PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 25 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 24

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Nyonya Jung berjalan dengan Pil Goo bertanya lebih suka siapa dan berpikir tak membenci ayahnya yang membelikan tas. Pil Goo hanya diam saja menarik tasnya. Nyonya Jung pikir harus berhenti tanya hal sulit. Pil Goo pikir Daripada beri tahu yang disukai, ia bisa memberi tahu yang dibenci.
“Siapa yang lebih kau benci?” tanya Nyonya Jung. Pil Goo pikir  Mereka hampir setara tapi lebih membenci Paman Superman. Nyonya Jung ingin tahu alasanya.
“Acara itu, The Return of Superman,aku menonton semuanya. Ternyata dia sangat menyayangi putrinya” akui Pil Goo. 

Keduanya makan toppoki, Pil Goo bertanya apakah  dia seharusnya menjadi adiknya. Nyonya Jung bingung sambil gumam  “Aku harus berkata apa” lalu mencoba mengalihkkan untuk Pesan Sundae lagi. Pil Goo menceritakan  Anak perempuan itu, yang buang air di punggungnya.
“Semua bayi seperti itu.” Komentar Nyonya Jung. Pil Goo pikir Jong Ryul  sangat mengaguminya.
“Dia memanggilnya tuan putri. Dia gadis botak yang buang air.” Ucap Pil Goo sinis.
“Apa Karena itu kau cemburu?” tanya Nyonya Jung. Pil Goo menrasa itu tak adil.
“Dia bisa mengaguminya saja. Kenapa dia mencariku?” ucap Pil Goo. Nyonya Jung mulai mengumpat marah.

“Kenapa mematahkan hati anaknya dengan membuat acara itu?” keluh Nyonya Jung.
“Jadi, aku jelas benci Paman Superman itu, dan aku agak benci Tuan Hwang.” Akui Pil Goo
“Astaga, Pil-gu. Kau memilih pihak terbaik... Kau sangat pintar.” Puji Nyonya Jung. Pil Goo memanggil ibunya, Nyonya Jung pikir Pil Goo ingin pergi ke arkade.
“Nenek.. Kau tahu namaku. Kenapa kau terus memanggilku Dongbaek di depan ibuku?” ucap Pil Goo
“Astaga... Kau tak mungkin keturunan siapa pun hingga secerdas ini.” Komentar Nyonya Jung mengelus kepala Pil Goo



Di depan rumah
Ibu Jessica sudah ada didepan Camelia dengan GPS,  lalu mengumpat kalau Jong Ryul yang sering kemari. Jessica mengeluh ibunya  ingin bertemu dengannya karena anak itu tak terlalu mirip dengan Jong Ryul. Ibu Jessica memikirkan sebuah rencana.
“Setelah dapat rambutnya, jalankan tes DNA, dan tuntut dia, maka kita pasti menang.” Ucap Ibu Jessica yakin
“Kita pasti menang apa? Mereka bahkan tak mirip.” Keluh Jessica. Ibunya pikir Tentu mirip dan melihat Pil Goo baru pulang lalu berkomentar kelihatan sama.

Pil Goo melayani keduanya, Jessica memesan satu babi tumis. Pil Goo heran karena mereka hanya memesan Hanya satu padahal datang berdua. Ibu Jessica mengeluh anaknya yan masih memikirkan diet sekarang. Jessica mengeluh kalau tak bisa makan babi.
“Beri kami dua porsi.... Tunggu, Nak... Berapa usiamu? Apa Sekitar delapan tahun? Di mana kau lahir?” ucap Ibu Jesicca penasaran. Nyonya Jung menatap curiga memangil Pil Goo kalau harus pergi les.
“Apa ini bar?” tanya Jessica. Pil Goo menjawab  Ini restoran biasa lalu berkomentar Jessica itu dari acara Superman.
“Dia kenal kau.” Ucap Jessica panik. Pil Goo ingat Jessica yang pernah ke depan sekolahnya. Jessica makin panik.
“Jika kau tak makan babi, kenapa kemari?” tanya Pil Goo. Jessica menahan amarah bertanya Kapan ibunya datang
“Ibuku pandai berkelahi. Aku mengajarinya meninju hidung orang sejak kecil.” Ucap Pil Go saat itu Ibu Jessica mencoba mengambil rambut Pil Goo, tapi saat tanganya akan menyentuhnya, Nyonya Jung sudah menarik rambutnya.
“Berani menyentuhnya?” ucap Nyonya Jung marah, Jessica panik melihat ibunya ditarik rambutnya.


Nyonya Jung mendorong keduanya keluar dari bar, Ibu Jessica mengeluh Nyonya Jung itu sudah gila. Nyonya Jung membenarkan kalau dirin gila dan menderita demensia. Keduanya melonggo bingung. Nyonya Jung emngaku kalau Dong Baek bertemu lebih dahulu.
“Kenapa arogan sekali?” tegas Nyonya Jung. Ibu Jessica tak percaya Nyonya Jung Berani bicara seperti itu
“Dia mungkin bukan istri sahnya, tapi dia tinggal dengannya lebih lama darimu. Hukum mungkin tak mengakuinya, tapi waktu mereka bersama tak hilang.” Tegas Nyonya Jung membela anaknya.
“Lalu apa? Maksudmu dia istrinya?” tanya ibu Jessica. Nyonya Jung pikir Jessica bisa menjadi istrinya.
“Jadi, maksudmu kau akan mencuri menantuku...” kata Ibu Jessica. Nyonya Jung langsung menolaknya.
“Menantumu? Suamimu? Kami tak butuh dia. Katakan padanya, berhenti berkeliaran di sini.” Ucap Nyonya Jung
“Dia tak berkeliaran! Kau sangat tak tahu malu saat mereka lakukan afair kotor.” Kata Ibu Jessica.
“Kau bilang Affair kotor? Baiklah. Affair bisa mengubah pemilihan presiden di negara ini. Apa Kau ingin dia berhenti hasilkan uang dari bisbol? Apa Kau ingin suami pengangguran?” ucap Nyonya Jung. Keduanya hanya bisa tertunduk diam.
“Kita tak perlu bicara dengan wanita yang punya demensia. Lupakan. Mari bicara dengan wanita itu saja.” Ucap Jessica mengajak ibunya pergi.
“Datang lagi jika bisa. Aku tak rugi apa pun, akan kupastikan bertindak demi Dongbaek.” Teriak ibu Dong Baek. 


Saat itu Hyang Mi melihat keduanya masuk mobil bergumam dengan senyuman bahagia kalau Waktu yang pas karean Jessica akhirnya muncul. Keduanya sudah dalam mobil, Jessica memeriksa ibunya apakah berdarah saat itu jendela mobil diketuk.
“Aku yang pertama... Aku yang pertama menyebarkan rumor Kang Jong-Ryul” ucap Hyang Mi
Akhirnya disebuah cafe, beberapa orang membahas Hyang-mi sibuk belakangan ini. Hyang Mi pergi ke KEDAI KOPI SOO berhadapan dengan Jessica dan juga ibunya.
“Aku ingin memberitahumu sesuatu, tapi kau tak mau membaca pesanmu.” Ucap Hyang Mi. Jessica ingin tahu ada apa. 

“Jika dipikir-pikir, kau tampak paling putus asa di situasi ini. Pendapatan Kang Jong Ryul1,2 miliar setahun. Kang Jong-Ryul, suami terbaik. Kang Jong-Ryul, pencinta putrinya. Kang Jong-Ryul, bintang iklan. Siapa yang lebih putus asa menjaga semua gelar itu?” ejek Hyang Mi
“Siapa kau?” tanya Jessica sinis. Hyang Mi malah bertanya apakah Jessica  akan menceraikannya dan akan teken suratnya.
“Sekarang, yang terpenting bukan apa Kang Jong-ryeol selingkuh dengan Dongbaek. Yang penting adalah menjaga semua gelarmu sebagai Nyonya Kang Jong-ryeol.” Ucap Hyang Mi
“Hei, siapa kau memutuskan apa dia...” kata Ibu Jessica yang langsung disela oleh Hyang Mi
“Biar kuberi tahu sesuatu yang akan membuatmu ketakutan. Kau ingin orang terus berkata, "Aku iri padamu,"atau kau ingin mereka berkomentar, "Semangat"? Jujur saja, di antara 80.000 pengikutmu, sekitar 50.000 mungkin ingin melihatmu hancur.” Kata Hyang Mi
“Jika kau ingin terus hidup sebagai Nyonya Kang Jong-ryeol, pemengaruh media sosial,  maka kau perlu membayar harganya.” Kata Hyang Mi
“Apa Kau ingin uang untuk aibnya? Hei, kenapa Dongbaek tak berhubungan dengan orang normal?” keluh Jessica kesal
Hyang Mi menuliskan rekening BANK ONGSAN diatas tissue mengaku  butuh 30 juta won dan sudah di diskon besar. Ibu Jessica  tak percaya orang gila ini. Hyang Mi berjanji Rahasia ini tak akan bocor jika orang gila ini diam.
“Ini harga yang harus dibayar Jessica untuk ketenarannya. Kau harus berusaha keras untuk menutup mulutku.” Tegas Hyang Mi. 



Jessica keluar dari kedai menuruni tangga, Hyang Mi berkomentar Jika bisa, kirim uang padanya sekarang karean Ini mendesak untuknya. Jessica langsung mendekati Hyang Mi menegaskan dirinya itu Jessica jadi Orang seperti Hyang Mi tak bisa menipunya.
“Kau bilang Orang sepertiku?” ucap Hyang Mi tak percaya. Jessica membenarkan ucapanya.
“Kau palsu rendahan. Kau gadis murah yang hidup sembrono tanpa tahu betapa memalukan itu.” Kata Jessica.
“Hei, kau pikir kau sangat berbeda dariku?” balas Hyang Mi, Jessica tak percaya mendengarnya.
“Kau dan aku sama saja. Gadis yang butuh perhatian, gadis yang tak pernah dicintai. Jika beruntung, kau menjadi Jessica. Jika tidak, kau menjadi Hyang-mi. Hanya itu yang ada.” Ejek Hyang Mi
“Hei! Kau sungguh ingin mati? Aku tak akan mengirimimu uang!” teriak Jessica marah. 

Hyang Mi sudah berjalan pergi. Ibu Jessica datang bertanya ada apa, apakah Hyang Mi mengatakan hal lain. Jessica mengataakan kalau akan membunuh Hyang Mi dengan penuh amarah. Hyang Mi berjalan kesal dianggap Palsu rendahan.
“Berani sekali jalang muda itu mengatakan kebenaran?” ucap Hyang Mi marah lalu menatap ke arah belakng merasakan ada orang yang terus mengikutinya tapi tak terlihat.
[5 Jam 4 Menit SEBELUM KEJADIAN]

Hyang Mi berjalan tak sengaja bertemu dengan Pil Goo, lalu meminta agar berjalan berpegangan tangan. Pil Goo yang sedang asik maen games mengeluh kalau bukan anak-anak. Hyang Mi merengek agar mengandeng tanganya saja. Pil Goo mengalah mengendang tangan Hyang Mi.
“Hariku buruk... Kau pengisi daya di keluarga kita.” Ucap Hyang Mi. Pil Goo mengeluh Semua orang di keluarganya mengganggu.
“Hei, aku baru berkata "keluarga kita," 'kan? Konyol sekali. Kau akan ke tempat les matematika, 'kan? Kuantar kau ke sana.” Kata Hyang Mi. Pil Goo menolak karena bukan anak-anak.
“Main bisbol lebih sering dari belajar matematika. Jadilah pemain liga utama dan bahagiakan ibumu. Jangan pernah khianati dia.” Ucap Hyang Mi

Saat itu ponsel Hyang Mi dan terlihat nama “SAMPAH MANUSIA KIM NAK-HO” 
Akhirnya Hyang Mi pergi ke bar membuka kulkas lalu mengambil uang dalam kotak. Ia pun merasa semua ini salah Dongbaek. Kenapa meninggalkan uang di sini dan memungut sampah sepertinya. 


Sementara di salon para bibi membahas Apa Dongbaek memakai pengeriting. Bibi Jung mengaku juga ingin meniru gayanya dan yakin pasti lakukan sesuatu pada wajahnya belakangan ini.
“Katanya, "Aku akan datang ke rapat." Lalu tersenyum manis, dan seluruh pasar terpesona padanya. Dia mulai tampak cantik belakangan setelah mulai berpacaran.” Ejek Bibi Park yang duduk disamping Nyonya Kwak.
“Apa Kau senang?” balas Nyonya Kwak menyindir. Bibi Jung berkomentar Dong Baek  pakai rok mini dan goyangkan pinggul dengan sangat menggoda.
“Dongbaek tak akan melakukannya. Kau harus kendalikan pinggul Geum-mi. Seragamnya terlalu pendek, mirip baju dalam.” Kata Nyonya Kwak membela.
“Dia hanya unik, itu saja.” Bela Bibi Jung. Nyonya Kwak mengejek Karena itu dia pakai rok pendek dan meninggalkan puntung rokok di toiletnya saat SMA.
“Berhenti menjelekkan Dongbaek. Dia sahabat Nyonya Kwak.” Kata Bibi Kim 


Jun Gi datang memberitahu juga mau mainan battling top tapi tak punya. Nyonya Kwak heran Jung Gi sendirian belakangan ini dan bertanya Di mana temannya. Pil Goo menyapa lebih dulu, Nyonya Kwak bertanya apakah sudah berakhir dengan Pil Gu, apakah mereka bertengkar.
“Mereka tak bertengkar. Dia pulang dari tempat les dengannya. Mereka masih saling sayang.” Ungkap Nyonya Park
“Namun, kenapa belakangan aku jarang melihat Pil-gu? Ada daging goreng sisa di rumah.” Kata Nyonya Park.
“Dia tak lewat jalan ini lagi. Dia memutar ke arah sana. Jadi, kami berpamitan.” Kata Jun Gi
“Kenapa dia lewat jalan panjang? Apa Karena aku? Ibu dan anak mencoba membuatku merasa bersalah. Apa Kalian baru berpamitan?” tanya Nyonya Kwak. 

Pil Goo berjalan sendiri sambil menendang batu tak sengaja menyentuh kaki Nyonya Kwak. Nyonya Kwak sudah ada didepannya bertanya  siapa bos di Ongsan. Jung Gi kaget, Nyonya Kwak menegaskan itu dirinya dan Semua orang Ongsan di bawahnya.
“Apa Kau pikir bisa sembunyi dariku?” tanya Nyonya Kwak. Pil Goo mengeluh kalau kota ini kecil sekali.
“Apa Kau akan menghindariku selamanya? Kadang kau harus menerobos. Jika tak bisa menghindariku, kalahkan aku.” Kata Nyonya Kwak
“Apa Kau ingin aku mengalahkanmu?” tanya Pil Goo polos. Nyonya Kwak mengaku tak perlu tapi  makan daging goreng saja.
“Jangan terlalu banyak berpikir dan makan daging goreng saja.” Kata Nyonya Kwak. 

Akhirnya Pil Goo makan daging sambil menonton TV,  Nyonya Kwak memainkan tas Pil Goo dengan roda lalu berkomentar Tas sekolah belakangan ini bagus sekali jadi menurutnya Pasti senang ke sekolah. Pil Goo mengaku tidak menurutnya sekolah tak pernah menyenangkan.
“Kudengar ibumu juga mengantar makanan. Apa Dia banyak uang sekarang? Ini tampak mahal.” Ucap Nyonya Kwak.
“Ibuku tak membelikan itu. Aku dapat dari seseorang paman.” Akui Pil Goo
“Astaga... Yong-sik bahkan tak peduli saat roda keretaku rusak.” Keluh Nyonya Kwak
“Bukan dia yang membelikanku ini.” Kata Pil Goo. Nyonya Kwak bingung dan bertanya Siapa yang membelikan. 

Saat itu Dong Baek baru saja akan kembali ke bar, Jong Ryul tiba-tiba datang mengambil nampan dengan wajah kesal mengetahui bahkan mengantar makanan sekarang, lalu bertanya Dong Baek butuh uang berapa dan Berapa yang cukup
“Itu dialog film.” Keluh Dong Baek. Jong Ryul bertanya apakah Dong Baek sudah dapat paketnya
“Apa si psikopat ada di dalam?” tanya Jong Ryul. Dong Baek pikir kalau ada tak ada masalah untuk Jong Ryul
“Masuk dan ambil uangmu kembali. Jessica memintaku memberinya uang agar bisa kuliah di luar negeri.” Ucap Dong Baek.
“Aku bisa memberimu 30 juta untuk anakku.” Kata Jong Ryul kesal.
“Maka ambil uangnya dan berikan kepada Jessica.” Kata Dong Baek tak ingin ada masalah. 


Akhirnya Dong Baek pergi ke dapur akan mengeluarkan uangnya dari kotak ikan. Jong Ryul mengeluh agar Dong Baek Jangan ambil uang itu! Dengan begitu bisa membuatnya merasa lebih buruk. Dong Baek Shock melihat kotaknya kosong.
“Sudah hilang.... Uangnya hilang.< Takdir sialku.. bercanda lagi denganku.” Gumam Dong Baek
Saat itu Yong Sik masuk bar, melihat Dong Baek dengan Jong Ryul. Dong Baek bingung takut Yong Sik salah paham. Dong Baek  dan Yong Sik dudu berhadapan. Yong Sik mengeluh dengan yang dilakukan Dong Baek dengan Jong Ryul.
“Aku sudah perjelas aku tak ingin kau samar-samar atau bimbang. Aku sungguh tak suka melihatmu dengan bedebah itu.” Ucap Yong Sik marah Jong Ryul tak terima dianggap "Bedebah itu"
“Lalu apa yang harus kulakukan? Apa yang kau inginkan dariku? Aku selalu mendapati diriku terperangkap dalam situasi seperti ini.” Ucap Dong Baek menangis.
“Apa Kau menangis?” ucap Jong Ryul bingung. Yong Sik juga bingung karean  tak berkata banyak jadi Kenapa tiba-tiba menangis
“Astaga, seseorang mencuri uang dariku.” Ucap Dong Baek. Yong Sik kaget. Jong Ryul memastikan kalau itu adalah uang darinya. 

[2 Jam 35 Menit Sebelum Kejadian]
Hyang Mi menelp seseorang mengaku sudah mengiriminya uangny dan juga membeli tiket untuk besok dengan Pesawatnya larut malam. Terlihat di layar ponsel Hyang Mi nama “PENGIRIMAN LUAR NEGERI” lalu Hwang Mi terlihat kesal
“Kuberi tahu tak apa-apa. Aku akan ke sana. Kau tak bisa menjaga semua pasienmu sendirian. Kenapa terus memintaku tak datang? Aku tak punya tujuan sekarang.” Ucap Hyang Mi kesal. 

Dong Baek dikamarnya mengeluh karena hal buruk terus terjadi padanya dan kenapa seseorang mencuri darinya padahal sungguh tak ingin uangnya. Ia merasa tak ada yang lancar baginya. Jong Ryul pun memarahi Dong Baek karena seharusnya belanjakan saja.
“Kenapa meninggalkannya di kulkas?” kata Jong Ryul memarahi Dong Baek. Yong Sik mengumpat marah.
“Apa Kau tahu? Aku bedebahnya. Aku hanya bedebah bodoh. Aku tak percaya aku membuatmu menangis. Mendengarmu menghela napas saja cukup membuat hatiku hancur. Dongbaek, aku sengsara tiap kali kau menangis.” Ungkap Yong Sik menenangkan Dong Baek.
“Astaga.. Konyol sekali.” keluh Jong Ryul. Yong Sik berjanji pada Dongbaek. akan lakukan sebisanya untuk mengurus ini.
“Hei, itu bahkan bukan uangmu. Kenapa kau mengurusnya? Kami akan urus sendiri. Jadi, menyingkir saja.” Kata Jong Ryul
“Kau bilag "Kami"? Kau sungguh mengatakannya? Ada apa? Dia sangat cantik, 'kan? Apa membuatmu gila melihat betapa cantiknya dia?Apa ini membuatmu cemas?” ejek Yong Sik
“Ya, benar. Aku tak ingin kehilangan dia lagi.” Balas Jong Ryul. Dong Baek hanya bisa diam saja.
“Dengar aku, Tuan Kang... Aku alasan dia tampak cantik.” Tegas Yong Sik. Jong Ryul tak percaya mendengarnya.
“Pikirkan saja. Dia selalu tampak suram saat bersamamu, 'kan? Namun, kini saat bersamaku, dia cantik setiap hari. Dia selalu tersenyum. Aku tak sepertimu. Aku ingin memastikan dia bahagia hingga mati.” Ucap Yong Sk bangga. Dong Baek tersenyum malu mendengarnya.
“Apa Kau sangat menyukai Yong-sik?” keluh Jong Ryul. Yong Sik dengan penuh perhatian meminta Dong Baek memperlihatkan tanganya. 



Hyang Mi berada dirumah sakit dengan seorang nenek, lalu berbicara ditelp kalau  yakin sudah mengiriminya  100 juta won karean orang perlu sejumlah itu untuk tinggal jadi akan cari kerja di sana dan hasilkan uang. Seperti orang itu menyuruh Hyang Mi tetap di korea untuk menjaga neneknya.
“Sejak kapan kau mencemaskan Nenek? Aku sudah menyewa perawat dan akan berkunjung sewaktu-waktu. Aku dalam masalah, jadi, harus tinggalkan Korea. Lalu aku ingin bersamamu sekarang. Kenapa terus menjauhkanku?” keluh Hyang Mi
“Aku sudah tahu pekerjaanmu. Apa Kau mau kerja itu di sini? Orang Korea di sini saling kenal. Itu sebabnya lebih menakutkan. Terlebih lagi, Su-jeong dan keluarganya tak tahu aku punya kakak.’ Ucap seorang pria.
“Apa Kau malu memberi tahu mereka? Aku membayar rumahmu, biaya hidupmu, bahkan biaya rumah sakitnya. Namun, Apa istrimu bahkan tak tahu aku ada? Kurasa aku idiot sebenarnya.”ungkap Hyang Mi tak percaya.
“Lalu, Hyang-mi, kau tak bisa bahasa Inggris. Kau tak bisa apa-apa di sini jika tak bisa menguasai itu” kata Si pria.
“Bagaimana denganmu? Apa kau Lupa orang yang bantu kau belajar bahasa Inggris? Seharusnya kau tak malu denganku. Kau boleh malu pada pekerjaanku, tapi karena itu kau bisa kuliah di luar negeri.” Sindir Hyang Mi
“Aku kerjakan semua pekerjaan kotor di sini agar bisa membantumu hidup luar biasa. Aku tak butuh adik tak bersyukur sepertimu. Mari putuskan hubungan saja.” Ucap Hyang Mi menangis. 



Di bar, Jong Ryul mempersilahkan mereka bersama jika mau. Tapi jangan libatkan anaknya  Dong Baek kaget mendengarnya, Jong Ryul pikir kalau Dong Baek  ingin hidup dengan Yong Sik jadi lakukan saja sendiri karena tak akan biarkan pria lain besarkan putranya.
“Apa maksudmu? Apa Kau ingin merebutnya dariku?” ucap Dong Baek marah.
“Kau akan menyerahkannya.” Kata Jong Ryul yakin, Yong Sik terlihat menahan amarahnya. 

Nyonya Jung baru datang melihat Pil Goo ada di depan bar dengan Nyonya Kwak. Pil Goo berlari menghampiri neneknya. Nyonya Kwak  mengaku  senang bertemu dengan Nyonya Jung karena  Pemanas menyala di tempatnya jadi Pil Gooo tertidur saat menonton bisbol.
“Aku mengantarnya pulang, dan aku penasaran...” ucap Nyonya Kwak, Pil Goo tiba-tiba memberitahu kalau ayahnya.
“Maksudku, Tuan Kang ada di dalam dan Juga Tuan Hwang.” Ucap Pil Goo.
“Apa Bisa kau bawa dia? Aku ingin katakan sesuatu, tapi aku tak ingin dia mendengarnya.” Ucap Nyonya Kwak. Nyonya Jung bingung.
“Aku tak tahu ayahnya sering datang... Aku tak tahu.” Kata Nyonya Kwak. Nyonya Jung pikir Nyonya Kwak keliru...
“Nyonya, aku selalu menghargai putrimu. Aku tahu putrimu berharga. Namun, Yong-sik juga putraku yang berharga. Jadi, aku tak bisa pergi begitu saja saat tahu Yong-sik di dalam” ucap Nyonya Kwak membela anaknya. 

Di dalam bar,  Jong Ryul memberitahu Dongbaek kalau Pil Goo ingin menjadi pemain MLB dan bertanya apakah Dong Baek bisa bantu meraihnya. Dong Baek hanya bisa diam saja. Jong Ryul bertanya apakah Dong Baek tahu berapa biaya untuk mendukungnya
“Apa Kau tak apa jika Pil-gu berakhir hidup menyedihkan sepertimu? Teman-teman sekolahnya menyebutnya 2A1I karena dia punya satu ibu dan dua ayah.” Ucap Jong Ryul. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Jika dia tinggal denganmu, dia jadi 2A1I yang ibunya punya bar. Jika dia tinggal denganku, maka dia setidaknya dapat peluang hidup lebih baik.” Kata Jong Ryul bangga.
“Kau sungguh berengsek. Apa Kau berpikir mengambil Pil-gu darinya?” ucap Yong Sik marah
“Apa Kau tahu? Aku paham kau suka Dongbaek. Aku percaya sungguh begitu. Namun, mari realistis. Apa Kau bisa besarkan putraku? Kukira aku sudah beri tahu dia bukan putramu. Kau bisa apa untuk putraku? Kau jelas tak bisa mencintainya lebih dari aku. Bagaimana dengan hal lain? Apa Kau bisa kerja keras untuk putra orang lain?” kata Jong Ryul merendahkan. 

Dong Baek marah mendengarnya, Yong Sik ingin membahas tentang uang. Jong Ryul dengan nada bertanya apakah Yong Sik punya uang. Nyonya Kwak masuk bar sambl mengumpat berandalan gila. Ia pikir anaknya itu idiot, Kenapa mendengarkannya. Yong Sik kaget melihat ibunya yang datang. 

Akhirnya Dong Baek dan Yong Sik mengikuti Nyonya Kwak sampai ke depan restoran. Keduanya terlihat binggung, Nyonya Kwak mengeluh keduanya yang mengikutinya. Dong Baek hanya bisa tertunduk diam. Nyonya Kwan langsung memberitahu kalau tak suka dengan Dong Baek lagi.
“Aku benci kau.” Ucap Nyonya Kwak. Yong Sik panik meminta agar ibunya tenang. Nyonya Kwak langsung mengumpat pada anaknya.
“Aku Sangat sakit melihatmu diperlakukan seperti itu!”ucap Nyonya Kwak marah
“Ibu, kau tahu apa? Kau tak tahu apa-apa!” kata Yong Sik. Nyonya Kwak mengaku cukup tahu.
“Pria yang selalu di TV itu ayah Pil-gu. Lalu dia kencan denganmu dan membiarkannya datang kapan pun.” Kata Nyonya Kwak marah
“Astaga, kau sungguh keliru!” ucap Yong Sik panik. Nyonya Kwak pikir anaknya yang Bodoh ini tahu semua itu, tapi membiarkannya. Dong Baek ingin menjelaskan tapi Nyonya Kwak lebih dulu bicara.
“Kau membuat putraku mengalami kesulitan. Menurutmu, bagaimana perasaanku?” ucap Nyonya Kwak marah. Yong Sik kebingungan. 


Di rumah sakit
Hyang Mi melihat isi kopernya, sambil mengeluh beli piama pasangan karena mereka pengantin baru tapi jadi sekarang lebih baik pakai saja. A lalu berbicara pada nenek yang masih mengunakan alat bantu nafas, memberitahu kalau bisa dirawat gratis di Denmark.
“Jujur saja, aku mengiriminya uang walau tahu itu. Aku hanya tahu dia butuh uang. Kubiarkan aku ditipu dan berharap dia bahagia. Mari putuskan hubungan saja. Jangan berkata aku kejam. Aku berbuat benar. Aku harus membantunya agar bisa lepas dariku.” Ucap Hyang Mi
“Kau mengerti maksudku, 'kan? Kau tahu dia agak bodoh.” Ungkap Hyang Mi
Flash Back
Hyang-mi akan masuk ke bar “JANGAN-LUPAKAN-AKU” saat itu seorang  anak kecil datang memanggil Hyang Mi dengan wajah lusuh. Hyang Mi melihat anak kecil mengunakan sandal besar lalu mengeluh kalau sudah menyuruhnya mengunakan kaus kaki.
“Kau... Jangan sampai demam... Kau juga akan demam.” Ucap Hyang Mi menatap anak kecil yang disayanginya lalu masuk ke dalam bar.

 “Dia bodoh dan terlalu sayang. Jadi, aku hanya bisa membantunya lepas dariku. Dia harus hidup bahagia dengan keluarganya Dia pantas hidup layak. Hye-hoon pantas hidup layak.” Ungkap Hyang Mi


Di restoran KEPITING RENDAM BAEKDU, Yong Sik terlihat gelisah sendirian. Dong Baek berbicara dengan Nyonya Kwak, Nyonya Kwak menegaskan Ini tak adil untuk putrany sambil mengeluh begitu sulit membesarkan anak
“Apa Kau pikir aku diam saja karena mengizinkan semuanya?”ucap Nyonya Kwak. Dong Baek hanya bisa tertunduk meminta maaf.
 “Aku tahu putraku pasti terluka  jika aku keras padamu. Karena itu aku tak boleh salah perlakukan kau.” Ucap Nyonya Kwak
“Nyonya Kwak, aku tahu kau sudah banyak kesulitan. Namun, aku selalu mengacau.” Kata Dong Baek merasa bersalah.
“Kalian terus berbuat sesuka kalian. Jadi, aku akan lakukan hal yang sama dan hidup semauku. Aku lelah menahan marah dan pura-pura baik-baik saja. Aku tak tahu soal ayah Pil-gu.” Ungkap Nyonya Kwak.
“Nyonya Kwak, selama ini aku tak pernah menemuinya.” Akui Dong Baek. Nyonya Kwak pikir Dong Baek akan selalu terlibat dengannya  karena Pil-gu.
“Aku tahu pasti dia masih punya perasaan padamu. Dongbaek, ini tidak benar. Kenapa kau melukai putraku seperti ini?” ucap Nyonya Kwak. Dong Baek kembali meminta maaf.
“Jangan lakukan hal yang membuatmu minta maaf! Aku tak akan biarkan hidup putraku kesulitan karena mencintaimu. Yong-sik lahir setelah ayahnya tiada, jadi, dia sangat istimewa bagiku. Aku harus melalui berbagai kesulitan agar hidupnya bisa bahagia.” Tegas Nyonya Kwak.
“Namun kini, Apa kau akan membuatnya berbagi kesulitanmu? Maafkan aku, tapi aku tak bisa biarkan itu. Jangan buat dia iba padamu dengan wajah menyedihkanmu itu. Jangan tersenyum padanya dengan wajah cantikmu. Tinggalkan saja Yong-sik.” Kata Nyonya Kwak
“Apa kau Bisa berhenti berhubungan dengan putraku?” ucap Nyonya Kwak. Dong Baek hanya bisa menangis. 




Di luar restoran, Dong Baek baru saja keluar. Yong Sik langsung menghampirinya dan menanyakan keadaanya. Dong Baek pikir Ini hari yang panjang. Yong Sik penasaran apakah ibunya bersikap keras kepala lagi  da melukai perasaannya.
“Nyonya Kwak mungkin sedih sekarang. Jadi, kau masuk saja daripada mengikutiku hari ini.” Ucap Dong Baek. 

Di dalam bar, Dong Baek menerima telp lalu memberitahu kalau tak mengantar larut malam. Seperti si pria memaksa, Dong Baek pikir tak masalah dan bertanya alamatnya karena akan antarkan untuknya. Setelah itu Dong Baek memakai celemeknya.
“Aku masih harus selesaikan pekerjaanku hari ini.” Gumam Dong Baek berusaha untuk tetap santai.
“Apa Kau mengantar pesanan?” tanya Nyonya Jung. Dong Baek memberitahu ibunya kalau mereka harus mulai menjual cumi-cumi dan babi tumis karena Itu sangat populer.
“Apa Kau mau ke mana dengan mata bengkak? Kenapa kau pura-pura kuat? Pulang saja dan istirahat.” Ucap Nyonya Jung khawatir.
“Aku harus tetap sibuk. Jika aku tutup awal setiap menangis, aku tak akan bisa membayar tempat les Pil-gu.” Kata Dong Baek
“Astaga, kau sulit dipercaya. Kau tinggi dan cantik karena tak menuruniku. Namun, kenapa kau hidup sepertiku?” keluh Nyonya Jung
“Biar hidup berikan pukulan terbaiknya. Aku tetap tak akan jatuh.” Tegas Dong Baek.
“Seharusnya aku tak datang. Seharusnya aku bunuh diri daripada melihatnya hidup begini.” Ungkap Nyonya Jung merasa berslaa. 

“Secara tak langsung aku dalam perjalanan membuat diriku terbunuh. Sekalipun Dongbaek baik, dia tak akan maafkan aku. Namun, aku bisa apa? Aku tak punya tujuan. Kurasa punya rumah bisa sangat berbahaya.” Ungkap Hyang Mi lalu melihat Dong Baek sedang mencoba menyalakan motornya.
Dong Baek menuliskan pesanan “CUMI-CUMI DAN BABI TUMIS SATU PORSI” Hyang Mi menatap dari kejauhan merasa kalau Dong Baek itu menyebalkan sekali.
“Astaga, jalang sialan itu... Mi-sun sungguh menyebalkan.” Ucap Dong Baek kesal karena motornya tak menyala. 

Hyang Mi datang langsung menyuruh Dong Baek minggir, Dong Baek terdiam melihat Hyang Mi kembali, Hyang Mi mengeluh Dong Baek mengantar walau tak bisa menyalakannya. Dong Baek bertanya apakah Hyang Mi  mau pergi.
“Mulai kini, minta mereka memesan dua porsi atau lebih. Ini hanya satu porsi. Bahkan Kedai kopi pun tak menerima pesanan tunggal.” Ucap Hyang Mi kesal dengan sikap Dong Baek yang terlalu baik.
“Orang yang sendirian juga berhak makan cumi-cumi dan babi tumis Ucap Dong Baek
“Kau tak perlu mencemaskan itu.”kata Hyang Mi menahan air matanya, Dong Baek  bingung melihat Hyang Mi menangis.
“Kenapa kau banyak tanya? Apa kau sungguh bodoh?” keluh Hyang Mi
“Astaga, kau sangat menyedihkan. Kenapa menangis? Kau bahkan tak bisa kabur dengan 30 juta won” keluh Dong Baek.
“Seharusnya kau menghajarku sekarang. Kenapa terus permalukan aku seperti ini? Hidup kita berdua sial. Namun, kenapa kau selalu sangat...” ucap Hyang Mi
“Apa? Kau akan perlakukan aku seakan-akan lebih muda darimu? Kau lebih tua, 'kan?  Astaga, sudah kuduga. Itu jelas bohong.” Ejek Dong Baek
“Kau tak dicintai orang tuamu dan dunia tak pernah baik padamu. Kenapa kau selalu murah hati walau tak pernah dicintai? Kenapa kau berhati besar?” ucap Hyang Mi menangis.
“Apa Kau mengambil gelangku? Germanium tak bernilai. Lagi pula, itu gelang tua.” Kata Dong Baek melihat Hyang Mi memakai gelang yang sudah dilepaskanya.
“Aku ingin mengingatmu. Aku tak ingin melupakanmu. Karena itu kuambil.” Ungkap Hyang Mi saat itu lampu di bar menyala  tertulis “AKU HANYA MENCINTAIMU, CAMELLIA”
“Kerja bagus menamai tempat ini. Hidupmu akan lebih baik berkat makna Camelia. Semua bunga punya makna bagus. Ada beberapa yang bermakna malang. Apa Kau tahu arti bunga forget-me-not?” kata Hyang Mi. Dong Baek memikirkan sesuatu.
“Artinya "Jangan lupakan aku." Jadi Jangan lupakan aku, oke? Aku ditinggalkan ibu dan adikku. Namun, aku ingin kau mengingatku. Itu setidaknya akan memberi makna pada hidupku.” Ucap Hyang Mi
“Ada apa, Hyang-mi? Apa sesuatu terjadi? Ada masalah apa?” tanya Dong Baek melihat sikap Hyang Mi berbeda.
“Siapkan rebusan dan alkohol untukku. Jika rasanya enak, aku akan berusaha membayarmu sebelum pergi.” kata Hyang Mi. 



Dong Baek baru saja selesai masakan makanan dan mematikan kompor. Ia bertanya-tanya kenapa Dong Baek kembali dan berpikir tersesat. Saat itu  telp bar berbunyi, Dong Baek mengangkatnya
“Apa Kau mengantar pesanan?” tanya seorang pria sambil terbatuk. Dong Baek bingung tentang pesanan, saat itu ponselnya berbunyi “ALARM”
“Apa kau akan datang kali ini?” tanya si pria, Dong Baek bingung dan saat itu waktu kejadian Hyang Mi terbunuh.
“Perkiraan waktu kematian, antara pukul 22.00 dan 23.00.”
Bersambung ke episode 24

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar