PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
berjalan di sekola dengan tatapan kosong
dan menabrak pagar lalu berjalan lagi tanpa merasakan sakit. Min Hyuk melihat
dari kejauhan berpikir kalau Ada alasan lain, kalau Seo Yeon tidak seperti itu
hanya karena bibinya jadi Pasti ada alasan lain.
“Apa Kau
cepat tanggap karena pintar Atau kamu sangat menyukainya?” komentar Mi Kyung
“Kurasa
keduanya.” Ucap Min Hyuk. Mi Kyung pkir Min Hyuk juga cucu dari Shinhwa Food.
“Kau dan
Kang Woo berada dalam situasi yang sama. Apa orang tuamu akan mudah menerima
Seo Yeon apa adanya?” kata Mi Kyung
“Aku
hampir tidak diakui.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung bingung. Min Hyuk mengataan kalau
merelakan orang tuanya lalu berjalan masuk.
“Itu
tidak masuk akal. Kurasa si dokter sekolah itu tidak pandai berbahasa Korea.”
Kata Min Hyuk lalu memanggil temanya.
“Hei!
Kau! Lewat sini... Ruang tim trek di sebelah sini, ya?” teriak Mi Kyung. Seo
Yeon seperti baru tersadar dan langsung berbalik arah.
“Astaga,
dia mungkin akan segera pingsan.” Ucap Mi Kyung melihat Seo Yeon seperti hidup
segan mati pun tak mau.
Seo Yeon
pun masuk ke ruangan terlihat slogan "Saat
kamu ingin menyerah, kamu harus mulai lagi." Lalu melihat banyak snack
diatas meja dan itu dari Min Hyuk dengan pesan "Kami wajib dimakan oleh
Seo Yeon!"
“Pria
yang aneh....” Ucap Seo Yeon bingung lalu mulai makan snacknya.
Di rumah,
Semua makan malam bersama, tapi Nyonya Oh tiba-tiba berkomentar kalau seseorang
sudah memengaruhinya. Keduanya hanya bisa menatap bingung. Nyonya Oh menegaskan
yang dimaksud adalah Joo Seo Yeon.
“Saat
sadar kembali, aku memohon kepadanya untuk tetap mengencani Kang Woo.” Kata
Nyonya Oh
“Dia
benar-benar memengaruhimu.” Kata Tuan Lee. Nyonya Han ingin tahu Apa dia tampak
menarik. Nyonya Oh terlihat bingung.
“Maksudku,
kamu bilang Kang Woo sangat menyukainya. Aku penasaran apa yang istimewa
darinya.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Oh berteriak kesal. Nyonya Han sampai
terlonjak kaget mendengarnya.
“Apa yang
istimewa darinya?” keluh Nyonya Oh dan saat itu Kang Woo datang.
“Tidak,
aku... Hei, kamu bahkan belum menelepon.” Ucap Nyonya Han melihat cucunya yang
datang.
“Aku cucu
di sini, kan? Cucu dari Shinhwa Food.” Ucap Kang Woo menyindir.
“Kau...
Kau pasti lapar... Akan ayah ambilkan makanan. Tunggu sebentar. Ayah akan...”
kata Tuan Lee akan mengambilnya.
Tapi Kang
Woo langsung memakan langsung telur gulung diatas meja. Tuan Lee melihat
anaknya pasti kelaparan. Kang Woo mengejek kalau ini Lauk Shinhwa Food sangat enak dan memasukan
semua makanan sampai mulutnya penuh.
Kang Woo
keluar rumah, Tuan Lee memanggilnya bertanya apakah baik-baik saja. Kang Woo bertanya apakah Ayah
memihaknya. Tuan Lee menjawab tidak. Kang Woo mengeluh dan ingin pergi. Tuan
Lee memanggilnya.
“Ayah
tidak punya pilihan selain memihak Ibu karena mencintainya. Tapi bertahanlah.” Kata
Tuan Lee
“Bagaimana
Ayah menyerah? Menggambar.” Kata Kang Woo. Tuan Lee mengaku tidak menyerah.
“Ayah
hanya mengubur dalam hati. Itu demi Ibu dan Nenek.”kata Tuan Lee
“Apa aku
harus melakukan hal yang sama? Bisakah?” kata Kang Woo. Tua Lee menjawab Tidak.
Kang Woo juga berpikir tidak bisa.
“Karena
itu kau harus bertahan. Omong-omong, kau bisa terlihat lebih rapi? Bagaimana
bisa seorang desainer berpakaian seperti itu?” ucap Tuan Lee lalu masuk ke
rumah.
Kang Woo
melihat kancing bajunya yang tak beraturan dan langsung memperbaikinya, lalu
teringat ayahnya tahu tentang "Desainer" dan berpikir keluarganya
sekarang tahu dan terlihat frustasi karena semuanya hancur.
“Apa Hyun
Soo memberitahunya? Tidak mungkin.” Ucap Kang Woo panik dan langsung bergegas
pergi.
Joo Hee
menelp kakaknya memberitahu kalau sudah mengirim uang. Jadi bisa gunakan itu
untuk saat ini. Seo Joon tak sengaja mendengar dari dalam kamarnya lalu
berpikir darimna Joo Hee mendapatkan uang dan apa pekerjaannya, lalu teringat
saat melihat Joo Hee dengan pakaian mini dan makeup.
“Tidak
mungkin.... Itu mustahil... Tentu saja! Dia pernah bekerja di bar anggur!” ucap
Seo Joon lalu bergegas pergi.
Seo Joon
berlari ke kamar kakaknya dan kaget ternyata ada Jang Mi di dalam kamar
kakaknya. Seo Yeon mengeluh kalau
adiknya itu tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu. Seo Joon meminat maaf dan bertanya
apakah kakaknya sibuk. Seo Yeon menganguk.
“Sepertinya
dia terburu-buru. Aku akan datang nanti.” ucap Jang Mi akan keluar kamar.
“Kau
Duduklah dan kau Tutup.” Ucap Seo Yeon, Jang Mi pun kembali duduk dan Seo Joon
menutup pintunya.
“Jang Mi,
ada yang ingin kamu katakan? Apa Kau
sungguh tidak punya rumah atau keluarga?” ucap Seo Yeon. Jang Mi hanya diam saja
“Maaf
mengatakan ini, tapi aku ingin kau pergi.” kata Seo Yeon. Jang Mi mengaku
punya. keluarga.
“Tapi aku
bukan bagian dari itu. Aku hanya aset.. Aku aset yang harus dijual dengan harga
tinggi.” Akui Jang Mi. Seo Yeon tak mengerti maksudnya.
“Terima
kasih atas semua yang kamu lakukan untukku. Aku sudah terlalu merepotkanmu.” Kata
Jang Mi akan keluar kamar.
“Tidak
apa-apa... Kau tidak perlu terburu-buru. Tidak perlu terburu-buru dan pindah.
Namun, berjanjilah kau tidak akan mencampuri urusan keluarga kami.” Ucap Seo
Yeon. Jang Mi tersenyum dan ingin memeluk Seo Yeon.
“Omong-omong,
Lee Kang Woo...” kata Jang Mi. Seo Yeon memperingatkan Jang Mi.
“Dia
sudah menunggu di luar sejak tadi.” Ucap Jang Mi. Seo Yeon kaget lalu mengeluh
karena u tidak memberitahunya lebih awal lalu bergegas pergi.
Kang Woo
sedan melihat gambar dirinya dengan
bertuliskan "Seo Yeon, ayo bertemu" Seo Yeon keluar rumah bertanya “Apa
masalahmu? Kenapa kamu tidak menjawab telepon? Kenapa kamu tidak menghindariku?
Kenapa kamu di sini?”
“Aku
merindukanmu... Ekspresi wajahmu masih sama. Seharusnya aku tidak datang.” Ucap
Kang Woo kecewa lalu masuk mobil
“Kang
Woo... Kang Woo!” ucap Seo Yeon sambil mengetuk pintu jendela, Tapi Kang woo
memilih pergi. Seo Yeon langsung menghadangnya.
“Apa Kau
serius? Itu Karena aku tidak ingin mendengar apa yang ingin kamu katakan, Itu karena
semuanya sudah jelas. Menghindarimu adalah satu-satunya cara agar aku tidak
mendengarnya.” Tegas Kang Woo akhirnya keluar dari mobil
“Itu satu-satunya
hal yang bisa kulakukan.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon akan memanggil Kang Woo.
“Jadi,
minggirlah... Baiklah, kalau begitu. Aku akan meninggalkan ini di sini.” Ucap Kang
Woo akan meninggalkan mobilnya.
“Baiklah...
Aku akan minggir.” Ucap Seo Yeon lalu berjalan mundur. Kang Woo pun pergi tapi
tetap melihat ke arah spion.
“Kenapa
dia terlihat sangat lesu?” ucap Seo Yeon sedih melihat Kang Woo.
Won Jae
melihat nama "Nona Lee Kang Hee" di ponselnya tapi tak diangkat. Kang
Hee bingung kenapa Won Jae tak mengangkat dan berpkir terjadi sesuatu kepadanya. Akhirnya Kang Hee
pun datang ke rumah Won Jae sambil berkomentar pasti gila datang jauh-jauh
kemari.
Ia
melihat gambar di depan gerbang "Seo Yeon, ayo tertemu!" lalu
berkomentar kalau ini menarik. Ia mencoba menelp Won Jae tapi tak juga
diangkat, Won Jae baru saja berbelanja kaget sampai es krimnya jatuh melihat
Kang Hee datang.
“Bagaimana
kau tahu tempat tinggalku?” ucap Won Jae kaget. Kang Hee pikir sudah
memberitahu punya informasi pribadimnya
“Sepertinya
kamu tidak terlalu sibuk.” Komentar Kang Hee, Won Jae langsung bergegas
bersembunyi. Kucing yang ada didekatnya terihat sangat marah
“Sedang apa
kamu di sana? Pak Joo, berhenti membuat kucing stres dan kemarilah.” Ucap Kang
Hee. Akhirnya Won Jae pun keluar dari persembunyianya.
“Kau
terlihat sama seperti saat mengendarai mobil RC.” Komentar Kang Hee. Won Jae
pikirberpakaian bagus hari itu.
“Kenapa
kau memblokir teleponku?” tanya Kang Hee. Won Jae mengaku tidak seperti itu.
“Kau
sengaja tidak menjawab. Ada apa?” tanya Kang Hee. Won Jae pikir sudah
menyia-nyiakannya.
“Aku tidak
elegan dan cantik sepertimu. Aku memeras wanita.” Ucap Won Jae. Kang Hee
mnegaku tahu.
“Aku tahu
kau mendekatiku dengan niat seperti itu.” Ucap Kang He. Won Jae mengaku memang
ia seperti itu.
“Karena itu
aku kesal berada di sisimu.” Kata Won Jae. Kang Hee bertanya Apaia menuntut terlalu banyak saat membuat
kesepakatan?
“Jika aku
melakukannya...”ucap Kang Hee. Won Jae mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Baiklah.
Mari kita akhiri kesepakatan kita. Aku tidak ingin memanfaatkanmu untuk
mendapatkan uang lagi. Selamat tinggal.” Ucap Won Jae lalu masuk ke dalam
rumah. Kang Hee hanya bisa diam saja.
Hyun Soo
mencoba menelp Kang Woo tapi tak diangkat, akhirnya ia memakai jasnya dan pergi
sambil mengeluh Kang Woo yang tidak datang ke rapat atau menjawab teleponnya,
dan bertanya-tanya siapa bosnya. Sesampainya dirumah Hyun Soo kaget mencium bau
yang tak sedap.
Di meja
terlihat banyak makanan yang tak di bersihkan, seperti Kang Woo memakan
semuanya. Kang Woo keluar dari toilet
sambil makan hotdog. Hyun Soo tak percaya Kang Woo makan itu saat menggunakan
toilet. Kang Woo bertanya kenapa Hyun Soo datang ke rumahnya.
“Apa Kamu
lupa kita ada rapat hari ini?” ucap Hyun Soo. Kang Woo baru mengingatnya lalu
meminta maaf karena sibuk.
“Kau
bilang Sibuk? Begitu rupanya. Melakukan apa? Apa hanya Makan dan buang air besar?”keluh
Hyun Soo
“Aku
menyiapkan semua materi. Aku akan membawakannya untukmu.” Ucap Kang Woo berjalan
pergi dan tiba-tiba terjatuh.
Hyun Soo
panik membantu Kang Woo berdiri memastikan kalau baik-baik saja. Kang Woo
seperti tak merasa sakit hanya diam saja, tapi Hyun Soo melihat ang Woo
berdarah tapi Kang Woo tak peduli langsung pergi begitu saja. Hyun Soo bingung
dengan tingkah temanya sekarang.
Hyun Soo
keluar dari kamar kaget melihat Seo Yeon menunggu didepan rumah. Seo Yeon tahu
kalau Kang Woo pasti bertemu dengan Hyun Soo. Hyun Soo terlihat bingung. Seo
Yeon bertanya Apa Kang Woo di rumah sekarang.
“Ya. Apa
Kau mau masuk?” tanya Hyun Soo. Seo Yeon mengaku Tidak. Lain kali saja, Tidak
hari ini dan langsung berjongkok
“Sedang
apa kau di sini?” ucap Hyun Soo melihat Seo Yeon hanya jongkok saja.
“Aku akan
tetap di sini sebentar. Jangan hiraukan aku. Pergilah.”kata Seo Yeon. Hyun Soo
pun berjalan pergi meninggalkanya.
Hyun Soo
masuk ke dalam mobil menelp Kang Woo memberitahu kalau Seo Yeon ada di depan
rumahnya. Kang Woo langsung berteriak Jangan
membukakan pintu untuknya dan mengancam akan membunuhnya jika melakukannya.
Hyun Soo mengerti.
“Ada apa
dengan pria ini? Apa yang terjadi di sini?” ucap Hyun Soo heran. Seo Yeon
menatap ke arah langit.
Ia
teringat dengan yang dikatakan Kang Woo “Aku menghindarimu karena aku tidak
ingin mendengar apa yang ingin kamu katakan karena semuanya sudah jelas. Menghindarimu
adalah satu-satunya cara agar aku tidak mendengarnya. Itu satu-satunya hal yang
bisa kulakukan.”
“Aku
memohon kepadanya... Tapi dia datang ke sini lagi? Jadi, dia tidak akan
membiarkan ini, kan?” ucap Kang Woo lalu berjalan keluar rumahnya.
Saat akan
membuka pintu teringat dengan yang dikatakan Seo Yeon “Aku tiba-tiba
menyadarinya. Tempatmu dan tempatku. Jadi, Kang Woo, mari kita putus.” Akhirnya
Kang Woo mengurungkan niatnya lalu menaiki bangku untuk melihat dari atas.
“Pulanglah...
Aku tidak akan keluar meski kau menungguku.” Ucap Kang Woo melihat Seo Yeon
hanya berjongkok didepan rumahnya.
Seo Yeon
tiba-tiba mengangkat kepalanya, Kang Woo panik dan langsung terjatuh lalu
mencoba menahan rasa sakit dikakinya. Seo Yeon pikir hanya hari ini untuk
membiarkan untuk menunda hari ini. Kang Woo mendengarnya dengan wajah sedih.
“Hanya
untuk hari ini, aku akan menjadi putri yang tidak tahu malu. Maafkan aku.” Ucap
Seo Yeon
“Kau
hanya akan memberiku satu hari, Seo Yeon?” kata Kang Woo sedih dan keduanya
bersadar dipapan gerbang.
Kang Woo
berbaring menatap fotonya dengan Seo Yeon sampai pagi hari, lalu teringat
dengan ucapan Dokter Kim “Tapi kau pikir hanya itu alasannya?” dan berpikir itu ada kemungkinan. Kang Woo pikir
Alasan lain.
Tuan Lee
bertemu dengan Min Hyuk di ruanganya mengetahui kalau Seo Yeon di sekolah itu
dan ingn tahu seperti apa dia. Min yu mengaku kalau Seo Yeon sangat baik hingga ingin memacarinya.Tuan Lee
seperti tak kaget mendengarnya.
“Apa
gunanya jika dia punya riwayat keluarga yang berantakan? Dia kehilangan orang
tuanya sejak kecil dan punya adik seibu. Keadaan tidak tampak baik meski
setengahnya benar.” Ucap Tuan Lee
“Apa
maksudmu?” tanya Min Hyuk heran. Tuan Lee pikir Min Hyuk tidak tahu.
“Benar...
Kau tidak perlu tahu sejarah keluarga guru.” Ucap Tuan Lee. Mn Hyuk ingin tahu Apa
Kang Woo juga tahu itu.
“Mungkin, Tidak ada bedanya baginya... Jadi Bisakah kamu
menghibur Kang Woo untukku? Aku sangat khawatir dia akan menyebabkan masalah.”ucap
Tuan Lee khawatir.
Min Hyuk
mengert, Tuan Lee pun mengucapkan Terima kasih dan akhirnya pamit pergi. Min
Hyuk ingin mengantar, Tuan Lee menolak merasa tidak perlu mengantarnyakeluar.
Min Hyuk
mengingat kata-kata pamanya “Dia kehilangan orang tuanya sejak kecil dan punya
adik seibu. Keadaan tidak tampak baik meski setengahnya benar.” Seo Yeon baru
masuk ruangan melihat Min Hyuk sudah ada diruanganya.
“Bagaimana
pergelangan kakimu?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon mengaku Tidak apa-apa.
“Direktur
Utama Lee...Kuharap kamu akan berhenti mengunjungi aku di sini.” Kata Seo Yeon.
Min Hyuk ingin tahu alasanya.
“Guru lain
akan merasa aneh saat mereka melihatmu di ruanganku. Jadi...” kata Seo Yeon
yang langsung disela oleh Min Hyuk.
“Aku
menjadi direktur untuk itu, agar orang lain tahu. Aku ingin para guru lain tahu
bahwa aku menyukaimu. Nanti akan hujan. Kurasa kamu tidak punya payung.” Ucap Min
Hyuk memberikan Seo Yeon membawakan payung.
“Saat aku
di sekolah, dan saat tiba-tiba turun hujan, orang tua teman-temanku datang ke
sekolah membawa payung. Aku sangat iri dengan hal itu karena orang tuaku tidak
pernah melakukan itu untukku.” Cerita Min Hyuk
“Pernahkah
kamu cemburu kepada teman-temanmu karena orang tua mereka datang ke sekolah
membawa payung? Aku akan kembali.” ucap Min Hyuk lalu melangkah pergi. Seo Yeon
pun hanya diam saja.
Mi Kyung
masuk ruangan heran melihat ibunya menelp saat sedang berkerja lalu terdiam karena ada yang menduduki
kursinya. Hyun Soo memutar kursinya, Mi Kyun kaget meiat dan bertanya kenapa
ada dimeja kerjanya.
“Aku hampir
lupa. Nona Kim, kamu punya murid bernama Lee Kang Wook. Dia kakak Kang Wook. Dia
bilang ingin bicara denganmu soal adiknya, Lee Kang Wook.” Ucap Wakepsek. Mi
Kyun menahan amarah mendengar nama Lee Kang Wook.
“Aku
yakin kamu mengenal adikku, Kang Wook, Pria tinggi dengan kulit pucat.” Ucap Hyun
Soo
“Biarkan
aku ke toilet.” Kata Mi Kyung lalu menyuruh Hyun Soo agar ikut denganya. Hyun Soo pu berpura-pura ingin ke toilet
juga.
“Apa ada
murid bernama Lee Kang Wook di kelasnya?” tanya Wakepsek
“Entahlah.
Aku tidak ingat nama itu, dia pasti mendapat nilai rendah.” Kata guru
“Begitu
rupanya! Ya, kamu benar. Itu sebabnya aku tidak ingat. Aku terus
bertanya-tanya.” Kata wakepesek.
Min Kyung
berjalan lebih dulu, Hyun Soo
mengikutinya dari belakang lalu berkomentar kalau Cuacanya bagus. Mi Kyung
pikir Hyun Soo sudah gila karena berani datang ke sekolahnya dan menyuruhnya
pergi. Mi Kyung memberikan tusuk sate.
Mi Kyung bertanya apa itu maksudnya.
“Kang Woo
berdarah sampai mati.” Kata Hyun Soo. Mi Kyung pikir Kang Woo mengalami
kecelakaan
“Hatinya
yang berdarah. Bukankah karena Seo Yeon?” ucap Hyun Soo. Mi Kyung pikir Bukan
urusanmnya.
“Tentu
saja itu urusanku. Dia menghalangi pekerjaanku! Jadi Ada apa?” ucap Hyun Soo
“ Bukan
urusanmu. Aku yakin mereka akan mendapatkan jalan. Kamu harus pergi.’ kata Mi
Kyung lalu mengangkat telp.
“Ibu, aku
sibuk. Nanti kutelepon lagi... Ada apa? Berhenti menangis dan katakan. Baiklah.
Sudah dahulu.” Ucap Mi Kyung panik
Hyun Soo
mendengarnya dan bertanya Apa yang terjadi.
Mi Kyung dengan wajah panik meminta agar mengantarnya ke terminal bus. Hyun Soo
setuju lalu membuka pintu mobilnya agar Mi Kyung masuk.
Hyun Soo
memasang sabuk pengamanya dan menyuruh agar memasukkan alamatnya. Mi Kyung
menolak karena hanya ke terminal bus. Hyun Soo pikir Seo Yeon mungkin tahu dan
masih di sekolah lalu akan turun dari mobil. Mi Kyung pikir Keadaan sudah cukup rumit baginya.
“Aku
tidak ingin menambahkannya.” Kata Mi Kyung. Hyun Soo menyuruh agar memasukan
alamatnya.
“Jangan
tanyakan apa pun kepadaku.” ucap Mi Kyung memasukan alamatnya dan GPS pun mulai
memberikan petunjuk.
Mi Kyung
terus meremas-remas tanganya seperti kedinginnan, Hyun Soo melihatnya lansung
membuka laci dan memberikan pemanas tangan agar hangat. Ibu Mi Kyung menep lagi memberitahu kalau
dalam perjalanan. Ibunya seperti terus menangis.
“Tenanglah.
Aku yakin semua akan baik-baik saja. Ibu, kumohon! Ibu tidak akan mati. Teknologi
kesehatan telah berkembang di luar bayangan Ibu. Ibu bisa menjalani pemeriksaan
mendalam dan dioperasi. Berhentilah khawatir dan tutup teleponnya.” Ucap Mi
Kyung
“Aku akan
mati setelah Ibu meninggal.”jerit Mi Kyung langsung menangis histeris.
“Hei,
kenapa kau mengatakan hal yang menakutkan? Berhentilah menangis. Ayolah,
berhenti menangis.” Ucap Hyun Soo yang akhirnya ikut menangis, keduanya pun
menangis bersama.
Seo Yeon
terus menelp Kang Woo tapi tak juga diangkat, Kang Woo dirumah hanya menatap
ponselnya yang bergetar , hanya membiarkan nama "Joo Seo Yeon" di
ponselnya. Seo Yeon lalu membaca pesan dari Kang Woo “Pulanglah. Akan
kudengarkan perkataanmu.” Lalu dengan yakin kalau bisa melakukannya.
“Kang
Woo.” Ucap Seo Yeon saat datang. Kang Woo menatap Seo Yeon, Seo Yeon kaget
melihat bibir Kang Woo yang luka bertanya ada apa dengan bibirnya.
“Aku tidak
mengerti... Kurasa aku tidak bisa mengerti apa pun yang kau katakan. Benarkah
itu alasannya? Apa Karena afiliasiku dengan Shinhwa Food? Jika itu alasannya,
aku akan mengurusnya. Kenapa kau takut dan menyerah? Bagaimana kamu bisa
menyerah semudah itu...” ucap Kang Woo
“Ada
alasan lain.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget mendengarnya dan ingin tahu apa
itu. Seo Yeon menatapnya, Kang Woo ingin tahu apa itu.
“Aku
tidak mencintaimu... Itulah alasannya.” Ucap Seo Yeon dan langsung keluar dari
rumah.
Kang Woo
mengejar Seo Yeon mengingat saat memanggilnya"Kang Woo-ku sayang"
menurutnya Jika akan seperti ini, kenapa memanggilnya seperti itu. Seo Yeon
hanya berjalan tapi Kang Woo menahannya kembali mengingat kalau pernah
memanggilnya seperti itu. Seo Yeon menyuruhnya minggir.
“Kau
jahat. Kau sungguh jahat tapi aku bahkan tidak bisa membencimu. Aku tidak
pernah bisa membencimu.” Ucap Kang Woo
“Aku
bilang, minggir.” Kata Seo Yeon. Kang Woo mengerti dan setuju agar Permainkan
dan tinggalkan saja dirinya.
“Apa itu juga
mustahil?”kata Kang Woo. Seo Yeon meminta Kang Woo sadr dan menenangkan dirinya
lalu mengejek kalau itu terdengar gila.
Kang Woo
menatap sedih Seo Yeon yang pergi, Min Hyuk mengamatinya dari belakang. Seo
Yeon berjalan cukup jauh dan akhirnya hanya bisa menangis, tiba-tiba hujan
turun dengan deras.
Kang Woo
terdiam di rumah melihat hujan yang deras berpikir Seo Yeon kalau mungkin
terjebak hujan. Tiba-tiba Sebuah payung merah datang melindungi Seo Yeon. Seo Yeon menatapnya seperti berpikir Kang Woo
yang datang tapi ternyata Min Hyuk
“Kau.
Sudah kubilang akan hujan. Aku datang untukmu.” Ucap Min Hyuk membawakan
payung.
“Aku
menyukai Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk mengaku sudah mengetahuinya.
“Aku akan
terus menyukainya sendirian.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk pun menyukai Seo Yeon sendirian.
“Kau pria
yang sangat aneh.” Ucap Seo Yeon terus menangis, saat itu dibelakang Kang Woo
melihat dari kejauhan dengan payung yang dibawanya.
Bersambung
ke episode 25
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar