PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Hyuk
langsung jatuh tak sadarkan diri setelah terkena tembakan. Se Ri panik meminta agar sadar. Jung Hyuk
masih saja tetap diam. Tentara Park akhirnya berjalan dengan kaki yang terkena
tembakan mendekati keduanya. Se Ri pun menanyakan kabar Tentara Park.
“Kita
pergi. Penerbanganmu sebentar lagi.” Ucap Tentara Park. Se Ri membenarkan dan merasa Aku tak punya waktu.
“Gwang
Beom, berikan kunci mobilnya.” Ucap Se Ri. Tentara Park bingung.
“Kau juga
terluka. Kakimu terluka, tak bisa menyetir. Berikan kuncinya! Cepat.” Kata Se
Ri. Tentara Park sempat terdiam.
Akhirnya
Se Ri melihat papan nama [BANDARA INTERNASIONAL SUNAN SARIWON] lalu melirik ke
arah Jung Hyuk yang tak sadarkan diri. Suasana terlihat tegang, Se RI bertanya
ada rumah sakit di sana. Tentar Park terlihat marah karena Se Ri harus ke
bandara.
“Cepat
Jawab!” teriak Se Ri panik. Tentara Park pikir Ada rumah sakit di Sariwon,
tapi...
“Jangan
begini. Kau ke bandara saja. Kami akan mengurus...” kata Tentara Park
“Bagaimana
jika dia mati? Ke arah mana? Cepat. Kita tak punya waktu.” Ucap Se Ri. Tentara
Park menyuruh agar Belok kiri.
Se Ri
membelokan mobil dengan sembarangan. Tentara Park mengeluh kalau SeRi bisa
tewas karena kecelakaan, bukan luka tembak. Se Ri terus mengemudikan dan
melihat papan bertuliskan “DALAM PEMBANGUNAN”
“Bagaimana
ini? Butuh waktu lama jika lewat jalan lain.” Kata Tentar Park bingung.
“Gwang
Beom Apa Kau tahu film favoritku?” ucap Se Ri. Tentara Park bingung. Se Ri
menjawab Mad Max: Fury Road. Tentara Park terlihat bingung. Se Ri pun akhirnya melanjukan mobilnya
melewati papan jalan.
Akhirnya
mereka sampai ke UNIT GAWAT DARURAT di RSUD SARIWON. Jung Hyuk ditelungkupkan
dengan bantuan alat nafas. Suster memberitahu Tekanan darah, 70 per 50 dan tak sadarkan diri, bahkan kehilangan banyak
darah.
“Ini Syok
pendarahan. Dia bisa gagal jantung. Tekan lukanya dengan kasa dan gunakan
vasopressin. Bersiap operasi.” Ucap Dokter. Perawat menganguk mengerti. Se Ri
panik melihat Jung Hyuk yang tak ada sadarkan diri.
“Se-ri,
pergilah sekarang. Jika cepat, kau bisa tiba sebelum pesawat berangkat.” Kata
Tentara Park
“Dia
kehilangan banyak darah, kami butuh darah untuk transfusi. Tak ada di rumah
sakit kami. Tolong carikan, ini darurat.” Ucap perawat dengan bahasa korea. Se
Ri bingung tak mengerti.
“Apa Harus
mencari darah?” tanya Se Ri. Tentara park menjelaskan Mereka tak punya stok
darah.
“Bagaimana
ini? Ada yang sekarat.” Ucap Se Ri panik. Tentara Park menjelaskan Dia bilang
darurat.
“Andai
bisa kudonorkan, tapi golonganku tak sama.” Kata tentara Park. Se Se Ri pun
bertanya apakah golongan darah Jung Hyuk.
“Dia O.”
Kata Tentara Park. Se Ri memberitahu kalau golong darahnya O jadi bisa
memberikanya.
“Se-ri.
Jika tak pergi sekarang, kau tak bisa pergi selamanya.” Ucap Tentara Park
memperingatkan
Sementara
di bandara sudah banyak anggota berbaring, Seoang pria meminta agar ambil
paspor saat memanggil nama mereka setelah itu masuk pesawat dan setelah naik
pesawat maka harus kembalikan paspor mereka. Semua menganguk mengerti.
“Kim Seon
Suk... Ra Yeong Sil... Kim Jeong Sun.” Ucap pelatih dan salah satu pria
menghampirinya.
“Soal
pemain cadangannya. Orang dari Biro Politik Umum. Dia belum datang. Kami juga
tak bisa menghubungi Kapten Ri.” Ucap si pria.
Si
pelatih terlihat bingung lalu melihat paspor wajah Se Ri dengan nama “CHOI SAM
SUK”
Se Ri
terlihat masih berbaring di rumah sakit memdonorkan darahnya, sementara si
pelatih sudah ada di depan pintu KEBERANGKATAN INTERNASIONAL dengan melihat
kebelakang seperti masih menunggu kedatangan Se Ri tapi tak terlihat.
“Dia
belum datang, 'kan? Katamu dia sudah pergi. Apakah Letnan Jo Cheol Gang berhasil
mencegahnya?” kata Seung Hyun memastikan melihat tim pergi akan menaiki
pesawat.
“Sudah
kubilang... Dia hebat.” Kata CEO Chun bangga. Seung Hyun pun ingin tahu kenama
Se Ri pergi.
“Dia
antar ke mana? Cepat hubungi Jo Cheol Gang.” kata Seung Hyun gugup.
Tuan Jo
bertanya pada anak buahnya ingin Bagaimana kabar anak buahnya. Si pria menjawab
Mereka tak tertembak di tulang atau bagian tubuh vital. Menurutnya Jika itu
disengaja, penjelasannya hanyalah penembaknya seorang ahli.
“Lalu Di
mana Ri Jung Hyuk?” tanya Tuan Jo. Si pria menjawab baru menanyakan Kompi Lima, mereka bilang dia
sedang pergi untuk lokakarya.
“Lokakarya?
Di Departemen Staf Umum?” kata Tuan Jo tak percaya. Si pria membenarkan.
“Ya.
Mereka bilang itu alasannya ke Pyongyang.” Kata pria. Tuan JO menyuruh agar
Hubungi pusat dan Cari keberadaannya. Si pria menganguk mengerti.
“
Dapatkan daftar pengambilan senjata.” Ucap Tuan Jo. Ia pun menganguk mengerti.
Akhirnya
Jung Hyuk dibawa masuk ke ruangan opreasi, mereka meminta Se Ri dan juga
Tentara Park menunggu diluar. Se Ri terlihat sangat gugup begitu juga Tentara
Park. Tentara Park pikir mereka tak tahu bagaimana operasinya.
“Perlukah
kita menghubungi keluarga Jung Hyuk?” tanya Se Ri khawatir. Tentara Park memberitahu Ponsel Kapten Ri
rusak.
“Kau
harus lanjutkan perawatanmu. Aku akan tetap di sini”ucap Se Ri mengambil baju
Jung Hyuk dari tangan Tentara Park. Tentara Park pun pergi.
Se Ri
melihat ada lubang di bagian baju Jung Hyuk dan hanya bisa menangis. Ia tak
sengaja menjatuhkan baju dan melihat sebuah foto ternyata yang disimpan oleh
Jung Hyuk. Ia teringat saat pengambilan foto paspor.
Flash Back
“Kenapa
kita tak foto bersama? Maksudku, kita takkan bertemu lagi setelah aku pergi.”kata
Se Ri
“Kita
tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.” Ucap Se Ri
dingin
“Lihatlah
dirimu. Setelah bersikap arogan... Dasar orang aneh.” Komentar Se Ri melihat
fotonya yang disimpan oleh Jung Hyuk.
Jung Hyuk
sudah mulai dioperasi, Dokter pun meminta Pinse, Tempel kasa styptic, Suntik plasma. Ia pun meminta agar menyiapkan
urokinase dan antibiotik.
Akhirnya
dokter keluar ruang operas dengan Jung Hyuk yang masih d diranjang. Se Ri
menunguu dengan wajah gugup, Dokter memberitahu Operasinya lancar walaupun
khawatir arterinya pecah, tapi untung saja tidak.
“Dia
kehilangan banyak darah. Tekanan darahnya belum naik. Dia harus terhindar
tetanus dan sepsis. Ditambah lagi, dia harus segera sadarkan diri. Kita lihat
perkembangannya.” Jelas Dokter. Se Ri pun mengucapkan terima kasih.
Se Ri
akhirnya menatap Jung Hyuk yang belum sadarkan diri sambil mengajaknya bicara.
“Jung
Hyuk... Aku tidak terbiasa menghadapi hal semacam ini. Aku selalu mencintai dan
membenci diriku. Aku juga selalu melindungi dan mengabaikan diriku. Hanya
diriku yang kupunya.” Ungkap Se Ri
“Aku tak
punya orang lain. Jadi, ini canggung bagiku. Memiliki orang lain yang bukan
diriku.” Kata Se Ri.
“Kau
melihatku,mendengarkanku, tersenyum kepadaku, makan bersamaku, memenuhi janjimu
kepadaku walau kita tak terikat kontrak, dan melindungiku.” Ucap Se Ri.
Se Ri
mengingat saat pertama kali Jung Hyuk menatapnya untuk bicara, lalu
memdengarkan semua ucapanya. Jung Hyuk juga bisa tersenyum saat mereka makan
kerang bakar bersama.
Setelah
itu Jung Hyuk juga menemaninya pergi menaiki kapal dan melindunginya saat akan
ditembak. Jadi lebih baik dirinya tertembak dibanding Se Ri yang tertembak.
“Kau
melakukan... itu... semua. Selama ini, kau selalu di sisiku. Biasanya, aku
tidak mudah merasa ketakutan, tapi kini aku agak takut. Aku takut terjadi
sesuatu denganmu. Apakah berarti kau telah menjadi orang yang spesial bagiku?”
ucap Se Ri merasa kebingungan.
Di sebuah
pangung yang cukup besar. Jung Hyuk memainkan piano dengan keterampilan
tanganya yang mengalun dengan indah. Setelah bermain semua orang memberikan
tepuk tangan yang meriah, Jung Hyuk pun menatap semua penontonya yang orang
eropa.
Akhirnya
Jung Hyuk keluar menuruni tangga dengan senyuman. Tiba-tiba seorang pria
memanggilnya memberitahu ada pesan penting dari keluarganya di Pyongyang. Jung
Hyuk ingin tahu ada apa. Si pria terlihat gugup seperti mempersiapkan diri.
“Kakakmu
tewas dalam kecelakaan. Kau harus segera pulang ke negaramu.” Ucap Si pria.
Jung Hyuk terlihat sangat kaget.
Beberapa
orang lalu lalang mengambil barang Jung Hyuk, sementara Jung Hyuk menatap
dengan wajah sedih di tepi sungai. Seorang anak menghampirinya bertanya apakah
itu pianonya. Jung Hyuk menganguk. Si anak meminta agar Jung Hyuk mainkan
pianonya
“Bisa
mainkan untukku?” tanya si anak dengan wajah polosnya. Jung Hyuk pikir kalau
Ini akan jadi kali terakhirnya bermain piano.
“Kenapa?”
tanya Si anak. Jung Hyuk memberitahua kalau menulis lagu untuk kakaknya.
“Maukah
kau menjadi penonton terakhirku?” kata Jung Hyuk. Si anak menganguk setuju.
Akhirnya
Jung Hyuk memaikan piano untuk terakhir kalinya untuk sang kakak di tepi
sungai. Saat itu beberapa orang mendengarkan permain Jung Hyuk berusaha
menikmatinya.
Jung Hyuk
membuka matanya dan melihat sosok Se Ri yang sedang menatap cermin. Se Ri akhirnya
melihat Jung Hyuk tersadar dan langsung mengucap syukur dan turut senang. Ia
mendekati Jung Hyuk ingin tahu keadaanya.
“Kenapa
kau di sini...” ucap Jung Hyuk berusaha bangun. Se Ri meminta Jung Hyuk jangan bicara karena baru bangun
setelah dibius.
“ Kau
bisa Nanti saja dan Jangan duduk dahulu.” Ucap Se Ri tapi Jung Hyuk langsung
nepis tangan Se Ri.
“Kau
tidak naik pesawatnya?” ucap Jung Hyuk sedikit marh. Se Ri mengaku tidak bisa.
Jung Hyuk ingin tahu alasanya.
“Itu... Aku
tidak bisa karena situasi saat itu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh Seharusnya
Se Ri pergi.
“Aku
tahu... Seharusnya aku pergi, tapi aku tidak bisa.” Ucap Se Ri tertunduk
“Dengarkan...
Memulangkanmu saja, membahayakan nyawa kami. Kau tahu apa artinya?” ucap Jung
Hyuk marah. Se Ri mengaku sudah paham.
“Jika
paham, kenapa masih di sini? Kau membuat usaha kami sia-sia. Kau .. Harus merepotkan
kami berapa kali lagi hingga kau merasa bersalah?” kata Jung Hyuk marah
“Tampaknya
efek biusnya belum hilang. Mungkin itu sebabnya kau utarakan perasaanmu
sesungguhnya. Dokter bilang kau butuh istirahat penuh. Aku tak mau membuatmu
kesal, jadi, aku akan pergi. Saat kau
membaik, kau boleh marah kepadaku.” ucap Se Ri lalu bergegas pergi.
Se Ri
pergi ke meja receptionist memberitahu perawat kalau Pasien sudah bangun
jadi tolong periksa dia. Perawat
mengerti kalau akan memberi tahu dokter dan.... Tapi Se Ri sudah bergegas
pergi. Akhirnya Dokter pun memeriksa Jung Hyuk.
“Lukanya
bersih, dan tidak ada perdarahan. Walau hilang banyak darah, tekanan darahmu
naik berkat darah yang didonorkan. Kau sangat beruntung. Jangan berolahraga
terlalu keras. Kau harus dirawat selama 15 hari ke depan.” Kata Dokter
“Kau dan
kekasihmu pasti berjodoh. Untungnya, golongan darah kalian sama. Jika dia tidak
mendonorkan, kau bisa mati” ucap perawat. Dokter pun membenarkan.
“Kubilang
dia bisa pingsan jika menangis setelah mendonorkan, tapi dia menangis seharian.
Perawat
“Tapi Dia
ke mana?” tanya dokter tak melihat Se Ri. Jung Hyuk yang mendengarnya hanya
bisa terdiam.
“Sebelum
pasien bangun, dia terus menangis karena cemas. Setelah pasien bangun, pasti dia
menangis juga.” Ucap Perawat. Dokter pikir sepert itu lalu menyuruh Jung Hyuk
agar Istirahatlah.
“Mungkin
dia sedang menangis lagi.” Kata Perawat dan berjalan perg. Jung Hyuk terdiam
mendengarny.
“Seandainya
aku bisa pergi ke suatu tempat, tapi aku tak punya mobil dan tempat tujuan. Ini
Sungguh menyedihkan.” Ucap Se Ri terus menangis didepan rumah sakit. Jung Hyuk
menatap dari belakang dan ikut terihat sedih.
“Apa Kau
sudah gila? Kau belum boleh bergerak.” Kata Se Ri marah melihat Jung Hyuk
keluar dari ruangan.
“Cuacanya
dingin. Kau mau kena flu?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Jung Hyuk tak perlu cemaskannya.
“Kau
tertembak hari ini... Yang benar saja... Kau Pegang aku. Mari kita masuk.” Ucap
Se Ri mengajak Jung Hyuk masuk
“Aku
tidak bermaksud mengatakan yang tadi. Maaf sudah kasar kepadamu.” Kata Jung
Hyuk merasa bersalah.
“Sudahlah...
Baiklah. Aku menerima permohonan maafmu. Kau belum mati. Aku bersyukur kau
masih hidup. Dibandingkan itu, memaafkanmu tak ada apa-apanya. Pegang aku. Ayo
kita masuk.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menahanya.
“Ada apa
lagi?” tanya Se Ri. Jung Hyuk tahu Se Ri begitu ingin pulang dan bisa saja
pergi.
“Sudah
kubilang, aku ingin sekali, tapi aku tak bisa. Setidaknya untuk kali ini, aku
harus melindungimu juga. Berhenti menatapku dengan mata sendu.” Kata Se Ri
menahan tangisnya.
“Jangan
salah paham... Aku hanya melihat.” Ucap Jung Hyuk. Tapi Se Ri merasa kalau tidak
seperti itu.
“Sepintas,
matamu tampak sangat sendu. Coba Lihat.. Bahkan saat ini, kau menatapku dengan
matamu yang sendu.” Kata Se Ri dan saat itu Jung Hyuk berani mendekati Se Ri
dan menciumnya. Se Ri pun tak menolaknya.
Tuan Jo
melihat “DAFTAR PENGAMBILAN SENJATA” dibagian bawah ada nama Ri Jung Hyuk. Anak buahnya yakin Pria di lokasi baku tembak pasti Jung Hyuk dan Dilihat dari kondisinya, pasti
mengalami cedera.
“Mulai sekarang,
semua bagian komunikasi harus bersiaga darurat. Hubungi tiap rumah sakit dalam
radius 20 kilometer dari lokasi baku tembak. Hubungi semua rumah sakit dan
klinik bahkan di desa kecil.” Perintah Tuan Jo. Si pria menganguk mengerti.
Akhirnya
beberapa orang menelp menanyakan bagian UGD di Songnim, memastikan apakah
pasien bernama Kapten Ri Jung Hyuk. Beberapa yang lainny menanyakan RSUD
Pungdeok-ri.
Di rumah
Seung
Jung mencoba menelp Jung Hyuk tapi tak angkat telepon, lal mencoba menelp lagi
dan tak dihubungi. Akhirnya Tuan Chun
pun datang. Seung Hyuk bertanya Ada apa, apaakah menemui Jo Cheol Gang. Tuan
Chun menganguk/.
“Di mana
Yoon Se-ri?” tanya Seung Jung . CEO Chun memberitahu Tuan Jo yang juga tak
tahu. Seung Jung kaget mendengarnya.
“Mereka
mengirim truk korps untuk mencegahnya, tapi...”jelas CEO Chun. Seung Jung
bingung Truk korps? Ada korps macam itu?”
“Tak ada
korps macam itu. Mereka pasukan pribadi Jo Cheol kang.” Jelas CEO Chun.
“Jadi, mereka
membuat kecelakaan mobil? Dengan truk?” kata Seung Jung kaget. CEO Chun
membenarkan.
“Tapi
tampaknya Yoon Se-ri hilang. Jo sedang mencarinya. Dia pasti akan
menemukannya.” Kata CEO Chun
“Kenapa
membuatnya kecelakaan mobil? Kau bisa melukainya.” Cap Seung Jung panik.
“Hei..
Bukankah tujuan kita mencegahnya kembali ke Selatan, bagaimanapun caranya?”
ucap CEO Chun
“Jadi,
maksudmu, Apa kau tak keberatan membunuhnya?” kata Seung Jung. CEO Chun pikir
kalau Seung Jung tak keberatan.
“Kau
pasti kalut. Kau ingin manusiawi, padahal penipu. Aku yakin kau kalut.” Ejek
CEO Chun. Seung Jun hanya bisa diam saja.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
anak buah jo cheol gang, itu siapa (namanya) kak?
BalasHapusganteng banget dia...
BalasHapus