hyuk ingin memberitahu kalau itu adalah neneknya, tapi Nyonya Han merasa tak perlu memberitahu.
“Pak Lee, tolong periksa dia.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk bingung tapi akhirnya menganguk mengerti.
“Baik. Serahkan kepadaku. Kau ada kelas.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon baru teringat.
“Bu, dia dokter yang sangat kompeten. Beri tahu dia semua bagian tubuh yang Anda rasa sakit.” Kata Seo Yeon. Nenek Han menganguk mengerti.
“Aku akan melakukan itu. Pergilah.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon pun bergegas pergi. 

Min Hyuk pun bertanya apakah Kaki Nenek baik-baik saja. Nyonya Han langsun menebak kalau wanita itu adalah yang dikencani Kang Woo. Min Hyk kaget kalau Neneknya juga sudah tahu. Nyonya Ha mengaku mau lihat keadaan sekolah lalu berjalan pergi. 

“Sepertinya kamu bekerja dengan baik. Tetap saja, jangan berharap ada di sini untuk waktu yang lama.” Kata Nyonya Han saat Min Hyuk mengantar ke mobil.
“Ini menyenangkan.” Ucap Min Hyuk. Nyonya Han bertany apakah Min Hyuk yakin tidak mau bekerja di rumah sakit lagi
“Apa lukamu belum sepenuhnya pulih? Apa Kau pikir nenek tidak tahu alasanmu meninggalkan rumah sakit? Setelah kau pergi, Direktur RS memberitahuku. Nenek kira semua akan membaik seiring waktu.” Ucap Nyonya Han. Min Hyuk hanya bisa diam saja.
“Maafkan nenek. Bagi nenek, kau dan Kang Woo adalah cucu yang berharga. Jadilah seperti dia dan ekspresikan perasaanmu jika kau ingin nenek mengerti.” Ucap Nyonya Han menepuk pundak cucunya.
“Astaga, kau terlalu dewasa untuk usiamu... Hati nenek sakit karenamu.” Kata Nyonya Han kasihan. 


Flash Back
Min Hyuk terdiam melihat melihat wanita yang menangis meminta agar agar mengatakan satu kata saja. Ia hanya diam saja, lalu melihat direktur RS yang menatapnya. Si keluarga pasien terus menangis histeris  aar bisa mengatakan saja. 

Min Hyuk melamun membuatnya enggan ke rumah sakit, Seo Yeon memanggil Min Hyuk menanyakan apakah baik-baik saja. Min Hyuk tersadar kalau menahan airnya lalu membereskan meja berpikir Seo Yeon yang seharusnya sudah pulang. Seo Yeon langsung memegang dahi Min Hyuk.
“Matamu merah... Jadi, kupikir mungkin kamu demam.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk terlihat gugup.
“Apa nenek itu pulang dengan selamat?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk menganguk.
“Maaf. Kamu pasti sibuk. Astaga, aku suka ikut campur padahal tidak bisa membereskannya sendiri.”ucap Seo Yeon sambil memukul kepalanya.
“Sakit. Jangan lakukan itu... ucap Min Hyuk menahan tangan Seo Yeon. Seo Yeon sempat terdiam. Min Hyuk langsun melepaskan tanganya
“Sebaiknya kamu pulang, Bu Joo. Aku masih ada pekerjaan.” Kata Min Hyuk lalu teringat dengan yang dikatakan neneknya. “Jadilah seperti dia dan ekspresikan perasaanmu jika kau ingin nenek mengerti.”
“Haruskah kuberi tahu dia semuanya?” ucap Min Hyuk. 


Di rumah, Tuan Lee terlihat kaget kalau Min Hyuk juga menyukai wanita itu. Nenek Han membenarkan kalau Min Hyuk menatapnya seolah-olah dia lebih dari seorang guru di sekolah. Tuan Lee tak percaya bencana yang datang ke keluarganya.
“Ibu tidak tahu harus apa sekarang. Jika istrimu tahu...” kata Nyonya Han.
“Tidak, Ibu! Dia tidak boleh tahu... Jika dia tahu, itu gawat. Kang Woo, Min Hyuk, dan gadis itu akan mendapat masalah besar!” kata Tuan Lee panik
“Astaga, itu sebabnya ibu khawatir.” Ungkap Nyonya Han bingung. 

Di rumah, Kang Woo menatap interkom seperti sedih karena Seo Yeon yang tak datang ke rumahnya. Ia pun menyalakan interkom seperti berharap Seo Yeon terlihat dilayar, dan mematikan kembali. Ia  menyalakan kembali dan masih saja kosong.
“Aku menakutinya tempo hari.” Ucap Kang Woo lalu mematikan tapi melihat tiba-tiba melihat Seo Yeon dan menyalakan kembali tapi layar kosong.
“Aku jelas melihatnya!” kata Kang Woo keluar dari rumah tapi tak melihat Seo Yeon didepan rumahnya, lalu masuk dengan wajah sedih.
“Apa yang kulakukan Apa yang kulakukan di sini? Apa yang kutakutkan?” ucap Seo Yeon bingung yang bersembunyi dibalik dinding.
Ia mengingat yang dikatakan Kang Woo “Apa Kau mau masuk? Jika kamu masuk sekarang, maka aku tidak akan membiarkanmu pulang. Aku tidak akan membiarkanmu pulang.” Seo Yeon hanya bisa menghela nafas panjang. 


Hyun Soo menelp Mi Kyung kalau baru tiba dan akan menunggu di lobi dengan bangga memberitahu kalau tempat ini lebih baik dan mahal jadi meminta agar cepat datang. Saat itu Won Jae menunggu didepan toilet dengan memegang tas wanita.
“Astaga, lihatlah posturnya.” Ucap Hyun Soo lalu menyapa Won Jae Jika tertarik menjadi model... lalu teringat dengan wajah Won Jae bersama dengan Seo Yeon.
“Kau bekerja di dealer mobil, bukan? Kau juga kenal Joo Seo Yeon.” Ucap Hyun Soo. Won Jae mendengar nama adiknya saat itu Mi Kyung datang menyapa Won Jae.
"Oppa"? Bagaimana kamu mengenal pria ini?” tanya Hyun Soo bingung. Mi Kyung memberitahu Won Jae kakak tertua Seo Yeon.
“Kakak tertua Seo Yeon? Hei, mereka sama sekali tidak mirip.” Ucap Hyun Soo. Won Jae terlihat marah.
“Biarkan saja. Matanya sangat tidak peka.” Ucap Mi Kyung langsung menutup mulut Hyun Soo.
“Apa maksudmu? Aku punya mata tertajam.” Kata Hyun Soo, Mi Kyung langsung menendang kakinya. Won Jae pun bertanya siapa pria didepanya.
“Aku pacar Mi Kyung.” Ucap Hyun Soo sambil memegang kakinya yang sakit. Mi Kyung pun langsung pamit pergi.
“Aku serius. Mereka tidak mirip.” Kata Hyun Soo. Won Jae mengeluh Mi Kyung itu memacari orang bodoh. 


Kang Hee keluar dari toilet bertanya siapa.  Won Jae memberitahu kalau Dia temannya adiknya yaitu, teman Seo Yeon. Kang Hee kaget kalau Won Jae punya adik perempuan. Won Jae memberitahu kalau punya tiga adi sambil mengejek kalau berpikir Kang Hee itu tahu segalanya tentang dirinya.
“Aku tidak tahu soal keluargamu. Kau punya tiga adik.” Ucap Kang Hee.
“Berkat anak-anak itu, hidupku tidak pernah membosankan. Setiap kali memikirkan adikku, aku selalu langsung menghela napas. Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Won Jae bangga
“Ke kantor... Aku masih ada pekerjaan.” Ucap Kang Hee. Won Jae mengelu kalau Seharusnya bilang jadi mereka bisa bertemu lain kali saja karena pasti lelah.
“Aku mengisi ulang tenagaku dengan melihatmu.” Goda Kang Hee lalu melangkah pergi. Won Jae tersenyum dan mengejak kalau Kang Hee u terlalu menyukaiknya. 


Kang Hee masuk ke ruangan kaget melihat ayahnya duduk dimeja kerja den dan bertanya apakah Ayah belum pulang. Tuan Lee mengeluh karena sudah  menyuruh mengintai Kang Woo tapi anaknya itu tidak menuruti ayah, bahkan  hanya menaruh fail ini di lacinya.
“Kau sangat kejam... Semuanya hancur. Ini Sudah kacau... Ini bencana.” Ucap Tuan Lee lalu bergegas pergi.
“Ada apa dengannya?” kata Kang Hee bingung lalu melihat profile  "Joo Seo Yeon, Alamat, 1120, Hyunnam-daero, Mapo-gu, Seoul"
“Kenapa alamatnya sama dengan Pak Joo?” kata Kang Hee bingung dan melihat silsilah keluarga " Joo Won Jae, Joo Won Seok, Joo Seo Jun"

Ia mengingat saat bertanya pada Kang Woo tentang wanita yang dicintainya “Keluarga mana? Nama?” Kang Woo menjawab Putri tunggal keluarga Joo di antara banyak putra. Saat Jang Mi datang memberitahu  Adiknya tidak cocok dengan Seo Yeon.
Kang Hee teringat saat datang ke rumah Won Jae melihat gambar  dengan tulisan "Seo Yeon, ayo main!" lalu berkomentar ini tempat yang menarik. Ia pun sempat bertanya pada Won Jae Siapa itu. Lalu Won jar mengatakan “Dia teman adikku, teman Seo Yeon.”
“Nasib yang mengejutkan.”ucap Kang Hee dan langsung jatuh lemas. 

Seo Yeon mencoba tidur tapi terlihat sangat gelisah, dalam pikiran selalu mengingat ucapan Kang Woo  “Berhenti memprovokasiku. Kamu sudah tahu aku tidak pernah bisa membencimu. Jangan menebak-nebak.”
Saat di pantai, Kang Woo bersandar dibahunya meminta agar membiarkan tetap seperti ini Agar Kang Woo tidak perlu melihat wajahnya. Dan Kang Woo pun mencium Seo Yeon dengan menutup matanya dengan tanganya.
“Jika enggan melihatku, kamu tidak perlu melakukannya. Tetaplah di sana. Akan kupastikan kau tidak perlu melihatku. Mari kita segel.” Ucap Kang Woo
Kang Woo pun pernah mencium tangan Seo Yeon saat Seo Yeon menahanya karena berpikri Kang Woo akan menciumnya kembali. Mereka pun berlari bersama, Kang Woo dengan sangat yakin meminta maaf karena sudah menyukainya.
Seo Yeon terlihat sangat gelisah mengingat ucapan Kang Woo “Apa Kau mau masuk? Jika kamu masuk sekarang, aku tidak akan membiarkanmu pulang. Aku tidak akan membiarkanmu pulang. Apa Kau masih mau masuk?” 


Akhirnya Seo Yeon terbangun dan mengendap-ngendap keluar kamar. Joo Hee dan Jang Mi sedang makan melihat Seo Yeon langsung memanggilnya.  Joo Hee bertanya apakah mau pergi. Seo Yeon terlihat gugup lalu menganguk.
“Apa Kau mau makan dengan kami?” tanya Joo Hee. Seo Yeon menolak Nanti saja adn akan makan nanti jadi mereka bisa Makan tanpa dirinya. 

Seo Yeon berjalan menuruni tangga dan terlihat kaget karena Seo Joon sedang berlatih di ruang tengah. Ia ksal karena Seo Joon itu menari di sini, bukannya di kamarnya lalu bergegas pergi melewati ruang tengah untuk keluar rumah.
“Apa itu tadi?” ucap Seo Joon bingung dan mencoba tak mengubrisnya.
Seo Yeon akan keluar gerbang dan terhenti melihat Won Jae sedang berjongkok memberikan makan kucing. Seo Yeon pun berlari cepat mungkin, Won Jae menenggok berpikir ada yang lewat. Seo Yeon pun berlari dengan wajah bahagia. 

Kang Woo sedang menjahit tapi tiba-tiba tanganya terkena jarum, lalu kaget melihat Seo Yeon datang ke rumah. Mereka bertemu diluar, Kang Woo heran bertanya apakah tahu ini pukul berapa dan berpikir kalau ucapanya itu bercanda.
“Aku tidak akan pergi... Aku tidak akan pulang. Aku akan tetap bersamamu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo terlihat bingung.
“Mari tetap bersama, Kang Woo.” Kata Seo Yeon menahan baju Kang Woo. Kang Wo menatapnya.
“Seo Yeon... Aku tidak bisa menahan diri sekarang.” Ucap Kang Woo lalu mengandeng tangan Seo Yeon dan langsung mengajak masuk ke dalam rumah.
Bersambung ke episode 29
Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar