PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 11 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini


Yong Sik memeluk Dong Baek sambil menatap tulisan di dinding [SUDAH KUBILANG JANGAN USIL, AKU MENGAWASIMU TIAP HARI SEJAK HARI ITU] Dong Baek bingung merasa  Ini terlalu tiba-tiba, Yong-sik mencoba menjelaskan dan saat itu Dong Baek melihat tulisan dinding.
Tangan Dong Baek  langsung meremas baju Yong Si karena kaget. Yong Sik pun tak bisa berkata-kata melihat CCTV yang sudah tak berfungsi. 

Pada jam 2 dini hari, seseorang masuk dari pintu belakang lalu mengendap-ngendap ke arah samping CCTV, lalu menutup kamera dengan pilox.
Yong Sik mencoba mendorong kunci pintu belakang dengan sumpit dan bisa masuk dengan mudah. Tuan Byun yang didepanya seperti tak percaya ada yang berani masuk ke bar. Yong Sik yakin Ini seseorang yang tahu dan Si pelaku jelas tahu tempat ini.
“Dari pintu samping itu hingga tata letak, cara bergerak di dalam... Bahkan kameranya. Dia bahkan tahu letak kamera pengawasnya. Karena itu dia bisa bergerak di titik buta dan melakukan ini pada dinding tanpa tersasar dalam gelap.” Jelas Yong Sik yakin
“Masalahnya... Kameranya baru dipasang kemarin.” Kata Tuan Byun bingung.  Yong Sik pikir pelakunya hantu.
“Bagaimana bisa orang tahu dalam sehari?” ucap Tuan Byun. Yong Sik mengartikan kalau hantunya pasti salah satu orang yang ada di sini kemarin.
“Bedebah ini pasti tertangkap kamera Harusnya kita bisa menemukannya dalam video dari sebelum kejadian ini.” Ucap Yong Sik kesal.
“Jika begitu... Kita harus... Kita harus laporkan ke atasan terlebih dahulu. Begini... Entah ini dilakukan oleh Pengusil atau psikopat, kita harus jaga TKP dahulu.” Kata Tuan Byun memutuskanya sebagai kepala polisi.
“Astaga, banyak orang datang ke restoran ini. Kau pikir bisa temukan apa di sini? Apa Kau kira bisa dapat sidik jari atau rambutnya di sini?” keluh Yong Sik.
“Mari hubungi Forensik lebih dahulu.” Ucap Tuan Byun. Yong Sik mengeluh meminta Tuan Byun agar memelankan suaranya.
“Apa Kau ingin panggil Forensik? Apa Perlu kita pasang garis polisi? Atau Apa Perlu kita panggil seluruh reporter dan detektif dan biarkan mereka memberi tahu seluruh negeri soal ini?” keluh Yong Sik marah
“Kau sadar di sini tempat Pil-gu makan dan belajar, kan?” tegas Yong Sik. Dong Baek dilantai atas hanya bisa terdiam mendengar pembicaraan kedua polisi.
Ia akhirnya membuka kotak yang disimpanya selama dan melihat artikel di sebuah koran [SAKSI MUNGKIN SEORANG PELACUR] 



Tuan Byun menghela nafas. Yong Sik pikir yang mereka harus lakukan... lalu merasa kalau butuh berpikir juga. Dong Baek turun memberikan kotak yang selama ini disimpanya, lalu memberitahu  Mereka memanggilnya pelacur dan a hanya pelacur kotor yang menjadi korban pembunuh berantai
“Lalu aku harus menjaga sikapku karena aku berhasil selamat.” Ucap Dong Baek
“Siapa bedebah yang mengatakan itu tanpa tahu apa pun?” kata Yong Sik marah
“Tak ada yang ingin tahu kebenaran. Yang mereka percaya menjadi kebenaran.” Ucap Dong Baek
“Dongbaek, kenapa kau terus menyimpan artikel bodoh itu selama ini? Lalu kenapa kau masih ingat semua komentar di internet?” kata Yong Sik marah
“Kau benar. Aku masih ingat semua komentar itu walau lima tahun sudah berlalu. Pengusil tak membunuhku, tapi orang-orang terus menikamku berulang kali. Aku tak ingin mengalaminya lagi.” Ucap Dong Baek
“Dongbaek, akan kupastikan kau takkan pernah mengalaminya lagi.” Tegas Yong Sik menyakinkan.
“Aku mencemaskan Pil-gu, bukan aku. Dia meramban internet setiap hari. Jika dia menemukan komentar-komentar itu, dia akan mengingatnya seumur hidup. Aku tak ingin dia membawa luka emosional semacam itu.” Jelas Dong Baek menahan tangisnya.
“Kami bisa persempit daftar tersangka saat lihat rekaman video pengawas, dan akan kutangkap dia. Kau takkan terluka sama sekali. Tak ada yang akan menimpamu karena akan kutangkap bedebah itu.” Tegas Yong Sik yakin bisa menangkapnya.
“Dasar Bodoh. Kau takkan bisa ungkap kasus dengan tekad.” Keluh Tuan Byun melihat anaknya.
“Lalu bagaimana dengan mereka? Mereka bahkan tak punya tekad. Mereka minta kita cari orang berukuran sepatu sama. Kau berharap apa? Forensik hingga Unit Investigasi Area Besar, mereka coba semua tapi tetap tak bisa menangkap pelakunya.” Keluh Yong Sik kesal
“Ini membuatku gila.” Ungkap Tuan Byun. Yong Sik makin kesal ingin tahu Tuan Byun itu memihak siapa
“Apa Kita perlu buat laporan? Apa Pasang garis polisi?” ucap Yong Sik kesal. Dong Baek kebingungan melihat tulisan di dinding.
“Hei, Hyang-mi akan datang sebentar lagi... Itu. Bagaimana dengan itu?” tanya Tuan Byun menunjuk ke tulisan AKU MENGAWASIMU TIAP HARI SEJAK HARI ITU




Yong Sik mengejar Dong Baek keluar bar bertanya mau ke mana. Don Baek mengaku cemas jadi merasa harus periksa Pil-gu. Yong Sik setuju Dong Baek  harus periksa dan akan mengantarnya pulang segera. Dong Baek pikir Hyang-mi akan segera kemari.
“Bisakah kau di sini dan selesaikan mengecatnya untukku?” kata Dong Baek merasa khawati Hyang Mi bisa tahu.
“Aku tak bisa biarkan kau sendiri setelah itu tadi.” Ucap Yong Sik. Dong Baek pikir Yong Sik akan mengikutinya seharian?
“Bagaimana pun, aku harus berjalan di gang ini sendirian. Sejauh ini aku baik.” Kata Dong Baek
“Lalu aku ini apa? Jika kau ingin terus pergi sendirian, apa gunanya aku?” keluh Yong Sik marah
“Masalahnya, seluruh negeri akan dengar ini jika Hyang-mi tahu. Mengecatnya lebih penting bagiku sekarang, jadi, tolong lakukan untukku, Yong-sik.” Pinta Dong Baek. Yong Sik menghela nafas akhirnya menyetujui pilihan Dong Baek.
“Kalau begitu akan kuselesaikan lalu meneleponmu. Tetaplah di rumah. Lalu Kenapa tak tutup bar beberapa hari? Katakan kau merenovasinya atau liburan.” Saran Yong Sik
“Kenapa tak kubuka? Dia mungkin ingin lihat apa yang terjadi setelah ulahnya semalam, dan juga raut wajahku. Kurasa dia akan datang hari ini.” Kata Dong Baek merasa berani.  Yong Sik mengeluh mendengarnya.
“Katanya dia mengawasiku tiap hari. Dia ingin melihatku hari ini.” Kata Dong Baek yakin. 



Dong Baek akhirnya berjalan di lorong yang terlihat gelap dan menyeramkan. Ia berusaha berjalan dengan penuh keberanian, tapi ketakutan saat berjalan. Tiba-tiba terdengar teriakan memanggil namanya. Yong Sik berlai memanggil Dongbaek.
“Kubilang aku bisa pulang sendiri.” Keluh Dong Baek. Yong Sik mengaku  akan mengantarnya.
“Apa Kau cemas aku tak bisa temukan tempatku?” ejek Dong Baek. Yong Sik mengaku hanya tak mau melepas Dong Baek.
“Aku ini juga cenderung lengket... Ayo.” Goda Yong Sik. Dong Baek kaget melihat sosok pria yang duduk sendirian seperti akan menyerangnya.
“Aku akan menangkap psikopat itu. Kau tak perlu takut.” Ucap Yong Sik menenangkan melihat pria yang minum banyak 

Yong Sik berjalan dengan Dong Baek berpikir diam saja di rumah hari ini dan istirahat. Dong Baek mengingat  Dahulu saat terbiasa sendirian dan melihat serangga berkaki banyak. Ia dahulu kaget tiap melihatnya, tapi akhirnya belajar kalu harus menindihnya segera jika sungguh takut.  Yong Sik bingung.
“Jika mereka sembunyi saat kau teriak, maka kau akan lebih takut karena kau harus hidup dengan mereka. Mirip bedebah yang mengawasiku selama lima tahun. Jadi, mari tindih dia segera.” Ucap Dong Baek.

‘Apa Kau sungguh tak apa-apa?” tanya Yong Sik khawati. Dong Baek ingat Yong Sik mengatakan dirinya tangguh dan berani dan orang-orang merundungnya tanpa tahu cakar yang dimilikinya.
“ Benar. Ini Dongbaek yang kukenal. Aku suka padamu karena kau bisa sangat bernyali.” Kata Yong Sik mencoba agar bisa tenang.
Flash Back
Dong Baek berani melawan Tuan No memberitahu harga Bekicotnya 15.000 won, tumis babi 12.000 won, dan kerang 8.000 won. Dan Tapi harga itu tak termasuk hak menyentuh atau senyumnya. Saat itu Tuan No terlihat kaget mendengarnya.
“Aku menjual alkohol. Di sini kau hanya bisa membeli alkohol. Itu saja.”tegas Dong Baek.
“Begitulah awalnya.” Gumam Yong Sik menatap Dong Baek langsung terkesima.

“Lalu Kenapa menutup bar? Aku bahkan beli halibut hari ini.cBedebah itu bisa bercanda semaunya. Aku ikuti jalanku.” Kata Dong Baek yakin.
“Saat pertama, aku jatuh hati padanya karena dia bernyali, tapi tenang.” Gumam Yong Sik menatap Dong Baek
“Setelah mengantar Pil-gu sekolah, maka aku akan rendam halibut yang kubeli. Akan kupotong, buat sup, lalu menjualnya. Itu targetku hari ini.” Ungkap Dong Baek.
“Tapi sekarang, itu yang membuatku marah.” Gumam Yong Sik mencoba menutupi amarahnya.
“Sudah kubilang. Bar tak pernah tutup selama lima tahun untuk tunjukkan pada Pengusil.” Kata Dong Baek
“Marah karena merasa bersalah.cAku lebih marah karena merasa bersalah tanpa alasan.” Gumam Dong Baek
“Tidak akan kubiarkan jika dia bertingkah sekarang.” Tegas Dong Baek. Yong Sik tiba-tiba berhenti dan langsung memegang tangan Dong Baek. Dong Baek binggung.
“Tanganmu berkeringat. Kenapa kau selalu mengepal erat tanganmu?” kata Yong Sik lalu mengelapnya. Dong Baek seperti baru sadar kalau Tangannya berkeringat...
“Ini karena kau kepalkan tanganmu terlalu lama.” Kata Yong Sik mencoba mengeringkannya. Yong Sik hanya bisa terdiam. 


Flash Back
Dong Baek terus mengengam tanganya untuk melawan rasa takutnya, diam-diam Yong Sik mengikuti Dong Baek dan melihat dari kejauhan seperti hanya ingin memastikan. Saat melihat Dong Baek sangat ketakutan akhirnya berlari memanggilnya.
“Dongbaek, ada yang berkata Sirasoni sebenarnyapetarung yang lebih baik dari Du-han,tapi tak punya kekuatan lebihkarena tanpa pengikut. Kau seperti Sirasoni. Kau bisa sangat kuat tanpa bantuan, tapi kini kau punya pengikut yang selalu ada untukmu.” Tegas Yong Sik.
“Tak peduli di mana pun, jika kau tampak ragu atau kesulitan, aku akan segera datang untukmu. Jadi, lepaskan kepalanmu, oke? Lalu berdiri tegak. Kini, mari jalan bersama.” Kata Yong Sik
Dong Baek tersenyum mendengarnya, Yong Sik pun bisa tersenyum lalu mengajak mereka pergi bersama. Terlihat ada tulisan “LYNX DI DAERAH INI”


Tuan Byun mengecek dinding lalu mengeluh tak bisa berhenti berpikir kalau ia lakukan semua kerja kasar, sementara Yong Sik menyelidiki kasus. Yong Sik terus memastikan CCTV. Tuan Byun memberi perintah  Pertama, identifikasi semua yang dilihat di video.
“Lihat jika kau bisa dapat salah satu yang terus melihat ke kamera.” Udap Tuan Byun.
“Sial. Apa orang-orang ini tak pernah melihat kamera pengawas?” keluh Dong Baek kesal.
Flash Back
Saat kamera pertama kali dipasang, semua pria menatapnya. Mereka bertanya-tanya alasan Dong Baek  memasang kamera ini. Disana ada Hyang Mi hanya duduk tak diam. Mereka merasa Dong Baek jadi mengerikan lalu dibagian depan tertulis peringatan "Jika kau kasar padaku, aku juga akan begitu."

Yong Sik menuliskan semua nama “KANG BYEONG-DU, GONG JIN-BAE, KIM BEOM-RYONG, IBU” Tuan Byun akhirnya selesai mengecet mengeluh  lelah lalu bingung bertanya "Ibu" siapa yang dimaksud. Yong Sik memberitahu Ibu Dongbaek ada di dapur saat kamera pengawas dipasang.
“Aku hanya membuat daftar semua orang yang berada di sini hari itu.” Jelas Yong Sik. Tuan Byun baru tahu Ibu Dong Baek ada direstoran.
“Dia bekerja paruh waktu.” Jelas Yong Sik. Tuan Byun tak percaya mendengarnya.
“Astaga, tunggu. Siapa lagi yang tahu soal kamera pengawas dipasang?” ucap Yong Sik mencoba mengingat-ingat.
“Tapi harus kukatakan, hal-hal ini terjadi sejak dia datang kemari.” Komentar Tuan Byun.
“Apa? Itu tak masuk akal. Itu teori yang tak masuk akal. Aku paham dia demensia, tapi kenapa berbuat begitu pada putri sendiri? Siapa tahu? Mungkin ada motif tersembunyi.” Kata Tuan Byun curiga. Yong Sik tak percaya mendengarnya.
“Tapi Apa kau yakin ibu Dongbaek mengidap demensia? Nenekku juga menderita demensia. Tapi sikapnya sangat berbeda.” Jelas Tuan Byun curiga.
“Dia memakai gelang yang itu.  Kita semua lihat perbuatannya di kantor.” Kata Yong Sik.
“Tapi jika kau sungguh memikirkannya...Dia tak membuat masalah. Dia membantu putrinya, 'kan?” ucap Tuan Byun curiga. 


Di rumah Ibu Dong Baek membuatkan makanan,  Dong Baek akhirnya pulang memberitahu anaknya kalau Mulai hari ini, akan mengantarnya pergi les dan memperingatakan Pil Goo Jangan pergi sendirian. Pil Goo mengaku tak pernah pergi sendirian.
“Nenek mengantarku pergi tiap hari.” Kata Pil Goo. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Dia bahkan mengantarku ke arkade.” Kata Dong Baek dan meminta ibunya Ibu juga jangan berjalan sendirian.
“Jika kau hilang kendali...” ucap Dong Baek yang langsung disela oleh ibunya agar jangan mencemaskan dirinya.
“Aku tak bilang begitu.” Keluh Dong Baek. Ibunya meminta agar Dong Baek saja mencemasan dirinya. Dong Baek akan mengambil telur gulung.
“Jangan makan telur gulung yang kubuat untuk Dongbaek.” Kata Ibu Dong Baek menahan sumpit anaknya.
“Ibu, kenapa kau terus memanggilnya Dongbaek? Kau tak pernah buatkan untukku saat kecil.” Keluh Dong Baek kesal
“Wanita itu rakus sekali.” komentar Ibu Dong Baek pada Pil Goo yang dianggap sebagai Dong Baek. 

Dong Baek akhirnya mengantar anaknya ke sekolah dengan ibunya,  lalu bertanya pada Pil Goo apakah ada sekolah lain dengan tim bisbol bagus. Pil Goo sambil bermain games, menjawab SD Dongjung di Seoul. Dong Baek pikir Semua mahal di Seoul.
“Hanseung di Daejeon juga bagus.” Ucap Dong Baek. Pil Goo pun balik bertanya kenapa ibunya membahas itu.
“Apa Kita harus pindah, Pil-gu?” tanya Dong Baek. Pil Goo ingin tahu kenapa.
“Aku hanya ingin besarkan kau di tempat aman. Kurasa kota ini tak aman.” Kata Dong Baek khawatir.
“Ibu, aku akan jadi remaja tanpa kau sadari. Lalu Nenek berkata anak-anak tak mendengar saat besar.” Kata Pil Goo. Dong Baek menatap ibunya merasa bersalah.
“Dongbaek, kubilang aku tak bisa menjemputmu hari ini, 'kan?” kata Ibu Dong Baek pada Pil Goo.
“ Jadi Bu, bisa tolong jemput Dongbaek hari ini?” kata Ibu Dong Baek pada Dong Baek.
“Namanya Pil-gu, bukan Dongbaek.” Keluh Dong Baek kesal. Ibu Dong Baek seolah tak peduli memberitahu Pil Goo kalau Dong Baek akan menjemputnya nanti. Dong Baek hanya bisa menghela nafas merasa tak bisa dipercaya


“Berhenti memanggilnya "Dongbaek" dan pura-pura jadi ibu paling baik di dunia. Kau punya penyesalan, Kan? Jujur saja. Kurasa kau tak menyesali apa pun. Kau cukup dingin meninggalkan anakmu sendiri. Aku yang sangat menyesal.”ucap Dong Baek merapihkan rambutnya didepan jendela mobil.
“Kenapa kau pergi ke bank?” tanya Ibu Dong Baek. Dong Baek pikir harus tampak cantik.

Akhirnya Dong Baek seperti baru melihat syarat pengajuan pinjaman dan pegawai memberitahu kalau tak memenuhi syarat sama sekali dan bertanya Apa ada yang bisa digunakan sebagai jaminan atau orang yang bisa menjamin?
“Aku berpenghasilan rendah, jadi, aku tak punya semua itu.” Kata Dong Baek. Si pegawai bingung. Ibu Dong Baek hanya menatap anaknya dari kejauhan sambil meminum botol penyegar.
“Ini pinjaman pendapatan rendah, tapi aku tak bisa dapat.” Keluh Dong Baek melihat formulir PINJAMAN BISNIS KECIL

Akhirnya Dong Baek pergi ke ATM setelah mengprint bukunya, dan melihat kalau Saldo rekening yang sangat kecil. Ia pun mengeluh bahkan tak punya beberapa juta won walau bekerja tiap hari lalu memperlihatkan pada ibunya kalau anaknya sangat miskin.
“Mereka yang terlahir kaya hidup di dunia berbeda. Orang sepertiku yang terlahir tak punya apa-apa tak bisa dapat apa pun gratis.” Keluh Dong Baek sedih. Ibu Dong Baek hanya bisa diam saja. 

[KEPOLISIAN ONGSAN]
Yong Sik terus menatap komputer tanpa berkedip, Oh Joon bertanya pada Tuan Byun yang baru saja selesai mandi apa yang dilakukan Yong Sik. Tuan Byun membertahu Tampaknya pencuri membobol Camellia. Sung Min tak percaya kalau  Yong Sik sungguh menyukai Dongbaek.
“Kau bercanda? Dia tergila-gila padanya.” Ungkap Tuan Byun. Lalu Yong Sik bertanya  pemilik penggilingan operasi kelopak mata
“Ini mirip dia, tapi aku tak yakin.” Kata Yong Sik. Tuan Byun memberitahu Yong Sik harus menulis nama orang-orang yang tak ada di video.
“Tulis nama orang-orang yang tahu soal pemasangan kamera pengawas di Camellia. Semua yang kau lihat saat kau membeli kamera hingga saat selesai memasangnya. Jika kau memberi tahu orang soal memasang kamera, tuliskan juga namanya.” Kata Tuan Byun.
“Semua orang dari awal?” ucap Yong Sik bingung. Tuan Byun membenarkan kalau Toko itu kecil, jadi, siapa pun bisa menebak letak kamera dipasang.
“Jelas salah satu dari empat sudut. Kau tak perlu lihat untuk tahu.” Kata Tuan Byun. Yong Sik masih memikirkan Semua orang dari awal?


Flash Back
Jam 5.05 PM, Yong Sik ada di toko dengan Tuan No ada disana juga dengan saling menatap dingin. Ia mengingat bertemu dia di sana. Heung Sik bertanya pada ayahnya Apa kamera pengawas baru ada di atas. Heung Sik melihat Tuan No datang terlihat ketakutan.
“Heung-sik minta maaf pada pemilik gedung Camellia karena memaku dinding, itu menggangguku.”
“Astaga, dia membuatku gila.”kata Tuan No marah sambil memakai alat-alat.  Yong Sik ingat Tuan No yang mulai mengoceh.
“Pemilik gedung mencoba dapatkan benda seperti ini karena dia tak mau gunakan paku dan merusak dinding. Aku tak percaya penyewa menancapkan paku di dinding.” Kata Tuan No marah
“Orang dengan fetis pundak terus datang ke tempat itu.” Sindir Yong Sik. Tuan No tak percaya Yong Sik memanggilnya Fetis pundak.
“Dia terus meminta kacang sambil menepuk belakang pundaknya. Kami butuh kamera itu untuk memenjarakannya. Minggir.” Sindir Yong Sik lalu keluar dari toko
“Apa Boleh pasang ini?” ucap Heung Sik. Tuan No marah menyuruh agar jangan bicara dengannya karena Perasaannya sangat terluka.


“Dia yang pertama kulihat. Tapi Aku harus katakan sesuatu di situasi penuh intimidasi ini.”
Yong Sik menatap para bibi yang terlihat sinis kearahnya, lalu mencoba menjelaskan kalau Dong Baek biasanya bekerja hingga larut malam, jadi... Nyonya Kwak merasa tak berkomentar jadi Yong Sik boleh pergi sekarang dan ikuti jalanya. Yong Sik pun berjalan pergi.
“Aku terkejut dia membiarkanku pergi. Tapi dia membuktikan dia agresif. Dia mengubah masa depanku, tepat di sana”
“Hei.. Soal restoranku... Tak akan kuberikan padamu.” Kata Nyonya Kwak. Yong Sik mengeluh ibunya tiba-tiba membicarakannya
“Aku hanya beri tahu kau tak mendapatkannya. Saudaramu bisa membaginya, tapi kau tak dapat bagian.” Kata Nyonya Kwak.
“Terserah. Tapi kenapa tiba-tiba membahasnya?” keluh Yong Sik heran. Nyonya Kwak menyuru Yong Sik Pasang saja kamera pengawas itu.
“Kamera pengawas di restoranku tertutup kotoran burung, tapi kau bahkan tak peduli. Tapi kau harus pasang kamera itu di barnya secepat mungkin.” Sindir Nyonya Kwak
“Kenapa kau biarkan burung membuang kotoran di kamera itu?” komentar Yong Sik.
“Apa dia perlu menutup bokong burung?” kata Bibi Park membela.  Yong Sik tak peduli milih untuk pergi.
“Hal terakhir yang kudengar saat kabur adalah burung pun buang air di Rumah Biru. Tapi kejutan lain menantiku.” 



Jam 5.30 PM
Nyonya Hong melonggo didepan bar, Yong Sik menyapanya  bertanya alasan datang dan berpikir kalau dan melihat gedung dan memberitahu kalau Dong Baek akan pindah.
“Aku ingin dapat izinnya karena bertemu dia. Aku ingin memasang kamera pengawas. Sebenarnya, mungkin dua atau tiga kamera.”  Nyonya Hong pun mempersilahkan.
“Katanya, Tuan No takkan bisa katakan apa pun sekalipun Dongbaek mengukir dinding itu, dan kuberi tahu posisi politikku.
“Jika seseorang dari keluargamu harus menjadi gubernur Ongsan, kurasa orang itu seharusnya kau. Aku jelas akan memilihmu. Apa Kau mau pergi ke sana? Sebaiknya kau pergi.” ucap Yong Sik.
“Lalu aku berpamitan kepada calon gubernur sibuk.”
“Seharusnya gubernur seperti itu. Tapi Aku hanya kemari untuk minum. Suamiku sedang berselingkuh bahkan aku tak punya teman minum.” Keluh Nyonya Hong melangkah pergi. 


Yong Sik akhirnya mengajak Heung-sik masuk dan memanggil Dong Baek dengan wajah bahagia, tapi melihat sosok Jong Ryul juga ada di dalam bar.
“Lalu aku bertemu dia yang tak ingin kulihat. Mereka tersangka yang kutemui sepanjang jalan.”
***
Yong Sik menulsikan nama HEUNG-SIK, WANITA KUE BERAS, AYAH JUN-GI, IBU, IBU Dong Baek , NYONYA HONG, KANG JONG-RYEOL, HYANG-MI, DONGBAEK. Ia memberitahu Tuan Byun sudah menuliskannya, tapi merasa bingung dengan daftar ini.
“Kenapa? Apa Kau merasa lelah memikirkan menyelidiki semuanya?” tanya Tuan Byun.
“Tidak, memeriksa semua tak masalah. Tapi Ini... Ini agak...” kata Yong Sik seperti merasakan ada sesuatu. 

Dong Baek menaruh selembaran “PINJAMAN UNTUK IBU RUMAH TANGGA” lalu makan toppoki dengan ibunya.  Ia menceritakan Pengusil mengamuk, lalu Para tetangga menatapnya dan pemilk gedung mengusir jadi tak tahu nasibnya sekarang.
“Kue beras tusuk masih 500 won di sekitar sini.” Ucap Dong Baek , sementara Nyonya Jung melihat LAPORAN REKENING
“Kenapa semua murah di sini? Aku tak bisa pindah karena rumah juga murah.” Keluh Dong Baek.
“Apa Ini untuk asuransi jiwamu?” tanya Nyonya Jung. Dong Baek pikir ibunya harus ikuti jalannya.
“Kau harus ingat apa punya anak lain Atau mungkin kau bisa ke panti jompo. Takkan terjadi hal baik jika tinggal denganku. Kita bertiga akan menderita. Bukankah lebih baik jika kau menderita sendirian dengan damai?” kata Dong Baek frustasi.
“Kau buat masalah jika menderita sendirian. Orang bodoh akan memikirkan hal bodoh, orang jahat akan memikirkan hal jahat. Jika kau menderita sendirian, maka menjadi marah dan putus asa, monster bisa muncul dari cermin.” Ucap Nyonya Jung menatap dingin.
“Kau membuatku takut. Apa maksudmu?” kata Dong Baek terlihat ketakutan. 


Yong Sik melihat kalau  Ini sedikit menakutkan. Tuan Byun pun mengartikan kalau Yong Sik ketakutan dan menyindir Pengusil sedikit menakutinya. Yong Sik mengatakan bukan seperti itu, lalu menjelaskan Hanya saja ia mengenal baik semua orang.
“Tak seorang pun di daftar ini bisa membunuh.” Kata Yong Sik. Tuan Byun yakn Tak ada yang berbuat begitu di sini dan Pasti itu orang luar.
“Bagaimana jika tidak? Aku takkan terlalu takut jika pelakunya memiliki tanduk di kepala. Saat kita menangkapnya, maka aku takut dia mungkin sungguh biasa. Aku takut dia mungkin ternyata orang yang kita kenal. Ini menakutkan.” Ucap Yong Sik
“Semua tampak baik di luar. Jangan mudah percaya.” Kata Nyonya Hong menatap anaknya seperti penuh makna. Dong Baek menatap ibunya dengan wajah bingung.
Bersambung ke EPISODE 16

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar