PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 30 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 18

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Akhirnya keduanya berjalan pulangg, Nok Du mulai membahas tempat yang mereka datangi tadi jadi Kenapa polisi tidak menangkap mereka dan Kenapa mereka diam saja. Dong Joo memberitahu Polisi selalu menggerebek tempat itu bersama pejabat sambil membuat keributan.
“Jadi, mereka akan lari lewat pintu belakang saat tahu polisi akan datang.” Jelas Dong Joo
“Kenapa kamu pergi ke sana jika tahu berbahaya? Lupakan saja. Jangan dijawab.” Kata Nok Du
“Hei. Apa Kau tidak lapar? Apa Kau mau makan gukbap?” kata Nok Du memperlihatkan uang diambil dari Tuan Park.
“Apa Kau masih sempat mengambilnya?” keluh Dong Joo lalu memperlihatkan kantungnya dan diisi banyak uang lebih banyak.
“Hei, Apa kau mencuri semua uangnya? Di tengah kekacauan itu? Berikan padaku. Kembalikan uangku.” Kata Nok Duk inging mengambilnya.
“Kenapa? Ini uangku.” Balas Dong Joo. Nok Du meminta agar Dong joo membayar hutangnya.
“Aku mengambilnya. Apa maksudmu?” ucap Dong Joo, saat itu seorang wanita lewat terus menatap keduanya.
“Baiklah. Jangan membayarku.” Kata Nok Du kesal. Dong Joo menegaskan kalau ia yang mengambilnya
“Bagaimana kalau kita bertukar?” ucap Nok Du, Dong Joo pikir kalau itu konyol;
“Aku menyelamatkanmu... Ayo tukar.. Berikan padaku.” Kata No Du ingin mengambil uang Dong Jo
“ Lupakan saja.... Kubilang aku akan membayarmu.” Kata Dong Joo kesal.
 “Apakah kalian sudah bertengkar?” goda Raja melihat keduanya seperti sedang bertengkar antar kekasih. Keduanya pun menyapa Raja, 


Wanita yang  berjalan perlahan terus menoleh pada Nok Du dan Dong Joo. Si pria akhirnya bertanya ada apa karenaterus menoleh dan terus melihat ke belakang. Si wanita mengaku Sepertinya itu bukan dia, tapi kurasa itu dia. Si pria bingung apa maksud ucapanya.
“Kurasa aku melihat gadis yang dahulu kita layani.” Kata si wanita. Si pria berpikir Gadis dan mengartikan kalau yang dimaksud Eun Seo.
“Benar... Aku yakin itu dia. Jika dia masih hidup, maka dia akan seusia itu.” Kata si wanita.
“Tapi kita sudah mengurus semua jasad mereka. Omong kosong apa itu?” keluh si wanita.
“Astaga. Apa Kau tidak ingat? Kita berkali-kali menggali lubangnya, tapi tidak menemukan jasad gadis itu.” Kata si wanita. 

Di depan "Penginapan"
Nok Du, Dong Joo dan Raja makan malam bersama. Raja berpikir  mereka berdua sedang berbahagia dan bertanya Apakah tepat jika ikut dengan mereka. Dong Joo mengaku merkea tidak bahagia. Raja mengingat kalau Dong Joo pernah mengusirnya karena ingin berdua dengannya.
“Keadaan telah berubah.” Komentar Raja. Dong Joo membenarkan  kalau menyadari Nok Du itu payah setelah mengencaninya.
“Harusnya aku yang bilang begitu.” Keluh Nok Du. Raja hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Lalu Apa Anda sedang mengintai lagi? Omong-omong, Apa Anda sudah menemukan orang yang Anda cari?” tanya Nok Du
“Belum... Malam ini, aku tidak bertugas. Aku tidak bisa tidur, jadi, aku ingin naik ayunan seperti sebelumnya.” Ucap Raja. Dong Joo bingung  tentang Ayunan
“Tidak... Kami bertemu di ayunan di sana. Dia tampak sangat sedih dan ingin naik ayunan.” Kata Raja. Nok Du panik mendengarnya.
“Kurasa Anda kesulitan tidur. Begini,manusia itu harus tidur nyenyak. Jika tidak, rasanya seperti mau mati.” Ucap Nok Du gugup.
“Karena insomniaku, aku bisa bertemu kalian. Aku senang kau membuatku tertawa.” Komentar Raja.
“Apa Mau kuberi tah sebuah cara?” kata Nok Du. 


Di ruangan
Tuan Jung  bingung tentang cara. Tuan Heo memberitahu  Cara melindungi anak itu dari Yang Mulia. Tuan Jung bertanya Apa ada yang bisa dilakukan. Tuan Heo menegaskan kalau Nok Du harus mengambil alih takhta. Tuan Jung kaget mendengarnya.
“Kau bilang dia cerdas dan pintar. Putramu tampak seperti itu. Tidak... Maksudku, putra Yang Mulia. Bagaimana jika kita gulingkan Raja saat ini dan menempatkan anak itu di takhta?” Kata Tuan Heo yakin. 

Nok Du berjalan lebih dulu lalu berteriak menyuruh agar mereka cepat, Dong Joo mengeluh agar Berjalan lebih pelan. Raja pun dibawa terengah-engah merasa tak percaya kalau Nok Du akan menghilangkan insomnianya. Mereka bertiga berusaha menaiki bukit.
Akhirnya Nok Du mendorong Dong Joo sampai keatas lalu bergantian mendorong Raja. 

Tuan Jung yang mendengarnya terlihat marah. Tuan Heo memberitahu  Raja seperti orang gila dengan mata, telinga tertutup dan menghunuskan pedang ke semua orang di sekelilingnya. Tuan Jung bertanya Siapa yang memberinya pedang itu
“Siapa yang bertanggung jawab menutup mata dan telinganya?” kata Tuan Jung marah
“Karena aku memberinya pedang itu, aku harus membuatnya meletakkannya.” Kata Tuan Heo
“Itu konyol... Maksudmu tidak apa-apa mengganti raja jika dia kurang layak? Jika raja berikutnya tidak membuatmu puas, akankah kamu melakukan hal yang sama?” kata Tuan Jung
“Bukan itu maksudku. Jangan sombong dan lakukan yang terbaik di posisimu. Masih ada beberapa orang yang mendengarkanku. Serahkan anak itu kepadaku...” kata Tuan Heo
“Cukup! Apa Kau ingin dia menggantikan posisi ayahnya? Aku tidak ingin Nok Du melakukan hal mengerikan seperti itu. Kau tidak berhak menggulingkan Raja. Sadarlah.” Tegas Tuan Jung. 


Akhirnya mereka bertiga berada diatas atas bukit dengan pembatas pager,  Nok Du bertanya Bagaimana perasaan Raja sekarang. Raja mengaku   merasa segar. Nok Du yakin kalau Raja akan tidur nyenyak malam ini karena sudah berolahraga.
“Cobalah menyibukkan diri sepanjang hari. Dengan begitu, Anda akan sangat mengantuk saat matahari terbenam. Jangan menyuruh anak buahmu melakukan semua pekerjaan. Tangkap pencuri itu dan tanyai mereka sendiri. Mengerti?” ucap Nok Du
“Kurasa banyak orang tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena ketidakmampuan Raja.” Komentar Raja tentang dirinya.
“Begini... Maksudku...” ucap Nok Du panik. Raja berkomentar kalau  Banyak orang diam-diam membicarakan Rajanya, keduanya hanya membenarkan saja.
“Apa Anda pernah bertemu Yang Mulia?” tanya Nok Du, Raja terlihat gugup lalu mengaku Belum pernah.
“Aku hanya petugas administratif tua. Omong-omong, sepertinya kau sangat tertarik pada Raja.” Kata Raja
Dong Joo dan Nok Du menjawab bersamaan kalau tidak seperti itu. Raja terlihat bingung. Dong Joo berpikir Raja sedan bertanya padanyaa dan mengaku sama sekali tidak tertarik.  Raja pun bisa mengerti. 


Akhirnya Nok Du menuruni bukti lebih dulu, Dong Joo berbicara dengan Raja walupun merasa kalau pertanyaanya sedikit keterlaluan, lalu bertanya Apa biasanya Anda tidur sendirian. Raja membenarkan dan ingin tahu alasan Dong Joo mengatakan hal itu.
“Aku kesulitan tidur sendirian. Tapi itu membantu.” Ucap Dong Joo menatap ke arah Nok Du yang selama ini menemaninya.
“Apa maksudmu?” tanya Raja bingung. Dong Joo mengaku  Memiliki seseorang di sisinya.
Ia mengingat saat Nok Du menyalakan lilin dan menyakinkan kalau Tidak akan ada hantu yang datang kemari malam ini. Lalu menemaninya tidur bahkan sambil bersandar didepan pintu untuk menjaganya.
“Ada orang yang memedulikan dan mengkhawatirkanmu. Aku tidak tahu keadaan Anda, tapi jika Anda tidak bisa tidur karena alasan yang sama, mintalah bantuan anggota keluarga Anda. Minta mereka menemani.” Saran Dong Joo
“Apa Kau menjelek-jelekkanku?” keluh Nok Du menghampiri keduanya. Raja mengaku tidak.
“Kau cepat tanggap.” Kata Dong Joo, Nok Du mengeluh Dong Joo itu  Menyebalkan.
“Sudah kuduga. Kamu bicara apa?” tanya Nok Du Dong Joo piki Nok Du pasti tahu yang dibicarkaan. Raja hanya bisa tersenyum melihat tingkah keduanya yang selalu adu mulut menutupi perasaanya.
“Hei! Sudah kubilang jangan beri tahu siapa pun soal itu!” teriak Nok Du. Dong Joo mengeluh Nok Du itu Sok tahu. Nok Du pun ingin tahu apa dibicarakanya. 



Keduanya sampai dirumah, Dong Joo heran Nok Du yang  tidak masuk. Nok Du mengaku harus mampir ke suatu tempat jadi bisa masuk lebih dahulu. Dong Joo ingin tahu Ke mana... tapi teringat kalau Nok Du meminta tidak akan menanyakannya.
“Kau bisa menyimpan rahasia atau menjauh dariku. Aku tidak keberatan. Tapi jangan melakukan hal berbahaya. Berjanjilah padaku. Jika kau melakukannya, aku tidak akan ikut campur.” Kata Nok Du menatap Dong Joo pergi. Dong Joo pikir Jangan khawatir lalu masuk ke dalam rumah. 

Hwang Tae membahas kalau Ini tidak akan menyebabkan masalah bagi Tuan Jung Yun Jeo. Yool Moo pikir Lebih baik lagi, karena ini akan melindunginya. Hwang Tae memastikan Akankah menepati janjinya untuk menemukan dan menjaganya tetap aman.
“Tentu saja... Ini bukti dari janjiku.” Kata Yool Moo memperlihatkan buku berjudul lalu memberikan cap atas nama "Jung Yi Hyung"

Hwang Tae berdiri di balkon mondar mandi terlihat gelisah, saat itu Nok Du diatap rumah melihatnya. Hwang Tae tiba-tiba melihat ada sebuah batu terlempar ke arahnya, lalu membaca suratnya dan langsung pergi. Dan Oh melihat Hwang Tae langsung melapor pada Yool Moo.
“Dia mengambil umpannya. Tidak lama lagi, aku akan bisa bertemu putra Raja” ucap Yool Moo bahagia. 

Dong Joo melihat anak ayam dengan memberian makan lalu berkomenta kalau mereka sudah tumbuh besar selama dirinya pergi lalu mengaku Setelah bertemu dengan Nok Du menyadari betapa  merindukannya tapi menyadarkan tidak boleh merasa seperti itu.
“Hidup tidak pernah berjalan sesuai keinginanmu.” Komentar Tuan Hwag
 “Kurasa ayam-ayam ini menyukaiku.” Balas Dong Joo. Tuan Hwang mengaku  akan berpura-pura mempercayaim Dong Joo
“Ayo pergi. Nok Du memberimu kamar... Maksudku, dia mencuri kamar untukmu.” Kata Tuan Hwang. Nok Du terlihat bingung. 

Tuan Yeon mencoba mengemas semua barang. Dong Joo meminta maaf karena meminta ini malam-malam. Tuan Yeon pun memperbolehkan kamar di ujung sangat luas dan biarkan Dong Joo tidur di kamar yang luas itu Tapi Ia  menyadari ada angin dari pintu...
“Jadi, Apa tidak masalah jika aku mati kedinginan?” kata Tuan Yeon kesal . Dong Joo pikir bisa tidur di kamar mana pun.
“Kumohon, Tuan.” Pinta Nok Du memohon. Tuan Yeon menegaskan kalau ini sangat menjengkelkan.
“Keluarlah... Kenapa pintunya tinggi sekali?” keluh Tuan Yeon kesal membawa semua barang. Nok Du akhinya menarik Dong Joo masuk. 
“Kenapa kamu membuat keributan? Aku bisa tidur di mana saja.” Ucap Nok Du kesa.
“Dia hanya ingin kau tetap di dekatnya. Kamarmu terhubung oleh jendela.” Komentar Aeng Du
“Dasar anak nakal. Kenapa kamu bilang begitu? Kau tidak perlu mengatakan itu. Mereka berusaha keras berpura-pura tidak saling menyukai. Kau sangat lamban. Jangan hiraukan kami.” Goda Tuan Hwang.
“Omong-omong, kau ada ujian besok. Pastikan kau tidur nyenyak.” Kata Tuan Hwang. Dong Joo ingin tahu ujian apa. Nok Du mengaku  Bukan apa-apa lalu segera menutup pintu agar Dong Joo bisa tidur. 


Malam hari
Nok Du tersenyum melihat bayangan Dong Joo yang sedang duduk dikamar sebelah. Dong Joo mulai berbaring menatap ke arah dinding. Nok Du juga mengarah pada dinding disampingnya, keduanya seperti sedang tidur saling berhadapan.
Raja menatap ke ruangan Ratu teringat yang dikatakan Dong Joo "Memiliki seseorang di sisimu yang memedulikan dan mengkhawatirkanmu." Kasim pun berpikir memberi tahu kedatangan Yang Mulia. Raja menolak dan mengajak pergi saja. 


Di gerbang pintu istana, Tuan Hwang dkk sudah menunggu sambil berteriak memanggil Nok Du lalu bertanya  Bagaimana ujiannya, karena pasti lelah. Nok Du mengeluh pada Tuan Hwang agar jangan bawa Aeng Du keluar seperti ini.
“Dia sangat ingin tahu sebaik apa penampilanmu.” Kata Aeng Du Tuan Hwang. merasa tak masalah karena mereka hanya keluar sebentar.
“Omong-omong, aku merasa kau akan menjadi jenderal.” Ucap Tuan Hwang. Tuan Yeon pikir  Ini semua karena kau punya tuan yang hebat.
“Ayo pulang dan makan daging panggang.” Kata Aeng Du penuh semangat. Tuan Hwang memberitahu Si bodoh ini menangkap seekor babi.
“Aku punya banyak barang, tapi uang adalah milikku yang paling banyak. Sudah kubilang berkali-kali.” Kata Tuan Yeon bangga.
“Kalian bisa makan tanpa aku. Aku harus ke suatu tempat.. Aeng Du Kamu bisa makan bagianku.” Kata Nok Du bergegas pergi.
“Baiklah... Akan kupastikan. Jangan khawatir.” Kata Aeng Du. Tuan Yeon dan Tuan Hwang terlihat bingung. 
Yool Mo berjalan sama Hwang Tae di pasar. Hwang Tae mengakuu harus membeli buku. Yool Moo bertanya Apa judulnya karena akan membelikanya. Hwang Tae menolak karena ingin melihatnya sendiri dan berjanji Tidak akan lama. Yool Moo pun mempersilahkan.
“Aku akan menunggumu di tempatku. Pastikan kamu tetap aman.” Kata Yool Moo. Hwang Tae menganguk mengerti. 


Hwang Tae pergi masuk ke tempat judi mengaku ingin menemui Tuan Park. Dan Oh mengikutinya dan langsung membuat dua penjaga pingsan. Saat itu Yool Moo masuk dan melihat Hwang Tae duduk dengan seorang pria seperti Nok Du dengan pakaian hitam.
“Dia bisa saja menyelinap ke tempatku. Kenapa dia memanggilnya kemari?” komentar Yool Moo heran.
Tiba-tiba seorang pria mengebrak meja dan berteriak “Tangkap mereka!” semua panik karena ketahuan berjudi. Hwang Tae berlari bersama Nok Du menyelamatkan diri. Dan Oh ingin mengejarnya, tapi saat itu kaget melihat Yool Moo sudah tak ada dimejanya. 

Yool Moo akhirnya bisa terbebas dari penutup wajahnya, lalu melihat Nok Du yang menculiknya. Ia merasa kalau sudah menduganya, Nok Du merindukannyan dan bertanya apakah baik-baik saja. Yool Moo tak terima karena Nok Du Beraninya melakukan padanya.
 “Aku hanya melakukan perbuatanmu kepadaku. Berkhianat cukup menyenangkan.” Ucap Nok Du mengejek
Flash Back
Nok Du pergi ke kantor polisi memberitahu  Taruhannya besar dan Ini rumah judi ilegal. Ia membeirtahu Selain itu, ada beberapa pria jahat yang memeras orang dan memaksa mereka meminjamkan uang. Si pria mengaku sudah tahu.
“Tapi tidak mudah untuk menaklukkan penjudi.” Keluh si pria. Nok Du pikir Itu karena mereka selalu terlihat seperti itu.
“Atasanmu sangat pandai menyembunyikan diri. Dia berganti pakaian dan melakukan pengintaian.” Ucap Nok Du. Si pria bingung Nok Du membahas Atasan kami.
“Aku sangat dekat dengan atasanmu. Omong-omong, kalian akan untung jika menangkap mereka. Aku akan menyusun rencana.” Kata Nok Du
Akhirnya semua polisi masuk ke tempat judi, Setelah itu mulai menangkapnya. Nok Du langsung menutup kepala Yool Mo dengan kain lalu menariknya pergi, saat itu Dan Oh sedang fokus karena Hwang Tae dibawa pergi. 


“Jika kau ingin membunuhku, hentikan omong kosong itu...” ucap Yool Moo
“Aku bisa membiarkanmu hidup jika kau menjawab pertanyaanku. Kenapa kau melibatkan kakakku?” tanya Nok Du penasaran.
“Aku tidak melibatkannya. Tapi Kami hanya kebetulan bertemu. Dia butuh tempat tinggal...” ucap Yool Moo
“Aku akan bertanya sekali lagi. Apa yang kau ketahui tentangku? Apa yang kakakku katakan?”ucap Nok Du penasaran sambil mencekikinya
“Aku tidak perlu tahu apa pun tentangmu. Jadi, aku tidak mendengar atau bertanya apa pun. Apa yang membuatmu penasaran?” kata Yool Moo
“Bukan itu jawaban yang ingin kudengar.” Tegas Nok Du. Yool Mo mengaku  tidak mengerti maksudnya
“Tapi aku tahu satu hal. Kau akan membunuhku apa pun yang kukatakan kepadamu. Kau... Kau terlalu cepat tanggap untuk kebaikanmu sendiri. Kau pikir kau tidak akan membayar atas perbuatanmu kepadaku?” ucap Yool Moo
“Lantas, Apa kau melakukan itu karena berpikir tidak akan membayarnya? Kepada wanita tidak berdosa? Jika kau melakukan kejahatan, kamu harus membayarnya siapa pun dirimu.” Kata Nok Du marah. 



Sementara Hwang Tae kaget ternyata dibalik jubah hitam ternyata Tuan Hwang. Tuan Hwang langsung memeluk Hwang Tae  dengan wajaha bahagia. Hwang Tae tak percaya aklau Nok Du di balik ini. Tuan Hwang terlihat bingung dengan reaksi Hwang Tae.
“Dia bilang ingin bicara denganku. Jika tahu rencananya, aku tidak akan datang. Sampai jumpa.” Ucap Hwang Tae sinis.
“Tunggu... Kami baru saja menjauhkanmu dari bedebah itu. Apa maksudmu?” kata Tuan Hwang bingung.
“Dia tidak menahanku di sana. Jadi, suruh Nok Du berhenti melakukan aksi seperti ini dan diam-diam mengunjungiku.” Kata Hwang Tae. Tuan Hwang kembali menahanya.
“Kumohon... Jangan ganggu aku. Kumohon.” Kata Hwang Tae berjalan pergi. 

Dan Oh akhirnya bisa menemukan Nok Du dihutan dan langsung berkelahi. Dong Joo pun berusaha menusuk Yool Mo dengan pisau dan menahan pedang dari Dan Oh. Keduanya saling mengadu pedang di sela-sela pohon bambu sampai akhirnya pedang Nok Du terjatuh.
“Lain kali saja... Kita selesaikan ini lain kali.” Ucap Dan Oh, Nok Du bingung.
“Jika kuayunkan pedangku padamu lagi, kau akan mati.” Kata Dan Oh akhirnya mengendong Yool Mo pergi.

Nok Du tak percaya kalau Hwang Tae kembali, Tuan Hwang membenarkan. Padahal berniat menampar dan membawanya ke sini Tapi sangat tidak ramah. Ia memberitahu kalau Hwang Tae bilang tidak ditahan di sana dan memintanya untuk menyuruh tidak mengganggunya.
“Jadi Kita harus bagaimana? Dia bukan sembarang orang. Dia dari keluarga kerajaan. Polisi akan datang untuk menangkapmu. Kita tidak boleh tinggal di sini. Ayo kabur.” Ucap Tuan Hwang.
“Tidak. Aku harus masuk istana... Aku ragu dia akan melaporkanku. Aku tahu dia merencanakan pengkhianatan.” Kata Nok Du yakin
“Apa dia tahu sesuatu tentang itu?” tanya Tuan Hwang. Nok Du mengaku tak tahu apa dia sungguh tidak tahu atau dia menyembunyikannya walaupun dia tahu lalu mengeluh kalau ini sulit. 

Akhirnya Yool Moo sudah di beri perban pada tubuhnya. Hwang Tae meminta maaf mengaku kalau itu salahnya dan u sungguh tidak tahu. Ia pikir Andai tahu Nok Du yang ingin menemuinya.. Yool Moo mengaku  Tidak apa-apa karena Hwang Tae kembali.
“Aku menemukan fakta menarik bahwa dia putra Yang Mulia.” Ucap Yool Mo. Hwang Tae kaget mendengarnya.
“Apa Anda mengenal Nok Du?” tanya Hwang Tae kaget. Yool Moo mengaku sangat mengenalnya.
“Aku sudah mencarinya ke mana pun untuk kubunuh. Saat tiba waktunya untuk membunuhnya, maka kau harus membantuku. Apa Kau mengerti?” tanya Yool Moo.
“Aku sudah berjanji pada Anda.” Kata Hwang Tae dengan meremas tanganya menganguk setuju.

Pengumuman ditempat di papan, Nok Du melihat "Peringkat pertama, Yeon Soo" semua orang pun berkumpul melihatnya. Dong Joo kaget kalau Nok Du akan masuk ke istana. Nok Du membenarkan kalau meraih peringkat pertama.
“Apa Kau akan berada di depan Raja?” tanya Dong Joo. Nok Du membenarkan.
“Apa Kau bisa bertemu Raja?” tanya Dong Jo. Nok Du bertanya apakah Dong Joo akan ikut.
“Mereka bilang keluargaku boleh datang. Kau bukan keluargaku. Tapi kau bisa pura-pura menjadi keluargaku dan menemuiku.” Kata Nok Du
“Lupakan saja. Untuk apa aku ke sana?” kata Dong Joo sinis. Nok Du pun tak peduli lagi. 



Nok Du di dalam ruangan memegang kotak seperti ingin bertemu dengan raja juga. Yool Moo didepan kamar memberitahu kalau  Yang Mulia ingin bertemu dengannya. Kasim tahu dan memberitahu kalau Yang Mulia pergi untuk memberikan sertifikat.
Suara bunyi gong terdengar, acara peringatan dimulai, Nok Du bersama kandidat lainya membungkuk dan Raja masuk ke dalam acara wajahnya tersenyum bahagia melihat Nok Du ada dibagian depan.
“Peringkat pertama ujian PNS, Kim Young Joon. Peringkat pertama ujian militer, Yeon Soo... Majulah.”teriak petugas. Nok Du pun berjalan kedepan raja.
Dong Joo berdiri didepan pintu istana teringat dengan ucapan Nok Du “Kau bukan keluargaku. Tapi kau bisa pura-pura menjadi keluargaku dan menemuiku.” Nok Du terus bersujud tanpa bisa menatap raja.
“Peringkat pertama ujian militer.... Yeon Soo... Selamat.” Ucap Raja. Nok Du akan mengangkat kepalanya dan kaget melihat Yool Moo berdiri didepannya.
“Apa Kau tidak mau menerima sertifikat itu?” ucap Raja. Nok Du mengangkat kepalanya dan kaget ternyata pria itu raja dan teringat yang dikatakan Hwang Tae “Semua ini karenamu. Semua ini karena kamu adalah putra Yang Mulia.”
Bersambung ke episode 19

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar