PS : All images credit and content copyright : MBC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Yeon
akhirnya membiarkan Kang Woo menciumnya, tiba-tiba Kang Woo melangkah mundur
menatap Seo Yeon dengan binggung lalu mengumpat bodoh. Seo Yeon bingung. Kang
Woo bertanya apakah Seo Yeon menyebut dirinya manusia
“Apa Kau
bicara denganku?” ucap Seo Yeon bingung. Kang Woo dengan gugup mengaku tidak bisa menahan diri.
“Seharusnya
aku tidak melakukan ini padamu. Aku tidak berhak mencintaimu atau dicintai
olehmu.” Kata Kang Woo
“Apa
maksudmu?” tanya Seo Yeon bingung. Kang Woo mengaku sudah mendengar tentang
kecelakaan orang tua Seo Yeon.
Seo Yeon
kaget mendengarnya, Kang Woo meminta maaf karena itu semua salahnya lalu
bergegas masuk. Seo Yeon memanggil Kang Woo tapi Kang Woo terus masuk dan
mengunci pintu. Ia mengedor pintu meminta agar membuka pintunya dan bicara.
Kang Woo tetap saja tak keluar.
Seo Yeon
akhirnya duduk didepan Mi Kyung dan Jang Mi dengan tatapan dingin bertanya
siapa. Keduanya terlihat kaget, Seo Yeon ingin tahu Siapa yang memberitahu Kang
Woo. Keduanya hanya bisa tertunduk diam terlihat ketakutan.
“Siapa di
antara kalian yang memberitahunya tentang ibu dan ayahku? Siapa?” ucap Seo
Yeon. Keduanya hanya diam saja.
“Apa Kau?”
ucap Seo Yeon menuduh Mi Kyung. Mi Kyung mengelak bukan dia pelakunya. Seo Yeon
yakin itu pasti Mi Kyung.
“Bukan! Aku
berniat bilang, tapi aku tidak.” Tegas Mi Kyung.
Flash Back
Mi Kyung
baru saja selesai menerima telp Seo Yeon lalu berpikir memberitahu tahu Kang
Woo dan mati saat itu juga. Ia akan pergi keluar rumah dengan jaketnya tapi
kembali lagi karena teringatSeo Yeon melarangnya.
“Aku akan
berhenti. Jangan lakukan itu.” Ucap Mi Kyung yakin dengan pilihanya. Seo Yeon
yang mendengarnya seperti tak percaya.
“Hei! Apa
aku pernah melakukan hal yang kau larang?” ucap Mi Kyung marah. Seo Yeon pikir
itu tak pernah.
Mi Kyung
pikir Seo Yeon bisa mempercayainya lalu menemukan foto-foto Kang Woo didekat
rak dan ingin tahu Apa itu. Jang Mi emgaku membawakan itu untuk Seo Yeon karena
tahu pasti Seo Yeon merindukannya.
“Kamu
pelakunya! Dasar Bodoh.. Dia memotret ini tepat di depan rumahnya. Berarti dia
pergi ke rumahnya!” ucap Mi Kyung. Seo Yeon pun menuduh Jang Mi.
“Aku
hanya memberikan foto dan kembali.” akui Jang Mi.
Flash Back
Kang Woo
sedang berdiri di rumah menatap jendela mendengar suara bel lalu bertanya siapa
yang datang. Ia melihat di interkom seorang wanita dengan wajah tertutup. Jang Mi mengaku kemari untuk urusan Seo Yeon.
Akhirnya
Kang Woo keluar rumah dan Jang Mi langsung memberikan foto lalu pergi. Kang Woo
memanggilnya tapi Jang Mi sudah pergi menjauh.
“Aku
tidak suka pria itu, tapi masih jauh lebih baik daripada melihat Seo Yeon
sedih.” Ucap Jang Mi
“Jang
Mi... Apa Kau bertindak sejauh itu untukku?” kata Seo Yeon merasa terharu.
“Dia
terdengar seperti penguntit. Kalau begitu, bagaimana dia bisa tahu? Siapa lagi
yang tahu selain kita?” kata Mi Kyung
“Itu...
Apa Itu artinya antara Kakak atau Kak Won Seok.” Ucap Seo Yeon.
Seo Yeon
bertemu dengan Won Jae di ruang tengah, Won Jae bertanya kemana adiknya akan
pergi. Seo Yeon menjawab akan pergi untuk bertemu Won Seok karena ingin
menanyakan alasannya. Won Jae pikir Seo Yeon bahkan tidak perlu bertanya.
“Won Seok
jelas menangani bebanmu.” Kata Won Jae. Seo Yeon bingung mendengarnya.
“Lalu apa
kamu akan berpacaran dengannya lagi tanpa memberitahunya apa yang terjadi
padamu?” tanya Won Jae.
“Aku...
Aku tidak tahu soal itu. Aku belum memikirkan itu.” Kata Seo Yeon akhirnya
duduk kembali
“Seperti
kau yang memutuskan setelah berpikir panjang, dia berhak memutuskan setelah
memikirkannya. Jika kecelakaan itu terlalu berat baginya, dan dia menyerah pada
akhirnya...” ucap Won Jae lalu terhenti
“Meskipun
begitu, bukan kau yang salah. Itu artinya dia tidak tepat untukmu. Mengerti?”
kata Won Jae.
Seo Yeon
hanya diam saja lalu teringat dengan yang dikatakan Kang Woo “Aku tidak berhak
mencintaimu atau dicintai olehmu.”
Di rumah,
Kang Woo melamun teringat sebelum kejadian mencium Seo Yeon.
Flash Back
Kang Woo
melihat foto-foto Seo Yeon yang duduk ditermenung sedih lalu mengeluh karena
wajahnya seperti itu. Saat itu Won Seok menelp, Kang Woo terlihat kaget dan
akhirnya masuk ke bar dengan terburu-buru menemui Won Seok.
“Benarkah?
Apa sungguh karena aku? Apa Aku yang menyebabkan kecelakaan orang tua Seo
Yeon?” ucap Kang Woo
“Hei..
Sadarlah... Aku tidak pernah bilang kamu penyebab kecelakaan itu. Aku bilang
Seo Yeon sedih karenamu. Seo Yeon menangis karenamu. Apa Kau mengerti?” kata
Won Seok.
“Beri
tahu aku tempat kecelakaannya terjadi.” Kata Kang Woo.
Kang Woo
akhirnya menatap foto Seo Yeon lalu berbaring merasa tak percaya kalau berani
ingin bersama dengan Seo Yeon setelah membuat orang tuanya celaka.
Sementara
Pagi hari, Seo Yeon gelisah karean tak menerima telp Kang Woo karena mungkin
sudah bangun. Ia lalu teringat kalau Kang Woo kehilangan ponselnya.
Saat itu
ponsel Kang Woo berdering dan itu telp dari "Dokter Kim" Dokter Kim
memanggil Kang Woo. Pria membenarkan kalau ini ponsel Kang Woo tapi bukan Kang
Woo yang mengangkat dan hanya menemukan ponsel ini, lalu Kang Woo dalam perjalanan
untuk mengambilnya.
“Kau
terdengar seperti pria hebat. Kau menemukan ponselnya untuk dia di zaman
sekarang.” Ucap Dokter Kim tanpa sadar bertemu dengan kembaranya.
“Semua
barang dan manusia punya tempatnya masing-masing.” Kata Tuan Kim.
“Kau
benar sekali. Omong-omong, suaramu bagus.” Ucap Dokter Kim. Tuan Kim pikir
Dokter Kim juga terdengar seperti pria tampan. Dokter Kim pun mengucapkan Terima
kasih.
“Suaramu
juga bagus... Baiklah. Aku akan meneleponnya lagi nanti. Selamat tinggal.” Kata
Dokter Kim.
Tuan Kim
menutup telp lalu melihat robekan kertas dengan info "Penulis Kim Dong Goo" Seo Yeon
datang mendekati TUan Kim ingin tahu apakah ia yang menemukan ponselnya. Tuan
Kim membenarkan dan bertanya apakah ia
Lee Kang Woo.
“Apa?
Bukan, aku temannya.” Kata Seo Yeon. Tuan Kim percaya dan langsng memberikan
ponsel Kang Woo.
“Terima
kasih. Bagaimana aku membalasnya?” kata Seo Yeon. Tuan Kim pikir Tidak perlu
karena hanya mengembalikannya.
“Jika kau
belum makan...” ucap Seo Yeon dan Tuan Kim langsun berdiri untuk pergi
sekarang. Seo Yeon hanya melonggo tapi akhirnya mengikutinya.
Tuan Kim
keluar minimarket keluar membawa makanan. Seo Yeon merasa tak enak apakah yakin
itu cukup, karena ada restoran di sana. Tuan Kim merasa kalau ini cukup. Seo Yeon
pikir bisa memberikan uang kompensasi saja untuk Tuan Kim yang seperti
tunawisma.
“Mungkin
aku tidak punya uang, tapi aku punya harga diri. Aku pamit. Selamat tinggal,
Nona... Ucap Tuan Kim. Seo Yeon pun mengucapkan Terima kasih.”
“Tapi Kurasa
aku pernah melihatnya.” Kata Seo Yeon lalu bergegas pergi karena harus bertemu
dengan Kang Woo.
Kang Woo
mendengar suara bel rumahnya dan melihat Seo Yeon ada didepan rumahnya. Seo
Yeon memperlihatkan kalau membawa ponsel Kang Woo untuk mengembalikanya. Kang
Woo dengan sinis menyuruh agar Tinggalkan di sana. Seo Yeon merengek memanggil
Kang Woo.
“Jangan
memanggilku. Aku tidak pantas dipanggil olehmu.” Ucap Kang Woo lalu mematikan
interkom. Setelah itu Ia merasa tak percaya berani bersikap seperti itu.
Tiba-tiba
Seo Yeon masuk ke dalam rumah, Kang Woo kaget melihat Seo Yeon yang bisa masuk
ke dalam rumahnya dan berpikir tangannya membuka pintu untuknya tanpa sadar.
Hyun Soo masuk mengeluh karena Kang Woo yang tidak membiarkannya masuk.
“Dasar
kau... Kemarilah.” Ucap Kang Woo marah dan langsun menarik rambut Hyun Soo.
Hyun Soo panik meminta agar bisa menghentikanya.
Akhirnya
Hyun Soo keluar rumah dengan rambut acak-acakan seperti habis dianiaya. Ia lalu
menelp Mi Kyung mengadu kalau seo Yeon dan Kang Woo membuatnya gila sambil
menangis dan pergi.
Seo Yeon
dan Kang Woo duduk berhadapan, tapi Kang Woo memalingkan wajahnya. Seo Yeon
meminta agar Kang Woo agar menatapnya.
Kang Woo menyuruh Seo Yeon agar Bicara saja karena datang karena ingin
bicara. Seo Yeon langsung meminta maaf karena bersikap egois.
“Maaf
karena aku hanya memikirkan diri sendiri.” Ucap Seo Yeon juga merasa bersalah.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” tanya Kang Woo. Seo Yeon mengaku takut.
“Aku
takut kau bersikap seperti ini. Bayangkan betapa takutnya aku. Aku takut kau
meninggalkanku. Setelah kau meninggalkanku, bayangkan betapa takutnya aku.
Maafkan aku.” Ucap Seo Yeon
“Tapi
yang lebih menakutkan adalah kini aku bisa mengerti. Kau harus meninggalkanku.”
Kata Kang Woo
“Bukan
begitu... Ini bukan karenamu.” Tegas Seo Yeon. Kang Woo ingin tahu apakah Seo
Yeon yakin dan satu persen pun merasa yakin.
“Jika
yakin, maka kamu tidak akan mencampakkanku.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon merengek
memanggil Kang Woo.
“Pergilah...
Pergilah sekarang.” Ucap Kang Woo lalu pergi meninggalkan Seo Yeon.
Akhirnya
Seo Yeon keluar melihat pohon yang mulai bergugur dan langit merasa beruntung
karena hari ini tidak hujan. Saat itu Min Hyuk datang bertanya apakah Seo Yeon
mau ke rumah Kang Woo atau dalam perjalanan pulang. Seo Yeon menjawab di
tengah.
“Aku
bingung apakah harus kembali atau pulang saja.” Akui Seo Yeon. Mi Hyuk bertanya apakah Seo Yeon mau makanan
manis.
Seo
Yeon duduk di cafe sambil melamun, Min Hyuk datang dengan membawa sesuatu yang
besar. Seo Yeon kaget bertanya apakah Min Hyuk
membeli semua itu. Mi Hyun pikir tidak tahu Seo Yeon mau rasa apa dan
Ini bukan makanan dan bukan makan malamnya lalu memberikan sekaleng permen agar
Seo Yeon memilihnya.
Seo Yeon
makan sambil menatap Min Hyuk yang duduk disampinganya. Mi Hyuk heran Seo Yeon
yang menatapnya seperti itu. Seo Yeon mengaku Sejujurnya, awalnya tidak
menyukai Min Hyuk. Min Hyuk pikir kalau itu karena mengadukannya soal pot bunga
itu.
“Bahkan
sebelum itu.” Akui Seo Yeon. Mi Hyuk ingin tahu alasanya. Seo Yeon mengaku
karena Min Hyuk itu tampan.
“Bukankah
kamu suka pria tampan?” kata Min Hyuk. Seo Yeon bingung kalau dirinya dianggap
suka dengan pria tampan.
“Kau bilang
penampilan penting bagimu.” Ucap Min Hyuk mengingat saat bertanya pada Seo Yeon
di UKS.
Flash Back
“Apa yang
kamu cari dari seorang pria?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon menjawab Baginya
penampilan sangat penting.
“Maksudku,
aku tidak suka pria tampan. Kurasa bisa juga begitu.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk
merasa Seo Yeonsangat berbeda dari yang lain.
“Kebanyakan
orang bertanya-tanya kenapa aku tidak suka pria tampan.” Kata Seo Yeon. Min
Hyuk mengaku juga penasaran.
“Ini
bukan tentang kebencianmu terhadap pria tampan. Aku ingin tahu bagaimana kau
mulai menyukainya. Kang Woo tampan. Jadi, kenapa kamu menyukainya?” ucap Min
Hyuk
“Mungkin
karena kau. Karena kau, seorang pria tampan, menghiburku saat keadaan sulit.”
Ucap Seo Yeon
“Sudah
kubilang kita tidak akan makan malam, jadi, kenapa kau terus ingin mengakhiri
semuanya?” keluh Min Hyuk.
“Dengar,
aku... Aku menyukaimu.” Akui Min Hyuk. Seo Yeon kaget tak percaya Min Hyuk
tiba-tiba mengatakan itu.
“Aku
tidak bisa berbohong. Aku tidak bisa bilang tidak suka padahal menyukaimu. Aku
tidak bisa menahannya. Saat bilang menyukai seseorang, aku bersungguh-sungguh.”
Ucap Min Hyuk
“Tapi kenapa
orang sepertimu menyukaiku?” tanya Seo Yeon heran karena sifatnya yang
berbanding terbalik
“Kalau
begitu, kenapa kau tidak menyukaiku?” tanya Min Hyuk balik. Seo Yeon bingung
menjawab Karena...
“Kau
tidak bisa menjelaskannya, kan?” kata Min Hyuk. Seo Yeon hanya diam saja.
“Aku juga
begitu... Inilah yang kurasakan. Aku harus pergi. Aku agak terlambat.” Ucap Min
Hyuk lalu berdiri
“Maaf
sudah menyita waktumu. Kau hendak ke suatu tempat, bukan?” kata Seo Yeon
“Ya. Aku
hendak berdebat dengan Kang Woo.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon mengerti dan akhirnya
langsung kaget mendengarnya.
Min Hyuk
datang menemui Kang Woo dirumah. Kang Woo melihat Min Hyuk membawa permen
berpikir kalau itu untuknya. Min Hyuk menegaskan itu miliknya. Kang Woo meminta
satu, Min Hyuk menolak dengan menjauhkan kaleng permenya.
“Lalu
kenapa kau di sini?” ucap Kang Woo sinis. Min Hyuk menyindir kalau Kang Woo
yang memohon agar datang sebelumnya
“Kenapa?
Apa ada yang berubah?” tanya Min Hyuk. Kang Woo hanya diam saja.
“Bu Joo
tadi ke sini, bukan?” kata Min Hyuk. Kang Woo kaget dan bertanya bagiamana Min
Hyuk bisa mengetahuinya.
“Mari
kita perjelas. Aku menyukai Bu Joo. Jadi, aku akan berusaha sebaik mungkin.
Lalu Bagaimana denganmu?” kata Min Hyuk. Kang Woo terlihat gugup
“Kenapa
kau ragu?” ejek Min Hyuk. Kang Woo ingin menjawab tapi terlihat bingung. Mn
Hyuk pikir Kang Woo sedang buang air besar.
Kang Woo
panik langsung memegang bokongnya, tapi ternyata tak terjadi apapun seperti
sebelumnya. Min Hyuk pikri Kang Woo
membuat dirinya tampak bodoh padahal lebih diuntungkan dan itu sangat
menyebalkan. Kang Woo mengeluh Min Hyuk yang mengatakan itu di depannya.
“Apa Kau
kemari untuk bertengkar denganku?” ucap Kang Woo kesal. Min Hyuk membenarkan.
Kang Woo kaget mendengarnya.
“Kau
benar-benar membuat dirimu tampak bodoh, Kang Woo.” Ejek Min Hyuk lalu berjalan
pergi.
Seo Joon
mulai les kembali dirumah dan melirik Ho Dol yang sibuk membaca buku lalu
menyenggol Joo Hee dan mengatakan kalau
belum memberi tahu kakaknya jadi meminta agar Joo Hee segera berhenti.
Joo Hee tak peduli dan langsung memalingkan wajahnya.
“Astaga.”
Keluh Seo Joon kesal. Ho Dol yang medengarnya bertanya apakah Seo Joon tidak
mengerti beberapa bagian. Ho Dol menganguk.
“Bagian
mana?” tanya Ho Dol. Seo Joon mengaku Semuanya bahkan tidak bisa memahami dunia
ini! Ho Dol melonggo binggung.
“Ho
Dol... Aku mau ke toilet.” Kata Seo Joon kesal melirik pada Joo Hee. Ho Dol pun
menganguk mengerti.
“Apa Seo
Jun marah karena sesuatu?” tanya Ho Dol pada Joo Hee. Joo He mengaku juga tidak
tahu.
“Tentu
saja kau tahu! Siapa yang tahu jika bukan kau?” teriak Seo Joon dari kamar
mandi. Joo Hee langsung melirik sinis.
Won Seok
menunggu didepan mobilnya, Ho Dol baru keluar rumah tersenyum bahagia melihat
Won Seok yang belum berangkat kerja. Won Seok dengan sikap dinginya bertanya
apa rencananya. Ho Dol bingung Won Seok tiba-tiba menanyakannya.
“Apa Kau
mau pergi bersenang-senang?” tanya Won Seok. Ho Dol menolak karena ada tugas.
“Ada
banyak laporan yang harus kutulis.” Kata Ho Dol. Won Seok mengerti lalu
menyuruh masuk mobil. Ho Dol kaget.
“Aku akan
mengantarmu dalam perjalanan ke bar.” Ucap Won Seok. Ho Dol pikir bisa naik bus
saja.
Won Seok
membuka pintu dan menyuruh masuk, akhirnya Ho Dol pun masuk mobil sambil
mengucapkan Terima kasih.dan
meninggalkan rumah.
Saat itu
Won Jae baru saja datang melihat keduanya pergi seperti merasakan sesuatu lalu
melihat nama "Nona Lee Kang
Hee" tapi seperti memilih untuk tak mengangkatnya.
Won Seok
mengantar Ho Dol sampai gang rumahnya, Ho Dol turun dari mobil dengan wajah
bahagia. Won Seok menyuruh Ho Dol agar Pulanglah dan kerjakan tugasnya serta jangan
keluar di malam hari. Ho Dol menganguk mengerti dengan wajah sumringah. Won
Seok pun pergi
Ho Dol
akan masuk rumah kaget melihat ayahnya yang menunggu didepan pintu. Ayah Ho Dol
mendekati anaknya. Ho Dol kaget karena ayahnya yangtidak menelepon kalau datang
ke rumahnya. Ayah Ho Dol melihat anaknya
yang terlihat kurus. Ho Dol merasa tak seperti itu.
“Apa kau
makan teratur?” ucap Ayah Ho Dol khawatir. Ho Dol menganguk dan mengajak
ayahnya masuk rumah.
“Tidak.
Ayah harus naik bus malam. Kau baik-baik saja, bukan? Ayah percaya kepadamu,
Nak. Kau tidak pernah mengecewakan ayah.” Ucap Ayah Ho Dol menatap anaknya.
Ho Dol
bingung dengan ucapan ayahnya, Ayah Ho Dol menyuruh anakna agar memakan ubi
yang dibawanya. Ho Dol bingung ayahnya yang sungguh akan pergi. Sang ayah sudah
pergi meninggalkan rumah anaknya. Ho Dol menatap kotak ubi yang dibawa ayahnya
dan ada banyak puntung rokok dibawahnya.
Won Jae
baru saja keluar dari rumah akan masuk mobil dan mendengar suara klakson dari
belakang. Kang Hee turun dari mobil mendekati Won Jae lalu mengeluh kalau Won
Jae benar-benar buaya darat. Won Jae terlihat bingung.
“Kau membuatku
datang jauh-jauh kemari. Apalagi saat aku seharusnya di kantor. Apa aku sangat
tidak menarik? Apa Kau menolakku?” ucap Kang Hee marah
“Seharusnya
kau lari saat aku memberimu kesempatan. Aku tidak menghentikan wanita saat
datang atau meninggalkanku. Tapi aku menghentikanmu saat kamu ingin lebih
dariku. Aku akan menghentikanmu saat nantinya meninggalkanku. Apa Kau bisa
mengatasinya? Apa Kau yakin tidak akan menyesali ini?” ucap Won Jae menantang.
“Apa Kau
mau berciuman?” tanya Kang Hee blak-blakan. Won Jae kaget. Kang He pikir Won
Jae tak suka.
“Tidak,
aku suka... Aku suka berciuman. Tapi kurasa menciummu di pagi hari di depan
rumahku mungkin akan membuatmu malu.” Ucap Won Ja gugup.
Kang Hee
langsung menarik Won Jae dan langsung menciumnya. Won Jae kaget dan Kang Hee
pun pamit sambil berkata “Semoga harimu menyenangkan.” Won Jae benar-benar tak
percaya dengan sikap Kang Hee yang sangat berani.
Seo Joon
melihat keduanya langsung keluar rumah merasa tak percaya lalu mendekati Won
Jae agar Jangan biarkan Kang Hee meninggalkannya karean tampak sangat kaya,
tapi sangat cantik. Won Jae mengeluh
dengan tingkah adiknya.
Tapi Seo
Joon malah sengaja memperagakan saat keduanya berciuman lalu Kang Hee
mengatakan “Semoga harimu menyenangkan.” Won Jae langsung mengejar adiknya
untuk memberikan pelajaran. Seo Joon pun sudah kabur lebh dulu.
Kang Woo
bertemu dengan Hyun Soo dikantor. Hyun So pikir mereka memutuskan memilih kain
pilihan Kan Woo untuk saat ini tapi Hanya saja harganya mahal. Ia merasa tidak
punya pilihan karena desainernya menginginkannya.
“Mari
kita jual banyak.” Ucap Hyun Soo penuh semangat. Kang Woo menganguk tapi tak
begitu semangat.
“Pertama,
aku akan menyuruh Park Seok Min dan Hi-Seven memakainya dalam perjalanan ke
bandara agar pakaianmu mendapat publisitas.
Aku akan menyuruh mereka memakai pakaianmu selama siaran langsung
daring.” Kata Hyun Soo. Kang Woo langsung setuju.
“Aku
sedang buang air besar. Bagaimana menurutmu?” tanya Hyun Soo. Kang Woo pikir
itu bagus. Hyun Soo langsung berteriak marah, Kang Woo pun terlonjak kaget.
“Kau tahu
apa yang paling kubenci? Tidak fokus bekerja karena kehidupan pribadimu.” Ucap
Hyun Soo. Kang Woo langsung meminta maaf.
“Aku
sudah bersikap lunak padamu.” Keluh Hyun Soo. Kang Woo merasa seperti itu. Hyun
Soo pikir akan melakukan dengan benar.
Saat itu
telp dari Mi Kyung. Hyun Soo terlihat penuh semangat dan Mi Kyung meminta
datang sekarang. Ia mengaku bisa datang dan akan segera kesana. Kang Woo
bingung bertanya mau kemana Hyun So dan Bagaimana dengan rapat mereka.
“Rapat
ini tidak penting. Mi Kyung ingin menemuiku.” Ucap Hyun Soo lalu bergegas
pergi. Kang Woo yang melihatnya hanya bisa melonggo bingung.
Sementara
Mi Kyung baru saja menutup telpnya binggung dengan Hyuk Soo yang akan datang ke
sekolah padahal hanya bilang akan mentraktirnya lain kali. Ia membuka laci meja
dan kaget karena kosong lal bertanya-tanya Ke mana semua camilannya.
“Tidak.
Aku tidak memakannya.” Ucap Seo Yeon bingung. Mi Kyung pun heran ke mana semua
kudapan itu
“Kurasa
dia tidak akan makan kudapan lagi.” Kata Seo Yeon. Mi Kyun ingin tahu alasanya.
“Apa
kau... Kau pasti menolaknya dengan keras.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon mengaku
tidak karena belum makan malam dengannya.
“Tunggu,
apa itu alasannya? Tapi Kurasa bukan. Entahlah. Ada apa?” kata Seo Yeon
bingung. Mi Kyung pun heran apa yang digumamkan Seo Yeon itu.
Seo Yeon
dan Mi Kyung langsung ke ruangan guru. Mi Kyung pikir Min Hyuk agak picik dan tidak
menyangka dia berpikiran sempit bahkan menyingkirkan camilannya karena kamu
menolaknya. Seo Yeon membela kalau bukan itu.
“Astaga.
Kau cukup beruntung dalam hal makanan. Kemarilah. Kalian berdua harus mencicipi
ini...Ayo Cepat... Ini kudapan mewah.” Kata Wakepsek memanggil keduanya yang
baru datang.
“Dari
mana kalian mendapatkannya?” tanya Seo Yeon Wakepsek mengatakan Di Kantor
Kesehatan...
“Apa Pak
Lee yang memberikannya?” tanya Seo Yeon. Wakepsek mengaku Tidak tapi menemukan
banyak camilan saat pergi ke Kantor Kesehatan.
“Apa? Kamu
mengambilnya begitu saja? Pak Lee... Tidak... Tanpa mendapat izin dari Direktur
Lee?” kata Seo Yeon marah
“Astaga,
kenapa aku butuh izinnya? Dia sangat baik. Dia tidak akan mengatakan apa pun
soal camilan.” Ucap Wakepsek. Gurunya pikir itu tepat sekali.
“Tidak
tahu malu!” teriak Seo Yeon marah. Wakepsek dan guru terlihat kaget.
Seo Yeon
akhirnya datang ke ruangan direktur, meminta
Min Hyuk agar jangan tinggalkan camilannya di Kantor Kesehatan serta harus
menyembunyikannya di kantornya lalu memakannya di sini. Min Hyuk terlihat
bingung.
“Seo Yeon
mati-matian mengambil itu dari Wakil Kepala Sekolah. Pria kurus itu sepertinya
cukup kuat.” Ucap Mi Kyung
“Jika
Wakil Kepala Sekolah mengambilnya lagi, segera
beri tahu aku. Bilang saja. Aku harus mengajar sekarang.” Kata Seo Yeon lalu
melangkah pergi.
“Bu Joo
baru saja melindungiku, kan?” kata Min Hyuk seperti tak percaya.
“Entah
kenapa, kamu membuatku ingin melindungimu.” Keluh Mi Kyung.
“Nona
Kim, kamu tidak boleh menyukaiku.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung pikir Min Hyuk itu
sudah gila.
“Hei..
Sadarlah. Kamu pria cerdas. Kenapa selalu membiarkan orang mencuri darimu?”
ucap Mi Kyung
“Apa kau
masih memihakku? Apa kau Tidak memihak Kang Woo?” tanya Min Hyuk.
“Aku di
pihak Seo Yeon. Aku memihak siapa pun yang dia suka.” Tegas Mi Kyung
“Aku iri
dengan pertemanan lama kalian.” Ungkap Min Hyuk. Mi yung mengaku Sebelum mereka
berteman, Seo yeon itu sebagai penyelamatnya.
“Seperti
yang kau tahu, aku tidak mudah bergaul. Jadi, aku dikucilkan saat SMP. Tapi Seo
Yeon bergaul denganku. Saat anak-anak lain melarangnya bergaul denganku, dia
tidak mengerti dan berkata dia menyukaiku. Karena itulah aku selalu memihaknya.”
Cerita Mi Kyung
“Pasti
menyenangkan jika aku bertemu dengannya dahulu. Maka aku akan menyukainya sebelum
Kang Woo, bahkan lebih lama daripada dia.” Kata Min Hyuk sedih. Mi Kyung hanya
diam saja.
Bersambung
ke "Episode 28"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar