PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
pulang dipapah Mi Kyung dengan wajah sedih, Seo Joon melihat kakaknya langsung
memanggilnya. Mi Kyung menyuruh Seo Joon agar jangan bicara lalu mengajak Seo
Yeon masuk ke dalam kamarnya. Seo Joon melihat pakaian kakaknya dengan dress
pendek.
“Pertama,
Joo Hee. Sekarang Seo Yeon? Ada apa dengan para wanita ini?” ucap Seo Joon
bingung.
Seo Joon
mencoba menelp Jung Hoo tapi tak diangkat, wajahnya pun kebingungan temanya
bertanya apakah Jung Ho tidak menjawab. Seo Joon menganguk dengan wajah sedih
lalu bertanya-tanya Apa terjadi sesuatu,
“Komentar
di video penggemar pasti sangat mengejutkan.” Ucap temanya. Seo Joon bingung.
“Dia
tidak datang sejak saat itu.” Kata temannya. Seo Joon terdiam seperti merasa
bersalah.
Seo Joon
berjalan keluar apartement sambil mengirimkan voice note “Jung Ho... Aku datang
ke tempatmu, tapi kamu tidak ada. Telepon aku saat kamu menerima pesan ini.” Ia
dengan wajah bingung lalu melihat seseorang yang dikenalnya didepan gedung "Karaoke
yang Menyajikan Alkohol"
“Lee Joo
Hee? Apa dia gila?” ucap Seo Joon tak percaya ternyata Joo Hee jadi pelayan
dengan rok pendek.
“Apa-apaan
kau?” teriak Joo Hee marah di tarik keluar oleh Seo Joon. Seo Joon pikir
Seharusnya ia yang bertanya. Joo Hee bingung menjelaskanya.
“Aku tidak
percaya kamu bekerja di bar Kukira kamu masih punya moral. Aku sangat kecewa
padamu. Sungguh.” Ucap Seo Joon sinis.
“Apa
pedulimu? Kamu menyuruhku mengurus urusanku sendiri. Apa Kau pikir punya hak
karena kita tinggal bersama? Bekerja di
bar atau tidak, itu terserah aku.” Kata Joo Hee akan masuk lagi.
“Apa Kau
akan kembali ke sana?” tanya Seo Joon menahanya. Joo Hee tak peduli akan masuk.
Seo Joon memanggilnya tapi Joo Hee terus masuk.
Saat itu
Jung Ho diam-diam merekam dengan ponselnya dan tahu kalau mereka berdua itu
tinggal bersama.
Ho Dol
berlari masuk ke dalam bar lalu menemui Won Seok memberitahu dia meminta maaf.
Won Seok terlihat bingung, Ho Dol
menjelaskan Dia minta maaf soal video itu dan menurutnya Pasti sulit mengatakannya
di hadapannya.
“Di
hadapanmu?” ucap Won Seok kaget. Ho Dol pikir mungkin dia tidak seburuk
dugaannya.
“Apa Kamu
bertemu dengannya? Lagi?” kata Won Seok terlihat marah. Ho Dol bingung.
“Dia
meneleponku dan mengatakan ingin menyampaikan sesuatu.” Kata Ho Dol
“Lalu
Kenapa kau di sini? Apa Untuk pamer?” ucap Won Seok dingin. Do Dol pikir Won
Seok akan senang mendengar ini.
“Kau Bersenang-senanglah.”
Kata Won Seok seperti tak peduli. Ho Dol pun pamit pergi.
Saat itu
Tuan Park melihat Ho Dol dan bisa mengenal pria itu si bodoh di video itu, Ho Dol kaget dan
langsung kaget ternyata Park Seok Min ada dibar Won Seok. Tuan Park mengaku
terkesa karena mengira Ho Dol terlalu malu untuk keluar rumah.
“Tapi kau
cukup berani.” Ucap Tuan Park. Ho Dol terlihat bingung. Tuan Park bertanya apakah Ho Dol sendirian di
sini
“Aku mau
pulang.” Kata Ho Dol. Tuan Park pikir masih terlalu awal untuk pulang.
“Apa Kau
mau minum di tempat lain?” tanya Tuan Park mengoda.
Won Seok
berjalan masuk bar sambil melihat sekeliling, rekan kerjanya bertanya apakah
Won Seok mencari anak itu. Won Seok membenarkan dan bertanya apakah melihatnya.
Rekan kerjanye memberitahu kalau Ho Dol pergi dengan Seok Min.
Tuan Park
memakai jubah mandinya mendengar bunyi bel yang terus ditekan dan bertanya “Siapa?”
sambil mengeluh karena terus berbunyi, lalu kaget melihat Won Seok yang datang
lalu bertanya alasan datang. Won Seok langsung bertanya “Di mana dia?” Tuan
Park bingung.
Won Seok
langsung menyelonong masuk mencari sosok Ho Dol di kamar karena Tuan Park yang
mengunakan jubah mandi. Tuan Park bingung apa sebenarnya sikap Won Seok. Saat
itu Ho Dol keluar dengan banyak barang ditanganya.
“Kenapa
kau di sini?” teriak Won Seok bingung. Ho Dol binggung. Tuan Park melihat sikap
Won Seok terlihat tak percaya.
“Ada apa
ini? Bukan main... Jangan bilang kamu di sini karena dia. Apa Kalian
berpacaran? Baiklah.” Ucap Tuan Park mengoda.
“Kenapa
kau berpakaian seperti ini?” kata Won Seok kesal melihat Tuan Park dengan baju
mandinya.
“Aku bisa
berpakaian sesukaku di rumahku sendiri.” Keluh Tuan Park. Won Seok langsung
mengajak Ho Dol pergi.
Ho Dol
mengerti lalu pamit pada Tuan Park sambil mengucapkan Terima kasih. Tuan Park
mengoda Ho Dol dengan memegang wajahnya meminta agar tetap berhubungan dengan memperlihatkan
kiss bye yang sexy. Won Seok langsung menarik Ho Dol pergi.
“Won Seok,
ternyata kamu juga manusia. Kau juga punya hati.” Ejek Tuan Park mengantar
keduanya.
Di dalam
mobil, Won Seok mengeluh Ho Dol mengikuti orang asing ke rumahnya. Ho Dol pikir
karena Park Seok Min jadi semua orang mengenalnya. Won Seok pun memastikan
kalau Karena itu Ho Dol mengikutinya ke rumahnya
“Dia
bilang akan memberiku ini.” Ucap Ho Dol dengan wajah bahagia melihat tasnya.
Flash Back
Tuan Park
mengoda Ho Dol bertanya apa mau minum di tempat lain. Ho Dol langsung
menolaknya. Tuan Park kaget kalau Ho Dol menolaknya lalu berpikir tidak
mengenalnya yaitu Park Seok Min.
“Aku
bukan penggemarmu.” Kata Ho Dol. Tuan Park menegaskan namanya Park Seok Min,
bintang papan atas.
“Aku
penggemar Hi-Seven.” Ucap Ho Dol malu-malu. Tuan Park ingin memastikan siapa
yang dikatakan. Ho Dol menyebut Hi-Seven.
Di dalam
mobil, Won Seok yang tak mengenalnya bertanya siapa yang dimaksud. Ho Dol
dengan bangga kalau ia sangat suka dengan Hi Seven lalu menyalakan lighstick
yang diberikan Tuan Park yang menurutnya ini mengagumkan
“Karena
mereka satu agensi, Seok Min punya banyak.” Ucap Ho Dol bahagia. Won Seok hanya
bisa menghela nafas panjang.
“Pakai
sabuk pengamanmu.” Kata Won Seok. Ho Dol menganguk mengeri dan akhirnya mobil
pun pergi meninggalkan apartement.
Seo Yeon
akhirnya memiliki tanaman Pak kentang tiga buah dikamarnya dan tertidur lelap
tapi air matanya terus mengalir. Mi Kyung melihat Seo Yeon bertanya-tanya apa
yang harus dilakukan lalu mengeluarkan ponselnya. Sementara Kang Woo di rumah
seperti kesepian.
“Hei, Apa
kau tidak datang malam ini?” tanya Kang Woo menelp sepupunya. Min Hyuk menjawab
tidak.
“Kenapa?”
tanya Kang Woo. Min Hyuk menjawab sedang sibuk. Kang Woo ingin tahu kapan Min
yuk datang dan apakah bisa menjemputnya. Min Hyuk langsung menutup telpnya.
“Dia
sangat tidak berperasaan.” Ucap Kang Woo kesal dan menerima pesan dari Mi Kyung
“Seo Yeon
dan aku akan hidup dengan ceroboh.” Lalu dengan foto Seo Yeon yang mengunakan
pakaian tak biasa.
Kang Woo
datang ke rumah Seo Yeon meminta pada Mi Kyung agar menjelaskan foto itu. Mi Kyung menyindir kalau Kang Woo tiba dalam
30 menit padahal Seharusnya tiba dalam 10 menit lalu bertanya apakah sungguh
akan mengakhiri hubungan dengan Seo Yeon.
“Sudahlah.
Jika itu rencanamu, kamu tidak akan ke sini.” Ucap Mi Kyung melihat sikap Kang
Woo
“Aku
harus bagaimana? Dia tidak menyukaiku. Apa lagi yang bisa kulakukan? Aku benci
karena tidak bisa menyampaikan isi pikiranku.” Ucap Kang Woo
“Aku tahu
kau belum melupakannya. Karena kau di sini, antar aku pulang, ya?” kata Mi
Kyung. Kang Woo bingung.
“Apa?
Bukankah kita teman? Dia tertidur. Tidak ada gunanya menunggu.” Ucap Mi Kyung.
Kang Woo kaget Seo Yeon yang sudah tertidur.
“Syukurlah
dia bisa tidur. Selamat malam, Seo Yeon.” Ucap Kang Woo menatap jendela kamar
Seo Yeon dan melihat gambarnya yang masih ada di gerbang rumah.
Sementara
di rumah, Jang Min mengambil makan didapur dan melewati kamar Seo Yeon karena
mendengar suara tangisan. Saat memanggil Seo Yeon, suaranya terus terdengar,
Jang Min seperti merasa ikut sedih.
Di showroom
mobil, seorang pria masuk bertanya “Apa Pak Joo Won Jae di sini” Rekan kerjanya
langsung memanggil Won Jae kalau ada yang mencarinya. Won Jae bingung bertanya Siapa pria itu. Si
pria memberitahu kalau Direktur Lee Kang Hee mengiriminya lalu memberikan
berkas.
Won Jae
melihat "Klaim atas kerugian akibat pelanggaran kontrak. Jika ada
pelanggaran kontrak, Seseorang harus membayar kompensasi sepuluh kali
lipat."
“Melanggar
kontrak? Mengajukan gugatan? Pak Joo, apa kamu membuat masalah?” kata rekan
kerjanya bingung. Won Jae hanya diam saja.
Akhirnya
Won Jae bertemu dengan Kang Hee di cafe. Kang Hee dengn sinis kalau sudah
bilang agar Won Jae membaca baik-baik sebelum menandatanganinya dan bertanya
apakah Won Jae tidak membaca bagian mengenai biaya penalti.
“Kenapa
begitu mudah memercayaiku dan menandatangani kontrak? "Jika ada
pelanggaran kontrak, seseorang harus membayar kompensasi sepuluh kali
lipat." Tapi akan kuanggap impas jika kau berkencan denganku.” Ucap Kang
Hee. Won Jae melonggo kaget.
“Pak
Joo... Aku penasaran kenapa gadis lain menyukaimu. Dan aku juga iri.” Kata Kang
Hee
“Apa Kau
tidak mengerti ucapanku hari itu? Aku...”
ucap Won Jae. Kang Hee mengaku tahu.
“Kau
mengencani wanita demi uang. Tapi tidak ada yang bisa dibanggakan dari fakta
aku tidak pernah menjalin hubungan dengan baik selama 38 tahun dalam hidupku.”
Cerita Kang Hee
“Sembilan
dari sepuluh orang akan mengatakan ada yang salah denganku. Itu tidak pernah
terlintas di benakku.” Ucap Kang Hee. Won Jae membenarkan.
“Sebenarnya,
kau bilang aku baik hati dan cantik. Itu pujian terbaik yang pernah kuterima
seumur hidupku. Aku terpikat pesonamu, Pak Joo.” ucap Kang Hee. Won Jae bingung
mencoba menjelaskan tentang dirinya.
“Aku
menyukaimu. Bagaimana denganmu? Apa Kau tertarik makan denganku, berbicara
denganku, dan menghabiskan waktu denganku?” taya Kang Hee. Won Jae hanya bisa
diam saja.
Di
ruangan Seo Yeon terlihat kosong, Min Hyuk pergi ke atap sekolah pun kosong.
Akhirnya ia pergi ke UKS dan melihat isi lacinya yang masih penuh, lalu
teringat dengan ucapanya pada Seo Yeon “Jangan menjauh dariku karena sejarahmu
dengan Kang Woo. Kumohon.”
“Kurasa
dia menentangnya.” Ucap Min Hyu lalu berjalan pergi.
Seo Yeon
masuk ke ruangan terlihat gugup dan bertanya-tanya Apa yang dilakukan. Ia
merasa menyesal karena tidak boleh memperlakukan Pak Lee seperti ini lalu
membenturkan kepala di meja. Nyonya Han datang mengeluh kalau melakukannya
lagi. Seo Yeon kaget dan langsung menyapa Nyonya Han.
“Kenapa
kau terus melakukan itu? Bukankah dahimu sakit?” kata Nyonya Han. Seo Yeon
merasa Itu kebiasaannya.
“Kebiasaan
yang aneh. Terima kasih atas bantuanmu tempo hari. Tanpa bantuanmu,maka aku bisa
saja mempermalukan diriku. Dan Pakai ini saat kamu berkencan dengan putraku.”
Kata Nyonya Han. Seo Yeon bingung.
“Aku bisa
menebak isi lemarimu dari cara berpakaianmu di pusat kota. Bukankah seharusnya
kamu memikirkan reputasi Kang Woo? Atau minta dia membelikanmu pakaian.”kata
Nyonya Han.
“Kurasa
Kang Woo belum membicarakannya dengan Anda.” ucapSeo Yeon. Nyonya Han ingin
tahu tentang apa.
“Tidak
mungkin. Astaga, kumohon... Jangan bilang kamu putus dengannya secepat itu...
Tidak, kan?” ucap Nyonya Han memastikan. Seo Yeon mencoba menjelaskan.
Nyonya
Han memastikan kalau tidak putus. Seo Yeon berbohong kalau tak seperti itu.
Nyonyan Han pikir itu memang tidak boleh karena sekadar informasi sedang
menyusun rencana agar putus secara alami lalu pamit pergi. Seo Yeon merasa dirinya sudah gila dengan
melihat baju yang dibelikan ibu Kang Woo.
Hyun Soo
masuk ke rumah melihat Kang Woo yang sibuk berkerja lalu tersenyum lebar kalau senang
akhirnya Kang Woo kembali... Tapi ternyata Kang Woo sedan merapihkan daun-daun
yang tumbuh panjang pada Pak kentang.
Hyun Soo akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang.
“Haruskah
aku membunuhnya?” keluh Hyun Soo kesal keluar rumah lalu merasakan sesuatu.
“Apa ini?
Suasana mengerikan ini terasa seperti penguntit dari Hi-Seven.” Kata Hyun Soo
lalu bergegas pergi dan saat itu ada seseroang yang mengambil gambar dengan
kamera.
Won Jae
berjalan pulang dengan tatapan kosong mengingat yang dikatakan Kang Hee “Aku
menyukaimu. Bagaimana denganmu?” lalu sedikit bahagia dan berpikir kalau tak
boleh melakukan dan Jangan serakah. Saat itu terdengar suara kucing.
Ia
berpikir itu Antoinette, saat itu Min Hyuk sedang berjongkok dengan kucing
menyapa Won Jae. Won Jae bingung siapa pria itu. Min Hyuk memberitahu kalau ia bekerja dengan
Bu Joo di sekolah dan memberitahu namanya Lee Min Hyuk.
“Kenapa
kamu menyapaku? Kau pikir aku siapa?” ucap Won Jae sinis Min Hyu pikir Won Jae
itu keluarga Bu Joo
“Matamu
mirip.” Kata Min Hyuk. Won Jae kaget kalau mirip dengan Seo Yeon.
Seo Yeon
pulang kaget melihat kakaknya sedang duduk dengan Min Hyuk. Won Jae langsung
menyambut Seo Yeon yang sudah pulang. Seo Yeon bertanya kenapa Min Hyuk datang
ke rumahnya. Won Jae melihat Min Hyuk akan berdiri langsung menahanya tidak
perlu berdiri dan duduk kembali.
“Hei, Seo
Yeon... Kenapa kau tidak memberitahu kakak soal pria baik di sekolah ini? Kau
tahu, pemuda ini punya mata yang bagus. Dia punya mata yang tajam.” Puji Won
Jae. Seo Yeon mengeluh dengan sikap kakaknya.
“Oppa... Beri
kami privasi.” Kata Seo Yeon. Won Jae mengerti dan merasa ada sesuatu yang
dipikirkanya.
“Kakak
tinggalkan kalian berdua dan Kau.. Duduk saja... Silahakn Mengobrollah
kalian... Jangan di kamar, tapi di ruang terbuka besar ini.” Goda Won Jae. Seo
Yeon kesal dengan sikap kakakanya. Won Jae mengerti dan akhirnya pergi.
“Kenapa
menyuruh kakak buru-buru? Astaga. Ada apa dengannya?” keluh Won Jae dan meminta
maaf dengan sikap adiknya. Min Hyuk merasa kaalu Seo Yeon itu energik dan baik.
Won Jae akhirnya pergi.
Seo Yeon
pun ingin tahu alasan Min Hyuk datang ke rumahnya. Min Hyuk mengaku karena Seo Yeon yang
menghindarinya di sekolah jadi datang untuk menemuinya. Seo Yeon hanya diam
saja. Min Hyu yakin kalau Seo Yeon itu memang menghindarinya. Seo Yeon
membenarkan.
“Bu
Joo... Apa Kamu membenciku?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon bingung lalu menjawab tidak
mungkin.
“Kenapa
aku membencimu?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk pun mengucap syukur.
“Jika kau
tidak nyaman dengan situasi ini, dan bukan membenciku, itu sudah cukup.” Kata
Min Hyuk. Seo Yeon ingin bicara tapi Min Hyuk sudah lebih dulu pamit.
Seo Yeon
mengejar keluar dari rumah memanggil Min Hyuk, langsung bertanya apakah Min
Hyuk mau makan malam dengannya. Min Hyuk bingung. Seo Yeon mengaku ingin
mentraktir Min Hyuk karena tahu ada restoran bagus di sekitar sini.
“Makanan
mereka sangat enak.” Kata Seo Yeon. Min Hyuk langsung menolaknya.
“Aku
tidak akan makan malam denganmu.” Ucap.Min Hyuk Seo Yeon kaget dan ingin tahu
alasanya lalu berpikir kalau Min Hyuk sibuk
“Tidak.
Aku tidak sibuk. Aku juga lapar.” Kata Min Hyuk Seo Yeon bingung dan ingin tahu
alasan Min Hyuk yang menolaknya.
“Aku
merasa kau ingin mengakhiri hubungan denganku saat makan malam.” Kata Min Hyuk
lalu pamit pergi. Seo Yeon akan bicara tapi Min Hyuk langsung pergi.
Mi Kyung
kaget kalau Pak Lee datang ke rumahnya. Seo Yeon merasa bersalah dengan yang
dilakukanya. Mi Kyung pikir Seo Yeon Jangan menyalahkan dirinya karena semua
orang harus menjaga perasaan mereka sendir dan Tidak ada yang bisa dilakukan.
“Aku
jahat... Aku mencari kesamaannya dengan Kang Woo. "Mereka mirip dalam hal
ini. Mereka memang sepupu." Cerita Seo Yeon
“Apa Kau
begitu merindukannya?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon tak menjawab dan langsung
menutup telpnya.
“Haruskah
kuberi tahu Kang Woo dan mati setelahnya?” ucap Mi Kyung memikirkanya.
Kang Woo
melihat pak kentang yang diberikan Seo Yeon, sementara Seo Yeon melihat kotak
yang disimpanya lalu berpikir bisa memakainya sebagai alasan untuk menemui Kang
Woo. Ia lalu menyadari kalau itu tidak boleh karena Jika bertemu dengan Kang
Woo sekali, maka ingin bertemu dia lagi.
“Jika
bertemu dia dua kali, aku ingin bertemu tiga kali. Aku tidak boleh melakukan
itu.” Ucap Seo Yeon sedih
Saat itu
terlihat seperti ada seseorang yang menyelipkan foto didepan pintu kamarnya.
Seo Yeon pun membuka pintu, Jang Min kaget sedang duduk didepan pintu. Seo Yeon
bertanya Ada apa. Jang Min pikir Seo Yeon ingin melihat foto ini.
“Ekspresi
kalian berdua sama... Pak Lee dan kau.” Ucap Jang Mi. Se Yeon melihat foto-foto
dari Jang Mi lalu mengambil kacamata, terlihat foto Kang Woo yang berjongkok
sambil menunggu.
Kang Woo
berlari masuk ke bar dengan foto ditanganya lalu bertanya pada Won Seok
Benarkah karena dirinya. Won Seok hanya diam saja. Won Jae sedang minum di
rumah kaget mendengar sesuatu yang jatuh dan melihat Seo Yeon berbaring di
lantai dengan kacamata hitamnya.
“Apa Kau
baik-baik saja? Kau tidak bangun karena kesakitan atau karena malu?” tanya Won
Jae melihat Seo Yeon jatuh dari tangga.
“Keduanya.”ucap
Seo Yeon. Wo Jae mengeluh mendengarnya lalu membantu adiknya bangun.
Keduanya
akhirnya duduk di meja makan, Seo Yeon pikir Kakaknya tadi melewatkan angka
nol. Won Jae menatapnya, Seo Yeon menjelaskan kalau biaya hidup mereka yang Won
Jae kirim kurang nolnya satu. Won Jae senang karena Seo Yeon akhirnya
menyadarinya.
“Sudah
kakak duga aneh kau tidak menyerang kakak Kamu benar-benar sudah gila, ya?
Kakak sengaja melakukan itu.” Akui Won Jae. Seo Yeon heran kakaknya sengaja.
“Belakangan
ini kamu aneh. Belakangan ini, kau menangis tiap malam padahal jarang menangis.
Apa kau bisa melihat dengan mata bengkak?” keluh Won Jae.
“Apa Kakak
tahu aku menangis terus?” ucap Seo Yeon. Won Jae menegaskan kalau ia adalah
kakaknya.
“Kakak
tidak bisa mengatur hidup sendiri, jadi, mungkin tidak boleh mengatakan ini,
tapi... Kakak adalah pilar keluarga kita. Ya, dan sebagai pilar, kakak mengawasimu.
Kakak rasa kacamata ini terkait dengan kecelakaan Ayah dan Ibu.” Ucap Won Jae
“Bagaimana
jika Ayah membuat keputusan yang berbeda, bukannya menyelamatkan anak bodoh dan
kejam sepertiku?” keluh Won Jae. Seo Yeon terdiam mendengarnya.
“Saat
seseorang mengalami kecelakaan tepat di depan mata, dia berusaha keras
menghindarinya dengan menjauh dari bahaya. Dan seorang polisi berkata kalian
bertiga bisa saja mati karena kecelakaan seperti ini. Dia bilang tampaknya
sopir melindungimu dengan nalurinya.” Cerita Won Jae.
Seo Yeon
kaget mendengarnya, Won Jae menceritakan Sepertinya sopir itu memutar mobilnya untuk
menyelamatkan dua orang yang ada di kursi belakang. Seo Yeon teringat dengan
ayahnya yang mencoba membangunkanya dan keluar dar mobil.
“Itu bukan
pilihan yang mereka buat. Itu naluri mereka.” Ucap Won Jae.
“Tapi
kenapa? Lagi pula, siapa aku?” tanya Seo Yeon. Won Jae menegaskan Seo Yeon
itu adalah putri tunggal kesayangan
mereka.
“Apa pun
situasinya, kakak yakin Ibu dan Ayah tidak ingin menjadi penghalang masa depan
putri mereka. Semoga hidup dan cintamu, yang Ibu dan Ayah selamatkan, berakhir
dengan luar biasa bahagia.” Ucap Won Jae. Seo Yeon hanya bisa menangis.
Kang Woo
pergi ke tempat kecelakan ayah dan ibu Seo Yeon lalu berkata “Maafkan aku...
Aku berani bersama Seo Yeon... Maafkan aku.” Seo Yeon melihat foto-foto Kang
Woo yang menunggu lalu mengingat yang dikatakan ayahnya.
“Seo
Yeon... Jangan menatap ayah. Jangan melihat kami dan pergilah. Ibu dan ayah
akan baik-baik saja. Jadi, jangan... Jangan menoleh ke belakang. Gadis pintar.”
Ucap Tuan Joo.
“Kang
Woo, aku di depan rumahmu.” Ucap Seo Yeon. Seorang pria bertanya apakah kenal
pemilik ponsel ini. Seo Yeon bertanya balik siapa yang mengangkat telp Kang
Woo.
“Ada
kecelakaan mobil, dan ponsel ini ada di lokasi.” Ucap sipria. Seo Yeon kaget
kalau ada kecelakaan.
“Tidak
mungkin... Kenapa Kang Woo bisa mengalami kecelakaan?” ucap Seo Yeon panik dan
kaget melihat Kang Woo ada disampingnya sedang menguping.
Kang Woo
pun kaget karena Seo Yeon berteriak. Seo Yeon bingung Kang Woo ada didepan
matanya sehat tanpa kekurangan apapun dan bertanya Di mana ponselnya. Kang Woo
mencari di celananya dan berpikir sudah menghilangkannya.
“Kecelakaan
mobil terjadi tepat di depanku, jadi, kurasa aku menjatuhkannya saat membuat
laporan. Omong-omong, kenapa kamu kemari? Kamu tidak seharusnya... “ ucap Kang
Woo langsung disela oleh Seo Yeon
“Aku
menyukaimu, Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Kang Woo kaget memastikan yang dikataan
Seo Yeon.
“Aku
mencintaimu.” Ucap Seo Yeon tak ragu lagi mengungkapkan perasaanya. Kang Woo
pun akhirnya mencium Seo Yeon. Saat itu seperti kembang api yang terlihat
sangat cantik di langit seperti perasaan mereka.
Bersambung
ke episode 27
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lanjut...
BalasHapus