PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Pagi hari
Kang Woo
tersenyum melihat Seo Yeon yang berbaring disampingnya. Seo Yeon terlihat masih
tertidur pulas. Kang Woo mencoba menghitung panjang tangan Seo Yeon dengan
jengkalnya. Seo Yeon tiba-tiba terbangun membuka matanya.
“Apa Kau
sudah bangun?” sapa Kang Woo dengan senyuman. Seo Yeon tersadar dan langsung
panik menarik selimut menutupi badanya. Kang Woo langsung jatuh terjungkal.
“Apa Kau
baik-baik saja?” ucap Seo Yeon merasa bersalah membuat Kang Woo jatuh.
Seo Yeon
akhirnya akan pulang. Kang Woo terus memeluknya mengeluh karena Seo Yeon sudah
mau pulang. Seo Yeon yakin Saudara-saudaranya mungkin masih tidur jadi harus
pergi sebelum mereka bangun. Kang Woo merengek meminta agar Seo Yeon tak pergi.
“Tidak,
aku harus pulang.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo terus mengajak Seo Yeon agar bisa
main. Akhirnya Seo Yeon pulang ke rumah perlahan-lahan.
“Kenapa
kalian berdua bersama sejak pagi-pagi sekali?” ucap Seo Yeon terkejut melihat
Mi Kyung dan Jang Mi ada didapur.
“Kenapa
kau baru pulang?” tanya Mi kyung. Seo Yeon kebingungan menjawabnya dan langsung
pergi.
“Kena
kamu! Kita makan bibimbap-nya nanti!” kata Mi Kyung mengejar Seo Yeon
meninggalkan Jang Mi
“Dia
pasti sangat bahagia.” Ucap Jang Mi tersenyum melihat Seo Yeon yang mengabiskan
malam dirumahnya.
Seo Yeon
mengaku harus ganti baju. Mi Kyung yang ada dibelakangnya mempersilahkan karena mereka selalu ganti
baju di depan satu sama lain. Seo Yeon terlihat bingung seperti risih tapi
akhirnya membuka lemari pakaianya.
“Kenapa
ini ada di sini? Kau tidak memakainya?” ucap Mi Kyung kaget melihat pakaian
yang dibelikanya.
“Apa?
Tidak.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung benar-benar kaget lalu mengatakan kalau Kang
Woo sangat mencintai Seo Yeon.
“Dia
benar-benar mencintaimu! Cinta sejati!” teriak Mi Kyung. Seo Yeon langsung
menutup mulut temanya.
“Diam!
Saudara-saudaraku bisa dengar!”kata Seo Yeon panik. Mi Kyung menegaskan kalau
Ini cinta lalu bergegas pergi.
Seo Yeon
terdiam dan mengingat kejadian saat meminta untuk pulang tapi Kang Woo
mengatakan “Kini aku sudah buta. Hanya kau yang kulihat.” Lalu mengendongnya,
wajahnya langsung bersemu merah.
Kang Woo
duduk ditaman dengan senyuman bahagia, mengingat kebahagiaan semalam dengan Seo
Yeon. Tiba-tiba seseorang yang ada disampingnya berbicara “Jangan tertipu. Kamu
hanya diperdaya oleh beberapa hormon seperti oksitosin dan dopamin.”
“Mereka
menutupi seluruh fenomena ini dengan nama cinta.” Ucap si pria dan saat
memperlihatkan wajahnya Kang Woo kaget.
“Dokter
Kim.” ucap Kang Woo. Tuan Kim bingung malah bertanya apakah mengenalnya. Kang Woo bingung. Saat itu Tuan Kim langsung
mengangkat telp.
“Halo,
pria yang mengaku sebagai kakakku. Jangan khawatir. Aku hanya keluar untuk
mencari udara segar.” Ucap Tuan Kim lalu menutup telp dan makan roti.
Kang Woo
masih menatap bingung. Tuan Kim akhirnya pergi sambil menghabiskan rotinya.
Kang Woo pun bertanya-tanya Apa itu tadi.
Won Seok
menuangkan cornflakes sambil memangil Won Seok agar Keluarlah jika sudah bangun dan mengajaknya makan. Seo Yeon
akhirnya keluar kamar, Won Seok menawarkan adiknya apakah mau makan cornflakes.
Seo Yeon pun mengambilnya.
“Kamu
tampak aneh hari ini.” Komentar Won Jae curiga, Seo Yeon panik mengaku kalau
tak seperti itu.
“Kak Won
Jae. Kak Seo Yeon... Tolong aku.” Ucap Seo Joon langsung berlutut. Joo Hee pun
berlutut meminta maaf
“Aku
menyebabkan masalah.”kata Seo Joon. Seo Yeon dan Won Jae bingung dengan sikap
keduanya.
“Dasar
berengsek! Won Seok! Keluarlah! Jelaskan, Berengsek!”ucap Won Jae berpikir
kalau keduanya melakukan sesuatu yang berlebihan.
“Kak Won
Jae! Aku dikeluarkan karena dia.” Ucap Seo Joon marah pada Joo Hee.
“Hei!
Jangan murahan begitu! Kau salah paham!”teriak Joo Hee. Tapi Seo Joon
menegaskan kalau semua gara-gara Joo Hee.
Seo Yeon
dan Won Jae saling menatap bingung karena ternyata dugaannya salah.
Seo Yeon
dan adiknya akhirnya pergi menemuia Hyun Soo di kantornya. Hyun Soo pun tahu
kalau Joo Hee adalah muridnya yang tinggal di rumahnya. Seo Yeon membenarkan
dan merasa harus meluruskan kesalahpahaman.
“Maafkan
aku... Kudengar dia menyebabkan masalah.”ucap Seo Yeon merasa bersalah dengan
adiknya.
“Tidak
apa-apa. Tidak sefatal itu untuk merugikan kami. Jadi, apa yang terjadi di video itu?” tanya
Hyun Soo
“Dia
bekerja sebagai model untuk toko daring, dan adikku salah paham akan
situasinya. Dia memakai pakaian dan riasan yang tidak biasa. Adikku hanya
berusaha mencegahnya.” Ucap Seo Yeon dan Seo Joon pun ikut meminta maaf.
“Kau
lebih baik daripada dugaanku. Kukira kau menyalahkan dia hanya agar bisa bertahan
di sini.” Puji Hyun Soo
“Benar,
seperti itulah aku.” Ucap Seo Joon bangga. Seo Yeon memukul adiknya agar diam.
“Tidak,
itu bagus. Memiliki harga diri tinggi sangat penting dalam industri ini. Kamu
tidak akan bisa bertahan jika kau hancur setelah membaca satu komentar jahat.”
Komentar Hyun Soo.
Saat itu
Jung Ho masuk karena Hyun Soo ingin bertemu dengannya. Hyun Soo langsung
memperlihatkan video "Siswa pelatihan yang masih SMA tinggal bersama
wanita pendamping" dan ingin tahu alasan melakukannya. Seo Joon kaget dan
Jung Ho kebingungan.
“Kamu
mengunggah ini.” Hyun Soo. Jung Ho ingin membela diri tapi Hyun Soo lebih dulu
bicara.
“Seharusnya
kamu berhati-hati... Ada saksi.” Kata Hyun Soo yakin.
Flash Back
Kang Woo
bertemu dengan Jung Ho di lift tanpa sengaja melihat ponselnya dan berpikir
kalau itu foto Seo Joon.
“Aku
tidak mau mendengarnya. Berlatihlah di tempat lain.”ucap Hyun Soo. Jung Ho
kaget merasa tak terima.
“Apa?
Menurutmu, hukumannya terlalu berat? Apa Kau ingin mendengar sesuatu yang lebih
menjengkelkan?” ucap Hyun Soo. Seo Joon seperti menahan amarahnya.
“Tadinya
kau akan debut sebagai anggota grup berikutnya setelah Hi-Seven. Kau pilihan
nomor satu. Tapi betapa pun berbakatnya kamu, jika punya karakter jahat, kami
tidak bisa melatihmu. Jadi... Keluarlah.” Ucap Hyun Soo. Jung Ho pun tak bis
berkata-kata.
Jung Ho
keluar dari gedung agency, Seo Joon mengejarnya dan langsung mencengkram kerah
baju dan siap untuk memukulnya. Ia dengan wajah penuh amarah kalau ternyata
Jung Ho tahu Malam itu, pulang dari rumahnya.
“Aku
mencemaskanmu!” ucap Seo Joon. Jung Ho pikir lalu kenapa seolah tak peduli.
“Tapi aku
tidak akan mencemaskanmu lagi. Kini aku tahu betapa kuatnya dirimu. Jadi,
pertahankan itu, dan mari bertemu di panggung. Mari bersaing sebagai penyanyi,
bukan siswa latihan.” Ucap Seo Joon akhirnya menurunkan kepalan tanganya.
“Pak Park
bilang dia tidak akan memberi tahu alasanmu keluar. Kau kompeten, pasti banyak
agensi yang akan menginginkanmu.” Ucap Seo Joon
“Apa kau bersimpati
kepadaku?” ucap Jung Ho. Seo Joon membenarkan dan balik bertanya Apa itu buruk.
“Serang
aku di panggung. Aku pasti akan mengalahkanmu.” Kata Seo Joon lalu bergegas
pergi. Jung Ho seperti kesal sendiri karena dugaanya selah.
Di
ruangan
Hyun Soo
menegaskan akan berusaha keras untuk mendukung adik Seo Yeon dan Jika berhasil,
dia bisa menjadi Park Seok Min berikutnya. Seo Yeon hanya bisa menatap Hyun Soo
dalam diam. Hyun Soo bingung bertanya Ada apa?
“Kau...
Kau sungguh presdirnya, bukan? Kau cukup keren.” Ucap Seo Yeon. Hyun Soo
seperti tak percaya mendengarnya.
“Lantas,
beri tahu Mi Kyung betapa kerennya aku.”kata Hyun Soo bangga ,Seo Yeon
tiba-tiba mendekati Hyun Soo sampai Hyun Soo ketakutan.
“Jangan
berani-berani menyakitinya. Jika kamu membuatnya menangis, maka aku akan
membunuhmu... Sampai jumpa.” Ucap Seo Yeon lalu melangkah pergi setelah
mengancam Seo Yeon.
“Dia
sungguh-sungguh dengan semua ucapannya. Bagaimana Kang Woo, si pengecut itu, apa
tidak takut kepadanya?” kata Hyun Soo yang tadi sangat takut.
Kang Woo
sedang ada diruangan Min Hyuk bertanya pada sepupunya “Kenapa kau bekerja di
hari liburmu? Kurasa kau tidak punya teman bergaul.” Min Hyuk hanya diam dan
sibuk berkerja. Kang Woo kembali bicara dengan kalimat yang sama.
“Kenapa
kau bekerja di hari liburmu? Kurasa kamu tidak punya teman bergaul.” Ucap Kang
Woo. Min Hyuk tetap diam saja. Kang Woo kembali ingin bicara dengan kalimat
yang sama.
“Hentikan.”
Ucap Min Hyuk kesal. Kang Woo kesal Min Hyuk yang berpura-pura tidak
mendengarnya.
“Mustahil
aku tidak mendengarmu. Aku mengabaikanmu.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo heran Min
Hyuk yang mengabaikannya.
“Kenapa
kau mengabaikanku? Aku lebih tua darimu!” ucap Kang Woo kesal. Min Hyuk
bertanya apakah Kang Woo kemari untuk berkelahi.
“Ya. Aku
juga bisa berkelahi. Memang hanya kamu
yang punya? Aku juga punya perasaan.” Tegas Kang Woo
“Astaga,
dia sangat kekanak-kanakan.” Keluh Min
Hyuk. Kang Woo mengaku kalau Nenek memberitahunya
“Kau
sangat ingin tahu.” Kata Kang Woo. Min Hyuk pikir kalau harus tarik ucapannya
kepada Nenek.
“Tidak!
Apa Kau sibuk?” ucap Kang Wo panik. Min Hyuk pikir sudah jelas dengan
memperlihatkan berkas diatas meja.
“Apa Kau
mau makan?” tanya Kang Woo. Min Hyuk tak menjawab hanya bergegas pergi seperti
mengabaikan Kang Woo.
“Sedang
apa kamu? Kau bilang mau makan. Ya. Mari makan!” ucap Min Hyuk datang lagi
dengan nada tinggi.
Min Hyuk
membeli banyak kue berbagai macam. Kang Woo heran kalau Min Hyuk menganggap ini
makanan. Min Hyuk membenaran merasa tak ada yang masalah. Kang Woo bertanya
apakah Min Hyuk rutin menjalani pemeriksaan medi.
“Baguslah
aku membawa ini bersamaku. Ini alat pemeriksa gula darah. Taruh setetes darahmu
setiap pagi dan malam.” Ucap Kang Woo memberikan pada Min Hyuk tapi Min Hyuk
langsung memlemparnya.
“Hei, aku
membeli ini karena mencemaskanmu.” Teriak Kang Woo mengambil kembali dengan
wajah kesal.
“Kau tidak
berhak mencemaskanku, Anus... Aku mendengar dari Hyun Soo. Julukanmu adalah
Anus. Aku senang tidak bergaul denganmu saat aku masih muda. Mungkin julukanku
akan sama. Kau Anus.” Ucap Min Hyuk
“Kamu...
Kenapa kau jahat sekali? Apa kau selalu sekejam ini?” kata Kang Woo kesal. Min
Hyuk menyuruh Kang Woo makan saja.
“Tidak,
aku tidak mau.” Kata Kang Woo. Min Hyuk pun tak peduli akhirnya Kang Woo pun
mulai makan cake yang selama dijauhinya.
“Kau
sangat kejam.” Ucap Kang Woo kesal. Min Hyuk berjanji akan mengurangi makanan
manis. Kang Woo terharu memegang tangan Min Hyuk.
“Jangan
pegang tanganku.” Kata Min Hyuk kesal. Kang Woo pun langsung melepaskanya.
Won Seok
menelp Ho Dol ingin tahu keberadaanya, Ho Dol melambaikan tanganya yang sedang
duduk di stand bazaar mengaku sudah melihat Won Seok dari jauh. Won Seok pun
mendekat. Ho Dol menyap Won Seok dengan sopan.
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Won Seok. Ho Dol menceritakan Pemiliknya harus ke toilet.
“Apa Kau
mengawasi toko? Apa Kau kenal pemiliknya?” tanya Won Seok.
“Tidak...
Tapi sepertinya dia sangat kebelet. Aku tidak bisa menjual apa pun. Setidaknya
aku harus menjual satu.” Kata Ho Dol
“Berapa
harganya?” ucap Won Seok mengeluarkan dompetnya. Ho Dol menolak
“Tidak,
kamu tidak perlu membelinya... Tidak apa-apa.” Kata Ho Dol mendorong dompet Won Seok. Saat itu dompet Won Seok
malah terjatuh ke ember berisi air.
Ho Dol
mengeluarkan isi dompet Won Seok dan menjemurnya sambil mengeluh karena ceroboh
sekali dan selalu menyebabkan masalah bagi Won Seok. Won Seok hanya bisa diam
saja. Ho Dol melihat ada foto yang disimpat Won Seok.
“Ini
bukan fotomu.” Ucap Ho Dol. Won Seok memberitahu kalau itu ayahnay saat masih
muda.
“Aku
membawa fotonya. Itu kebiasaan.” Cerita Won Seok. Ho Dol mengerti.
“Dia
sangat keren... Kau sangat mirip dengan ayahmu.” Kata Ho Dol. Won Seok pikir
seperti itu.
“Terima
kasih telah membantunya menjalani hidup yang hebat.” Kata Ho Dol pada ayah Won
Seok lalu menjemurnya. Wo Seok terdiam mendengar ucapan Ho Dol seperti terharu.
Ho Dol
masuk ke kamar Won Seok lalu melihat foto pegununan yang disimpan diatas meja
lalu membawanya. Sementara Won Jae berusaha menelp Kang Hee tapi terlihat
bingung karena tak diangkat dan berpikir kalau sibuk. Saat itu Ho Dol datang ke
tempat Won Jae.
“Kenapa
kau datang kemari? Apa Kau datang untuk membeli mobil?” tanya Won Jae.
“Tidak.
Pak Joo Won Seok menyuruhku memberimu sesuatu.” Ucap Ho Dol lalu memberikan
foto pegunungan.
Won Jae
melihatnya, Ho Do teringat sesuatu dan mengambilnya lalu merobeknya. Won Seok terdiam melihatnya.
Keduanya
pun berdiri didepan jendela. Ho Dol meminta izin agar bisa bertanya tentang
foto itu. Won Jae memberitahu Ini tempat yang Won Seok pilih untuk bunuh diri.
Ho Dol kaget mendengarnya.
“Saat dia
melihat tempat ini di TV dahulu, mati di tempat seperti itu tidak akan terlalu
buruk. Setelah itu, dia menaruh foto ini di mejanya. Dasar Berengsek... Dia
tahu aku tahu ucapannya.” Ucap Won Jae.
“Aku ingin
merobek foto ini sejak lama. Kupikir mungkin dia bertahan karena foto ini.
Jadi, aku juga takut.” Kata Won Jae khawatir.
“Apa itu
artinya dia masih kesulitan...”kata Ho Dol kaget. Won Jae pikir Ho Dol Jangan
khawatir.
“Sepertinya
dia mengirimmu kemari untuk memberitahuku dia tidak akan melakukan hal seperti
itu.” Ucap Won Jae bisa tersenyum.
Ho Dol
akhirnya pergi, Won Jae mengirimkan pesan dari adiknya “Kakak sudah terima
fotonya.Apa dia mengubah pikiranmu?” lalu Won Seo membalas "Dia bersyukur
karena aku menjalani hidupku"
Won Jae
datang melonggokan wajahnya ke depan pintu memanggil Kang Hee dengan senyuman
bahagia. Kang Hee kaget Won Jae yang bisa masuk. Won Je mengaku kalau Sekretaris Kang Hee yang
mengenalinya dan ingin tahu Kenapa tidak menjawab teleponnya.
“Apa Kau tidak
lihat aku sedang bekerja? Aku bukan seseorang yang bisa mengangkat telepon
kapan pun kamu meneleponku.” Ucap Kang Hee sinis.
“Ada apa?
Apa Kau marah kepadaku?” kata Won Jae kaget melihat sikap Kang Hee berubah.
“Kau
seharusnya menolak. Apa Kau sungguh mengincar asetku? Pasti karena itu kau
segera setuju.” Ucap Kang Hee. Won Jae makin bingung.
“Ada apa
dengan sikap polosmu? Apa Kau pikir sembarang orang bisa menikahiku? Aku hanya
mengujimu.” Kata Kang Hee. Won Jae tak percaya dengan ucapan Kang Hee.
“Kau
tidak seseru dugaanku. Mari kita akhiri ini sekarang... Ini Sudah berakhir.”
Kata Kang Hee.
“Kau
berbohong kepadaku.” komentar Won Jae. Kang Hee ingin tahu Berdasarkan apa Won
Jae berpikir seperti itu.
“Kau
menatapku seperti aku menatapmu selama ini. Sudah kuperingatkan saat kau
mengajakku berkencan. Aku akan menghentikanmu jika kau mencoba meninggalkanku.”
Kata Won Jae.
“Entah
kenapa kamu tiba-tiba menghindariku, tapi aku akan menghentikanmu. Jadi,
biarkan aku. Jika tidak hari ini, besok. Jika tidak besok, di hari lain. Untuk
hari ini, aku akan pergi saja.” Ucap Won Jae lalu melangkah pergi. Kang Hee
hanya bisa menghela nafas.
Seo Yeon
baru saja datang, Kang Woo berlari langsung memeluknya mengaku sangat
merindukannya. Seo Yeon heran karena mereka bersama tadi pagi lalu memperlihatkan teman pak kentang yang
mati meminta agar Kang Woo menyelamatkanya.
“Aku
tidak ahli merawat tanaman.” Ucap Seo Yeon akhirnya Kang Woo menaruh ketiganya
disamping pak kentang.
“Ada apa?”
tanya Seo Yeon heran melihat Kang Woo yang hanya menatapnya.
“Apa kata
saudara-saudaramu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon bertanya balik Tentang apa?
“Kau dan
aku.” Ucap Kang woo. Seo Yeon bingun kenapa dengan mereka. Kang Woo menegaskan
Bahwa mereka berkencan. Seo Yeon bingung.
“Tunggu,
kau belum memberi tahu mereka?” kata Kang Woo. Seo Yeon pikir Mereka sepertinya
tahu jadi berpikir Apa itu perlu.
“Aku
ingin menerima persetujuan resmi mereka.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon pikir Haruskah
melakukannya secepat ini.
“Kau
bilang "Secepat ini"? Apa maksudmu? Ada apa denganmu? Kenapa kau
seperti melangkah mundur? Kau membuatku cemas.” Ucap Kang Woo heran.
“Begini...
Ini memalukan.” Akui Seo Yeon. Kang Woo tak percaya Seo Yeon yang merasa kalau
membuatnya malu.
“Tidak,
bukan itu maksudku. Entahlah. Rasanya aneh memberi tahu mereka aku mengencani
seseorang.” Ucap Seo Yeon
Kang Woo
langsung mengajak pergi. Seo Yeon bingung . Kang Woo mnengaku tidak memikirkan
ini tapi menurutnya Lebih mudah jika
memberi tahu mereka jadi Seo Yeon bisa Tetaplah di sini karena akan berganti
pakaian.
“Tidak
perlu hari ini.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo menegaskan Harus hari ini. Seo Yeon mengeluh kalau ini
memalukan sekali.
Kang Woo
akhirnya berlutut bersama Seo Yeon bertemu dengan Seo Joon dan juga Won Seok
seperti sedang disidang. Seo Joo memberitahu kalau Kak Won Seok akan terlambat.
Seo Yeon pikir mereka lakukan lain kali. Kang Woo langsun menahan Seo Yeon agar
ta pergi.
“Apa Kau
datang untuk meminta izin menikahinya?” tanya Won Jae. Won Seok pikir kalau
kakak iparnya akan setuju dan Seo Yeon langsung memukulnya.
“Tidak,
kami hanya... “ ucap Seo Yeon. Kang Woo langsung mengaku kalau mereka Berpacaran.
“Itu
tidak terduga.. Akan aneh jika tidak pacaran setelah membuat keributan begitu.”
Kata Won Jae.
“Apa
pekerjaanmu, Ahjussi?” tanya Seo Joon. Kang Woo marah dipanggil Ahjussi tapi
berubah langsung tersenyum.
“Aku
membuat pakaian.” Kata Kang Woo. Seo Joon tak percaya Kang Woo berubah dari Pak Dirut menjadi tukang membuat
pakaian
“Itu
aneh.” Komentar Seo Joon. Won Jae baru tahu kalau Kang Woo itu Dirut.
“Dia
bekerja di sekolahku untuk waktu singkat. Kurasa dia tidak sekompeten itu.”
Ucap Seo Joon. Seo Yeon berteriak memarahi adiknya.
“Tunggu,
sekolahmu? SMA Shinhwa? Bisakah seseorang bekerja di sana sebagai direktur
utama?” ucap Won Jae heran.
“Cucu
pemilik Pangan Shinhwa.” Kata Kang Woo bangga. Seo Yeon menjelaskan Kang Woo
adalah cucu pemilik Pangan Shinhwa.
Won Jae
kaget mendengarnya. Seo Joon tak percaya kalau Kang Woo itu Ahjusssi kaya. Kang
Woo merendah kalau Sebenarnya bukan
dirinya tapi keluarganya agak kaya. Won Jae menatap Kang Woo seperti tak
percaya ternya Kang Woo itu adik dari Kang Hee.
Kang Hee
menemui ayahnya, sambil melamun. Tuan Lee memberitahu Kang Hee kalau Ibu dan
neneknya bersedia menemui gadis yang dikencani Kang Woo. Kang Hee tak mengerti
maksudnya.
“Mereka
tidak akan menolaknya, jadi, itu seperti pertemuan biasa.” Ucap Tuan Lee. Kang
Hee tak pecaya dianggap Pertemuan biasa.
“Kenapa
mereka terburu-buru?” kata Kang Hee. Tuan Lee menegaskan kalau itu karena Kang
Hee.
“Ibumu
sangat khawatir Kang Woo mungkin tidak mau menikah sepertimu. Itu sebabnya.”
Ucap Tuan Lee memberikan berkas yang sudah ditanda tangani.
“Ayah.
Kukira aku sangat pintar, tapi aku sangat bodoh. Kukira aku benar-benar kejam,
tapi aku sangat baik, seperti orang bodoh.” Ucap Kang Hee dengan wajah sedih
lalu meninggalkan ruangan.
Tuan Lee
memanggil Kang Hee tapi Kang Hee sudah bergegas pergi. Ia pun bertanya-tanya “Apa
terjadi sesuatu kepadanya?”
Kang Hee
masuk ke ruangan melihat Won Jae sudah duduk disofa lalu mengeluh pada sek-nya
yang membiarkan sembarang orang masuk. Won Jae tak percaya mendengarnya, Kang
Hee langsung berteriak memanggil Nona Kim.
“Apa
Secepat itu? Apa Aku sudah menjadi sembarang orang?” sindir Won Jae menahan
Kang Hee pergi.
“Kau
tahu, bukan? Kau tahu adikku mengencani adikmu, bukan?”kata Won Jae. Kang Hee
mengeluh situasi semacam ini.
“ Apa kau
pikir ini situasi menyebalkan ? Haruskah kita melanjutkannya? Jika kau
mempertahankanku, aku akan tetap di sini.” Ucap Won Jae.
“Maafkan
aku... Aku senang kau tidak egois, Pak Joo... Maafkan aku. Aku bisa tetap kuat,
tapi adikku, Kang Woo, tidak bisa melakukan itu...” ucap Kang Hee. Won Jae pun
keluar ruangan. Tiba-tiba Kang Hee keluar dan langsung memeluk Won Jae. Won Jae
pun kaget.
“ Pak
Joo. Aku suka... Aku menyukaimu lebih dari yang kukira...” akui Kang Hee sambil
menangis.
“Aku
tahu... Aku tahu... Kalau begitu, sudah cukup.”kata Won Jae mengerti.
Bersambung
ke episode 32
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Terima kasih gan atas infonya, sy nitip juga ya rekomendasi dr sy Drama Korea Terbaru
BalasHapus