PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
menahan tangan Kang Woo mengatakan tidak akan pulang dan akan tetap bersamanya.
Kang Woo terlihat kaget. Seo Yeon mengajak Kan Woo agar bisa tetap bersama,
Kang Woo menatap dalam Seo Yeon seperti ingin menenangkan dirinya.
“Seo
Yeon... Aku tidak bisa menahan diri sekarang.” Ucap Kang Woo lalu menariknya
masuk ke rumah.
Keduanya
terlihat gugup dan tak bisa menatap,hanya saling berpegangan tangan. Kang Woo
berkata “Mari..” Seo Yeon langsung berteriak “Kenapa? Apa?” Kang Woo kaget dan
ingin tahu kenapa.
“Aku...
Kau yang pertama bicara!” teriak Seo Yeon seperti mencoba menenangkan hatinya.
Kang Woo membenarkan.
“Benar.
Mari kita... Mari...” kata Kang Woo yang langsung disela oleh Seo Yeon harus ke
toilet!
“Baik.
Santai saja... Kau tidak perlu buru-buru.” Ucap Kang Woo dan mencoba menahan
rasa gugupnya.
Seo Yeon
menenangkan diri agar tak gugup dan saat keluar melihat maja yang sudah disusun
dengan lilin lalu lagu romantis. Kang Woo sedang berjongkok seperti memilih
lagi. Seo Yeon pun bertanya sedang apa. Kang Woo kaget bertanya apakah ini
terlalu norak. Seo Yeon hanya diam saja.
“Aku...
Aku tidak tahu apa-apa.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon terlihat bingung.
“Aku
sebenarnya tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa-apa.” Akui Kang Woo.
“Ya,
baiklah... Aku tahu semuanya. Jangan khawatir. Aku sangat tahu.” Ucap Seo Yeon.
Kang Woo seperti tak percaya mendengarnya.
“Ya, aku
sangat tahu... Jadi, kau hanya perlu diam.” ucap Seo Yeon. Kang Woo menganguk
mengerti.
Seo Yeon
menatap Kang Woo dan langsung melepaskan bajunya. Kang Woo melotot kaget. Seo
Yeon membuka lebar tanganya dan langsun memeluk erat Kang Woo. Kang Woo kaget
tiba-tiba kepala Seo Yeon ada didadanya. Seo Yeon memeluk erat Kang Woo dan
Kang Woo hanya bisa tersenyum.
Won Jae
berdiri dengan tatapan kosong, seperti sangat shock. Seo Joon melihat kakaknya
bertanya apa yang dilakukan kakaknya. Won Jae hanya menunjuk kalau kamar Seo
Yeo yang kosong. Seo Joon punbertanya Di mana Seo Yeon. Won Jae hanya bisa
duduk lemas.
“Kenapa?
Ada apa?” tanya Seo Joon bingung. Won Jae hanya mengeluarkan ponselnya tak
mengubris ucapan adiknya.
“Hei, Mi
Kyung... Maaf menelepon selarut ini. Pria bernama Lee Kang Woo ini. Apa Kau
tahu alamat rumahnya?” tanya Won Jae dengan wajah lemas.
“Wah..
Luar biasa... Ayo.” Ucap Mi Kyung mengajak Hyun Soo pergi. Hyun So sedang makan
bingung mau kemana.
“Memergoki
Seo Yeon dan Kang Woo... Ini akan sangat menyenangkan!” kata Mi Kyung penuh
semnagat. Hyun Soo meminta Mi Kyung agar perlahan.
Seo Yeon
dan Kang Woo terus berpelukan. Kang Woo mengaku Atidak tahu banyak dan bertanya
sampai kapan mereka akan seperti ini dan mengusulkan untuk pindah sekarang. Seo
Yeon terlihat bingung dan gugup. Kang Woo mengatakan untuk pergi Ke kamar. Seo
Yeon menganguk mengerti.
“Aku akan
mulai jalan.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengerti dan alat untuk pemutar musik
terinjak dan lagu lain pun diputar.
Hyun Soo,
Won Jae dan Mi Kyung masuk rumah hanya bisa melonggo. Kang Woo dan Seo Yeon
tersenyum sedang menari-nari sambil meminum wine. Kang Woo pikir Pertama, mari
pemanasan. Seo Yeon pun setuju kalau pemanasan
selalu penting.
“Ayoo Menari!
Menari semalaman!” ucap Kang Woo. Keduanya terlihat sangat bahagia.
“Aku
mulai kepanasan!” kata Seo Yeon. Kang woo pun juga merasa sudah mulai panas.
Kang Woo mengajak agar Lebih semangat!
“Apa yang
mereka lakukan?” ucap Mi Kyung. Hyun Soo pikir
Mungkin terlihat aneh, tapi percakapan mereka terdengar sangat mesum.
Won Jae
menatap sinis, Kang Woo akhirnya tersadar dan kaget melihat kakak iparnya. Seo
Yeon melihat tatapn Kang Woo pun panik melihat kakaknya yang datang.
Kang Woo bertemu
dengan kakak iparnya. Won Jae berkomentar kalau itu wine botol mahal. Kang Woo
hanya diam saja. Won Jae menegaskan agar nenyerahlah sekarang jika Kang Woo hanya
akan tampak menyedihkan.
“Bukan
begitu.” Ucap Kang Woo. Won Jae mendengar Kang Woo tahu soal kecelakaan orang tua mereka. Kang
Woo membenarkan.
“Apa itu
artinya semua sudah beres?” tanya Won Jae. Kang Woo membenarkan.
“Tapi
terlepas dari semua itu, aku tidak bisa melupakannya. Maafkan aku karena bersikap
kurang ajar dan egois.” Ucap Kang Woo. Won Jae mengerti lalu berjalan pergi.
“Kurasa
dia tidak sekaku itu.” Ucap Won Jae berjalan dengan senyuman bahagia.
Seo Yeon
berjalan masuk rungan sambil mengeluh kakaknya yang begitu tega. Won Jae marah pada adiknya yang kurang ajar.
Seo Yeon pikir kenapa tak boleh bersikap seperti itu karean ingin bermalam
dengan pria yang dicintai.
“Apa?
Kenapa kau bilang begitu kepada kakakmu sendiri? Langkahi mayat kakak dahulu.”
Ucap Won Jae.
“Jika itu
mau Kakak.” Kata Seo Yeon mencari sesuatu untuk memukul kakaknya.
“Hei,
hentikan. Apa pekerjaannya? Dia tampak kekanak-kanakan. Bagaimana bisa membeli
rumah itu?” ucap Won Jae menahan tangan SeoYeon.
“Urus
urusan Kakak sendiri. Setelah semua yang kulalui untuk pergi ke sana... Ini
menyebalkan. Aku tidak punya privasi!” ucap Seo Yeon kesal
“Lihat
sikapnya yang tidak tahu malu. Kau harus bersyukur karena kakak yang
memergokimu! Bayangkan jika itu Won Seok!
Jika kau terus bersikap begini, kakak akan memberitahunya!” teriak Won
Jae.
Seo Yeon
berjalan masuk ke dalam kamarnya, lal mengucap syukur kalau Kecanggungan itu
menyiksanya lalu memikirkan masalaha.
Seo Yeon
pun curhat ingin tahu apa masalahnya. Mi Kyung balik bertanya menurut Seo Yeon
apa, lalu menyebutkan kalau Semuanya. Seo Yeon terlihat bingung.
“Seluruh
penampilanmu dari kepala hingga kaki mengerikan. Astaga, aku bahkan tidak ingin
membayangkan pakaian dalammu.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon bingung Mi Kyung
membahas Pakaian dalam
“Apa yang
kau pakai semalam?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengatakan memakai yang biasanya dipakai.
“Coba
kulihat.” Kata Mi Kyun mengintip dari atas bajunya lalu mengeluh kalau itu Kacau
sekali.
“Aku yakin
pakaian dalamnya juga kacau karena dia tidak siap.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon
terlihat bingung.
“Hei, Apa
kau masih tidak mengerti? Kang Woo adalah tipe orang yang selalu menyetrika
kaus kakinya, apalagi... Lupakan saja... Tidak apa-apa.” Ucap Mi Kyung.
Seo Yeon
mengintip pakaian dalamnya dari kaos lalu mengeluh temanya itu jangan konyol.
Kang Woo
berlari diatas treadmeal terlihat sudah kelelahan. Hyun Soo melihat wajah
temanya berpikir terjaga semalaman. Kang Woo terus saja berlari. Hyun Soo
pikir Wajar saja karena Kang Woo mungkin
terlalu bersemangat. Kang Woo hanya diam saja.
“Hei,
bangun... Bangun..” ucap Hyun Soo memukul wajah temanya. Kang Woo langsung
tersadar dengan mata melotot.
“Maaf.
Aku tidak berniat masuk semalam.” Ucap Hyun Soo. Kang Woo pikir tak masalah
karena Tindakannya benar.
“Dia
mungkin takut... Aku tidak mau dia merasa begitu. Bagus.” Ucap Kang Woo
berhenti berlari dan langsung jatuh pingsan.
“Orang mungkin mengira aku
memindahkan mayat. Dia tampak sangat pucat.” Keluh Hyun Soo menarik Kang Woo
pergi
Seo Yeon
mengambil plester di ruangan UKS, lalu teringat yang dikatakan Mi Kyung “Seluruh
penampilanmu dari kepala hingga kaki mengerikan.” Lalu melihat isi pakaian dalamnya. Saat itu
Min Hyuk datang kaget melihat Seo Yeon dan langsung membalikan badan.
“Astaga...
Kacau... Syukurlah dia tidak melihat ini.” Ucap Seo Yeon lalu melihat Min Hyuk
dan langsung memanggilnya.
“Bagaimana
perasaanmu? Kamu tampak tidak sehat kemarin.” Ucap Seo Yeon santai.
“Aku
baik-baik saja. Untuk apa itu?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon memberitahu salah satu
plester muridnya terlepas.
“Aku
menulis catatan... Tapi Di mana, ya? Aku menulis akan mengambil sekotak dan
akan membawa yang baru besok.”ucap Seo Yeon bingung
“Tidak
perlu... Kau boleh mengambil itu.” Kata Min Hyuk. Seo Ryon pikir Tapi tetap saja,
ini semua bagian dari anggaran sekolah.
“Aku
direktur utama. Jika kau terus bersikap begini, aku akan memberikan sekotak
penuh.” Ucap Min Hyuk mengoda.
“Tidak.
Ini lebih dari cukup... Terima kasih.” Ucap Seo Yeon bergegas pergi.
Min Hyuk
melihat sesuatu yang menempel dan langsung mengambilnya, Seo Yeon yang kaget
langsung membalikan badan. Keduanya saling menatap dengan wajah sangat dekat
dan terlihat gugup. Min Hyuk mengaku
kertas yang ada di punggungnya.
Seo Yeon menganguk mengerti dan langsung pergi.
“Kau
harus berinisiatif.. Kenapa mundur seperti itu? Kau sangat menyedihkan.” Keluh
Min Hyuk kesal.
Keluarga
Lee makan bersama tapi terlihat suasana tak enak. Tuan Lee memanggil istrinya
dan ingin tahu Apa yang dipikirkan. Nyonya Oh mengkau sedang memikirkan Joo Seo
Yeon. Tuan Lee panik istrinya menyebut nama Seo Yeon.
“Ada apa
dengannya?” tanya Tuan Lee. Nyonya Oh mengaku ke sekolahnya tempo hari. Tuan
Lee makin panik mendengarnya.
“Apa yang
kau lihat...” ucap Tuan Lee dan Nyonya Han langsung memberi kode agar tak
membahasnya.
“Jangan
bilang kau melihat Min Hyuk.” Ucap Tuan Lee. Nyonya Oh bingung. Nyonya Han mengeluh dengan anaknya.
“Jadi,
kau ke sekolah. Dia tidak tampak kasar atau semacamnya. Para murid pun
sepertinya menyukai dia.” Ucap Nyonya Oh
“Kukira
kau membencinya. Ada apa denganmu?” komentar Nyonya Han.
“Lihat
Kang Hee. Dia bersantai. Aku merasa mungkin lebih baik Kang Woo menikah muda
jika sudah punya pacar.. Sial! Andai saja Kang Hee menikah, aku tidak akan
berpikir seperti ini.” Kata Nyonya Oh kesal
“Tapi
kenapa kau tiba-tiba marah kepadanya?” ucap Tuan Lee heran. Nyonya Oh masih
saja tetap kesal.
Kang Hee
sedang minum sendiri seperti merasa ngilu sampai kepalanya sakit. Saat itu Won
Jae datang bertanya apakah tidak sibuk, karena mereka bisa bertemu setelah
pulang kerja. Kang Hee mengaku ingin
melihat wajah Won Jae di siang hari.
“Pacarku
sangat tampan.” Puji Kang Hee. Won Jae seperti tak percaya mendengar kata
“pacar” lalu tersenyum malu
Keduanya
akhirnya duduk bersebelahan dengan Kang Hee bersandar di bahu Won Jae seperti
sangat manja. Ia pun meminta Won Jae agar mencerikan tentang adik-adiknya. Won
Jae pun mengeluarkan foto adikny.
“Dia
nomor kedua... Dia nomor ketiga. Dan ini si bungsu.” Ucap Won Jae menunjuk dua
adiknya.
“Kalian
tampak akur. Kenapa kau memotretnya saat adikmu tidur?” ucap Kang Hee heran.
“Dia
tidak mau berfoto dengan kami. Dia merasa tidak mirip dengan kami. Itu
menurutku.” Kata Won Jae sedih. Kang Hee hanya diam saja.
“Orang
tuaku menikah lagi. Dia gadis yang perhatian, jadi, tidak pernah menyatakan hal
seperti itu sebelumnya.” Akui Won Jae.
“Apa Kau
mencemaskannya?” tanya Kang Hee. Won jae mengaku ini hanya pemikirannya.
“Saat
seseorang mengatakan dia dan aku tidak mirip,maka aku menjadi kesal.” Ungkap
Won Jae.
“Kau pasti
sangat menyayangi adikmu. Maka, keadaan akan lebih rumit.” Ucap Kang Hee.
Di rumah,
Kang Woo kaget melihat kakaknya tiba-tiba sudah ada diruang tamu lalu bertanya
alasanya datang. Kang Hee langsung menyuruh adiknya untuk putus. Kang Woo
bingung. Kang Hee pikir sudah mengatakan sebelumnya.
“Kakak
bisa memilih pria yang kakak nikahi, tapi kamu tidak.” Tegas ang Hee. Kang Woo
tak mengerti maksud ucapan kakaknya.
“Putuskan
dia.” Tegas Kang Hee. Kang Woo bertanya Apa para orang tua mengatakan sesuatu
kepada Kakaknya.
“Kita
sepakat akan saling mendukung.” Keluh Kang Woo. Kang Hee membenarkan kalau
mereka sudah membuat kesepakatan,
“tapi
kakak bisa mengganti kerugian emosional dan fisikmu dengan cara apa pun. Jadi,
kau harus putus...” ucap Kang Hee yang langsung disela
“Bagaimana
caranya? Kakak akan melakukan apa pun. Sebutkan saja. Bisakah Kakak
mengembalikan orang yang sudah mati?” ucap Kang Woo. Kang Hee terdiam dan
kaget.
“Aku akan
mati jika tidak bersamanya.”tegas Kang Woo. Kang Hee mengerti Kang Woo mencintainya, tapi itu agak
berlebihan.
“Tidak,
itu yang kurasakan. Seo Yeon dan aku. Itu saja.” Ucap KangWoo. Kang Hee tak
percaya adiknya itu memang sesederhana ini.
“Aku
menyukainya. Tidak ada yang rumit dari itu. Aku tidak mau kehilangan dia karena
hanya memikirkannya. Tidak akan.” Tegas Kang Woo.
Di
ruangan kelas. Tiga anak remaja mulai melakukan B-boy. Seo Joon yang melihat
semuanya masih kaku mencoba memperlihatkan keahlihanya, tapi saat berputar malah
membuat lenganya terkilir dan langsung menjerik kesakitan.
“Diam, Berandal...
Ayolah. Kamu tidak akan mati karena bahumu keseleo. Itu tidak penting.” Ucap
Seo Yeon membawa adiknya dengan Min Hyuk.
“Sudah
kubilang, sakit... Ini Sakit sekali.” jerit Seo Joon. Seo Yeon akhirnya meminta
maaf karena Mungkin menyakitkan.
“Pak Lee,
bagaimana jika aku tidak bisa menari lagi?” tanya Seo Joon. Min Hyuk menegaskan Seo Joon akan baik-baik
saja.
“Bapak
yakin, bukan?” kata Seo Joon memastikan. Min Hyuk memberitahu kalau tidak
berbohong untuk menenangkannya.
“Berjanjilah
kepadaku. Berjanjilah.” Kata Seo Joon menjulurkan kelingkingnya. Seo Yeon
langsung memukul adiknya yang tak tahu sopan santun.
“Jangan
khawatir. Aku tidak bisa berbohong.” Ucap Min Hyuk. Seo Joon terus mengeluh dan
berteriak kalau ini Sakit sekali.
Ketiganya
akhirnya sampai rumah sakit. Seo Yeon menyuruh adiknya pergi sendiri dan akan
menunggu diluar. Seo Joon mengeluh meminta agar ditemani. Seo Yeon pikir Seo
Joon hanya dirontgen jaditidak membutuhkan
dirinya.
“Aku
takut... Tunggu aku di pintu.” Ucap Seo Joon. Seo Yeon mengeluh kalau adiknya pengecut
padahal besar.
Akhirnya
di depan ruangan, Seo Yeon mengucapkan terimakasih pada Min Hyuk karena tahu
sibuk jadibisa pergi. Min Hyuk mengaku tidak sibuk jadi akan menunggu sampai
Seo Joon selesai.
“Tidak.
Aku akan merasa bersalah.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk pikir Jangan begitu, karena Seo Joon murid di SMA
Shinhwa.
“Dan dia
terluka di sekolah.” Ucap Min Hyuk. Seo Joon pikir Min Hyuk bertanggung jawab atas
murid-muridnya.
Pak Lee,
pastikan Bapak menungguku.” Kata Seo Joon. Seo Yeon mengeluh kalau ada anjing
mencuri sopan santun adiknya.
“Kakak
akan menyuruhku naik bus untuk menghemat ongkos taksi. Jadi Bapak harus
menungguku.” Ucap Seo Joon. Seo Yoon langsung menarik adiknya pergi.
“Bau
rumah sakit sama di mana-mana.” Ucap Min
Hyuk melihat sekeliling lalu dikagetkan dengan seorang dokter yang menabraknya.
Min Hyuk
langsung membungkuk meminta maaf lalu seperti melihat dirinya yang sedang
memakai jas dokter berjalan dilorong.
Flash Back
Min Hyuk
sedang berjalan dan tiba-tiba seorang wanita keluar ruangan dan berbicara
padanya. Si Wanita memohon , Min Hyuk pikir sudah mengatakan semuanya dan Tidak
ada lagi yang bisa dikatakan.
“Aku
tidak bisa melepaskan Saet Byul tanpa memberinya alasan yang jelas. Kumohon...
Katakan saja satu kata. Kau melihat semuanya di sana. Tolong katakan.” Pinta Si
wanita. Min Hyuk hanya bisa diam saja.
“Kumohon.
Katakanlah... Tolong katakan Profesor melakukan kesalahan. Dokter, tolong
katakan itu untuk kami.. Kumohon. Kamu harus jujur demi putriku... Kumohon.
Satu kata saja.” Ucap Si wanita terus menangis.
Min Hyuk
melihat seniornya yang berdiri menatapnya, keduanya hanya bisa diam saja.
Akhirnya
Min Hyuk pergi ke toilet dengan wajah kebingungan. Seniornya datang memberitahu ini sudah
berakhir dan Jangan memperumit keadaan demi rasa keadilannya. Min Hyuk pikir
Ini bukan rasa keadilan tapi Itulah kebenarannya.
“Kau
membuat kesalahan, Pak.” Kata Min Hyuk. Seniornya pun ingin tahu memang kenapa.
“Kau
juga... Kau berbohong untuk menutupi kesalahanku. Kau pikir melakukan itu
adalah kesalahan. Sebagai cucu pimpinan Shinhwa Food, kau mungkin tidak peduli
soal mempertahankan pekerjaan.” Ucap Seniornya.
“Tapi
bagaimana dengan kolega senior dan juniormu? Jika kau mengeksposku, apa yang
akan terjadi kepada para dokter yang berbohong?.. Benar. Sekali ini saja. Mari
kita lupakan ini sekali saja.” Kata Si
Seniornya memohon. Min Hyuk hanya bisa diam saja.
Min Hyuk
mengingat kejadian buruknya tiba-tiba dikagetkan dengan Seo Yeon yang datang
memberikan susu pisang. Seo Yeon pikir Min Hyuk yang tampak membutuhkan sesuatu
yang manis. Keduanya akhirnya minum susu bersama.
“Kenapa
kau terus makan makanan manis?” tanya Seo Yeon. Min Hyuk menjawab Karena menginginkan
kasih sayang.
“Kau
tidak mau menjawabnya, kan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk membenarkan.
“Kau
sungguh tidak bisa berbohong. Apa kau akan tersinggung jika aku menanyakan
alasannya?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk membenarkan.
“Sepertinya
kau ingin bertanya.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon balik bertanya. Apakah terlihat
jelas
“Kurasa
kita tidak bisa banyak berbohong. Dalam hidup, saat mengatakan kebohongan
besar, maka kita tidak bisa berbohong lagi.” Ungkap Min Hyuk.
“Apa Kau
baik-baik saja? Sepertinya kau sedang kesulitan.” Kata Seo Yeon.
“Kenapa
kau terus mengkhawatirkanku? Itu membuat jantungku berdebar.” Kata Min Hyuk.
Seo Yeon hanya bisa terdiam.
Saat itu
bunyi telp menyadarkan Seo Yeon, Seo
Joon ingin tahu keberadaan kakanya karena sudah selesai.
Akhirnya
Min Hyuk mengantar keduanya pulang. Seo Yeon langsung menyuruh adiknya untuk
berterimakasih pada Min Hyuk. Seo Joon heran Min Hyuk yang bisa tahu rumah
mereka. Min Hyuk mengaku sudah beberapa kali kemari.
“Kenapa?”
tanya Seo Joon. Min Hyuk menjawab untuk menemui Bu Joo.
“Apa ini?
Apa Bapak juga menyukai kakakku?” ucap Seo Joon. Seo Yeon langsung mengumpat
kesal pada adiknya dan memukulnya.
“Aku
seorang pasien... Sakit.” Keluh Seo Joon. Saat itu Min Hyuk langsung mengatakan
kalau menyukai Seo Yeon.
“Kakak...
Bukankah Kakak mengencani mantan dirut yang menganggur? Kakak bahkan bermalam
di luar...” ucap Seo Joon yang langsung disela
“Kau
Masuklah” ucap Seo Yeon langsung mendorong Seo Joon masuk saja.
“Hentikan...
Aku tidak mengira Kakak begitu. Kakak membuat kekacauan! Mengerti?” kata Seo
Joon mengeluh adiknya terus mencoba menendanganya.
“Hati-hati
selama beberapa hari.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon bingung. Min Hyuk menjelaskan
yang dimaksud bahu Seo Joon.
“Terima
kasih.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk pun pamit. Seo Yeon pikir Min Hyuk tak
mendengarnya tadi dan langsung mengumpat akan menghajar dia.
Min Hyuk
datang ke rumah Kang Woo dan langsung bertanya “Kenapa harus kau? Kenapa kau di
antara orang lain?” Kang Woo pikir Min Hyuk
pasti menganggapny lelucon dan ingin memulai pertengkaran lagi.
“Jika
orang lain, maka aku pasti akan membunuhnya sebelum memulai.” Ucap Min Hyuk.
Kang Woo bingung.
“Tapi
malah kau.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo bingung dan menanyakan keadanya apakah
baik-baik saja
“Aku
tidak baik-baik saja, jadi, jangan sentuh aku.” Ucap Min Hyuk akan keluar tapi
Kang Woo menahanya.
“Jangan macam-macam
denganku hari ini.” Ucap Min Hyuk menepis tanganya. Kang Woo tetap menahanya.
“Kubilang
jangan cari masalah.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo terus menahanya.
“Apa kau
gila? Sudah kubilang, berhenti menggangguku.” Kata Min Hyuk marah
“Maafkan
aku.” Kata Kang Woo. Min Hyuk bingung. Kang Woo meminta maaf lagi. Min Hyuk
ingin tahu untuk apa.
“Karena
aku tidak bisa menjadi kakak bagimu. Aku tidak pernah menjadi kakak yang baik. Maafkan
aku.” Ucap Kang Woo.
Min Hyuk
melihat sikap Kang Woo merasa membuatnya makin gila dan akhirnya memilih pergi.
Kang Woo
pergi menemui Dokter Kim lagi dan bertanya Apa artinya menjadi saudara? Dan Menurut
Dokter Kimm adiknya akan memaafkannya juga. Dokter Kim bertanya apakah Kang Woo
melakukan kesalahan.
Kang Woo
menceritakan kala Min Hyuk jauh lebih
pintar dan berbakat daripada dirinya jadi berpikir akan baik-baik saja
sendirian.
“Aku
tidak bermaksud begitu. Tapi aku hanya membuat alasan. Aku tidak pantas menjadi
kakaknya.” Cerita Kang Woo. Tiba-tiba Dokter Kim sudah menangis.
“Aku juga
tidak berniat melakukan ini... Mereka bilang dia sudah meninggal, dan tidak ada
kemungkinan dia bisa selamat.” Ucap Dokter Kim terus menangis. Kang Woo bingung
langsung menenangkanya.
“Maafkan
aku, Dong Goo! Maafkan aku... Astaga, Dong Goo. Kau pasti sangat membenciku
selama bertahun-tahun ini.... Dong Goo!” jerit Dokter Kim menangis dipelukan
Kang Woo.
“Tunggu, Dokter
Kim. Bukankah itu namamu?” ucap Kang Woo bingung. Dokter Kim mengaku Bukan.
“Aku Kim
Bang Goo.” kata Dokter Kim. Kang Woo bingung mendengar nama Kim Bang Goo.
“Tidak,
kau Dong Goo.” ucap Kang Woo melihat nama di penghargaan. Dokter Kim tersadar
langsung melepaskan pelukan Kang Woo.
“Aku
sempat bingung. Nama kakakku Bang Goo. Dan aku Dong Goo. Jadi, tadi kita sampai
mana? Mari kita mulai lagi.” Ucap Dokter Kim mencoba untuk tenang. Kang Woo pun
terlihat tak curiga.
Bersambung ke "Episode 30"
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar