PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 31 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 25

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

CAMELLIA
Dong Baek mengantar Hyang Mi yang mengantar makanan. Saat itu Jong Ryul pun mengikuti dari belakang sambil berkomentar Tikus kecil menuju kuburannya sendiri. Di pingir jalan, sebuah mobil misterius juga mengikuti mobil Jong Ryul dari belakang.
“Malam itu, semua melihatnya untuk terakhir kali.”
Saat di persimpangan jalan, Jessica ada dijalur depan melihat Hyang Mi lalu berteriak histeris “Mati kau” walaupun sang ibu bertanya dimana keberadaan anaknya itu. Hyang Mi yang tak curiga terus mengemudikan mobilnya.

Jessica pun mengikuti Hyang Mi dari belakang, Tuan No membereskan barang-barang dalam bagasi dan terlihat mabuk. Hyang Mi lewat sambil memberikan tanda cinta dengan jarinya. Tuan No berteriak marah “Beraninya dia merendahkanku?”
“Malam itu, semua... melihat momen terakhirnya.” 
Nyonya Jung mengangkat telp sambil berkata di depan Camellia sekarang. Dong Baek bertanya pada ibunya  Kenapa memanggil taksi di jam ini. Nonya Jung tak menjawab menyuruh Dong Baek agar membawa anak itu pulang dan berpikir Lebih baik Pil Goo tak tidur di sini lagi.
“Kau mau ke mana? Kenapa terus keluar?” tanya Dong Baek. Nyonya Jung tetap tak menjawab.
“ Selain itu, jangan di luar terlalu malam.” Kata Nyonya Jung lalu melangkah pergi. 


Nyonya Jung memperingati Hyang Mi “ Jika terus usil, kau mati.” Lalu Nak Ho mengatakan “Sekalipun ditemukan tewas di danau...” setelah itu Jong Ryul yang bertemu Hyang Mi sempat mengatakan “Mungkin aku harus membunuhnya.”
“Prosedur hukum biasa tak cukup menyalurkan marahku.” Kata Nyonya Hong terakhir kali bertemu Hyang Mi karena berselingkuh dengan suaminya.

“Astaga, sepertinya aku tak bisa membunuhnya.” Kata Tuan No yang marah besar dengan Hyang Mi
“Aku akan membunuhnya.” Kata Jessica kesal karena diperas oleh Hyang Mi.
“Lalu semua orang... Mereka semua punya motif.”


Di sebuah gudang terlihat spanduk MEMANCING dan diatas meja terlihat tulisan “CUMI-CUMI DAN BABI TUMIS SATU PORSI” yang masih utuh dan Hyang Mi seperti sudah tergeletak dengan darah yang mengalir.
Pagi hari, Dong Baek penasaran pergi ke rumah Hyang Mi tapi pintu dikunci dan banyak surat tagihan yang diselipkan didepan pintu. Ia mencoba mengetuk pintu. Seorang bibi masuk berpikir Hyang Mi yang datang akhirnya masuk bersama Dong baek.
“Depositnya sudah lama hangus. Astaga. Apa yang harus kulakukan dengan semua jamur ini?” keluh bibi melihat suasana rumah seperti kapal pecah.
“Hyang-mi kabur membawa uang depositku. Aku penasaran apa Hyang-mi pergi ke Kopenhagen.” Gumam Dong Baek kebingungan. 

Di KANTOR POLISI
Tuan Byun bergegas keluar menghampiri Yong Sik dengan wajah panik. Yong Sik bingung Apa yang terjadi. Tuan Byun memeriksa tangan Yong Sik dan ingin tahu Apa kata dokter? Apa fatal? Dengan wajah panik.  Yong Sk mengeluh balik bertanya Kenapa ia mesti mati.
“Herbisida Gramoxone ditemukan di makanan kucing!” jerit Tuan Byun panik. 

Saat di dalam kantor, Yong Sik memberitahu kalau sudah oleskan salep. Tuan Byun memberikan handcleaner agar Yong Sik mengosok tanganya karene  Menyentuhnya saja bisa berbahaya dan memakannya 90 persen fatal.
“Beri tahu aku lebih banyak. Apa ada herbisida di semua makanan kucing?” tanya Yong Sik penasaran.
“Ya, hampir semua. Periksa ini. Dari 14 sampel yang kau kirim, ditemukan di 13 sampel.” Jelas Tuan Byun. Yong Sik pun ingin tahu Lalu yang satu lagi.
“Sampel yang kau ambil dari pencinta kucing. Hanya itu sampel yang bersih.” Ucap Tuan Byun. Yong Sik tak percaya mendengarnya.
“Ini sebenarnya racun terkenal. Ini yang dahulu digunakan orang untuk bunuh diri. Banyak orang yang mati hingga perusahaan menaruh berbagai label peringatan di botolnya.” Jelas Tuan Byun.

“Apa karena itu penjualan herbisida dilarang?” kata Oh Joon sambil melihat di internet. Yong Sik bertanya kapan itu dilarang.
“Di sini tertulis dilarang tahun 2012.” Kata Oh Joon. Yong Sik benar-benar tak mengerti dengan semua petunjuk ini.
“Kita sungguh harus memburu orang ini.” Kata Yong Sik. Tuan Byun mengeluh Yong Sik harus melakukan apa.
“Apa kau ingin Menahan tersangka karena membunuh kucing?” ucap Tuan Byun
“Dia memakai herbisida mematikan yang tak dijual lagi di toko. Selama enam tahun terakhir, total lima orang meninggal di sini. Lalu si berengsek ini menyimpan herbisida selama tujuh tahun.” Jelas Yong Sik 
“Selama waktu itu, dia membunuh semua kucing di sekitar sini dengan herbisida mematikan di makanan kucing setiap hari. Ketekunannya menakutkan, jika kau tanya aku. Karena itu... aku harus menangkap bedebah ini.” Ucap Yong Sik dengan mata penuh amarah.
Saat itu Oh Joon dan Sung Min ketakutan melihat tatapan mata Yong Sik,   Tuan Byun mengeluh dengan tatapan mata Yong Sik, saat itu Dong Baek datang dengan wajah panik. Yong Sik kaget melihat Dong Baek yang datang. 



Di sebuah bengkel, bagian depan mobil terlihat rusak. Montir pikir kalau  mobilnya  pasti menabrak pembatas. Jessica memastikan kalau  Ini tak akan masuk catatannya jika tak menghubungi asuransi. Sementara Jong Ryul berbicara ditelp mengatakan kalau akan jelaskan nanti.
“Permisi, bisa cuci bagasinya terpisah nanti?” ucap Jong Ryul pada petugas, Si petugas cuci pun menganganguk mengerti. 

Mobil Jung Ryul masuk PENCUCIAN MOBIL dengan robot. Jessica sudah ada didalam mobil sambil bertanya  Apa kata mereka dan Kenapa mereka telepon. Jung Ryul memberitahu kalau Iklan penjernih air dibatalkan dan Jika mereka bercerai, maka akan terkena penalti.
“Siapa yang mengizinkanmu? Siapa yang memberimu hak menolak iklanku? Kontrak itu juga termasuk aku, kau tahu.”teriak Jessica marah
“Anak laki-laki itu... adalah putraku. Pil-gu adalah putraku. Jika kita bercerai, maka aku ingin membesarkannya.” Ucap Jong Ryul
“Diam.” kata Jessica marah, Jong Ryul pikir Jessica  bisa bawa apa pun yang diingikanya.
“Lagi pula, aku merawat Ji-seon sendiri. Tak ada yang akan berubah. Kita hanya akan menandatangani surat.” Kata Jong Ryul
“Bagaimana bisa tak berubah? Hanya bagimu, mungkin seperti itu” kata Jessica marah
“Bukannya kita pasangan yang layak. Aku tak ingat kapan kita makan bersama.”kata Jong Ryul
“Makan sialan! Aku juga ingin makan. Namun, tak bisa karena beratku akan naik. Dengan Menambah berat menambah pembenci!” teriak Jessica. Jong Ryul kaget.
“Kata mereka aku babi... Katanya aku hidup dari ketenaranmu dan gemuk karena semua makanan itu.” Teriak Jessica.
“Lalu kau ingin aku berbuat apa? Jika bisa, aku sudah tenggelamkan diriku sejak dahulu.” Ucap Jessica terlihat marah. Yong Sik hanya diam saja. 


Di kantor polisi
Tuan Byun duduk dengan Dong Baek sementara, Yong Sik terlihat menaha emosi dengan wajah cemberut duduk meja kerjanya. Tuan Byun  membahas  Hyang-mi kabur setelah mencuri 30 juta won, tapi dia kembali sebentar. Ia pikir Mungkin ada yang lain yang harus diambilnya.
“Dia membawa sepeda motor.” Kata Oh Joon. Dong Baek seperti tak peduli dan ingin tahu Apa ada laporan kecelakaan
“Mungkin di rutenya...” kata Dong Baek. Tuan Byun yakin kalau Hyang Mi jelas kabur.
“Kau harus laporkan pencurian, alih-alih kehilangan orang.” Kata Tuan Byun.
“Namun, apa dia sungguh melakukannya? Mungkin dia bertemu Pengusil di rute pengantarannya. Tapi kenapa? Kenapa?” teriak Yong Sik marah dan langsung keluar dari ruangan. 

Dong Baek mengikuti Yong Sik bertanya apakah marah padanya.  Yong Sik marah karena Dong Baek mengantar di larut malam padahal Tak ada yang menyuruhnya. Ia mengaku kalau Dong Baek hanya membuatnya khawatir dan berpikir kalau Dong Cbaek mencoba membuatanya khawatir setengah mati.
“Apa aku harus berhenti mengantar?” tanya Dong Baek. Yong Sik menegaksan hanya memintanya tak mengantar larut malam.
“Kalau begitu... aku harus tutup awal dan berhenti mengantar agar kau tidak khawatir. Haruskah aku melakukan yang kau izinkan saja?” tanya Dong Baek. Yong Sik seperti serba salah.
 “Kau tahu bagaimana hidupku. Ini Tidak pernah mudah... Mengantar makanan, dirampok, diserang Pengusil? Itu bagian dari hidupku. Hidupku, kondisiku, dan berbagai kesulitan yang kulalui. Tolong hormati itu.” Jelas Dong Baek.
“Dongbaek, kau bukan penyanyi idola. Lalu aku bagaimana? Haruskah aku menontonmu saja dari jauh dan mendukungmu? Aku juga lelah.” Kata Yong Sik.
“Apa Kau lelah?” tanya Dong Baek lalu bergumam  “Mereka yang tak pernah dicintai punya kebiasaan bodoh. Mereka seharusnya lebih bergantung saat cemas, tapi malah mencari pembenaran.”
Ia mengingat saat berkelahi denga Jong Ryul didepan stasiun yang membuatnya ingin putus hubungan. Jong Ryul menahanya pergi, tapi Dong Baek tetap ingin pergi.
“ Biar kujelaskan! Kurasa kau tak mencintaiku lagi. Kalau begitu, kita putus saja.” Ucap Dong Baek
 “Walau cemas, kau bertingkah biasa saja. Kami ingin pembenaran. Tapi Kami malah menghancurkan semuanya.” Gumam Dong Baek.
“Apa Kau lelah? Sebaiknya kau bersama yang tak membuatmu lemah. Kau harus bertemu seseorang yang hidup normal dan tak punya anak.” Ucap Dong Baek
“Dongbaek... Karena lebih menyukaimu bukan berarti aku berutang. Jadi, tolong jangan pakai kata-kata itu jadi senjata.” Keluh Yong Sik gugup.
“Melihat betapa cemas diriku... Kini tampaknya aku yang lebih menyukainya.” Gumam Dong Baek. Yong Sik pun menyuruh Dong Baek pergi saja lalu masuk ke dalam kantor polisi. 




[Episode 25- AKHIR DARI SEMUA RAYUAN]
Di dalam ruangan
Tuan Byun membagi tugas pada Sung Min agar  Periksa rekaman kamera pengawas di terminal untuk Hyang-mi. Ia lalu bertanya  Siapa nama preman itu. Oh Joon menjawab Kim Nak-ho. Tuan Byun pun meminta agar menelp Nak Ho untuk mencari jawaban.
“Hidup Dongbaek jelas salah satu yang paling malang.”komentar Tuan Byun. Yong Sik yang mendengarnya langsung marah
“Yang benar saja? Berhenti bicarakan hidupnya! Aku muak dan lelah. Jika dia begitu malang, kenapa dia bertemu denganku?” teriak Yong Sik kesal
“Kau jelas sangat percaya diri.”komentar Tuan Byun. Yong Sik mengeluh  Semua orang di dunia ini mengoceh soal betapa malang Dong Baek.
“Akan kutunjukkan pada kalian. Kutunjukkan pada semua betapa bahagianya dia jelas akan buat semua orang tutup mulut.” Kata Yong Sik kesal 
“Apa Kau baru menganggap kecemasanku sebagai ocehan? Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menyusuri rute Hyang-mi? Kami akan mengurusnya.” Ucap Tuan Byun. Yong Sik mengeluh mendengarnya. 
“Kau pergilah dan tangkap Pengusil.” Ucap Tuan Byun memberikan pada Yong Sik. Yong Sik mengeluh kalau Bukan itu maksudnya.
Dua juniornya mencoba agar membuat menahan Tuan Byun, tapi Tuan Byun tetap berjalan pergi. 


Di dekat bar CAMELIA, saat itu dua orang pria ada didalam mobl melhat foto dalam laptop sambil mengeluh Apa bagusnya fotonya jika tak ada satu pun yang bersama.
Flash Back
Hyang Mi datang ke studio dan langsung memanggil “Ayah Pil Goo” lalu masuk ke dalam ruang makeup. Seorang pria mengambil foto Hyang Mi dari belakang dengan ponselnya. 
Hyang Mi akan naik bus dan merasakan ada seseorang yang mengkutinya. Si pria ternyata mengambil foto dibalik orang-orang yang mengunakan ransel lalu meminta agar mengirimkan orang untuk pergi ke Ongsan.
“Jadi, dia bertemu Kang Jong-ryeol, lalu Jessica. Itu saja sudah cukup.” Ucap Si pria yang mengikuti Hyang Mi bahkan mengambil gambarnya. Hyang Mi pun terus merasakan ada orang yang terus mengikutinya.
Saat Hyang Mi mengantar si pria merekam dari black box saat mobil Jong Ryul mengikutinya.  Paparazi pikr mereka Pergi dan bertemu di suatu tempat dan hanya butuh mereka berdua di satu frame. Di lampu merah, Jong Ryul melihat motor Hyang Mi.
“Jika tak ada saksi, maka aku ingin menabraknya saja.” Ucap Jong Ryul lalu merasakan ada lampu blitz dibelakangnya.
“Apa Kau gila? Kenapa memakai blitz?” teriak temanya. Si pria pikir  Sekarang gelap, jadi...
Jong Ryul langsung bisa meraskan ada orang yang mengikutinya, Mobil belakang mencoba mencari alibi dengan berhenti disamping mobil Jong Ryul. Lampu hijau menyala, tapi si mobil tetap diam. Jong Ryul pun berteriak memberitahu kalau lampu sda menyala. 


Di depan bar
Si wartawan junior pikir Tak ada yang datang bahkan Jong Ryul tak kemari, begitu juga wanita itu. Saat itu mereka terus mengintai dan terdengar suara gesekan dari samping mobil, Pil Goo baru pulang menarik tas rodanya. Si pria marah langsung keluar mobil.
“Hei, Nak! Sial... Beraninya kau menggores mobilku.” Teriak si pria tanpa sadar melihat nama  KANG PIL-GU
“Pak, tolonglah... Dia anak yang bersamanya.” Ucap juniornya. Si pria berusaha untuk tenang.
“Omong-omong, apa kau bermain bisbol?”tanya si pria akhirnya mencari informasi. 


Nyonya Hong bertanya pada anaknya Tuan No  Bagaimana mertuanya,  Apa dia tahu, Apa Hong Ja-yeong sungguh tak di sana. Tuan No yang berbaring disampingnya mengeluh meminta ibunya jangan bertanya karena  tak ingat. Tuan No malah ingin tahu Apa sesuatu terjadi kemarin.
“Entah kenapa aku gugup.” Ungkap Tuan No. Nyonya Hong pikir  Sekarang bukan saatnya mabuk.
“Kau akan kehilangan rumahmu! Apa Kau sudah urus balik nama?” tanya Nyonya Hong
“Pembangunan kembali bukan masalahnya.” Kata Tuan No. Nyonya Hon pikir Bukan hanya itu.
“Jika orang tahu kau bercerai karena selingkuh, maka aku akan bunuh diri saja karena malu.” Tegas Nyonya Hong
“Jika reputasimu penting, seharusnya kau juga lebih baik padanya.” Kata Tuan No mengeluh pada ibunya.
“Aku angkuh karena kau tak punya apa-apa dibandingkan dia. Aku tak mau dia meremehkanmu!” tegas Nyonya Hong
“Jika begitu, kenapa kau agungkan menantu lelakimu? Kenapa? Dia lebih buruk dariku.” Ungkap Tuan No. Nyonya Hong bingung.
“Saudariku di sini dan suaminya di sini. Aku terimpit di tengah, di mana Ja-yeong? Ja-yeong di atas sini.” Kata Tuan No mengibaratkan kalau istrina ada ditingkat paling atas.
“Kau membelikan suaminya mobil karena ada jarak sejauh ini antara mereka. Lalu Ja-yeong?” kata Tuan No kesal.
“Kataku, dia di atas sini... Akan adil jika dia mendapat rumah. Kenapa kau berselingkuh jika tahu itu? Tak bisa dipercaya.” Keluh Nyonya Hong. Tuan No menegaskan pada ibunya  Itu bukan selingkuh.



Yong Sik berdii dii depan  OPTIK YEONHA lalu melihat gambar-gambar yang sudah diambilnya sambil bergumam “Rumah Heung-sik, klinik kulit, pembakar di Akademi Hanbit, dan pemantik hijau.  Empat kasus pembakaran, lalu satu pembunuhan. Direktur Akademi Hanbit dan No Gyu-tae seperti saudara.”
Saat itu Tuan No turun dari mobilnya melihat Yong Sik berdiri di depan tokonya dan langsung bertanya sedang apa dan Kenapa di tempat bisnisnya. Yong Sik mengaku ingin menanyainya. Tuan No heran Yong Sik ingin menanyakan padanya.
“Tuan No Gyu-tae. Akademi Hanbit... Kau kenal direkturnya, 'kan? Dari yang kudengar, kalian seperti saudara.”kata Yong Sik
“Apa Kau bawa surat perintah?” tanya Tuan No mencoba menghindar. Yong Sik pikir apakah penting harus membawanya.
“Aku tak tahu apa pun... Aku sungguh tak tahu apa-apa.” Ucap Tuan No gugup tak bisa membuka kuncin gembok.
“Kenapa tak bisa masukkan kunci ke lubangnya? Apa Kau bingung? Kau sedang lengah, 'kan? Benar, 'kan?”sindir Yong Sik. Tuan No ingin berdiri tapi kakinya terlihat lemah.
“Lututmu melemah. Aku ingin tahu sebabnya. Aku tepat sasaran, 'kan?”kata Yong Sik
“Aku mengayuh sepeda air! Apa kau pernah naik itu? Apa harus kubuktikan aku naik itu? Tolong biarkan aku sendiri! Istriku meninggalkanku, lalu kenapa aku harus membuktikan aku naik itu?” teriak Tuan No menangis fruastasi.
“Apa Kau menangis? Aku tidak mengatakan apa pun. Ayolah.” Kata Yong Sik heran.
“Kau..... Jangan gali soal Akademi Hanbit. Ongsan akan kacau.” Tegas Tuan No. 



Si wartawan melihat bibi yang sedang berkumpul membuat mochi,  dengan ramah mengaku  ingin tanya beberapa hal karena ingin tahu soal bar aneh di gang. Si pria tua bertanya apa nama barnya. Bibi Jung menjawab Camellia.
“Tampaknya itu satu-satunya bar di sini.” Kata si pria. Bibi lain berkomenatr  Hanya ada satu jadi bisa sebut itu monopoli dengan nada sinis.
“Kenapa ada bar di lingkungan baik dan tenang ini? Omong-omong, ada wanita aneh di sana.” Kata Si pria memancing.
“Siapa maksudmu? Dongbaek?” tanya Bibi Kim. Si pria pun baru tahu namanya Dongbaek.
“Apa mungkin dia lajang? Aku tak melihat suaminya di mana pun. Namun, sepertinya dia punya anak.” Kata si pria.
“Kenapa kau bicara seperti teman? Apa Kau kenal kami?” komentar Bibi Park melihat si pria wartawan karena ada kertas note disaku belakang celananya. Si wartawan bingung.
“Kenapa makan kue beras kami? Kau makan tiga, dia empat. Aku selama ini menghitung.” Kata Bibi Jung marah.
“Bukankah ini untuk dicicipi?” kata Si pria bingung. Bibi menegaskan kalau mereka itu bukan relawan dan senaif itu.
“Apa yang kau rekam? Kau pikir orang kampung tidak kenal teknologi? Ponselku sebenarnya lebih bagus’” ucap Bibi Park melihat ponsel yang ditaruh diatas kursi.
“Astaga, kenapa ini menyala? Aku pasti salah tekan tombol.” Kata si pria mengambil ponselnya dengan wajah panik
“Aku tak tahu alasan kalian menanyakan Dongbaek, tapi dia tak lajang. Suaminya detektif pembunuhan. Kau akan dibunuh jika dia tahu. Dia tangkap buronan dengan tangan kosong.” Ucap Bibi Park marah
“Tampaknya kalian seperti keluarga. Apa Kau berteman dengannya?” tanya wartawan bingung.
“Orang yang mengejek saudaranya tak suka saat orang lain mengganggunya. Kalian bisa panggil kami itu. Para wanita di lingkungan ini bersatu. Jika tak mau dapat masalah, sebaiknya kalian pergi.”kata Bibi Jung.
Keduanya hanya diam saja, Para bibi berpikir telinga mereka itu  tersumba dan Mungkin telinga butuh dilubangi. Dua pria sudah terjungkal ketakutan dengan sikap para bibi sangar. 



Si pria merasa tadi seperti dirampok lalu menyuruh Juniorna agar  tarik uang tunai karean datang sejauh ini, jad akan tanya  Dong Baek langsung saja. Dong Baek sedang menjemur handuk di depan bar.  Si pria pikir Uang selalu membuka mulut yang paling tertutup sekalipun.

Tuan No pulang ke rumah melihat mobil istrinya di dalam rumah, tapi terlihat sangat kotor. Ia pun senang karena istrinya kembali ke rumah dan  bertanya Dari mana saja Nyonya Hong. Ia pun bergegas masuk melihat sepatu istrinya tapi tak melihat dari ruangan.
“Apa yang harus kukatakan?” gumam Tuan No binggung. Saat itu Nyonya Hong keluar dari kamar mandi menyapa suaminya yang baru pulang. Tuan No pun menyapa istrinya dengan gugup.
“Bisakah aku pura-pura tak terjadi apa pun?”gumam Tuan No membuka jaketnya.
“Jangan ganti pakaian. Kita akan pergi.” kata Nyonya Hong, Tuan No bertanya kemana.
“Aku sudah pakai capmu di berkas.” Ucap Nyonya Hong, Tuan No melihat diatas meja surat “PERMOHONAN PERCERAIAN DENGAN PERSETUJUAN KEDUA PIHAK” lalu hanya bisa mengumpat kesal.
“Ini Lebih mudah karena tak ada perebutan hak asuh.” Komentar Nyonya Hong sudah mempersiapkan koper.
“Aku yakin dia hanya ingin menakutiku.” Gumam Tuan No memilih untuk duduk.
“Jangan duduk. Kita harus tiba sebelum pengadilan tutup hari ini.” Kata Nyonya Hong.
“Apa kita sungguh bercerai?” tanya Tuan No. Nyonya Hong menegaskan kalau tak bersandiwara dengan memperlihatkan jari yang sudah tak mengunakan cincin. 

“Aku pergi ke toko ibumu kemarin, dia tampaknya tidak tahu. Kau tak menceraikannya.” Kata Tuan No
“Sejak kapan kau peduli yang diketahuinya?” sindir Nyonya Hong. Tuan No menegaksan tak mau dan tak bisa
“Ini tak adil untukku. Bukannya aku bersalah. Jika aku bertanggung jawab, maka semua yang datang ke reuni juga harus dihukum.” Ucap Tuan No membela diri.
“Maka kau bisa tanda tangani berkas dan membuatnya adil kembali. Kau boleh berpacaran.” Kata Nyonya Hong lalu akan berjalan pergi
“ Jangan sok kuat. Kau... Kau juga menangis. Air matamu seperti senapan bagiku.” Kata Tuan No menahanya.
“Apa Kau masih main-main?” keluh Nyonya Hong. Tuan NO menegaksan   Itu metafora
“Lupakan. Kau pikir bisa menghindari ini? Aku pengacara perceraian.”tegas Nyonya Hong
“Bagaimana dengan pencalonanku? Apa Kau tak ingin menjadi istri gubernur? Apa yang kukatakan saat melamarmu? Kubilang aku akan membuatmu menjadi istri pejabat Ongsan.  Itu kataku!” ucap Tuan No
“Tentu... Ini saran terakhirku demi masa lalu. Berhenti kejar impian sia-sia. Jangan berkeliaran mentraktir orang minum.” Komentar Nyonya Hong
“Ini bukan impian sia-sia. Semua orang berkata akan memilihku setiap bertemu. Aku belum pernah bertemu orang yang tak akan memilihku.” Kata Tuan No yakin dan kembali duduk disofa.
“Baik, aku paham. Bawa KTP-mu. Aku teman gubernur yang sekarang. Jika kau tak ikut, kuberi tahu dia soal perselingkuhanmu.” Kata Nyonya Hong. Tuan No langsung bergegas mengambil surat diatas meja dan pergi. 



Dong Baek melihat foto di kamera si wartawan. Si pria memastikan kalau  Apa wanita yang satu lagi tak di sini karean Setelah rumor beredar, merka memastikan memeriksa semua detail situasinya. Ia tahu kalau Tuan Kang dan istrinya hidup terpisah.
“Kenapa mereka harus hidup terpisah?” gumam Dong Baek heran sambil terus melihat hasil foto si wartawan.
“Lalu kami memastikan dia bertemu wanita ini.” Ucap Si pria. Dong Baek melihat foto Hyang Mi dan bertanya  Apa yang Hyang-mi lakukan.
“Lalu kenapa mereka mengambil gambar putraku?” gumam Dong Baek bingung melihat foto Pil Goo sedang berjalan dengan Hyang Mi .
“Kami ingin periksa faktanya sekali lagi. Apa Kau kenal Kang Jong Ryul? Kau bertemu dengannya, 'kan? Kami jelas akan memberi kompensasi jika kau memberi informasi.” Ucap si pria.
“Bagaimana cara menghapus ini? Bagaimana menghapus ini?” ucap Dong Baek mencoba menghapus foto anaknya.
“Kenapa menyentuh barangku? Cepat Berikan padaku. Hei.” Kata si wartawan panik.
“Kau tak boleh ambil foto anak-anak, Kenapa mengambil gambarnya?” teriak Dong Baek marah
“Ada apa denganmu? Kami akan memburamkannya jika perlu. Kami melindungi hak warga sipil. Cepat Kembalikan.” Ucap si pria 
“Siapa kau melindungi anakku? Dia tak bersalah. Kau tak boleh mengambil fotonya. Pil-gu hanya putraku. Dia putraku.” Teriak Dong Baek.
“Apa Ada cerita tentang anak itu? Itu Ada. Benar, 'kan?”kata si pria malah merasa ada cerita baru.
Dong Baek yang marah langsung membanting kamera dan langsung terpecah belah. Si pria panik  sambil bertanya apakah Dong Baek tahu berapa harganya Dong Baek membalas apakah tahu betapa berharganya anaknya itu lalu memperingatkan  Jangan ganggu dia Atau akan mebunuh mereka semua.


Dong Baek dilantai atas langsung menelp Jong Ryul dengan wajah panik berteriak “Mereka mengambil fotonya! Siapa kau mengganggu hidup Pil Goo?”
“Hei, Pil Goo putramu... Berhenti sok pintar dan lindungi dia dengan semua yang kau punya” teriak Dong Baek marah.
Jong Ryul seperti sedang berlatih hanya bisa mengumpat kesal mendengar anaknya digantu wartawan.
Bersambung ke EPISODE 26

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar