PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
masuk ke ruangan lari dikagetkan dengan Mi Kyung berbaring diatas meja sambil
makan permen lolipop dan bertanya sedang apa diatas meja. Mi Kyung mengaku Ada aspek yang menyayat hati tentang dirinya.
Seo Yeon melonggo binggung.
“Pak
Lee... Aku baru sadar matanya seperti sapi. Yang sangat sedih. Pak Lee sama
sekali tidak bisa bersamamu, kan?” ucap Mi Kyung. Seo Yeon berteriak kesal
“Aku
tahu... Tapi siapa tahu.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon menegaskan Tidak akan ada hal semacam itu.
“Kang Woo
satu-satunya untukku.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung merasa Sayang sekali lalu
berjalan pergi sambil menepuk bahu Seo Yeon.
Kang Woo
berbaring di sofa merasa yakin sangat berani
menghindari Seo Yeon, ternyata ia masih di ruangan Hyun Soo sendirian. Di ruang
latihan, Seo Joon melihat Jung Ho datang terlihat bahagia dan memastikan kalau
baik-baik saja.
“Kenapa
tidak baik-baik saja?” ucap Jung Ho sinis. Seo Joon terlihat bingung
“Kau
sudah lama tidak kemari, jadi, kupikir kau sakit.” Ucap Seo Joon khawatir.
“Seo Joon...
Aku sangat iri kau banyak disukai padahal tidak melakukan apa pun.” Sindir Jung
Ho. Seo Joon terlihat bingung.
“Tapi... Kamu
tidak selalu bisa menikmati hari-hari indah. Nikmatilah selagi bisa.” Kata Jung
Ho lalu melangkah pergi. Seo Joon bingung apa yang dimaksud Jung Ho.
Jung Ho
masuk ke lift dan bertabrakan dengan Kang Woo dan ponselnya terjatuh. Terlihat
foto Seo Joon yang diambil oleh Jung Ho, Kang Woo mengambilnya lalu memberikan
pada Jung Ho. Jung Ho terlihat terus menatap Kang Woo.
“Bukankah
ini milikmu?” ucap Kang Woo. Jung Ho langsung mengambilnya. Kang Woo pun
melangkah pergi.
“Itu
mirip fotonya Seo Joon.” kata Kang Woo lalu berusaha untuk tak peduli lalu
pergi.
Kang Woo
baru saja turun dari mobil, Seo Yeon menunggu dan memanggil Kang Woo. Kang Woo
memperngatkan agar Jangan memanggilnya seperti itu. Seo Yeon tak habis pikir
Kang Woo yang membohonginya padahal bilang akan memaafkannya, saat memanggil
namany tidak peduli betapa kejamnya sikapnya.
“Apa Kau
tidak menyukaiku lagi? Apa Kau muak denganku sekarang? Apa Kau sungguh
membenciku sekarang?” ucap Seo Yeon.
“Apa Kamu
mau masuk?” tanya Kang Woo. Seo Yeon setuju dan akan masuk.
“Jika
kamu masuk sekarang, maka aku tidak akan membiarkanmu pulang.” Ucap Kang Woo.
Seo Yeon melonggo bingung.
“Aku
tidak akan membiarkanmu pulang. Apa Kau masih ingin masuk?” ucap Kang Woo
menantang. Seo Yeon terlihat binggung.
“Berhenti
memprovokasiku. Kau sudah tahu aku tidak pernah bisa membencimu. Jangan
menebak-nebak. Itu menyebalkan.”kata Kang Woo lalu masuk ke rumah. Seo Yeon
hanya bisa menghela nafas.
Won Jae
mengangkat telp terlihat bingung dan memastikan siapa yang menelpnya. Kang Woo
menyebutkan namanya, Won Jae heran Kang Woo yang bisa mendapatkan nomornya. Kang
Woo dengan wajah panik bertanya Apa Seo
Yeon pulang dengan selamat.
“Ada-ada
saja. Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?” ucap Won Jae heran.
“Karena
aku tidak bisa mengantarnya.” Kata Kang Woo. Saat itu Seo Yeon menaiki tangga
dengan tatapan kosong membawa semua cemilan.
“Ya, dia
sudah pulang.” Ucap Won Jae. Kang Woo pun mengak sangat lega.
“Kurasa
kita tidak boleh bicara di telepon seperti ini.” Sindir Won Jae. Kang Woo langsung
membungkuk meminta maaf dan juga Terima kasih lalu menutup telp.
“Bagaimana
dia bisa tahu nomorku? Informasi pribadiku terlalu terbuka.” Keluh Won Jae lalu
mengambil snack karena Seo Yeon yang menjatuhkan semuanya.
Ho Dol
duduk didepan rumah dengan wajah ketakutan. Won Seok keluar untuk berkerja dan
bertanya kenapa Ho Dol datang. Ho Dol dengan mata berkaca-kaca meminta maaf
karena hanya terpikirkan Won Seok. Won Seok melihat Ho Dol menangis panik ingin
tahu apa yang terjadi.
“Apa yang
harus kulakukan? Aku merasa kasihan kepada ayahku. Kurasa dia melihat videonya.
Aku masih... Belum... Aku belum siap memberitahunya.” Ucap Ho Dol lalu menangis
histeris.
Won Seok
membawa ke cafe melihat Ho Dol masih terus menangis menyuruhnya agar Berhentilah
menangis. Ho Dol mengerti menghapus air matanya tapi tetap saja menangis. Won
Seok menyuruh Berhenti sambil membuka jam tanganya.
“Astaga,
jangan pukul aku. Aku tidak akan menangis.” Ucap Ho Dol ketakutan. Won Seok
bingung hanya melepaskan jam tanganya.
“Kukira
kamu akan memukulku.” Ucap Ho Dol lalu terkejut melihat sesuatu di pegelangan
tangan Won Seok lalu meminta maaf.
“Kamu
bertanya kepadaku caraku memberi tahu keluargaku, bukan? Aku tidak tahu ternyata
aku sebermasalah itu.” Ucap Won Seok.
Flash Back
Won Seok
menatap wajahnya dicermin terlihat sangat frustasi dan saat itu terjadilah
dikamar mandi, saat Won Seok mencoba bunuh diri. Ayahnya pun menyelamatkan Won
Seok dengan membawanya ke rumah sakit. Won Seok di infus dengan pergelangan
tangan yang diperban.
Keduanya
menonton TV dengan diam tentang Pegunungan Rocky terbentang dari Kanada sampai
New Mexico di Amerika, Sekitar 3.000 km. Tuan Jo memanggil anaknya. Won Seok
hanya diam saja. Sang ayah memanggil lagi dengan lembut. Won Seok pun menyahut.
“Bukankah
itu sakit? Kenapa kau tidak kenal takut?” ucap Tuan Jo. Won Seok pun meminta
maaf.
“Ya.
Sudah seharusnya. Ayah lebih suka jika dia lebih banyak bicara darimu. Maksud
ayah, pria yang akan kamu perkenalkan kepada ayah suatu hari.” Ucap Tuan Jo.
Won Seok kaget dengan ucapan ayahnya.
“Maafkan
aku.” Ucap Won Seok ternyata ayahnya sudah tahu. Tuan Jo memberitahu kalau Itu bukan sesuatu yang
perlu dimaafkan.
“Apa pun
kasusnya, kau tidak akan mau membuatnya menyaksikan pemandangan mengerikan. Itu
akan lebih baik baginya.” Ucap Won Seok memperlihatkan bekas lukanya. Ho Dol
hanya bisa diam saja.
“Jadi, mari
kita teruskan.” Kata Won Seok mengelus kepala Ho Dol. Ho Dol tertunduk dan
menganguk mengerti.
Kang Woo
menemui Dokter Kim ingin tahu Kenapa menipunya. Dokter Kim terlihat kaget dan
saat itu Kang Woo langsung mengambil pulpen dan siap menusuknya. Dokter Kim
tersadar kalau hanya khayalanya dan langsung menurunkan pulpenya.
“Jika
tidak ada yang ingin kau katakan...” ucap Dokter Kim. Kang Woo pikir benar
kalau tak ada.
“Aku
tidak berhak mengatakan apa pun kali ini.” Ucap Kang Woo lalu berjalan pergi.
“Apa Kau
punya sepasang gunting?” tanya Kang Woo. Dokter Kim bingung bertanya untuk apa
dengan wajah panik.
“Ada
benang yang lepas di sini.” Ucap Kang Woo menunjuk pada kemejanya. Dokter Kim
mengeluarkan gunting. Kang Woo ingin mengambilnya.
“Biar
kulakukan untukmu.” Kata Dokter Kim. Kang Woo akhirnya setuju.
Dokter
Kim akan mengunting benang tapi yang terjadi malah mengunting kemeja sampai bagian punting Kang Woo
terlihat. Kang Woo hanya bisa melonggo melihat bajunya yang bolong.
Dokter
Kim akhirnya duduk sambil menghela nafas dan mendengar saura ketukan pintu. Ia pun
bertanya apakah Kang Woo meninggalkan sesuatu lal membuka pintu, terlihat Tuan
Kim datang dan wajahnya sangat mirip. Dokter Kim kaget langsung menutup pintu
kembali.
“Apa kau
hantu? Apa Kau nyata?” Ucap Dokter Kim memastikan dengan mengacak-ngacak wajah
kembarannya. Tuan Kim hanya diam saja
“Apa kau adalah
aku?” ucap Tuan Kim. Dokter Kim memastikan dengan saling menampar seperti ingin
tahu kalau yang terjadi memang nyata.
Nyonya Han
menuruni mobil dengan gaya cantik akan masuk ke sekolah tapi berhenti melihat
taman dengan wajah bahagai kalau bunga yang telah mekar dengan indah. Saat akan
bangun, Nyonya Han seperti akan hampir jatuh, Seo Yeon menahanya.
“Apa Anda
baik-baik saja?” tanya Seo Yeon panik. Nyonya Han terlihat bingung
“Apa Anda
merasa pusing? Ada yang terluka?” tanya Seo Yeon. Nyonya Han mengaku tidak
“Naiklah
ke punggungku.” Kata Seo Yeon dan langsung berlari mengendong Nyonya Han masuk
ke sekolah.
Min Hyuk
menelp neneknya menenyakan keberadanya. Nyonya Oh mengak sudah ada. Min Hyuk
kaget dan ingin tahu dimana. Saat itu Seo Yeon berteriak masuk memberitahu ada
yang darurat lalu menariknya pergi.
Nyonya
Han duduk di UKS. Seo Yeon memastikan kalau Nenek Han yakin tidak apa-apa. Nyonya
Han terlihat bingung. Seo Yeon membeirtahu kalau Nyonya Han itu terjatuh. Min
Hyuk ingin memberitahu kalau itu adalah neneknya, tapi Nyonya Han merasa tak
perlu memberitahu.
“Pak Lee,
tolong periksa dia.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk bingung tapi akhirnya menganguk
mengerti.
“Baik.
Serahkan kepadaku. Kau ada kelas.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon baru teringat.
“Bu, dia
dokter yang sangat kompeten. Beri tahu dia semua bagian tubuh yang Anda rasa
sakit.” Kata Seo Yeon. Nenek Han menganguk mengerti.
“Aku akan
melakukan itu. Pergilah.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon pun bergegas pergi.
Min Hyuk
pun bertanya apakah Kaki Nenek baik-baik saja. Nyonya Han langsun menebak kalau
wanita itu adalah yang dikencani Kang Woo. Min Hyk kaget kalau Neneknya juga
sudah tahu. Nyonya Ha mengaku mau lihat keadaan sekolah lalu berjalan pergi.
“Sepertinya
kamu bekerja dengan baik. Tetap saja, jangan berharap ada di sini untuk waktu
yang lama.” Kata Nyonya Han saat Min Hyuk mengantar ke mobil.
“Ini
menyenangkan.” Ucap Min Hyuk. Nyonya Han bertany apakah Min Hyuk yakin tidak mau
bekerja di rumah sakit lagi
“Apa
lukamu belum sepenuhnya pulih? Apa Kau pikir nenek tidak tahu alasanmu
meninggalkan rumah sakit? Setelah kau pergi, Direktur RS memberitahuku. Nenek
kira semua akan membaik seiring waktu.” Ucap Nyonya Han. Min Hyuk hanya bisa
diam saja.
“Maafkan
nenek. Bagi nenek, kau dan Kang Woo adalah cucu yang berharga. Jadilah seperti
dia dan ekspresikan perasaanmu jika kau ingin nenek mengerti.” Ucap Nyonya Han
menepuk pundak cucunya.
“Astaga,
kau terlalu dewasa untuk usiamu... Hati nenek sakit karenamu.” Kata Nyonya Han
kasihan.
Flash Back
Min Hyuk
terdiam melihat melihat wanita yang menangis meminta agar agar mengatakan satu
kata saja. Ia hanya diam saja, lalu melihat direktur RS yang menatapnya. Si
keluarga pasien terus menangis histeris
aar bisa mengatakan saja.
Min Hyuk
melamun membuatnya enggan ke rumah sakit, Seo Yeon memanggil Min Hyuk
menanyakan apakah baik-baik saja. Min Hyuk tersadar kalau menahan airnya lalu
membereskan meja berpikir Seo Yeon yang seharusnya sudah pulang. Seo Yeon
langsung memegang dahi Min Hyuk.
“Matamu
merah... Jadi, kupikir mungkin kamu demam.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk terlihat
gugup.
“Apa
nenek itu pulang dengan selamat?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk menganguk.
“Maaf.
Kamu pasti sibuk. Astaga, aku suka ikut campur padahal tidak bisa
membereskannya sendiri.”ucap Seo Yeon sambil memukul kepalanya.
“Sakit.
Jangan lakukan itu... ucap Min Hyuk menahan tangan Seo Yeon. Seo Yeon sempat
terdiam. Min Hyuk langsun melepaskan tanganya
“Sebaiknya
kamu pulang, Bu Joo. Aku masih ada pekerjaan.” Kata Min Hyuk lalu teringat
dengan yang dikatakan neneknya. “Jadilah seperti dia dan ekspresikan perasaanmu
jika kau ingin nenek mengerti.”
“Haruskah
kuberi tahu dia semuanya?” ucap Min Hyuk.
Di rumah,
Tuan Lee terlihat kaget kalau Min Hyuk juga menyukai wanita itu. Nenek Han
membenarkan kalau Min Hyuk menatapnya seolah-olah dia lebih dari seorang guru
di sekolah. Tuan Lee tak percaya bencana yang datang ke keluarganya.
“Ibu
tidak tahu harus apa sekarang. Jika istrimu tahu...” kata Nyonya Han.
“Tidak,
Ibu! Dia tidak boleh tahu... Jika dia tahu, itu gawat. Kang Woo, Min Hyuk, dan
gadis itu akan mendapat masalah besar!” kata Tuan Lee panik
“Astaga,
itu sebabnya ibu khawatir.” Ungkap Nyonya Han bingung.
Di rumah,
Kang Woo menatap interkom seperti sedih karena Seo Yeon yang tak datang ke
rumahnya. Ia pun menyalakan interkom seperti berharap Seo Yeon terlihat
dilayar, dan mematikan kembali. Ia
menyalakan kembali dan masih saja kosong.
“Aku
menakutinya tempo hari.” Ucap Kang Woo lalu mematikan tapi melihat tiba-tiba
melihat Seo Yeon dan menyalakan kembali tapi layar kosong.
“Aku
jelas melihatnya!” kata Kang Woo keluar dari rumah tapi tak melihat Seo Yeon
didepan rumahnya, lalu masuk dengan wajah sedih.
“Apa yang
kulakukan Apa yang kulakukan di sini? Apa yang kutakutkan?” ucap Seo Yeon
bingung yang bersembunyi dibalik dinding.
Ia
mengingat yang dikatakan Kang Woo “Apa Kau mau masuk? Jika kamu masuk sekarang,
maka aku tidak akan membiarkanmu pulang. Aku tidak akan membiarkanmu pulang.”
Seo Yeon hanya bisa menghela nafas panjang.
Hyun Soo menelp
Mi Kyung kalau baru tiba dan akan menunggu di lobi dengan bangga memberitahu
kalau tempat ini lebih baik dan mahal jadi meminta agar cepat datang. Saat itu
Won Jae menunggu didepan toilet dengan memegang tas wanita.
“Astaga,
lihatlah posturnya.” Ucap Hyun Soo lalu menyapa Won Jae Jika tertarik menjadi
model... lalu teringat dengan wajah Won Jae bersama dengan Seo Yeon.
“Kau
bekerja di dealer mobil, bukan? Kau juga kenal Joo Seo Yeon.” Ucap Hyun Soo.
Won Jae mendengar nama adiknya saat itu Mi Kyung datang menyapa Won Jae.
"Oppa"?
Bagaimana kamu mengenal pria ini?” tanya Hyun Soo bingung. Mi Kyung memberitahu
Won Jae kakak tertua Seo Yeon.
“Kakak
tertua Seo Yeon? Hei, mereka sama sekali tidak mirip.” Ucap Hyun Soo. Won Jae
terlihat marah.
“Biarkan
saja. Matanya sangat tidak peka.” Ucap Mi Kyung langsung menutup mulut Hyun
Soo.
“Apa maksudmu?
Aku punya mata tertajam.” Kata Hyun Soo, Mi Kyung langsung menendang kakinya.
Won Jae pun bertanya siapa pria didepanya.
“Aku
pacar Mi Kyung.” Ucap Hyun Soo sambil memegang kakinya yang sakit. Mi Kyung pun
langsung pamit pergi.
“Aku
serius. Mereka tidak mirip.” Kata Hyun Soo. Won Jae mengeluh Mi Kyung itu
memacari orang bodoh.
Kang Hee
keluar dari toilet bertanya siapa. Won
Jae memberitahu kalau Dia temannya adiknya yaitu, teman Seo Yeon. Kang Hee
kaget kalau Won Jae punya adik perempuan. Won Jae memberitahu kalau punya tiga
adi sambil mengejek kalau berpikir Kang Hee itu tahu segalanya tentang dirinya.
“Aku
tidak tahu soal keluargamu. Kau punya tiga adik.” Ucap Kang Hee.
“Berkat
anak-anak itu, hidupku tidak pernah membosankan. Setiap kali memikirkan adikku,
aku selalu langsung menghela napas. Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Won Jae
bangga
“Ke
kantor... Aku masih ada pekerjaan.” Ucap Kang Hee. Won Jae mengelu kalau Seharusnya
bilang jadi mereka bisa bertemu lain kali saja karena pasti lelah.
“Aku
mengisi ulang tenagaku dengan melihatmu.” Goda Kang Hee lalu melangkah pergi.
Won Jae tersenyum dan mengejak kalau Kang Hee u terlalu menyukaiknya.
Kang Hee
masuk ke ruangan kaget melihat ayahnya duduk dimeja kerja den dan bertanya
apakah Ayah belum pulang. Tuan Lee mengeluh karena sudah menyuruh mengintai Kang Woo tapi anaknya itu
tidak menuruti ayah, bahkan hanya
menaruh fail ini di lacinya.
“Kau
sangat kejam... Semuanya hancur. Ini Sudah kacau... Ini bencana.” Ucap Tuan Lee
lalu bergegas pergi.
“Ada apa
dengannya?” kata Kang Hee bingung lalu melihat profile "Joo Seo Yeon, Alamat, 1120,
Hyunnam-daero, Mapo-gu, Seoul"
“Kenapa
alamatnya sama dengan Pak Joo?” kata Kang Hee bingung dan melihat silsilah
keluarga " Joo Won Jae, Joo Won Seok, Joo Seo Jun"
Ia
mengingat saat bertanya pada Kang Woo tentang wanita yang dicintainya “Keluarga
mana? Nama?” Kang Woo menjawab Putri tunggal keluarga Joo di antara banyak
putra. Saat Jang Mi datang memberitahu
Adiknya tidak cocok dengan Seo Yeon.
Kang Hee
teringat saat datang ke rumah Won Jae melihat gambar dengan tulisan "Seo Yeon, ayo main!"
lalu berkomentar ini tempat yang menarik. Ia pun sempat bertanya pada Won Jae
Siapa itu. Lalu Won jar mengatakan “Dia teman adikku, teman Seo Yeon.”
“Nasib
yang mengejutkan.”ucap Kang Hee dan langsung jatuh lemas.
Seo Yeon
mencoba tidur tapi terlihat sangat gelisah, dalam pikiran selalu mengingat
ucapan Kang Woo “Berhenti
memprovokasiku. Kamu sudah tahu aku tidak pernah bisa membencimu. Jangan
menebak-nebak.”
Saat di
pantai, Kang Woo bersandar dibahunya meminta agar membiarkan tetap seperti ini
Agar Kang Woo tidak perlu melihat wajahnya. Dan Kang Woo pun mencium Seo Yeon
dengan menutup matanya dengan tanganya.
“Jika
enggan melihatku, kamu tidak perlu melakukannya. Tetaplah di sana. Akan
kupastikan kau tidak perlu melihatku. Mari kita segel.” Ucap Kang Woo
Kang Woo
pun pernah mencium tangan Seo Yeon saat Seo Yeon menahanya karena berpikri Kang
Woo akan menciumnya kembali. Mereka pun berlari bersama, Kang Woo dengan sangat
yakin meminta maaf karena sudah menyukainya.
Seo Yeon
terlihat sangat gelisah mengingat ucapan Kang Woo “Apa Kau mau masuk? Jika kamu
masuk sekarang, aku tidak akan membiarkanmu pulang. Aku tidak akan membiarkanmu
pulang. Apa Kau masih mau masuk?”
Akhirnya
Seo Yeon terbangun dan mengendap-ngendap keluar kamar. Joo Hee dan Jang Mi
sedang makan melihat Seo Yeon langsung memanggilnya. Joo Hee bertanya apakah mau pergi. Seo Yeon
terlihat gugup lalu menganguk.
“Apa Kau
mau makan dengan kami?” tanya Joo Hee. Seo Yeon menolak Nanti saja adn akan
makan nanti jadi mereka bisa Makan tanpa dirinya.
Seo Yeon
berjalan menuruni tangga dan terlihat kaget karena Seo Joon sedang berlatih di
ruang tengah. Ia ksal karena Seo Joon itu menari di sini, bukannya di kamarnya
lalu bergegas pergi melewati ruang tengah untuk keluar rumah.
“Apa itu
tadi?” ucap Seo Joon bingung dan mencoba tak mengubrisnya.
Seo Yeon
akan keluar gerbang dan terhenti melihat Won Jae sedang berjongkok memberikan
makan kucing. Seo Yeon pun berlari cepat mungkin, Won Jae menenggok berpikir
ada yang lewat. Seo Yeon pun berlari dengan wajah bahagia.
Kang Woo
sedang menjahit tapi tiba-tiba tanganya terkena jarum, lalu kaget melihat Seo
Yeon datang ke rumah. Mereka bertemu diluar, Kang Woo heran bertanya apakah
tahu ini pukul berapa dan berpikir kalau ucapanya itu bercanda.
“Aku
tidak akan pergi... Aku tidak akan pulang. Aku akan tetap bersamamu.” Ucap Seo
Yeon. Kang Woo terlihat bingung.
“Mari
tetap bersama, Kang Woo.” Kata Seo Yeon menahan baju Kang Woo. Kang Wo
menatapnya.
“Seo
Yeon... Aku tidak bisa menahan diri sekarang.” Ucap Kang Woo lalu mengandeng
tangan Seo Yeon dan langsung mengajak masuk ke dalam rumah.
Bersambung
ke episode 29
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar