PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Direktur
Militer datang ke rumah Tuan Ri, didepan penjaga langsung memberikan hormat dan
mempersilahkan masuk. Direktur Militer memberitahu kalau Mobil di belakang bersamany
jadi Izinkan lewat juga. Petugas mengerti dan memberikan hormat.
“Halo..
Pak..Ada hal penting yang ingin kubahas, kini aku di depan rumahmu. Apa Kau
punya waktu?” tanya Direktur Militer menelp Tuan Ri. Akhirnya Ia dan truk milik
badan keamanan masuk rumah.
Di dalam
rumah, Direktur Militer meminta maaf karena datang tiba-tiba Tuan Ri pikir
Direktur Militer itu punya alasan yang bagus lalu melihat Tuan Jo dan berpikir
kalau pernah bertemu. Tuan Jo membenarkan kalau bertemu di ruang rawat Tuan
Jung Hyuk.
“Kenapa
kalian datang bersama?” tanya Tuan Ri. Direktur Militer memberitahu kalau Tuan
Jo bilang soal hal yang aneh.
“Dia
bilang, orang yang dicari oleh Badan Keamanan bersembunyi di sini. Aku tak tahu
haruskah aku percaya dia atau tidak.” Ucap Direktur Militer.
“Maksudmu,
Apa kau mau menggeledah rumahku?” kataTuan Ri. Direktur Militer mengaku bukan
seperti itu.
“Aku
takkan berani. Tapi jika orang itu bersembunyi di sini, orang itu bisa
melukaimu. Itu bisa berakibat fatal.” Kata Direktur memberikan alasan.
“Terima
kasih sudah mencemaskanku.” Ucap Tuan Ri sinis dan Tuan Jo memberikan surat “PERMOHONAN
INVESTIGASI DARURAT”
“Ini
permohonan investigasi darurat dari Badan Keamanan. Kami harus menggeledah
rumahmu untuk sementara.” Kata Tuan Jo
“Ini
hanya demi formalitas. Lakukan dengan penuh hormat.” Ucap Direktur. Tuan Jo
akhirnya menyuruh anak buahnya agar mengeledah.
Sementara
dibarak tentara, Tentara Pyo mengeluh kalau ini sulit dipercaya karena mereka
harus Pergantian darurat. Ju Meok pikir ini Karena Kapten Ri merupakan putra dari
Direktur Biro Politik Umum, maka itu akan bermanfaat bagi mereka sebagai bawahannya.
“Manfaat
apanya? Ini mengejutkan.” Keluh Tentara Pyo. Eun Dong tahu kalau mereka seharusnya
bertugas musim semi depan.
“Hei... Kita
ditipu Kapten Ri... Pikirkanlah. Jika dia sungguh putra Direktur Biro Politik
Umum, kenapa dia ditembak di jalan dan dipenjarakan?” ucap Tentara Pyo.
“Dia
mungkin berbohong karena harapan pribadinya, bahwa di kehidupan berikutnya, dia
ingin terlahir menjadi putra Direktur Biro Politik Umum, dan kita semua tertipu
olehnya.” Kata Tentara Pyo tak percaya.
“Kenapa
kau diam saja?Apa Ada yang kau dengar dari Kapten Ri?” tanya Ju Meok melihat
Tentara Park hanya diam saja.
Para
ibu-ibu berkumpul ingin tahu permintaan
apa yang diminta Jung Hyuk pada kolonel. Nyonya Ma memberitahu apa yang
dikatakan Jung Hyuk pada suaminya.
Flash Back
Jung Hyuk
mengaku ingin meminta bantuannya. Kolonel mempersilahan agar bisa mengatakan
saja. Jung Hyuk meminta agar masukan kompinya ke pergantian darurat.
“Tapi sekarang
musim dingin. Apa Dia meminta suamimu menurunkan mereka di garis depan?” kata
Nyonya Yang kaget. Nyonya Hyun juga bingung.
“Apakah
dia sudah gila setelah dipenjara? Kenapa meminta hal itu?” tanya Nyonya Na
heran.
Sementara
Tuan Jo sudah masuk ke kamar Jung Hyuk tapi tak ada orang dan melihat piano
seperti baru saja digunakan. Tentara Par memmberitahu kalau Kapten Ri akan ke
garis perbatasan dengan Se-ri jadi Sebab itu dia meminta pergantian darurat.
“Apa? Apa
maksudmu? Kenapa mereka ke sana?” kata Tentara Pyo. Tentara Park memberitahu Dia
akan kembali ke tempat asalnya.
“Tapi tak
masuk akal...” ucap Tentara Pyo dan langsung disela oleh Ju Meok.
“Jika
Kapten bisa membawa Se-ri kembali ke sana, itu masih masuk akal.” Ucap Ju Meok.
“Kurasa
kau ada benarnya. Tak ada yang paham daerah itu selain kita. Maksudku, kita
juga menjaga posnya.” Kata Tentara Pyo
“Kita
menyapu daerah itu, dan Kapten Ri penanggung jawabnya.” Ucap Eun Dong
“Daerah
itu merupakan daerah kita.” Ucap Ju Meok dan mereka pun bergegas untuk bersiap.
Akhirnya
mobil tentara pun masuk ke PERBATASAN
melalui PINTU MASUK UTARA DMZ 1.
Sementara di rumah Jung Hyuk, Direktur Militer terlihat gugup. Tuan Ri
melihat jam tanganya bisa mengucap syukur kalau temanya itu masih peduli
terhadapnya.
“Tapi
seharusnya ini sudah cukup. Hari mulai gelap.” Kata Tuan Ri. Direktur Militer
mengerti.
“Tampaknya
aku mendapat laporan palsu.” Kata Direktur Militer langsung memukul Tuan Jo
dengan keras.
“Kau tahu
kita sedang di mana? Kenapa kau main-main? Ini Sudah cukup.” Kata Direktur
“Bukankah
Jung Hyuk mengunjungimu? Bukankah dia menyembunyikan wanita itu?” kata Tuan Jo.
Direktur langsung menendang kaki Tuan Jo.
“Kau
belum tahu kabar terbarunya. Ada pertukaran kompi darurat karena pembelot di
garis perbatasan. Putraku pasti sudah di garis perbatasan sebagai kapten
kompinya.” Kata Tuan Ri.
“Aku tidak
tahu, Maafkan aku atas ketidaksopanan ini.” Direktur membungkuk meminta maaf.
“Itu
tempatnya... Dia ke garis perbatasan untuk kembalikan wanita itu ke Selatan.”
Kata Tuan Jo dengan mata melotot.
“Tutup
mulutmu.” Kata Direktur marah. Tuan Jo yakin kalau duganya benar.
“Kemungkinan
mereka memasuki zona demiliterisasi.” Kata Tuan Jo. Direktur kembali memberikan
pukulan dan meminta maaf pada Tuan Ri kalau akan mengurusnya.
Tuan Jo
akhirnya dibawa pergi oleh petugas keluar rumah. Direktur pun membawa surat dan
pamit pergi.
Se Ri pun
pergi dengan dikawal oleh lima tentara sampai matahari hampir terbenam mereka
sampai ke sebuah rumah. Se Ri mengaku Atak tahu ada desa di zona
demiliterisasi. Eun Dong memberitahu kalau Orang-orang tinggal di sini sebelum
perang.
“Rumah
ini dalam kondisi bagus.” Ucap Tentara Pyo. Ju Meok pun menyuruh Se Ri untuk
duduk. Tentara Pyo pun memeriksa kendi yang ada didepanya.
“Ini
bukan alkohol, tapi obat.,, Pasti dibuat sebelum tahun 1953...” ucap Tentara
Pyo yang akan menungkan arak dalam toples.
“Sersan
Kepala Pyo.” Ucap Jung Hyuk memperingati. Tentara Pyo pun langsung menaruhnya
kembali.
“Kenapa
ada mangkuk di atas tempayan itu?” tanya Se Ri heran. Eun Dong memberitahu
kalauMangkuk untuk air tawar.
“Apa Maksudmu,
digunakan untuk berdoa?” tanyaSe Ri. Ju Meok membenarkan.
“Kurasa
orang yang pernah tinggal di sini punya putra yang ikut perang. Ada fotonya di
kamar. Kami tak pernah sentuh mangkuknya. Kami semua punya ibu.” ucapTentara
Pyo
“Ibumu akan
bahagia begitu kau kembali. Dia pasti menantikanmu.” Kata. Ju Meok. Se Ri
mengaku tak tahu dengan wajah sedih.
“Kau bisa
lihat dari sini.” Ucap Ju Moek.Se Ri ingin tahu melihat apa.
Semua
duduk di tepi hutan, Ju Meok menunjuk gunung kecil didepanya dan memberitahu
kalau itu Gunung Bukhan jadi itu adalah Seoul. Se Ri tak percaya mendengarnya
kalau mereka sudah sedekat itu.
“Walaupun
dekat sekali, kita tak akan bisa bertemu lagi, 'kan? Tetap saja, kau bisa
menemui ibumu. Aku iri.” ucap Eun Dong sedih
“ Aku tak
seakrab itu dengan ibuku. Kau bisa menemui ibumu setelah bebas tugas.” Ucap Se
Ri
“Apa Kau
meledeknya? Masih sembilan tahun dan tujuh bulan sebelum dia bebas tugas.” Kata
tentara Pyo. Se Ri melonggo mendengarnya.
“Sembilan
tahun tujuh bulan? Lama sekali... Eun Dong, kau pasti sangat merindukan ibumu.”
Ucap Se Ri.
“Ya... Aku
rindu dia. Aku mencemaskannya. Kampung halamanku lebih dingin daripada di sini.
Terpikir, apakah kayunya cukup. Aku Terpikir, apakah adik-adikku bisa makan.
Adik bungsuku, tubuhnya lemah, jadi, dia sering sakit.’ Cerita Eun Dong
“Mereka
pasti baik-baik saja... Kalian jangan sampai terluka. Pastikan makan dengan
baik. Tetap jaga kesehatan, dan hidup dengan baik, ya? Kalian takkan tahu. Kedua
negara bisa bersatu kembali.” ucap Se Ri menyakinkan.
“Jangan
membual... Hiduplah dengan baik saat kau pulang. Jika kau kembali lagi, aku
akan...” kata Tentara Pyo dan langsung di sela oleh Se Ri.
“Aku akan
menguburmu di gunung atau sungai... Terserah... Kubur aku di gunung atau
sungai.” Ucap Se Ri tak peduli.
“Matahari
sudah mulai terbenam. Wanita berisik itu bisa pergi saat gelap.” Kata tentara
Pyo.
Di Seoul,
Nyonya Do mencoba membuka pintu tapi tak bisa membukanya. Ia memberitahu ibu
mertuanya kalau harus panggil tukang kunci karena tak ada kunci utama juga.
Nyonya Han terdiam didepan rumah anaknya.
Flash Back
Nyonya
Han menunggu didepan rumah. Se Ri baru pulang bisa tersenyum melihat ibunya
datang lalu bertanya kenapa datang ke rumahnya. Tapi Nyonya Han dengan
sinis menyuruh agar membuka pintunya.
Akhirnya Se Ri menekan password rumahnya.
“Sandinya
ulang tahunku... Hari saat aku hampir mati.” Ucap Se Ri dengan nada sedikit
menyindir.
Nyonya
Han akhirnya menekan hari ulang tahun Se Ri dan pintu langsung terbuka. Nyonya Do kaget kalau Nyonya Han tahu
sandinya dan ingin tahu dari mana. Ia pikir ibunya itu sangat hebat dan
bertanya-tanya Kenapa dia bisa tahu segalanya
“Dia bisa
memasuki rumahku juga.. Apa Kau tak cemas?” ucap Nyonya Do panik. Nyonya Ko
sedikit gugup tapi seolah tak peduli dan langsung masuk.
“Aku penasaran
siapa yang merebutnya saat pelelangan di Hong Kong. Ternyata di sini.” Ucap Nyonya
Do saat melihat isi rumah Se Ri dengan barang-barang bermerek.
Nyonya
Han hanya duduk diam diruang tamu seperti wajahnya terlihat gugup.
Flash Back
Se Ri
membawakan kopi untuk ibunya. Nyonya Han pun mengucapkan Terima kasih. Se Ri pun ingin tahu alasan
ibunya datang ke rumahnya. Nyonya Han menyuruh agar Se Ri menjual saham perusahaannya
karena pasti tahu kedua kakak Se Ri dalam kesulitan.
“Haruskah
kau melakukan itu?” ucap Nyonya Han sinis. Se Ri pikir alau Kakak-kakak dan Ayah tak ada urusan dengan
perusahaannya.
“ Aku yang
mendirikan dan mengembangkan dan akan kujual sahamnya.. Ibu... Tidak mudah
sampai di sini sendirian. Ini sangat sulit.” Jelas Se Ri.
“Tak ada
yang memintamu... Aku tahu apa yang kau rencanakan. Kau mau ayahmu melihatnya dan
menyadari kalau kau lebih baik dari kedua kakakmu. Kau mau terpilih. Kau mau
merebut segalanya!” kata Nyonya Han sinis. Se Ri tak percaya dengan sikap
ibunya.
“Kau
panggil "Ibu"? Jika kau lepaskan keserakahanmu, hubungan kita pasti
akan akrab seperti ibu dan putri sungguhan.” Ucap Nyonya Han.
“Ini
bukan keserakahan. Tapi Ini mimpiku.” Tegas Se Ri. Nyonya Han menyindir Apakah
Se Ri pantas dapat kemewahan itu.
“Karena
kau, hidupku menderita.” Ucap Nyonya Han sinis. Se Ri hanya diam saja.
Nyonya
Han terdiam seperti tak percaya dengan sikap dingin tapi Se Ri masih bersikap
baik padanya. Nyonya Do sibuk melihat koleksi tas Se Ri dan tahu kalau itu
Desainer Jean Merritt wafat setelah menandatanganinya.
“Cepat
Letakkan dan Keluarlah.” Ucap Nyonya Han. Nyonya Do bingung kalau mereka harus
pergi sekarang?
“Kau
sedang apa?” kata Nyonya Han melihat Nyonya Ko sibuk mengambil gambar dengan
ponselnya di meja kerja Se Ri dengan banyak tumpukan berkas.
“Cepat
atau lambat, kita harus merger atau mengambil alih Se-ri’s Choice. Dokumen ini
akan membantu.” Kata Nyonya Ko.
Nyonya
Han melihat di meja kerja ada banyak PENGHARGAAN PERUSAHAAN CEO WANITA TERBAIK
TAHUN INI dan juga foto Se Ri dengan penghargaanya. Nyonya Do lalu melihat ada
foto ibu mertuanya disamping pohon natal.
Sebelumnya,
Se Ri sedang membawa kopi dan melihat ibunya berdiri tepat disamping pohon
natal. Ia pun diam-diam langsung mengambil fotonya. Nyonya Han menatap fotonya
seperti tak percaya dengan sikap Se Ri yang masih baik.
Jung Hyuk
berjalan dengan Se Ri menyuruh agar menjaga dirinya serta Kembalilah ke hidup seolah-olah
tak ada yang terjadi. Se Ri pikir Jung Hyuk
tak berhak mencemaskannya dan menurutnya akan baik-baik saja karena
Banyak pekerjaan menanti jadi akan langsung terbiasa.
“Seperti
biasa, aku akan hasilkan dan habiskan uang dengan baik, bekerja dengan rajin,
dan mengencani pria.” Ucap Se Ri.
“Mengencani
pria?”ucap Jung Hyuk dengan nada cemburu. Se Ri bertanya apakah Tidak boleh
“Itu...
Terserah kau... Tapi Bukankah kau bilang kita harus ada masa berkabung?
Seingatku enam bulan... Maksudku hanya saran saja.” Kata Jung Hyuk.
“Kau
menyuruhku kembali ke kehidupanku.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pikir Tapi bukan kembali ke pria lain.
“Kau
menyuruhku kembali seolah-olah tak ada yang terjadi.” Kata Se Ri. Jung Hyuk
menegaskan tak menyuruhnya mendekati pria lain.
“Apakah
enam bulan cukup?” tanya Se Ri. Jung Hyuk menganguk. Se Ri pun setuju.
“Selama
enam bulan, akan menjadi masa berkabungku. Ini memang takdir. Coba Pikirkanlah.
Kebetulan sekali kita bertemu di Swiss, lalu di Korea Utara.” Ucap Se Ri. Jung
Hyuk tiba-tiba menatap Jung Hyuk.
“Kau
boleh mengencani pria dan bercengkerama dengan yang lain seolah-olah tak ada
yang terjadi. Tapi jangan kesepian lagi. Jangan pernah berpikir ingin
menghilang di tempat yang indah.” Pesan Jung Hyuk.
“Kau
punya aku.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri pikir Jung Hyuk takkan ada di sisinya.
“Aku
takkan ada di sisimu, tapi aku selalu berdoa agar kau tak kesepian. Berbahagialah,
sampai akhir hayatmu.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun merasa senang kalau Jung Hyuk
juga berpikir seperti itu
Semua
berkumpul diluar rumah. Eun Dong ingin tahu
Bagaimana caranya mencapai perbatasan dari sini. Tentara Pyo menunjukan
arah didepanya dan kalau mereka berjalan kesana maka bisa sampai Sungai
Yeokgok.
“Ada
perahu kecil. Orang menyembunyikannya untuk tangkap ikan dengan granat saat
ombak pasang. Lalu ada jalan bebas ranjau. Jalannya ditandai dengan batu granit
kotak setinggi 40 cm. Tak ada ranjau dalam radius 10 meter. Jika mengikuti
jalan itu, kau akan tiba di Garis Perbatasan Selatan
Jung Hyuk
melihat kapal yang ditutup terpal lalu mengayuh dayung, setelah itu berjalan
lagi sama seperti yang dikatakan Tentara Pyo.
Eun Dong
pikir Tak jauh dari sini. Tentara Pyo tahu Pulang-pergi pasti sekitar satu atau
dua jam...lalu merea tiba-tiba terdiam dan melihat ke arah langit. Ju Meok
panik karena sekarang sebentar lagi fajar.
“Kenapa
Kapten belum kembali?” kata Tentara Park. Eun Dong pikir mungkin dia tersesat. Tentara
Park pikir itu Tak mungkin.
Jung Hyuk
berjalan lebih dulu dan berhenti. Se Ri bingung bertanya Ada apa. Jung Hyuk
memberitahu ini jalan yang salah. Se Ri tak percaya kalau terjadi lagi karena
terus salah jalan. Jung Hyu pernah lihat jalan itu dan Jalannya terlihat mirip,
jadi...
“Ri Jung
Hyuk... Jujurlah kepadaku... Kau buta arah, 'kan?” ucap Se Ri ragu.
“Di antara kita, Kapten Ri yang
paling pandai mencari arah< bahkan dalam kegelapan.” Ucap tentara Pyo
Jung Hyuk
pun berbohong mengaku buta arah bahkan tak bisa mencari arah dalam gelap dan
meminta maaf.
“Fakta bahwa
dia belum kembali berarti entah dia mengalami kecelakaan...” ucap Tentara Pyo.
Semua terlihat kaget dan panik
“...atau
dia ingin habiskan waktu bersamanya.” Ucap Tentara Pyo. Semua langsung setuju
dengan senyuman.
Akhirnya Jung
Hyuk menemukan papan “GARIS DEMARKASI MILITER” dan memberitahu kalau sudah
sampai. Se Ri pun bisa bernafas lega kalau akhirnya sampai juga.
“Apa Kau
lihat pohon sebelah sana? Berjalanlah ke arah pohon itu. Itu pintu masuk tim
pencarian Korea Selatan. Tim pencari akan patroli di pagi hari, jadi, minta
bantuan mereka.” Ucap Jung Hyuk.
“Omong-omong,
bisakah kau antar aku ke sana?” tanya Se Ri gugup. Jung Hyuk langsung
mengelengkan kepala.
“Aku tak
bisa sama sekali melewati garis ini. Jangan
lupa perhatikan bebatuannya.” Kata Jung Hyuk
“Jung
Hyuk, jangan lupakan aku.” Kata Se Ri. Jung Hyuk menegaskan kalau itu tidak
akan.
“Bagaimana
bisa melupakan wanita yang jatuh dari langit?”goda Jung Hyuk. Se Ri mengaku tidak
jatuh.
“Tapi Aku
turun... Aku pergi sekarang.” Kata Se Ri dan langsung beranjak pergi sendiri.
Jung Hyuk tiba-tiba melangkah masuk dan menarik Se Ri
“Selangkah
saja seharusnya tak masalah.” Ucap Jung Hyu dan langsung mencium Se Ri
EPILOG
Jung Hyuk
akan mengambil topinya lalu tak sengaja melihat rak bukunya dan seperti melihat
Se Ri yang masuk ke dalam kamarnya.
Flash
Back
Se Ri
mengeluh melihat rak buku milik Jung Hyuk karena semua bukunya bernuansa gelap dan
sulit dicerna. Ia pun menyusun rak buku muilik Jung Hyuk.
Saat itu
Jung Hyuk melihat dibagian atas buku ada pesan yang dari Se Ri “AKU
MENCINTAIMU, RI JUNG HYUK” wajahnya pun tersenyum.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar