PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 15 Januari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 8 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Nyonya Mo terlihat memakan sup touge dengan wajah berantakan, lalu melihat anaknya baru pulang dan bertanya pergi ke mana pagi-pagi begini. Dan malah bertanya Ibuny minum-minum di mana kemarin. Nyonya Mo mengaku Sejujurnya, merasakan ada yang aneh antara anaknya adn Jung Hyuk jadi sengaja pergi.
“Ibu menghubungi rumah sakit, katanya, dia sudah pulang. Ibu kira dia pulang.”ucap Nyonya Mo. Dan panik takut ibunya melihat sesuatu.
“Hei, dengarkan Ibu. Ibu ke rumahnya, tapi dia tak ada. Hanya ada bawahannya. Tampaknya salah satunya banyak bicara. Jadi, Ibu membuatnya berkata jujur.” Cerita Nyonya Mo. Dan ingin tahu kelanjutanya.
“Apa yang dia katakan?” tanya Dan. Nyonya Mo mengaku  sudah tahu semuanya. Dan bertanya tahu apa.
“Ibu tidak ingat... Itu absurd. Burung layang-layang dari Selatan? Dari tiga kali makan, dua di antaranya hidangan dengan daging? Aroma rambutnya seperti bunga?” ucap Nyonya Ma. Dan bingung.
“Ibu sudah dengar segalanya... Dan itu sangatlah mengejutkan. Tapi Ibu sungguh tak ingat kenapa ibu begitu terkejut. Ibu sudah memutuskannya. Tapi Ibu tak ingat... apa keputusan Ibu.” Kata  Nyona Ma
“Apa ini di pergelangan?” tanya Dan melihat ada yang ditulis oleh ibunya. Nyonya Ma terlihat bingung.
“Ibu menuliskan intinya di sini agar tidak lupa. "Burung layang-layang dari Selatan. Bukankah burung layang-layang dari sana?” kata Nyonya Ma
“Ibu menulis hal tak masuk akal.” Komentar Dan. Nyonya Ma membaca tulisan  "Dari tiga kali makan, dua di antaranya hidangan dengan daging?"
“Ada burung yang makan daging?” kata Nyonya Ma. Dan mengaku tak tahu.
"Elas" apa? "Aroma rambutnya seperti bunga"? Sial. Kode kemiliteran lebih mudah daripada ucapannya.” Ucap Nyonya Ma frustasi akhirnya membaringkan badanya disofa.
“Ibu...Apa yang Ibu ingin ketahui?” tanya Se Ri. Nyonya Mo mengaku ingin tahu apakah ia dan tunangannya punya masalah.
“Ibu ingin tahu, apakah kau bahagia? Ibu ingin tahu apakah dia mencintaimu? Itu yang membuat Ibu penasaran.” kata Nyonya Mo.
“Ibu.. Jangan khawatir... Apa pun yang terjadi, aku akan menikahinya, dan hidup bahagia selamanya.” Ucap Dan yakin. 

Sementara Se Ri memberikan obat pada Jung Hyuk mengajak untuk kembali ke rumah sakit. Jung Hyuk pikir akan baik-baik saja setelah minum obat dan tidur. Se Ri mengeluh dengan sikap Jung Hyuk dan akan pergi. Jung Hyuk menahanya.
“Kau mau ke mana?” kata Jung Hyuk seperti takut kehilangan. Se Ri mengaku tak ke mana-mana.
“Maksudku, aku akan pergi... Tapi saat ini, kau sakit. Dan sekarang hari Natal. Fokuslah beristirahat agar bisa pulih.” Kata Se Ri. 


Tuan Jung mendengar kembali suara keduanya, dan bunyi telp didepanye berdering membuatnya kaget. Ia langsung mengangkat, Tuan Jolangsung bertanya Apa Jung Hyuk dan Se-ri sudah pulang bersama. Tuan Jung berbohong kalau Belum ada orang di rumah.
“Kau harus Lapor jika ada kabar terbaru.” Kata Tuan Jo. Tuan Jung mengerti.
“Mari kita ke perumahan militer.” Kata Tuan Jung yang menyuruh anak buahnya menyusuri hutan tapi tak menemukan Jung Hyuk.


Semua sedang mencuci pakaian selain Nyonya Ma yang makan buah persik kering berkomentar Karena liburan musim dingin dimulai jadi akan berisik anak-anak. Nyonya Na Berpikir memasak tiga hidangan sehari membuatnya merinding. Semua setuju.  
Saat itu anak-anak pulang menghampiri ibu mereka. Nyonya Na pikir Sebelum kembali ke rumah, tunjukkan hasil ujian karena mereka ikuti ujian akhir, Anak Nyonya Hyun mengaku dapat nilai bagus, sang ibu tak enak hati memilih untuk diam
“Aku hanya salah beberapa.”kata anak Nyonya Yang. Ibunya tak sabar ingin melihat hasil ujian anaknya.
“Astaga, kau akan sukses dalam hidup! Kau bisa segalanya!” puji Nyonya Yang.
“Ho Yeong, biar ibu lihat.” Kata Nyonya Na pada anaknya. Ha Yeon pikir ibunya  akan sangat malu, apa tak masalah.
“Dasar berandal... Kenapa peringkat terakhir lagi?” teriak Nyonya Na kesal 


“Wol Suk... Kau harus bantu anak-anakmu belajar. Bagi anak-anak lamban sepertinya, mereka butuh perhatian lebih.” Ucap Nyonya Ma
“Kudengar Nam Sik punya guru les.” Ucap Nyonya Na. Nyonya Ma membenarkan.
“Dia dari Universitas Kim Il Sung.” Ucap Nyonya Ma bangga. Semua tak percaya mendengarnya.
“Ya. Namanya Kim Ju Yeong. Dia terkenal di Kaesong, aku pernah mempekerjakannya.” Kata Nyonya Ma
“Menurutmu, dia bisa mengajari Ho Yeong juga?” kata Nyonya Na memohon.
“Maaf, tapi tidak. Dia hanya mengajar satu anak per tahun.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Na tak percaya alau Nam Sik salah satunya
Saat itu Nam Sik datang memanggil ibunya. Nyonya Ma pun menyambut dengan wajah bahagia dengan bangga memberitahu kalau anaknyau siap belajar kedokteran di Universitas Kim Il Sung.
“Jika bicara soal mengetahui banyak informasi dan mengubahnya menjadi kenyataan, kau yang terbaik. Jadi Berapa nilaimu?” ucap Nyonya Ma
“Kurasa nilaiku bagus.” Kata Nam Sik. Nyonya Ma  tak percaya karena Guru lesnya bilang akan butuh waktu tapi cepat sekali!
“Dia sungguh berbakat.” Puji ibunya yalin. Nyonya Ma pun ingin melihat hasil ulangan anaknya.
Nyonya Ma melihat semua nilainya dibawah 50 dan hanya bisa melonggo. Nam Sik meminta ibunya. jangan lihat nilainya satu per satu tapi Lihat jumlahnya dan Jumlahnya tepat 100. Semua ibu menahan tawa dan akhirnya mengajak anak mereka pulang. Nam Sik pun memilih untuk kabur.
“Kau mau ke mana? Bu Kim akan mengajar kelas lanjutan hari ini... Dasar berandal! Mana tongkatnya? Di mana? Jangan kabur! Berhenti! Kau harus dipukul agar sadar!” ucap Nyonya Ma akhirnya mengejar anaknya dengan kayu ditanganya. 



Ibu-ibu sedang berjalan pulang dikagetkan dengan Se Ri keluar dari rumah Jung Hyuk. Nyonya Ma pun sedang mengangkat kayu panik mencoba menyapa Sam Suk. Mereka pun minum teh bersama terlihat sedikit tegang. Nyonya Ma memulai pembicara bertanya apakah Se Ri kembali setelah mengetahui sesuatu. Se Ri terlihat bingung.
“Tunangannya pindah kemari kemarin.” Kata Nyonya Ma. Se Ri mengerti.
“Dia membawa TV besar yang digantung, mesin cuci modern, penanak nasi yang bisa bicara, dan apa lagi?” ucap Nyonya Yang bertanya pada Nyonya Hyun. Nyonya Hyun menyuruh untuk tak membahasnya.
“Benar! Kasurnya besar sekali! Aku tak pernah melihat kasur sebesar itu.” Ucap Nyonya Yang. Nyonya Hyun langsun memasukan buah ke dalam mulut tetangaanya.
“Rumah pengantin baru memang begitu... Aku paham. Aku hanya kembali sementara... Aku hanya mampir... Karena aku sudah di sini, aku mau berikan kalian hadiah sebagai ucapan terima kasih.” Kata Se Ri.
“Tapi kau tak punya uang, 'kan?” kata Nyonya Ma. Nyonya Yang membenarkan kalau Se Ri yang termiskin di sini. Se Ri memperlihatkan cincin berlian yang dikenakanya. 



Mereka semua pergi ke pegadian, Se Ri memperlihatkan cincinya memberitahu kalau ini bukan sekadar berlian, tapi berlian VVS tiga karat, level satu jadi akan segera tahu begitu sinari berliannya dan Memantulkan cahaya yang jelas.
“Berlian potongan bulat ini akan mirip tetesan air hujan. Aku tak perlu memberitahumu kalau itu emas putih delapan belas karat, 'kan?” ucap Se Ri.
“Yang dia katakan benar. Aku bisa menjaminnya.” Kata Nyonya Ma. Nyonya Yang pikir temanya itu sangat modis. Jadi tak sembarangan menjamin orang.
“Astaga, kilau cincinnya indah sekali, 'kan?” kata Nyonya Yang. Nyonya Hyun pun setuju.
“Baiklah. Kita mulai tawar-menawarnya? Kita mulai dari 5.000.000 won.” Kata Se Ri. Semua melonggo, temasuk si pedagang
“Akan kunaikkan 100.000 won tiap kali kau bilang itu. 5.100.000 won.” Ucap Se Ri. Si pedagang terkejut mendengarnya.
“5.200.000 won.” Kata Se Ri tak peduli. Si pedagang akhirnya memperlihatkan meja kasirnya kalau hanya itu yang dimilikinya.
“Mungkin sekitar 140.000 won. Aku tak punya uang sebanyak itu.” Kata Si pria. Se Ri melongo kaget melihatnya.
“Akan kuberi diskon.” Ucap Se Ri. Si pria pikir tak ada yang mau membeli cincinya.
“Seperti yang pernah kubilang, aku hanya terima barang setebal jaket kulit atau rambut. Bawakan aku pakaian atau makanan.” Kata si pria.
“Mari kita bersikap lebih luwes. Ada kisah panjang di balik ini.”ucap Nyonya Na membisikan pada si pria. Si pria mengerti.
“Bagaimana kalau kita tukar semua yang kau punya dengan cincin ini?” kata Nyonya Na. Si pria kaget kalau akan menukar semuanya. Se Ri menatap jam tangan yang ditaksirnya. 

Akhirnya semua membawa barang-barang yang ditukar oleh Se Ri. Se Ri pun bahagia membawa sebuah kotak lalu bertanya pada  Nyonya Ma bilang apa kepada si pria itu. Nyonya Ma mengaku tak bilang banyak jadi tak perlu khawatir.
Flash Back
Nyonya Ma membisikan kalau Se Ri dicampakkan jadi tak waras saat ini. Ia menyuruh agar si pria mengmbil cincinnya karena takkan bisa mengambil cincin itu lagi.
Se Ri pun seperti tak mempermasalahkanya sementar Nyonya Ma hanya bisa tersenyum. 

Suara Se Ri didengarkan lagi di kantor polisi “Ini Se-ri, ganti. Jika ada yang dengar...” Tuan Park dan Sek Hon ingin memastikan kalau itu memang Se Ri atau bukan. Polisi merasa yakin kalau bukan karena Kakak dan istri kakaknya sudah memastikan.
“Bukankah harus kau selidiki suaranya?” keluh Tuan Park. Polisi mengaku sudah melakukanya.
“Tapi mereka kesulitan karena suaranya tidak jelas. Dan dia sudah dianggap mati. Apa Kalian tak lihat berita dua hari lalu?” keluh Sang polisi kesal. 

Keduanya akhirnya mencoba mendengar ucapan Se Ri lagi di restoran ayam. Sek Hong merasa jadi merinding dan reaksi alergi, karena Tubuhnya mengingat suara Se Ri. Tuan Park heran  Jika tubuh Sek Hong bisa mengingatnya tapi kenapa keluarganya tidak
“Kakak-kakaknya tidak akrab dengannya. Kakaknya pernah menghubungi Se Ri lalu dia memblokir nomornya.” Cerita Sek Hong. Tuan Park ingin tahu alasanya.
“Begini, tak mungkin orang seperti kita paham keluarga konglomerat. Aku melihat semuanya. Mereka mementingkan saham dibanding anak-anak mereka.” Ucap Sek Hong
“Tapi tetap saja... Orang tuanya pasti berbeda. Mari kita kunjungi ibunya. Dia yang melahirkannya. Dia pasti mengenali suara putrinya.” Kata Tuan Park yakin.
“Dia bukan ibu kandungnya. Aku baru tahu akhir-akhir ini.” Kata Sek Hong
“Lalu Pimpinan? Dia ayah kandungnya, 'kan?” kata Tuan Park yakin. Sek Hong pikir temanya sudah gila karena tak mungkin bisa menemuinya. 



Keduanya mulai mengintai dipakiran, Tuan Park melihat ada mobil yang datang dan langsung bergegas mengahampirinya berpikir Tuan Yoon yang datang. Tapi ternyata Se Hyung yang datang. Keduanya pun langsung berbalik arah.
“Hei, aku sudah lihat wajahmu.... Kemari. .. Kubilang, kemari.” Ucap Se Hyung. Tuan Park pura-pura bodoh bertanya apakah sedang bicara denganya. Se Hyung menyuruh keduanya mendekat.
“Kenapa kalian di sini?” tanya Se Hyung.  Tuan Par mengaku kebetulan lewat. Se Hyun tak percaya kalau mereka kebetulan lewat
“Apa Kalian melewati tempat parkir VIP ini?” sindir Se Hyung, saat itu Tuan Yoon datang bertanya Ada apa
“Tak ada apa-apa, Ayah. Mereka penyelia tempat parkir ini. Masuklah.” Kata Se Hyung menghalangi pandangan ayahnya agar tak melihatnya. Tuan Yoon pun masuk ke gedung.
“Pak, aku mau bicara!” teriak Tuan Park. Se Hyung panik meminta ayahnya tak perlu khawatir jadi masuk saja.
“Mereka meminta uang. Aku bisa urus. Masuklah.” Ucap Se Hyung mengantar ayahnya masuk lebih dulu
“Pak! Pimpinan Yoon Se-ri masih hidup!” teriak Tuan Park. Se Hyung menyuruh anak buahnya agar menyingkirkan dia.
Tuan Parsk mengeluh sakit dengan tangan seperti diikiat. Sek Hon ketakutan melihat Tuan Park mencoba menjauh. Se Hyung menyuruh anak buahnya menyingkirkan keduanya.
“Pimpinan Yoon Se-ri masih hidup! Reaksi alergiku buktinya! Dia benar! Aku mendengar suaranya!” teriak Sek Hong memperlihatkan tanganya. Dua pengawal langsung menjatuhkanya.
“Bersiaplah... Kalian akan bertemu pengacaraku besok.” Ucap Se Hyung mengancam.
Keduanya masih saja di tahan oleh anak buah Se Hyung dan Saat Se Hyung masuk, pintu lift terbuka ayahnya menatap sinis karena bisa mendengar semuanya. Se Hyung panik. Tuan Yoon langsung keluar melihat keduanya. 


Jung Hyuk terbangun melihat ada obat disisi tempat tidurnya lalu berjalan ke ruangan tengah dan melihat ada pohon yang dihias. Se Ri membuat bentuk bintang dan hiasan lainya lalu menuliskan di kartu bentuk love “SELAMAT HARI NATAL PAK RI”
Ia pun tersenyum lalu melihat “NOMOR DIRAHASIAKAN” di ponselnya dan langsung mengangkatnya. Ternyata Se Ri menelp. Jung Hyuk ingin tahu keberadaan Se Ri sekarang dan kenapa menelpnya dan ingin tahu ponsel siapa yang digunakan. 

“Aku pergi sekarang.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk bingung kemana akan pergi.
“Ayolah.< Sudah kubilang, aku akan pergi bersama Gu Seung Jung” kata Se ri.
“Apa Kau akan pergi sekarang?” tanya Jung Hyuk kaget. Se Ri membenarkan.
“Tampaknya begitu... Aku pergi lebih awal dari dugaan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk ingin tahu keberadaan Se Ri sekarang dan akan ke sana.
“Jangan, aku sudah pergi naik mobil. Maaf, aku tak sempat berpamitan. Tapi kita sudah sering berpamitan sebelumnya. Kita tak perlu mengucapkannya lagi.” Ucap Se Ri menahan tangisnya.
“Kau salah. Aku tahu itu, tapi kita masih harus ucapkan perpisahan terakhir. Kita harus mengatakannya lagi. Katakan di mana kau sekarang.” Ucap Jung Hyuk keluar dari rumah mencari Se Ri.
“Kau ini begitu keras kepala... Aku sudah pergi. Memang sudah seharusnya. Jadi, jangan tanyakan keberadaanku atau bilang kau mau bertemu denganku.”ucap Se Ri yang sudah ada didalam mobil dengan dua orang seperti sedang menyanderanya.
“Se-ri, kumohon!.. Semenit saja!.. Tak peduli walau kau jauh. Aku ke sana... Jadi, tunggu aku. Aku akan datang!”ucap Jung Hyuk terus mencari Se Ri.
“Sampai jumpa... Jaga dirimu... Semoga pernikahanmu lancar Semoga keluargamu bahagia. Berbahagialah. Semoga panjang umur dan hidupmu bahagia. Lupakanlah kebersamaan kita. Pastikanlah kau melakukan itu.” Ucap Se Ri.
“Jangan tutup dahulu!.. Dengarkan aku. Kau lihat apa, katakanlah. Aku bisa menemukanmu.” Kata Jung Hyuk.
“Jung Hyuk... Aku mencintaimu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk terdiam dan menangis lalu terdengar bunyi suara tembakan. Se Ri pun dibawa pergi jauh dengan truk besar.

Epilog
SATU TAHUN LALU
Di ruang rapat, Se Ri masih saja berkerja. Seoranb pegawai menuliskan dibukunya “RA-HA, AYAH MINTA MAAF SELAMAT HARI NATAL” Se Ri melihat berkas bertanya pada Sek Hong di mana rencana pemasaran untuk Tahun Baru Imlek karena sudah memintanya mencetaknya lagi.
“Ada apa?” ucap Se Ri melihat Sek Hong terdiam dengan wajah cemberut. Sek Hong pikir ini terlalu kejam
“Ini malam Natal, pukul 22.00. Kurasa ini berlebihan.” Kata Sek Hong, Se Ri bertanya apakah Sek Hong itu umat Kristiani, Sek Hong mengelengkan kepala.
“Kalau begitu, kenapa peduli ulang tahun orang? Pikirkanlah. Itu ulang tahun seseorang. Kenapa kau mau repot-repot menghias sebuah pohon?” 


Se Ri yang dulu tak mengenal yang namanya Natal di Korea Selatan, ia mulai menghias pohon di rumah Jung Hyuk dengan ornamen yang minimalis. Bahkan menuliska kartu yang dibuat khusus dan juga hadiah jam tangan.
“Kenapa kau repot-repot menulis kartu? Kenapa kau mau memberikan hadiah? Apa Itu ulang tahun mereka? Bukankah itu konyol? Mereka semua bodoh.”
Se Ri akan berjalan pulang memegang hadiah yang akan diberikan pada Jung Hyuk
“Hidup memang penuh kejutan. Kau tak bisa yakin akan apa pun dalam hidup.” Ucap Se Ri tapi tiba-tiba dua orang menghadangnya. Ia pun menyembunyikan hadiah dibelakang badanya.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar