PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
dan Mi Kyung masuk ruangan guru melihat Wakepsek dan guru sedang makan cemilan. Ia langsung marah kalau
mereka mengambil itu dari kantor Direktur Utama lagi. Keduanya panik langsung
menaruh diatas meja dengan mulut penuh makanan.
“Aku
tidak percaya betapa lancangnya kalian. Kalian bahkan tidak mengambilnya dari
Kantor Kesehatan.” Ucap Seo Yeon
“Apa
maksudmu? Pak Dirut sendiri yang memberikannya kepada kami! Kau salah paham.”
Ucap Wakepsek. Guru pun membenarkan.
“Apa Kau
yakin?” tanya Seo Yeon. Keduanya membenarkan lalu bergegas ingin pergi seperti
ketakutan.
“Jika kamu
tidak bisa memercayai kami, silakan tanyakan sendiri. Tanyakan kepadanya! Jangan
pelit dengan makanan.” Kata Wakepsek.
“Ada apa
dengan mereka?” tanya Seo Yeon bingung.
“Dia
pasti ketakutan saat kau mengambil camilan mereka. Sudah kubilang untuk
bersikap lembut.” Ucap Mi Kyung.
Min Hyuk
memeriksa kadar darah yang dengan alat yang diberikan Kang Woo lalu melihat
kalau baik-baik saja. Saat itu Seo Yeon datang ebertanya apakah sungguh
memberikan camilan kepada Wakil Kepala Sekolah. Min Hyuk terlihat bingung lalu
membenarkan.
“Kenapa?”
tanya Seo Yeon heran. Min Hyuk mengaku ingin berubah.
“Jadi,
itu benar. Aku salah... Kalau begitu, sampai jumpa.” Ucap Seo Yeon berjaan
mundur. Min Hyuk bingung melihatnya.
“Jangan
khawatirkan aku.” Kata Seo Yeon tapi saat itu cemilan yang disembunyikan
dibalik bajunya jatuh semuanya.
“Kukira Wakil
Kepala Sekolah berbohong.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk hanya bisa tertawa
melihatnya.
Kang woo
bertemu dengan Dokter Kim menceritakan khawatir Seo Yeon akan takut setelah
bertemu ibu dan neneknya. Dokter Kim menyuruh agar putus saja menurutnya cinta
itu gila dengan nada sinis.
“Kau bukan
Dokter Kim, ya? Siapa kau?” tanya Kang
Woo. Dokter Kim balik bertanya menurutnya siapa dengan tahi lalat dibagian
matanya.
“Dong Gu!
Bagaimana bisa kau keluar tanpa memberitahuku?” ucap Dokter Kim palsu.
Saat itu
Kang Woo kaget dan Dokter Kim palsu pun terlonjak kaget sampai terjungkal. Kang
Woo tak peraya kalau Ada dua Dokter Kim dan ingin tahu apa yang terjadi.
Kang Woo
akhirnya melihat foto dua dokter Kim dan mengartikan kalau Dokter Kim
palsu sangat menginginkan uang dan
memutuskan untuk berpura-pura menjadi Dokter Kim yang asli. Tuan Kim mengaku
mencari adiknya selama lima tahun.
“Kukira
dia sudah mati, jadi, aku datang ke sini untuk menjaga barang-barangnya. Saat
itulah kita bertemu. Aku benar-benar minta maaf.” Ucp Tuan Kim
“Bagaimana
dengan yang lain? Apa ada korban selain aku?” tanya Kang Woo.
“Tidak.
Sama sekali tidak. Aku tidak seberani kelihatannya. Kau satu-satunya.” Ucap
Tuan Kim. Kang Woo akan pergi.
“Adikku
tidak bersalah! Tolong jangan libatkan dia. Kau bisa melaporkan dan menghukumku
jika ingin.”ucap Tuan Kim berlutut memohon.
“Aku
tidak berniat melakukan itu.” Kata Kang Woo. Tuan Kim terlihat bingung.
“Jika aku
bertemu dengan Dokter Kim yang asli, mungkin aku tidak bisa sejauh ini.” Ucap
Kang Woo. Tuan Kim tak mengerti maksudnya.
“Jangan
pernah lakukan ini lagi, Pak Kim Bang Gu.” Kata Kang Woo baik hati. Tuan Kim
pun mengucapkan terima kasih.
Won Seok
sedang di bar menelp Ho Dol. Ho Dol mengangkatnya dan meminta agar menutup telp
dan akan menelp nanti. Won Seok bingung bertanya Ada apa. Ho Dol ingin bicara
tapi telpnya sudah diambil oleh sang ayah. Ho Dol mengeluh dengan sikap
ayahnya.
“Kau suka
kastanya atau labu?” tanya Ayah Ho Dol. Won Seok bingung. Ayah Ho Dol ingin
tahu Won Seok lebih suka yang mana.
“Aku suka
kastanya... Aku suka kastanye, Pak.” Kata Won Seok yakin menjawabnya.
“Kau
pasti merasa sangat sesak.” Kata Ayah Ho Dol. Ho Dol mengeluh dengan ucapan
ayahnya dan langsung mengambil ponselnya.
“Abaikan
dia... Jika kamu bilang labu, dia akan bilang kau lemah. Nanti kutelepon lagi.”
Ucap Ho Dol lalu menutup telpnya.
Di rumah
Seo Yeon
sedang video call dengan Mi Kyung memperlihatkan sepatu yang dimilikinya dan
ingin tahu pendapatnya. Mi Kyung bertanya apakah Seo Yeon apakah ada yang lebih
sederhana karena menurutnya sepatu yang lebih sederhana lebih cocok dengan
pakaian itu.
“Aku
tidak punya sepatu hak tinggi.” Ucap Seo Yeon bingung. Mi Kyung pikir Miliknya juga terlalu mencolok.
“Jang Mi.
Dia mungkin punya banyak. Mari kita pinjam sepasang.”kata Mi Kyung. Seo Yeon
seperti tak enak untuk meminjam.
Saat itu
Won Jae masuk kamar terlihat mabuk memanggil adiknya “Seo Yeon sayang."
Seo Yeon kaget melihatnya kakaknya pulang dengan mabuk. Won Jae melihat pakaian
yang dibawa Seo Yeon kalau itu Cantik sekali dan bertanya Untuk apa ini
“Baju
Ini? Aku akan menemui ibu dan nenek Kang Woo.”ucap Seo Yeon.
“Seo
Yeon... Apa Kau bahagia? Bahagia, bukan?” ucap Won Jae yang harus merelakan
cintanya.
“Ada apa?”
tanya Seo Yeon bingung. Won Jae pikir itu sudah cukup. Dan memuji adiknya
cantik sekali jadi sangat mirip lalu berjalan pergi.
“Apa yang
terjadi?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon kaget ternyata Mi Kyung tidak menutup
teleponnya
“Ada apa
dengannya?”tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengaku tidak tahu dengan wajah
kebingungan.
Won Jae
akhirnya sadar meminum air putih, Seo Yeon menghampiri kakaknya. Won Jae
melihat adiknya belum tidur. Seo Yeon bertanya apakah Won Jae baik-baik saja
dan Apa ada masalah. Won Jae mengelak kalau tidak ada masalah.
“Apa
Kakak yakin?” ucap Seo Yeon khawatir. Won Jae mengaku dirinya itu bodoh,
“Tapi
kakak tidak akan melakukan apa pun yang membuatmu cemas.” Ucap Won Jae lalu tiba-tiba terdengar suara perut
lapar.
“Mau
kumasakkan sesuatu?” kata Seo Yeon. Won Jae mengangguk karena lapar sekali.
“Aku juga.
Lihat? Kita sangat mirip. Delapan telur sudah cukup, bukan? Lima untukku, dan
tiga untuk Kakak.” Kata Seo Yeon penuh semangat. Won Jae menatap adiknya
seperti merasa tak masalah untuk mengalah.
Seo Yeon
berjalan dengan Kang Woo memakai heels tapi seperti tak biasa dan akan jatuh.
Kang Woo terus menatapnya. Seo Yeon heran bertanya ada apa dan berpikir
penampilanya terlalu aneh. Kang Woo mengaku tampilan Seo Yeon itu cantik.
“Tapi bukankah
sepatu hak tinggi itu tidak nyaman? Apa Kakimu tidak sakit?” tanya Kang Woo
khawatir.
“Sedikit,
tapi aku baik-baik saja.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo bertanya apakah Seo Yeon
merasa gugup. Seo Yeon menganguk.
“Kalau
begitu, apa kau mau pergi saja? Aku bisa
bilang kepada ibuku kita akan menunda pertemuan ini.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon
menolak dan mengajak untuk segera bertemu ibu Kang Woo.
Mereka
pun makan steak bersama, Kang Woo terus menatap ke arah Seo Yeon. Nyonya Oh
berkomentar kalau sudah menduga kalau gaun itu cocok untuk Seo Yeon dan dengan
bangga merasa Seleranya bagus dalam mode. Seo Yeon pun mengucapkan terimakasih.
“Bagaimana
makanannya?” tanya Nenek Han. Seo Yeon mengaku Sangat enak.
“Astaga,
senang melihatmu makan dengan lahap. Kita harus makan untuk hidup.” Ucap Nyonya
Han makan dengan cepat.
“Ibu..
Kau bisa sakit perut... Tapi Kuharap kamu tidak berpikir kami sepenuhnya
mendukung kalian hanya karena kita makan bersama. Aku hanya ingin makan
bersama. Itu saja.” Kata Nyonya Oh. Seo Yeon mengerti.
“Ibu... Berapa
ukuran sepatu Ibu?” tanya Kang Woo. Nyonya Oh menjawab 230 mm dan ingin tahu Kenapa?
“Ibu
memakai sepatu datar hari ini... Bisakah Ibu bertukar sepatu dengannya?” ucap
Kang Woo. Nyonya Oh terlihat bingung.
“Ibu
tidak masalah memakai sepatu hak tinggi. Tapi dia kesulitan.” Kata Kang Woo.
Seo Yeon panik meminta Kang Woo Jangan lakukan ini.
“Kenapa
jangan? Aku sangat mengkhawatirkan kakimu sampai tidak bisa makan apa pun.”
Ucap Kang Woo
“Jadi,
karena kaki pacarmu sakit, ibu harus...” ucap Nyonya Oh tak percaya. Kang Woo
membenarkan.
“Setelah
ibu melalui semua penderitaan itu hanya untukmu!” kata Nyonya Oh tak habis
pikir menahan emosinya.
“Biarkan
saja. Jika dibandingkan dengan tindakan putra ibu untukmu, ini bukan apa-apa.”kata
Kang Woo.
Nyonya Oh
mengadu pada ibu mertua, Kang Woo seperti tak peduli meminta agar bisa bertukar sepatu dengan
cepat. Seo Yeon hanay bisa meminta maaf menahan malu.
Seo Yeon
pulang ke rumah dengan wajah kesal. Kang Woo datang membawa kotak obat akan
melihat tumit pacarnya. Seo Yeon kesal mengatakan Tidak sakit. Kang Woo melihat
pasti sakit karena tumit Seo Yeon yang lecet.
“Bagaimana
aku bisa bertemu dengan mereka lagi?” keluh Seo Yeon. Kang Woo bingung.
“Kukira
kau lulus dari universitas ternama di Amerika. Kukira kau sangat pintar. Lalu
kenapa? Kenapa kau memintanya menukar sepatunya? Kenapa?” ucap Seo Yeon marah.
“Memangnya
kenapa? Kau kesakitan dan itu menggangguku. Aku tidak tahan melihatmu
menderita.” Ucap Kang Woo yang hanya memperhatikan Seo Yeon.
“Aku akan
memperlakukan nenek dan ibumu dengan baik. Aku akan melakukannya bagaimanapun
caranya.” Ucap Seo Yeon.
Sementara
dirumah, Mi Kyung sedang duduk dengan kaki yang ada dipangkuan Hyun Soo melihat
ponsel pacarnya merasa tak percaya kalau Kang Woo yang membuatnya. Hyun Soo
pikir Kang Woo. mungkin tampak sedikit ceroboh, tapi sebenarnya cukup hebat.
“Akan
kuberi tahu berapa pesanan yang kami terima dari luar negeri.” Ucap Hyun Soo.
Mi Kyun ingin tahu Berapa semuanya. Hyun Soo membisikannya jumlahnya. Mi Kyung
melonggo.
“Karena
itu aku berpikir untuk membeli rumah.” Ucap Hyun Soo. Mi Kyung langsung
menolaknya.
“Kenapa
kau butuh rumah sekarang? Jangan berpikir membuang uang. Kau harus menabung.”
Kata Mi Kyung.
“Astaga.
Aku suka semua hal tentangmu.” Puji Hyun Soo. Mi Kyung seperti tak peduli.
“Tapi
kenapa Kang Woo hanya merancang pakaian pria?” tanya Mi Kyung heran
“Entahlah.
Aku sempat berpikir dia mesum. Aku takut dia benar-benar mesum, jadi, aku tidak
menanyakan detailnya.”ucap Hyun Soo. Mi Kyung pun berpikir kalau Kang Woo itu orang
mesum.
Kang Woo
sedang menjahit diruangan kerjanya, sementara Jang Mi sibuk di ruangan melihat
foto-foto pada dindingnya tentang Kang Woo "Pria Tepung Tinggi, orang
aneh" lalu melepaskannya. Tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya.
“Siapa
itu?” tanya Jang Mi. Saat itu ibunya datang dengan wajah penuh amrah kalau
sudah menemukannya.
“Akhirnya.
Aku menemukanmu, Jalang.” Kata Ibu Jang Mi. Jang Mi pikir kalau ibuny. harus
mencari agensi lain.
“Butuh
waktu lama untuk menemukanku di sini.” Sindir Jang Mi. Ibunya tak percaya kalau
Jang Mi itu berani mengatakan hal itu dan akan menariknya.
“Hentikan!
Jangan coba-coba menyentuhku! Aku tidak akan membiarkanmu merundungku sekarang!”teriak
Jang Mi berani melawan ibunya.
“Kau
pasti sudah gila! Bagaimana kau akan menghentikanku? Apa yang bisa kau lakukan?”
ucap Ibu Jang Mi mengancam
“Aku akan
merelakan warisanku... Warisan dari ayahku. Akan kuberikan kepada
kakak-kakakku. Aku bahkan bisa melakukannya besok.” Ucap Jang Mi
“Dasar
wanita gila.. Apa Kau mengancamku?” kata Ibu Jang Mi. Jang Mi membenarkan.
“Jika
dipikir-pikir, aku putrinya, tapi tanpa aku, kau bukan apa-apa bagi ayahku. Aku
akan mengirimkan uang ke rekening ini setiap bulan. Kau bisa pensiun dengan uang
ini Atau kau bisa memutuskan hubungan denganku. Apa aku masih tidak berguna bagimu?”ucap
Jang Mi memberikan ibunya buku tabungan dan juga cap.
Ibu Jang
Mi akhirnya keluar menatap ke lantai tiga berpikir anaknya sudah gila dan
menurutnya apa yang terjadi pada anaknya. Saat itu terdengar kucing marah,
seperti tak suka ada orang jahat. Ibu Jang Mi langsung berteriak kaget lalu
mengeluh menyebalkan sekali.
Min Hyuk
terihat sedikit gugup dan seorang wanita menyapanya. Keduanay pun duduk
berhadapanya. Si wanita melihat Min Hyuk
bertany apakah masih makan banyak permen belakangan ini. Min Hyuk
terlihat bingung.
“Saet
Byul menyebutmu Dokter Permen. "Ibu, kapan Dokter Permen datang? Aku bisa
mencium aroma stroberi dari Dokter Permen." Itulah yang dia katakan.”
Cerita ibu Byul.
“Menjalani
perawatan di rumah sakit terasa berat. Tapi berkat kamu, Saet Byul mampu bersenang-senang
sedikit. Itulah yang kupikirkan.” Ungkap Ibu Byul. Min Hyuk langsung meminta
maaf.
“Maaf
karena terlambat.” Kata Min Hyuk. Ibu Byul pikir Terkadang,mereka harus mengubur beberapa hal.
“Seperti
aku yang mengubur Saet Byul dalam hatiku. Jadi, kau harus melepaskannya
sekarang. Kau bisa melakukan itu.” Kata Ibu Byul menyakinkan Min Hyuk dengan
senyuman.
Min Hyuk
melihat papan nama "Dokter Sekolah, Lee Min Hyuk" lalu wajahnya
tersenyum dan langsung menaruh dalam kotak. Seo Yeon masuk ruangan mengetahui
Min Hyuk dari Wakil Kepala Sekolah kalu akan pergi untuk sementara. Min Hyuk
membenarkan.
“Kau akan
kembali, bukan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk meminta Seo Yeon agar Jangan khawatir.
“Aku akan
pergi untuk menuntaskan beberapa hal.”kata Min Hyuk. Seo Yeon memberitahu kalau
Sekolah akan menunggunya.
“Ya. Aku
yakin kau akan menjaga benteng tanpa aku di sini.” Kata Min Hyuk dengan senyuman.
Kang Woo
memotong rambut pak kentang yang tumbuh dengan lebat. Seo Yeon pikir Ini butuh
lebih banyak perawatan dari dugaannya.Kang Woo memberitahu kalau Seo Yeon harus
memotong rambutnya dengan hati-hati karena Mereka pasti punya harga diri.
“Kenapa
kau manis sekali, Kang Woo?” puji Seo Yeon. Kang Woo mengaku tidak manis tapi keren.
“Tentu.
Kamu manis dan keren. Kau segalanya.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo menatap Seo Yeon
berhenti berkerja.
“Ada apa?
Kenapa kau berhenti?” tanya Seo Yeon heran. Kang Woo mengaku tidak bisa menahan
diri setiap kali melihatnya dan langsung mengendongnya.
“Apa yang
kau lakukan? Di luar masih terang. Ini Geli.” Jerit Seo Yeon sambil bertawa dan
dikejutkan dengan Hyun Soo dan Mi Kyung tiba-tiba sudah ada didepan pintu.
“Hei,
kenapa kalian di sini?” tanya Kang Woo kesal. Hyun Soo seperti baru tahu
KangWoo ada dirumah.
“Kenapa
kau diam saja jika di rumah?” ucap Hyun Soo. Kang Woo pikir ini rumahnya.
“Kukira
kami akan memergoki sesuatu.” Kata Mi Kyung mengoda. Seo Yeon mengaku tidak
dengan wajah panik tapi Kang Woo membenarkan.
“Kenapa
kalian di sini? Dan Apa itu?” tanya Kang Woo melihat tas belanja yang dibawa
Hyun Soo.
“Pesta
perpisahan untuk Min Hyuk dan hari jadi kami yang ke-22.” Kata Hyun Soo.
“Pesta
perayaan hari jadi ke-22 kalian? Kalian terlalu tua untuk itu. Kenapa
merayakannya di sini?” keluh Kang Woo kesal.
“Butuh banyak
uang untuk menyewa tempat. Lagi pula, aku tidak punya rumah.” Ucap Hyun Soo
“Bukankah
seharusnya kamu memberitahuku dahulu?
kata Kang Woo marah
kata Kang Woo marah
“Apa Dia
tidak memberitahumu? Kukira dia sudah memberitahumu.” Ucap Mi Kyung.
“Ahh..
Benar juga. Maafkan aku.. Aku lupa memberitahumu.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo
langsung bersikap lembut mengkau Tidak
apa-apa dan biasa terjadi.
“Cepat Berikan
padaku.” Ucap Kang Woo membawa barang belanjan dari tangan Hyun Soo.
“Hei, kau
terlalu menyayanginya...” komentar Hyun Soo kesal melihat sikap Kang Woo yang
berubah.
“Kau tahu
kami akan datang. Ayolah.” Ucap Mi Kyung mengoda. Seo Yeon mengaku tidak
seperti itu tapi benar-benar lupa.
Joo Hee
dan Seo Joon keluar rumah bersama dengan Jang Mi. Seo Joon memastikan kalau
Jang Mi tahu rumah ahjussi itu. Jang Mi mengaku tahu semuanya dan mencoba
membuka mobilnya tapi tak bis dibuka. Seo Joon mengeluarkan kunci dan
membukanya.
“Kuncinya
harus dibuka dahula agar pintunya bisa dibuka.”ucap Seo Joon. Jang Mi seperti
baru menyadarinya.
“Kau
punya SIM, bukan?”tanya Seo Joon memberikan kunci pada Jang Mi.
“Tentu
saja. Aku gagal 10 kali, tapi lulus di akhir.” Kata Jang Mi bangga. Keduanya
hanya bisa melonggo.
“Jang Mi,
Apa kau yakin bisa melakukan ini?” tanya Joo Hee duduk dibelakang dengan wajah
khawatir.
“Ya,
jangan khawatir. Aku pandai dalam segala hal.” Ucap Jang Mi yakin. Seo Joon
mengeluh mendengarnya.
“Kau
harus melepaskan rem tangan dahulu.” Ucap Seo Joon. Jang Mi bingung mencari Rem
tangan
“Astaga,
ini tidak hujan. Kenapa menyalakan penyeka kaca depan? Mari naik taksi saja.”
Keluh Seo Joon melihat Jang Mi terus salah
“Atau
bus! Kamu bilang ingin naik bus.”kata Joo Hee. Jang Mi memikikan mereka yang
akan naik bus.
Won Jae
sedang mengelap gelas mengeluh kalau harus datang kesana. Tuan Par pikir kalau
Won Jae tak datang maka akan membawa Ho Dol bersamanya. Won Jae kaget
mendengarnya. Ho Dol pun datang dengan
wajah sumringah menyapa keduanya.
“Hei, Ho
Dol.. Apa Kamu sudah siap?” tanya Tuan
Park. Ho Dol mengau siap dengan wajah bahagia.
“Kenapa
kamu ke sana?” tanya Won Jae seperti cemburu. Ho Dol memberitahu Hi-Seven
mungkin akan datang juga!
“Kenapa
kau tidak ikut?” tanya Ho Dol. Tuan Park memotong kalau Won Jae bilang tidak
mau ikut.
“Jadi,
kita berdua akan ke sana seperti teman baik... Ayo, Ho Dol.” Ucap Tuan Park
dengan wajah bahagia. Won Jae terlihat menahan emosinya.
Di rumah
suasana terasa canggung, semua memakan dengan misahkan diri ditempat
masing-masing. Ho Dol pun hanya bisa berdiri dengan wajah tertunduk. Joo Hee
pun berdiri disamping Jang Mi.
“Astaga,
kenapa suasananya begini? Halo. Aku bintang papan atas, Park Seok Min... Apa
Kalian mau tanda tangan? Apa Kau mau tanda tanganku?” ucap Tuan Park pada Jang
Mi.
“Kenapa?”
ucap Jang Mi polos. Tuan Par bingung karena tak mengenalnya lalu memberitahu
kalau ia , Park Seok Min, artis papan atas.
“Aku Baek
Jang Mi. Kamu mau tanda tanganku?” balas Jang Mi. Tuan Park hanya bisa
melonggo.
“Jang Mi,
ayo makan di sana.” Kata Joo He mengajak temanya pergi. Jang Mi pun mengikutinya.
Saat itu
Ho Dol menerima telp Won Seok dan langsung bergegas pergi. Tuan Park bertanya
mau kemana Ho Dol. Ho Dol memberitahu kalau Ho Won Seok menyuruhnyakeluar. Tuan
Park akhirnya ikut keluar dengan Ho Dol
“Kupikir
akan sangat menyenangkan, tapi ini sangat canggung. Bagaimana kalau aku memutar
musik?”ucap Hyun Soo. Mi Kyung setuju. Saat itu lagi diputar.
“Ini lagu
pemanasan!... Kamu. Kalian berdua merencanakan sesuatu sebelum kami tiba di
sini.” Goda Mi Kyung. Kang Woo panik. Seo Yeon berusaha untuk menyangkalnya.
Kang Woo
malu mencoba mengambil dari tangan Hyun Soo, Hyun Soo mencoba mengambilnya
kembali. tapi Kang Woo langsung memasukan kedalam celananya, lalu keluar lagi
dari bawah. Ia langsung memperingatan agar tak menyentuhnya
“Ini Jijik.
Tidak akan ada yang mau memegangnya” ucap Hyun Soo. Saat itu Kang Hee datang
memanggil adiknya.
“Hei,
dia...” ucap Seo Joon melihat Kang Hee yang datang. Won Jae langsung menutup
mulut adiknya meminta agar diam, lalu bisa tersenyum melihat kedatangan Kang
Hee.
Keduanya pun
duduk dimeja bar dengan jarak berjauhan dan saling mengirimkan pesan. Won Jae
mengaku datang siapa tahu bisa bertemu dengan Kang Hee. Kang Hee mengaku ia
juga seperti itu.
“Menurutmu
kita punya kesempatan setelah mereka menikah?” tanya Won Jae
“Siapa
yang tahu itu berapa tahun?” kata Kang Hee. Won Jae pikir Hanya beberapa tahun dan bukan apa-apa.
“Benar,
itu tidak mustahil.” Ucap Kang Hee dan keduanya sudah duduk saling berdekatan.
Kang Woo
keluar rumah melihat Min Hyuk ada diluar dan bertanya Kenapa tidak masuk. Min
Hyuk merasa Suasananya sangat aneh. Min Hyuk pun berpikir sepert itu lalu duduk
bersama dengan sepupunya. Ia pun membahas Min Hyuk yang akan terbang besok.
“Hati-hati
di jalan, ya?”ucap Kang Woo. Min Hyuk mengerti dengan mengadu bahunya.
“Hati-hati
di jalan.”balas Kang Woo dengan bahunya, Min Hyuk menganguk mengerti dan
membalasnya lagi. Keduanya saling adu pundak sampai akhirnya Kang Woo terjungkal.
“Aku
membiarkanmu karena kamu akan pergi besok.” Ucap Kang Woo. Min Hyuk pu
mengucapkan Terima kasih.
“Telepon
aku.” Ucap Kang Woo. Min Hyuk pikir akan melihat nanti. Kang Woo akhirnya
mengadu pindah lagi agar Min Hyuk bisa menghubunginya, seperti suasana hati
mereka berubah.
"Tiga bulan kemudian"
Di
dinding rumah masih ada gambar "Seo Yeon, ayo main!" dengan gambar
kucing juga disampinga. Seo Yeon dengan
kakak dan adiknya sedang makan diruang tengah Won Jae bertanya Di mana Won
Seok. Seo Yeon menjawab sedang berkencan.
“Apa?
Sepagi ini? Astaga, yang terlambat puber memang mengerikan. Kakak tidak percaya
dia keluar sepagi ini.” Ucap Won Jae.
“Aku
tidak bisa makan ini lagi!” keluh Seo Joon yang sedang makan ibu. Seo Yeon
langsun memukulnya.
“Kau
harus berterima kasih atas makanan yang kamu dapatkan.” Kata Seo Yeon.
“Ini
berlebihan! Aku makan ini setiap hari selama tiga bulan! Kotoranku berbau
seperti ubi.” Ucap Seo Joon kesal.
“Kamu
benar. Suruh Won Seok memberi tahu ayah Ho Dol bahwa kita punya cukup banyak
ubi, dan dia bisa berhenti mengirimkan ini kepada kita.” Kata Won Jae.
“Sudah.
Bahkan Dua kali.” Kata Seo Yeon. Won Jae
tak percaya menurutnya Pria tua itu sangat keras kepala.
“Hei.. Di
mana sopan santunmu? Pria tua itu pasti sangat menyayangi Won Seok. Kita harus
bersyukur.” Kata Seo Yeon akhirnya memukul kakaknya
“Kau harus
memberi Mi Kyung dan Jang Mi.” Ucap Won Jae. Seo Yeon mengaku sudah memberi
mereka masing-masing satu kotak.
“Joo Hee
juga membawa beberapa untuk dibagi dengan rekan setimnya.” Kata Seo Yeon.
“Kenapa
tidak memberikan masing-masing dua kotak?” ucap Won Jae melihat ada banyak ubi
yang diberikan dari ayah Ho Dol
“Kenapa
kalian mengeluhkan betapa beruntungnya kita? Pasti sangat melelahkan baginya
menanam ini. Makanlah. Ayo makan.” Ucap Seo Yeon marah menendang dua laki-laki
didepanya.
Seo Yeon
masuk ruangan, Mi Kyung seperti tak percaya mendengr cerita temanya. Seo Yeon
juga tak tahu menurutnya Kang Woo sangat sibuk bahkan tidak mengizinkan masuk
ke studionya. Mi Kyung tak peraya dan heran melihat ada ubi dilaci tempat biasa
Min Hyuk menyimpan cemilan.
“Astaga,
kenapa ada di sini?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengaku tidak ingin membiarkannya
kosong.
“Jadi, apa
dia belum mendengar kabar dari Pak Lee?” tanya Mi Kyung Seo Yeon mengaku tidak dan Kang Woo juga
khawatir.
Saat itu
kurir datang bertanya Apa Nona Joo Seo Yeon ada di sini. Seo Yeon membenarkan. Saat
itu Tuan Kim jadi kurir mengaku ingin
tahu apa iu Seo Yeon ternyata benar-benar Seo Yeon yang selama ini selalu
didengar ceritanya.
“Bagaimana
keadaan Pak Lee Kang Woo?” tanya Tuan Kim. Seo Yeon bingung.
“Kau
tampak tidak asing. Bukankah kamu pria yang mengambil ponselnya?” ucap Seo
Yeon. Tuan Kim terihat bingung.
“Tolong sampaikan
salamku kepada Pak Lee. Kalau begitu, selamat tinggal.”ucap Tuan Kim lalu
berjalan pergi.
“Apa itu?
Siapa yang mengirimkan ini?” tanya Mi Kyung. Keduanya melihat pengirimnya dan
hanya bisa melonggo.
Seo Yeon
datang ke rumah Kang Woo dengan kotak yang dibawanya, lalu berteriak membawanya,
Tapi Kang Woo tak juga menyahut. Akhirnya Seo Yeon membuka ruangan kerja
pacarnya. Kang Woo panik langsung menghalanginya mengaku Belum.
“Apa yang
kamu lakukan selama lebih dari tiga bulan?” ucap SeoYeon heran.
“Kau
belum boleh melihatnya.” Kata Kang Woo. Seo Yeon mengerti tapi langsung
menyelonong masuk. Kang Woo panik.
“Ya, ini
dia. Ini gaun impianku! Terima kasih, Kang Woo! Kau genius.” Ucap Seo Yeon
melonggo melihat gaun yang dibuat Kan Woo.
“Ini...
Setelah aku menyelesaikan ini, bagaimana jika kita segera...” ucap Kang Woo
yang langsung dipotong.
“Ya.. Aku
pasti akan melakukannya denganmu, Kang Woo. Aku tidak peduli apa pun yang
terjadi.” Ucap Seo Yeon.
“Seo
Yeon... Jangan lepaskan aku.” Ucap Kang Woo memegang tangan pacarnya. Seo Yeon
menganguk mengerti.
“Aku
tidak akan melepaskanmu.” Kata Seo Yeon dengan air mata yang tergenang.
Di rumah,
Mi Kyung meminta agar Hyun Soo memastikan cantik. Hyun soo menaruh mentimun diwajah
dan memakanya juga. Wajah Mi Kyung pun penuh dengan timun, keduanya terlihat
bahagia.
Di show
room, Won Jae sibuk menjual mobil dengan penuh semangat. Sementara Kang Hee pun sibuk berkerja. Keduanya
sama-sama menghabiskan waktu dengan menyibukan diri.
Seo Joon
terus berlatih di ruangan sendirian, Joo Hee pun juga terus berlatih berlari
demi impianya. Sementara Won Seok dan Ho Dol seperti pasangan kuliah yang tak
malu memperlihatkan hubungan mereka.
“Aku
sering ke sana saat kecil.” Cerita Won Seok. Ho Dol mengaku pergi ke sana baru-baru ini, dan itu luar
biasa.
“Seharusnya
aku sudah ke sana. Bagaimanapun, itu bagus. Itu pengalaman baru bagiku.”kata Ho
Dol. Keduanya terlihat benar-benar bahagia.
sementara di rumah Kang Woo, kardus berisi banyak snack untuk Seo Yeon dan terlihat Min Hyuk yang menjadi dokter relawan untuk afrika, seperti sangat bahagia.
“Kami
saling melengkapi.” Ucap Seo Yeon denga memegang tangan Kang Woo karena bisa
menikah.
THE
END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Terima kasih gan atas infonya, sy nitip juga ya rekomendasi dr sy Drama Korea Terbaru
BalasHapussuka sekali sama ho dol dan won seok
BalasHapusEnding yh kurang memuaskan
BalasHapusHarusnya Smpai nikah donk