PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Kau
boleh tidur di kamar lain malam ini.” Kata ibu Jung Hyuk mengajak Se Ri ke
sebuah kamar.
“Siapa
pemilik kamar ini? Menurutku, rak buku seseorang menjelaskan kepribadian,
sifat, dan selera orangnya. Dan buku-buku ini mengingatkanku kepada seseorang
yang kukenal.” Kata Se Ri melihat rak buku
Ia lalu
teringat saat dirumah sakit melihat Ibu Dan dengan jambul yang menjulang ingin
menjenguk Jung Hyuk. Ia pun baru sadar
kalau wanita yang didepanya itu bukan ibunya Seo dan tapi ibunya Jung Hyuk.
Sementara
Tuan Ri duduk di meja kerjanya membaca artikel “PUTRI GRUP QUEENS DAN CEO
PILIHAN SE-RI WAFAT” di “HARIAN MYEONGSEONG” Anak buahnya memberitahu kalau Se
Ri adalah putri keluarga konglomerat dan dianggap wafat.
“Kenapa
dia kemari bertemu dengan anakku? Jangan kembalikan dia. Jika dia kembali ke
Selatan, maka akan terjadi kegemparan.” Kata Tuan Ri
“ Ini
bisa menjadi hal yang harus kau pertanggungjawabkan. Direktur Militer juga
merencanakan sesuatu. Waktu kita sedikit. Berikan aku perintah. Aku akan
membawanya keluar malam ini dan mengurusnya diam-diam.” kata anak buahnya.
“Jangan
di malam hari... Istriku bersikeras setidaknya kami harus membiarkannya tidur.”
Kata Tuan Ri. Anak buahnya menganguk mengerti.
Se Ri
seperti tak nyaman tidur dikamar Jung Hyuk. Akhinya ia membka album foto milik
Jung Hyuk saat masih kecil lalu berkomentar alau Jung Hyuk aktor anak-anak karena
tampak lebih tampan dari yang lain dan Itu tak adil.
“Lihatlah
tulisan tangannya... Manis sekali...” ucap Se Ri membaca buku harian Jung Hyuk saat masih SD.
Jung Hyuk
mengambar orang yang bermain piano dan dibawahnya tertulis “AKU INGIN MENJADI
PIANIS KELAS DUNIA”
“Apa Kau
ingin menjadi seorang pianis? Tapi... kau malah jadi prajurit.” Kata Se Ri
seperti bisa mengenal Jung Hyuk lebih dekat.
Se Ri pun
memainkan piano sementara Jung Hyuk gelisah menatap ke arah jendela.
Kepala
tahanan bertemu dengan kolonel memberitahu kalau biarkan untuk mengunjunginya, tapi menurutnyajika membebaskan itu berbeda.
Kolonel mengingatkan temanya itu kepala pusat penahanan menurutnya membebaskannya
bukanlah masalah besar.
“Dia
menyerang atasannya, Petugas Keamanan Batalion. Itu pemberontakan paling parah.
Badan Keamanan pun cukup kesal soal ini.” Kata Kepala tahana.
“Kau tak
bisa ke jabatan penting jika kau lamban seperti ini. Ayah Kapten Ri...” ucap
Kolonel lalu membisikan sesuatu. Kepala tahanan hanya bisa melonggo.
“Kakiku
masih gemetar. Aku tak tahu caranya bisa kemari.” Ungkap Kolonel
“Bahkan
sejujurnya, sebagai kepala pusat penahanan, aku pun ragu apakah itu kasus
penyerangan.” Kata Kepala Tahanan. Kolonel pun membenarkan.
“Penyerangan
itu harus dilakukan dengan ini. Artinya memukul dengan kepalan tangan.” Ucap
Kepala Tahanan.
“Bukankah
artinya menghajar?” ucap Kepala tahanan. Kolonel menjawab bukan.
“Disebut
begitu saat seseorang dihajar dengan kepalan tangan. Tampaknya Kapten Ri
memukulnya dengan tangan terbuka. Aku yakin, itulah yang aku dengar.” Kata
Kepala Tahanan.
“Berarti
bukan penyerangan.” Ucap Kolonel. Kepala Tahanan membenarkan.
“Di mana
Ri Jung Hyuk malang yang dipenjara tanpa alasan ini? Biar kubawa dia bersamaku.”
Kata Kolonel.
Akhirnya
Jung Hyuk keluar dengan kolonel, Kolonel pikir Jung Hyuk sudah belajar dari ini
dan memberitahu kalau yang Pertama segala macam hal bisa terjadi dan yang
Kedua, kapan pun itu terjadi maka Jung Hyuk bisa datang padanya.
“Kau
seharusnya hubungi aku dahulu. Jadi Perbaiki kesalahanmu, ya?” ucap Kolonel.
Jung Hyuk menganguk mengerti.
“Bagus.
Kau sudah melalui banyak hal. Istirahatlah untuk beberapa hari. Istriku bilang
dia menyiapkan jamuan. Jadi, datanglah ke rumahku.” Kata Kolonel memeluk Jung
Hyuk seperti sudah sangat akrab.
“Aku
ingin meminta bantuanmu.” Kata Jung Hyuk. Kolonel pun ingin tahu apa itu karena
bisa mengatakanya.
Di rumah
Nyonya Ma semua sibuk untuk menyambut kembali Jung Hyuk pulang. Saat itu Nyonya
Ma senang melihat suaminya yang pulang dan langsung menyambutnya, tapi wajahnya
langsung berubah bingung karean Jung Hyuk tak ikuyt.
“Kenapa
sendiri? Di mana Jung Hyuk?” tanya Nyonya Ma. Kolonel mengaku tak tahu karena
Jung Hyuk hanya bilang harus ke suatu tempat.
“Tapi dia
meminta bantuan aneh kepadaku.” ucap Kolonel. Nyonya Ma ingin tahu Bantuan apa
Jung Hyuk
sudah mengemudikan mobilnya seperti ingin menemui ayahnya. Saat itu Ibu Jung
Hyuk memberikan semangkuk mie untuk Se Ri. Se Ri berkomentar Jung Hyuk pasti dapat
keahlian memasaknya dari ibunya. Ibunya tak percaya kalau anaknya membuatkan
sup mie.
“Ya, dia
membuat sup mi yang lezat dan kopi yang enak. Dia pasti dapat kebaikan hatinya
darimu.” Ucap Se Ri
Nyonya Ma
mengingat saat pertemuan keluarga untuk menetapkan tanggalya dan merasa kalau
agak terlalu cepat... Tapi Jung Hyuk mengatakan Ini sudah dijanjikan jadi harus
menepatinya.
“Dahulu,
Jung Hyuk begitu manis, tapi dia berubah. Dia menjadi dingin dan tak mau
ditemani siapa pun. Tapi kau bilang dia baik. Aku senang mendengarnya.” Kata
Ibu Jung Hyuk senang.
Jung Hyuk
masuk rumah langsung bertanya pada yahnya Di mana dia. Tuan Ri pura-pura tak
tahu bertanya balik “Siapa?” Jung Hyuk yakin Ayahya tahu siapa maksudk dan tahu Ayahnya menculik
Se Ri jadi ingin tahu keberdaanya.
“Aku
harus sembunyi di mana? Jangan cemas dan bilang saja kau tak tahu apa-apa. Aku
sudah terlalu menyusahkannya. Aku tak mau menemuinya lagi. Aku akan menangis
jika menemuinya.”ungkap Se Ri yang bersembunyi dibalik dinding dengan ibu Jung
Hyuk.
“Adakah
rubanah atau semacamnya? Apakah dia sudah mati? Apa Ayah membunuhnya? Katakan!”
teriak Jung Hyuk marah
“Apa Kau
tak mencemaskan masa depanmu?” tanya Tuan Ri. Jung Hyuk membenarkan.
“Karena
itu aku begini. Aku tak mau terus mengenang hari ini dan menyesalinya di
kemudian hari. "Andai cepat, aku bisa melindungi. Andai aku lebih baik,
dia bisa selamat." Sebab itu, aku tak mau memikirkan itu.” Kata Jung Hyuk
“Ayah
tahu betapa menyedihkannya menjalani hidup seperti itu.” Kata Jung Hyuk.
Tuan Ri
hanya bisa terdiam dan mengingat setelah memberikan hormat pada anaknya
tanganya terkepal, seperti sangat marah karena kehilangan anaknya dan tak bisa
melindunginya.
“Pada
saat pulang, aku kesulitan bernapas. Aku cemas akan membahayakannya. Jika
sesuatu terjadi kepadanya, maka aku akan hidup di neraka sampai aku mati.”
Ungkap Jung Hyuk.
“Bernapaslah,
Nak... Kenapa kau tak bisa bernapas? Kita tak bisa biarkan putra kita hidup
menderita.” Ucap Ibu Jung Hyuk akhirnya menarik Se Se Ri keluar.
Jung Hyuk
kaget melihat Se Ri ada didepanya. Se Ri pun berkomentar kalau Jung Hyuk itu
pandai berbicara bahkan tak pernah melihatnya banyak berbicara. Ia lalu
tersadar melihat wajah Jung Hyuk dan bertanya ada ada dengan wajahnya.
“Apa Kau
terluka lagi?” tanya Se Ri khawatir. Jung Hyuk mengaku tak apa-apa. Tuan Ri
yang melihatnya hanya bisa melonggo.
“Kau selalu
bilang begitu. Siapa yang melakukan ini kepadamu?” kata Se Ri.
“Maaf,
aku terlambat.” Ucap Jung Hyu. Se Ri mengeluh agar Jung Hyuk Jangan bilang
begitu.
“Aku yang
harus minta maaf. Ini semua karena aku. Aku pembawa masalah.” Ucap Se Ri. Jung
Hyuk menegasan kalau Se Ri bukan masalah.
“Andai
aku tak kemari...” ucap Se Ri. Jung Hyuk meminta Se Ri Jangan bilang begitu,
karena Itu tak benar. Tuan Ri benar-benar tak percaya melihat sikap anaknya
yang berubah.
Akhirnya
mereka duduk bersama, Tuan Ri menyindir kalau Jung Hyuk yang sudah meneriaki
ayahnya membuat lega. Jung Hyuk hanya bisa
tertunduk diam. Se Ri menyuruh Jung Hyuk kalau harus minta maaf kepada
ayahnya dan sudah membuat masalah.
“Jangan
meneriaki ayahmu begitu. Ini Tidak sopan.” Kata Se Ri. Jung Hyuk kesal Se Ri
yang memihak ayahnya.
“Apa Kau
bangga dengan tindakanmu?” sindir Ayahnya. Jung Hyuk mengaku Tidak, bukan itu
maksudnya.
“Jika Ayah
bilang sudah tahu soal dia...” ucap Jung Hyuk langsung disela oleh Tuan Ri
“ Jika
begitu, apakah kau mengizinkan ayah menemuinya? Kau menyembunyikan wanita itu dan
mengancam keselamatan keluarga!” tegas Tuan Ri
“Tapi ini
semua salahku... Dia tak salah.” Ucap Jung Hyuk membela Se Ri.
“Tapi dia
bilang, ini semua salahnya. Katanya dia mengancammu, agar kau tak bisa laporkan
dia ke Badan Keamanan.” Kata Tuan Ri.
“Apa...
Itu tak benar... Aku tak peduli soal ancamannya. Tak melaporkannya merupakan
keputusanku.” Ucap Jung Hyuk. Tuan Ri ingin tahu alasanya.
“Aku tak
ingin dia terluka... Aku tak percaya Badan Keamanan. Entah apa yang akan
terjadi saat dia di sana. Dia mungkin dilukai, digunakan, atau menghilang begitu
saja.” Kata Jung Hyuk
“Aku ragu
itu takkan terjadi.” Komentar ayahnya. Jung Hyuk pikir itu sebabnya tak membawanya ke sana.
“Jung
Hyuk.. Ini sulit dipercaya... Enyahlah.” Kata Tuan Ri. Jung Hyuk mengerti
mengajak pergi dengan membawa Se Ri.
“Kami
sedang makan malam, jadi Makanlah bersama kami.” Kata Ibu Jung Hyuk. Keduanya
pun mengerti. Sementara Suaminya terlihat masih kesal.
Dan duduk
sendiri dalam bar, Seung Jung melihat Dan duduk sendirian dan langsung
mendekatinya. Dan melihat luka diwajah Seung Jung. Seung Jung mengaku baik-baik
saja dan hanya berkelahi dengan orang-orang di Badan Keamanan.
“Sekarang,
aku tak bisa kembali ke pondok tamu. Aku tinggal di hotel.” Ucap Seung Jung.
Dan merasa tak bertanya.
“Jadi Kau
pesan apa? Aku belum makan seharian, dan aku lapar.” Ucap Seung Jung. Dan
akhirnya minum dengan alkohol yang dinyalakan api lebih dulu.
“Ada apa?
Kau membuatku takut.” Ucap Seung Jung. Dan bertanya apakah Seung Jung tahu
kapan kali pertamanya bertemu Jung Hyuk.
“Tidak,
tapi aku tak tertarik... Sungguh. Aku tak bertanya, tak minat.” Ucap Seung
Jung.
“Saat
usiaku 17 tahun. Kami satu sekolah.” Ucap Dan
Flash Back
Dan yang
masih remaja memimpin kerja bakti dikelasnya menyuruh anak-anak lain agar
mengosok lebih kuat. Tiba-tiba semua anak berlari keluar jendela karena melihat
Jung Hyuk, beberap ingin melihat juga dimana keberadanya.
“Kita
Bisa melihat Jung Hyuk bermain basket itu langka.” Ungkap salah satu teman Dan.
“Jung
Hyuk itu siapa?” tanya Dan bingung. Temanya heran Jung Hyuk itu tak kenal dia
“Dia
dapat tiga hadiah di Kompetisi Seni Nasional dan sedang mempersiapkan diri
untuk Kompetisi Tchaikovsky. Ini Luar biasa. Dia begitu keren.” Ucap temanya
bahagia.
Dan pun
langsung jatuh cinta melihat Jung Hyuk yang terlihat tampann saat bermain bola.
Se Ri pun sempat melihat Jung Hyuk saat menaiki tangga dan dilorong sekolah.
“Sejak itu, dia tak bisa lepas dari
pikiranku. Walau kami tak pernah mengobrol, aku yakin kami saling kenal. Lalu
keluarga kami mengatur pertunangan kami,< dan aku terbang ke Swiss dengan
penuh semangat, ke tempat Jung Hyuk belajar.”
**
Dan yang
sudah dewasa menarik kopernya sendiri menuruni bus dan menuju ke kampus. Jung
Hyuk terlihat baru saja keluar terlihat sangat bahagia. Dan pun terlihat senang
melihat Jung Hyuk yang datang ke arahnya lalu memanggilnya. Jung Hyuk pun mengenal
Dan.
“Aku
pernah dengar dari ayahku... Kita satu SMA...” ucap Dan dan langsung disela
oleh Jung Hyuk
“Senang
bisa bertemu.” Ucap Jung Hyuk. Dan pun membalas Senang bisa bertemu.
“Dia
bilang "Senang bisa bertemu"? Itu bukan kali pertamanya melihatku.
Bahkan anjing di jalan akan mengenali orang yang sering melewatinya. Aku kenal
lebih dahulu. Aku kenal Jung Hyuk sebelum Se-ri. Aku yang menemui dan
menyukainya lebih dahulu. Itu tak penting?” ucap Dan kesal.
“Kau
bodoh... Hal semacam itu tak penting.” Kata Seung Jung lalu menahan Dan agar
tak minum lagi.
“Apakah
aku tampak mabuk?” tanya Dan. Seung Jung membenarkan. Dan langsun mengejek
Seung Jung itu tak bisa tahu.
“Ternyata
kau tak sebodoh itu.” Kata Dan mengejek. Seung Jung mengeluh kalau bisa menerima
jika merendahkannya
“tapi
jangan menghinaku...” kata Seung Jung. Dan berkomenar itu Terserah padanya.
“Aku tak
paham, Kenapa Jung Hyuk tak suka wanita menawan sepertimu? Jangan pernah
menghina. Itu tipe kesukaanku. Kau membuatku berdebar-debar...Sudah cukup...”
kata Seung Jung mengambil gelas Dan.
“Matamu
cukup jeli, ya? Lumayan juga.” Kata Dan. Seung Jung pikir memang dirinya cukup
lumayan.
“Tapi apa
gunanya? Kau dicampakkan wanita itu. Jika kau tak dicampakkan, pasti takkan
seburuk ini.” Ucap Dan kesal.
“Apa
maksudmu? Aku tak dicampakkan. Kaulah yang...” ucap Seung Jung.
Akhirnya
Seung Jung mengendong Dan pulang ke rumah, Ibu Dan membuka pintu bingung siapa
pria yang membawa anaknya. Dan yang mabuk berterik agar Seung Jung boleh
menginap. Nyonya Mo panik anaknya itu pasti gila dan meminta agar menutup
mulut.
“Semua
tetangga bisa mendengar.” Ucap Nyonya Ma memastikan melongo keluar pintu dan
melihat penjaga lift mendengarnya dan langsung bergegas masuk.
“Aku
yakin kau melihat sesuatu.” Ucap Nyonya Mo. Sipenjaga menagku melihat sesuatu.
Nyonya Mo langsung memberikan uang.
“Aku
tidak ingat apa yang kulihat.” Kata Si penjaga. Nyonya Mo menegaskan kalau mungkin
tak ingin mengingatnya.
“Omong-omong,
kukira tunangannya seorang Kapten di perbatasan...” ucap si penjaga dan Nyonya
Mo langsung melempar banyak uang. Si wanita pun mengaku tak ingat apa pun.
Nyonya Mo
akhirnya masuk ke rumah dan melihat anaknya yang tertidur. Dan masih mengigau
menyuruh agar menginap saja. Nyonya Mo hanya bis menatapnya sambil menghela
nafas lalu teringat sesuatu dan mencari Seung Jung, tapi sudah tak ada.
Seung
Jung sudah berlari keluar dari apartment dan terlihat kelelahan mengeluh kalau
harus lebih sering berolahraga. Saat itu seseorang menelpnya dan Seung Jung terlihat
kaget.
“Karena aku
di kamar dan rumah orang lain, aku merasa gugup dan tak nyaman, jadi, tak bisa
tidur.” Ungkap Se Ri
“Apa Kau
merasa gugup dan tak nyaman, jadi, memainkan piano semalaman?” ejek Jung Hyuk
“Ibumu
bilang kepadamu? Itu... Ada banyak yang aku pikirkan. Saat merasa depresi, aku
menenangkan diri dengan seni. Itu kebiasaanku. Omong-omong, kau ingin menjadi
pianis? Aku kebetulan tahu mimpimu saat kecil.” Kata Se Ri
“Itu
semua masa lalu.”ucap Jung Hyuk. Se Ri ingin mengajukan pertanyaan lalu berlari
ke piano.
“Ini yang
kumainkan semalam... Kau tahu lagu apa ini? Aku tanyakan semua orang yang paham
soal musik, tapi tak ada yang tahu.” Ucap Se Ri memainkan lagu yang selalu
diingatnya.
“Kau tahu
lagu ini dari mana?” tanya Jung Hyuk kaget mendengar lagu terakhir untuk sang
kakak
“Aku
dengar seseorang memainkannya saat aku di Swiss. Aku suka lagunya, jadi,
kuhafalkan. Tapi aku tak tahu itu lagu siapa. Tempat itu penuh salju dekat
danau indah. Apa namanya?” kata Se Ri mencoba mengingat-ingat.
“Iseltwald.”
Kata Jung Hyuk. Se Ri seperti tak yakin Itu nama tempatnya dan bertanya tahu
dari mana?
“Ini
lagunya.” Kata Jung Hyuk mulai memainkan pianonya. Se Ri kaget Jung Hyuk tahu lagunya.
“Siapa
penulis lagunya? Apa judulnya?” tanya Se Ri. Jung Hyuk masih mengingat Saat itu
di sore hari dan tempatnya berkabut.
“Aku mau
meninggalkan Swiss setelah dengar kabar kematian kakakku.” Ucap Jung Hyuk. Se
Ri kaget mendengarnya.
“Aku
menulis lagu untuk kakakku, dan aku memainkannya di danau untuk yang pertama
dan terakhir.” Akui Jung Hyuk
Keduanya
duduk bersama di depan piano seperti kembali lagi saat ada diswiss. Se Ri dan
Jung Hyuk saling menatap didalam kamar, seperti keduanya di pertemukan lagi
diSwiss.
“Maksudmu,
kaulah orang yang memainkan lagunya pada hari itu? Bagaimana bisa...Ini Sulit
kupercaya. Pada hari itu, aku sungguh kesepian.” Ungkap Se Ri
“Aku
sungguh berharap mati saat itu. Aku ingin pergi ke tempat yang indah dan
menghilang diam-diam, agar aku tak mengganggu orang lain. Sebab itulah aku ke
sana. Tapi kau... ada di sana. Bahkan saat kau tak mengetahuinya, kau
menyelamatkanku.” Kata Se Ri berkaca-kaca.
“Dengarkan
baik-baik... Besok, kau akan pulang.” Ucap Jung Hyuk.
Tuan Jo
bertemu dengan kepala militer yang sedang main tenis. Ia memperlihatan sebuah
foto memberitahu ada mobil mencurigakan menggunakan pelat mobil sementara di
desa militer pada saat itu jadi melacaknya.
“Mobilnya
pergi ke arah Seojaegol, lalu menghilang. Di sanalah tempat tinggal Direktur
Biro Politik Umum.” Kata Tuan JO
“Anggaplah
wanita itu naik mobil ke sana. Kita tak tahu apakah dia masih di sana. Dia
mungkin sudah dibunuh.” Kata Kepala Militer.
“Petugas
keamanan di Seojaegol merupakan teman kampusku, jadi, aku sudah menyelidiki.
Kudengar ada mobil yang masuk, tapi tak ada yang keluar... Pak. Jika ke sana
sekarang, kau bisa menyingkap kabar besar.” Ucap Tuan Jo yakin
Bersambung
ke Part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar