PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 23 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 14

PS : All images credit and content copyright : KBS


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dong Joo memanasakan tubuhnya didepan api unggun, Aeng Du makan dengan lahap ikan bakar yang ditangkap Nok Du, sementara Nok Du memberikan bajunya agar Dong Joo tak kedinginya. Aeng Du mengeluh karena Nok Du tidak memberitahunya jika tinggal dipulau.
“Dia tidak pernah bertanya.” Kata Nok Du. Dong Joo mengeluh kesal melihat sikap Nok Du. 

Akhirnya mereka berjalan pulang, Nok Du sudah berganti pakaian lalau melihat bagian bawah Dong Joo, memanggil Aeng Du agar makan apel dan berjalan lebih dulu. Ia langsung menarik Dong Joo dan menyuruhnya duduk. Dong Joo terlihat bingung
“Apakah kau sangat bodoh? kau harusnya mengeringkan  kakimu terlebih dulu.” Ucap Nok Du
“Lupakan saja. mari kita pergi saja.” Kata Dong Joo tak peduli, Nok Du menahan Dong Joo agar tak pergi.
“Jika kakimu dingin, kamu bisa demam. Kau akan membuat hidupku kesulitan jika seperti itu.” Ucap Nok Du menganti kaos kaki Dong Joo. Dong Joo pun hanya bisa diam dan Nok Du selesai mengantinya.
“Sudah kubilang... “kata Dong Joo marah dan langsung disela oleh Nok Du karena sudah tahu ucapanya.
“Jangan melakukan hal seperti ini untukku. Aku akan melakukan apapun yang kumau. Bukan berarti kau akan mendengarkanku.” Ucap Nok Du
“Bukan begitu. Aku tidak tahu nama aslimu.” Kata Dong Jo. Nok Du terlihat bingung.
“Aaktu aku melihatmu terjatuh  kedalam air tadi, aku tidak bisa memanggilmu... karena aku tidak tahu namamu.” Kata Dong Joo 
“Apakah kau mau tahu?” tanya Nok Du, Dong Joo mengaku tidak ma dan bertanya apakah namanya itu sangat berharga untuk di bagi bersama.
“Aku akan memberitahumu nanti jika kamu merawat Dong Dong  dan Dong Joo. Aku akan memberitahumu setelah mereka memiliki jengger, menghasilkan telur, dan menjadi ayam.” Ucap Nok Du
“Jawabanmu selalu "nanti". Lupakan saja.” Kata Dong Joo marah. Nok du pikir akan mengatakannya,
“Tapi kamu harus tinggal bersama mereka dan membesarkan mereka dengan baik. Mereka membutuhkanmu. Kamu adalah pemiliknya. mengerti? Berjanjilah bahwa kamu akan melakukannya.” Kata Nok Du memohon.
“Kalau begitu, aku akan terus memanggilmu bajingan.” Keluh Dong Joo lalu melangkah perg.
“Hei, kenapa kau selalu kasar? Oermintaaku juga tidak sulit untuk dipenuhi. Berjanjilah padaku. Apakah kamu tidak mau berjanji?” keluh Nok Du kesal




 Yool Moo membaca pesan dari Tuan Heo “Pasukan Muweol harus pergi. Jangan meninggalkan jejak apapun.” Lalu berkomentar kalau Menteri memang naif. Ia pikir Satu-satunya solusi yang Tuan Heo pikirkan adalah mengirim Pasukan Muweol ke Hanyang.
“Akan tetapi, Raja sudah mengawasi tempat itu. jadi bisa berbahaya jika mereka tinggal disana. Jika kau juga mengunjungi rumah kami...” ucap Nyonya Chun yang langsung disela Yool Moo
“Aku selalu mengunjungi rumah  gisaeng ini setiap hari. Berhenti datang kesini akan menarik lebih banyak perhatian.” Komentar Yool Moo
“Lalu, apa yang harus kami...” tanya Nyonya Chun. Yool Moo menyuru Nyonya Chun agar mengikuti instruksi menteri. Nyonya Chun mengerti.
“Aku akan segera pergi ke Hanyang setelah matahari terbenam. Aku juga ingin mengajukan  beberapa pertanyaan pada menteri. Aku akan memintanya untuk mengikuti rencana saat ini.” Kata Nyonya Chun.
“ Aku akan menyediakan pengawal dan kuda.” Ucap Yool Moo. Nyonya Chun menolaknya.
“Aku akan pergi ke Hanyang bersama janda yang baru saja bergabung dengan Pasukan Muweol. Kupikir kau sudah bertemu dengannya.” Kata Nyonya Chun.  Yool Moo seperti tahu yang dimaksud adalah Nok Du. 



Tuan Yeon bersujud memberikan hormat memberitahu ia adalah  wakil kurator yang bertanggung jawab pada desa janda di Lembah Mudam, saat itu memberikan namanya. Raja langsung memohonnya karena menurutnya sudah cukup.
“Beritahu aku tentang desa janda. Ceritakan semuanya walaupun tidak ada yang mencurigakan. Kau baru bisa pulang jika  jawabanmu membuatku puas.” Kata Raja. Tuan Yeon mengerti. 

Yool Moo baru saja datang, Nok Du pun baru saja keluar. Keduanya saling menatap dingin akhirnya bertemu ditengah. Yool Moo membahas Nok Du bergabung dengan Pasukan Muweol dan mereka bilang akan membayarnya.  Nok Du membalas kalau mendengar Yool Moo bersiap melakukan pemberontakan.
“Aku membiarkanmu hidup meskipun kamu seharusnya mati karena Dong Joo yang memintanya. tapi itu menjadi semakin sulit. Aku mulai ingin melanggar janji yang kubuat dengannya.” Ungkap Yool Moo sinis.
“Aku tidak takut pada pria yang hanya pintar bicara... begini, lakukan saja semaumu... jangan goyahkan dia. Aku tidak akan diam saja.” Kata Nok Du dengan menepis  tangan Yool Moo yang mencengkramnya. 


Dong Joo membereskan barang-barang ditempat persembunyianya, lalu menatap baju priany dan teringat kalau itu adalah baju sat pertama kali dengan Nok Du.
Flash Back
Dong Joo marah karena semua gagal akibat sikap Nok Du. Nok Du bertanya siapa Dong Joo yang beran mencengkram bajunya lalu mengingat wanita itu yang tadi menjatuhkan panahnya.
“Untunglah aku tidak berjanji akan terus berada disisinya sampai ayamnya tumbuh dewasa... tapi aku mau melakukanya, aku ingin tetap berada disisinya... Maafkan aku, Ibu.” Ucap Dong Joo menangis sendirian. 

Nok Du pulang ke rumah panik memeriksa kotak pakaian dan ternyata barangnya masih ada disini lalu merasa kalau tidak mungkin Dong Joo pergi tanpa membawa barang.  Saat itu Dong Joo masuk kamar. Nok Du kaget melihatnya.
“Bagaimana bisa kamu pergi tanpa mengatakan apapun? Darimana saja kau? kau juga menghilang tanya Nok Du
“Hwa Su meminta bantuanku, jadi aku pergi ketempatnya.” Akui Dong Joo. Nok Du mengeluh kalau Dong Joo pasti berpikir  tidak memeriksanya.
“Sepertinya kamu berencana untuk pergi ke suatu tempat. Pergilah dan biarkan aku tidur.” Kata Dong Joo melihat ada barang yang siap dikemas. Nok Du menahan kesal langsung bergegas pergi.
“Aku tidak akan bertanya jika kau menyukaiku. Kau bisa menggunakanku semaumu.  Aku tidak masalah dengan itu. Jadi... kumohon jangan menghilang dariku. Aku mohon padamu.” Ucap Nok Du kembali membuka pintu. Dong Joo hanya bisa diam saja. 


Nyonya Chun dan Nok Du berjalan ke hanyang, Nok Du menutup wajahnya dengan topi lalu bertanya apakah tidak masalah jika Nyonya Chun yang tidak menyamar. Nyonya Chun pikir Nok Du belum dengar kalau  Tuan Heo berada dibelakangnya. Nok Du terlihat kaget.
“Itulah sebabnya wajar jika aku mengunjunginya seperti ini.” Kata Nyonya Chun lalu memberitahu kalau mereka sudah sampai. Nok Du masih gelisah walapun menutu wajahnya dengan topi. 

Dong Joo melihat kamar Nyonya Chun yang kosong lalu menaruh dilantai. Yool Moo bertemu dengan Dong Joo bertanya apakah akan pergi hari ini. Dong Joo membenarkan. Yool Moo pikir Dong Joo  terburu-buru karena Nok Du.
“Aku pergi karena sudah siap.” Kata Dong Joo. Yool Moo mengerti dan mengajak pergi ke Hanyang bersama.
“Aku ingin pergi sendiri. Tolong jangan mengikutiku.” Pintah Dong Joo. Yool Moo pun setuju.
“Tapi aku harus memeriksanya jika kau sampai dengan selamat. Apakah kau ingat dimana ayunannya? Pergilah kesana sekitar jam 9 sampai 11 malam.  Hanya itu yang kuminta.” Ucap Yool Moo
“Jika aku melakukannya, Apakah kamu tidak akan melakukan apapun?” tanya Dong Joo
“Apakah kau membicarakan tentang dia?” komentar Yool Moo, Dong Joo membenarkan.
“Berjanjilah bahwa kau tidak akan pernah menyakitinya.” Pinta Dong Joo. Yool Moo mengingatkan Dong Joo bilang jika  tidak menyukainya.
“Walaupun aku menyukainya, aku  akan menyembunyikan perasaanku. Aku akan pergi tanpa mengatakan apapun dan menyakitinya. dengan begitu, dia akan membenciku. Itu lebih baik daripada aku mati dan menghilang darinya.” Ucap Dong Joo sambil menangis.
“Aku tahu dengan baik bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai. dan terus menjalani hidupku. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. jadi jangan khawatirkan tentang...” ucap Dong Joo dan tiba-tiba Yool Moo langsung menghapus air matanya
“ kau menangis... itu semua karena dia... kamu tidak memperingatkanku. Tapi kau mengakui perasaanmu padanya.” Kata Yool Moo
“Tolong bayar semua yang aku lakukan untukmu.” Ucap Dong Joo. Yool Moo menolak.
“Aku akan membayarmu di Hanyang. .. Jangan terlambat.” Kata Yool Mo memperingati lalu pergi. 



Tuan Yeon keluar dari kamar raja, setelah kasim menutup pintu lulutnya langsung lemas dan mengucapkan terima kasih karena masih hidup. Raja memberitahu panglima Rumah gisaeng membantu desa agar membawakan bosnya dan janda yang dekat dengannya.
“Jika tidak ada bukti maka bawakan saksinya.”perintah Raja. Panglima mengerti. 

Kim Sook melihat dari bukit tempat desanya dahulu, lalu bertanya apakah mereka semua sudah melarikan diri. Yeon Boon menganguk kalau mereka sudah melarikan diri yaitu Nyonya Kim sudah pergi bersama Nyonya Chun jadi mereka yang terakhir.
“Rumahku. dan semua temanku ada disana. Aku melakukan perbuatan kejam  supaya bisa hidup disana dengan damai.” Komentar Joon Sook sedih
“Kita harus pergi supaya teman kita tetap aman. Mari kita pergi.” kata Kim Sook mengajak mereka semua pergi. 

Di sebuah hutan
Beberapa pria seperti perampok sedang makan dan minum bersama, Seorang pria datang memberikan sekantung uang mengajk mereka untuk segera bergerak. Semua pun setuju kalau akan segera pergi. saat itu Yool Moo tersenyum dingin, sebagai orang yang memerintahkanya. 

Nyonya Chun bertemu dengan Tuan Heo ingin tahu alasanya  tidak menerima tawaran Yool Moo karena  berjanji akan menjaga  orang-orang seperti mereka yang tidak punya kekuasaan. Ia pikir Yool Mooo lebih baikdaripada Raja saat ini.
“Aku ingin tahu jika kau masih berpikir sama setelah melihatnya.” Ucap Tuan Heo memperlihatkan sebuah pakaian.
“Ini milik Nyonya Min... “ ucap Nyonya Chun kaget. Tuan Heo memberitahu kalau  menemukan mayatnya  di gunung belakang desa dan sudah tahu siapa yang membunuhnya.
“Apa maksudmu Pangeran Agung Neungyang  yang melakukannya? Kenapa?” tanya Nyonya Chun kaget.
“Supaya dia bisa menggali apapun yang ingin dia ketahui tentang aku, menemukan kelemahanku, dan akhirnya mengancamku dengan itu. Apa menurutmu dia perduli dengan kelemahan?” komentar Tuan Heo.
“Dia pria yang bisa membunuh siapapun dalam rangka untuk mendapatkan keinginannya. Jelas Tuan Heo.

Nyonya Chun keluar dari ruangan dengan wajah tegang, Tuan Heo pun menyusul saat itu Nok Du diam-diam mengikutinya. Tuan Hwang keluar dari kamar seperti bosan dan sempat melihat dari belakang Nok Du tapi tak mengenalinya karena mengunakan pakaian wanita. 

“Pangeran Agung Neungyang memprovokasi kita sebagai langkah pertamanya.. Dia penuh persiapan, jadi kau harus berhati-hati” ucap Tuan Heo pada anak buahnya. Nok Du terus mendengarkanya.
“Haruskah kita mencarinya dan membunuhnya?” tanya anak buahnay. Taun Heo pikir Dia tidak melakukan kesalahan apapun.
“Dia harus bersembunyi dan hidup dipulau karena Ayahnya. Bawa dia kembali hidup-hidup.” Kata Tuan Heo.
“Dia bilang "pulau"? Apakah mereka membicarakan tentang kakakku?” gumam Nok Du panik. 

Beberapa prajurit mulai bergerak, Nok Du memberikan pelajaran pada salah satu pria dan menyamar menjari prajurit. Mereka masuk ke rumah Yool Moo, Sementara Nok Du mengintip dari atas genteng. Sementara di dalam rumah Yool Moo menjamu Hwang Tae.
“Apakah kurang nyaman untuk menjadi teman? Kupikir akan lebih baik jika kita bisa berteman.” Kata Yool Moo
“Aku yakin kita bisa pelan-pelan menjadi teman.” Ucap Hwang Tae. Yool Moo pikir mereka akan bekerjasama dalam waktu yang lama.
“Apakah aku bisa membantu rencanamu?” tanya HwangTae sedikit ragu.
“Aku tidak akan mempertahankanmu jika kamu tidak berguna. Ada sesuatu yang harus... Kau lakukan untukku, tapi itu bukan bagian dari rencanaku. Adikmu... maksudku... aku harus menemukan putra Raja.” Ucap Yool Moo 

Saat itu prajurit sudah siap menyerang kamar Yool Moo, tap anak buah Yool Moo sudah lebih dulu menghadangnya. Nok Du hanya melihat dari atas genting, Di kamar Nam tae bertanya Apakah Yool Moo akan membunuhnya jika berhasil menemukannya.
“Begini... Aku berpikir untuk membunuhnya karena dia tidak berguna untukku.tapi, bagaimana menurutmu? Aku juga bersedia mengikuti pendapatmu.” Kata Yool Moo  Saat itu terjadi keributan diluar, Yool Mo menatap sinis.

Nok Du masuk ke kamar dan kaget melihat Hwang Tae dan langsung bertanya bagaimana bisa tertangkap, lalu memeriksa apakah ada yang terluka dan baik-baik saja. Nok Du pikir Hwang Tae sudah melalui banyak hal.
“Aku merindukanmu, Hwang Tae.” Ucap Nok Du memeluk kakaknya. Hwang Tae kaget bertanya bagaimana adiknya bisa ada dirumah Yool Moo.
“Begini, ceritanya sangat panjang. tapi aku datang untuk menyelamatkanmu.  Mari kita keluar dari sini.” Kata Nok Du. Hwang Tae menolaknya.
“Aku tidak disini karena tertangkap.” Akui Hwang Tae. Nok Du kaget mendengarnya.
“Kupikir kau ditangkap oleh Pangeran Agung Neungyang. kupikir kau melarikan diri dari orang yang mencoba membunuh kita...” kata Nok Du
“kami hampir mati di pulau. karena kau.” Tegas Hwang Tae marah. Nok du tak percaya kakaknya mengatakan hal itu.
“Pangeran Agung Neungyang menyelamatkanku saat aku hampir  dibunuh lagi karenamu.” Kata Hwang Tae. Nok Du terlihat tak mengerti.
“Alasan kenapa kita harus bersembunyi, alasan kenapa Ibu harus mati dengan menyedihkan, dan alasan kenapa kita dikejar sepanjang waktu, aku sudah tahu alasannya.” Tegas Hwang Tae.
“Apakah itu karena aku?” tanya Nok Du, Hwang Tae membenarkan kalau semua karena Nok Du.
“Lupakan saja... Lupakan itu. kau harus pergi. Aku tidak akan bilang pada siapapun jika melihatmu hari ini, jadi pergilah.” Kata HwangTae menyuruh Nok Du pergi.
“Kenapa bisa salahku? Kenapa? Katakan padaku. Katakan padaku!”terak Nok Du marah
“Apakah kamu benar-benar mau mendengarnya? Apakah kau yakin bisa mengatasinya? katakan padaku.” Tegas Nok Du
“Baiklah... Ini semua karena kau... Ini semua karena... Ini semua karena... kau adalah putra... dari Raja.” Kata Hwang Tae. Nok Du menangis mengetahuinya. 




Anak buah Yool Moo akan membunuh satu prajurit lagi. Yool Moo datang menyuruh agar jangan membunuhnya karena mereka membutuhkan seseorang untuk kembali dan memberitahu Tuan Heo agar tidak membuang-buang tenaganya.
Sementara di ruangan, Nok Du pikir ini tidak masuk akal dan berpikir  Yool Moo berharap mempercayainya kalau ia adalah putra Raja. Hwang Tae pikir  jika Nok Du tidak mempercayainya maka bisa bertanya langsung kepada Raja.
“Ada apa denganmu? Aku adikmu. Aku putra Ayah.” Ucap Nok Du sambil menangis.
“Itu juga yang kupikirkan! Itulah sebabnya Aku menjalani hidup yang sulit.” Ungkap Hwang Tae.
Flash Back
Hwang Tae membawakan obat untuk ibunya, saat itu terdengar suara dari dalam kamar Nok Du memanggilnya. Ia bergegas masuk tapi mendengar suara ibunya. Ibunya berkata “Itu semua salahmu. Jika bukan karena kau, putraku akan... Keluargaku akan...”
“Aku tidak mau lagi menjalani hidup seperti itu. Aku akan mengambil semua yang hilang karena kau.”tegas  Hwang Tae.
“Hyung.. Kumohon jangan lakukan ini. Mari kita pergi bersama. Kau tidak bisa membuangku seperti ini. Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanya Nok Du
“Larilah sendiri. Hanya ini yang kutahu, jadi  jangan lagi mencariku. Jangan mencoba untuk mengetahui apapun. bersembunyilah dan jalani hidupmu seolah-olah kamu tidak ada. Jika kamu tidak melakukannya,maka kau pasti akan mati.” Ucap Hwang Tae
“Keluar dari sini. pergilah.. pergi sekarang juga!” kata Hwang Tae mendorong Nok Du pergi. Nok Du tak percaya kakaknya tega melakukan itu.
“Jangan lagi memanggilku seperti itu.” Tegas Hwang Tae lalu menutup pintu dan menangis. 



Saat itu Yool Moo masuk melihat Hwang Tae menangis bertanya Apakah ada sesuatu yang terjadi. Hwang Tae mengaku Alkohol membuatku merasa sedikit emosional dan bertanya balik apa yang terjadi diluar. Yool Moo mengaku bukan apa-apa.
“Itu sudah diurus. jangan khawatir dan beristirahatlah. Aku punya janji lain. Selamat malam.” Ucap  Yool Moo. 

Nyonya Chun datang ke rumah Yool Moo, mengaku bingung karena tidak bisa menemukan Nyonya Kim, jadi datang kesini sendirian dan mengaku ingin menanyakan sesuatu padanya. Yool Moo heran Nyonya Chun tidak bisa menemukannya
“Baiklah, masuklah kedalam... Aku mau keluar sebentar.” Kata Yool Moo
“Apakah kamu membunuh Nyonya Min?” tanya Nyonya Chun. Yool Moo membenarkan
“Aku membunuhnya untuk menjaga rahasiaku. Aku menyingkirkan segala kemungkinan yang bisa menyebabkan masalah nanti. Apakah ada masalah dengan itu?” komentar Yool Moo santai.
“Aalam rangka untuk mencegah masalah di masa depan, Apa kamu membunuh wanita yang membahayakan dirinya dalam melakukan tugasnya?” komentar Nyonya Chun tak percaya.
“Itu wajar bagi orang yang melayaniku untuk menghilang.  Bukan begitu?” komentar Yool Moo
“Jika begitu alasannya, Apa kau mungkin akan membuang Pasukan Muweol. dan desa janda kapanpun kamu mau.” Kata Nyonya Chun.
“kau bisa memastikan bahwa aku tidak akan membuang mereka. dan untuk desa janda, aku sudah membuangnya.” Komentr Yool Moo. Nyonya Chun kaget mendengarnya. 



Para pria-pria beringas mengajak semua masuk ke desa janda. Yool Moo pikir kalau Nyona Chun butuh desa, maka bisa membangun yang lain. Jika mau rumah gisaeng, maka akan membuat yang paling besar dan mewah di Hanyang.
“Tolong jangan bilang jika kau pikir mengeluarkan Pasukan Muweol dari desa bisa menyelesaikan hal ini. Kau pasti tidak terlalu memikirkan Raja.” Sindir Yool Moo
“Harap berikan aku sedikit waktu. aku pasti akan memastikan tidak ada yang akan menjadi  bukti untuk Raja. Aku bisa memindahkan seluruh desa ke tempat lain jika perlu.” Pinta Nyonya Chun.
“Kenapa? Kenapa aku harus melakukannya? Itu merepotkan. saat aku tahu cara paling mudah yang bisa menjamin keinginanku.” Kata Yool Moo. Nyonya Chun menganguk mengerti.
“Syukurlah. tunggu aku didalam kamar. dan suruh Dan Ho untuk  mencari Nyonya Kim.” perintah Yool Moo. Nyonya Chun pun tak bisa melawan. 

Nok Du terlihat sangat marah masih dengan pakaian wanitanya. Tuan Heo ada didalam ruangan berpikir anak buahnya datang lalu bertanya apakah menangkapnya. Tapi pedang malah ada didepanya, Tuan Heo bertanya siapa pria itu.
“Ayahku, kakakku dan aku.. kenapa kamu mencoba membunuh kami? Siapa aku sebenarnya? jawab aku.” Ucap Nok Du penasaran. Tuan Heo kaget berpikir kalau itu adalah Nok Du
“Tuan! Tuan Heo! Desa janda dalam bahaya.” Teriak Nyonya Chun panik masuk kamar dan melihat Tuan Heo sedang diancam dengan pedang. Nok Du kaget mendengarnya. 

Para pria masuk ke desa janda yang sunyi, lalu berteriak agar mereka  memulainya. Semua langsung melempar obor membakar semuanya, beberap wanita keluar rumah panik karena desa mereka dibakar. Para pria langsung membunuh para wanita.
“Jangan melepaskan siapapun.” Teriak Para pria. Semua wanita menjerit ketakutan. Tiga wanita tambun bingung melihat desa mereka sudah dibakar.  Yool Moo sudah menunggu didekat ayunan tapi Dong Joo belum juga datang, lalu menduga sesuatu dan bergegas pergi dengan kudanya. 

Dong Joo bersiap-siap pergi menyiapkan semua barangnya dalam kotak lalu berjalan sambil menghapus air matanya. Sementara Aeng Du pergi ke pasa memberitahu Ada kue beras dan daging didalamnya dan itu sangat enak.
“Aku tidak pernah mendengar ada tempat yang menjual makanan itu.”komentar seorang wanita.
“Ya ampun, ini sangat menjengkelkan...Aku yakin ini tempatnya. Aku yakin itu.” Kata Aeng Du
“Hei, makan saja makanannya dan pergi. Kau bisa bertemu harimau nanti jika terus berada diluar.” Keluh Tuan Hwang yang sudah mengantuk. Aeng Du pikir tak masalah.
“Kita bisa menghabiskan malam disini.Dengan ini, kita bisa menghabiskan 10 malam disini.” Kata Aeng Du memperlihatkan banyak uang dikantungnya Tuan Hwang mengeluh Aeng Du bicara omong kosong.
“Kenapa dia menyuruhnya makan sesuatu yang tidak ada? Astaga, ini sangat menjengkelkan. Tapi dia membawa banyak uang.” Kata Tuan Hwang mengikuti Aeng Du pergi. 

Semua pria membunuh wanita dengan pedang dan tak ada belas kasihan. Tempat pembuatan bir dibakar. Dong Joo akan pergi tapi dari kejauahan desanya seperti sangat terang karena dibakar. Nok Du menyusuri hutan dengan kudanya.
Soo Yeon mencoba melawan semua pria, Dong Joo membantu dengan panahnya dan bertanya apa yang terjadi. Soo Yeon mengaku tak tahu. Dong Joo akan kabur tapi seorang pria sudah mengangkapnya dan langsung mencekiknya.

Yool Moo masuk desa janda mencoba mencari Dong Joo, lalu dengan kobaran api melihat kalau Dong Joo sedang dicekik. Ia berteriak agar menghentikan sekarang juga tapi suara jeritan para janda menutupi suara Yool Moo. Dong Joo sudah kehilangan nafasnya. 

Flash Back
Aeng Du melihat barang yang dibawa Dong Joo bertanya akan kemana. Dong Joo meminta Aeng Du agar mengatakan padanya bahwa ia menyesal. Aeng Du bertanya kepada siapa. Dong Joo menjawab kakak Aeng Du lalu ingin tahu siapa namanya.
Dong Joo sudah kehabisa nafas lalu menyebut nama “Nok Du.” Sambil menangis. Si pria sudah siap mengayuhkan kampaknya. Saat itu tubuh Dong Joo jatuh lemas, sebuah pedang menebas si pria. Nok Du langsung memeluk tubuh Dong Joo yang lemas.
Bersambung ke episode 15

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar