PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Hyuk
melihat para penjaga sedikit menjauh dan akhirnya pergi ke tempat SAKELAR lalu
memutuskan aliran listrik. Semua lampu akhirnya mati. Se Ri bingung. Seung Jung
pikir Seharusnya tak ada pemadaman di sini dan memanggil Tuan Chun.
“Kau
Kabari gardu listrik... Akan kuperiksa masalah dengan tiang listriknya.” Ucap
Pengawal pada temanya. Mereka pun berpencar.
Saat itu
Jung Hyuk akan masuk harus melawan semua pengawal yang menjaga rumah. Dengan
ilmu bela dirinya melawan semuanya. Se Ri melihat dari depan jendela kaget
melihat Jung Hyuk yang datang berpikir kalau sudah gila.
“Dia
seharusnya di rumah sakit.” Ucap Se Ri khawatir dan ingin keluar menemui Jung
Hyuk
“Untuk
apa kau keluar? Apa kau Mau pergi bersamanya? Apa Kau mau hidup dengannya di
Korea Utara? Ataukah...Kau mau membawanya ke Seoul? Kau mau apa?” ucap Seung
Jung menyindir. Se Ri hanya diam saja.
“Menyebalkan
jika bertanya dan tak dapat jawaban. Ini tak benar, Se-ri. Jangan buka
pintunya. Apa Kau pikir dia bisa membantumu pulang? Dia terus gagal.” Kata
Seung Jung.
“Jangan
bicara begitu tentangnya. Dia mengusahakan yang terbaik. Dan aku memilih untuk
tak pergi. Kami akan mencari cara lain.” Kata Se Ri membela.
“Baiklah...
Anggaplah kalian punya rencana. Lalu akibatnya? Siapa yang menanggung?” ucap
Seung Jung. Se Ri tak mengerti akibat apa yang dimaksud.
“Kita di
Korea Utara. Jika kau kembali ke Selatan dengan selamat, belum tentu Ri Jung
Hyuk juga selamat.” Kata Seung Jung.
“Kenapa
kau begitu yakin?” kata Se Ri. Seung Jung pikir Se Ri kenal dengan Seo Dan,
tunangan Jung Hyuk.
“Apa Kau
kenal wanita itu? Wanita itu sudah tahu. Dia sudah mengetahui identitasmu,
Se-ri. Dia takkan membiarkan Ri Jung Hyuk memberimu perlindungan dan
melindungimu. Dia ingin menyingkapmu. Lalu Ri Jung Hyuk... Dia akan mati di sini.”
Kata Seung Jung menyakinkan.
“Dia akan
mati. Semua akan baik-baik saja, jika kau biarkan dan relakan dia. Semua akan
kembali seperti semula. Kau, kembali ke tempatmu. Dan dia, kembali ke tempat
asalnya.” Ucap Seung Jung terus menyadarkan.
Jung Hyuk
bisa melawan semua pengawal walaupun wajahnya terluka. Se Ri keluar rumah
mengeluh dengan yang dilakukan Jung Hyuk datang ke tempatnya. Jung Hyuk pun
memastikan kalau Se Ri tak terluka. Se Ri mengeluh kalau tak berhak mengkhawatirkan
orang lain.
“Ini
konyol.Apa Kau pikir luka tembak itu lelucon? Apa Kau tak dengar kata dokter? Dia
bilang kau harus berhati-hati selama dua sampai empat pekan. Kenapa kau kemari
di cuaca dingin selarut ini? Sedang apa kau di sini?” ucap Se Ri marah
“Apa Kau
harus bertanya? Aku menjemputmu. Kukira kau menungguku.” Ucap Jung Hyuk
“Maaf
membuatmu kecewa, tapi aku tak menunggumu. Biarkan aku kembali ke Seoul. Aku harus
pulang agar bisa melanjutkan hidupku.” Kata Se Ri
“Aku akan
cari cara lain.” Ucap Jung Hyuk menyakinkan. Se Ri pikir itu tak bisa.
“Rencanamu
terus gagal. Mana bisa kupercaya? Seung Jung punya rencana. Kami akan daftarkan
pernikahan Dan aku dapat paspor orang luar. Aku bisa pergi dengan selamat. Dia
baru saja melamarku dan Aku akan menerimanya. Jadi, lebih baik kita tak bertemu
lagi.” Kata Se Ri sambil menahan tangisnya.
"Kita"...
Aku yang bilang, tapi itu konyol. Tak ada kata "kita"... Kita tak punya
hubungan. Kita berdua seperti ini saja sudah melanggar hukum. Aku muak akan
tempat ini. Aku sangat ingin pergi dari sini. Jangan coba hentikan aku.” Ucap
Se Ri dengan mata memerah.
“Kau Datang
jauh-jauh kemari untuk menjemputku membuatku tak nyaman, dan aku tak suka.”
Kata Se ri.
“Apa Kau
serius?” tanya Jung Hyuk mendekat. Se Ri mengaku serius. Jung Hyuk menghapus
air mata Se Ri mengaku paham.
“Aku
mengerti, jadi, jangan menangis.” Kata Jung Hyuk lalu melangkah pergi.
Anak buah
Seung Jung akan mengejar Jung Hyuk, Seung Jun menahanya merasa tak perlu dan
menyuruh mereka untuk Kembali ke pos saja. Semua pun kembali masuk rumah. Seung
Jung mengajak Se Ri masuk rumah .
“Masuklah
tanpaku... Aku ingin sendirian.” Ucap Se Ri. Seung Jun mengerti karena di luar
dingin jadi meminta agar jangan terlalu lama.
“Ini
Dingin sekali... Dia sendirian. Bagaimana kalau dia pingsan saat pulang?
Bagaimana kalau begitu? Astaga. Ini membuatku gila... Aku harus bagaimana?”
ucap Se Ri menangis sendiri diluar.
Seung
Jung meminum wine sendirian lalu mendengar deru mesin mobil dan langsun berlari
keluar rumah. Se Ri sudah mengemudikan mobil keluar rumah. Seung Jung pun hanya
bisa berteriak memanggilnya. Jung Hyuk
berjalan di hutan dengan salju yang turun dengan deras. Se Ri mengemudikan
mobilnya mencoba mencari Jung Hyuk.
“Ke mana
dia pergi? Padahal belum lama. Dia di mana?” kata Se Ri panik lalu melihat Jung
Hyuk berjalan sendirian.
“Masuklah
ke mobil. Aku akan mengantarmu.” Ucap Se Ri turun dari mobil, tapi Jung Hyuk
langsung memeluknya dengan erat.
“Lepaskan
aku. Aku tak datang untuk ini.” Kata Se Ri mencoba melepaskanya, tapi Jung Hyuk
terus memeluknya.
Di rumah,
Seung Jung tak percaya kalau Se Ri membawa mobilnya. Tuan Chun mengejek Seung
Jung bersikap seolah-olah rencananya
bagus dan biarkan dia berkhianat. Seung Jung terlihat uring-uringan sambil
berjalan mondar-mandir.
“Ada satu
masalah lagi.” Ucap Tuan Chun. Seung Jung ingin tahu masalah apa.
Di dalam
mobil, Se Ri memberitahu hanya mengikuti Jung Hyu karena khawatir akan mati
membeku karena kondisinya dan Hanya itulah niatnya kemari. Jung Hyuk
mengerti. Se Ri menegasan akan langsung
pergi setelah menurunkan Jung Hyuk di rumah.
“Tak ada
yang berubah... Ucapanku tadi serius. Kita akan berpisah mulai sekarang.”
Ucap Se Ri mencoba menyalakan mesin
mobil.
“Kurasa
mobil yang dibawa Se-ri akan kehabisan bahan bakar. Aku meminta mereka membawa
bensin dan perbekalan lain. Tapi dia malah membawa mobil itu. Ini gawat.” Kata
Tuan Chun.
“Astaga.
Mereka bisa mati membeku di badai salju ini. Saljunya takkan berhenti turun.”
Kata Seung Jung.
Se Ri
binggung karena melihat bensin yang habis dan mereka tak bisa tinggal di dalam
mobil. Jung Hyuk pikir Tak ada rumah di dekat sini tapi Ada sekolah tak jauh
dari sini jadi bisa menyalakan api di sana. Ia pun mencari senter dan mengajak
mereka pergi kesana lalu memeluk Se Ri ke sekolah
Tuan Jo
menunggu di tengah salju yang turun lebat dengan ucapan dari temanya.
Flash Back
Seniornya
memberitahu Sulit membuat janji temu dan Hanya yang punya koneksi yang bisa
bertemu Direktur Militer Komisi Pusat. Tuan Jo pun memastikan Direktur Militer
Komisi Pusat punya kuasa untuk melawan Direktur Biro Politik Umum,
“Jaga
ucapanmu. Jika Direktur Biro Politik Umum terbenam, maka Direktur Militer
terbit. Jika tak mau terbakar oleh kedua matahari, jangan membuat kesalahan.
Paham?” pesan Seniornya.
“Jangan
khawatir... Menurutmu, kenapa Direktur Militer mau bertemu denganmu? Matahari
terbenam harus cepat turun, tapi menolak turun. Jadi, matahari terbit penuh
dengki.” Jelas Seniornya.
“Direktur
Militer butuh alasan untuk mengenyahkan Direktur Biro Politik Umum. Jika kau
memberinya informasi tepat, situasi bisa berubah. Hei, jika lancar, jangan lupa
aku membantumu. Paham?” tegas temanya.
Akhirnya
Tuan Jo melihat sebuah mobil datang, dua orang pria turun langsung memeriksanya
seperti ingin memastikan tak ada alat penyadap. Si Direktur pun militer pun
membahas Putra Direktur Biro Politik Umum melindungi wanita tak dikenal dari
Selatan
“Dan
wanita dari Divisi 11 itu dalam pengawasan khusus, tapi belum dipastikan?” kata
Direktur Militer.
“Bukan
belum dipastikan, tapi tak bisa dipastikan. Harus didakwa sebagai investigasi
resmi oleh Badan Keamanan agar bisa memeriksa identitas anggota Divisi 11.
Walau hanya kecurigaan, identitasnya tak bisa dipastikan.” Jelas Tuan Jo
“Terlebih
lagi, dia punya hubungan dengan Direktur Biro Politik Umum, ini makin sulit.”
Ucap Tuan Jo
“Lalu,
kenapa mau menemuiku?” tanya DirekturMiliter. Tuan Jo pikir Jika Direktur Militer bisa mendapat
persetujuan Jenderal, segalanya akan lebih mudah. Direktur Militer
memikirkanya.
“Membuatnya
mata-mata Selatan akan lebih mudah. Bahkan Direktur Biro Politik Umum takkan
bisa selamat dari ini.” Ucap Tuan Jo menyakinkan.
“Aku punya
pertanyaan. Maksudmu, si rubah tua itu tak tahu apa yang dilakukan putranya? Jika
dia tahu, dia pasti sudah melakukan sesuatu.”kata Direktur Militer.
“Kau tak
bisa lihat apa yang ada di dekatmu. Bahkan orang tercerdas tak mengetahui
kebohongan putranya sendiri.” Kata Tuan Jo
“ Jika
kuminta izin dari Jenderal langsung, maka aku juga mempertaruhkan karierku.
Untuk melakukan itu, aku harus yakin wanita itu masih hidup. Bawa wanita
Selatan itu kepadaku.” kata Direktur. Tuan Jo menganguk mengerti.
Tuan Jo
menerima telp dari Tuan Jo memberitahu kalau Kapten Ri belum pulang dan Para
prajuritnya datang ke rumahnya di sore hari. Tuan Jo tahu Tampaknya dia baru
saja dibolehkan pulang tapi Kenapa dia tak di rumah dan ingin tahu kemana
perginya.
Si kepala
Dokter terlihat seperti disandera dengan pistol dalam ruangan CCTV. Tuan Jo
mengerti dan meminta Tuan Jung Jika Kapten Ri atau wanita itu kembali agar
segera mengabarinya. Tuan Jung mengerti.
Dokter
dengan wajah ketakutan memperlihatkan CCTV, memberitahu kalau Kapten Ri meminta
izinnya untuk menonton rekaman kemarin lalu menulis nomor pelatnya. Tuan Jo
bisa mengenal mobil Seung Jung dan langsung mengumpat marah.
Seung
Jung menelp Dan memberitahu Karena cuaca hari ini jadi tak bisa cari mereka. Ia
pikir Setelah melihat mereka bersama,merasa ini takkan mudah. Dan hanya diam
saja. Seung Jung memastikan kalau Dan masih ada diseberang telp.
“Aku
mendengarkan.” Kata Dan. Seung Jung pun meminta Dan harus bergerak.
Akhirnya
Jung Hyuk menyalakan api di perapian dan Se Ri menaruh teko diatasnya agar
udara bisa menjadi hangat. Keduanya pun duduk sambil menghangatkan diri. Jung
Hyuk bertanya apakah Se Ri akan melakukannya. Se Ri bertanya balik apa
maksudnya.
“Menikahinya.”
Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Hanya di atas kertas jadi tidak bisa melakukanya.
“Walau
begitu, itu bukan lelucon.”ucap Jung Hyuk. Se Ri pikir situasi mereka sekarang bukan lelucon juga.
“Menurutku,
seseorang tak boleh menikah seperti itu.” Komentar Jung Hyuk. Se Ri berkomentar
Jung Hyuk sendiri juga punya masalah.
“Kudengar
tunangan yang mau kau nikahi, tahu soal aku. Apa Kau tahu itu?” tanya Se Ri.
Jung Hyuk membenarkan.
“Bagaimana
Kalau dia melaporkan kita? Lalu apa yang terjadi? Apa kalian akan batal
bertunangan?” tanya Se Ri khawatir.
“Kau
khawatir pertunanganku batal?” tanya Jung Hyuk. Se Ri mengakuhanya
mengkhawatirkan hidup Jung Hyuk.
“Hidupmu
di sini bisa hancur karena aku. Aku tak suka itu.” Ungkap Se Ri. Jung Hyuk pun
hanya bisa diam saja.
“Apakah
Nona Seo Dan itu cinta pertamamu? Apakah kalian satu SMP?” tanya Se Ri. Jung
Hyuk menjawab tidak.
“Kami tak
kenal saat masih bersekolah.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pun ingin tahu siapa. Jung
Hyuk hanya menatapnya.
“Aku
bertanya soal cinta pertamamu. Siapa?” kata Se Ri. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Tak
heran. Kau memang tipe orang yang akan terus melajang.” Kata Se Ri.
“Aku tak
paham maksudmu, tapi itu terdengar
menghina.” Komentar Jung Hyuk. Se Ri membenarkan.
“Mungkin
benar... Kata itu memang agak menghina.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pun hanya bisa
diam saja.
Di teras
rumah, Tuan Jung minum dengan salju yang turun dengan lebat. Istrinya memanggil
melihat Tuan Jung yang minum selarut ini. Tuan Jung pikir sudah membangunkan
istrinya dan menyuruh agar tidur. Nyonya Hyun pikir Tuan Jung mengkhawatirkan
Kapten Ri.
“Kau Tahu
dari mana?” tanya Tuan Jung gugup. Nyonya Hyun mengingatkan sudah menjadi istri pengkhianat selama
sepuluh tahun.
“Jadi Kenapa
aku tak tahu?” ucap Nyonya Hyun. Tuan Jung menganguk mengerti.
“Man Bok,
kau hanya menjalankan tugas dari negara kita. Walau sesuatu terjadi dengannya,
itu bukan salahmu.” Kata Nyonya Hyun menyakinkan suaminya.
“Sayang...
Apa Kau ingat Kapten Ri Mu Hyuk?” tanya Tuan Jung. Nyonya Hyun yakin pasti
mengingatnya.
“Dia baik
kepada keluarga kita.” Kata Nyonya Hyun. Tuan Jung mengaku kalau sudah membiarkan dia mati.
“Misimu
sudah jelas...” kata Nyonya Hyun. Tuan Jung menyela kalau adiknya adalah Kapten
Ri Jung Hyuk. Nyonya Hyun kaget mendengarnya.
“Jika
sesuatu terjadi kepada Kapten Ri Jung Hyuk juga, aku tak bisa tetap hidup. Aku
membiarkan orang yang memanusiakan diriku mati, dan aku harus tetap setia
kepada orang yang tak memperlakukanku begitu.” Kata Tuan Jung merasa bersalah.
“Jika itu
misi dari negara kita... Jika itu tujuan hidupku, bukankah itu terlalu kejam?”
kata Tuan Jung menangis. Nyonya Hyun hanya bisa terdiam.
Se Ri
memastikan api tetap menyala lalu melihat Jung Hyuk yang tertidur bersandar di
dinding. Ia memeriksa kalau Jung Hyuk itu demam dengan wajah khawatir, lalu
menatapnya tak percaya kalau masih bisa tidur seperti ini, jadi memang
prajurit.
Ia pun
mencoba menyandarkan Jung Hyuk dibahunya lalu memegang tanganya dengan erat
walaupun memakai cincin pemberian dari Seung Jung.
Jung Hyuk
keluar dari rumah, Mu Hyun meminta agar adiknya berhati-hati. Jung Hyuk pun
juga berpesan pada sang kakak. Mu Hyuk menganguk mengerti dan menyuruh adiknya
segera agar tak terlambat. Jung Hyuk tiba-tiba memberikan hadiah untuk
kakaknya.
“Apa? Kau
dapat uang dari mana?” kata Mu Hyuk melihat hadiah yang berikan Jung Hyuk.
“Aku beli
dengan uang hadiah dari kompetisi itu.” Kata Jung Hyuk bangga. Mu Hyuk pikir Seharusnya adiknya beli sesuatu
untuk dirinya.
“Pepohonan
di pos jaga begitu lebat, sinar matahari tak bisa menembusnya. Kau harus tahu
waktu.” Kata Jung Hyuk
“Aku tak
butuh yang semahal ini.” Ucap Mu Hyuk. Jung Hyuk meminta sang kakak agar
mencobanya.
“Jam ini
terlihat bagus... Terima kasih.” Kata Mu Hyuk. Jung Hyuk mengeluh agar kakaknya
Jangan bilang begitu karean ia yang berterima kasih.
Mu Hyuk
mengerti dan menyuruh agar bisa segera pergi karena bisa terlambat. Jung Hyuk
akan pergi tapi malah sudah kehilangan sang kakak dan langsung memanggilnya,
tapi sang kakak sudah menghilang.
Jung Hyuk
membuka mata seperti tersadar kalau melihat Se Ri ada didekatanya. Se Ri ingin
memastikan kalau Jung Hyuk baik-baik saja, tapi melihat Jung Hyuk yang sudah
pucat dan harus pulang atau ke rumah sakit.
“Matahari
sudah terbit, salju sudah berhenti turun. Kita pergi, ya?” ucap Se Ri.
Tuan Yoon
keluar dari ruangan melihat Dan datang menemuinya lalu menyuruh agar duduk dan
bertanya Ada apa, Dan mengaku ada yang harus dikatakan.
Di rumah
Seung
Jung panik karena mereka belum sampai. Tuan Jung mengaku sudah meminta
mobil,tapi tampaknya ada masalah saat kemari karena salju. Seung Jung mulai
mengumpat marah. Tuan Chun melihat sesuatu yang datang. Tapi Seung Jung pikir bukan
itu.
“Apa itu?
Siapa mereka? Kenapa mereka kemari?” kata Seung Jung bingung melihat Tuan Jo
yang datang dengan truk besar.
“Segera
geledah.” Teriak perintah Tuan Jo. Semua anak buahnya mengerti
Tuan Jo
langsung mendekati Seung Jung terlihat sangat marah, Seung Jung bingung ada apa
berjalan mundur. Tuan Jo langsung memukul Seung Jung sampai berdarah. Seung
Jung bingung lalu berpikir Ini karena Se-ri.
“Dia tak
di sini. Tapi Kau tak bisa perlakukan aku begini. Aku tamu. Kau seharusnya
melayaniku! Baik. Lakukan sesukamu. Kau
mau uangku, 'kan? Kau takkan dapat sepeser pun.” kata Seung Jung. Tuan Jo malah
mengeluarkan pistolnya.
“ Dengar,
Pengecut Selatan... Aku tak berminat soal uang. Aku hanya butuh sesuatu yang
bisa didapat dengan uang. Contohnya, aku mau kekuasaan untuk bisa membunuh
siapa pun dan di mana pun. Tapi aku tak butuh kekuasaan macam itu.”tegas Tuan
Jo.
“Orang-orang
di Selatan berpikir kau sudah mati. Walau aku membunuhmu di sini, maka takkan
ada yang tahu.Jadi Di mana Yoon Se-ri?” kata Tuan Jo dengan pistol di kepala
Seung Jung.
Se Ri dan
Jung Hyuk menumpang truk keluar dari sekolah. Sementar di rumah, Ju Meok dan
kawan – kawan sibuk membereskan rumah. Sementar tentara Pyo uring-uringan
merasa tak mungkin mengatakan semua itu. Ju Meok tak percaya Tentara Pyo
sungguh tak ingat
“Berapa
banyak yang kuberi tahu kepadanya?” kata Tentara Pyo. Eun Dong memberitahu Segalanya,
Tentara Pyo ceritakan segalanya.
“Apa yang
akan terjadi dengan Kapten Ri Dia akan dicerca kedua keluarga. Pernikahannya
juga akan batal.” Kata Ju Meok
“Bukankah
berarti Se-ri dalam bahaya?” ucap Eun Dong khawatir. Tentara Park yakin Nyonya
Mo itu menyiksanya dengan alkohol,
“Dia
menyiksamu apanya... Kau menyuruhnya mencatat semuanya. Astaga, kau begitu
aktif dan antusias. Kau sungguh tak ingat apa pun?” kata Ju Meok kesal.
“Hei, wanita
itu melihatku dan berpikir, "Tampaknya dia yang berpangkat tinggi, jadi,
dia pasti punya semua informasi tertinggi." Dia sudah pasti mengincarku, jadi,
aku bisa apa?” kata Tentara Pyo membela diri.
“Kau
mungkin yang paling mudah dirayu.”sindir Tentara Park. Tentara Pyo pikir Jika mau sukses mereka
harus relakan kejadian masa lalu.
“Fokus
menangani masalah yang ada di hadapanmu dahulu.” Kata Ju Meok Keduanya pun
setuju.
“Inilah
pendapatku. Aku disiksa kemarin, dan menyingkap sedikit kebenarannya. Tapi jika
Kapten Ri tak tahu soal itu, kurasa semua akan baik-baik saja.” Kata Tentara
Pyo.
Ju Meok
pura-pura tak mengerti. Tentara Pyo memohon agar jangan bilang kepadanya. Semua
langsung berjalan pergi. Tentara Pyo memanggil semua teman-temanya.
Bersambung
ke part 3
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar