PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 14 Januari 2020

Sinopsis Crash Landing On You Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
Jung Hyuk langsung jatuh tak sadarkan diri setelah terkena tembakan.  Se Ri panik meminta agar sadar. Jung Hyuk masih saja tetap diam. Tentara Park akhirnya berjalan dengan kaki yang terkena tembakan mendekati keduanya. Se Ri pun menanyakan kabar Tentara Park.
“Kita pergi. Penerbanganmu sebentar lagi.” Ucap Tentara Park. Se Ri  membenarkan dan merasa Aku tak punya waktu.
“Gwang Beom, berikan kunci mobilnya.” Ucap Se Ri. Tentara Park bingung.
“Kau juga terluka. Kakimu terluka, tak bisa menyetir. Berikan kuncinya! Cepat.” Kata Se Ri. Tentara Park sempat terdiam. 

Akhirnya Se Ri melihat papan nama [BANDARA INTERNASIONAL SUNAN SARIWON] lalu melirik ke arah Jung Hyuk yang tak sadarkan diri. Suasana terlihat tegang, Se RI bertanya ada rumah sakit di sana. Tentar Park terlihat marah karena Se Ri harus ke bandara.
“Cepat Jawab!” teriak Se Ri panik. Tentara Park pikir Ada rumah sakit di Sariwon, tapi...
“Jangan begini. Kau ke bandara saja. Kami akan mengurus...” kata Tentara Park
“Bagaimana jika dia mati? Ke arah mana? Cepat. Kita tak punya waktu.” Ucap Se Ri. Tentara Park menyuruh agar Belok kiri.
Se Ri membelokan mobil dengan sembarangan. Tentara Park mengeluh kalau SeRi bisa tewas karena kecelakaan, bukan luka tembak. Se Ri terus mengemudikan dan melihat papan bertuliskan “DALAM PEMBANGUNAN”
“Bagaimana ini? Butuh waktu lama jika lewat jalan lain.” Kata Tentar Park bingung.
“Gwang Beom Apa Kau tahu film favoritku?” ucap Se Ri. Tentara Park bingung. Se Ri menjawab Mad Max: Fury Road. Tentara Park terlihat bingung.  Se Ri pun akhirnya melanjukan mobilnya melewati papan jalan. 


Akhirnya mereka sampai ke UNIT GAWAT DARURAT di RSUD SARIWON. Jung Hyuk ditelungkupkan dengan bantuan alat nafas. Suster memberitahu Tekanan darah, 70 per 50 dan  tak sadarkan diri, bahkan kehilangan banyak darah.
“Ini Syok pendarahan. Dia bisa gagal jantung. Tekan lukanya dengan kasa dan gunakan vasopressin. Bersiap operasi.” Ucap Dokter. Perawat menganguk mengerti. Se Ri panik melihat Jung Hyuk yang tak ada sadarkan diri.
“Se-ri, pergilah sekarang. Jika cepat, kau bisa tiba sebelum pesawat berangkat.” Kata Tentara Park
“Dia kehilangan banyak darah, kami butuh darah untuk transfusi. Tak ada di rumah sakit kami. Tolong carikan, ini darurat.” Ucap perawat dengan bahasa korea. Se Ri bingung tak mengerti.
“Apa Harus mencari darah?” tanya Se Ri. Tentara park menjelaskan Mereka tak punya stok darah.
“Bagaimana ini? Ada yang sekarat.” Ucap Se Ri panik. Tentara Park menjelaskan Dia bilang darurat.
“Andai bisa kudonorkan, tapi golonganku tak sama.” Kata tentara Park. Se Se Ri pun bertanya apakah golongan darah Jung Hyuk.
“Dia O.” Kata Tentara Park. Se Ri memberitahu kalau golong darahnya O jadi bisa memberikanya.
“Se-ri. Jika tak pergi sekarang, kau tak bisa pergi selamanya.” Ucap Tentara Park memperingatkan 


Sementara di bandara sudah banyak anggota berbaring, Seoang pria meminta agar ambil paspor saat memanggil nama mereka setelah itu masuk pesawat dan setelah naik pesawat maka harus kembalikan paspor mereka. Semua menganguk mengerti.
“Kim Seon Suk... Ra Yeong Sil... Kim Jeong Sun.” Ucap pelatih dan salah satu pria menghampirinya.
“Soal pemain cadangannya. Orang dari Biro Politik Umum. Dia belum datang. Kami juga tak bisa menghubungi Kapten Ri.” Ucap si pria.

Si pelatih terlihat bingung lalu melihat paspor wajah Se Ri dengan nama “CHOI SAM SUK” 
Se Ri terlihat masih berbaring di rumah sakit memdonorkan darahnya, sementara si pelatih sudah ada di depan pintu KEBERANGKATAN INTERNASIONAL dengan melihat kebelakang seperti masih menunggu kedatangan Se Ri tapi tak terlihat.
“Dia belum datang, 'kan? Katamu dia sudah pergi. Apakah Letnan Jo Cheol Gang berhasil mencegahnya?” kata Seung Hyun memastikan melihat tim pergi akan menaiki pesawat.
“Sudah kubilang... Dia hebat.” Kata CEO Chun bangga. Seung Hyun pun ingin tahu kenama Se Ri pergi.
“Dia antar ke mana? Cepat hubungi Jo Cheol Gang.” kata Seung Hyun gugup.



Tuan Jo bertanya pada anak buahnya ingin Bagaimana kabar anak buahnya. Si pria menjawab Mereka tak tertembak di tulang atau bagian tubuh vital. Menurutnya Jika itu disengaja, penjelasannya hanyalah penembaknya seorang ahli.
“Lalu Di mana Ri Jung Hyuk?” tanya Tuan Jo. Si pria menjawab  baru menanyakan Kompi Lima, mereka bilang dia sedang pergi untuk lokakarya.
“Lokakarya? Di Departemen Staf Umum?” kata Tuan Jo tak percaya. Si pria membenarkan.
“Ya. Mereka bilang itu alasannya ke Pyongyang.” Kata pria. Tuan JO menyuruh agar Hubungi pusat dan Cari keberadaannya. Si pria menganguk mengerti.
“ Dapatkan daftar pengambilan senjata.” Ucap Tuan Jo. Ia pun menganguk mengerti. 


Akhirnya Jung Hyuk dibawa masuk ke ruangan opreasi, mereka meminta Se Ri dan juga Tentara Park menunggu diluar. Se Ri terlihat sangat gugup begitu juga Tentara Park. Tentara Park pikir mereka tak tahu bagaimana operasinya.
“Perlukah kita menghubungi keluarga Jung Hyuk?” tanya Se Ri khawatir.  Tentara Park memberitahu Ponsel Kapten Ri rusak.
“Kau harus lanjutkan perawatanmu. Aku akan tetap di sini”ucap Se Ri mengambil baju Jung Hyuk dari tangan Tentara Park. Tentara Park pun pergi. 

Se Ri melihat ada lubang di bagian baju Jung Hyuk dan hanya bisa menangis. Ia tak sengaja menjatuhkan baju dan melihat sebuah foto ternyata yang disimpan oleh Jung Hyuk. Ia teringat saat pengambilan foto paspor.

Flash Back
“Kenapa kita tak foto bersama? Maksudku, kita takkan bertemu lagi setelah aku pergi.”kata Se Ri
“Kita tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.” Ucap Se Ri dingin
“Lihatlah dirimu. Setelah bersikap arogan... Dasar orang aneh.” Komentar Se Ri melihat fotonya yang disimpan oleh Jung Hyuk. 


Jung Hyuk sudah mulai dioperasi, Dokter pun meminta Pinse, Tempel kasa styptic,  Suntik plasma. Ia pun meminta agar menyiapkan urokinase dan antibiotik.

Akhirnya dokter keluar ruang operas dengan Jung Hyuk yang masih d diranjang. Se Ri menunguu dengan wajah gugup, Dokter memberitahu Operasinya lancar walaupun khawatir arterinya pecah, tapi untung saja tidak.
“Dia kehilangan banyak darah. Tekanan darahnya belum naik. Dia harus terhindar tetanus dan sepsis. Ditambah lagi, dia harus segera sadarkan diri. Kita lihat perkembangannya.” Jelas Dokter. Se Ri pun mengucapkan terima kasih.

Se Ri akhirnya menatap Jung Hyuk yang belum sadarkan diri sambil mengajaknya bicara.
“Jung Hyuk... Aku tidak terbiasa menghadapi hal semacam ini. Aku selalu mencintai dan membenci diriku. Aku juga selalu melindungi dan mengabaikan diriku. Hanya diriku yang kupunya.” Ungkap Se Ri
“Aku tak punya orang lain. Jadi, ini canggung bagiku. Memiliki orang lain yang bukan diriku.” Kata Se Ri.
“Kau melihatku,mendengarkanku, tersenyum kepadaku, makan bersamaku, memenuhi janjimu kepadaku walau kita tak terikat kontrak, dan melindungiku.” Ucap Se Ri.
Se Ri mengingat saat pertama kali Jung Hyuk menatapnya untuk bicara, lalu memdengarkan semua ucapanya. Jung Hyuk juga bisa tersenyum saat mereka makan kerang bakar bersama.
Setelah itu Jung Hyuk juga menemaninya pergi menaiki kapal dan melindunginya saat akan ditembak. Jadi lebih baik dirinya tertembak dibanding Se Ri yang tertembak.
“Kau melakukan... itu... semua. Selama ini, kau selalu di sisiku. Biasanya, aku tidak mudah merasa ketakutan, tapi kini aku agak takut. Aku takut terjadi sesuatu denganmu. Apakah berarti kau telah menjadi orang yang spesial bagiku?” ucap Se Ri merasa kebingungan.

Di sebuah pangung yang cukup besar. Jung Hyuk memainkan piano dengan keterampilan tanganya yang mengalun dengan indah. Setelah bermain semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah, Jung Hyuk pun menatap semua penontonya yang orang eropa.
Akhirnya Jung Hyuk keluar menuruni tangga dengan senyuman. Tiba-tiba seorang pria memanggilnya memberitahu ada pesan penting dari keluarganya di Pyongyang. Jung Hyuk ingin tahu ada apa. Si pria terlihat gugup seperti mempersiapkan diri.
“Kakakmu tewas dalam kecelakaan. Kau harus segera pulang ke negaramu.” Ucap Si pria. Jung Hyuk terlihat sangat kaget. 


Beberapa orang lalu lalang mengambil barang Jung Hyuk, sementara Jung Hyuk menatap dengan wajah sedih di tepi sungai. Seorang anak menghampirinya bertanya apakah itu pianonya. Jung Hyuk menganguk. Si anak meminta agar Jung Hyuk mainkan pianonya
“Bisa mainkan untukku?” tanya si anak dengan wajah polosnya. Jung Hyuk pikir kalau Ini akan jadi kali terakhirnya bermain piano.
“Kenapa?” tanya Si anak. Jung Hyuk memberitahua kalau menulis lagu untuk kakaknya.
“Maukah kau menjadi penonton terakhirku?” kata Jung Hyuk. Si anak menganguk setuju.
Akhirnya Jung Hyuk memaikan piano untuk terakhir kalinya untuk sang kakak di tepi sungai. Saat itu beberapa orang mendengarkan permain Jung Hyuk berusaha menikmatinya. 


Jung Hyuk membuka matanya dan melihat sosok Se Ri yang sedang menatap cermin. Se Ri akhirnya melihat Jung Hyuk tersadar dan langsung mengucap syukur dan turut senang. Ia mendekati Jung Hyuk ingin tahu keadaanya.
“Kenapa kau di sini...” ucap Jung Hyuk berusaha bangun. Se Ri meminta  Jung Hyuk jangan bicara karena baru bangun setelah dibius.
“ Kau bisa Nanti saja dan Jangan duduk dahulu.” Ucap Se Ri tapi Jung Hyuk langsung nepis tangan Se Ri. 

“Kau tidak naik pesawatnya?” ucap Jung Hyuk sedikit marh. Se Ri mengaku tidak bisa. Jung Hyuk ingin tahu alasanya.
“Itu... Aku tidak bisa karena situasi saat itu.” Kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh Seharusnya Se Ri pergi.
“Aku tahu... Seharusnya aku pergi, tapi aku tidak bisa.” Ucap Se Ri tertunduk
“Dengarkan... Memulangkanmu saja, membahayakan nyawa kami. Kau tahu apa artinya?” ucap Jung Hyuk marah. Se Ri mengaku sudah paham.
“Jika paham, kenapa masih di sini? Kau membuat usaha kami sia-sia. Kau .. Harus merepotkan kami berapa kali lagi hingga kau merasa bersalah?” kata Jung Hyuk marah
“Tampaknya efek biusnya belum hilang. Mungkin itu sebabnya kau utarakan perasaanmu sesungguhnya. Dokter bilang kau butuh istirahat penuh. Aku tak mau membuatmu kesal,  jadi, aku akan pergi. Saat kau membaik, kau boleh marah kepadaku.” ucap Se Ri lalu bergegas pergi. 

Se Ri pergi ke meja receptionist memberitahu perawat kalau Pasien sudah bangun jadi  tolong periksa dia. Perawat mengerti kalau akan memberi tahu dokter dan.... Tapi Se Ri sudah bergegas pergi. Akhirnya Dokter pun memeriksa Jung Hyuk.
“Lukanya bersih, dan tidak ada perdarahan. Walau hilang banyak darah, tekanan darahmu naik berkat darah yang didonorkan. Kau sangat beruntung. Jangan berolahraga terlalu keras. Kau harus dirawat selama 15 hari ke depan.” Kata Dokter
“Kau dan kekasihmu pasti berjodoh. Untungnya, golongan darah kalian sama. Jika dia tidak mendonorkan, kau bisa mati” ucap perawat. Dokter pun membenarkan.
“Kubilang dia bisa pingsan jika menangis setelah mendonorkan, tapi dia menangis seharian. Perawat
“Tapi Dia ke mana?” tanya dokter tak melihat Se Ri. Jung Hyuk yang mendengarnya hanya bisa terdiam.
“Sebelum pasien bangun, dia terus menangis karena cemas. Setelah pasien bangun, pasti dia menangis juga.” Ucap Perawat. Dokter pikir sepert itu lalu menyuruh Jung Hyuk agar Istirahatlah.
“Mungkin dia sedang menangis lagi.” Kata Perawat dan berjalan perg. Jung Hyuk terdiam mendengarny. 


“Seandainya aku bisa pergi ke suatu tempat, tapi aku tak punya mobil dan tempat tujuan. Ini Sungguh menyedihkan.” Ucap Se Ri terus menangis didepan rumah sakit. Jung Hyuk menatap dari belakang dan ikut terihat sedih.
“Apa Kau sudah gila? Kau belum boleh bergerak.” Kata Se Ri marah melihat Jung Hyuk keluar dari ruangan.
“Cuacanya dingin. Kau mau kena flu?” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir Jung Hyuk  tak perlu cemaskannya.
“Kau tertembak hari ini... Yang benar saja... Kau Pegang aku. Mari kita masuk.” Ucap Se Ri mengajak Jung Hyuk masuk
“Aku tidak bermaksud mengatakan yang tadi. Maaf sudah kasar kepadamu.” Kata Jung Hyuk merasa bersalah.
“Sudahlah... Baiklah. Aku menerima permohonan maafmu. Kau belum mati. Aku bersyukur kau masih hidup. Dibandingkan itu, memaafkanmu tak ada apa-apanya. Pegang aku. Ayo kita masuk.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menahanya.
“Ada apa lagi?” tanya Se Ri. Jung Hyuk tahu Se Ri begitu ingin pulang dan bisa saja pergi.
“Sudah kubilang, aku ingin sekali, tapi aku tak bisa. Setidaknya untuk kali ini, aku harus melindungimu juga. Berhenti menatapku dengan mata sendu.” Kata Se Ri menahan tangisnya.
“Jangan salah paham... Aku hanya melihat.” Ucap Jung Hyuk. Tapi Se Ri merasa kalau tidak seperti itu.
“Sepintas, matamu tampak sangat sendu. Coba Lihat.. Bahkan saat ini, kau menatapku dengan matamu yang sendu.” Kata Se Ri dan saat itu Jung Hyuk berani mendekati Se Ri dan menciumnya. Se Ri pun tak menolaknya. 



Tuan Jo melihat “DAFTAR PENGAMBILAN SENJATA” dibagian bawah ada nama Ri Jung Hyuk.  Anak buahnya yakin  Pria di lokasi baku tembak pasti Jung  Hyuk dan Dilihat dari kondisinya, pasti mengalami cedera.
“Mulai sekarang, semua bagian komunikasi harus bersiaga darurat. Hubungi tiap rumah sakit dalam radius 20 kilometer dari lokasi baku tembak. Hubungi semua rumah sakit dan klinik bahkan di desa kecil.” Perintah Tuan Jo. Si pria menganguk mengerti. 

Akhirnya beberapa orang menelp menanyakan bagian UGD di Songnim, memastikan apakah pasien bernama Kapten Ri Jung Hyuk. Beberapa yang lainny menanyakan RSUD Pungdeok-ri. 

Di rumah
Seung Jung mencoba menelp Jung Hyuk tapi tak angkat telepon, lal mencoba menelp lagi dan tak dihubungi.  Akhirnya Tuan Chun pun datang. Seung Hyuk bertanya Ada apa, apaakah menemui Jo Cheol Gang. Tuan Chun menganguk/.
“Di mana Yoon Se-ri?” tanya Seung Jung . CEO Chun memberitahu Tuan Jo yang juga tak tahu. Seung Jung kaget mendengarnya.
“Mereka mengirim truk korps untuk mencegahnya, tapi...”jelas CEO Chun. Seung Jung bingung Truk korps? Ada korps macam itu?”
“Tak ada korps macam itu. Mereka pasukan pribadi Jo Cheol kang.” Jelas CEO Chun.
“Jadi, mereka membuat kecelakaan mobil? Dengan truk?” kata Seung Jung kaget. CEO Chun membenarkan.
“Tapi tampaknya Yoon Se-ri hilang. Jo sedang mencarinya. Dia pasti akan menemukannya.” Kata CEO Chun
“Kenapa membuatnya kecelakaan mobil? Kau bisa melukainya.” Cap Seung Jung panik.
“Hei.. Bukankah tujuan kita mencegahnya kembali ke Selatan, bagaimanapun caranya?” ucap CEO Chun
“Jadi, maksudmu, Apa kau tak keberatan membunuhnya?” kata Seung Jung. CEO Chun pikir kalau Seung Jung tak keberatan.
“Kau pasti kalut. Kau ingin manusiawi, padahal penipu. Aku yakin kau kalut.” Ejek CEO Chun. Seung Jun hanya bisa diam saja.
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


2 komentar: