PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dong Joo jatuh lemas setelah dicekik, saat itu juga seseorang datang langsung menangkapnya sebelum jatuh ke tanah. Nok Du menatap Dong Joo yang tak sadarkan diri, beberapa orang datang akan menghadang Nok Du. Nok Du pun membaringkan Dong Joo lebih dulu.
Ia dengan pakaian wanita melawan semua anak buah Yool Moo dan melindungi Dong Joo yang terus diserang. Saat kelompok orang datang lagi, Yool Moo datang dan semua langsung berhenti. Nok Du melihat semua seperti takut dengan Yool Moo langsung menatap sinis.
“Aku akan membawa Dong Joo bersamaku.” Ucap Yool Moo melihat Nok Du dengan sinis.
“Para bedebah ini sepertinya mengenalmu.” Sindir Nok Du marah. Yool Moo pikir Karena itulah akan sangat aman jika membawanya.
“Tentu saja, untuk Dong Joo.” ucap Yool Moo. Nok Du tak ingin membiarkan Yool Moo membawa Dong Joo

“Hentikan bualanmu dan minggirlah kecuali kau ingin mati.” Ucap Nok Du marah
“Jika kulakukan, Dong Joo akan mati. Itukah yang kau inginkan?” kata Yool Moo 
Akhirnya Nok Du membiarkan Yool Moo mebawa Dong Joo pergi, dan beberapa orang berusaha menyerang Nok Du. Di rumah gisaeng, para pria mulai masuk dan membunuh penjaga pria.
“Bunuh para janda. Tapi jangan membunuh para gisaeng.” Teriak Si pria saat itu kepalanya dilempar sesuatu. Tuan Yeon datang dengan para gisaeng.
“Yeon Geun, biarkan kami melakukan ini! Ayo Pergi!”teriak Tuan Yeon lalu panik karena tak ada gisaeng yang mengikuti dari belakang.
“Apa Kau serius?” keluh Tuan Yeon terlihat ketakutan harus melawan sendiri lalu menyuruh mereka Keluar dari sini sekarang juga.
“Aku akan sangat menghargai jika kalian mau keluar.” Ucap Tuan Yeon ingin melempar batu tapi tanganya sudah lemas.
“Melempar batu padamu adalah kesalahan.” Kata Si pria mengejek. Tuan Yeon akan kabur tapi si pria memperingatkan Jangan lari.
Akhirnya semua pria menyerang dan Hwa Su ketakutan, Kim Sook datang langsung memlepaskan panah. Semua pria pun mati, satu orang ingin menyerang para prajurit wanita, tapi Hwa Su sudah lebih dulu menusuk dengan pisau dari belakang.
“Nyonya Chun...” ucap Hwa Su menangis ketakutan. Nyonya Chun langsung memeluknya menenangkan anak buahnya.
“Pergilah ke desa para janda.” Perintah Nyonya Chun, Kim Sook dkk pun pergi meninggalkan Nyonya Chun dan juga Hwa Su. 


Dong Joo dibaringkan diruangan oleh Yool Moo, Yool Moo menatap Dong Joo dengan bekas darah diwajahnya lalu terlihat bersalah. Ia akhirnya memberitahu Dong Joo kalau  akan memanggil tabib dan bergegas pergi.
Di desa janda, Tuan Yeo membantu salah satu trio Nyeon yang terluka dan prajurit kembal menyerang mereka. Tuan Jung datang terlihat mabuk bisa melawan para prajurit lalu meminta mereka mengendong anaknya lebih dulu.
“Sesuatu telah terjadi di sini.” Komentar Tuan Jung santai lalu menyuruh Nyeon pergi saja karena tanganya yang terluka.
 “Pria ini terlalu mabuk dan berani.” Ejek si pria dengan pedang yang panjang, Tuan Jung bisa melawan semuanya walaupun terlihat mabuk.
“Aku merasa lebih mabuk setelah bergerak...Lalu Di mana Nok... Soon?” ucap Tuan Jung tersadar kalau tak boleh membongkar rahasia Nok Du. Tuan Yeon bingung siapa "Nok Soon"


Semua pria menyerang desa janda, Sementara para prajurit wanita sudah tak mampu melawanya. Bahkan Kim Sook sudah terlihat lelah, akhirnya mereka dikumpulkan dalam satu tempat.
“Para wanita ini cukup berani.. Baiklah... Siapa yang mau maju lebih dahulu?” ucap Si pria
“Aku.” Kata Nok Du datang dan semua orang bingung siapa pria itu datang. Kim Sook pun menatapnya dengan wajah bingung.
Akhirnya perkelahian kembali terjadi, Nok Du melawan semua prajurit sendirian dan beberapa kali tanganya terkena pedang. Para wanita tak bisa tinggal diam  mereka mencoba membantu. Dong Joo tersadar lalu teringat dengan desa janda dan langsung bergegas pergi.
“Terima kasih sudah membantu kami... Kau tampak tidak asing.” Ucap Kim Sook akhirnya berhasil melawan semua prajurit.
“Orabeoni... Onnnie. Apa Kau sudah ketahuan? Apa kini mereka tahu kau menyamar sebagai wanita? Apa Kau ketahuan? Dasar bodoh.” Ucap Aeng Du terbangun dan langsung turun dari gendongan ayahnya.
“Aeng Du, sudah cukup.” Pinta Nok Du pasrah karena penyamaran sudah terbuka.
“Tetap saja, kenapa kau memukulnya seperti itu? Kau memang jahat. Kau sangat kejam.” Ucap Aeng Du memarahi Kim Sook. Semua terlihat kebingungan.
“Kau Nyonya Kim, bukan?” ucap Kim Soo menebak, semua melonggo tak percaya, Tuan Yeon pun merasa tak percaya kalau Nyonya Kim ternyata pria dan langsung jatuh pingsan.
“Apa itu berarti kau berpura-pura menjadi wanita? Tidak mungkin. Kita bahkan mandi bersama. Bukankah dia mirip bedebah yang menyelinap ke desa kita?” kata Trio Nyeo tak percaya.
“Kenapa kau mendekati kami dengan menyamar sebagai wanita?” tanya Kim Sook mencoba tenang.
“Di pulau kami, keluarga kami diserang. Aku harus mencari tahu siapa pelakunya dan alasannya. Aku benar-benar minta maaf atas segalanya.” Kata Nok Du.
Dong Joo datang dengan wajah panik lalu memanggil Nok Du,  sambil meminta maaf karena semua ini salahnya dan berpikir sudah mati. Nok Du pikir untuk apa dirinay mati dan memina Dong Joo melihatnya sekarang kalau  baik-baik saja...
Saat itu juga Nok Du langsung jatuh pingsan karena sudah tak kuat dengan luka ditubuhnya. 



Yool Moo sudah ada diatas kuda, Pengawal memberitahu kalau tidak akan bisa menemukan apa pun di desa karena Api menghancurkan segalanya dan Para janda yang selamat sudah berpisah. 
“Dia menghilang saat aku pergi mengambil obatnya tanpa mengatakan apa pun.” Kata Yool Mo kesal. Anak buahnya meminta maaf.
“Seharusnya aku datang lebih awal.” Kata anak buahnya. Yool Moo pikir tak masalah.
“Aku yang memberitahumu bahwa kita tidak boleh berada di TKP... Dan Ho. Tentang pria itu Aku tidak bisa membiarkannya tetap hidup.” Kata Yool Moo
“Aku mengerti. Aku akan menemukannya dan membunuhnya.” Kata Dan Oh.
“Sebelum itu, ada satu hal lagi yang harus kita urus.” Ucap Yool Moo. 

Semua para janda berjalan ke arah bukit, Nyonya Chun memberitahu kalau Jika mereka terus berjalan ke arah ini, bisa ke dermaga tanpa ketahuan. Dan Setelah tiba di sana, mereka harus berpisah. Para janda mengeluh karena tidak punya tempat tujuan.
“Para bandit itu sudah mati Dan kami selalu bisa membangun sebuah desa baru. Jadi, tolong jangan usir kami.” Kata para janda.
“Kalian harus pergi sejauh mungkin.” Ucap Nyonya Chun. Prajurit wanita pun akan mengawal para janda ke sana.
“Aku ingin membantu kalian hidup di dunia yang kalian tidak perlu sembunyi dan tidak perlu takut hanya karena kalian wanita. Maafkan aku karena telah gagal menepati janjiku. Kita hanya berpisah sebentar. Kita bisa berkumpul kembali dan membuat dunia yang lebih baik lagi.” Kata Nyonya Chun. Semua pun menganguk setuju.
“Aku yakin dunia itu akan ada meskipun aku gagal. Jangan kehilangan harapan. Pastikan kalian bertahan sampai akhir.” Kata Nyonya Chun.
“Baik, kuharap kita bisa bertemu lagi.” Kata Janda lain. Nyonya Chun pun menyuru mereka semua pergi.

Kim Sook datang memberitahu kalau membawa semua gisaeng ke kantor pemerintahan. Nyonya Chun menganguk mengerti,  karena  Mereka semua cantik dan berbakat jadi pasti bisa bekerja dengan baik di mana pun.
“Nyonya Kim... Maksudku, pria itu... Di mana dia...” tanya Nyonya Chun.
“ Dia di Lembah Songju... Kondisinya sangat buruk.” Kata Kim Sook. Nyonya Chun mengeluh kalau Nok Du tidak tahu malu berpura-pura menjadi wanita.
“Tapi jika dia tidak mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan desa...” kata Kim Sook
“Kau pasti menyayanginya.  Aku belum pernah melihatmu membela seseorang seperti ini.” Ucap Nyonya Chun. Kim Sook mencoba mengelak.
“Saat ini, aku tidak punya kekuatan lagi untuk menyakiti siapa pun.” Kata Nyonya Chun.
“Lalu Anda akan ke mana sekarang?” tanya Kim Sook. Nyonya Chun pikir harus berusaha semampunya.
“Aku akan ke Hanyang dan menemui kanselir. Jadi, kamu harus bergegas  dan mengikuti yang lain... “ ucap Nyonya Chun.
“Aku bersumpah akan selalu pendampingi Anda. Tunggu di sini. Aku akan mengambil kuda.”kata Kim Sook 


“Aku tidak tahu para janda itu pergi ke mana. Selain itu, dia bisa membunuhku di sana. Tapi aku dibiarkan hidup untuk kembali dan memperingatkan Anda.” kata Si pria datang memberitahu Tuan Heo.  
“Pangeran Agung Neungyang, si berengsek itu...” kata Tuan Heo akan keluar, si pria menahanya.
“Yang Mulia akan segera mendengar tentang kejadian di desa. Anda tidak boleh melakukan apa pun. Istirahatlah.” Ucap anak buahnya.
Tuan Heo terdiam teringat saat Nok Dua datang dengan pedangnya lalu berkata “Kenapa kamu mencoba membunuh kami? Siapa aku?” Ia pun berpikir Nok Du mungkin jalan keluar mereka dari masalah ini.
Kim Sook melihat dari kejauhan ternyata Nyonya Chun sudah dibawa oleh pengawal kerajaan. Akhirnya ia teringat nama saat pertama kali bertemu dengan Nyonya Chun.
Flash Back
Kim Sook terdesak dengan banyak pria yang mengejarknya, si pria pikir kalau Kim Sook Tidak ada gunanya melarikan diri. Jadi lebih baik cepat lompat. Kim Sook kebingungan, Si pria akan memberitahu kalau Kim Sook bunuh diri untuk menjaga integritasnya.
Tapi saat itu sebuah panah ke arah pada prajurit dan mereka semua mati. Kim Sook kaget dan saat itu melihat Nyonya Chun dengan prajurit wanita.
“Kenapa kamu melihat ke bawah tebing itu? Kamu harus melindungi nyawamu, bukan integritasmu. Mari pergi, dan tetaplah semangat.” Ucap Nyonya Chun. 



Kim Sook tak percaya melihat Nyonya Chun yang rela ditangkap, tapi tiba-tiba seserong melepaskan panah ke arah jantung Nyonya Chun. Semua prajurit langsung berteriak marah akan mencari si pria. Dan Oh terlihat ada disemak-semak.
 Nyonya Chun jatuh lemas, Kim Sook mencoba mengejar tapi tubuhnya yang terluka tak bisa mengejarnya.  Nyonya Chun akhirnya tak bisa bertahan hidup karena sudah terkena bagian jantungnya. 

Kim Sook berdiri disebuah gunungan batu, Dong Joo datang berlari dan langsung menangis untuk Nyonya Chun. Kim Sook pikir  tidak ingin perjalanan Kim Sook  ke akhirat sepi.
“Jadi, aku memanggilmu kemari meski kondisimu tidak prima.” Kata Kim Sook.
“Apa ini perbuatan para bandit? Bagaimana... Bagaimana bisa dia mati seperti ini? Nyonya Chun.” Ucap Dong Joo terus menangis.
“Siapa pun itu, aku akan menemukannya dan membunuhnya apa pun risikonya.” Kata Kim Sook dengan penuh dendam. 

Nok Du sudah dirawat dalam sebuah ruangan, Dong Joo menatap Nok Du yang akhirnya membuka matanya. Nok Du senang karena berpikir meninggalkannya. Ia mengaku bermimpi Dong Joo yang meninggalkannya. Dong Joo pikir itu Mimpi yang konyol.
“Aku tidak akan pergi. Jadi, tidurlah.” Kata Dong Joo. Nok Du menolaknya menarik tangan Dong Joo aga bisa mendekapnya. 

Tapi saat itu Nok Du terbangun dan tersadar kalau bukan Dong Joo tapi Tuan Yeon dan langsung bergegas bangun. Tuan Yeon memperingatkan Nok Du tidak boleh bergerak sekarang, Nok Du heran karena Tuan Yeon dan ingin tahu Di mana Dong Joo.
Tuan Yeon bingung, Nok Du langsung mengambil baju dan bergegas pergi keluar rumah. Tuan Yeon berteriak memperingatkan Nok Du kalau belum boleh bergerak. 

Nok Du berdiri di tengah ilalang seperti menanti seseorang. Tuan Jung datang bertanya Sudah berapa hari Nok Du ada disana padahal belum sembuh. Nok Du hanya diam saja. Tuan Jung mengaku ragu Dong Joo akan kembali karena bersikeras untuk pergi.
“Aku tidak menunggunya. Aku hanya keluar mencari udara segar.” Kata Nok Du berbohong.
“Sepertinya itu air mata.” Ejek Tuan Jung. Nok Du beralasan Itu karena anginnya dingin.
“Biasanya, cinta pertama memilukan.” Kata Tuan Jung menasehati. Nok Du ingin tahu Kenapa dia pergi tanpa berpamitan
“Dia bilang dia takut aku akan mati. Tapi Tidak sepatah kata pun.” Keluh Nok Du marah
“Apa Kamu tahu kepala rumah gisaeng?” kata Tuan Jung. Nok Du ingin tahu Apa yang terjadi padanya
“Saat dia melarikan diri, dia diserang oleh beberapa bandit yang mengikutinya.  Tapi Mereka menguburnya dengan baik. Wakil kurator ingin merahasiakannya sampai kondisimu membaik. “ jelas Tuan Jung. Nok Du terlihat sangat lemas dan hampir jatuh.
Tuan Jung menahannya memastikan Nok Du baik-baik saja, Nok Du mengatakan harus pergi. Tuan Jung setuju karena  Udaranya dingin. Jadi harus kembali. Nok Du menjelaskan maksudnya pergi ke  Hanyang. Tuan Jung kaget mendengarnya.
“Jangan memaksakan diri dahulu.” Kata Tuan Jung. Nok Du mneegaksan Ada percakapan yang belum diselesaikan. Tuan Jung hanya bisa menghela nafas panjang. 


Flash Back
Dong Joo menatap Nok Du yang masih belum sadar, mengaku kalau akan pergi. Tuan Jung bingung apa maksud ucapanya padahal Dong Joo bergadang beberapa malam dan tidak tidur. Dong Joo pikir harus pergi.
“Karena itulah aku akan tetap bersamanya sepuasku dahulu. Menatapnya sepuasku dan tetap di sebelahnya. Nok Du tidak akan tahu. Ini Hanya sebentar.” Ucap Dong Joo
“Dia terluka parah. Apa Kau akan meninggalkannya seperti ini?” kata Tuan Jung.
“Karena jika dia bangun, kurasa aku tidak bisa pergi. Tolong jangan beri tahu dia bahwa aku menemaninya. Katakan kepadanya aku pergi dengan tanpa acuh. Tolong katakan itu kepadanya.” Ucap Nok Du
“Astaga... Apa dia patah hati karena tidak tahu Atau dia akan lebih patah hati jika mengetahuinya?” ucap Tuan Jung bingung.
Saat itu Dong Joo sudah sampai Hanyang, terlihat semua barang-barang sudah dibawa olehnya.
Bersambung ke episode 16

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar