PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan
memperlihatkan artikel “YOON SE-RI LAMA TAK TERLIHAT. NARASUMBER MENGATAKAN DIA
MENGHILANG DI INSIDEN PARALAYANG.” Jung Hyuk hanya bisa diam saja. Dan meminta
Jung Hyuk menjawabnya.
“Apa Kau
sungguh tahu siapa dia sebenarnya?” tanya Dan. Jung Hyuk membenarkan kalau
sudah mengetahuinya.
“Sedang
apa wanita Selatan di sini?” tanya Dan marah. Jung Hyuk menjelaskan Se Ri di
sini karena kecelakaan,jadi kebetulan bertemudan akan pulang.
“Jadi, Apa
kau menyembunyikannya?” kata Dan. Jung Hyuk membenarkan
“Jika
tertangkap basah, kau bisa kehilangan semuanya. Maksudku adalah dia bisa
membuatmu terbunuh. Dan kau masih menyukainya?” kata Dan marah
“Sejujurnya,
aku tak mau mati.” Kata Jung Hyuk. Dan mengeluh Siapa yang mau mati.
“Tapi... Aku
tak punya pilihan.” Ucap Jung Hyuk. Dan tak mengerti ucapan Jung Hyuk.
“Aku
sudah gagal melindungi orang yang kukasihi dan kehilangan orang itu.” Kata Jung
Hyuk mengingat kenanganya dengan sang kakak.
Jung Hyuk dengan kakakanya saat menjadi tentara, keduanya terlihat adik kakak yang sangat akrab. Tapi kecelakan itu terjadi tanpa ada yang menolong kakaknya ketika tertabrak truk.
Saat Jung
Hyuk pulang hanya bisa melihat foto kakaknya yang tewas karean kecelakan. Sang
ayah memberikan penghormatan terakhir untuk anaknya. Jung Hyuk mencoba tegar
didepan ayahnya. Tapi saat sendiri ia menangis tersedu-sedu.
“Gara-gara
kecelakaan itu... Lebih baik mati.” Ucap Jung Hyuk. Dan ingin tahu selanjutnya.
“Aku
harus membantu memulangkannya. Walau sesuatu menimpaku saat melakukannya, aku
harus menerimanya.” Kata Jung Hyuk
“Apa Kau
tak keberatan walau kau mati?” tanya Dan
Di rumah
Seung
Jung bertanya pada Se Ri “Apa Kau tak keberatan? Walau sesuatu menimpanya
karena dirimu?” Se Ri menegaskan kalau
Jung Hyuk itu tertembak. Seung Jung
mengingatkan Bahkan hari ini, banyak prajurit datang. Se Ri mengingatnya.
“Setelah
senapan dan prajurit... Entah apa yang akan menimpanya nanti. Dan apa kau masih
tak peduli?” ucap Seung Jun mendekat.
“Apa Kau
mengancamku?” kata Se Ri yang terlihat sedikit ketakutan.
“Ini
bukan ancaman, tapi fakta... Kau cerdas, Se Ri. Jadi Pikirkan baik-baik. Jika
kau bersyukur atau kasihan dengannya, atau mungkin jika kau menyukainya, kau
harus menghilang sekarang.” Ucap Seung Jung
“Kau yang
tahu. Apa Kau mau menghubunginya sementara tak tahu keadaan di sana? Apa Kau
mau memperkeruh suasana? Cobalah bersikap rasional. Kau hanya beruntung.” Tegas
Seung Jung. Se Ri hanya bisa diam saja.
“Jika
sesuatu tak berjalan lancar maka semua orang yang menyembunyikan dan membantumu
bisa terkena imbasnya.” Ucap Seung Jung duduk di meja makan.
Jung Hyuk
meminta izin untuk pergi karena harus pergi. Dan bertanya Apakah Jung Hyuk mau
melindunginya tanpa menghiraukan apa pun? Lalu menegaskan kalau Perasaannya
sama yaitu akan melakukan apa pun demi melindungi tunangannya.
“Aku tak
bisa membiarkanmu pergi dan membuatmu terbunuh.” Kata Dan. Jung Hyuk tetap
melangkah pergi.
“Aku
memperingatkanmu. Jangan sampai kau menyesalinya.” Tegas Dan. Jung Hyuk tak
peduli tetap pergi. Dan tak percaya Jung yuk pergi begitu saja.
Di
ruangan Kepala Dokter menelp istrinya dengan kakinya terangkat memberitahu
kalau belum bisa pulang, karena tak tahu kapan putra direktur ingin memakai
teleponnya lagi. Ia tahu istrinya yang selalu ingin pergi ke Pyongyang.
“Aku
takkan dapat kesempatan kedua untuk bersikap baik kepadanya.” Kata Kepala
Dokter bahagia.
Saat itu
terdengar ketukan pintu, Dokter bertanya Siapa. Jung Hyuk langsun masuk. Dokter
langsung bersikap sopan bertanya apa ada yang bisa dibantu. Jung Hyuk mengaku ingat kalau Dokter pernah
bilang bisa menggunakan fasilitas rumah sakit seolah-olah semuanya miliknya.
“Tentu
saja. Dengan senang hati.” Ucap Dokter.
Akhirnya
Jung Hyuk pun pergi dengan mobil rumah sakit, Dokter mengantarnya berpesan pada
Jung Hyuk agar menjaga dirinya baik-baik dan Hati-hati di jalan dengan
melambaikan tangan. Jung Hyuk terus mengemudikan mobil dengan GPS.
“Begitu kau melibatkan diri, hidupnya pasti
mulai hancur.”
Dan
keluar dari rumah sakit pergi ke telp umum lalu menatap tulisan BADAN KEAMANAN
110 seperti ingin melaporkan Jung Hyuk.
“Dan pasti sudah keluar jalur. Dia
pasti bertindak di luar kebiasaannya. Menurutmu bagaimana akhirnya? Apa yang
akan menantinya? Apa Kau tak takut?”
Jung Hyuk
menghentikan mobilnya karena melihat ada jurang didepanya, lal turun
melihatnya. Sementara Se Ri hanya bisa terdiam dikamarnya mengingat semua yang
dikatakan Seung Jung padanya.
Jung Hyuk
akhirnya kembali ke rumah sakit. Eun Dong memikirkan Bagaimana kalau Se-ri
diculik. Tentara Pyo pikir mereka melihatnya naik secara sukarela dan Jika dia
mengenal pria itu sejak di Korea Selatan, berarti pria itu kekasihnya atau
semacamnya
“Bukan
seperti itu. Saat petugas Badan Keamanan menggeledah kemarin, kurasa dia
berusaha sembunyi demi melindungiku.” Jelas
Jung Hyuk
“Jika
begitu, dia pasti sudah menghubungimu dan memberi tahu alasannya.” Kata Tentara
Pyo
“Kapten
Ri, ponselmu sudah kuperbaiki.” Kata Tentara Park masuk dengan kakinya yang
masih sakit.
Jung Hyuk
pun menyalakan ponselnya lalu tiba-tiba ada telp masuk. Mereka pikir kalau Se
Ri yan menelp Jung Hyuk. Akhirnya Jung
Hyuk pun mengangkatnya. Seung Jung langsung bertanya “Kau pikir aku siapa? Apa Kau
menunggu panggilan Se-ri?”
“Aku Goo
Seung Jung” ucap Seung Jung. Jung Hyuk mengaku
tahu dia bersama Se-ri.
“Kau di
mana? Aku akan ke sana.” Kata Jung Hyuk. Seung Jung tahu
Jun Hyuk ingin mencarinya padahal masih belum pulih.
“Karena
itu aku menelepon. Seharusnya tak kutelepon jika kau sudah tahu.” Kata Seung
Jung
“Kutanya
kau di mana?” ucap Jung Hyuk. Seung Jung menegaskan kalau Se-ri bersamanya dan baik-baik saja.
“Dia aman
dan nyaman. Jadi Berhenti mencarinya. Aku akan urus sisanya. Itulah keinginan
Se-ri.” Kata Seung Jung.
“Baiklah...Izinkan
aku mendengar suaranya untuk memastikannya.” Ucap Jung Hyuk. Tapi Seung Jung
langsung mematikan ponselnya.
Jung Hyuk
memanggilnya tapi Seung Jung benar-benar sudah menutup telpnya. Mereka semua pun ingin tahu Ada apa. Jung
Hyuk menjawab Pria itu menutup telepon.
Ju Meok ingin tahu Se-ri bersama siapa. Tentara Park pikir sudah jelas, Pasti
kekasihnya dari Selatan.
Akhirnya
Jung Hyuk yang penasaran mencoba menelp Seung Jung tak menyambung. Eun Dong bertanya Ponselnya dimatikan.
Tentara Park mengeluh Jangan bertanya. Pasti dimatikan. Ju Meuk pikir Kenapa
Se-ri tak menghubungi Jung Hyuk.
“Dia tak
berani menghubungi, jadi, meminta pacarnya menelepon.” Kata Tentara Pyo
“Apa Kau
mau aku menghubunginya lagi?” tanya Tentara Park ingin membantu.
“Untuk
apa? Karena sudah kembali dengan kekasihnya, dia hanya ingin melupakan masa
lalu. Wanita sial itu. Ini kabar baik untuk kita.” Kata Tentara Pyo yakin
“Dia
bukan kekasihnya... Itu tak benar. Kau tak tahu apa-apa. Kau seharusnya tak
meracau begitu.” Ucap Jung Hyuk dengan nada tinggi. Tentara Pyo pikir Di
Selatan, mereka...
“Itu tak
benar. Mereka mengakhiri tunangannya. Dia bukan pacarnya.” Tegas Jung Hyuk
membela Se Ri.
“Mengakhiri
tunangannya? Apa Pria itu mantan tunangannya?” tanya Ju Meok kaget.
“Sudah
kuduga. Aku merasa ada sesuatu di antara mereka.” Ejek Tentara Pyo
“Itu tak
benar. Tak ada apa-apa di antara mereka. Apa Kau tak paham arti
"mengakhiri"? Artinya, mereka putus. Mereka sudah tak ada hubungan.”
Tegas Jung Hyuk
“Lantas
kenapa meneriakiku?” keluh Tentara Pyo. Jung Hyuk menegaskan tak meneriakinya.
“Kebiasaanmu
bicara buruk membuatku kesal. Aku hanya memintamu menyudahinya. Siapa bilang
aku meneriakimu?” kata Jung Hyuk kesal
Saat itu
pintu kamar di ketuk, Jung Hyuk pun bertanya siapa yang datang. Min Ji masuk
sambil mengeluh kalau dari sebelah dan mereka terlalu berisik jadi meminta agar
diam. Jung Hyuk pun meminta maaf. Min JI
akan keluar dan melihat papan nama “RI JUNG HYUK”
“Ri Jung
Hyuk? Senang bisa bertemu.” Ucap Min Ji menyapa dengan wajah bahagia. Jung Hyuk bingung karena Min Ji bisa
mengenalnya.
“Di mana
gadis cantik dari Selatan itu? Kudengar dia bucin seorang pria bernama Ri Jung
Hyuk. Kudengar dia cogan.” Kata Min Ji dengan gaya korea selata.
“Bucin?
Cogan? Apa artinya? Ju Meok, terjemahkan.” Kata Jung Hyuk bingung.
“Itu
slang terbaru di Selatan... Bu artinya budak... Cin artinya cinta. Jika ada
yang mengatakan dia bucin seseorang, berarti dia sangat menyukai orang itu.”
Kata Ju Meok menjelaskan dengan wajah bangga.
“Tunggu...
Apa Kau sengaja memakai slang karena kami culun?” kata Tentara Pyo kesal. Min
Ji mengaku bukan seperti itu.
“Itulah
arti dari bucin... Sementara cogan artinya dia telah hanyut dalam pesonamu yang
telak dan tak bisa lari karena kakinya melunak bagai acar kol. Itulah artinya.”
Kata Ju Meok
“Aku
hanya penasaran soal dirimu. Karena sudah melihat langsung, aku jadi paham. Aku
setuju.” Kata Min Ji
“Hei, kau
tak berhak setuju atau tidak. Silakan bicara sesukamu.” Ucap Tentara Pyo sinis
“Karena
dia bucinmu, aku maafkan.” Kata Min Ji lalu berjalan pergi.. Jung Hyuk langsung
tersenyum tersipu malu. Tentara Pyo bingung dan tak menyangkan Jung Hyuk yang
tersenyum.
“Tidak.
Bukan. Aku akan menyelidiki soal Se-ri. Kalian kembalilah bekerja. Terima kasih
sudah datang.” Kata Jung Hyuk mengelak.
Semua
menganguk mengerti dan pamit pergi, Jung Hyuk kembali tersenyum.
Tentara
Pyo keluar dari ruangan sambil berkomentar
Apakah kepalanya tertembak juga, karena berteriak dan langsung tersenyum
dan bertnya Ada apa dengannya, Mungkinkah dia menderita gangguan bipolar. Ju
Meok pikir itu tingkat parah.
“Senjata
api memang menakutkan.” Kata Tentara Pyo lalu berjalan keluar dari rumah sakit.
Di
apartement, Nyonya Mo sibuk meminta pegawai menaruh barang yang dibawanya.
Sementara Dan hanya diam sambil melamun seperti sangat galau. Ibunya pun heran
karean Dan tampak sedih di hari pindahanya. Dan mengaku tak apa-apa.
“Ini Biasa
terjadi. Banyak orang sering termenung sebelum pernikahan.” Kata Tuan Mo.
Nyonya Mo seperti baru mengetahuinya.
“Aku
tidak begitu.” Ucap Nyonya Mo. Tuan Mo mengaku kalau istrinya juga seperti itu.
“Dia jadi
ragu sekitar satu bulan sebelum pernikahan.” Akui Tuan Mo. Nyonya Mo kaget dan
ingin tahu alasanya.
“Dia suka
orang lain.” Kata Tuan Mo. Dan langsung penasaran menatap pamanya. Nyonya Mo
kaget baru mengetahuinya.
“Itu membuatku
memikirkan banyak hal. Haruskah aku mendatangi orang tuanya dan memohon? Haruskah
kucari bajingan yang dia sukai dan mematahkan kakinya? Tapi Aku tega melakukan
itu. Lalu apa yang kulakukan?.” Cerita Tuan Mo. Dan makin penasaran cerita
pamanya.
“Astaga,
ini bukan drama dari Selatan. Kenapa kau berhenti bicara begitu?” keluh Nyonya
Mo. Dan tak peduli ingin tahu apa yang dilakukan pamanya.
“Aku
bilang "Pergilah.Kau dengannya saja jika menyukainya. Aku akan mendoakan kebahagiaanmu,"
Itu kataku.” Ucap Tuan Mo. Dan makin penasaran kelanjutanya.
“Tiga
hari kemudian, dia meminta maaf sembari menangis. Lalu kami menikah.” Kata Tuan
Mo
“Dia
seharusnya minggat saat sempat. Mi Hyang hanya merugikan dirinya sendiri.” Ucap
Nyonya Mo mengejek.
“Aku
tahu. Dia begitu sial.” Keluh Tuan Mo. Nyonya Mo pun mengelh dengan sang adik.
“Aku
sakit kepala. Aku mau mencari udara segar.” Kata Dan langsung keluar dari
aparment.
“Apakah
terjadi sesuatu? Apa Mereka bertengkar?” tanya Tuan Mo pun tak tahu melihat Se
Ri keluar apartement.
Tuan Chun
datang sambil mengeluh padahal salju akan turun besok tapi Sudah dingin
sekali... lalu terkejut melihat Se Ri ada didalam rumah. Se Ri bertanya siapa
pria itu. Seung Jung menjawab kalau Tuan Chun pelayan yang mengurus rumah dan
memberikan tur di wilayah ini.
“Aku pelayannya,
Chun” ucap Tuan Chun mencoba menutupi rasa gugupnya. Se Ri pun seperti percaya.
Di luar
rumah, Tuan Chun mengeluh dengan yang dilakukan Seung Jung karena membawanya
kemari. Seung Jung mengulang kata-kata Tuan Chun yang mengangap dirinya
penipu,jadi tak boleh bersikap baik dan meraa kalau ucapanya itu benar.
“Dasar Sial.
Sejak kapan kau mau mendengarkanku? Selain itu, aku tahu bisnis kita ilegal, tapi
masih ada etika bisnis. Aku sudah berjanji dengan Letnan Jo Cheol Gang.” Kata
Tuan Chun panik.
“Pak
Chun... Jika Pak Jo terlibat, dia dapat setengah komisi. Tanpanya, kau bisa
dapat semua. Bagaimana?” ucap Seung Jung
“Aku
hanya bilang... Seharusnya kau beri tahu rencanamu kepadaku. Kau mau aku
bagaimana?” kata Tuan Chun
“Pertama-tama,
kita harus memisahkan Se-ri dari Ri Jung Hyuk. Jika tak menghentikan pria itu,
maka dia akan mengembalikan Se-ri ke
Selatan.” Kata Seung Jung.
“Kita
harus hentikan dia.” Kata Tuan Chun. Saat itu telp Seung Jung berdering.
Seung
Jung bertemu dengan Dan di restoran. Dan memperlihatkan artikel Se Ri “INSIDEN
PARALAYANG” dan bertanya apakah kenal wanita ini, karena melihatnya minum kopi di
hotel. Seung Jung terdiam dan terlihat gugup.
“Jangan
bohong kepadaku.”tegas Dan. Seung Jung pikir
Untuk apa bohong kepada Dan.
“Aku kenal
dia. Aku akrab dengannya.” Akui Seung Jung. Dan pun tahuSe Ri ternyata bukan
dari Divisi 11.
“Dia
justru menyusup dari Selatan ke negara kami. Benarkan?” tegas Dan sinis.
“Dia
bukan menyusup. Ada kecelakaan.” Ucap Seung Jung membela. Dan merasa itu tidak
penting.
“Aku akan
melaporkannya begitu.” Kata Dan. Seung
Jung tak percaya kalau Dan mau melaporkannya
“Jika
melapor, tunanganmu dalam masalah.” Kata Seung Jung. Dan merasa Seung Jung
berpikir dirinya takut
“Aku tak
peduli dia terluka atau mati. Aku sudah memastikan faktanya, aku pergi.” kata
Dan akan pergi. Seung Jung langsung menahanya.
“Tunggu...
Aku paham maksudmu. Tapi mari bekerja sama sebelum kau melapor. Aku yakin kau
mau memisahkan Yoon Se-ri dari Ri Jung Hyuk.
Itu juga mauku, Kamerad...” kata Seung Jung
“Menurutmu
kita kamerad hanya karena beberapa kali bertemu?” kata Dan sinis.
“Maksudku,
kita sebaiknya abaikan perasaan pribadi dan tenangkan diri untuk berpikir
rasional. Ada satu cara sederhana.” Kata Seung Jung.
Dan tak
peduli memilih untuk berjalan pergi. Seung Jung mulai menghitung mundur dari
angka lima dan tepat di hitungan terakhir Dan kembali duduk dengan sikap angkuh
seolah menjaga harga dirinya, dan ingin mendengar cara sederhana. Seung Jung
pun tersenyum bahagia.
Kepala
Dokter membawa trolly makanan. Juniornya tak percaya Dokter ingin melakukannya
sendiri. Dokter pikir Setidaknya inilah yang harus mereka lakukan untuk
merayunya soal Pyongyang besok. Juniornya pun ingn tahu apakah boleh ikut ke
Pyongyang, semua pun ingin ikut.
“Benar.
Mari kita ke Pyongyang.” Kata Dokter. Semua pun berteriak bahagia merasa Ini
sangat menyenangkan sekali.
Dokter
masuk ruangan tahu Jung Hyuk yang pasti belum makan, tapi ruangan kosong dan
hanya ada perawat yang membereskan tempat tidur. I pun bertanya kemana Jung
Hyuk. Perawat pikir para dokter belum tahu kalau Jung Hyuk sudah pindah.
“Dia
bilang akan dirawat di rumah sakit militer.” Kata Perawat. Dokter langsung
jatuh pingsan.
Mereka
pun ingin tahu tentang Pyongyang. Dokter lain mengeluh kalau ini tidak penting
dengan membantu kepala Dokter yang pingsan.
Di gedung
GARDU LISTRIK AREA JANAM, seorang pria terlihat sangat serius dan langsun
memberikan hormat saat Jung Hyuk datang lalu bertanya Kenapa kemari di cuaca
sedingin ini. Jung Hyuk mengaku Seperti yang dibahas di telepon
“Aku
ingin meminta bantuanmu untuk masalah darurat.” Kata Jung Hyuk. Si pria pun mempersilahkan.
“Jika bukan
karenamu, anak bungsuku pasti sudah mati tanpa dioperasi. Aku harus membalas
jasamu.” Ucap Si pria. Jung Hyuk pun mengucapkan Terima kasih.
“Kurasa
ada vila rahasia di Gunung Janam. Aku tak bisa cari alamat dan tempatnya. Kau
mau mendeteksi jalur listrik untuk mencari tempatnya.” Ucap Si pria. Jung Hyuk
membenarkan.
“Gedung
khusus seperti vila punya jalur listrik khusus yang terhubung dengan gedung
lainnya. Itu untuk menangkal pemadaman. Sementara di wilayah ini, ada tiga
jalur listrik khusus, nomor 12, 13, dan 30.” Jelas Si pra memperlihatkan jalur
listrik pada peta.
“Jika
salah satunya terhubung ke pos jaga rahasia, pasti nomor 30 yang mengarah ke
hutan.” Jelas Si pria.
“Kurasa
ada vila rahasia di Gunung Janam. Aku tak bisa cari alamat dan tempatnya. Kau
mau mendeteksi jalur listrik untuk mencari tempatnya.” Ucap Si pria. Jung Hyuk
membenarkan.
“Gedung
khusus seperti vila punya jalur listrik khusus yang terhubung dengan gedung
lainnya. Itu untuk menangkal pemadaman. Sementara di wilayah ini, ada tiga
jalur listrik khusus, nomor 12, 13, dan 30.” Jelas Si pra memperlihatkan jalur
listrik pada peta.
“Jika
salah satunya terhubung ke pos jaga rahasia, pasti nomor 30 yang mengarah ke
hutan.” Jelas Si pria.
Se Ri
keluar dari kamar langsung memperlihatkan alat penyadap berpikir mereka tak
tahu. Keduanya terlihat gugup. Seung Jung seperti mengaku pura-pura tak tahu
bahkan bertanya apa itu. Se Ri menjawab ini alat penyadap.
“Saat di
Pyongyang, aku melihat ini terpasang di kamar hotel. Kita harus berhati-hati. Tempat
ini semacam akomodasi. Apa Seperti vila mewah?” ucap Se Ri. Seung Jung
membenarkan.
“Apa Mau
kuperiksa kamarmu juga?” tanya Se Ri. Jung Hyuk langsung menolaknya.
“Bagaimana
kau tahu soal ini, Se-ri?” tanya Seung Jung heran. Se Ri mengaku hanya diberi
tahu.
“Apa Kau
mau istirahat?”tanya Seung Jung. Se Ri menolak
Karena sudah di sini jadi harus rapat.
“Baik.
Beri tahukan rencanamu dahulu. Bagaimana caramu mengembalikanku secepat
mungkin? Keluargaku bilang mereka akan
mencari cara agar aku bisa kembali. Pasti ada rencana. Adakah rute yang kau
ketahui? Lewat darat, laut, atau udara?” kata Se Ri akhirnya duduk
“Ya, Pak
Chun. Bicaralah.” Ucap Se Ri. Tuan Chun memberitahu kalau ini rahasia
“Ada
kesepakatan antara kapal.” Ucap Tuan Chun. Seung Jung tak mengerti maksudnya.
“Antara
kapal... Dua kapal bertemu di perairan internasional. Naik kapal kecil, dan
temui kapal besar. Kita tak bisa lakukan itu.” Ucap Se Ri.
“Kenapa?”
tanya Tuan Chun. Se Ri pikir mereka tak tahu karena ada pemeriksaan perairan.
“Kepala
Penjaga Pantai yang baru sangat tegas. Dia tak mau menerima kartu pulsa.” Jelas
Se Ri. Tuan Chun kaget kala mereka tak mau menerimanya.
“Apa Hanya
itu yang kalian tahu? Aku sudah tahu.” Keluh Se Ri. Seung Jung menegaskan Aktakkan
mengeluarkannya dengan cara yang berbahaya.
“Aku akan
membawamu pulang dengan penerbangan kelas bisnis tanpa risiko.” Ucap Seung Jung
yakin. Se Ri pun ingn tahu Bagaimana caranya?
“Tampaknya
kau lupa... Aku punya nama lain, Alberto Goo. Aku orang asing dengan paspor
Inggris.” Jelas Seung Jung. Se Ri ingin tahu kelanjutanya.
“Kujadikan
kau sepertiku.” Kata Seung Jung. Se Ri kesal ingin tahu caranya.
“Menikahiku.”
Kata Seung Jung. Se Ri memanggi Alberto yang sudah gila
“Kita
harus daftarkan pernikahan kita dahulu, lalu kita bisa dapatkan paspor dari
kedutaan besar. Kau bukan Yoon Se-ri dari Korea Selatan. Kau akan naik pesawat bersamaku
sebagai istri Alberto Goo. Itu masuk akal.” Ucap Seung Jung bangga.
“Tidak...
Pernikahan palsu denganmu?” kata Se Ri tak percaya. Seung Jung mengaku sebab
itulah pergi hari ini.
“Dokumennya
sudah hampir siap. Inilah yang diinginkan keluargamu.” Kata Seung Jung
memperlihatkan dokumen yang dibawanya.
Tentara
Park dkk sedang sibuk di rumah Jung Hyuk. Nyonya Mo datang mengaku melihat asap
dari cerobong lalu bertanya mereka semua siapa, apakah bawahan Kapten Ri.
Diatas meja terlihat sudah banyak makan dengan menu yang mewah.
“Silakan
makan... Dan minumlah.” Kata Nyonya Mo. Tentara Pyo menolak karena tak boleh
minum.
“Mereka sedang
merapikan rumah Kapten Ri di bawah kepemimpinanku sebagai ketua lapangan.” Kata
Tentara Pyo.
“Memangnya
kenapa? Aku calon ibu mertua Kapten Ri. Jangan khawatir.” Kata Nyonya Mo
“Astaga,
kami tak boleh melakukan ini.” Ucap Tentara Pyo tapi akhirnya membiarkan
menuangkan minuman kecuali Eun Dong yang masih dibawah umur dengan minum jus.
“Aku tahu
Kapten Ri agak kaku dan keras kepala.” Ucap Nyonya Mo sambil menuangan soju.
“Karena
Nyonya membahasnya, biar kuberi tahu sejujurnya.” Kata Tentara Pyo. Semua
langsung melirik seperti sedikit khawatir.
“Ya. Dia
agak seperti itu. Dia memikat karena dia pria yang berprinsip. Kurasa dia
populer di kalangan wanita.” Ucap Nyonya Mo
“Kurasa
dia sudah tahu soal itu. Itu sebabnya dia pura-pura bersikap dingin.” Kata
Tentara Pyo. Ju Meok mencoba agar bisa menahan omongonya.
“Aku tak
membual.” Ucap Tentara Pyo. Nyonya Mo pikir tak suka minum dengan banyak orang.
“Sersan
Kepala Pyo... Bagaimana kalau kau minum bersamaku?” kata Nyonya Mo mulai
mendekati Tentara Pyo. Tentara Pyo malu merasa tak boleh melakukan ini tapi
tetap saja minum soju.
Se Ri
dikamar melihat dokumen, AFIDAVIT IZIN PERNIKAHAN dan hanya bisa diam saja.
Saat itu Jung Hyuk mengetuk pintu memberitahu Ini malam Natal jadi harus
merayakannya dan meminta agar Turunlah satu jam lagi. Se Ri menganguk mengerti.
“Hari ini malam Natal... Salju turun.” Ucap Se
Ri menatap ke arah jendela dengan salju yang turun dengan lebat.
Se Ri
keluar kamar melihat menu makan diatas meja dengan gaya mewah. Seung Jung tahu
Se Ri suka bouillabaisse Dan Sauvignon Blanc. Se Ri terdiam teringat dengan
Jung Hyuk saat makan kerang bakar bersama.
“Jika
hidangan dengan kerang, aku hanya makan bouillabaisse” ucap Se Ri dan langsung
memakanya.
Ju Meok
pun menuangan soju setelah Se Ri makan kerang. Se Ri mengaku hanya minum
Sauvignon Blanc saat menyantap hidangan laut tapi mencobanya juga. Ia langsung
berkomentar kalau Ju Meok menambahkan gula. Seung Jung pun menyuruh Se Ri
duduk.
“Mari
minum.” Ucap Seung Jung mengajak Se Ri minum. Mereka pun minum. Seung Jung
ingin tahu pendapat Se Ri.
“Ini Lumayan.
Agak pahit.” Kata Se Ri seolah cita rasanya sudah menghilang. Seung Jung tak
percaya mendengarnya.
“Aku
sudah pesan yang berkualitas. Apa Mau kubuka botol baru?” kata Seung Jung. Se Ri pikir tak perlu karena sedang tak ingin
minum.
“Soal
yang tadi. Aku tahu ini hanya di atas kertas, tapi kita harus menyiapkannya.
Aku tak yakin bisa memberikanmu gaun atau foto pernikahan, tapi bukan
pernikahan namanya tanpa cincin pernikahan.” Ucap Seung Jung memberikan cincin.
“Apa
ini?” ucap Se Ri bingung. Seung Jung mengerti kala ini lucu dan neurutnya Ada
wine dan lilin di sini.
“Aku
sedang melamarmu. Kita berpisah tujuh tahun lalu, tapi akhirnya bersama lagi.”
Kata Seung Jung
“Jangan
terlalu serius. Ini terasa seperti kita menikah sungguhan.” Keluh Se Ri.
“Apa Tak
bisa sungguhan? Aku tahu kau menyukai orang lain. Tapi itulah yang bisa terjadi
di situasi abnormal seperti sekarang. Kau pasti kesepian dan ketakutan. Tak ada
yang diandalkan. Tapi perasaan itu tak nyata.” Ungkap Seung Jung.
“Semua
akan hilang saat kau pergi. Perasaan itu palsu. Jadi, lupakan semuanya dan
nikahi aku.” Kata Seung Jung mulai berlutut didepan Se Ri.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar