PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 03 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 10

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nyonya Hong sudah ada salon dan seorang wanita sudah siap memotong rambutnya. Nyonya Hong menolak karena mau direkturnya. Pegawai memberitahu kalau harus buat janji dua pekan sebelumnya untuk bertemu dengannya.
“Ketua kami juga bagus. Dia bekerja di area Hongdae selama tiga tahun.” Ucap Pegawai
“Aku yakin kau hebat. Namun, aku akan bertemu wanita pacar suamiku setelah menata rambut.” Kata Nyonya Hong. Pegawai panik akhirnya memanggil  Direktur.
Akhirnya Direktu yang memegang langsung rambut Nyonya Hong dan akan pakai produk terbaik.
“Semua punya batas yang harus dilindungi. Batasku adalah harga diriku. Aku tak mau pedulikan orang seperti Dongbaek. Aku ingin mengabaikannya dengan segala yang kupunya.” Gumam Nyonya Hong. 

Dong Baek kaget melihat Nyonya Hong lalu bertanya ada apa datang ke tempatnya karena mengira tak pernah mau mampir. Nyonya Hong hanya bisa menatap sinis, Dong Baek menawarkan apakah Nyonya Hong ingin lobak muda
“Senyumnya juga manis.” Gumam Nyonya Hong, lalu bertanya apakah Dong Baek tak pakai riasan dengan nada menyindir.
“Aku agak sibuk, jadi aku berhenti di tengah-tengah.” Kata Dong Baek memegang wajahnya karena malu.
“Kau pikir kau cantik, 'kan? Kurasa, menurutku kau pikir begitu.” Kata Nyonya Hong sinis.
“Aku tak menganggap diriku cantik. Namun, kurasa aku tak begitu buruk jika menyangkut fisiognomi.” Ucap Dong Baek.
“Astaga, ini memalukan. Aku tak kemari untuk bicarakan fisiognomimu. Secara legal, aku harus beri tahu sebulan sebelumnya, tapi kurasa aku perlu memberi tahu lebih awal.” Jelas Nyonya Hong.
Dong Baek ingin tahu ada apa. Nyonya Hong mengingatkan kalau Kontrak mereka akan habis Desember. Dong Baek mengetahuinya. Nyonya Hong pun meminta Dong Baek pindah. Dong Baek kaget begitu juga Hyang Mi hanya bisa melonggo.
“Apa? Pindah? Kenapa mendadak?” kata Dong Baek bingung. Nyonya Hong pikir Ini tak mendadak.
“UU Perlindungan Sewa tak berlaku. Waktumu tiga bulan.” Tegas Nyonya Hong
“Nyonya Hong, jika ini karena kau ingin menaikkan sewa, kita bisa bicarakan...” kata Dong Baek
“Tidak, aku tak akan menaikkan sewa. Ini toko tanpa jendela, jadi, saat kau pindah, ini akan jadi gudang boga bahari kering lagi. Aku mungkin hanya dapat seperempat dari yang kudapat darimu.” Ucap Nyonya Baek angkuh
“Lalu kenapa kau memintaku...” kata Dong Baek bingung. Nyonya Hong menegaskan Uang bukan masalah di sini.
“Apa aku harus beberkan? Kau mungkin paham maksudku, jadi, jangan bicarakan ini lagi. Silakan lanjutkan pekerjaanmu.” Kata Nyonya Hong lalu berjalan pergi.
“Gyu-tae akan ingin pergi ke Yangpyeong.” Komentar Hyang Mi melihat sikap Nyonya Hong. 




Dong Baek akhirnya mengejar Nyonya Hong yang naik mobil dan mengetuk jendela mobilnya. Nyonya Hong dengan wajah sinis mengeluh melihatny dan akhirnya menurunkan jendelanya. Dong Baek pikir Tuan No tak mengatakan apa pun jadi merasa tak siap.
“Dia juga tak mengatakan apa pun saat terakhir aku bertemu dengannya. Dia tidak...” ucap Dong Baek yang langsung disela Nyonya Hong.
“Berani sekali kau? Apa Kau gunakan suamiku sebagai tameng di depanku?” sindir Nyonya Hong marah. Dong Baek mengaku Bukan begitu.
“Dongbaek. Aku ingin pura-pura hingga akhir. Jika Dongbaek terus menghasut, dan aku hilang kendali, aku ingin terus terang padamu. Maka itu akan membuat kita berdua tampak buruk. Jadi, kau harus hati-hati.” Tegas Nyonya Hong
“Aku tak suka kulitmu, caramu bicara, dan fisiognomimu, tapi wajah itu yang terburuk. Aku benci wajahmu berkata, "Aku tak tahu." Apa Kau paham yang coba kukatakan?” ucap Nyonya Hong marah. 



Dongbaek berjalan sedih, Yong Sik datang membawakan sesuatu lalu menghampiri Dong Baek yang berjalan sedih lalu bertanya apa apa dan kenapa seperti sapi sedih lagi. Dong Baek hanya diam saja.
“Aku mencuri bubuk cabai merah karena kudengar kau membuat kimchi. Kenapa kau tampak sedih lagi?” kata Yong Sik binggung.
“Kurasa aku memunculkan sisi buruk pemilk gedungku.” Kata Dong Baek lalu berlari masuk bar. Yong Sik terlihat binggung. 

Di depan sekolah terlihat spanduk [MARI MEMBACA BERSAMA, KAMPANYE BERBAGI DAN GUNAKAN ULANG] Pil Goo sudah membawa buku sendiri dan sempat berhenti karena terlalu berat. Beberapa anak dibantu oleh orang tuanya.
“Dasar Sial, kenapa ada banyak orang? Kenapa dia tak datang menjemput anaknya?” keluh Jung Ryul melihat Pil Goo berjalan sendirian.
“Kenapa dia biarkan orang sepertinya menjaga putranya?” ucap Jung Ryul saat melihat Hyang Mi yang menjemputnya.
“Apa Kau membaca?” tanya Hyang Mi menarik keranjang berisi buku, Pil Goo menjawab kalau hanya disuruh membawanya.
“Di mana Ibu?” tanya Pil Goo. Hyang Mi memberitahu kalau mereka sdang membuat kimhci hari ini.  
“Kalau begitu Ibu sendirian? Apa Polisi itu datang hari ini?” tanya Pil Goo. Hyang Mi bingung, bertanya apakah Pil Goo tak suka dia
“Aku tak suka. Kau suka dia?” tanya Pil Goo sinis. Hyang Mi mengaku tak tahu dan tak yakin harus membela siapa.
“Tapi polisi itu orang keempat yang kubenci.” Ucap Pil Goo. Hyang Mi bingung kenapa jadi Yang keempat?
“Posisi dia setelah Tuan No Gyu-tae, ayah Jun-gi, dan pria dari toko kue beras.” Kata Pil Goo
“Kalau begitu, kau paling suka padanya.” Komentar Hyang Mi. Pil Goo mengeluh Kenapa ibunya jadi 48 kg. Hyang Mi tak mengerti maksudnya.
“Kenapa ibuku sangat cantik? Dia adalah ibu paling cantik di Ongsan. Itu sangat menyusahkanku.” Keluh Pil Goo kesal.
“Kau mulai membuatku ingin punya putra.” Kata Hyang Mi mengelus kepala Pil Goo dengan senyuman bahagia.
Jung Ryul melihat Pil Goo berjalan tak percaya kalau Dong Baek tak punya mobil dan Mungkin sebaiknya membelikannya. Hyang Mi tiba-tiba bertanya pada apakah Pil Goo mau naik mobil karena panas. Pil Goo binggung bertanya apakah Hyang Mi punya mobil
“Kita akan menumpang.” Ucap Hyang Mi dan langsung berteriak memanggil Jung Ryul. Jung Ryul panik karena ternyata Hyang Mi mengenali dirinya dan berpikir sudah gila. 



Dong Baek merapihakn kotak kimchi yang sudah diisi penuh lalu bertanya pada Yong Sik apa yang dikatakan ibunya dan Apa boleh kembalikan kotak ini kepadanya. Yong Sik baru tahu kalau kotak itu milik ibunya dan meminta agar meninggalkan saja.
“Aku akan membawanya saat pergi dan mengembalikannya.” Ucap Yong Sik  Dong baek merasa tak seharusnya pergi.
“Ibuku menyukaimu. Kalian bersahabat.” Kata Yong Sik menyakinkan. Dong Baek mengingatkan kalau Pil Goo dan ibu Yong Sik menentang ini.
“Jadi, berhentilah keras kepala, dan berhenti menyukaiku. Aku merasa seperti harus lebih berhati-hati dengan tindakanku selama dua atau tiga bulan.” Kata Dong Baek
“Aku bukan anak remaja. Jika aku mengabaikan kata ibuku, kurasa tak baik bagimu di masa depan. Jadi, aku akan mundur strategis...” kata Yong Sik
“Kau sungguh tak perlu menjelaskan semuanya padaku. Ada satu hal yang kupelajari sejak kecil. Kalu Tak ada yang suka Dongbaek. Siapa yang menyukaiku?” kata Dong Baek sedih
“Aku menyukaimu.” Ucap Yong Sik. Dong Baek pikir tak mungkin menurutnya mereka tak berpacaran.
“Bahkan aku tak akan senang jika Pil Goo menyukai wanita sepertiku. Namun, aku terbiasa dengan ini, jadi, aku tak apa-apa. Aku akan relakan saja seperti biasanya.” Ucap Dong Baek
“Kau selalu mengingatkanku pada Whac-A-Mole. Kau selalu tersenyum, tapi kau juga selalu terluka. Itu sangat membuatku frustrasi.” Keluh Yong Sik
“Kau harus dengarkan ibumu. Tak ada yang lebih peduli padamu di dunia ini selain dia. Jadi, berhenti bersikap seperti remaja dan mulailah dewasa. Jangan kemari lagi.” Tegas Dong Baek. Yong Sik hanya bisa terdiam. 





Jung Ryul akhirnya mengemudikan mobilnya, bertanya apakah   penyejuk udaranya berfungsi dan terasa sejuk dibangku belakang. Pil Goo yang duduk dibelakang bertanya pada Jung Ryul yang seharusnya latihan jadi kenapa datang tiap hari.
“Mungkin dia ada urusan lebih penting.” Ucap Hyang Mi lalu membuka dibagian bawahh mobil
“Hei, kenapa kau menggeledah mobilku?”kata Jung Ryul kesal, Hyang Mi lalu memberitahu kalau pemilik gedung meminta mereka pindah. Jung Ryul kaget mendengarnya.
“Jangan khawatir... Ibumu punya banyak koneksi.” Kata Hyang Mi pada Pil Goo
“Jika kau punya cukup uang, belikan saja gedung itu. Kau akan dapat banyak uang.” Kata Hyang Mi pada Jung Ryul. Jung Ryul terlihat gugup.
“Kenapa aku harus membelikannya gedung itu?” ucap Jung Ryul mengelak. Hyang Mi pun mengodanya Apa mereka harus bicarakan alasannya?
“Aku sangat senang berteman dengan Dongbaek.” Kata Hyang Mi. Jung Ryul pun mengeluh Hyang Mi duduk di kursi penumpang
“Tuan Kang, aku mengikuti Jessica di Instagram. Minta dia mengikutiku juga. Kami mungkin akan sering bertemu.” Kata Hyang Mi. 


Di rumah Jessica melihat surat yang datang, lalu melihat ada surat “TILANG MENGEBUT” lalu mengeluh tak percaya orang lemah ini ternyata terkena tilang. Ia melihat lokasinya [ONGSAN, PROVINSI CHUNGCHEONG SELATAN] dan bertanya-tanya  Di mana itu Ongsan.
Di kantor polisi
Tuan Byun memberikan berkas yang disembunyian dan meminta agar Yong Sik menaga ini tetap rahasia. Yong Sik bingung melihat berkas KASUS PEMBUNUHAN KLINIK KULIT OK PERNYATAAN SAKSI. Tuan Byun tahu kalau Yong Sik yang mencintainya.
“Cinta tak bisa kuhentikan. Apa Kini kau akan beri tahu semua?” tanya Yong Sik tak percaya
“Jangan hadapi semuanya terlalu buru-buru hingga menjadi masalah. Ini terkait perlindungan saksi yang kau cintai, tolong hadapi dengan tenang.” Jelas Tuan Byun membuka komputer.
“Kenapa banyak sekali berkas?” tanya Yong Sik bingung, Tuan Byun memilih salah satu file. Yong Sik kaget kalau Ada video juga.
“Ini video korban, Han Geum-ok, tepat sebelum dia dibunuh di hari kejadian.” Kata Tuan Byun.
Apa? Kenapa ada video korban di berkas saksi?” tanya Yong Sik bingung. Tuan Byun memberitahu kalau  Dongbaek ada di video. Yong Sik kaget medengarnya.
“Ini dari pagi saat kejadian, jadi, mulai investigasi dari sini. Aku yakin Pengusil ada di sana.” Ucap Tuan Byun. 

Flash Back
CCTV di sebuah gereja, Dong Baek duduk dengan seorang wanita seperti sangat dekat sedikit mengobrol saat duduk bersama dalam gereja. Ia mengaku kalau bertemu dengannya di gereja.
29 JUNI 2014
 “Apa praktiknya selesai dalam dua jam?  Aku harus menjemput Pil-gu.” Tanya Dong Baek
“Kau harus belajar di hari biasa juga. Dapatkan sertifikat perawatan kulit. Lalu ubah papannya jadi "Klinik Kulit Camellia." Kau akan menjadi orang dengan karier profesional.” Ucap Nyonya Ok

“Aku pembuat babi tumis profesional.” Kata Dong Baek bangga dan mereka masuk ke KLINIK KULIT OK


Dong Baek sudah mengunakan baju kemben dan rambut yang ditutup dengan handuk. Nyonya Ok melihat buku petunjuk didepan tabung besar. Dong Baek memastikan kalau  tak melakukan pelatihan praktik dan ia dijadikan percobaan.
“Aku tahu ini bekas, tapi harganya satu juta won. Jangan cemas.” Kata Nyonya Ok menyakinakn
“Aku merasa kau gunakan aku untuk menguji mesin bekas. Apa tak apa?” ucap Dong Baek memastikan dan merasa Pintunya tampak aneh.
Saat itu telp di  meja depan berdering, Nyonya Ok pun mengangkatnya   ternyata pelanggan yang ingin membuat Reservasi. Ia menyuruh agar datang sekarang karena sedang tak ada pelanggan. Dong Baek akhirnya masuk ke dalam tabung.
“Apa aku tutup saja?” ucap Dong Baek berbaring didalam tabung untuk menghitamkan kulit.
Sementara Nyonya Ok melhat berita di koran “PENGUSIL ONGSAN, HILANG TIGA BULAN” tapi seolah tak peduli hanya melhat ramalah  HOROSKOP dari shio  MONYET"Hari ini akan dipenuhi keberuntungan. Buka semua pintumu."
“Apa aku akan dapat uang hari ini?” ucap Nyonya Ok bahagai, saat itu terdengar bunyi suara pintunya. Nyonya Ok langsung membuka pintu.
“Apa kau yang baru reservasi? Bukankah panas memakai masker di musim panas? Apa kau yang tadi menelepon untuk reservasi?” tanya Nyonya Ok, ternyata yang masuk adalah seseorang yang misterius dengan wajah tertutup. Nyonya Ok kaget dan berusah kabur tapi pelaku langsung membekap mulutnya.
Si pelaku sengaja membesarkan suara radio, didalam tabung Dong Baek tinggal 7 menit sebelum bisa membuka tabungnya. Dong Baek heran dengan Nyonya Oh yang menaikkan volumenya
“Tujuh menit itu... Aku bersamanya selama tujuh menit itu. Dalam tujuh menit itu...Geum-ok tewas.” Dong Baek menuliskan laporan di kantor polisi.
Suasana klinik sudah kacau balau, gelas pecah dan ada darah yang tertempel di koran. Tabung Dong Baek sudah saatnya dibuka, pelaku berpikir kalau tak ada orang dalam rumah lalu melihat lemari dan menemukan sepatu bunga-bunga.
“Suara yang tak bisa kulupakan... Suara batuk berat itu...”
Dong Baek pikir itu pelanggan yang datang,  Si pelaku akhirnya masuk kembali memeriksa semua ruangan. 
Polisi pun datang mengambil foto TKP, dengan rumah yang sudah berantakan. Tuan Byun pikir mereka Tak perlu periksa pelanggan dan yakin kalau Tampaknya ini jelas ini kali pertamanya kemari.

“Apa kau akan tahu jika ada seseorang di sini?” tanya Tuan Byun melihat isi tabung yang sudah kosong. Juniornya hanya mengelengkan kepala.
“Aku pun tak tahu apa ini. Dia mungkin juga tak tahu. Kenapa dia mengacak-acak semuanya setelah membunuh korban di sana? Karena dia gagal menemukan Dongbaek. Seharusnya dia diam saja.” Kata Tuan Byun 


Flash Back
Dong Baek mencoba membuka tapi memang pintunya macet, lalu memanggil Nona Ok agar bisa membuka pintunya, Sipelaku mencoba membantu. Dong Baek kaget mendengar suara batuk dan tanganya terlihat ada bercak darah yang menempel.
Tiba-tiba smoke detector menyala, Si pelaku panik memilih kabur dari jendela. Dong Baek pun bisa melihat dari celah pungung si pelaku dan kawat yang dibuang di kolong.
“Suara batuknya. Batuknya terus-menerus dan tampaknya tak terkendali. Aku masih tak bisa melupakan batuk anehnya”
Tuan Byun pun melihat note yang dituliskan pelaku “KAU JUGA JANGAN USIL...” Juniornya yakin kalau pelaku  Pengusil terkejut karena Wanita ini pasti menangkap basah dia. Dong Baek duduk dengan wajah shock diberikan jaket untuk menutupi tubuhhnya.
“Tampaknya dia selalu malang.” Komentar beberapa orang yang melihat Dong Baek keluar dari TKP>
Wartawan langsung menanyakan Dong Baek “Kau ingat sesuatu? Apa rasanya? Bagaimana dia selamat?” Salah seorang melihat Dong Baek tahu kalau ia adalah pemilik bar. Dong Baek pun akhirnya dibawa pergi dengan mobil polisi.


Tuan Byun datang ke bar, Dong Baek mengeluh kalau tak bisa begini. Dan sungguh tak bisa hidup begini. Ia menceritakan Baru saja reporter berita datang,  bahkan peramal menawarkan eksorsis untuknya. untuk membuang sial.
“Namun dengar, aku sungguh tak melihat apa pun. Aku tak bisa cerita apa pun. Aku hanya melihatnya dari belakang. Tolong jangan libatkan aku. Kau bisa tangkap dia tanpaku.” Ucap Dong Baek. Sepertinya saat itu seseroang mengamati sepatu Dong Baek seperti pelakunya ada didalam bar.
“Dongbaek, biar kutanya satu hal lagi. Apa pemadam apinya sungguh menyala tepat saat dia berdiri di depanmu? Apa Dia tak menyalakannya untuk singkirkan bukti? Apa Dia sungguh kabur karena itu tiba-tiba menyala? Apa Itu yang terjadi?” kata Tuan Byun.
“Saat dia berdiri di depanku, kudengar alarm menyala diikuti pemadam api. Kurasa seseorang mengetuk pintu.” Kata Dong Baek. Tuan Byun terlihat bingung.
“Ya, tapi aku tak yakin. Semua terjadi tiba-tiba. Namun, dia jelas berdiri di depanku.” Kata Dong Baek
“Pemadam api itu menyelamatkan nyawamu.” Kata Tuan Byun. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Namun, kenapa menyala tepat saat itu?” ucap Tuan Byun bingung. Dong Baek pun bergumam “Apa kebetulan semacam itu mungkin?” 



Yong Sik akhirnya menutup lembaran LAPORAN INSIDEN, KASUS PEMBUNUHAN KLINIK KULIT OK PERNYATAAN SAKSI. Ia dengan sangat yakin kalau  Dongbaek selamat berkat keberuntungannya saat itu Namun, aku mencemaskannya.
“Seluruh lingkungan tahu dia saksi. Jadi, tak mungkin Pengusil tak tahu.” Kata Tuan Byun
“Jadi, Pengusil yang hebat berhenti membunuh orang setelah dia bertemu Dongbaek?” ucap Yong Sik
“Siapa yang tahu dia berhenti atau hanya mengambil jeda?” kata Tuan Byun.
“ Kecemasan perlu dihancurkan. Kita harus temukan akarnya, menghancurkannya, dan membakarnya hingga menjadi debu.” Kata Yong Sik penuh dendam. Tuan Byun bingung melihat tatapan mata Yong Sik.
“Aku tak akan biarkan hal yang tak pasti seperti keberuntungan melindungi Dongbaek.” Tegas Dong Baek. Tuan Byun meminta mata Dong Baek jangan melotot seperti itu.
“Kepala. Aku akan menangkap Pengusil. Akan kutangkap dan beri tahu dia mengganggu orang yang salah.” Tegas Yong sS lalubegega spergi. 


Yong Sik bergegas menyebrang jalan tanpa peduli dengan lampu, Nyonya Kwak disebrang jalan langsung berteriak memanggilnya. Yong Sik kaget melihat ibunya.  Nyonya Kwak memarahi anaknya yang berjalan  menerobos padahal seorang polisi.
“Ibu, kenapa kau kemari?” tanya Yong Sik. Nyonya Kwak mengaku  kemari untuk melapor karena Pencuri membobol rumah mereka. Yong Sik binggung.
“Seseorang mencuri satu kantong bubuk cabai merah. Aku akan periksa rekaman kamera pengawas dan menangkap si berengsek itu...” kata Nyonya Kwak
“Ibu... Aku yang mengambilnya.” Akui Yong Sik. Nyonya Kwak kaget mendengarnya.
“Kuambil dan kuberikan pada Dongbaek.” Ucap Yong Sik, Nyonya Kwak pikir  harus lapor dan tak akan dimaafkan.
“Ibu, dengarkan aku... Astaga, aku malu mengatakan ini kepadamu.” Ucap Yong Sik.
“Kalau begitu jangan... Aku tak bisa penuhi permintaanmu dan menjauh darinya selama dua bulan.” Kata Nyonya Kwak
“Aku tak bisa!”teriak Yong Sik. Nyonya Kwak pun mengambil sesuatu untuk memukul anaknya.
“Ibu, berhenti. Astaga... Ibu, kau boleh pukul aku sesukamu, tapi aku tak akan berubah pikiran. Kau bisa anggap aku belum dewasa dan sewa orang untuk memukuliku, tapi itu tetap tak akan hentikan aku menyukai Dongbaek.” Kata Yong Sik
“Apa Maksudmu, kau akan memilihnya daripada ibumu yang membesarkanmu selama 30 tahun?” kata Nyonya Kwak marah
“Ibu, aku paham maksudmu. Aku tahu kau membesarkanku selama 30 tahun. Namun, jika aku tak melindungi Dongbaek, maka aku akan menyesal 30 tahun ke depan.” Ucap Yong Sik
“Kenapa kau menatap seperti itu lagi?” kata Nyonya Kwak heran. Yong Sik menegaskan kalau sangat sungguh-sungguh.
“Aku sungguh minta maaf mengatakan ini. Kau selalu membiarkanku berbuat semauku selama 30 tahun. Jadi, biarkan aku lakukan itu lagi sekali ini saja!” kata Yong Sik lalu berjalan pergi. Nyonya Kwok kebingungan yang akan dilakukan dengan berandalan itu. 
 Dong Baek berjalan pulang, menengok ke belakang seperti merasakan seseorang mengikutinya. Ia sampai didepan rumah lalu mengaku  hampir jatuh hati pada Yong Sik lalu masuk ke dalam rumah. Yong Sik akhirnya datang dengan nafas terengah-engah.
“Entah apa dia pulang dengan selamat.” Ucap Yong Sik lalu berjalan pulang dan melihat sosok yang misterius. Ia pun mengejarnya digang sempit dan akhirnya bisa menarik si tangan dan wajahnya kaget melihat sosok yang mencurigakan.
Bersambung ke episode 11


 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar