PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 12 Maret 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 15 Part 1

Yoo Rim mengunakan pakaian dalamnya sambil menatap Ji Ho bertanya bagaimana suhu tubuhnya apakah masih merasa kedinginan. Ji Ho mengatakan sudah tidak lagi dan mengucapkan terimakasih. Yoo Rim tersenyum sambil memegang pipi Ji Ho.
Terdengar bunyi pintu terbuka dan orang masuk ke dalam rumah. Keduanya langsung panik, Yoo Rim bertanya suara apa tadi. Ji Ho memberitahu Soo Hyun datang dan kebinggungan yang harus mereka lakukan sekarang. Yoo Rim pikir sudah pasti mereka harus keluar dari kamar ini dan memakai pakaianya. 

Soo Hyun datang dengan wajah dingin, Ji Ho keluar dari kamar menyapa Soo Hyun yang baru kembali dengan tersenyum menutupi rasa gugupnya. Soo Hyun dengan wajah tanpa gairah mengatakan baru pulang lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ji Ho berlari masuk ke kamar memberitahu Yoo Rim agar keluar kamar, dengan mengendap-ngendap mereka berjalan tapi  Soo Hyun kembali keluar kamar dan berpapasan dengan keduanya.
“Kau ada di sini, Yoo Rim?” ucap Soo Hyun, Yoo Rim mengangguk dengan wajah malu. Soo Hyun seperti tak peduli dan langsung pergi ke dapur.
Apa dengan dia? Dia tidak berpikir ini aneh bahwa aku masih dirumahnya tengah malam?” kata Yoo Rim binggung
“Hal pertama yang harus dilakukan, meninggalkan rumah segera” ucap Ji Ho mengajak Yoo Rim cepat pergi.

Soo Hyun menuangkan air dingin dari botol ke dalam gelas untuk menghilangkan rasa hausnya, ketika akan mengembalikan ke dalam kulkas melihat ada botol soju. Ia menuangkan sedikit ke dalam gelas bekas minum airnya lalu meminumnya sekali teguk.
Ji Ho pulang setelah mengantar Yoo Rim dan mencari Soo Hyun dalam kamarnya tapi tak ada. Ketika berjalan di dapur, Soo Hyun sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Akhirnya ia mengendong Soo Hyun membawanya ke dalam kamar.
Soo Hyun benar-benar tak sadarkan diri walaupun hanya menegus satu gelas soju, Ji Ho heran dengan Soo Hyun yang minum alkohol, padahal sudah tahu kalau kekuatan minumnya itu sangat rendah.

Hye Rim menerima telp dari Ketua Kim dengan wajah bahagia, setelah itu ia berjalan ke sebuah restoran diantar oleh pelayan. Soo Hyun dan Hye Rim kaget melihat keduanya kembali bertemu setelah putus, Ketua Kim  merasa harus membayar utang kepada Dr. Choi juga dan bertanya apakah tak masalah jika Soo Hyun bergabung dengan mereka. Hye Rim dengan senyuman menutupi kalau tak masalah lalu duduk disamping Soo Hyun.
“Nona Go... Bisakah kau membantuku? Ini adalah orang yang ingin menikahi putriku. Apa kau bisa melihat kepribadian orang itu?” ucap Ketua Kim memperlihatkan foto dan juga biodatanya pada Hye Rim.
“Aku yakin bahwa kau akan tahu juga, karena kau psikolog, kan? Mengapa kalian berdua tidak menceritakan saja  pendapat tentang dia?” ucap Ketua Kim pada Soo Hyun
“Aku pikir itu jauh dari jangkauan untuk meminta psikolog dengan membedakan karakter seseorang dari foto.” Ucap Soo Hyun dingin
Dia tampak seperti orang yang manis, melihat bahwa ia memiliki mata teduh dan kenyataan dia telihat  kaku saat berpose untuk ID foto, itu sebagai bukti bahwa dia bukan orang licik. Ada yang sedikit mengganggu bahwa dia dibesarkan oleh seorang ibu tunggal, tapi ... surat yang pernyataan yang dibuatnya sangat menakjubkan juga!” komentar Hye Rim terpesona.
Dia tampaknya seperti orang perhatian, melihat dari banyaknya menjadi relawan dan juga seperti pria yang layak dimataku. Tapi dibandingkan itu semua yang paling penting adalah orang itu yang disukai oleh Yun Woo.” Kata Hye Rim dengan senyuman, Soo Hyun langsung mengambil biodata dari tangan Hye Rim.
Tidak semua orang dengan mata teduh adalah orang baik, ada banyak penjahat dengan bentuk mata seperti itu.  Dan juga, karena telah dibesarkan oleh seorang ibu tunggal ... Ini menjadi fakta yang membuktikan bahwa hubungan dari satu orang saja, tidak berhubungan dengan suatu keberhasilan individu itu sendiri.” Jelas Soo Hyun memberikan biodata pada Tuan Kim

Selain itu, meminta seorang peramal untuk menilai dia adalah kesalahan dalam dirinya sendiri. Peramal melihat rincian dan membuat tebakan informasi, dan itu menurutnya yang terbaik. Tidak ada cara dari mereka yang benar-benar mengetahui orang itu sebenarnya.” Jelas Soo Hyun menyindir Hye Rim
Tuan Kim tertawa mendengarnya melihat kepribadian Soo Hyun  sama seperti sebelumnya, dan mengatakan sangat menghormati pendapat keduanya dan akan bertemu dengan calon menantunya itu, lalu menawarkan Hye Rim untuk ikut bersamanya juga.
Hye Rim pikir tak akan punya waktu karena akan meninggalkan kafe. Tuan Kim heran menanyakan alasan dan berpikir terjadi sesuatu.  Hye Rim mengaku memang terjadi sesuatu dan menceritakan  ada seorang senior di Daejeon yang melatihnya meramal jadi meminta bantuanya karena awal tahun ajaran baru sebagai puncak musim nya dan mungkin tidak akan datang kembali.
Tuan Kim makin heran Hye Rim yang tak akan kembali lagi, Hye Rim menjelaskan seniornya itu akan berimigrasi ke Australia segera, dan memintanya untuk mengambil alih cafe, ditambah  akan lebih banyak mendapatkan uang ditempat itu daripad di cafenya sekarang jadi berpikir  akan pindah ke sana secara permanen. Tuan Kim tak percaya dan mengaku merasa kecewa. Soo Hyun terdiam mendengarnya keputusan Hye Rim yang benar-benar akan meninggalkanya. Tuan Kim pikir Hye Rim akan tetap datang menemuinya jika diminta untuk datang. 



Soo Hyun menyalakan musik didalam kamarnya sambil menuangkan secangkir teh dari teko menikmati nyanyian musik klasik, menutup matanya agar bisa tenang.
Ponselnya tiba-tiba berdering, Ji Ho menelp dengan wajah panik memberitahu Hye Rim sudah berkemas dan pergi sekarang. Soo Hyun kaget karena Hye Rim benar-benar pergi secepat itu. 

Ji Ho membantu membawakan koper ke depan cafe,  Hye Rim meneleh ke arah belakang, Yoo Rim dengan nada tinggi memberitahu So Hyun itu tak datang berkerja jadi kakaknya tak perlu berlama-lama lagi dan menoleh kebelakang terus. Ji Ho memberitahu kalau Soo Hyun akan segera datang.
Apa yang akan dia lakukan ketika tiba di sini? Apakah dia akan memegang dan memohon untuk tidak meninggalkan atau dia akan berlutut? Soo Hyun akan pernah melakukan hal-hal seperti itu! Tapi walaupun jika dia melakukannya, Kakakku itu tetap meninggalkan.” Ucap Yoo Rim dan menanyakan pada kakaknya kalau Hye Rim tak akan pernah menoleh ke belakang.
Tentu saja!” kata Hye Rim yakin walaupun hatinya terlihat tak begitu yakin lalu pamit pada Ji Ho dan berjanji akan menelp adiknya kalau sudah sampai lalu membawa kopernya untuk pergi meninggalkan cafe. 

Soo Hyun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menelp adiknya menanyakan kemana perginya Hye Rim. Adiknya nampak binggung, Soo Hyun menanyakan nama tempat perginya Hye Rim.
Hye Rim sudah sampai diterminal bus membeli tiket ke Daejeon. Soo Hyun sampai diparkiran dan meninggalkan mobilnya begitu saja dan langsung berlari. Hye Rim berjalan menuju bus dan sempat melihat kebelakang seperti berharap Soo Hyun datang.
Soo Hyun tiba di terminal bus dan menanyakan bus yang berangkat ke Daejeon. Petugas yang memeriksa tiket memberitahu sudah berangkat beberapa menit sebelumnya. Soo Hyun hanya bisa diam dengan nafas terengah-engah. 

Prof Bae berjalan dilorong sekolah, menceritakan kalau itu sekolah dasarnya dulu dan hanya bersekola sampai kelas lima lalu pindah ke Seoul. Seung Chan mengerti karena itu Prof Bae seperti punya kenangan di pulau Jeju. Keduanya masuk keruang musik, Prof Bae melihat piano yang ada didepanya.
Itu membuat aku merasa bernostalgia dan juga bisa berlatih, Kau ingin mendengarkan aku bermain piano?” ucap Prof Bae.
“Apa Kau bisa bermain piano juga Prof?” kata Seung Chan tak percaya
Aku belajar sebentar, jadi bukan seorang profesional, Tapi aku berlatih keras!” cerita Prof Bae dan mulai memainkan pianonya.
Seung Chan terdiam mendengar permainan yang dimainkan Prof Bae. 
Flash Back
Prof Bae mendengarnya musik klasik dari earphone lalu memberitahu Seung Chan judulnya "Well-Tempered Clavier" oleh Bach dengan melodinya memainkan Ave Maria. Seung Chan pun terlihat senang karena kedengarannya sangat bagus menurutnya akan terdengar indah sekali kalau wanita yang memainkannya

Seung Chan terdiam karena Prof Bae belajar bermain piano dengan mainkan musik yang disukainya. Di tengah-tengah, Prof Bae tersenyum karena lupa dengan nada yang dimainkanya. Seung Chan tersenyum bertanya apakah lagu itu yang disukainya dulu. Prof Bae membenarkan kalau itu musik yang disukai Seung Chan. Seung Chan merasa terharu dengan senyuman bahagia.
“Maafkan aku karena menyukaimu” ucap Prof Bae dengan wajah tertunduk
“Ahh....Tidak... tidak apa-apa! kenapa kau bilang begitu?” kata Seung Chan yang tak ingin membuat Prof Bae sedih
Aku bermaksud merahasiakannya, menguburnya di dalam diriku seperti sebuah harta karun” cerita Prof Bae, Seung Chan terdiam mendengarnya.
Seung Chan seperti tak ingin membahasnya dan mengajak Prof Bae untuk memainkan lagu berjudul "sumpit?" Prof Bae mengaku hanya bisa bermain sedikit. Seung Chan duduk disamping Prof Bae memberitahu hanya bisa memainkan dengan dua jari jadi meminta Prof Bae untuk memainkan yang lainya. Prof Bae menganguk mengerti, keduanya bermain piano bersama dengan wajah bahagia. 


Hye Rim kembali mengunakan bahasa prancisnya untuk meramal dan kipasnya, Pelanggannya bertanya bisakah puterinya masuk ke universitas di Seoul tahun depan. Hye Rim mengatakan menurut Marie Antoinette pelanggannya itu terlalu menekan anaknya jadi harus lebih sedikit membebaskan anaknya.
“Apa? meski begitu, aku ini ibunya!” kata  pelangganya menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Dia bilang untuk tidak mengatakan hal seperti "aku percaya padamu," "berusahalah dengan keras," atau "semuanya akan baik-baik saja.". Anakmu mungkin sudah merasakan banyak tekanan kalau kau terlalu mengendalikannya sebagai ibunya, itu akan terasa lebih berat baginya jadi buat dia merasakan cintamu, tapi tutup mulutmu, mengerti?” saran Hye Rim, pelangganya pun bisa mengerti. 

Hye Rim mengeluh kelelahan di meja kasir bertanya pada temanya berapa lagi yang harus diramal. Temanya memberitahu masih ada tiga orang lagi tapi ada lima orang lagi yang akan datang dua jam setelah itu. Hye Rim tak percaya banyak pelanggan sampai tidak punya waktu untuk makan.
Tapi,... apa kau tertarik dengan kencan buta? Ini adalah adik temanku, Dia seorang yang tampan dan memiliki restoran yang besar Dan dia punya dua mobil dan anak!” ucap temanya, Hye Rim menjerit karena di kenalkan pria yang memiliki anak dan juga duda.
Tentu saja! Apa kau berusaha berkencan dengan pria normal padahal kau juga janda? kau akan dihukum kalau kau serakah!!! Kau harus punya standar, tapi kau juga harus tahu batasmu” tegas temanya lalu kembali melayani pelanggan.
Hye Rim terdiam karena selama ini berhubungan dengan Soo Hyun yang belum menikah dan memiliki anak sekarang ditawari kencan buta dengan pria beranak dan seorang duda. 

Hye Rim minum bir sendirian dalam kamarnya, lalu melihat foto bersama Soo Hyun saat di restoran Prancis, senyuman keduanya tampak sangat bahagia tapi ternyata itu semua palsu.
Soo Hyun diatas tempat tidurnya menaruh ponsel, ketika akan mematikan lampu pesan masuk kedalam ponselnya. Ibunya mengirimkan pesan Soo Hyun, maafkan aku, ini semua salahku. Aku tidak akan memintamu untuk memaafkan aku, jadi bisakah kau menemuiku sekali lagi?Soo Hyun hanya membaca lalu menghapusnya.
Setelah itu mematikan lampu dan berusaha untuk tidur, tapi akhirnya ia tak bisa tidur dan memilih untuk menyalakan kembali lampunya dan menelungkupkan badanya dan membaca buku. 

Ji Ho sedang membuat salad dan bertanya apakah Soo Hyun tak makan. Soo Hyun mengatakan tak ingin makan sambil mengambil air putih didapur. Ji Ho khawatir karena Soo Hyun belum makan apapun dari kemarin. Soo Hyun melirik sinis merasa baik-baik saja dan menyuruh Ji Ho agar pasienya segera disuruh masuk apabila sudah datang. Dengan wajah khawatir, akhirnya Ji Ho menelp Seung Chan menceritakan keadaan Soo Hyun sekarang. 

Prof Bae berdiri di pinggir pantai, Seung Chan datang membawakan payung karena turun hujan rintik-rintik. Prof Bae bertanya kenapa Seung Chan tiba-tiba ingin pergi ke pantai. Seung Chan terdiam mengingat ucapan Soo Hyun saat di mobil.
“Dengan memikirkannya, aku rasa kau juga disebut dalam daftar keingiannya.  Dia ingin berjalan di sepanjang pantai di Pulau jeju dan mengumpulkan kerang Sambil bergandengan tangan dengan pria tampan

Tapi Seung Chan tak membahasnya dengan trik sulap seolah-olah mendapatkan sesuatu dari belakang kepala Prof Bae, menemukan sebuah kerang yang bentuknya sangat cantik. Prof Bae melihat bentuk kerang yang sangat cantik ditanganya.
Seung Chan pun meminta agar Prof Bae memengan lenganya, Prof Bae menolak karena tak enak hati. Seung Chan menariknya karena menurutnya itu yang seharusnya dilakukan orang-orang  ketika berada di pantai. Dengan malu-malu Prof Bae merangkul lengan Seung Chan dan berjalan bersama.

Apa saja yang ada di dalam daftarmu, Prof Bae?” tanya Seung Chan
“Aku rasa Hal yang pertama sudah terpenuhi, lalu aku ingin pergi ke Machu Picchu di Peru,  Las Vegas dengan memasang taruhan 10 juta won, setelah itu Pergi ke klub dan menari semalaman! Dan berbaring di dalam igloo di Alaska dan melihat fajar” ungkap Prof Bae
“Semua keinginan mu, kebanyakan berada di luar negeri! kalau begitu, pertama-tama dan terpenting, kau harus menuju ke bandara Incheon Dan juga, kau harus pergi ke Seoul kalau kau bermaksud mengepak barang-barangmu” ucap Seung Chan, Prof Bae diam dan melepaskan pegangan tanganya.
Jadi sepertinya kau tidak punya pilihan selain kembali ke Seoul bersamaku!”kata Seung Chan merayu, Prof Bae menolak karena akan tetap tinggal di Jeju.
Seung Chan pikir tak ada yang bisa dilakukan Prof Bae di Jeju jadi lebih baik kembali Ke Seoul bersama dan lagi mereka itu harus membantu kakaknya, Prof Bae dengan wajah khawatir menanyakan apa yang terjadi dengan Soo Hyun.


Yoo Rim berjalan masuk kedalam sebuah cafe, Hye Rim kaget melihat adiknya yang datang dan langsung berpelukan. Yoo Rim menceritakan datang ke Daejeon untuk melakuan shooting, jadi sengaja mampir menemui kakaknya dan memperlihatkan bir yang ada ditanganya.
Keduanya bersulang dikamar hotel, Hye Rim bertanya apakah terjadi sesuatu di Seoul. Yoo Rim pikir tak ada yang terjadi dan memberitahu Soo Hyun yang terlihat sangat terpukul dengan kepergian kakaknya, menurutnya itu sangat hebat. Hye Rim merasa kalau Soo Hyun tak seperti itu maka bukan seorang manusia namanya. 

Soo Hyun menyetir mobilnya dengan wajah dingin dalam hatinya bergumam
Choi Soo Hyun, jalan pikiranmu sedang tidak benar. Kau perlu sesuatu sekarang. Sesuatu yang tidak akan mengkhianatimu atau meninggalkanmu apapun yang terjadi  Dan akan mengikutimu kemanapun kau pergi.
Mobilnya berhenti tepat disamping pet shop, beberapa saat kemudian seekor anak anjing sudah ada dirumah Soo Hyun dengan rumah dan pagar agar tak bisa berlari jauh. Soo Hyun berpikir nama yang akan diberikan untuk anak anjingnya. Nama yang terlintas adalah Go Hye Rim, tanpa sungkan ia pun pun memanggil nama anjingnya Hye Rim. 

Hye Rim mulai mabuk meminta adiknya memberikan ponselnya agar bisa mengirimkan pesan pada Soo Hyun. Yoo Rim mengomel pada kakaknya yang ingin menghubunginya lagi saat sedang mabuk dan menegaskan kakakknya tak boleh mengirimkan pesan pada Soo Hyun.
“Yah....kau benar, kenapa aku harus menghubungi bajingan itu? Katakan padanya semoga hidupnya juga baik” ucap Hye Rim lalu kembali minum bir.
Tapi beberapa menit kemudian, Hye Rim semakin mabuk dan merengek meminta adiknya memberikan telpnya agar bisa menelp Soo Hyun karena sangat merindukan suaranya. Yoo Rim memukul kakaknya kalau tak boleh melakukanya. 

Soo Hyun kembali berkerja dengan wajah lesu, pintu ruanganya diketuk Seung Chan melonggokan kepalanya meminta kakaknya menebak siapa yang datang kembali. Soo Hyun yang sedang tak enak hati enggan menanggapinya.
Prof Bae keluar dari belakang Seung Chan dengan senyuman bahagia menyapa Soo Hyun dari depan pintu. Soo Hyun yang terlihat lesu langsung sumringah melihat Prof Bae datang kembali ke Seoul. 

Prof Bae kembali keruangan melihat barang-barangnya belum dibereskan, dalam pikirannya Soo Hyun  mungkin saja memasukan ke dalam lemari penyimpanan semua barang-barangnya. Soo Hyun tersenyum karena merasa yakin Prof Bae akan kembali. Prof Bae langsung membahas Soo Hyun yang putus dengan Hye Rim. Soo Hyun membenarkan karena Hye Rim mengetahui tentang eksperimentnya.
Aku dengar dia pindah ke Daejeon. Bukahkah seharusnya kau menemuinya?” kata Prof Bae duduk kembali di meja kerjanya.
Dia hanyalah subyek percobaan, jadi terserah sajalah” kata Soo Hyun tak peduli
Apa kau makan dan tidur dengan baik?” tanya Prof Bae, Soo Hyun mengaku baik-baik saja dengan senyuman dipaksakan.
Apa kau berbohong padaku, ataukah itu adalah kejujuran? Aku rasa setidaknya menangis pada situasimu sekarang ini,  adalah respon yang normal” komentar Prof Bae
Aku benar-benar bukan tipe orang yang suka menangis” jelas Soo Hyun

Apakah pertemuanmu dengan ibumu berjalan dengan baik? Kau harus mengerti dia, dia juga...” kata Prof Bae yang langsung disela oleh Soo Hyun yang terlihat gugup dengan mengusap bibir dengan tanganya.
Aku tahu, bahwa dia hanyalah manusia biasa Aku tidak pernah mengharapkan semua ibu sempurna, karena mereka hanyalah manusia biasa Dan dia mungkin memarahiku karena kesalahanku saat dia meninggalkan aku” cerita Soo Hyun
Kau mengatakan semua yang ingin aku katakan,Tapi bagaimana perasaanmu sekarang? Kau mungkin berpikir begitu, tapi perasaanmu adalah masalah lain.”kata Prof Bae, Soo Hyun menatap kearah lain seperti tak ingin terbaca tentang perasaanya oleh Prof Bae
Perasaan adalah hal yang paling berpengaruh lebih daripada yang kau pikirkan Kau tidak bisa menyelesaikannya hanya dengan mengerti secara logika kalau kau terus menahan perasaanmu seperti ini, kau mungkin saja akan meledak. Hal yang sama juga berlaku untuk situasi dengan Hye Rim dan ibumu” jelas Prof Bae, Soo Hyun merasa bisa mengatasi  dan mampu menahannya


Soo Hyun memberikan anjingnya makan, lalu mengelus badanya karena makan sangat lahap. Tiba-tiba ia berbicara dengan anjing yang ingin jalan-jalan. Lalu bertanya kemana mereka akan pergi, seperti anjingnya sedang membisikan tujuanya, Soo Hyun berkata kalau itu terlalu jauh.
Tapi kau masih mau tetap pergi apapun yang terjadi?” ucap Soo Hyun seolah-olah anjingnya itu memaksa untuk pergi.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau begitu, kalau kau benar-benar ingin pergi, ayo kita pergi” kata Soo Hyun
Ia membungkus anjingnya dengan syal dan menyalakan mobilnya lalu mengajak anjingnya itu pergi ke tempat yang dinginkan. 

Hye Rim melirik sinis melihat Soo Hyun datang ke cafenya, lalu bertanya bagaimana ia bisa datang ke tempat kerja barunya. Soo Hyun mengatakan mendapatkan alamat dari adiknya dan datang kesini membawa anjingnya berjalan-jalan.  Hye Rim mengejek alasan Soo Hyun yang jauh-jauh datang ke Daejeon hanya untuk mengajak anjingnya jalan-jalan.
Soo Hyun pikir itu tak aneh, Hye Rim heran kalau Soo Hyun mengangap itu sesuatu yang normal. Soo Hyun tetap mengatakan kalau anjingnya itu yang ingin jalan-jalan. Hye Rim bertanya kenapa membawa anjing dipelukanya. Soo Hyun menceritakan  baru saja mengadopsinya, namanya Go Hye Rim. Hye Rim menghela nafas kesal karena Soo Hyun memberi nama sama dengan namanya. 

Apa kau menyukai tempat kerja barumu? Yahh.... Suasananya bagus Ah....foto burung camar, itu bagus karena benar-benar memberikan perasaan bebas saat melihatnya jadi itu pasti berhasil dengan baik dalam menyelesaikan semua masalah pelanggan di sini.” Ucap Soo Hyun melihat gambar di dekat piano
Kenapa tiba-tiba kau kaku sekali? Apa kau gugup atau semacamnya?” tanya Hye Rim melihat Soo Hyun tak seperti biasanya.
Tidak, memangnya kenapa dengan sikapku?” kata Soo Hyun dan langsung meminta secangkir kopi untuk menutupi rasa gugupnya. Hye Rim terus menatap Soo Hyun yang sibuk memeluk anjingnya. 

Hye Rim membawakan secangkir kopi, Soo Hyun tiba-tiba langsung menarik tanganya, meminta untuk diramal. Hye Rim terlihat binggung karena Soo Hyun selama ini tahu segalanya. Soo Hyun tahu kalau semua yang dilakukan Hye Rim itu bohong tapi menurutnya Hye Rim itu punya insting yang bagus
Kau pikir apa yang akan terjadi padaku mulai dari sekarang? apakah semuanya akan berjalan dengan baik bagiku? ” tanya Soo Hyun, Hye Rim duduk didepan Soo Hyun.
Aku tidak tahu masa depanmu, tapi aku rasa bisa tahu bagaimana perasaanmu sekarang. Kau datang kesini bukan untuk jalan-jalan, kau datang kesini untuk menemui aku, harga dirimu tidak membiarkanmu mengunjungiku secara terus terang jadi kau membuat alasan yang tidak masuk akal tentang anak anjing ini.” ucap Hye Rim blak-blakan.
Sikapmu sama saja seperti sebelumnya, kau merasa akan kehilangan kendali kalau kau menunjukkan perasaanmu yang sebenarnya Dan kau takut kau akan hancur, maka kau membuat pertahanan, benarkan?” kata Hye Rim

Itu benar... Kalau begitu, apa yang harus kulakukan?” tanya Soo Hyun
Aku akan mengatur kencan buta dan akan mencari pria yang benar-benar berbeda darimu lalu memulai kehidupan yang baru jadi tidak ada yang bisa kau lakukan padaku” tegas Hye Rim lalu memilih pergi meninggalkan Soo Hyun 
Hye Rim baru selesai dari dapur dan melihat Soo Hyun sudah tak ada dimejanya, wajahnya sedih karena Soo Hyun pergi begitu saja. Soo Hyun sudah mengendarai mobilnya, anjingnya di biarkan duduk dengan mengunakan sabuk pengaman. 

Didalam kamar hotelnya, Hye Rim meminum bir menatap ponselnya melihat nama Soo Hyun yang masih tersimpan, seperti ingin menelpnya tapi menyadarkan dirinya kalau semua yang dilakukan oleh Soo Hyun padanya. Sementara Soo Hyun kembali menuliskan jurnal eksperimentnya.
Aku melakukan sesuatu yang tidak seperti diriku. Aku memastikan bahwa mencari tahu subyek percobaan sudah berakhir, Itu membuang-buang uang dan juga waktu, hanya ada satu cara untuk menghalangi dopamine merajalela di tubuhku yaitu dengan terus bekerja, mari kita mulai yang baru.
Dibagian bawah tertulis [Rencana baru untuk fase kedua dari percobaan utama]

Seung Chan, Ji Ho dan Yoo Rim makan malam bersama direstoran. Seung Chan membahas tentang kakaknya sedang dalam suasana buruk sekarang bahkan jarang tidur belakangan ini. Ji Ho membenarkan menurutnya Soo Hyun setidaknya bisa mematikan lampu lalu tertidur tapi sekarang hanya akan membaca semalaman
Apa gunanya mengkhawatirkan pria seperti dia? Dia melakukan percobaan pada kakakku!” kata Yoo Rim kesal lalu tersadar Seung Chan itu adik dari Soo Hyun.
Ponsel Yoo Rim berbunyi, lalu menjerit memberitahu ada pengumuman. Seung Chan bertanya pengumuman apa, Yoo Rim memberitahu tentang hasil dari festival film documenter dan ia sudah  memfilmkan Ji Ho dan mengirimkanya.
Ia langsung menjerit setelah membaca  [Penghargaan tertinggi : "Antara kecerdasan dan kebodohan" oleh Go Yoo Rim] Seung Chan dan Ji Ho ikut senang karena Yoo Rim bisa menang, lalu Seung Chan pikir mereka harus membeli kue untuk merayakannya. Yoo Rim pikir tak perlu karena tak percaya dengan hal seperti itu, menurutnya menang saja sudah luar biasa baginya.
Yoo Rim memeluk Ji Ho karena sangat bahagia dan akan mentraktir semua makanan kali ini. Seung Chan pikir lebih baik membelikan kue untuk merayakan dan keluar dari restoran. Yoo Rim dan Ji Ho berjingkrak-jingkrak gembira, tiba-tiba keduanya saling menatap dan langsung berciuman. Beberapa orang dicafe terlihat kaget karena ada pasangan yang berciuman didepan umum. 

Seung Chan datang membawaka kue, bibi penjaga meminta tolong pada Seung Chan agar melakukan sesuatu pada mereka berdua. Seung Chan nampak binggung, Bibi penjaga memberitahu keudanya sudah cukup lama dan terlalu memalukan untuk dilihat. Seung Chan meminta maaf dan berjalan ke mejanya.
Yoo Rim dan Ji Ho masih saja berciuman tanpa peduli dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Seung Chan mengetuk meja untuk menyadarkan keduanya kalau ia sudah datang, tapi keduanya tetap saja berciuman. Akhirnya Seung Chan memilih untuk meninggalkan keduanya saja. 

Soo Hyun dengan kepala tertunduk seperti sedang berpikir menyuruh Ji Ho untuk mencari subyek yang tidak mengenal mereka untuk fase kedua dengan alasan eksperimentnya gagal lalu mengubah kalimatnya kalau dibatalkan tentang eksperiment sebelumnya dikarena Go Hye Rim terlalu dekat dengan  meeka
jadi kau harus menemukan seseorang yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita” tegas Soo Hyun mengingatkanya.
Baiklah, tapi.... dokter, hipotesa bahwa semua wanita tidak pernah jatuh cinta, aku merasa wanita bisa melakukannya, bahkan jatuh cinta”kata Ji Ho, So Hyun menanyakan alasannya
Aku berkencan dengan Yoo Rim Noona. Tapi saat aku melihatnya, sepertinya perasaannya tulus padaku.” Kata Ji Ho yakin
Itu hanya akan bertahan selama tiga tahun dan itu semua Cinta palsu,  hanya karena hormon dan masalah sebenarnya akan datang setelahnya. Apa kau percaya diri dia akan terus mencintaimu setelah tiga tahun? kalau memang iya, buktikan” ucap Soo Hyun, Ji Ho pun hanya bisa tertunduk diam.
Semua wanita membuang pria dalam kehidupan mereka jadi pasti kau juga....” kata Soo Hyun terhenti karena mendengar ada pesan masuk kedalam ponsenya.
Soo Hyun, ini ibumu. Mari kita bertemu sekali saja, ya? Aku di restoran pasta tempat kita makan dulu, aku akan menunggumu di sini.

Soo Hyun duduk dengan wajah tegang melihat ke arah jam sudah pukul 5, diponselnya masih terlihat pesan dari ibunya dan balasanya adalah “Datanglah ke kantorku jam 5 sore.” Tapi sang ibu belum juga datang.
Ji Ho mengetuk pintu memberitahu ibunya dan mengubah panggilan kalau Nyonya Seo sudah datang. Soo Hyun dengan tatapan dingin mengangguk seperti mempersilahkan masuk kedalam ruanganya.
bersambung ke part 2 
 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar